Anda di halaman 1dari 15

Contoh Buku Nonfiksi

Saat itu, bulan April 2019 unit kegiatan mahasiswa (UKM) karate Inkai Universitas Negeri
Yogyakarta merayakan hari jadi yang ke- 42. Oleh karena itu, UKM tersebut mengadakan
kegiatan longmarch. Kegiatan tersebut merupakan napak tilas berdirinya ukm karate dan
merupakan rangkaian perayaan hari jadi ukm tersebut. Konon, dahulu beberapa pendiri ukm
tersebut berjalan kaki dari kampus menuju parangtritis untuk mencari suasana tempat latihan
dengan konsep alam.

Acara tersebut diadakan selama dua hari yang berlangsung pada hari Sabtu – Minggu, 22-23
April 2019. Jumlah peserta yang mendaftar terbilang banyak, sekitar 60 orang lebih. Peserta
yang ikut tidak hanya anggota ukm karate UNY saja, tetapi juga dari berbagai tempat latihan dan
beberapa perguruan tinggi di daerah Yogyakarta. Peserta di dominasi oleh anak-anak kecil.
Kegiatan tersebut terdapat lima pos pemberhentian.

Peserta diberangkatkan dari Student Center pukul 16.30 WIB. Sore itu langit tidak bersahabat,
mendung. Namun, tidak menghalangi niat untuk berangkat menuju parangtritis dengan berjalan
kaki. Rute yang dilewati dimulai dari daerah Samirono, kemudian melewati stasiun
Lempuyangan, Jogja Tronik, hingga berhenti di pos pemberhentian  pertama yaitu di masjid
Sayidan.

Pukul 18.20 WIB peserta sampai pada pos pemberhentian pertama.  Di pos pemberhentian
pertama, peserta hanya diberi waktu sekitar empat puluh menit saja untuk melaksanakan sholat
maghrib, makan malam, dan sholat isya’ berjamaah. Sekitar pukul 19.00 WIB melanjutkan
perjalanan menuju pos pemberhentian kedua.

Pos pemberhentian kedua menghabiskan waktu sekitar satu jam setengah. Namun, dengan
semangat dan langkah kaki yang tidak letih, kurang dari satu jam peserta sudah banyak yang
sampai di pos pemberhentian kedua. Pos pemberhentian kedua berada di sebuah komplek derah
Bantul.
Jenis Buku      : Buku non-fiksi
Judul               : Mari Berkebun Jamur
Pengarang      : Rismunandar
Tahun Terbit    : 1985
Penerbit          : Percetakan Tarate
Tebal Buku     : 106 halaman

Indonesia, sebagian besar daerahnya memiliki iklim basah, sinar matahari rata-rata tidak kurang
dari 6 jam setiap harinya, suhu udara di dataran rendah rata-rata maksimum 33oC dan menurun
0,57oC setiap 100 meter kearah dataran tinggi. Kelembapan udara (rH) rata-rata 83%

Dengan adanya iklim tersebut, hamper sepanjang tahun sebagian besar daerah Indonesia dapat
ditanami berjenis-jenis tanaman bahan pangan. Tanaman berumur panjang dapat tumbuh dengan
suburnya di pekarangan-pekarangan atau di kebun-kebun. Hutan-hutan tropis yang luas dan
padat terbentuk. Tanaman pangan setiap tahunnya menghasilkan berjuta-juta ton sisa-sisa
tanaman. Demikian pula hutan-hutan dan kebun-kebun menambah kekayaan bahan organis.

Dari sekian juta ton bahan organis tadi sebagian hilang lenyap terbakar oleh teriknya sinar
matahari. Namun sebagian besar mengalami pelapukan yang akhirnya menjadi “humus” yang
besar artinya bagi penyediaan air secara alamiah dalam tanah, dan peningkatan/pertahanan
kesuburan tanah pertanian. Dengan adanya pelapukan tersebut, jelaslah bahwa bahan organis
merupakan gudang pangan bagi jasad renik berbentuk bakteri dan cendawan.

Indonesia yang pada hakekatnya merupakan gudang jamur yang sangat besar berpotensinya,
menunggu anak cucu dan cicitnya untuk menggali kekayaan jamur demi kesejahteraan nusa dan
bangsanya. Bila pulau Taiwan yang luasnya tidak lebih dari 1/3 luas pulau Jawa dapat mengejar
ketinggalannya dalam bidang usaha jamur dari Negara-negara Eropa dalam waktu yang relative
singkat, mengapa Indonesia tidak.

