Anda di halaman 1dari 61

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN DIARE

PADA BALITA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KAMPUNG


TAN SARIL KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN
ACEH TENGAH

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D-IV Kebidanan
STIKes U’Budiyah

AINUL HUSNA

NIM : 121010210079

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI


KEBIDANAN D-IV BANDA ACEH
TAHUN 2013
ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN DIARE


PADA BALITA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KAMPUNG TAN SARIL
KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN
ACEH TENGAH TAHUN 2013

Ainul Husna 1, Hidayana2

xii + 39 halaman : 7 tabel, 11 lampiran

Latar Belakang : Berdasarkan permasalahan yang ada dari observasi peneliti di kampung
Tan Saril menunjukan bahwa adanya perbedaan penanganan diare pada balita tingkat rumah
tangga misalnya menggunakan obat tradisional contoh nya memakai daun jambu untuk
mengobati diare dan ada juga menggunakan obat-obat resep dari dokter.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pendidikan dan
sikap/prilaku ibu rumah tangga dengan penanganan diare pada balita.
Metode Penelitian : penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 s/d 30 Agustus 2013 Penelitian
ini bersifat survei Analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah populasi 50
responden, total sampel dlam penelitian ini adalah 50, teknik penggumpulan data dengan
cara membagikan kuisioner.
Hasil Penelitian : Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga dengan p-Value = 0,004 < 0,05. Terdapat
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan penanganan diare pada balita tingkat
rumah tangga dengan p-Value = 0,013 < 0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara
sikap/prilaku dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga dengan p-Value =
0,015 < 0,05.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan, pendidikan dan sikap/prilaku ibu yang mempunyai
balita dengan dengan penenganan diare pada balita tingkat rumah tangga oleh karena itu
penelitian ini dapat menjadi masukan bagi ibu yang memiliki anak balita agar dapat
memberikan penanganan secara tepat i tingkat rumah tangga.

Kata kunci : Pengetahuan, pendidikan, sikap/prilaku, penangana diare tingkat rumah tangga
Kepustakaan : 15 Buku (2001-2012) + 12 Situs Internet (2003-2013)

1. Mahasiswi Jurusan D-IV Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh


2. Dosen Jurusan D-IV Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh
ABSTRACT

FACTORS RELATED TO THE TREATMENT OF DIARRHEA IN CHILDREN IN


THE HOUSEHOLD SARIL TAN VILLAGE DISTRICT DISTRICT BEBESEN
ACEH MIDDLE OF 2013

Ainul Husna 1, Hidayana2

Background : According to ( Alexander , 2000) Diarrhea is one of the major causes of


morbidity and mortality in children worldwide . Diarrhea is also an important health
problem in Indonesia. This is certainly related to diarrhea disease management efforts
undertaken by mothers of the household as the first response for patients with diarrhea ,
because if the handler does not exactly cause diarrhea sufferers complain of pain and
diarrhea-diarrhea .
Objective: To determine the relationship of knowledge , education and attitude / behavior
housewife with treatment of diarrhea in infants .
Methods : This research is deskrpitif Analytics with cross sectional approach , using a
questionnaire in which the research was conducted on 9 s / d August 15, 2013 , consisted of
the study variables of knowledge , education and attitude / behavior of mothers with
toddlers where technique sampling using total the entire population of mothers with
children under five account for 50 people .
Results : There is a significant relationship between knowledge of the treatment of diarrhea
in infants household level with P - Value = 0.004 < 0.05 . There is a significant relationship
between education and treatment of diarrhea in infants household level with P - Value =
0.013 < 0.05 . There is a significant relationship between attitudes / behavior with the
treatment of diarrhea in infants household level with P - Value = 0.015 < 0.05 .
Conclusion : Based on the results of this study concluded that there is a significant
relationship between knowledge , education and attitude / behavior of mothers with children
under five with diarrhea in infants penenganan household level , therefore this study can be
input for mothers with children under five to be able to provide i appropriately handling the
household level .

Keywords : Knowledge , education , attitude / behavior , diarrhea penangana household


level
Bibliography : 15 Books ( 2001-2012 ) 12 + Internet Site ( 2003-2013 )

1 . D - IV student Department of Obstetrics STIKES U'Budiyah Banda Aceh


2 . D - IV Lecturer Midwifery STIKES U'Budiyah Banda Aceh
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, 10 September 2013


Pembimbing

(HIDAYANA, SKM, MPH)

MENGETAHUI
KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN
STIKES U’BUDIYAH

(CUT ROSMAWAR , SST)


PENGESAHAN PENGUJI

JUDUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENANGANAN DIARE PADA BALITA TINGKAT
RUMAH TANGGA DI KAMPUNG TAN SARIL
KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH
TENGAH TAHUN 2013

NAMA MAHASISWA : AINUL HUSNA


NIM : 121010210079

Menyetujui :

(HIDAYANA, SKM, MPH)

PENGUJI I PENGUJI II

(AGUSSALIM, SKM,M.Kes) (FAISAL, SKM, MKM)

MENYETUJUI : MENGETAHUI :
KETUA STIKES KEBIDANAN KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN

(MARNIATI, SE, M.Kes) (CUT ROSMAWAR, SST)

Tanggal Lulus : 10 September 2013


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semua, sehingga dengan izin-NYA

peneliti dapat menyelesaikan skripsi D-IV Kebidanan Klinik yang berjudul “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga di

Kmpung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013”. Skripsi ini

disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program studi D-IV

Kebidanan Klinik di Stikes U’Budiyah Banda Aceh.

Penyusunan penelitian ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan,

pengarahan dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dedy Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan Pendidikan U’Budiyah Indonesia

2. Ibu Marniati, M. Kes selaku ketua Stikes U’Budiyah Banda Aceh.

3. Ibu Cut Rosmawar, SST selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Stikes U’Budiyah Banda

Aceh.

4. Hidayana SKM,MPH selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing dan membantu penyusunan skripsi.

5. Bapak Tamar Jaya selaku reje Tan Saril yang mana telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian di kampung Tan Saril.


6. Teristimewa kepada Orang tua serta suami dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan bantuan

dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantu dalam penyusunan

penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skipsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi penampilan,

penulisan dan pembahasannya. Oleh karena itu, peneliti senantiasa mengharapkan saran dan kritikan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

dapat peneliti pergunakan demi kesempurnaan dalam penelitian dan penulisan selanjutnya.

Akhirnya peneliti berharap semoga Allah dapat memberikan imbalan yang setimpal pada mereka

yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.

