Anda di halaman 1dari 7

Bagan Siapi-api merupakan salah satu kota di wilayah kabupaten Rokan Hilir yang terletak di

provinsi Riau. Kota yang memiliki unsur instrinsik keberagaman budaya . Keberagaman budaya
di Bagan Siapi-api tercipta melalui persilangan budaya antar pribumi dan pendatang, yaitu
Melayu dan Tionghoa, mulanya dari datangnya Cina perantauan (sering disebut dengan “Hoa
Kiau”). Kedatangan suku Tionghoa tersebut menyebarkan dampak perubahan pada budaya
Melayu di Bagan Siapi-api. Masyarakat Tionghoa memiliki keberagaman tradisi kebudayaan
terus lestarikan, salah satunya adalah Upacara Bakar Tongkang.

Prosesi Upacara Bakar Tongkang atau bisa disebut “Go Ge Cap Lak” adalah bentuk rasa syukur
pada dewa laut yaitu Ki Ong Ya dan Tai Su Ong yang ketika itu menyelamatkan orang-orang
Tionghoa dari pelarian dan sampai dengan selamat di Bagan Siapi-api. Sejarah mengaatakan,
orang-orang Tionghoa meninggalkan secara diam-diam dari Tiongkok menggunakan tiga perahu
kayu atau yang disebut dengan tongkang. Namaun dari ketiga kapal tersebut, hanya satu kapal
yang dipimpin oleh Ang Mie Kui yang selamat dan sampai di Bagan Siapi-api, kapal yang
selamat berisi patung dewa Ki Ong Ya yang ditempatkan pada haluan kanan sedangkan patung
dewa Tai Su Ong ditempatkan dalam rumah kapal tersebut.

Perayaan Upacara Bakar Tongkang ini mulai di acarakan setiap tanggal 16 bulan kelima setelah
perayaaan Tahun Baru Cina atau Imlek. Di dalam Upacara Bakar Tongkang terjadinya fenomena
percampuran budaya, yaitu antara etnis Tionghoa dan Melayu. Tujuannya untuk mengikat tali
persaudaraan .Tidak hanya tali persaudaraan antar suku Tionghoa saja, tetapi juga menumbuhkan
solidaritas yang sam antara etnis Tionghoa dan Melayu, serta antar umat beragama meskipun
terdapat potongan - potongan kebudayaan yang tidak bisa disatukan. Akan hal nya aspek-aspek
lain seperti, ekonomi diantara dua etnis yang bersatu.

Ritual Bakar Tongkang berdasarkan bahasa mandarin di kenal dengan sebutan (Hanzi
Sederhana: 烧王船庆典; Hanyu Pinyin: Shao Wang Chuan Qing Dian) atau abreviasi dalam
Bahasa Hokkien dikenal sebagai Go Gek Cap Lak (Hanzi Sederhana: 五月十六日) . Semakin
bertambah nya tahunritual ini semakin di kenal dan mampu menarik wisatawan dari negara
Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok Daratan. Kini acara tahunan ini habis-
habissan dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai akar pariwisata.

Dahulunya masyarakat hanya menganggap ritual ini hanya sekedar upacara untuk meneruskan
kewajiban secara turun-temurun ,itu di sebabkan karna kurang nya ilmu dan wawasan
masyarakat sekitar tetapi saat ini anggapan itu telah berubah menjadi moderen dan
menambahkan nilai ekonomi bagia masyarat sekitar .Ternyata dahulu upacara Bakar Tongkang
ini sempat di larang di terapkan di Indonesia karena upacara Bakar Tongkang di anggap bukan
tradisi atau ritual dari etnis khas indonesia tetapi sejar era Presiden Gusdur ritual tersebut di
munculkan kembali .Karena ritual tersebut mendiami daerah indonesia dan mengalami
pecampuran etnis yang ada di Indonesia yaitu etnis melayu.
Membahas keunikan dari upacara Bakat Tongkang ini bisa di jelaskan melalai keunikan yang
terpendam yaitu ke mana arah jatuhnya tonggak kayu yang dipasang pada tongkang. Situasi
menjadi penting bagi masyarakat Tionghoa karena arah jatuhnya tonggak kayu akan menjadi
ramalan tersendiri mengenai nasib rezeki masyarakat.Nasib akan di tentukan oleh dua arah yaitu
utara untuk laut dan selatan untuk darat. Jika tonggak jatuh ke arah utara, maka rezeki di tahun
ini akan lebih banyak di laut. Sedangkan jika tonggak jatuh ke arah selatan, alkisah rezeki akan
lebih banyak datang dari arah darat.

