Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , atas rahmat dan karunia-Nya
penyusunan Buku Pedoman KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Rendeng dapat selesai dengan baik.
Buku Pedoman KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Rendeng ini merupakan rangkuman dari Buku
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak,Dir Jen Bin Kes Masy Direktorat
Bina Kesehatan Ibu 2009.

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga KIA-KB BLUD UPT Puskesmas
Rendeng dan tenaga kesehatan lain termasuk pengelola program kesehatan di BLUD UPT
Puskesmas Rendeng dalam melakukan pelayanan KIA-KB yang berkualitas.

Pedoman ini mencakup kebijakan KIA-KB di BLUD UPT Puskesmas Rendeng, tentang
Ketenagaan, Sarana dan Prasarana, Manajemen, alur pelayanan, jenis-jenis pelayanan KIA-KB di
dalam gedung dan di luar gedung, mekanisme rujukan,monitoring dan Evaluasi KIA-KB di BLUD
UPT Puskesmas Rendeng.

Ucapan terima kasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyusunan pedoman pelayanan KIA-KB
Blud UPT Puskesmas Rendeng.

Wassalamualaikum wr. Wb.

Kudus, Desember 2016

Koordinator program KIA-KB

Sri Rahayu,Amd,Keb
DAFTAR ISI

Kata Pengantar KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Rendeng …………..…………………… 1

Daftar Isi .…………………………………………………………………………………..…….. 2

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………….……………. 4

A. Latar Belakang ………………………………………………………………….…… 4


B. Tujuan ………………………………………………………………………………… 5
C. Sasaran …………………………………………………………………………….. 6
D. Ruang Lingkup ………………………………………………………………………. 6

BAB II. STANDAR KETENAGAAN………………………………………………………….. 7

A. Kualifikasi SDM Tenaga KIA-KB ………………………………..………………... 7


B. Distribusi Ketenagaan ……………………….……………………………………. 7
C. Jadwal Kegiatan …………………………………………………………………….. 8

BAB III. STANDAR FASILITAS ……………………………………………………………… 9

A. Standar Kwalitas………………………………………………………………………….. 9

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN KIA-KB……………………………………… 10

A. Lingkup Kegiatan …………………………………………………………………… 10


1. Kegiatan KIA-KB dalam gedung ………….…………………………………… 10
2. Kegiatan KIA-KB Luar Gedung ………………….…………………………….. 10

B. Strategi / Metode ..…………………………………………………………………… 10


1. Strategi Advokasi ……………………………………………………………….. 11
2. Strategi kemitraan ……………………………………………………………… 11
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat……………………………………………
11

C. Langkah Kegiatan …………………………………………………………………… 12


1. Perencanaan …………………………………………………………………… 13
2. Pelaksanaan .…………………………………………………………………… 13
3. Monitoring dan evaluasi ………………………………………………………… 13
4. Rencana Tindak Lanjut ……………………………………………………….. 13

BAB V LOGISTIK……………………………….……………………………………………… 16

BAB VI KESELAMATAN SASARAN ………………………………………………………….. 18


BAB VII KESELAMATAN KERJA ……………………………………………………………… 20

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU …………………………………………………………… 21

