Anda di halaman 1dari 1

Al-Ajurrumiyah 

atau Jurumiyah (bahasa Arab: ‫ )اآلجُرُّ و ِميَّة‬adalah sebuah kitab


kecil tentang tata bahasa Arab dari abad ke-7 H/13 M. Kitab ini disusun oleh ahli
bahasa dari Maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-
Shanhaji alias Ibnu Ajurrum (w. 1324 M). Rumus-rumus dasar pelajaran bahasa Arab
klasik ditulis dengan bentuk berima untuk memudahkan dalam menghapal. Di
lingkungan masyarakat Arab kitab ini menjadi salah satu kitab awal yang dihapalkan
selain Al-Qur'an.[1]Al-Ajurrumiyah atau Jurumiyah (bahasa Arab: ‫ )اآلجُرُّ و ِميَّة‬adalah
sebuah kitab kecil tentang tata bahasa Arab dari abad ke-7 H/13 M. Kitab ini disusun
oleh ahli bahasa dari Maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud
Ash-Shanhaji alias Ibnu Ajurrum (w. 1324 M). Rumus-rumus dasar pelajaran bahasa
Arab klasik ditulis dengan bentuk berima untuk memudahkan dalam menghapal. Di
lingkungan masyarakat Arab kitab ini menjadi salah satu kitab awal yang dihapalkan
selain Al-Qur'an.[1]

KITAB AWAMIL adalah sebuah kitab nahwu yang menerangkan seratus amil
yang dijelaskan dengan nadhom yang mempermudah para pelajar menghafalnya.
Dikarang olaeh ulama terkemuka abu bakar abdul qohir bin abdurrahaman al jurjani.
Lahir dan meninggal dikota jurjan salah satu di iran sekarang.

Kitab al-Amtislah at-Tasrîfiyyah dikarang oleh KH Muhammad Ma’shum bin Ali


saat umur beliau 19 tahun. KH Ma’shum lahir di Maskumambang, Gresik, berasal
dari Pondok Pesantren Seblak Jombang. Kiai Ma’shum merupakan menantu dari
Hadratussyekh KH Hasyim Asyari. Nama lengkapnya adalah Muhammad Ma’shum
bin Ali bin Abdul Jabbar al-Maskumambani. Beliau wafat pada tangal 24 Ramadhan
1351 atau 8 Januari 1933. Kiai Ma’shum merupakan ulama yang produktif,
Keistimewaan kitab ini dibanding kitab sharaf lainnya ialah susunannya yang
sistematis dari mulai tsulatsi mujarrad hingga seterusnya beruntun, dan diawali dari
at-tashrîf al-ishtilâhi hingga at-tashrîf al-lughawi. Susunannya yang simpel dan
langsung menampilkan contoh-contoh tanpa banyak teori, maka kitab ini layak
dijadikan pedoman awal bagi para santri dalam mempelajari ilmu sharaf, terkhusus
mubtadi’in (pelajar pemula). Selain kitab ini menjadi pegangan wajib di sebagian
pesantren di Indonesia, al-Amtsilah at-Tashrîyah pun menjadi panduan belajar ilmu
sharaf dalam kancah akademi internasional.

Anda mungkin juga menyukai