Skripsi
AINUL HUSNA
NIM : 121010210079
Latar Belakang : Berdasarkan permasalahan yang ada dari observasi peneliti di kampung
Tan Saril menunjukan bahwa adanya perbedaan penanganan diare pada balita tingkat rumah
tangga misalnya menggunakan obat tradisional contoh nya memakai daun jambu untuk
mengobati diare dan ada juga menggunakan obat-obat resep dari dokter.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pendidikan dan
sikap/prilaku ibu rumah tangga dengan penanganan diare pada balita.
Metode Penelitian : penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 s/d 30 Agustus 2013 Penelitian
ini bersifat survei Analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah populasi 50
responden, total sampel dlam penelitian ini adalah 50, teknik penggumpulan data dengan
cara membagikan kuisioner.
Hasil Penelitian : Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga dengan p-Value = 0,004 < 0,05. Terdapat
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan penanganan diare pada balita tingkat
rumah tangga dengan p-Value = 0,013 < 0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara
sikap/prilaku dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga dengan p-Value =
0,015 < 0,05.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan, pendidikan dan sikap/prilaku ibu yang mempunyai
balita dengan dengan penenganan diare pada balita tingkat rumah tangga oleh karena itu
penelitian ini dapat menjadi masukan bagi ibu yang memiliki anak balita agar dapat
memberikan penanganan secara tepat i tingkat rumah tangga.
Kata kunci : Pengetahuan, pendidikan, sikap/prilaku, penangana diare tingkat rumah tangga
Kepustakaan : 15 Buku (2001-2012) + 12 Situs Internet (2003-2013)
MENGETAHUI
KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN
STIKES U’BUDIYAH
Menyetujui :
PENGUJI I PENGUJI II
MENYETUJUI : MENGETAHUI :
KETUA STIKES KEBIDANAN KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semua, sehingga dengan izin-NYA
peneliti dapat menyelesaikan skripsi D-IV Kebidanan Klinik yang berjudul “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga di
Kmpung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013”. Skripsi ini
disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program studi D-IV
pengarahan dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini peneliti ingin
3. Ibu Cut Rosmawar, SST selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Stikes U’Budiyah Banda
Aceh.
4. Hidayana SKM,MPH selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk
5. Bapak Tamar Jaya selaku reje Tan Saril yang mana telah memberikan izin untuk
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantu dalam penyusunan
penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skipsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi penampilan,
penulisan dan pembahasannya. Oleh karena itu, peneliti senantiasa mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat peneliti pergunakan demi kesempurnaan dalam penelitian dan penulisan selanjutnya.
Akhirnya peneliti berharap semoga Allah dapat memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
(Peneliti)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................... i
PERNYATAAN PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... x
ABSTRAK.......................................................................................................... xi
ABSTRACT........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulis................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 5
1.5 Keaslian Penelitian.......................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Gambar 2 Kerangka
Konsep 19
DAFTAR LAMPIRAN
Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
anak diseluruh dunia. Organisasi dunia tentang anak (UNICEF) memperkirakan satu
setengah juta bayi meninggal setiap tahun sebagian besar kematian tersebut terjadi
hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan
anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai 195 per
1000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara di
Asean, (kalbe.co.id)
Dari data di atas, jelas bahwa masalah kesehatan dan kematian bayi dan anak-
anak, penyebab utamanya adalah termasuk Diare. Hal ini tentu terkait dengan upaya
penanganan penyakit Diare yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai
penanggulangan pertama bagi penderita Diare, karena apabila penangan Diare tidak
tepat menyebabkan penderitanya mengeluh sakit dan sering buang air besar.
Diare merupakan suatu keadaan dimana seseorang sering buang air besar,
tinjanya encer ,dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah.
Diare dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita
diare banyak kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian
terutama pada bayi dan anak-anak usia dibawah lima tahun, (Auliya, 2008).
Penyakit diare merupakan penyakit multifaktoral di Indonesia, yang terjadi
secara terus menerus diseluruh daerah baik perkotaan maupun perdesaan. Penyakit
diare ini dapat mengancam setiap orang tanpa mengenal usia, jenis kelamin maupun
status sosial. Diare pada anak berusia di bawah 5 tahun masih merupakan masalah
yang harus mendapat perhatian oleh petugas kesehatan dan orang tua terutama di
Negara berkembang termasuk Indonesia meskipun sebagian besar kasus diare pada
anak merupakan kasus yang akan sembuh dengan sendirinya tanpa pertolongan dan
pengobatan, akan tetapi diare yang berlangsung terus menerus dan dengan jumlah
feses yang banyak sering kali meningkatkan angka kesakitan bahkan kematian anak,
(Muryunani, 2010).