BAB IX PENUTUP …………………………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA …………….................................................................................... 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk peningkatan kesadaran,kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat
kesehatan setinggi-tingginya dapat terwujud.
Dalam pelaksanaanya pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan azaz
perikemanusiaan,pemberdayaan dan kemandirian dengan mengutamakan aspek manfaat
utamanya bagi kelompok rentan seperti ibu,bayi,balita,usia lanjut dan keluarga tidak mampu
Untuk meningkatkan status kesehatan ibu, puskesmas dan jaringannya serta rumah
sakit rujukan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan ibu baik yang bersifat
promotif,preventif,maupun kuratif dan rehabilitatif,upaya tersebut berupa pelayanan
kesehatan ibu hamil,pertolongan persalinan oleh nakes,penanganan komplikasi,pelayanan
konseling KB dan Kesehatan reproduksi
Salah satu pelayanan kesehatan penting di Puskesmas baik puskesmas rawat inap
maupun puskesmas non rawat inap adalah pelayanan KIA-KB. Puskesmas dan jejaringnya
harus membina Upaya Kesehatan yang Berbasis Masyarakat
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat
pertama. Kegiatan KIA-KB di Puskesmas terdiri dari pelayanan KIA-KB di dalam gedung
dan di luar gedung. Pelayanan KIA-KB didalam gedung umumnya bersifat individual, dapat
berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pelayanan KIA-KB
di luar gedung umumnya pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan
preventif.
Dalam pelaksanaanya kegiatan KIA-KB di BLUD UPT Puskesmas Rendeng
berperan strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan
diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas.
Kegiatan KIA-KB dilakukan sesuai visi puskesmas yaitu Menjadi Puskesmas pilihan
masyarakat di wilayah Puskesmas Rendeng dan sekitarnya.
Juga dilakukan dengan membudayakan tata nilai BLUD UPT Puskesmas Rendeng yaitu
MAJU .Program KIA-KB secara umum ditujukan untuk meningkatan pemberdayaan
masyarakat tehadap kesehatan ibu dan anak,sehingga terwujud kesehatan masyarakat
yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menuju norma keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera ( NKKBS )serta meningkatnya derajat kesehatan anak sehingga menjamin
proses tumbuh kembang yang optimal.
Kegiatan pokok Departemen Kesehatan dalam mengimplementasi KIA-KB meliputi,
peningkatan pemberdayaan kesehatan ibu dan anak.
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Rendeng
diharapkan menjadi acuan bagi pelaksana KIA-KB dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya di lingkungan wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Rendeng
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan KIA-KB di Puskesmas dan
jejaringnya
2. Tujuan Khusus:
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan KIA-KB, peran dan fungsi
ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan KIA-KB yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya
c. Tersedianya acuan bagi tenaga KIA-KB puskesmas untuk bekerja secara
profesional memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien/ klien di
Puskesmas dan jejaringnya
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan KIA-KB di puskesmas dan
jejaringnya

C. SASARAN PEDOMAN
1. Tenaga KIA-KB Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait

D. RUANG LINGKUP
1. Kebijakan KIA-KB di Puskesmas baik didalam gedung dan di luar gedung
2. Pencatatan dan pelaporan
3. Monitoring dan Evaluasi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga KIA-KB


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi Tenaga KIA-KB yang ada di BLUD UPT
Puskesmas Rendeng
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

KIA-KB: Pendidikan minimal D1 Diampu oleh 5 orang bidan


Kebidanan puskesmas dan 7orang bidan
- Dalam gedung
desa dengan latar belakang
- Luar Gedung pendidikan D1, DIII dan D IV
Kebidanan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan Penanggung jawab upaya KIA-KB dan karyawan
puskesmas yang terlibat dalam kegiatan upaya dikoordinir oleh penanggung jawab UKM.
Sumber daya manusia yang wajib berpartisipasi dalam kegiatan KIA-KB adalah:
a. Dokter ( Sarjana Kedokteran)
b. Dokter gigi ( Sarjana Kedokteran )
c. Bidan (D1 Kebidanan D3 Kebidanan dan DIV Kebidanan)
d. Perawat ( SPK D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan )
e. Nutrisionis (SI Gizi)
f. Sanitarian (SI Keperawatan)
g. Promosi Kesehatan ( D3 )
h. P2P ( D3Keperawatan )

C. JADWAL KEGIATAN
1. Pengaturan kegiatan KIA-KB dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam
kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tiga bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan
kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan KIA-KB dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down
dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan KIA-KB di koordinasikan oleh
Kepala Puskesmas BLUD UPT PuskesmasRendeng

BAB III
STANDAR FASILITAS

STANDAR KUALITAS

Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Rendeng
memiliki penunjang yang harus dipenuhi
Kegiatan KIA-KB Sarana Prasarana

- Meja, Kursi

- Alat tulis

Dalam Gedung -Alat Kesehatan

- Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan

- Leaflet

- Alat peraga/lembar balik

- Buku panduan : pedoman KIA-KB

-Blangko blangko laporan

- Leaflet, Lembar balik, Poster,Materi Materi

Luar Gedung Penyuluhan

- Meja, Kursi, ATK, dan Blanko-blanko

laporan lain

-Alkes

BAB IV
TATA LAKSANA KIA-KB

A. LINGKUP KEGIATAN
- Kegiatan KIA-KB dilakukan di dalam gedung, antara lain :
- Pelayanan Klinis KIA-KB
- Kegiatan yang dilakukan diluar gedung meliputi jadwal, pelaksanaan dan hasil
pelaksanaan kegiatan-kegiatan antara lain :
- Pelayanan Kesehatan Komunitas