Banda Aceh, September 2013

(Peneliti)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................... i
PERNYATAAN PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... x
ABSTRAK.......................................................................................................... xi
ABSTRACT........................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulis................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 5
1.5 Keaslian Penelitian.......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Diare................................................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Diare..................................................................... 7
2.2.2 Etiologi................................................................................... 7
2.2.3 Patogenesis............................................................................. 8
2.2.4 Patofisiologi............................................................................ 9
2.2.5 Penanganan Diare.................................................................... 10
2.2.6 Medikamentosa....................................................................... 12
2.2.7 Pencegahan.............................................................................. 14
2.2 Faktor faktor Yang Berhubungan Dengan Diare............................... 14
2.2.1 Pengetahuan............................................................................ 14
2.2.2 Pendidikan............................................................................... 16
2.2.3 Sikap/ prilaku.......................................................................... 17
2.3 Kerangka Konsep Penelitian............................................................ 19
2.4 Hipotesa........................................................................................... 20
2.5 Definisi Oprasional.......................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian................................................................................. 22
3.2 Populasi sampel................................................................................ 22
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 23
3.4 Pengumpulan Data............................................................................ 24
3.5 Intrumen Penelitian ......................................................................... 25
3.6 Pegolahan Data dan Analisa Data
3.6.1 Pegolahan data........................................................................ 25
3.6.2 Analisa data............................................................................ 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum ............................................................................ 28
4.2 Hasil Penelitian................................................................................. 29
4.3 Pembahasan...................................................................................... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan....................................................................................... 37
5.2 Saran................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional................................................................................. 20


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga BerdasarkanPengetahuan Di
Kampung Tan SarilTahun 2013................................................................ 27
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan Pengetahuan Di
Kampung Tan Saril Tahun 2013............................................................... 28
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan Sikap/Prilaku Di
Kampung Tan Saril Tahun 2013............................................................... 28
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah
Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun 2013.............................................. 29
Tabel4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Diare Pada BalitaTingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun 2013................................. 30
Tabel 4.6 Hubungan Pendidikan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun 2013................................. 31
Tabel 4.7 Hubungan Sikap/Prilaku Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun 2013................................. 32
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 Kerangka
Konsep 19
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Permohonan Menjadi Responden


2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
3. Kuisioner Penelitian
4. Kunci Jawaban
5. Surat Izin Penelitian Dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) U’BUDIYAH
Banda Aceh
6. Surat Pemberitahuan Telah Melaksanakan Penelitian
7. Output SPSS
8. Tabel Transfering Data
9. Lembar Konsultasi
10. Biodata Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada

anak diseluruh dunia. Organisasi dunia tentang anak (UNICEF) memperkirakan satu

setengah juta bayi meninggal setiap tahun sebagian besar kematian tersebut terjadi

akibat penyakit diare, (Alexander, 2000).

Diare juga merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia, Diare

hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan

anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai 195 per

1000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara di

Asean, (kalbe.co.id)

Dari data di atas, jelas bahwa masalah kesehatan dan kematian bayi dan anak-

anak, penyebab utamanya adalah termasuk Diare. Hal ini tentu terkait dengan upaya

penanganan penyakit Diare yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai

penanggulangan pertama bagi penderita Diare, karena apabila penangan Diare tidak

tepat menyebabkan penderitanya mengeluh sakit dan sering buang air besar.

Diare merupakan suatu keadaan dimana seseorang sering buang air besar,

tinjanya encer ,dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah.

Diare dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita

diare banyak kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian

terutama pada bayi dan anak-anak usia dibawah lima tahun, (Auliya, 2008).
Penyakit diare merupakan penyakit multifaktoral di Indonesia, yang terjadi

secara terus menerus diseluruh daerah baik perkotaan maupun perdesaan. Penyakit

diare ini dapat mengancam setiap orang tanpa mengenal usia, jenis kelamin maupun

status sosial. Diare pada anak berusia di bawah 5 tahun masih merupakan masalah

yang harus mendapat perhatian oleh petugas kesehatan dan orang tua terutama di

Negara berkembang termasuk Indonesia meskipun sebagian besar kasus diare pada

anak merupakan kasus yang akan sembuh dengan sendirinya tanpa pertolongan dan

pengobatan, akan tetapi diare yang berlangsung terus menerus dan dengan jumlah

feses yang banyak sering kali meningkatkan angka kesakitan bahkan kematian anak,

(Muryunani, 2010).

Penyebab diare pada balita lebih beragam. Bisa karena infeksi bakteri, virus, dan

amuba. Bisa jadi juga akibat salah menkonsumsi makanan. Protein susu sapi

merupakan bahan makanan terbanyak penyebab diare, (Melani cyber, 2008).

Diare dapat juga terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat terutama

antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan seperti sorbitol dan manitol yang

ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya dapat menimbulkan

diare. Hal ini tidak hanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki

daya tahan tubuh yang lemah. Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab

anak terkena diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif

umumnya jarang terkena diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu

formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus,

(Medicastor, 2006).
Dwiantoro, (2008) juga menyebutkan bahwa angka kesakitan dan kematian

akibat diare dapat di turunkan apabila ibu mengetahui tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan penanganan diare pada anak-anak balita. Dalam hal ini,

penanganan diare terkait dengan faktor pengetahuan, pendidikan dan sikap ibu dalam

menangani diare.

Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke ahun cendrung meningkat.

Angka kesakitan diare pada tahun 2006 yaitu 423 per 1000 penduduk dengan jumlah

kasus 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277. Pada survei tahun 2006 di 10

provensi didapat hasil bahwa dari 18.000 rumah tangga yang disurvei diambil sampel

sebanyak 13.440 balita, dan kejadian diare pada balita yaitu 1,3 kejadian diare

pertahun ( Depkes, 2007).

Kasus diare di Indonesia sebesar 9.139.163 kasus, sedangkan kasus diare di

Provinsi Aceh sebesar 169.464 kasus, (Profil Nasional, 2011). Disamping itu data

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah untuk Tahun 2012 juga masih menunjukan

tingginya angka kejadian diare pada balita yaitu sekitar 989 atau (27,93%). Dari

observasi peneliti salah satu kampung di Kecamatan Bebesen menunjukkan bahwa

adanya perbedaan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga misalnya

menggunakan obat tradisional contohnya memakai daun jambu untuk mengobati

diare dan ada juga yang menggunakan obat-obat resep dari dokter.

Selanjutnya, akibat perbedaan faktor penanganan kasus diare yang dilakukan

ibu-ibu rumah tangga, maka hal inilah membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan


Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Kecamatan bebesen
Kabuapten Aceh Tengah Tahun 2013”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Faktor-Faktor Apa Sajakah Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare

Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun 2013 ?”.

1.3. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini dimaksud untuk mengetahui Faktor-

Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah

Tangga Di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan

penanganan diare pada balita.

b. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu rumah tangga dengan penanganan

diare pada balita.

c. Untuk mengetahui hubungan sikap/prilaku ibu rumah tangga dengan

penanganan diare pada balita.


1.4. Manfaat Penulisan

1. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dan informasi sehingga dapat melakukan peningkatan

dalam memberikan pelayanan kesehatan.