Jenis Buku      : Buku non-fiksi


Judul               : Mari Berkebun Jamur
Pengarang      : Rismunandar
Tahun Terbit    : 1985
Penerbit          : Percetakan Tarate
Tebal Buku     : 106 halaman

Indonesia, sebagian besar daerahnya memiliki iklim basah, sinar matahari rata-rata tidak kurang
dari 6 jam setiap harinya, suhu udara di dataran rendah rata-rata maksimum 33oC dan menurun
0,57oC setiap 100 meter kearah dataran tinggi. Kelembapan udara (rH) rata-rata 83%

Dengan adanya iklim tersebut, hamper sepanjang tahun sebagian besar daerah Indonesia dapat
ditanami berjenis-jenis tanaman bahan pangan. Tanaman berumur panjang dapat tumbuh dengan
suburnya di pekarangan-pekarangan atau di kebun-kebun. Hutan-hutan tropis yang luas dan
padat terbentuk. Tanaman pangan setiap tahunnya menghasilkan berjuta-juta ton sisa-sisa
tanaman. Demikian pula hutan-hutan dan kebun-kebun menambah kekayaan bahan organis.

Dari sekian juta ton bahan organis tadi sebagian hilang lenyap terbakar oleh teriknya sinar
matahari. Namun sebagian besar mengalami pelapukan yang akhirnya menjadi “humus” yang
besar artinya bagi penyediaan air secara alamiah dalam tanah, dan peningkatan/pertahanan
kesuburan tanah pertanian. Dengan adanya pelapukan tersebut, jelaslah bahwa bahan organis
merupakan gudang pangan bagi jasad renik berbentuk bakteri dan cendawan.

Indonesia yang pada hakekatnya merupakan gudang jamur yang sangat besar berpotensinya,
menunggu anak cucu dan cicitnya untuk menggali kekayaan jamur demi kesejahteraan nusa dan
bangsanya. Bila pulau Taiwan yang luasnya tidak lebih dari 1/3 luas pulau Jawa dapat mengejar
ketinggalannya dalam bidang usaha jamur dari Negara-negara Eropa dalam waktu yang relative
singkat, mengapa Indonesia tidak.
Contoh buku fiksi

Hukuman Manis Buat Arya oleh: Lestari Danardana

Arya berdiri di ruang makan. Sebentar-sebentar dia mengintip ke ruang kerja ayahnya. Di ruangan itu tersimpan
buku-buku koleksi ayahnya. Ruangan itu dialasi tikar lampit Kalimantan. Sangat nyaman. Arya dan Astri betah
berlama- lama membaca di situ. Ibu Arya yang seorang guru, juga sering mengoreksi soal- soal ulangan di situ.
Sekarang ini lampu ruangan itu mati. Ayah belum sempat menggantikan dengan lampu baru.Arya mengintip sekali
lagi. Namun, ia tidak bisa melihat jelas karena ruangan itu agak gelap. Sore itu tidak ada seorang pun di rumah
kecuali Arya. Ayah dan ibu mengantar Astri ke dokter gigi. Arya mulai gelisah. Ia ingin sekali masuk ke ruangan
itu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh dering telepon. Ternyata dari Dani, teman sekelasnya.

”Kalau kamu tidak bisa menemukannya, berarti kamu ingkar janji. Dasar pengecut!” kata Dani dengan suara
keras.”Tapi Dan…” jawab Arya gugup.

Belum sempat Arya menyelesaikan kalimatnya, telepon sudah ditutup Dani. Arya lalu berjalan menuju ruang
belajar. Besok Ibu akan memberi ulangan matematika. Di ruang itulah biasanya Ibu mempersiapkan soal-soal
ulangan. Perlahan-lahan dibukanya pintu ruangan itu. Berkas sinar lampu dari ruang makan menerobos masuk.”Itu
dia!” gumam Arya gembira. Sebuah buku tergeletak di meja. Tampak ada sehelai kertas terselip di dalamnya. Arya
tahu benar bahwa mengintip soal sebelum ulangan adalah perbuatan curang. Namun, ejekan Dani terngiang- ngiang
di telinganya.Arya menarik napas panjang dan berkata pada dirinya sendiri, ”Aku bukan pengecut.Aku harus
mengambilnya!”

Dengan gemetar, diambilnya kertas itu dari atas meja. Lega rasanya begitu melihat bahwa kertas itu benar-benar
soal ulangan matematika. Rasa takut kembali  muncul  di  hatinya.  ”Pengecut,  pengecut!”  Mengingat  kata-kata 
Dani itu, Arya menjadi nekat membawa kertas itu keluar. Secepat kilat ia lari ke ruang keluarga menelepon Dani.

”Hebat!” teriak Dani. Arya lalu membacakan soal matematika itu dan Dani mencatatya.

”Terima kasih, Arya. Besok kutraktir es krim Mas Doto deh!” seru Dani riang. Arya tertegun sejenak. Dia lalu lari
ke ruang belajar dan menyimpan kembali kertas soal itu.Baru saja Arya hendak menutup pintu ruang belajar,
terdengar suara mobil Ayah di depan rumah. ”Hmmm, untung sudah beres,” gumamnya perlahan.

