1.4.4. Program Penanggulangan Bencana
1.4.4. Program Penanggulangan Bencana
1. PENDAHULUAN
Bencana bisa terjadi dimana saja, baik di dalam Puskesmas maupun di luar puskesmas,
merupakan suatu potensi ataupun suatu resiko yang harus kita terima. Hal ini bisa terjadi karena
faktor alam, yang disebut bencana alam, serta bencana industri, yang disebabkan karena human
error, atau kecelakaan karena sifat bahan / material yang diolah dan sifat pekerjaan yang
mengandung sumber bahaya.
Bencana terjadi setiap saat, dengan rangkaian mata rantai terakhir berupa kerugian moril, materiil,
begitu juga banyaknya korban akibat bencana tersebut. Kehilangan anggota keluarga, kehilangan
sumber pencaharian, kehilangan rumah, mobil, bahkan kehilangan nyawa, belum lagi gangguan
psikologis akibat trauma yang ditimbulkan bencana tersebut. Untuk dapat mengurangi jumlah
korban jiwa manusia akibat bencana ini perlu adanya usaha pertolongan medik darurat (pra-
puskesmas dan atau di puskesmas) yang melibatkan berbagai unsur kesehatan dari berbagai
instansi pemerintah maupun swasta secara terpadu dan terintegrasi. Sehingga diperlukan adanya
suatu upaya kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam memberikan pertolongan medik darurat
terutama di puskesmas (Hospital disaster Planning).
2. LATAR BELAKANG
Berdasarkan perhitungan HVA (Hazard and Vulnerability Analysis) yang telah dilakukan tim
penanggulangan bencana, resiko-resiko yang teridentifikasi dapat terjadi terdiri atas bencana yang
berasal dari luar puskesmas dan bencana yang berasal dari dalam Puskesmas Kalijambe adalah
banjir, tanah longsor, keracunan dan kecelakaan lalu lintas. Hal ini dapat kita maklumi karena
Kecamatan Kalijambe memiliki wilayah geografis yang berada tepat di tepi Sungai Cemara yang
memiliki potensi bencana banjir dan tanah longsor. Kultur masyarakat Kecamatan Kalijambe masih
mengedepankan gotong royong dalam hubungan sosial kemasyarakatan yang kental dalam
berbagai acara kemasyarakatan melibatkan banyak warga sekaligus berpotensi menimbulkan
kejadian keracunan. Kecamatan Kalijambe juga merupakan wilayah yang dilewati jalan provinsi
yang padat yang menghubungkan kabupaten Sragen menuju Kabupaten Karanganyar sehingga
memiliki jalur lalu lintas yang sangat padat dan berpotensi terja di kecelakaan lalu lintas. Hal ini
membuat Puskesmas Kalijambe harus bersiap diri menghadapi kemungkinan-kemungkinan
terjadinya bencana tersebut.
Dalam usaha efektivitas pelaksanaan penanggulangan bencana tersebut maka dengan ini dibuat
prpgram Penanggulangan Bencana yang diberlakukan di Puskesmas Kalijambe Kabupaten
Sragen
3. TUJUAN
a. Sebagai program dalam menanggulangi bencana yang terjadi,baik dari dalam maupun
dari luar Puskesmas Kalijambe yang mengenai pegawai, pasien, pengunjung dan
masyarakat sekitar.
b. Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personel dan unit kerja pada saat terjadinya
bencana
c. Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam penanggulangan
kegawat daruratan dan bencana.
b. Rekonstruksi
Rekonstruksi pada wilayah pascabencana dilakukan
melalui kegiatan:
1) Pembangunan kembali prasarana dan sarana;
2) Penerapan rancang bangun yang tepat dan
3) Penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan
bencana;
4) Partisipasi dan peran serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan
masyarakat;
5) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi.
6) Peningkatan fungsi pelayanan publik;
7) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.