2. Bagi Kader Kesehatan

sebagai bahan informasi dan masukan untuk kader kesehatan sehingga bisa

memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

3. Bagi Penulis

Sebagai penerapan proses berfikir secara ilmiah dalam menganalisa masalah,

juga sebagai media untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

1.5 Keaslian penelitian

Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penanganan diare pada

balita tingkat rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Bebesen Aceh Tengah Tahun

2013, sebelumnya belum pernah di teliti. Sedangkan penelitian sejenis pernah dilakukan

sebagai berikut :

Merdum (2010) : Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan hubungan terhadap

ibu dengan terjadinya diare pada anak di rumah sakir elisabet Medan. Penelitian ini

bersifat Diskriptif Analitik, dengan pendekatan cross sectional, Variabel yang diteliti

menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan sikap ibu terhadap terjadinya diare pada anak di rumah sakit elisabet

medan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diare

2.1.1 Pengertian Diare

Menurut Zul (2008) diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya

perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang lembek sampai mencair dan

bertambah frekuensi lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dari 1 hari).

2.2.2 Etiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya,

(Alimul, 2006).

a. Faktor infeksi

Infeksi saluran pencernaan, merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi

ini meliputi : infeksi virus dan infeksi parasit. Sedangkan infeksi di luar alat

pencernaan, sering terjadi pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

b. Faktor mal absorbs; faktor ini meliputi kekurangan karbohidrat, lemak dan

protein, faktor makanan, misalnya makanan basi, beracun dan alergi terhadap

makanan.

c. Faktor psikologis, akibat rasa takut dan cemas juga dapat menyebabkan diare.

2.2.3 Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare (Maryunani, 2010).


a. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam

rongga usus.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (minsalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan

sekrasi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

c. Manifestasi klinis

Perjalanan dari penyakit diare ditandai dengan pasien mula-mula cengeng, gelisah suhu tubuh

biasanya meningkat, nafsu makanan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja

berbentuk cair, kemungkinan disertai lendir dan bercampur darah. Gejala muntah biasa timbul

sebelum atau sudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat

gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan

dan elektrolit, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput

lendir bibir serta kulit tampak kering, (Maryunani, 2010).


2.2.4 Patofisiologi

Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare akan

jatuh pada keadaan-keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam-basa,

hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi, (Maryunani, 2010). Balita yang

tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare dapat mengalami keadaan

sebagai berikut :

a. Dehidrasi

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak dari pada pemasukan air.

Menurut Sudarmoko (2011) dehidrasi dapat dibagi menjadi dua yaitu dehidrasi

ringan dan dehidrasi berat.

1. Dehidrasi ringan : Meningkatnya rasa haus, Kegelisahan atau rewel,

menurunya elastisitas kulit, mulut dan lidah kering, Mata yang kering karena

tidak adanya air mata.

2. Dehidrasi berat ditandai dengan tangan dan kaki yang lembab, terlihat lemah

tidak sadar, tidak mampu untuk minum, hilangnya elastisitas kulit secara

sepenuhnya, tidak ada air mata, lapisan lendir yang sangat kering pada mulut,

pengurangan volume air seni yang parah bahkan tidak adanya air seni.

3. Gangguan asam basa

Menurut Maryunani (2010) ganggun asam basa biasanya terjadi karena

kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan

keseimbangan asam basa (asidosis metabolic, hipokalemia).


Gangguan keseimbangan asam basa yang biasa terjadi ketika metabolic

asidosis. Metabolic asidosis ini terjadi karena kehilangan nabikarbonat

bersama tinja, terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan,

produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dikeluarkan oleh ginjal..

4. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat

terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Hal ini

disebabkan karena makanan sering dihentikan oleh orang tua. Walaupun susu

diteruskan, sering diberikan pengenceran. Makanan yang diberikan sering

tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Gangguan sirkulasi darah berupa renjatan atau shock hipovolemik. Akibatnya

perfulasi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,

dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak, kesadaran menurun dan bila

tidak segera di tolong penderita akan meninggal.

2.2.5 Penanganan Diare

Menurut Alimul (2006) yang termasuk penanganan dan pengobatan diare akut

pada balita antara lain.

1. Sistem penatalaksanaan diare akut

a. Rehedrasi
Rehedrasi merupakan pengembalian air atau cairan yang terkandung dalam

tubuh atau substansi yang telah mengalami dehidrasi. Diare yang cair

membutuhkan pergantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Jumlah

cairan yang diberikan harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang

melalui diare atau muntah, ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang

melalui keringat, urin, pernafasan, dan ditambah dengan banyaknya cairan yang

hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. Jumlah ini

tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau

golongan umum.

b. Nutrisi

Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk

menghindari efek buruk pada status gizi. Agar pemberian diet pada anak dengan

diare akut dapat memenuhi tujuannya. Pemberian air susu ibu diutamakan pada

bayi, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, pemberian vitamin dan

mineral dalam jumlah yang cukup. Khusus untuk penderita diare karena

malabsorbsi diberikan makanan sesuai dengan penyebabnya, antara lain: Mal

absorbsi lemak diberikan trigliserida rantai menengah, Intoleransi Laktosa

diberikan makanan rendah atau bebas laktosa, Panmalabsorbsi diberikan makanan

rendah laktosa, parenteral nutrisi dapat dimulai apabila ternyata dalam 4-7 hari

masukan nutrisi tidak optimal, (Suandi, 1999).

2.2.6 Medikamentosa

Pengobatan yang dapat diberikan yaitu antara lain memperbaiki ketidak

seimbangan elektrolit dan dehidrasi, pengobatan yang spesifik bila terdapat penyakit
yang mendasarinya, diare hebat mungkin menyebabkan banyak kehilangan cairan,

asidosis metabolic dan hipokalemia, banyak penyebab seperti obat-obatan dan jenis

makanan yang dapat dihilangkan sehingga menyembuhkan diare, (Ovedoff, 2002).

Menurut DepKes (2009) pengobatan diare dilakukan beberapa tahapan, antara

lain:

a. Pengobatan A

Digunakan untuk mengatasi diare tanpa dehidrasi, meneruskan terapi diare

dirumah, memberikan terapi awal bila anak terkena diare lagi. Cairan rumah

tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan cair (sup, air tajin, air matang).

Guna larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan sebagai berikut :

1. Untuk umur <12 bulan jumlah oralit yang diberikan saat BAB yaitu 50-100 ml,

dan jumlah oralit yang disediakan di rumah yaitu 400 ml/hari (2 bungkus);

2. Untuk umur 1-4 tahun jumlah oralit yang diberikan tiap BAB yaitu 100-200 ml,

dan jumlah oralit yang disediakan dirumah adalah 600-800 ml/hari (3-4

bungkus);

3. Untuk umur > 5 tahun jumlah oralit yang diberikan tiap BAB yaitu 200-300 ml,

dan jumlah oralit yang disediakan dirumah adalah 800-1000 ml/hari (4-5

bungkus).

b. Pengobatan B

Dalam 3 jam pertama, diberikan 5 ml/kg BB atau bila berat badan anak tidak

diketahui dan atau memudahkan dilapangan, diberikan oralit paling sedikit sesuai

dengan berikut :

1. Untuk umur < 4 bulan jumlah oralit yang diberikan 200-400 ml;
2. Untuk umur 4-<12 bulan jumlah oralit yang diberikan 400-700 ml;

3. Untuk umur 1-<2 tahun jumlah oralit yang diberikan 700-900 ml;

4. Untuk umur 2-<5 tahun jumlah oralit yang diberikan 900-900 ml;

5. Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah. Dorong ibu untuk memberikan ASI.

Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI, berikan juga 100-200 ml air masak selama

masa ini.

c. Pengobatan C

Digunakan untuk mengatasi diare dengan derajat dehidrasi berat. Pertama-tama berikan cairan

intravena, nilai setelah 3 jam, jika keadaan anak sudah cukup baik maka berikan oralit. Setelah 1-3 jam

berikutnya nilai ulang anak dan pilihlah rencanpa pengobatan yang sesuai dan beri juga tablet zinc.

2.2.7 Pencegahan

Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun

cara pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara :

a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:

1. Sebelum makan;

2. Setelah buang air besar;

3. Sebelum memegang bayi;

4. Setelah menceboki anak;

5. Sebelum menyiapkan makan.

b. Meminum air minuman sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara

merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;


c. Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, dll);

d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya mengunakan jamban dengan tangki

septic (Zein, 2004).

2.2 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare

Banyak faktor yang berhubungan dengan penanganan diare, yang dapat

mengurangi efek kronis dari diare. Faktor-faktor tersebut, antara lain:

2.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata “tahu” dan ini akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Menurut Notoadmodjo (2002) pengetahuan yang cukup dalam dominan kognitif

melalui 6 tingkatan, yaitu

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai meningkat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, oleh karena itu

“Tahu” ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendifinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginprestasikan materi tersebut dengan benar.
3. Penerapan (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek kedalam

komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitanya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan pada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.2.2 Pendidikan

Menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memililki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

ahklak mulia, serta ketereampilan yang di perlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang bearti didalam pendidikan itu terjadi

proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa

lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat
(stoppard,2007 ). Pada umumnya semakin tinggi tingkat pengetahuan

seseorang semakin baik pula tinggkat pengetahuannya sebaliknya pendidikan yang

kurang akan menghambat perkambangan sikap seseorang terhadap nilai yang di

perkenalkan, ( Notoatmodjo, 2005 )

Pendidikan merupakan landasan bagi upaya untuk meningkatka kesejahtreraan,

kemajuan dan kemakmuran, karena dengan pendidikan seseorang dapat menangkap

dan menyampaikan informasi yang di perlukan guna melangsungkan kehidupan.

2.2.3 Sikap/prilaku

1. Pengertian sikap

Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling

banyak didefinisikan dan ada yang mengannggap sikap hanyalah sejenis motif yang

diperoleh melalui proses belajar, ada pula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Rakhmat, 2007). Sikap secara sederhana dari bagaimana

kita suka atau tidak suka terhadap beberapa hal (Ningsih, 2008).

Notoatmodjo (2010) berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sehingga secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus

sosial.
2. Komponen dan Tingkatan Sikap

Allport (1954), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen

pokok, yaitu:

a. Keyakinan (kepercayaan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behape).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, seperti:

a. Menerima (receiving)

Tingkatan ini diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan objek.

b. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

telah diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

yang merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Indikator Sikap Kesehatan

Saat seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya ialah atau bersikap

terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut sehingga indikator untuk sikap sejalan

dengan pengetahuan kesehatan, yaitu sikap terhadap penanganan diare, sikap dan cara

pemeliharaan dan cara hidup sehat.


4. Konsep Sikap

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa konsep tentang sikap yang dapat

dijadikan acuan untuk pengukuran sikap, antara lain:

a. Sikap merupakan tingkat afeksi yang positif dan negatif yang dihubungkan dengan

objek.

b. Sikap dilihat dari individu yang menghubungkan efek yang positif dengan objek

atau sebaliknya.

c. Sikap merupakan penilaian atau pendapat individu terhadap objek.

2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian pada umumnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang diinginkan, diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang

dilakukan, ( Notoatmodjo, 2005). Untuk memperjelas pernyataan diatas, berikut

penjabaran kerangka konsep dalam bentuk skema adalah sebagai berikut :

Variabel Denpenden Variabel Independen

Pengetahuan

Penanganan diare
pada Pendidikan balita tingkat
rumah tangga

Sikap/prilaku
Gambar 2.3 Kerangka konsep
2.4 Hipotesa

Di duga sementara apakah variabel pengetahuan, pendidikan dan sumber

informasi sebagai (Variabel Dependen) dan penanganan diare pada balita tingkat

rumah tangga sebagai ( variabel Independen ), dari variabel tersebut maka

hipotesisnya adalah:

Ha : Adanya Hubungan pengetahuan dengan penanganan diare pada balita

tingkat rumah tangga di kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen

Kabupaten Aceh Tengah tahun 2013.

Ha : Adanya Hubungan pendidikan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah

tangga di kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

tahun 2013.

Ha : Adanya Hubungan sikap/prilaku dengan penanganan diare pada balita

tingkat rumah tangga di kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen

Kabupaten Aceh Tengah tahun 2013.

2.5 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variable secara Operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga Memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena, (Alimul, 2010).


Variabel Defenisi Cara Skala Hasil
NO Alat Ukur
Penelitian Operasional Ukur Ukur Ukur

Variabel Independen
Suatu upaya
responden
dalam
1. Penangann Wawancara a. Benar
penanganan Kuesioner Ordinal
diare b. Salah
diare pada
balita tingkat
rumah tangga
Variabel Dependen

Segala sesuatu
Menyebarkan
yang diketahui Wawancara
Kuesioner
ibu tentang - > 50 % a,Baik b.
1. Pengetahuan Berupa soal Ordinal
penanganan - < 50 % Kurang
15 choice
diare tingkat
rumah tangga

Jenjang Wawancara
pendidikan - SMA/D3 Menyebarkan
a. Tinggi
2. Pendidikan formal terakhir - SD/SMP Kuesioner Ordinal
b. Dasar
yang pernah di
selesaikan ibu

Adanya
tanggapan a.Positif
yang timbul Wawancara Menyebarkan b.Negatif
Sikap / dari ibu rumah - > 25
3. Kuesioner Ordinal
prilaku tangga dalam - < 25
menangani
diare
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei

analitik dengan pendekatan cross-sectional dimana informasi yang dikumpulkan hanya

pada saat tertentu, jenis penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan gambaran tentang

hubungan pengetahuan, pendidikan dan sikap/prilaku dengan penanganan diare pada

balita tingkat rumah tangga di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten

Aceh Tengah Tahun 2013.