Penyebab diare pada balita lebih beragam. Bisa karena infeksi bakteri, virus, dan
amuba. Bisa jadi juga akibat salah menkonsumsi makanan. Protein susu sapi
Diare dapat juga terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat terutama
antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan seperti sorbitol dan manitol yang
ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya dapat menimbulkan
diare. Hal ini tidak hanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki
daya tahan tubuh yang lemah. Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab
anak terkena diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif
umumnya jarang terkena diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu
formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus,
(Medicastor, 2006).
Dwiantoro, (2008) juga menyebutkan bahwa angka kesakitan dan kematian
akibat diare dapat di turunkan apabila ibu mengetahui tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan penanganan diare pada anak-anak balita. Dalam hal ini,
penanganan diare terkait dengan faktor pengetahuan, pendidikan dan sikap ibu dalam
menangani diare.
Angka kesakitan diare pada tahun 2006 yaitu 423 per 1000 penduduk dengan jumlah
kasus 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277. Pada survei tahun 2006 di 10
provensi didapat hasil bahwa dari 18.000 rumah tangga yang disurvei diambil sampel
sebanyak 13.440 balita, dan kejadian diare pada balita yaitu 1,3 kejadian diare
Provinsi Aceh sebesar 169.464 kasus, (Profil Nasional, 2011). Disamping itu data
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah untuk Tahun 2012 juga masih menunjukan
tingginya angka kejadian diare pada balita yaitu sekitar 989 atau (27,93%). Dari
adanya perbedaan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga misalnya
diare dan ada juga yang menggunakan obat-obat resep dari dokter.
ibu-ibu rumah tangga, maka hal inilah membuat peneliti tertarik untuk melakukan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun 2013 ?”.
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini dimaksud untuk mengetahui Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah
Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Puskesmas
sebagai bahan informasi dan masukan untuk kader kesehatan sehingga bisa
3. Bagi Penulis
balita tingkat rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Bebesen Aceh Tengah Tahun
2013, sebelumnya belum pernah di teliti. Sedangkan penelitian sejenis pernah dilakukan
sebagai berikut :
ibu dengan terjadinya diare pada anak di rumah sakir elisabet Medan. Penelitian ini
bersifat Diskriptif Analitik, dengan pendekatan cross sectional, Variabel yang diteliti
menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan sikap ibu terhadap terjadinya diare pada anak di rumah sakit elisabet
medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diare
Menurut Zul (2008) diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang lembek sampai mencair dan
bertambah frekuensi lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dari 1 hari).
2.2.2 Etiologi
(Alimul, 2006).
a. Faktor infeksi
Infeksi saluran pencernaan, merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi
ini meliputi : infeksi virus dan infeksi parasit. Sedangkan infeksi di luar alat
pencernaan, sering terjadi pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor mal absorbs; faktor ini meliputi kekurangan karbohidrat, lemak dan
protein, faktor makanan, misalnya makanan basi, beracun dan alergi terhadap
makanan.
c. Faktor psikologis, akibat rasa takut dan cemas juga dapat menyebabkan diare.
2.2.3 Patogenesis
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (minsalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekrasi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
c. Manifestasi klinis
Perjalanan dari penyakit diare ditandai dengan pasien mula-mula cengeng, gelisah suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makanan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
berbentuk cair, kemungkinan disertai lendir dan bercampur darah. Gejala muntah biasa timbul
sebelum atau sudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan
dan elektrolit, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput
Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare akan
hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi, (Maryunani, 2010). Balita yang
tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare dapat mengalami keadaan
sebagai berikut :
a. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak dari pada pemasukan air.