Membahs proses dari upacara Bakar Tongkang ini Prosesi Ritual Bakar Tongkang dapat dilihat
dari Karakteristik Subjek Ritual Bakar Tongkang,objek dari upacara ini :

1 Tanki.

Tanki/ Loya merupakan insan yang memiliki keistimewaan atau ahli ghaib yang mempunyai
kekuatan. Dengan kehebatannya.Tanki diyakini mampu menjalin hubungan dengan Dewa-Dewi,
sehingga Tanki merupakan penengah atau penghubung antara masyarakat Tionghoa dengan
Dewa-Dewi. Masyarakat Tionghoa terutama masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi sangat
mempercayai dan meyakini akan keistimewaan seorang Tanki.

.2 panitia acara

Panitia acara adalah sekumpulan orang yang bertanggung jawab atas terselenggaranya acara
ritual ini, yakni orang-orang yang bekerja dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berjalinan
dengan pelaksanaan ritual bakar tongkang. Panitia acara dalam pelaksanaan ritual bakar
tongkang terpecah menjadi dua yaitu panitia acara dari pemerintah setempat dan panitia acara
dari masyarakat tionghoa.

.3 Peserta Pawai

Peserta pawai adalah wujud dalam ritual yaitu masyarakat tionghoa yang ikut barisan dalam
pengarakan tongkang menuju lokasi pembakaran, seperti para peserta yang mengangkat
tongkang, yang mengangkat tandu, pemain musik tradisional Cina/tetabuhan, drumband,
karnaval, dan sebagainya.

.4 Penikmat/Penonton

Penikmat atau penonton yang di jelaskan dalam upacara yakni masyarakat tionghoa yang ikut
dalam perjalanan pengarakan tongkang menuju lokasi pembakaran, namun dalam perjalanan
masyarakat tionghoa ini, yang tidak ikut sebagai peserta pawai, seperti membawa tongkang,
membawa tandu, Mementaskan musik tetabuhan, drumband, karnaval dan sebagainya,
melainkan masyarakat tionghoa ini hanya menonton dan ikut-ikutan dibelakang para peserta
pawai, dan biasanya sebagian masyarakat tionghoa ini dengan membawa hio/dupa yang dibakar,
dimana perkiraan ini tidak diharuskan untuk ikut dalam pengarakan tongkang, namun siapa saja
yang mau ikut

Jika ada proses nya maka ada pula persiapan yang harus di siapkan menjelang acara Ritual
Bakar Tongkang yaitu :

1 Pembuatan Tongkang

Tongkang atau kapal dalam ritual bakar tongkang merupakan bagian yang sangat penting, karena
objek dari ritual ini yaitu membakar tongkang atau kapal, untuk itu pembuatan tongkang ini
harus sudah disediakan jauh - jauh hari sebelum pelaksanaannya. Pekerjaa dalam pembuatan
tongkang yaitu panitia acara bagian pembuatan tongkang. Kapal/tongkang dibuat berdasarkan
petunjuk Dewa Kie Ong Ya melalui seorang Tanki. Dewa akan mengarahkan petunjuk tanggal,
hari bahkan jam yang baik untuk membuat kapal/tongkang.

