Anda di halaman 1dari 4

BAB III

SISTEM PENILAIAN
Sistem penilaian hasil belajar dibedakan melalui dua sistem, yaitu:
A. Penilaian Acuan Norma (PAN), yaitu penilaian yang menjadi acuan kepada
rat-rata kelompoknnya. Norma dan kriteria digunakan dalam menentukan
derajat prestasi seorang peserta didik, dibandingkan dengan nilai rat-rata
kelasnya.
B. Penilaian Acuan Patokan (PAP), adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan
instruksional yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keberhasilan peserta didik
ditentukan dengan kriterianya, yaitu berkisar 70-80% dari tujuan atau nilai
yang seharusnya dicapai.
Sistem penilaian ini mengacu pada konsep belajar tuntas atau mastery learning.
Sistem penilaian acuan patokan juga disebut standar mutlak

BAB IX
EVALUASI HASIL PENILAIAN
Pendidik harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar
keberhasilan. Evaluasi terhadap hasil berlajar bertujuan untuk mengetahui
ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi
tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau indikator yang belum
mencapai ketuntasan. Jika ditemmukan sebagian besar peserta didik gagal, perlu
dikaji kembali apakah instrumen penilaiannya terlalu sulit, apakah instrumen
penilaiannya sudah sesuai dengan indikatornya, atau cara pembelajarannya yang
digunakan kurang tepat.

A. Berbagai Masalah Dalam Belajar


Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seseorang
peserta didik dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Masalah-masalah
belajar dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Sangat cepat dalam belajar
2. Keterlambatan akademik
3. Lambat belajar
4. Penempatan kelas
5. Kurang motif dalam belajar
6. Sikap dan kebiasaan buruk
7. Kehadiran di madrasah

B. Identifikasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Belajar


Prosedur yang dapat dilakukan untuk menentukan siapa peserta didik yang
mengalami masalah belajar adalah sebagai berikut.
1. Penilaian hasil belajar, terdapat dua acuan, yaitu: (a) penilaian acuan
patokan dan (b) penilaian acuan norma.
2. Pemanfaatan hasil tes inteligensi, berikut tingkat inteligensi manusia:
0 – keatas = sangat tinggi
120 – 139 = tinggi
110 – 119 = di atas biasa
100 – 109 = biasa/sedang
90 – 99 = di bawah biasa
80 – 89 = rendah
79- ke bawah = sangat rendah
Tinggi rendahnya tingkat kemampuan itu biasanya diukur dengan tes
kemampuan dasar yang sudah baku (standardized) . Beberapa tes yang
sering digunakan untuk mengukur kemampuan dasar murid sekolah dasar
antara lain adalah Draw a Man Test (DMT), Wechsler Intelligence Scale For
Children (WISC), dan Standford Biner Intelligence Scale (SBIS).
3. Pengamatan (observasi)
Pendidik dapat mengamati kebiasan-kebiasan yang dilakukan peserta didik
selama berjalannya proses belajar mengajar.

C. Pengungkapan Sebab Masalah Belajar


1. Faktor-faktor yang bersumber dari murid
a. Tingkat kecerdasan rendah
b. Kesehatan sering terganggu
c. Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik
d. Gangguan alat perseptual
e. Tidak menguasai cara-cara belajar yang baik
2. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
a. Kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai
b. Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orangtua
c. Harapan orangtua terlalu tinggi terhadap anak
d. Orangtua pilih kasih terhadap anak
3. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah dan masyarakat
Kondisi-kondisi sekolah yang dapat menimbulkan masalah pada Peserta
didik antara lain kurikulum kurang sesuai, pendidik kurang menguasai
bahan pelajaran, metode mengajar kurang sesuai, pendidik kurang
menguasai bahan pelajaran, metode Pelaiaran, metode mengajar kurang
sesuai, serta alat-alat dan media pengajaran kurang memadai.

D. Membantu Peserta Didik Mengatasi Masalah Belajar


1. Program perbaikan, adalah bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan
kepada seseorang atau beberapa orang peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada peserta didik
yang dilayani, bahan pengajaran, metode, dan media penyampaiannya.
Pengajaran dipusatkan pada kompetensi dasar dan bahan-bahan pelajaran
yang belum dikuasai dengan baik oleh peserta didik, dengan jalan
memberikan penjelasan seperlunya, mengadakan tanya-jawab, demonstrasi,
latihan, pemberian tugas, dan evaluasi.
2. Program pengayaan, adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan
kepada peserta didik yang sangat cepat dalam belajar. Melalui pengajaran
pengayaan, peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan
memperdalam pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang yang
dipelajarinya.
3. Program akselerasi, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melalui masa belajar di sekolah dengan waktu yang relatif cepat. Agar
program percepatan secara alami dapat terlaksana dengan baik maka
program-program pembelajaran perlu dikemas dalam satuan-satuan, dan
disiapkan dengan cermat serta rinci dalam bentuk modul atau Paket-Paket
yang terprogram dengan baik. Program percepatan tentu sulit untuk
dilakukan. Laporan hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotorik
diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang
sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh
melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.

E. Pelaporan Hasil Penilaian


Hasil penilaian ranah kognitif dan psikomotor dapat berupa nilai angka
maupun deskripsi terhadap kompetensi dasar tertentu. Deskripsi kualitatif
dapat dilaporkan dalam bentuk deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu
dari pembelajaran.
1. Laporan untuk peserta didik dan orang tua
2. Laporan untuk sekolah
3. Laporan untuk masyarakat

Anda mungkin juga menyukai