Metode kualitatif adalah prosudur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

yang merupakan interaksi langsung antara peneliti dengan sumber data. Sukmadinata

(2007:60) menyatakan bahwa "penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, pristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persefsi, pemikiran orang secara individual

maupun kelompok, semua deskripsi mengarah pada penyimpulan”.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu-ibu yang

mempunyai anak balita yang pernah mengalami diare di Kampung Tan Saril

Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 yang berjumlah 50 ibu.

3.2.2. Sampel
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan

total sampling yaitu melakukan penelitian pada seluruh ibu yang memiliki balita yang

pernah mengalami diare di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh

Tengah, di mana seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 50 ibu. Dengan

kriteria yang di tentukan untuk penelitian adalah ibu yang memiliki balita yang dapat

membaca dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang benar dan bersedia

menjadi responden penelitian. (Notoadmojo, 2005).

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1.Tempat Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013.

3.3.2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan di pada tanggal 1 s/d 30 Agustus tahun 2013.

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1 Tehnik pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer melalui

penyebaran kuesioner. Data primer pada penelitian ini mencakup pengetahuan,

pendidikan dan informasi tentang penanganan diare tingkat rumah tangga yang di

dapat langsung dari responden. Proses penelitian dilakukan dengan cara :

1. Mengunjungi Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.


2. Sebelumnya peneliti memberitahukan maksud dan tujuan kepada kepala Kampung Tan Saril

Kecamatan bebesen Kabupaten Aceh Tengah.

3. Penelitian memberikan surat permohonan dan persetujuan menjadi responden kepada tiap ibu

yang mempunyai balita.

4. Menjelaskan tata cara pengisian kuesioner.

5. Pengisian kuesioner oleh ibu yang mempunyai balita.

6. Setelah kuesioner di sebarkan kemudian dikumpulkan kembali dan langsung diteliti.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.

3.5. Instrumen Penelitian

Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 21

pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan tentang pengetahuan, 1 pertanyaan tentang pendidikan, 5

pertanyaan tentang penanganandan 10 pernyataan tentang sikap/prilaku.

3.6. Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1 .Pengolahan data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka selanjutnya data tersebut diolah

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing yaitu mengkoreksi kembali data-data yang telah terkumpul

dilembaran kuesioner.
2. Tabulating adalah menyusul total nilai dari variabel penelitian.

3. Coding Coditing adalah memberikan kode-kode tertentu pada masing masing data yang ada.

4. Transfering yaitu memindahkan jawaban responden kedalam bentuk tabel.

3.6.2.Analisis data

1. Analisa Univariat

Tehnik analisa data yang digunakan untuk mengetahui cara penangan Diare yang dilakukan

oleh ibu-ibu di Kampung Tan saril Kecamatan Bebesen, menggunakan statistik persamaan analisa

univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi dan frekuensi dari tiap variable.

Selanjutnya menentukan presentase (p) untuk tiap-tiap kategori atau variabel dengan

menggunakan rumus sebagai berikut, (Machfoedz, 2005).

P= 𝑓 x 100%
𝑁
Keterangan :

P : Persentase

f : Jumlah Jawaban Yang Benar

N : jumlah sampel

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat merupakan Analisa hasil dari variable-variabel yang diduga

mempunyai hubungan dengan variable berikut . analisa yang digunakan adalah hasil
untuk menguji Hipotesa dilakukan analisas statistik dengan menggunakan uji data

katagori chi-square test (x2) pada tingkat kenaikannya dalah 95% (P< 0,03)

sehingga dapat diketahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistic

dengan menggunakan program khusus SPSS For Windows. Melalui perhitunga chi-

square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai P lebih kecil dari nilai Alpha

(0,05) maka HO ditolak dan HA diterima. Yang menunjukkan ada hubungan

bermakna antara variabel terikat dengan variable bebas.

Perhitungan yang digunakan pada hji chi-square untuk program

komputerisasi seperti program SPSS adalah sebagai berikut. (Budiarto, 2002).

1. Bila pada tabel contingency 2 x 2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil

uji yang digunakan adalah Fisher Exact Test.

2. Bila pada tabel contingency 2 x 2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5,

maka hasil uji yang digunakan adalah Continuity Correction.

3. Bila pada tabel contingency yang lebih 2 x 2 misalnya 3 x 2, 3 x 3 dll, maka hasil uji

yang digunakan adalah Pearson Chis Square.

4. Bila pada tabel contingency 3 x 2, ada sel dengan nilai frekuensi (harapan e kurang

dari 5, maka akan dilakukan merger sehingga menjadi tabel contingency 2 x 2.

5. Apabila pada tabel 2 x 2 masih juga terdapat ferekuensi harapan (e) kurang dari 5,

maka dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus Yate S Correction Continue.

6. Pada uji chi-square hanya digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua

variabel, bukan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan dua variable,

(Budiarti).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Lokasi Penelitian

Kampung Tan Saril bertempat di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

dengan luas wilayah 166,5 km/41km2, secara geografis kampung Tan Saril berbatasan

dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kincit manuk

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pendere

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kebet

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Paya Ilang

Dilihat dari aspek demografis, jumlah penduduk Tan Saril adalah 947 jiwa

yang terdiri dari laki-laki 447, perempuan 500 jiwa, dan terdiri dari 213 kepala

keluarga (KK)Sasaran dikampung Bebesen ibu hamil 20, ibu bersalin 19, bayi 18, dan

balita sebanyak 50 jiwa.

Adapun fasilitas kesehatan 1 buah Pukesmas, 1 dokter umum, 1 dokter gigi, 4

orang bidan , 1 perawat, dan fasilitas pendidikan, 1 buah Paud , 1 buah TK, 3 buah

Unieversitas.

Pada bab ini akan kemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan penanganan Diare pada Balita tingkat rumah tangga

di kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013.
4.2 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian pada tanggal pada tanggal 1 s/d 30 Agustus 2013

dengan sampel 50 responden Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun

2013 maka di dapatkan hasil penelitian sebagai berikut :

4.2.1 Analisa Univariat

1. Pengetahuan

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan
Pengetahuan Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 31 62
2 Kurang 19 38
Jumlah 50 100
Sumber : diolah tahun 2013

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa 50 responden yang berpengetahuan baik

sebanyak 31 orang (62%).


2. Pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan
Pengetahuan Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013

No Pendidikan Frekuensi %
1 Tinggi 27 54
2 Dasar 23 46
Jumlah 50 100
Sumber : diolah tahun 2013

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa 50 responden yang berpendidikan tinggi

sebanyak 27 orang (54%).

3. Sikap/Prilaku

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan
Sikap/Prilaku Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013

No Sikap/Prilaku Frekuensi %
1 Positif 22 44
2 Negatif 28 56
Jumlah 50 100
Sumber : diolah tahun 2013

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa 50 responden yang mempunyai sikap Negatif

sebanyak 28 orang (56%).


4. Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga
Di Kampung Tan Saril Tahun 2013

No Penanganan Diare Frekuensi %


1 Benar 29 58
2 Salah 21 42
Jumlah 50 100
Sumber : diolah tahun 2013

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa 50 responden yang penanganan diarenya

benar sebanyak 29 orang (58%).

4.2.2 Analisa Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat

Rumah Tangga

Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013

Penanganan Diare pada


Balita Tingkat RT p
No Pengetahuan Jml %
Benar Salah Value
f % f %
1 Baik 23 74,2 8 25,8 31 100
2 Kurang 6 31,6 13 68,4 19 100 0,004
Total 29 58 21 42 50 100
Sumber : diolah tahun 2013

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 31 Responden yang pengetahuannya

baik dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar

sebanyak 23 orang (74,2%) dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah
tangga secara salah sebanyak 8 orang (25,8%). Sedangkan 19 responden yang

pengetahuannya kurang dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga

secara salah sebanyak 13 orang (68,4%) dan penanganan diare pada balita tingkat

rumah tangga secara benar sebanyak 6 orang (31,6%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai

p=0,004 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pengetahuan dengan penanganan

diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

2. Hubungan Pendidikan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah

Tangga

Tabel 4.6
Hubungan Pendidikan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013

Penanganan Diare pada


Balita Tingkat RT p
No Pendidikan Benar Salah Jml %
Value
f % f %
1 Tinggi 20 74,1 7 25,9 23 100
2 Dasar 9 39,1 14 60,9 27 100 0,013
Total 29 58 21 42 50 100
Sumber : diolah tahun 2013

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 27 Responden yang pendidikannya

dasar dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara salah

sebanyak 14 (60,9%) orang dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah

tangga secara benar sebanyak 9 orang (39,1%). Sedangkan 23 responden yang

pendidikannya tinggi dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga
secara benar sebanyak 20 orang (74,1%) dan penanganan diare pada balita tingkat
rumah tangga secara salah sebanyak 7 orang (25,9%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai

p=0,013 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pendidikan dengan penanganan

diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

3. Hubungan Sikap/Prilaku Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat

Rumah Tangga

Tabel 4.7
Hubungan Sikap/Prilaku Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013

Penanganan Diare pada


Balita Tingkat RT p
No Sikap/Prilaku Jml %
Benar Salah Value
F % f %
1 Positif 20 76,9 6 23,1 26 100
2 Negatif 9 37,5 15 62,5 24 100 0,015
Total 29 58 21 42 50 100
Sumber : diolah tahun 2013

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 26 Responden yang mempunyai sikap

positif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar

sebanyak 20 orang (76,9%) dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah

tangga secara salah sebanyak 6 orang (23,1%). Sedangkan 24 responden yang

mempunyai sikap negatif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah

tangga secara salah sebanyak 15 orang (62,5%) dan penanganan diare pada balita

tingkat rumah tangga secara benar sebanyak 9 orang (37,5%).


Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai

P=0,015 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Sikap/Prilaku dengan

penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

4.3 Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah

Tangga

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 31 Responden yang pengetahuannya

baik dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar

sebanyak 23 orang (74,2%) dan 19 responden yang pengetahuannya kurang dengan

penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara salah sebanyak 13 orang

(68,4%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai p=0,004

< 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pengetahuan dengan penanganan diare

pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

faktor pengalaman, dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dengan melihat

orang lain. pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang. Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan

digunakan orang. Berdasarkan pribadi seseorang yang dapat menemukan jawaban

atas banyaknya persoalan yang di alami.

Menurut asumsi peneliti bahwa pengetahuan seseorang diperoleh dari

pengalaman dan berasal dari berbagai informasi, media massa dan petugas
kesehatan, pengetahuan merupakan hal yang penting karena semakin baiknya

pengetahuan ibu maka semakin baik pula ibu memberikan penanganan atas

terjadinya diare, tindakan yang ibu berikan akan sesuai dengan pengetahuan yang

ibu punya.

2. Hubungan Pendidikan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah

Tangga

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 27 Responden yang pendidikannya

dasar dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara salah

sebanyak 14 orang (60,9%). Sedangkan 23 responden yang pendidikannya tinggi

dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar sebanyak 20

orang (74,1%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai

p=0,013 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pendidikan dengan penanganan

diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tingkat

pendidikan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin

tinggi pula tingkat pengetahuaannya.

Berdasarkan hasil penelitian yulisa (2008) tingkat pendidikan seseorang dapat

meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan, salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan, ini menunjukan bahwa

ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap penanganan diare pada balita, tetapi
hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Seriani (2006) yang

menunjukan tidak adanya hubungan tingkat pendidikan dengan penanganan kejadian

diare pada balita.

Menurut asumsi peneliti pendidikan mempengaruhi atau ada hubungannya

dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga. Karena semakin baik

pendidikan responden maka semakin baik pula responden memberikan penanganan

diare pada balita, tetapi perlu di ingat dari perbedaan hasil penelitian diatas

mungkin karena adanya perbedaan karakteristik responden di suatu daerah dengan

daerah yang lain sehingga pemahaman terhadap diare dan penanganannya pun juga

berbeda.

3. Hubungan Sikap/Prilaku Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat

Rumah Tangga

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 26 Responden yang mempunyai sikap

positif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar

sebanyak 20 orang (76,9%) dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah

tangga secara salah sebanyak 6 orang (23,1%). Sedangkan 24 responden yang

mempunyai sikap negatif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga

secara salah sebanyak 15 orang (62,5%) dan penanganan diare pada balita

tingkat rumah tangga secara benar sebanyak 9 orang (37,5%). Hasil analisis

statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai p=0,015 < 0,05 hal ini

berarti ada hubungan antara Sikap/Prilaku dengan penanganan diare pada balita

tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.


Sikap merupakan tingkat afeksi positif dan negatif terhadap objek yang diamati,

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa konsep tentang sikap yang dapat

dijadikan acuan untuk pengukuran sikap, antara lain sikap merupakan tingkat afeksi

yang positif dan negatif yang dihubungkan dengan objek dan sikap dilihat dari

individu yang menghubungkan efek yang positif dengan objek atau sebaliknya.

Jadi menurut asumsi peneliti sikap ibu terhadap penanganan diare pada balita

tingkat rumah tangga adalah berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan,

pendidikan dan pengalaman pribadi yang ibu dapati. Sikap/prilaku dalam

menangani balita yang mengalami diare bersifat individual dan tergantung kepada

kepribadian orang tuanya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 50 responden di Kampung Tan

Saril Kecamataan Bebesen Kabupaten Aceh Tengan Tahun 2013, maka dapat disimpulkan

beberapa hal yaitu :

1. Ada hubungan antara Pengetahuan dengan penanganan diare pada balita tingkat

rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

2. Ada hubungan antara Pendidikan dengan penanganan diare pada balita tingkat

rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

3. Ada hubungan antara Sikap/Prilaku dengan penanganan diare pada balita tingkat

rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.