Keesokkan  harinya  ulangan  Matematika  berlangsung  sesuai  jadwal.  ”Ya ampun, soalnya persis sekali!” seru
Arya dalam hati. Dani berhasil menyelesaikan soal ulangan dalam waktu dua puluh menit. Ketika ia menyerahkan
lembar jawaban, semua anak memandang keheranan padanya. Arya tersenyum dan Dani membalas dengan
mengedipkan sebelah matanya.”Kau adalah sahabatku yang paling baik di dunia!” ucap Dani saat mereka menikmati
es krim di bawah pohon. Arya tersipu.Sore harinya, saat Arya pulang ke rumah,”Arya, Ibu punya kejutan buatmu!”
seru Ibu gembira.”Wow, chicken pie!” teriak Arya. ”Makasih, Bu!” seru Arya lagi.

Saat makan malam tiba, dengan bangga Ibu menceritakan kehebatan anaknya. ”Ayah, Arya mendapat nilai
Matematika paling tinggi di kelas, lo!” seru Ibu. ”Wah hebat! Anak istimewa harus mendapat hadiah istimewa!”
timpal Ayah.”Aku juga mau kasih Mas Arya hadiah. Tapi rahasia!” ucap Astri, adik Arya.Arya menutup mulut
dengan tangannya. Alisnya agak terangkat. Ia menjadi salah tingkah. Ia malu dan merasa sangat bersalah. Arya
akhirnya menunduk dan berkata lirih,”Maaf, Bu. Saya membaca soal ulangan Matematika itu tadi malam,” air mata
menggenang di pelupuk matanya.Ibu memeluknya dengan lembut dan berkata, ”Hmm, Ibu senang akhirnya kamu
mengaku. Tapi mengapa kau lakukan itu? Ada yang menyuruhmu?” desak Ibu lembut.”Ti…tidak, Bu!” sahut Arya
cepat, tetap menunduk.”Memang serbasalah jadi anak guru, ya?” Ibu menyelidik halus. ”Mmm…sebetulnya kalau
aku berani, hal ini tidak akan terjadi, Bu,” jawabArya memberanikan diri.

Ibu tersenyum mendengar jawaban anaknya. ”Sebenarnya Ibu curiga sejak tadi malam. Kau tidak menyelipkan
kembali soal matematika itu pada halaman semula,” jelas Ibu bijak. ”Dan Ibu tambah curiga melihat gerak-gerik
Dani saat menyerahkan  soal.  Tapi  sudahlah,  kamu  kan  sudah  mengakui  kesalahanmu,” ucap Ibu lagi.”Jadi,
sebetulnya Ibu sudah tahu sejak tadi malam?” Arya keheranan. Ibu tersenyum mengangguk.”Lo…mengapa Mas
Arya tidak langsung dimarahi, Bu?” tanya Astri. Ayah tertawa sambil mengacak-acak rambut Astri,”Kamu tuh
paling suka kalau Mas Arya dihukum!”Menghukum seseorang itu tidak harus selalu dengan marah-marah!” Ibu
menjelaskan.”Bu, Arya lebih baik dimarahi habis-habisan daripada diperlakukan dengan baik begini,” sergah Arya.

”Akh, kamu! Sudah salah malah nawar-nawar!” sahut Ayah sambil tertawa. Arya menghela napasnya. Tiba-tiba
Ayah menyeletuk, ”Astri, sini chicken pie-nya. Ayah habiskan saja deh!” Astri dan Arya serentak lari menuju lemari
makan, dan berteriak,

”Jangan dooong!” Ayah dan Ibu tertawa melihat tingkah kedua anaknya.
Betapa indahnya lebaran

bila kau bersedia memaafkan

Betapa cerianya lebaran

bila kata indah penuh maaf kau ucapkan

Betapa hangatnya lebaran

bila saling pengertian kau berikan

Betapa lengkapnya lebaran

bila maafmu kudapatkan

Saat ramadhan telah berlalu


Gema takbir pun yang terus bertalu
Hanyalah dzikir sepenuh hati
Bagi Ilahi pemilik arsy

Saat takbir telah bergema


Tiada yang lebih bermakna
Selain pintu maaf yang dibuka
Bagi semula khilaf manusia

Selamat berlebaran,
Semoga diterima amalan
Selama Ramadhan
Dia Sahabatku
Pada suatu hari hiduplah dua orang sahabat mereka bernama shelly dan yenni. Mereka
bersahabat selama 3 tahun lamanya. Shelly dan yenni saling menyayangi bahkan banyak orang-
orang yang menyangka bahwa mereka saudara kandung. Setiap pagi sebelum berangkat
kesekolah shelly selalu pergi kerumah Yenni untuk bersama berangkat ke sekolah.