B. STRATEGI / METODE
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan upaya KIA-KB. Ada
tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pejabat pembuat
keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan
dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan
atau keputusan dari pejabat tersebut.
Dukungan dari pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain.
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat)
yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini
dapat dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa lokakarya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan
utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan

C. LANGKAH KEGIATAN
Untuk terselenggaranya program KIA-KB di BLUD UPT Puskesmas Rendeng, perlu
ditunjang dengan managemen yang baik. Managemen KIA-KB di puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan puskesmas
yang efektif dan efisiensi di bidang KIA-KB .
Managemen KIA-KB di puskesmas dilakukan dengan cara :
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Pengawasan (Cek)
4. Tindak lanjut dari pengawasan (Action)
Semua fungsi managemen tersebut harus dilakukan secara terkait dan
berkesinambungan.
1. Perencanaan
Perencanaan KIA-KB adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas
untuk mengatasi masalah dan kebutuhan dan harapan masyarakat pada pogram
KIA-KB di wilayah puskesmas.
Langkah-langkah perencanaan program KIA-KB yang dilakukan oleh puskesmas
mancakup hal-hal sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan :
 Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebutuhan dan harapan
masyarakat terhadap KIA-KB.
 Bersama masyarakat melalui survey mawas diri (SMD)
b. Menyusun usulan kegiatan (RUK)
Langkah puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan KIA-KB dilakukan
dengan menetapkan :
 Kegiatan
 Tujuan
 Sasaran
 Besar/Volume kegiatan
 Waktu
 Lokasi
 Perkiraan kebutuhan biaya
c. Mengajukan usulan kegiatan
Usulan kegiatan yang telah disusun diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, maka disusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dalam bentuk matrik. Bentuk format hampir sama
dengan RUK namun lebih detail dalam biaya dan waktu pelaksanaan.
RUK kemudian disosialisasikan pada tingkat Puskesmas kepada pemegang
upaya lainya pada saat lokakarya mini Puskesmas, tingkat Kecamatan
maupun tingkat desa pada acara pertemuan lintas sektor.
Dalam pertemuaan lintas sektor dapat dilakukan penggalangan kerjasama
atau membuat kesepakatan agar pihak terkait ikut serta menyukseskan
rencana kegiatan yang sudah di buat.
Setelah RPK disosialisasikan kemudian penanggungjawab upaya KIA-KB
membuat Kerangka Acuan kegiatan serta Standart Operasional untuk
memudahkan dalm melaksanakan kegiatan. Contoh format kerangka acuan
dan SOP terlampir dalam buku pedoman ini.
2. Pelaksanaan
Dilakukan dengan tahapan berikut :
a. Mengkaji ulang RPK yang sudah disusun, mencakup jadwal pelaksanaan
kegiatan, target pencapaian lokasi dan rincian biaya serta tugas para
penanggung jawab dan pelaksanaan kegiatan.
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan
rencana pelaksanaan.
c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada
waktu pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut :
 Azas penyelenggaraan puskesmas
 Berbagai standart pedoman pelayanan KIA-KB
 Kendali mutu
 Kendali biaya
3. Monitoring evaluasi
Pengawasan atau pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala mencakup
hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai
b. Mengumpulkan permasalahan, hambatan dan saran-saran untuk
peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan baik.
c. Pengawasan meliputi pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan
internal dilakukan secara melekat oleh atasan atau kepala Puskesmas,
sedangkan pengawasan eksternal oleh masyarakat. Pengawasan
mencakup administrasi, pembiayaan dan teknis pelaksanaan serta hasil
kegiatan.
4. Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil pelaksanaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan, hambatan dan
saran-saran yang ditemukan. Kemudian dianalisis dan dicari pemecahnya untuk
peningkatan mutu pelayanan KIA-KB, untuk kemudian diterapkan pada kegiatan
yang sama di tempat lain.
Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan dengan rencanan
tahunan atau target dan standart pelayanan yang sudah dibuat. Kemudian
penanggung jawab KIA-KB melaporkan pelaksanaan kegiatan dan laporan
berbagai sumber daya kemudian disampaikan kepada Kepala Puskesmas
Dalam melakukan kegiatan upaya pelayanan KIA-KB petugas berpedoman pada
prosedur yang ada,yaitu