Menurut Sudarmoko (2011) dehidrasi dapat dibagi menjadi dua yaitu dehidrasi
menurunya elastisitas kulit, mulut dan lidah kering, Mata yang kering karena
2. Dehidrasi berat ditandai dengan tangan dan kaki yang lembab, terlihat lemah
tidak sadar, tidak mampu untuk minum, hilangnya elastisitas kulit secara
sepenuhnya, tidak ada air mata, lapisan lendir yang sangat kering pada mulut,
pengurangan volume air seni yang parah bahkan tidak adanya air seni.
bersama tinja, terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan,
4. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Hal ini
disebabkan karena makanan sering dihentikan oleh orang tua. Walaupun susu
tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Menurut Alimul (2006) yang termasuk penanganan dan pengobatan diare akut
a. Rehedrasi
Rehedrasi merupakan pengembalian air atau cairan yang terkandung dalam
tubuh atau substansi yang telah mengalami dehidrasi. Diare yang cair
cairan yang diberikan harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang
melalui diare atau muntah, ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang
melalui keringat, urin, pernafasan, dan ditambah dengan banyaknya cairan yang
hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. Jumlah ini
tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau
golongan umum.
b. Nutrisi
menghindari efek buruk pada status gizi. Agar pemberian diet pada anak dengan
diare akut dapat memenuhi tujuannya. Pemberian air susu ibu diutamakan pada
bayi, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, pemberian vitamin dan
mineral dalam jumlah yang cukup. Khusus untuk penderita diare karena
rendah laktosa, parenteral nutrisi dapat dimulai apabila ternyata dalam 4-7 hari
2.2.6 Medikamentosa
seimbangan elektrolit dan dehidrasi, pengobatan yang spesifik bila terdapat penyakit
yang mendasarinya, diare hebat mungkin menyebabkan banyak kehilangan cairan,
asidosis metabolic dan hipokalemia, banyak penyebab seperti obat-obatan dan jenis
lain:
a. Pengobatan A
dirumah, memberikan terapi awal bila anak terkena diare lagi. Cairan rumah
tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan cair (sup, air tajin, air matang).
1. Untuk umur <12 bulan jumlah oralit yang diberikan saat BAB yaitu 50-100 ml,
dan jumlah oralit yang disediakan di rumah yaitu 400 ml/hari (2 bungkus);
2. Untuk umur 1-4 tahun jumlah oralit yang diberikan tiap BAB yaitu 100-200 ml,
dan jumlah oralit yang disediakan dirumah adalah 600-800 ml/hari (3-4
bungkus);
3. Untuk umur > 5 tahun jumlah oralit yang diberikan tiap BAB yaitu 200-300 ml,
dan jumlah oralit yang disediakan dirumah adalah 800-1000 ml/hari (4-5
bungkus).
b. Pengobatan B
Dalam 3 jam pertama, diberikan 5 ml/kg BB atau bila berat badan anak tidak
diketahui dan atau memudahkan dilapangan, diberikan oralit paling sedikit sesuai
dengan berikut :
1. Untuk umur < 4 bulan jumlah oralit yang diberikan 200-400 ml;
2. Untuk umur 4-<12 bulan jumlah oralit yang diberikan 400-700 ml;
3. Untuk umur 1-<2 tahun jumlah oralit yang diberikan 700-900 ml;
4. Untuk umur 2-<5 tahun jumlah oralit yang diberikan 900-900 ml;
5. Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah. Dorong ibu untuk memberikan ASI.
Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI, berikan juga 100-200 ml air masak selama
masa ini.
c. Pengobatan C
Digunakan untuk mengatasi diare dengan derajat dehidrasi berat. Pertama-tama berikan cairan
intravena, nilai setelah 3 jam, jika keadaan anak sudah cukup baik maka berikan oralit. Setelah 1-3 jam
berikutnya nilai ulang anak dan pilihlah rencanpa pengobatan yang sesuai dan beri juga tablet zinc.
2.2.7 Pencegahan
Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:
1. Sebelum makan;
b. Meminum air minuman sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya mengunakan jamban dengan tangki
2.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata “tahu” dan ini akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Menurut Notoadmodjo (2002) pengetahuan yang cukup dalam dominan kognitif
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai meningkat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, oleh karena itu
“Tahu” ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendifinisikan,
2. Memahami (Comprension)
objek yang diketahui dan dapat menginprestasikan materi tersebut dengan benar.
3. Penerapan (Application)
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek kedalam
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
2.2.2 Pendidikan
Menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang bearti didalam pendidikan itu terjadi
lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat
(stoppard,2007 ). Pada umumnya semakin tinggi tingkat pengetahuan
2.2.3 Sikap/prilaku
1. Pengertian sikap
Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling
banyak didefinisikan dan ada yang mengannggap sikap hanyalah sejenis motif yang
diperoleh melalui proses belajar, ada pula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Rakhmat, 2007). Sikap secara sederhana dari bagaimana
kita suka atau tidak suka terhadap beberapa hal (Ningsih, 2008).