Setelah didapatkan hari baik/bulan baiknya itu panitia yang bagian pembuatan tongkang pun
memulai membuat kapal, dengan arahan seorang yang ahli dalam membuat kapal. Pembuatan
kapal tongkang biasanya dilakukan 2-3 bulan menjelang hari pelaksanaan.Duplikat Kapal
Tongkang dipersiapkan pembuatannya sebulan sebelumnya, dengan ukuran replika tongkang
sepanjang 9,2 meter, lebar 2 meter, dan tiang tinggi 2,7 meter dengan bobot 400 kilogram. Bahan
utama dalam pembuatan tongkang yaitu kayu, bambu dan kertas, setelah pembuatannya selesai
tongkang pun dicat dan dihiasi dengan pernak-pernik sehingga terlihat sangat megah dan meriah.

.2 Pemasangan Baliho, Spanduk, Bendera

Pemasangan Baliho, Spanduk, Bendera dan sebagainya di terapkan oleh panitia dalam acara
masyarakat tionghoa sekitar dua minggu sebelum hari pelaksanaan ritual bakar tongkang
berlangsung. Supaya ritual terlihat meriah dan megah tentunya dibumbui dengan berbagai
pernak-pernik yang dihias sesuai dengan ciri khas acara yang dilakukan agar para penonton
/wisatawan tahu apa, kapan, dimana acara tersebut di laksanakan.Pernak-pernik tersebut salah
satunya yaitu baliho, spanduk, bendera dan sebagainya yang disediakan oleh pihak panitia,
sebagaian ada dari pihak panitia acara pemerintah dan juga sebagian dari pihak panitia acara
masyarakat tionghoa itu sendiri.Mengani tempat penampilan di tampilkan di lapangan atau
panggung.

Berdasatkan proses masrakat Tiongha memiliki tata cara tersendiri berupa :

1. Parade Tongkang di Kuil Ing Hok Kiong / Doa Sebelum Pemakaman Doa ini dipanjatkan pada
pukul 00.00WIB di Kelenteng Ing Hok Kiong pada tanggal 15 tahun , bulan kelima dalam
penanggalan Imlek, dan kelenteng ini didedikasikan untuk menghormati Kie Ong Ya dan Tai
Sun. Para peziarah mulai berdoa dan membuat persembahan dengan arti . Utusan dari Tongji dan
para pembantunya, menara berbeda di kota Bagancia Piapi dan sekitarnya, menganugerahkan
kehormatan spiritual Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Sun di Klenteng Ing Hok Kiong . Ritual
ini berlanjut hingga siang hari saat event Barge Pickup masih dalam proses produksi. Kapal
dijemput sekitar pukul 16.00 WIB, dan pedang tersebut diarak dari fasilitas produksi ke
Kelenteng Inghok Kion.

2 .sembahyang setelah tongkang disemayamkan di klenteng ing hok kiong


Terkubur Setelah tongkang dimakamkan di Candi Inhok Kion, kegiatan peribadatan di Candi
Inhok Kion terhenti, ditutup sementara untuk menghibur Dewakieonya dan dewa lainnya, dan
papan peziarah digunakan. Hal ini berlanjut hingga pukul 00.00 WIB, dan saat memasuki pada
tanggal 16, sebuah tongkang diluncurkan. Upacara peresmian dilakukan oleh biksu gaib, , atau
sesepuh yang sering disebut Tangki atau Loya, atau salah satu pemuka adat masyarakat
Tionghoa. Setelah tongkang diresmikan, menara dibuka kembali dan doa dipanjatkan hingga
akhir acara. Di penghujung acara ini, sebuah tebing terbakar di lokasi kompor yang diluncurkan
oleh Bupati Roakan Hilir pada tahun 2007. Tank-tank itu berlari di depan para
dewa, memberikan penghormatan yang mendalam kepada , dan kemudian mengitari meja altar
dalam doa untuk membangkitkan kualitas aura spiritual dari masing-masing tank .

Tank-tank ini juga diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan di depan meja altar . Suasana
misterius menjadi sangat kuat. Jam 15.00 Wib, setelah seluruh pengarak tongkang berkumpul di
halaman Klenteng Ing Hok Kiong, maka iringiringan segera menuju arena pembakaran
tongkang, disini para Tanki beserta rombongan masingmasing juga ikut mengiring pengarakan
tongkang dengan menunjukkan berbagai atraksiatraksi, pertunjukkan barongsai, drum
band, karnaval dan diikuti para puluhan ribuan orang penziarah dibelakangnya dengan membawa
hiohio dibakar yang keharumannya memenuhi udara menyebarkan efek kesucian dan
melambangkan jasa kebijakan, mendorong aura spiritual untuk melawan semua godaan setan dan
membangkitkan halhal yang baik dan perbuatan yang tulus.