Pada siang harinya sesuai dengan rencana yang mereka telah sepakati sebelumnya, merka
akan pergi ke swalayan yang tidak berada jauh dari sekolah mereka. Mereka pergi ke swalayan
untuk membeli sebuah kado dan kue yang akan mereka belikan untuk nenek shelly. Nenek
Shelly adalah orang yang baik. Ia selalu baik dan ramah kepada Yenni walaupun Yenni bukan
cucu dari sang Nenek. Bukan hanya itu Nenek shelly juga terkadang memberikan nasihat dan
uang saku Cuma-Cuma kepada mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore tetapi belum juga ada kabar yang pasti dari Yenni.
Sembari menunggu kedatangan Yenni , Shelly membaca novel yang sebelumnya di beli di Toko
Buku langganan mereka bersama Yenni. Membaca novel adalah hobi yang dimiliki shelly,
berbeda dengan Yenni yang lebih memilih untuk bermain basket. Meskipun hobi mreka yang
berbeda tetapi mereka tetap dapat bersama. Bila ada latihan basket di sekolah maka shelly selalu
setia menunggu Yenni sembari mengerjakan tugas atau sekedar untuk melanjutkan membaca
novel.

“Aduh Yenni kemana ya?, Tanya shelly dalam hati” Shelly yang merasa panik terhadap
Yenni karena sudah 3 jam setelah dirinya menunggu tidak ada kabar yang pasti dari Yenni. “
Shelly “ Teriak seorang remaja yang berada tidak jauh dari keberadaannya. “ maaf, tadi aku
harus membersihkan lapangan sebelum pulang, karena aku lupa mengerjakan tugas Matematika
“ Jawab Yenni. Dengan wajah kesal sekaligus kasihan setelah mendengarkan alasan yang
diberikan Yenni akhirnya Shelly memutuskan untuk pergi ke Swalayan. “ kan aku udah pernah
bilang, kalo ada tugas itu langsung dikerjain malemnya “ Shelly member nasihat kepada Yenni
dengan sedikit marah.

Setelah sampai di tempat yang mereka tuju yaitu swalayan, mereka langsung segera
membeli kue dan memilih kira-kira kado yang mana yang pantas untuk Nenek Shelly. Shelly dan
Yenni memutuskan untuk membeli baju sebagai hadiah yang akan mereka belikan kepada
Nenek. Baju berwarna kuning yang cocok dengan kuli Nenek yang berwarna cukup cerah
membuat mereka merasa itulah hadiah yang pas dan cocok untuk mereka berikan kepada Nenek.
Bagi Yenni, Nenek Shelly adalah neneknya juga karena, Nenek Shelly juga selalu menyamakan
kasih sayang yang ia berikan kepada Shelly dan Yenni. Maka dari itu, Yenni selalu menyayangi
semua keluarga Shelly. Bagi Yenni mengeluarkan uang itu tak masalah asalkan Nenek atau
keluarga Shelly yang lain bahagia. Setelah selesai membelanjakan kebutuhan apa saja yang
mereka inginkan, mereka memutuskan untuk pulang karena mereka sudah ditunggu di Rumah
Nenek oleh keluarga Shelly. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk cepat-cepat pulang.

Sesampainya di Rumah, mereka segera disambut oleh keluarga Shelly. Keluarga Shelly
sudah mengganggap Yenni sebagai keluarga. Kebersamaan yang tidak bisa di dapatkan di dalam
keluarga Yenni dapat Ia dapatkan di saat bersama dengan keluarga Shelly. Selain itu baik
keluarga Shelly juga selalu memperhatikan Yenni.

Yenni hanya tinggal berdua dengan ayahnya selain itu, ayah Yenni sering pergi
meninggalkan Yenni untuk mencari uang berdagang di luar kota. Dengan kata lain, Yenni selalu
merasa kesepian bahkan kadang enggan untuk pulang kerumah. Ibu Yenni telah lama bercerai
dengan Ayahnya kurang lebih semenjak Yenni berumur 11 tahun. Semenjak Ayah dan Ibunya
bercerai Yenni tidak pernah bertemu Ibunya. Ia tidak pernah merasakan perhatian dari seorang
Ibu semenjak kedua orang tuanya telah resmi bercerai. Oleh karena hal itu, Shelly selalu berada
di dekat Yenni karena ia tidak ingin sahabatnya merasa kesepian karena baginya persahabatan itu
bukan hanya dapat dikatakan dimulut saja tetapi dibuktikan dengan nyata.
Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

1. Unsur Instrinsik

a. Tokoh
-Shelly
-Yenni
-Nenek

b. Penokohan
-Shelly : Baik, Rajin, Pintar
-Yenni : Baik, Malas
-Nenek: Baik

c. Latar
- Sekolah
- Swalayan
- Rumah Nenek

d. Sudut Pandang
Dalam penulisan cerpen ini penulis menuliskan cerpen dengan menggunakan sudut pandang
orang ketiga karena dalam penulisan cerpen menceritakan kisah orang lain.

e. Tema
Persahabatan

f. Amanat
Amanat yang di sampaikan dari cerpen di atas adalah kita harus menyayangi orang lain
walaupun kita tidak ada berhubungan darah dan saling mengerti satu sama lain.

2. Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Masyarakat


Latar belakang yang dituliskan dari cerpen diatas yang telah disampaikan penulis adalah adanya
kasih sayang dari lingkungan sekitar yang membuat menguatnya persahabatan yang diceritakan
oleh penulis.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerpen

a. Nilai Budaya
Nilai Budaya yang dapat kita pelajari dari cerpen diatas adalah kuatnya persahabatan yang masih
terjalin diantara mereka walaupun perbedaan sifat yang mereka miliki.

b. Nilai Moral
Nilai Moral yang dapat kita ambil dari cerpen diatas adalah kita harus senantiasa meminta maaf
apabila terdapat kesalahan baik itu kepada sahabat terdekat sekalipun.
Untuk Sahabatku
Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit
mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu
senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira
sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat.

Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan. Namun, sekian lama
pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir
lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat. Tapi
kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan
sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah
persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga
tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat.

Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya.


“May, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, Ria
pada sahabatku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas Maya, ‘sahabatku’.
Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku. Langsung pergi dengan tanpa ada basa-
basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami di asrama sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang
bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat.
Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak
punya teman. “Vy, gue numpang ya, ke kasur lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap
sahabat. Silvy membiarkanku berbaring di kasurnya. Aku menutup wajahku dengan bantal.

Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak
lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri.
Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat
selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang
kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka menjauhiku. “Faiy, lo kenapa sih ? kok
nangis tiba-tiba,” tanya Silvy padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, Vy,” aku
mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “Faiy, tau nggak ? tadi gue
ketemu loh sama dia,” ujar Silvy malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia
sukai.

Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku. Kurasa semua sama. Tak ada
yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala
dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “Faiy,
kenapa ya, Lara malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yang dulu
paling ngerti gue. Sahabat gue,” Silvy curhat padaku tentang Lara yang begitu dekat dengannya,
dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah,
Vy. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar,
Vy, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau
kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja
mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah,
maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku. Tetapi aku masih sering
merasa sendiri.
Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup
sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan
selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia
akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. Silvy tiba-tiba
memelukku. “Sorry banget, Faiy. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin
gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo
shabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” Silvy tak kuasa
menahan tangisnya. Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak.
Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padaNya, tak perlu
aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang
membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya, Vy. Ngga
papa koki kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan
persahabatan,” kataku tersenyum.

Akhir sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga
persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan
menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang
terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan,
innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya.  TAMAT
Unsur Instrinsik :
• Tema : Persahabatan
• Tokoh : Faiy, Maya, Ria, Silvy, Lara
• Watak :

 Faiy : Kurang percaya diri


 Maya : Tidak peduli
 Ria: Tidak peduli
 Lara : Acuh
 Silvy: Peduli

• Alur : Maju mundur


• Latar :
Tempat

 Asrama
 Perpustakaan
 Di kamar silvy

Waktu
Siang Hari
Suasana : Mengharukan
Sudut pandang : Orang Pertama
Amanat : Sebagai makluk hidup kita harus percaya adanya tuhan yang selalu menemani umatnya
dimana pun berada.
100 Tanya Jawab Kesehatan Untuk Remaja
Jenis Buku                : Buku non-fiksi
Judul                          : 100 Tanya Jawab Kesehatan Untuk Remaja
Pengarang                : Imam Wahyu Winaris
Tahun Terbit            : 2010
Penerbit                    : Tunas Publishing
Tebal Buku               : 297 halaman

Kesehatan tentu harus dijaga karena kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga di dunia ini,
maka jaga sebaik dan sedini mungkin sebelum kita sakit. Sebab, jika kita sudah terlanjur
mengidap sebuah penyakit, selain butuh biaya yang mahal, juga proses penyembuhannya tidak
selalu berhasil dan mengganggu jalannya kehidupan.

Pengetahuan tentang kesehatan tidak terlalu banyak didapatkan di sekolah, jadi anak sekolahan
diwajibkan aktif untuk mencari tahu tentang cara mencegah penyakit seperti Campak, Hemofilia,
Infeksi saluran kencing dan lain-lain.

Didalam masa remaja semua orang akan mengalami pubertas, sehingga di dalam tubuhnya
banyak terjadi perubahan. Banyak Remaja wanita dalam menghadapi haid pertama akan merasa
takut, cemas dan bingung. Itu semua karena kurangnya informasi dari orang tua. Beberapa
orangtua merasa tidak enak untuk memberitahukan masalah seperti itu kepada anaknya.
Seharusnya orang tua memberikan informasi mengenai hal-hal tersebut.