Notoatmodjo (2010) berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sehingga secara nyata
sosial.
2. Komponen dan Tingkatan Sikap
pokok, yaitu:
a. Menerima (receiving)
Tingkatan ini diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan objek.
b. Merespon
c. Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
Saat seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya ialah atau bersikap
terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut sehingga indikator untuk sikap sejalan
dengan pengetahuan kesehatan, yaitu sikap terhadap penanganan diare, sikap dan cara
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa konsep tentang sikap yang dapat
a. Sikap merupakan tingkat afeksi yang positif dan negatif yang dihubungkan dengan
objek.
b. Sikap dilihat dari individu yang menghubungkan efek yang positif dengan objek
atau sebaliknya.
Pengetahuan
Penanganan diare
pada Pendidikan balita tingkat
rumah tangga
Sikap/prilaku
Gambar 2.3 Kerangka konsep
2.4 Hipotesa
informasi sebagai (Variabel Dependen) dan penanganan diare pada balita tingkat
hipotesisnya adalah:
Ha : Adanya Hubungan pendidikan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah
tahun 2013.
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
Variabel Independen
Suatu upaya
responden
dalam
1. Penangann Wawancara a. Benar
penanganan Kuesioner Ordinal
diare b. Salah
diare pada
balita tingkat
rumah tangga
Variabel Dependen
Segala sesuatu
Menyebarkan
yang diketahui Wawancara
Kuesioner
ibu tentang - > 50 % a,Baik b.
1. Pengetahuan Berupa soal Ordinal
penanganan - < 50 % Kurang
15 choice
diare tingkat
rumah tangga
Jenjang Wawancara
pendidikan - SMA/D3 Menyebarkan
a. Tinggi
2. Pendidikan formal terakhir - SD/SMP Kuesioner Ordinal
b. Dasar
yang pernah di
selesaikan ibu
Adanya
tanggapan a.Positif
yang timbul Wawancara Menyebarkan b.Negatif
Sikap / dari ibu rumah - > 25
3. Kuesioner Ordinal
prilaku tangga dalam - < 25
menangani
diare
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei
pada saat tertentu, jenis penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan gambaran tentang
balita tingkat rumah tangga di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten
yang merupakan interaksi langsung antara peneliti dengan sumber data. Sukmadinata
3.2.1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu-ibu yang
mempunyai anak balita yang pernah mengalami diare di Kampung Tan Saril
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 yang berjumlah 50 ibu.
3.2.2. Sampel
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan
total sampling yaitu melakukan penelitian pada seluruh ibu yang memiliki balita yang
pernah mengalami diare di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah, di mana seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 50 ibu. Dengan
kriteria yang di tentukan untuk penelitian adalah ibu yang memiliki balita yang dapat
membaca dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang benar dan bersedia
3.3.1.Tempat Penelitian
Waktu Penelitian ini dilaksanakan di pada tanggal 1 s/d 30 Agustus tahun 2013.
pendidikan dan informasi tentang penanganan diare tingkat rumah tangga yang di
3. Penelitian memberikan surat permohonan dan persetujuan menjadi responden kepada tiap ibu
Data sekunder diperoleh dari Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 21
pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan tentang pengetahuan, 1 pertanyaan tentang pendidikan, 5
dilembaran kuesioner.
2. Tabulating adalah menyusul total nilai dari variabel penelitian.
3. Coding Coditing adalah memberikan kode-kode tertentu pada masing masing data yang ada.
3.6.2.Analisis data
1. Analisa Univariat
Tehnik analisa data yang digunakan untuk mengetahui cara penangan Diare yang dilakukan
oleh ibu-ibu di Kampung Tan saril Kecamatan Bebesen, menggunakan statistik persamaan analisa
univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis
Selanjutnya menentukan presentase (p) untuk tiap-tiap kategori atau variabel dengan
P= 𝑓 x 100%
𝑁
Keterangan :
P : Persentase
N : jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
mempunyai hubungan dengan variable berikut . analisa yang digunakan adalah hasil
untuk menguji Hipotesa dilakukan analisas statistik dengan menggunakan uji data
katagori chi-square test (x2) pada tingkat kenaikannya dalah 95% (P< 0,03)
sehingga dapat diketahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistic
dengan menggunakan program khusus SPSS For Windows. Melalui perhitunga chi-
square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai P lebih kecil dari nilai Alpha
1. Bila pada tabel contingency 2 x 2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil
2. Bila pada tabel contingency 2 x 2 dan tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5,
3. Bila pada tabel contingency yang lebih 2 x 2 misalnya 3 x 2, 3 x 3 dll, maka hasil uji
4. Bila pada tabel contingency 3 x 2, ada sel dengan nilai frekuensi (harapan e kurang
5. Apabila pada tabel 2 x 2 masih juga terdapat ferekuensi harapan (e) kurang dari 5,
6. Pada uji chi-square hanya digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua
variabel, bukan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan dua variable,
(Budiarti).