5.2 Saran

1. Bagi responden

Bagi responden khususnya bagi ibu yang mempunyai balita agar lebih aktif

atau bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam penanganan masalah diare

terhadap balita.

2. Bagi paeneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti-peneliti lainnya untuk dapat melakukan

penelitian selanjutnya dengan menggunakan sampel yang lebih besar, menggunaka


tehnik observasi dan wawancara mendalam sehingga hasil yang di dapatkan menjadi
labih baik.

3. Bagi institusi Pendiddikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan Program Studi D-IV Kebidanan

Stikes U’budiyah Banda Aceh agar dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang

diharapkan bisa bermanfaat dan salah satu karya tulis ilmiah yang dapat menambah

buku perpustakaan.

4. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapt memberikan promosi

kesehatan tentang penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga sesuai dengan

standar kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander et al. 2006, Praktek Kebidanan Riset Dan Isu, EGC, Jakarta.
Alimul Aziz A. 2006, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika
Jakarta.

Budiarto, E. (2001) Biostatistika Untuk Kedokteran dan Masyarakat. EGC. Jakarta


___________. 2007, Metodelogi Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Rineka
Cipta, Jakarta.

___________. 1996, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2001. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan .Trans Info
Media. Jakarta.
___________. 2009. Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir . Jakarta.
Maryunani A. 2010, Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Trans Info Media. Jakarta.
Machfoedz, 2008, Metode Penelitian, Fitramaya, Yogyakarta.

Notoatmodjo, 2005, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.


___________, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2003, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Professional, Salemba Medika. Jakarta.
Ovedoff D. 2002, Kapita Selekta Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta.
Profil Dinas Kesehatan Aceh Tengah Tahun 2011.

Sudarmoko A. 2011, Mengenal, Mencegah, dan Mengobati Gabgguan Kesehatan pada


Balita, Titano, Yogyakarta.
Suandi. 1999. Diit pada Anak Sakit. EGC, Jakarta.
Solaiman,EJ. 2001. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Trans Info Media. Jakarta.
Soetjiningsih, EGC.1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
Ita, 2008 http//:www.medikastore.com/. di kutip pada tanggal 20 februari 2012 jam 14.00
wib.
Lampiran 1

Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Saya Mengecapkan terima kasih atas tawaran berpartisipasi dalam penelitian yang

berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat

Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun

2013 “ yang ditulis oleh saudari Ainul Husna.

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi Responden

dalam penelitian ini dengan sukarela, dengan syarat hasil penelitian ini tidak menimbulkan

akibat bagi saya.

Hormat Saya

Responden

( )
Lampiran 2
Pengantar Kuisioner Penelitian

Sehungan dengan Skripsi yang saya lakukan dengan Judul “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Di Kampung

Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013”, dan merupakan Syarat

untuk mendapatkan Gelar sarjana Sains Terapan.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data untuk

mengharapkan kesediaan anda menjadi Responden dan menjawab pertanyaan yang ada

dalam Kuisioner dengan suka rela dan Jujur. Informasi yang anda berikan dan sumber data

yang ada di Kuisioner ini akan dijaga kerahasiaanya .

Atas kerjasama dan kepercayaan yang anda berikan , saya ucapkan terima kasih .

Hormat saya ,

Peneliti

Ainul Husna

Nim : 121010210079
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN DIARE
PADA BALITA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KAMPUNG TAN SARIL
KECAMATAN BEBEBSEN KABUPATEN
ACEH TENGAH

Nama responden :
Umur :

I. PENDIDIKAN
Pendidikan formal terakhir :
a). Tidak sekolah/ tidak tamat SD
b). Sekolah Dasar/ sederajat
c). Sekolah Menengah Pertama/ sederajat
d). Sekolah Menengah Atas/ sederajat
e). Perguruan Tinggi/ Akademi

I I . P EN GE TA HU A N
1. Apakah yang dimaksud dengan diare?
a. Muntah
b. Mencret
c. Muntah dan mencret
d. Tidak tahu

2. Berapa kali buang air besar dalam sehari hingga disebut sebagai penderita
diare?
a. 1-3 kali
b. Lebih dari 3 kali dan tinjanya encer
c. Berapa kalipun asalkan tinjanya padat
d. Tidak tahu

3. Apa saja yang dapat menyebabkan diare, kecuali?


a. Kuman Penyakit
b. Tidak cuci tangan sebelum makan
c. Air yang kotor
d. Air yang bersih
4. Diare dapat menular melalui apa saja, kecuali?
a. Air
b. Udara
c. Makanan
d. Tempat tidur

5. Bagaimana cara mencegah diare, kecuali?


a. Selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman
b. Mencuci tangan sebelum makan
c. Memakan makanan yang kotor
d. Memasak air minum hingga mendidih

6. Apa bahaya jika diare tidak segera di tangani?


a. Lemas
b. Kekurangan cairan
c. Tidak nafsu makan
d. Anak tetap sehat

7. Apa saja bahan untuk membuat oralit?


a. Gula, garam dan air putih yang di masak
b. Gula, kopi dan air mentah
c. Garam dan air yang belum dimasak
d. Gula dan air yang belum dimasak

8. Dimana ibu mendapat informasi tentang cara menangani diare yang baik dan
benar ?
a. Petugas kesehatan
b. Media cetak
c. Media elektronik
d. Tetangga

9. Yang bukan merupakan penyebab terjadinya diare pada anak yaitu?


a. Infeksi bakteri, alergi, kekurangan sel pertahanan tubuh
b. Makanan yang pedas, basi, atau sulit dicerna oleh usu
c. Masuk angin, terlambat makan
d. Pengeluaran tinja yang cair dan berdarah
10. Bagaimanakah gejala-gejala anak yang mengalami diare, kecuali?
a. Anak tetap sehat
b. Sakit di bagian perut, kadang-kadang muntah, dan tinjanya cair
c. Tinja lebih cair dari biasa dan demam menggigil
d. Tinja selalu berdarah dan berlendir

11. Cara yang paling tepat dalam memberikan makanan pada anak yang diare
yaitu...
a. Anak dipuasakan, hanya diberi cairan
b. Beri makanan seperti biasa, namun dilunakkan
c. Beri makanan yang lunak, perlahan (sedikit demi sedikit) namun
sering
d. Beri garam dan air

12. Bagaimanakah gejala-gejala anak yang mengalami diare, kecuali?


a. Muka anak tampak memerah
b. Sakit di bagian perut, kadang-kadang mual atau muntah, dan tinjanya
lebih cair dari biasa
c. Tinja lebih cair dari biasa dan demam menggigil
d. Tinja selalu berdarah dan berlendir

13. Apakah hal yang dapat membahayakan jiwa anak jika diarenya tidak
ditangani secara tepat, kecuali?
a. Dehidrasi/kekurangan cairan
b. Kehilangan nafsu makan
c. Tetap sehat
d. Kerusakan pada saluran pencernaannya