NO NAMA SOP
1 SOP Ante Natal Care
2 SOP Anamnesa bumil
3 SOP mengukur Berat badan bumil
4 SOP Pengukuran Tinggi badan bumil
5 SOP Pengukuran Tekanan darah
6 SOP Mengukur TFU
8 SOP Immunisasi TT
9 SOP Pemberian Tablet FE
10 SOP Asuhan persalinan kala I
11 SOP Asuhan persalinan kala II
12 SOP Asuhan persalinan Kala III
13 SOP Asuhan persalinan Kala IV
14 SOP Kelas ibu hamil
16 SOP Kunjungan ibu hamil
17 SOP Kunjungan Nifas
18 SOP Identifikasi Pasien
19 SOP Pos natal Care di Puskesmas
20 SOP PWS KIA
21 SOP PWS KB
23 SOP. MTBS

NO NAMA SOP
25 SOP. Kunjungan neonatus
26 SOP Pemakaian kondom
27 SOP Pemakaian KB Pil
28 SOP Pemakaian KB suntik
29 SOP Pemasangan KB Implan
30 SOP Pelepasan KB Implan
31 SOP Pemasangan IUD
32 SOP Pencabutan IUD
33 SOP Penyuluhan KB di Posyandu
34 SOP Penyuluhan KRR Di sekolah
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya


dilakukan oleh semua petugas penanggung jawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur
yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan KIA-KB direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Alkes
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer dan printer
- Alat peraga
- Blangko laporan
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
- Leaflet
- Alkes
- Buku catatan kegiatan
- Lembar Balik
- Poster
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator KIA-KB berkoordinasi dengan
petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator KIA-KB berkoordinasi dengan bendahara
puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action ).
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi
resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. Hal
ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan
sudah tercapai.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi
keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko
pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan
merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas
kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum
bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius
dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur
dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan
mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan
dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas
pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
Keberhasilan suatu program harus ditentukan dengan indikator, untuk upaya pelayanan
KIA-KB indikator berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditentukan sesuai Kepmenkes
no 43 tahun 2016 ,yang dimaksud dengan PKP adalah suatu standart dengan batas–batas tertentu
untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan
pelayanan dasar pada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indicator dan nilai
(BENCHMARK). Prinsip daripada PKP adalah SUSTAINABLE (terus menerus), MEASUREBLE
(terukur) dan FEASIABLE (mungkin dapat dikerjakan).
Adapun PKP Upaya Pelayanan KIA-KB sebagai berikut :

NO SASARAN TARGET 2016 2017

1 K1 97% 97%

2 K4 95% 95%

3 LINAKES 90% 92,5%


PENANGANAN KOMPLIKASI
4 80% 81,25%
OBSTETRI
5 KF1 90% 92,5%

6 KF LENGKAP 90% 92,5%

7 KN 1 100% 100%

8 KN LENGKAP 90% 92,5%

9 KUNJUNGAN BAYI 95% 95%

10 KUNJUNGAN BALITA 90% 92,5%

11 NEONATAL KOMPLIKASI DITANGANI 80% 81,25%

12 PESERTA KB AKTIF 70% 73,5%


BAB IX
1. PENUTUP

Buku pedoman KIA-KB di BLUD UPT Puskesmas Rendeng merupakan sarana penunjang
yang sangat dibutuhkan sebagai paduan oleh petugas kesehatan khususnya tenaga pelayanan KIA-
KB BLUD UPT Puskesmas Rendeng dalam melaksanakan penyelenggaraan kegiatan KIA-KB di
BLUD UPT Puskesmas Rendeng, agar dapat melaksanakan pelayanan KIA-KB dengan baik, benar,
terukur dan teratur sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah
Kecamatan Kota
Diharapkan para tenaga kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi upaya KIA-KB di puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas upaya dan lintas
sector terkait serta peran serta aktif masyarakat.
Pedoman ini jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan tenaga kesehatan lain dapat membaca
dan mempelajari buku-buku atau pedoman KIA-KB yang diperlukan sebagai pelengkap
pengetahuan.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Rendeng semakin meningkat.
Koordinator KIA-KB BLUD UPT Puskesmas Rendeng

SRI RAHAYU,
NIP. 19730924 199320 2 002

Daftar Pustaka

Pedoman PWS KIA Dirjen Bin Kes Masy Direktorat Bina Kesehatan Ibu 2009

Pedoman Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB BKKBN 2012

Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Depkes RI
2012

Pedoman Manajemen terbaru balita sakit, Depkes RI 2013

Anda mungkin juga menyukai