BAB IV
dengan luas wilayah 166,5 km/41km2, secara geografis kampung Tan Saril berbatasan
dengan :
Dilihat dari aspek demografis, jumlah penduduk Tan Saril adalah 947 jiwa
yang terdiri dari laki-laki 447, perempuan 500 jiwa, dan terdiri dari 213 kepala
keluarga (KK)Sasaran dikampung Bebesen ibu hamil 20, ibu bersalin 19, bayi 18, dan
orang bidan , 1 perawat, dan fasilitas pendidikan, 1 buah Paud , 1 buah TK, 3 buah
Unieversitas.
Pada bab ini akan kemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-
faktor yang berhubungan dengan penanganan Diare pada Balita tingkat rumah tangga
di kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013.
4.2 Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian pada tanggal pada tanggal 1 s/d 30 Agustus 2013
Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Tahun
1. Pengetahuan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan
Pengetahuan Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 31 62
2 Kurang 19 38
Jumlah 50 100
Sumber : diolah tahun 2013
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan
Pengetahuan Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013
No Pendidikan Frekuensi %
1 Tinggi 27 54
2 Dasar 23 46
Jumlah 50 100
Sumber : diolah tahun 2013
3. Sikap/Prilaku
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare
Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Berdasarkan
Sikap/Prilaku Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013
No Sikap/Prilaku Frekuensi %
1 Positif 22 44
2 Negatif 28 56
Jumlah 50 100
Sumber : diolah tahun 2013
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa 50 responden yang mempunyai sikap Negatif
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga
Di Kampung Tan Saril Tahun 2013
Rumah Tangga
Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013
baik dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar
sebanyak 23 orang (74,2%) dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah
tangga secara salah sebanyak 8 orang (25,8%). Sedangkan 19 responden yang
pengetahuannya kurang dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga
secara salah sebanyak 13 orang (68,4%) dan penanganan diare pada balita tingkat
p=0,004 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pengetahuan dengan penanganan
diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.
Tangga
Tabel 4.6
Hubungan Pendidikan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013
dasar dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara salah
sebanyak 14 (60,9%) orang dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah
pendidikannya tinggi dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga
secara benar sebanyak 20 orang (74,1%) dan penanganan diare pada balita tingkat
rumah tangga secara salah sebanyak 7 orang (25,9%).
p=0,013 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pendidikan dengan penanganan
diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.
Rumah Tangga
Tabel 4.7
Hubungan Sikap/Prilaku Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril
Tahun 2013
positif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar
sebanyak 20 orang (76,9%) dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah
mempunyai sikap negatif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah
tangga secara salah sebanyak 15 orang (62,5%) dan penanganan diare pada balita
P=0,015 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Sikap/Prilaku dengan
penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.
4.3 Pembahasan
Tangga
baik dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar
penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara salah sebanyak 13 orang
(68,4%).
Hasil analisis statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai p=0,004
< 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pengetahuan dengan penanganan diare
pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.
faktor pengalaman, dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dengan melihat
seseorang. Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan
pengalaman dan berasal dari berbagai informasi, media massa dan petugas
kesehatan, pengetahuan merupakan hal yang penting karena semakin baiknya
pengetahuan ibu maka semakin baik pula ibu memberikan penanganan atas
terjadinya diare, tindakan yang ibu berikan akan sesuai dengan pengetahuan yang
ibu punya.
Tangga
dasar dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara salah
dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar sebanyak 20
orang (74,1%).
p=0,013 < 0,05 hal ini berarti ada hubungan antara Pendidikan dengan penanganan
diare pada balita tingkat rumah tangga di kampung tan saril tahun 2013.
ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap penanganan diare pada balita, tetapi
hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Seriani (2006) yang
dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga. Karena semakin baik
diare pada balita, tetapi perlu di ingat dari perbedaan hasil penelitian diatas
daerah yang lain sehingga pemahaman terhadap diare dan penanganannya pun juga
berbeda.
Rumah Tangga
positif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga secara benar
sebanyak 20 orang (76,9%) dan dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah
mempunyai sikap negatif dengan penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga
secara salah sebanyak 15 orang (62,5%) dan penanganan diare pada balita
tingkat rumah tangga secara benar sebanyak 9 orang (37,5%). Hasil analisis
statistik dengan menggunakan chi-square test diperoleh nilai p=0,015 < 0,05 hal ini
berarti ada hubungan antara Sikap/Prilaku dengan penanganan diare pada balita
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa konsep tentang sikap yang dapat
dijadikan acuan untuk pengukuran sikap, antara lain sikap merupakan tingkat afeksi
yang positif dan negatif yang dihubungkan dengan objek dan sikap dilihat dari
individu yang menghubungkan efek yang positif dengan objek atau sebaliknya.
Jadi menurut asumsi peneliti sikap ibu terhadap penanganan diare pada balita
tingkat rumah tangga adalah berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan,
menangani balita yang mengalami diare bersifat individual dan tergantung kepada
5.1 Kesimpulan
Saril Kecamataan Bebesen Kabupaten Aceh Tengan Tahun 2013, maka dapat disimpulkan
1. Ada hubungan antara Pengetahuan dengan penanganan diare pada balita tingkat
2. Ada hubungan antara Pendidikan dengan penanganan diare pada balita tingkat
3. Ada hubungan antara Sikap/Prilaku dengan penanganan diare pada balita tingkat
5.2 Saran
1. Bagi responden
Bagi responden khususnya bagi ibu yang mempunyai balita agar lebih aktif
terhadap balita.
Stikes U’budiyah Banda Aceh agar dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang
diharapkan bisa bermanfaat dan salah satu karya tulis ilmiah yang dapat menambah
buku perpustakaan.
kesehatan tentang penanganan diare pada balita tingkat rumah tangga sesuai dengan
standar kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander et al. 2006, Praktek Kebidanan Riset Dan Isu, EGC, Jakarta.
Alimul Aziz A. 2006, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika
Jakarta.
___________. 1996, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2001. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan .Trans Info
Media. Jakarta.
___________. 2009. Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir . Jakarta.
Maryunani A. 2010, Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Trans Info Media. Jakarta.
Machfoedz, 2008, Metode Penelitian, Fitramaya, Yogyakarta.
Saya Mengecapkan terima kasih atas tawaran berpartisipasi dalam penelitian yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat
Rumah Tangga Di Kampung Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun
dalam penelitian ini dengan sukarela, dengan syarat hasil penelitian ini tidak menimbulkan
Hormat Saya
Responden
( )
Lampiran 2
Pengantar Kuisioner Penelitian
Sehungan dengan Skripsi yang saya lakukan dengan Judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Penanganan Diare Pada Balita Tingkat Rumah Tangga Di Kampung
Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013”, dan merupakan Syarat
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data untuk
mengharapkan kesediaan anda menjadi Responden dan menjawab pertanyaan yang ada
dalam Kuisioner dengan suka rela dan Jujur. Informasi yang anda berikan dan sumber data
Atas kerjasama dan kepercayaan yang anda berikan , saya ucapkan terima kasih .
Hormat saya ,
Peneliti
Ainul Husna
Nim : 121010210079
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN DIARE
PADA BALITA TINGKAT RUMAH TANGGA DI KAMPUNG TAN SARIL
KECAMATAN BEBEBSEN KABUPATEN
ACEH TENGAH
Nama responden :
Umur :
I. PENDIDIKAN
Pendidikan formal terakhir :
a). Tidak sekolah/ tidak tamat SD
b). Sekolah Dasar/ sederajat
c). Sekolah Menengah Pertama/ sederajat
d). Sekolah Menengah Atas/ sederajat
e). Perguruan Tinggi/ Akademi
I I . P EN GE TA HU A N
1. Apakah yang dimaksud dengan diare?
a. Muntah
b. Mencret
c. Muntah dan mencret
d. Tidak tahu
2. Berapa kali buang air besar dalam sehari hingga disebut sebagai penderita
diare?