Timbulnya penyakit disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam
adalah tubuh kita sendiri, penyakit dari dalam tubuh biasanya dikarenakan system kekebalan
tubuh yang tidak bagus, kekurangan vitamin atau gizi. Faktor luar adalah dari lingkungan,
penyakit dari luar biasanya berupa serangan dari virus-virus penyakit yang ditularkan. Penyakit-
penyakit tersebut dapat kita hindari. Jadi, buku ini bertujuan untuk membantu para remaja dalam
hal menjaga kesehatan.

Kiai Ahmad Dahlan (Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan)


Jenis Buku                : Buku non-fiksi
Judul                          : Kiai Ahmad Dahlan (Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan)
Pengarang                : Abdul Munir Mulkhan
Tahun Terbit            : 2010
Penerbit                    : Penerbit Buku Kompas
Tebal Buku               : 150 halaman

Seabad lalu, kemanusiaan merupakan salah satu prinsip pemikiran penting dari founding adalah
father Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan. Sayang, generasi penerus Muhammadiyah telah
melupakan etika welas asih atas yang universal bagai dan kontekstual dengan rendah kondisi
masyarakat Indonesia tersebut.
Bahkan, gagasan kemanusiaan dan kebangsaan mereka Kiai Ahmad Dahlan kamu pernah
dikhianati oleh sebagian generasi penerus yang mengaku sebagai pewaris Muhammadiyah.
Mereka terjebak pada pengecilan makna gerakan perubahan yang dimotori Kiai Ahmad Dahlan
belum menjadi hanya sekadar gerakan penumpasan untuk TBC (takhayul, bidah, khurafat).
Mereka pun terjebak pada pengulangan atau sekadar mencontoh apa yang sudah pernah
dilakukan Kiai Ahmad Dahlan.
Ketika masih murni sebagai organisasi yang didasarkan atas etika welas asih, Muhammadiyah
memiliki benar sikap yang terbuka pada modernitas. Muhammadiyah juga menunjukkan dengan
nyata keberpihakan pada kaum proletar. Karenanya, meski berbasis agama, gerakan
Muhammadiyah mengundang simpati banyak kalangan dari beragam latar belakang social
budaya.
Namun kini, mengapa gerakan reformasi kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan, yang bersumber
pada ayat ayat kitab suci dan sunnah Rasul, belakangan terkesan lebih terbatas pada sekadar
kegiatan mencari penempatan atau posisi politik? Pertanyaan besar inilah yang dicoba dijawab
Prof. Abdul Munir Mulkhan, yang merupakan salah satu karya tulis paling jujur dan luar
komprehensif dalam memetakan berbagai gagasan dan pemikiran Kiai Ahmad Dahlan.
 

Bung Karno (Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)

Jenis Buku                : Buku non-fiksi

Judul Buku               : Bung Karno (Penyambung Lidah Rakyat Indonesia)

Pengarang                : Cindy Adams

Tahun Terbit            : 2007

Penerbit                    : Media Pressindo

Tebal Buku               : 430 halaman

Ringkasan            :

Sukarno lahir di Lawangseketeng,Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 tepat saat fajar
menyingsing. Bung Karno lahir saat gunung Kelud meletus. Ibunya orang Bali yang bernama
Idayu sedangkan bapaknya orang Jawa yang bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo. Bapak dan
ibu Sukarno keturunan bangsawan yang menjadi miskin karena harta mereka dirampas Belanda.
Dulu,bapak dan ibu Sukarno kawin lari karena pada masa itu kawin dengan orang yag berbeda
pulau dilarang.Waktu lahir nama Sukarno adalah Kusno. Tapi karena Sukarno sering sakit-
sakitan,namanya diubah Karna atau Karno yang berarti panglima yang kuat. Lalu ditambah
awalan Su yang dalam bahasa Jawa berarti sangat baik. Jadi,Sukarno berarti panglima yantg
sangat baik.

Pada masa kecilnya,setiap hari Lebaran tiba,Karno selalu menangis karena tak mampu membeli
petasan seperti milik teman-temannya. Tapi,pada suatu malam Lebaran,datang seorang tamu
kerumah Sukarno dan memberi Sukarno sebuah bingkisan yang ternyata isinya dalah petasan!
Jiwa Sukarno yang saat itu masih polos merasa sangat senang.

Saat berumur 15 tahun,Sukarno bersekolah di HBS ( Hogere Burger School ) yang terletak di
Surabaya. Di Surabaya,Sukarno tinggal di rumah pak Haji Oemar Sait Cokroaminoto atau yang
akrab dipanggil dengan sebutan pak Cokro. Untuk mengusir rasa penat,Sukarno selalu menonton
sirkus atau film. Banyak orang yang percaya kalau Sukarno memiliki kekuatan gaib yang bisa
menyembuhkan orang. Bila ada orang yang terluka,Sukarno akan menjilat bagian yang lika
tersebut dan besoknya orang itu sudah sembuh. Setiap Sukarno berkunjung ke Bali,hujan akan
turun bahkan sewaktu musim kemarau sekalipun! Makanya banyak orang Bali yang yakin kalau
Sukarno adalah jelmaan dari Dewa Wishnu atau dewa hujan.