14. Apakah ibu mengetahui tentang dehidrasi?


a. Lanjutan dari diare
b. Kehilangan cairan tubuh secara berlebihan
c. Suhu tubuh panas karena diare
d. Demam karena diare

15. Penyakit diare merupakan penyakit yang bagaimana?


a. Biasa saja
b. Bahaya dan menyebabkan kematian
c. Penyakit yang sering di derita anak
d. Penyakit menular
III. SIKAP/PRILAKU
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S RR TS STS
1. Ibu memberikan oralit pada anak
yang sedang diare
2. Ibu memberikan cairan tambahan
misalnya larutan gula garam/kuah
sayur/air tajin pada anak yang
sedang diare
3. Ibu memberikan obat-obatan
penghenti diare kepada anak
4. Ibu mengurangi porsi makanan
anak jika sedang diare
5. Ibu memberikan air putih yang
lebih banyak dari biasanya pada
anak yang sedang diare
6. Ibu memberikan antibiotika pada
anak yang sedang diare tanpa
resep dokter
7. Ibu mendatangi pusat kesehatan
(misalnya puskesmas atau
dokter) jika anak terlihat lesu dan
tidak mau makan/minum
8. Ibu mencuci botol susu/dot
dengan air yang bersih dan sabun
sebelum digunakan
9. Ibu selalu mencuci tangan
sebelum memasak atau menyuapi
anak
10. Ibu memberi makanan kaya
kalsium untuk mempercepat
penyembuhan diare anak, seperti
pisang, buah segar, air kelapa
hijau
IV. PENANGANAN
1. Kemana ibu harus membawa anaknya jika terkena diare bila mencretnya
parah sekali ?
a. Puskesmas
b. Rumah sakit
c. Praktik bidan
d. Mengobati sendiri

2. Jika anak muntah saat diberi oralit, apakah pemberian oralit harus dihentikan?
a. Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu dilanjutkan
b. Tetap berikan dengan jumlah lebih banyak
c. Hentikan sejenak, lalu lanjutkan pemberian secara perlahan
d. Beri makanan

3. Perlukah diberikan obat penghenti diare pada anak seperti entrostop, diapet, dll?
a. Perlu dan langsung diberikan pada anak yang diare
b. Diberikan jika anak buang air besar lebih dari 3 kali
c. Tidak perlu diberikan
d. Perlu jika anak buang air besar masih 1 kali

4. Hal yang sebaiknya dilakukan pertama kali jika anak mengalami diare yai tu...
a. Biarkan sampai berhenti
b. Segera bawa ke puskesmas atau dokter
c. Segera beri cairan tambahan
d. Mengobati sendiri di rumah

5. Ketika anak ibu buang air besar tidak seperti biasanya sebaiknya ibu langsung memberikan,
kecuali?
a. Oralit
b. Gula, garam dan air
c. Sirup
d. Air putih
KUNCI JAWABAN

PENGETAHUAN
1 . C 1 1 . C
2 . B 1 2 . A
3 . D 1 3 . C
4 . D 1 4 . B
5 . C 1 5 . B
6. D
7. A
8. A
9. C
10. A

SIKAP/PRILAKU
1 . S S T 6 . S T S
2 . S S T 7 . S S T
3 . S S T 8 . S S T
4 . S T S 9 . S S T
5 . S S T 1 0 . S S T

PENANGANAN
1. A
2. C
3. C
4. D
5. C
Lampiran 5

YAYASAN PENDIDIKAN U’BUDIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES
BANDA ACEH
Jalan Alue Naga Desa Tibang Banda Aceh Telp. (0651) 7555566

No : 392/D-IV/STIKes/U’B/2013 Banda Aceh, 2013

Lamp :-

Perihal : Mohon Izin Penelitian

Kepada Yth

Kepala Desa Kampung Tan Saril

di-

Tempat

Dengan Hormat,

Sebagai salah satu persyaratan Akademik untuk mendapat gelar Sarjana Saint Terapan
(SST), maka setiap mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) U’Budiyah Banda Aceh yang akan menyelesikan studinya diharuskan
menyusun sebuah skripsi. Untuk tujuan tersebut diatas, kami mohon bantuan dan kerja
sama Bapak/Ibu untuk dapat memberikan izin kepada :

Nama : AINUL HUSNA

NIM : 121010210079

Semester : II (Dua)

Prodi : Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Judul Skripsi : FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENANGANAN DIARE PADA TINGKAT RUMAH TANGGA
DI KAMPUNG TAN SARIL KECAMATAN BEBESEN
KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2013
Untuk melakukan penelitian dan pengambilan data-data yang diperlukan oleh mahasiswi
tersebut dalam rangka penyusunan Skripsi tersebut. Perlu juga kami sampaikan bahwa
menyangkut dengan segala biaya yang ditimbulkan akan ditanggung sendiri oleh
mahasiswa yang bersangkutan.

Demikian surat ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan
terima kasih.

Ketua Prodi D-IV Kebidanan

Cut Rosmawar, S.ST


YAYASAN PENDIDIKAN U’BUDIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES
BANDA ACEH
Jalan Alue Naga Desa Tibang Banda Aceh Telp. (0651) 7555566

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI


T.A 2012/2013

Nama : Ainul Husna


Nim : 121010210079
Jurusan : D-IV Kebidanan
Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita
Tingkat Rumah Tangga di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen
Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013.
Pembimbing : Hidayana SKM,MPH
No Tanggal Bimbingan Masukan / saran Paraf
1. 15 Februari 2013 - Konsultasi - ACC judul
judul
- Revisi
2. 20 Februari 2013 - Konsultasi - Perbaikan BAB
BAB I, II I,II dan III
dan III

3. 25 Februari 2013 - Revisi BAB - Perbaikan BAB


I,II dan III I,II dan III

4 02 Maret 2013 - Revisi akhir - Perbaikan BAB


BAB I,II I,II dan III
dan III

5. 10 Maret 2013 - Koreksi - Perbaikan


Kuisionar Kuisioner

6. 20 Maret 2013 - Koreksi - Perbaikan


Kuisioner dan Kuisioner dan
Daftar Pustaka Daftar Pustaka
7. 10 April 2013 - Proposal - ACC Proposal

8. 16 Agustus 2013 - Konsultasi - Perbaikan BAB IV


BAB IV dan BAB V
dan BAB V
9. 17 Agustus 2013 - Koreksi Judul - Perbaikan Judul
Tabel Tabel
- Koreksi Tabel - Perbaikan Tabel
10. 20 Agustus 2013 - Koreksi - Perbaikan
Pembahasan Pembahasan

11. 29 Agustus 2013 - Koreksi - Perbaikan


Kesimpula Kesimpulan dan
n dan Saran Saran
12. 30 Agustus 2013 - Koreksi daftar - Lengkapi Daftar
Tabel , Tabel, Gambar,
Gambar, Lmpiran, dsb
Lampiran, dsb
13. 31 Agustus 2013 - Skripsi - ACC Skripsi

Anda mungkin juga menyukai