a. 1-3 kali
b. Lebih dari 3 kali dan tinjanya encer
c. Berapa kalipun asalkan tinjanya padat
d. Tidak tahu
8. Dimana ibu mendapat informasi tentang cara menangani diare yang baik dan
benar ?
a. Petugas kesehatan
b. Media cetak
c. Media elektronik
d. Tetangga
11. Cara yang paling tepat dalam memberikan makanan pada anak yang diare
yaitu...
a. Anak dipuasakan, hanya diberi cairan
b. Beri makanan seperti biasa, namun dilunakkan
c. Beri makanan yang lunak, perlahan (sedikit demi sedikit) namun
sering
d. Beri garam dan air
13. Apakah hal yang dapat membahayakan jiwa anak jika diarenya tidak
ditangani secara tepat, kecuali?
a. Dehidrasi/kekurangan cairan
b. Kehilangan nafsu makan
c. Tetap sehat
d. Kerusakan pada saluran pencernaannya
NO PERNYATAAN SS S RR TS STS
1. Ibu memberikan oralit pada anak
yang sedang diare
2. Ibu memberikan cairan tambahan
misalnya larutan gula garam/kuah
sayur/air tajin pada anak yang
sedang diare
3. Ibu memberikan obat-obatan
penghenti diare kepada anak
4. Ibu mengurangi porsi makanan
anak jika sedang diare
5. Ibu memberikan air putih yang
lebih banyak dari biasanya pada
anak yang sedang diare
6. Ibu memberikan antibiotika pada
anak yang sedang diare tanpa
resep dokter
7. Ibu mendatangi pusat kesehatan
(misalnya puskesmas atau
dokter) jika anak terlihat lesu dan
tidak mau makan/minum
8. Ibu mencuci botol susu/dot
dengan air yang bersih dan sabun
sebelum digunakan
9. Ibu selalu mencuci tangan
sebelum memasak atau menyuapi
anak
10. Ibu memberi makanan kaya
kalsium untuk mempercepat
penyembuhan diare anak, seperti
pisang, buah segar, air kelapa
hijau
IV. PENANGANAN
1. Kemana ibu harus membawa anaknya jika terkena diare bila mencretnya
parah sekali ?
a. Puskesmas
b. Rumah sakit
c. Praktik bidan
d. Mengobati sendiri
2. Jika anak muntah saat diberi oralit, apakah pemberian oralit harus dihentikan?
a. Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu dilanjutkan
b. Tetap berikan dengan jumlah lebih banyak
c. Hentikan sejenak, lalu lanjutkan pemberian secara perlahan
d. Beri makanan
3. Perlukah diberikan obat penghenti diare pada anak seperti entrostop, diapet, dll?
a. Perlu dan langsung diberikan pada anak yang diare
b. Diberikan jika anak buang air besar lebih dari 3 kali
c. Tidak perlu diberikan
d. Perlu jika anak buang air besar masih 1 kali
4. Hal yang sebaiknya dilakukan pertama kali jika anak mengalami diare yai tu...
a. Biarkan sampai berhenti
b. Segera bawa ke puskesmas atau dokter
c. Segera beri cairan tambahan
d. Mengobati sendiri di rumah
5. Ketika anak ibu buang air besar tidak seperti biasanya sebaiknya ibu langsung memberikan,
kecuali?
a. Oralit
b. Gula, garam dan air
c. Sirup
d. Air putih
KUNCI JAWABAN
PENGETAHUAN
1 . C 1 1 . C
2 . B 1 2 . A
3 . D 1 3 . C
4 . D 1 4 . B
5 . C 1 5 . B
6. D
7. A
8. A
9. C
10. A
SIKAP/PRILAKU
1 . S S T 6 . S T S
2 . S S T 7 . S S T
3 . S S T 8 . S S T
4 . S T S 9 . S S T
5 . S S T 1 0 . S S T
PENANGANAN
1. A
2. C
3. C
4. D
5. C
Lampiran 5
Lamp :-
Kepada Yth
di-
Tempat
Dengan Hormat,
Sebagai salah satu persyaratan Akademik untuk mendapat gelar Sarjana Saint Terapan
(SST), maka setiap mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) U’Budiyah Banda Aceh yang akan menyelesikan studinya diharuskan
menyusun sebuah skripsi. Untuk tujuan tersebut diatas, kami mohon bantuan dan kerja
sama Bapak/Ibu untuk dapat memberikan izin kepada :
NIM : 121010210079
Semester : II (Dua)
Demikian surat ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan
terima kasih.