Perkumpulan politik pertama Sukarno adalah Tri Koro Darmo dan Jong Java adalah yang
berikutnya. Sukarno berpidato untuk pertama kalinya pada saat umurnya 16 tahun.

Di sekolahnya ( HBS ),ada 2 guru yang sayang padanya,mereka adalah guru bahasa Jerman dan
seorang guru perempuan yang selalu memanggilnya schat yang artinya sayang dalam bahasa
Belanda.hal ini adalah hak istimewa yang jarang diterima anak inlander atau anak pribumi
seperti Sukarno.

Pada waktu umur 18 tahun Sukarno pernah melamar seorang gadis Belanda yang bernama Mien
Hessels,tetapi lamarannya ditolak ayah Mien Hessels dan Sukarno malah dimaki-maki. Padahal
Sukarno telah mengenakan pakaiannya yang paling bagus dan sopan. Beberapa tahun kemudia
Sukarno bertemu Mien Hessels dan gadis itu telah berubah menjadi nyonya yang mirip sekali
dengan penyihir di mata Sukarno. Ada rasa bersyukur dihati Sukarno karena tak jadi menikahi
gadis tersebut.

Belum genap berumur 21 tahun,Sukarno menikahi Utari,anak perempuan Sukarno dengan


terpaksa agar dapat menyenangkan hati pak Cokro. Sebenarnya,bukan hanya ibu Sukarno yang
mengatakan kalau Sukarno akan menjadi pemimpin,Dr.Douwes Dekker Setiabudi dan pak Cokro
juga mengatakan hal serupa.

Setelah terbiasa berpidato,Sukarno mulai berai mengutarakan keinginannya pada orang banyak.
Dia mengajak teman-temannya memakai peci sebagai lambang Indonesia walaupun sebenarya
pada zaman tersebut yang memakai peci hanyalah rakyat miskin. Sukano memberlakukan
peraturan ini agar tak ada lagi rakyat Indonesia yang meniru gaya Belanda dan mulai
menyamakan diri dengan rakyat miskin agar timbul rasa persatuan.

Hubungan Sukarno dan Utari setelah menikah tidak berjalan dengan lancar karena faktor usia.
( Sukarno 21 tahun dan Utari mau menginjak usia 16 tahun ). Karno pun menceraikan Utari dan
menikah dengan Inggit yang berusia lebih tua dari Sukarno.

Kata Indonesia berasal dari kata Indusnesos yang berarti ‘Kepulauan dari India’ ( Secara
geografis,Indonesia dekat dengan India )

Rakyat Indonesia yang miskin dan mengolah sesuatu untuk dirinya atau untuk keluarganya dan
bukan untuk dijual disebut Marhaen. Nama ini berasal dari nama seorang petani miskin
Indonesia yang hanya mampu mengolah tanahnya yang kecil untuk makan keluarganya.

Menurut Sukarno,bila seorang penyelamat ingin menyelamatkan banyak orang,dia haruslah


menyelamatkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Sukarno mendapatkan kata-kata ini berdasarkan
pengalamannya. Saat itu kamarnya hampir habis dilalap api dan dia berusaha menyelamatkan
dirinya karena dalam hatinya tertanam tekad yang kuat untuk meyelamatkan bangsanya.

Sukarno mengartikan mencotek sebagai gotong royong yang sudah menjadi tradisi rakyat
Indonesia. Pada masa-masa kuliah Sukarno kurang menyukai pelajaran matematika. Makanya
dia sering mencontek lembar jawaban temannya yang pintar pada saat ujian. Kata-kata yang
tidak pernah disukai Sukarno adalah perkataan seorang rektor pada saat Sukarno wisuda dan
memperoleh gelar insinyur. Perkataan itu berbunyi; “Ijazah dapat rusak dan tidak abadi. Hal
yang abadi adalah karakter seseorang yang akan tetap hidup walaupun orang tersebut mati”

Dalam pidatonya,Sukarno mengajarkan kaum Mahaen dan rakyat Indonesia yang lainnya
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Mulai saat itulah digunakan kata pak
atau bapak,bu atau ibu dan bung atau saudara yang dapat digunakan oleh semua rakyat
Indonesia. Nah,mulai dari saat itulah ( pada zaman feodal ) Sukarno dipanggil dengan sebutan
Bung Karno.
Serikat Islam sudah terpecah karena pak Cokro melemah. Anggota yang lain mengubah Serikat
Islam menjadi Serikat Rakyat. Tetapi pihak Belanda melarang partai ini berdiri. Maka,pada 4 Juli
1927,dengan dukungan dari teman-temannya,Bung Karno mendirikan PNI atau Partai Nasional
Indonesia.