Setelah tamu-tamu spektakuler itu selesai, , seperti Menteri, Gubernur Riau, Bupati Rohil dan
pejabat serta sesepuh masyarakat Tionghoa lainnya, kapal ke tujuan untuk berdoa sesuai dengan
tuntutan mereka masing-masing.Saya berkesempatan untuk menungganginya. Tongkang yang
terbakar juga dibakar. Jumlah orang yang ditugaskan membakar tongkang tidak
ditentukan, tetapi biasanya ditentukan oleh Bupati setempat dan salah satu tokoh masyarakat
Tionghoa. Dalam hitungan menit, ribuan kertas ibadah berubah menjadi satu api yang cukup
besar, dan membakar seluruh bagian kapal hingga menjadi abu.
Jika sudah mengatuhi dengan jelas prosesi ritual Bakar Tongkang atau pun persiapan yang harus
di siapkan sebelum upacara tersebut tentunya kita harus mengetahui fungsi dari upacara Bakar
Tongkang ,fungsi dari upacara tersebut ialah :

1 Fungsi penyesuaian budaya baru terhadapat masyarat.

Makhluk hidup yang berperilaku adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi,
dengan kemampuan yang dimiliki oleh suatu sistem untuk bisa beradaptasi dengan diri atau
menempatkan diri dengan sistem lainnya dan sebuah sistem harus menangani situasi eksternal
yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan
itu dengan kebutuhannya yang dilaksanakan oleh masyarakat itu. Sistem ekonomi merupakan
subsistem yang melaksanakan fungsi masyarakat dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan
melalui tenaga kerja, produksi dan alokasi, melalui pekerjaan, ekonomi menyesuaikan diri
dengan lingkungan kebutuhan masyarakat dan membantu masyarakat menyesuaikan diri dengan
realitas eksternal. Acara bakar tongkang yang diadakan oleh masyarakat tionghoa Bagan siapi -
api semakin berkembang dan memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.

Dikatakan mempunyai nilai ekonomi karena keberadaannya dapat mempengaruhi keadaan


perekonomian masyarakat tionghoa istimewa dan masyarakat Bagansiapiapi secara
keseluruhannya. Jumlah pengunjung yang datang ke Bagansiapiapi pada saat acara ritual bakar
tongkang ini mencapai 50 ribu jiwa, hal ini membawa keberuntungan yang sangat besar bagi
masyarakat tempatan.Jadi, masyarakat tionghoa Bagansiapiapi khususnya dan masyarakat
keseluruhan secara umumnya melaui acara ritual bakar tongkang ini, meraka telah mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan melalui tenaga kerja, seperti pekerjaan, yang telah
mempu menyesuaikan masyarakat dengan lingkungan kebutuhan masyarakat dan membantu
masyarakat menyesuaikan diri dengan realitas eksternal.

.2 Fungsi pencapaian tujuan(niat)

Fungsi pencapaian tujuan acara ritual bakar tongkang dalam bidang politik/ sistem pemerintahan
bagi masyarakat tionghoa yaitu pencapaian Identitas Etnis artinya dengan adanya acara ritual
bakar tongkang masyarakat tionghoa diakui keberadaan dan kedudukannya atau mempunyai
identitas kependudukan yang sama dengan masyarakat lainya. Tujuan lainnya dengan adanya
acara ritual bakar tongkang masyarakat tionghoa bisa merasakan kebebasan dalam melaksanakan
ibadah atau ritual. Sebelum tahun 2008, ritual bakar tongkang hanya dilakukan dengan sederhana
dan tidak banyak pengunjungnya bahkan hanya dinikmati oleh masyarakat tionghoa itu sendiri.
Namun, setelah tahun 2008 pemerintah akhirnya menjadikan acara ritual bakar tongkang sebagai
acara pariwisata nasional, dengan demikian maka masyarakat tionghoa yang ada di Rokan Hilir
khususnya Bagansiapiapi merasa sangat bangga dan mampu berinteraksi dengan masyarakat luas
lainnya dan menjadi suatu kebanggaan bagi mereka bahwa kebudayaan mereka diakui secara sah
bukan hanya di daerah saja namun juga diakui secara nasional. Dengan demikian tentunya tujuan
mereka untuk mencapai identitas yang sah sudah tercapai.