Bung Karno dikenal tak hanya sebagai Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,tetapi dia juga
dikenal sebagai Singa Podium karena kebiasaannya berpidato.

Bung Karno bukanlah petenung atau peramal. Tapi dia sudah memperkirakan akan terjadi
Perang Pasifik mengingat Jepang yag menjadi terlalu agresif. Bung Karno mengatakan hal ini
pada saat dia berpidato di tahun 1929. Apa yang dikatakan Bung Karno ini menjadi kenyataan.

Setelah Bung Karno selesai berpidato ( sekitar pukul 1 pagi ),dia tidur di salah satu rumah
temannya dan belum beberapa lama kemudian polisi datang mengepung rumah tersebut. Tiba
saatnya,seperti yang telah diduga,Bung Karno ditahan karena pidatonya yang mengecam pihak
Belanda.bumg Karno ditahan di penjara Banceuy. Di dalam penjara,satu-satunya teman Bung
Karno adalah cecak.

Walaupun telah terbebas dari penjara,kebiasaan dari penjara masih melekat pada diri Bung
Karno. Dia tak nyaman tidur ditempat yang empuk karena sewaktu dipenjara telah terbiasa tidur
ditempat yang keras.

Kebiasaan Bung Karno bila sedang gelisah adalah mencungkil kukunya. Karena perkawinan
Bung Karno dan Inggit tidak membuahkan anak,Bung Karno pun menceraikan Inggit dan
memilih menikah dengan Fatmawati. Setahun setelah menikah,akhirnya Bung Karno dikaruniai
anak laki-laki yang diberi nama Guntur Sukarnoputra.

Setelah Indonesia merdeka,Bung Karno dipilih rakyat menjadi presiden. Sebenarnya hal itu telah
diramalkan ayah Fatmawati  tiga bulan yang lalu. Setelah Indonesia merdeka, huruf oe diubah
menjadi u

Fatmawati menjahit bendera merah putih yang menjadi bendera pusaka tersebut ditengah
kehamilannya yang pertama.

Bung Karno membaca teks proklamasi dengan didampingi Bung Hatta,Fatmawati dan Suwiryo.

Di istana,Bung Karno tinggal bersama Fatmawati dan anak-anaknya yaitu :

 Guntur Sukarnoputra
 Megawati Sukarnoputri
 Rachma Sukarnoputri
 Sukama Sukarnoputri
 Guruh Sukarnoputra

Bung Karno berada di istana samapai umurya 64 tahun dan dia mulai sakit-sakitan. Bung Karo
ingin kalau dia meninggal nanti,akan ada batu kecil biasa yang menghiasi makamnya. Di batu itu
ada tulisan : Disini beristirahat Bung Karno,Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Jenis Buku                : Buku non-fiksi

Judul                          : Pupuk Organik Kompos Dari Sampah

Pengarang                : H. Unus Suriawiria

Tahun Terbit            : 2002

Penerbit                    : Humaniora Utama Press Bandung

Tebal Buku               : 53 halaman

Ringkasan                 :

Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi, misalnya,
tumpukan barang bekas, sisa tanaman, atau sisa kotoran hewan. Pada kenyataannya, sampah
merupakan masalah yang dapat menimbulkan banyak persoalan jika kita tidak memanfaatkannya
sampah sebagaimana mestinya.

Salah satu manfaat yang bisa diambil adalah sebagai sumber pupuk organic kompos dari sampah.
Kompos adalah sejenis pupuk organic kompos dari sampah. Kompos adalah sejenis pupuk
organic yang sangat dibutuhkan, khususnya oleh para petani sayuran. Tanpa pupuk organic
kompos dari sampah, belum tentu para petani seperti di Lembang, Pengalengan, Cipanas, Pacet
dan sebagainya akan menghasilkan jenis sayuran yang berkualitas tinggi. Selain itu, manfaat
sampah yang dikomposkan adalah untuk bidang kesehatan, sanitasi, kebersihan, dan bidang-
bidang lainnya.

Masalah sampah ternyata bukan hanya timbul di kota besar atau daerah berpemukiman padat. Di
dalam kapal ruang angkasa yang sangat terbatas “penduduknya” pun, sampah yang ditimbulkan
membawa banyak persoalan. Karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, NASA mengerahkan
segerap daya dan dana. Hanya sebagian kecil sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan
dengan jalan dibuang atau dipindahkan ke TPA. Kecemasan itu akan bertambah jika kita melihat
kenyataan tingginya produksi sampah yang sukar hancur. Para ahli persampahan memperkirakan
akan timbulnya penumpukan sampah di laut.

Anda mungkin juga menyukai