3. fungsi koalasi

Adanya ritual bakar tongkang ini juga memiliki nilai sosial dalam masyarakat Tionghoa. Hal ini
terlihat dalam persiapan acara KTT , dimana para tetua adat, tokoh masyarakat Tionghoa, para
donatur dan pejabat daerah bertemu sesering mungkin. Musyawarah untuk mencapai
kesepakatan dengan harapan sampai dengan hasil. Hal ini dapat mengarah pada kohesi,
keintiman, dan persaudaraan yang lebih erat antara orang Tionghoa dan non-Cina. Selain itu,
upacara bakar pedang ini akan dihadiri oleh orang Tionghoa Bagancia Piapi, dengan luar kota
seperti Pekanbaru, Medan, Jakarta dan Surabaya, serta Malaysia, Singapura, Taiwan dan Hold.
pertemuan etnis. Untuk menjaga hubungan etnis.

4. fungsi pola pemilahraan budaya

Sistem budaya adalah kekuatan utama yang menghubungkan berbagai elemen dunia sosial, , atau
sistem perilaku, dan budaya memediasi interaksi antar manusia, dan menghubungkan sistem
sosial yang berinteraksi dengannya. kepribadian. Dengan budaya tersebut, masyarakat Tionghoa
Bagancia Piapi berupaya untuk menjaga ikatan etnis dan hubungan lingkungan agar dapat terus
mengamalkan budaya religi ini. Karena norma dan nilai yang terkandung dalam ritual
pembakaran tongkang tongkang ini, maka masyarakat Tionghoa Bagancia Piapi akan
melanjutkan ritual pembakaran tongkang ini baik pada masyarakat Tionghoa warga Bagancia
Piapi maupun masyarakat Tionghoa yang berada di luar kota. Bagancia Piapi, saya sedang
mencoba melakukannya. Mereka semua berusaha untuk tetap menjadi bagian dari tongkang yang
terbakar itu.

Dan ternyata peristiwa pembakaran di tongkang ini bisa mengikat dan menjaga persatuan.
menghubungkan komunitas dengan ikatan yang sulit dan sulit untuk diputuskan. Dengan cara ini,
budaya memungkinkan orang untuk mempertahankan pola dan orang Tionghoa dapat
menginternalisasi budaya.

Dari banyak nya peminat yang mengikuti atau meyetujui proses upacara Bakar Tongkang ini
dapat di simpulkan bahwa masyarakat setuju akan adanya upacara tersebut meskipun terdapat
pencampuran etnis.Karna bagi masyarat sebuah tradisi harus tetap di lestarikan dan menjadi
sebuah kunsi dari sebuah budaya yang ada di suatu daerah.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ritual_Bakar_Tongkang
https://www.adira.co.id/sahabatlokal/article_short/metalink/bakar-tongkang

Rozali, Muhammad. "MOTIVASI KUNJUNGAN WISATAWAN PADA


EVENT WISATA BAKAR TONGKANG DI KABUPATEN ROKAN
HILIR PROPINSI RIAU." (2013).

Rozali, M. (2013). MOTIVASI KUNJUNGAN WISATAWAN PADA


EVENT WISATA BAKAR TONGKANG DI KABUPATEN ROKAN
HILIR PROPINSI RIAU.

ROZALI, Muhammad. MOTIVASI KUNJUNGAN


WISATAWAN PADA EVENT WISATA BAKAR TONGKANG
DI KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU. 2013.

Anda mungkin juga menyukai