Anda di halaman 1dari 3

I. Lengkung vertikal Macam-macam lengkung vertikal : 1.

lengkung puncak; bila kedua gradien saling berpotongan dan membentuk lereng cembung.

q% p%

2.

Lengkung lembah, bila kedua gradien saling berpotongan dan membentuk lereng cekung p% q%

Lengkung vertikal dibuat pada setiap adanya perubahan kemiringan, baik pada puncak tanjakan, turunan ataupun pada suatu titik sambungan. Maksudnya agar perubahan kemiringan tersebut mudah dilalui, sehingga pemakai jalan merasa aman dan nyaman. Oleh karena itu dipilih kurva parabola, y = a. x2 p% T1 y = a x2 q% X T2

Y Desain lengkung puncak ditentukan oleh jarak pandang, yaitu jarak antara kendaraan satu dengan kendaraan yang datang dari balik bukit pertama kali terlihat oleh pengemudi atau jarak yang diperlukan untuk berhenti pada saat pengemudi melihat rintangan dipuncak lengkung cembung. Jarak pandang dapat diperpanjang dengan memperkecil kemiringan, yaitu lengkung dibuat lebih landai. Panjang lengkung vertikal tergantung pada selisih tangen dari kemiringannya dan laju perubahan kemiringan tersebut. Panjang lengkung puncak tergantung pada jarak pandang, sedangkan panjang lengkung lembah tergantung pada perimbangan dinamika. Kesemua itu tergantung pada kecepatan rencana dan jenis jalan. Misalnya untuk satu jalur atau dua jalur. Jadi yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan dalam perencanaan panjang lengkung adalah : Kemiringan tangennya, semakin curam kemiringannya semakin besar pengaruh gaya sentrifugal. Hal ini disebabkan oleh perubahan kemiringan. Kemiringan lengkung vertikal pada suatu titik dapat dinyatakan dengan pecahan atau lebih lazim dinyatakan dalam persen, sehingga 1/25 menjadi 4 %. Jarak pandang, meliputi jarak untuk berfikir, jarak untuk mengerem, jarak untuk berhenti dan jarak untuk batas aman. Sifat lengkung vertikal B F E G A D C

Bila A dan C adalah titik singgung, maka AB, CB adalh tangen. BD tegak lurus AC dan AD = DC ; FG sejajar BE dan bervvariasi, tergantung pada letak BE dan C, maka diperoleh sifat lengkung : BE = BD FG BE CF CB
2

Lengkung vertikal yang direncanakan dengan baik, kemiringan tidak melampaui 5 %, sehingga lalu lintas yang menanjak tidak terlalu lambat. Pendekatan berikut ini dapat dipakai sebagai pedoman dalam merencanakan lengkung vertikal landai: AC = panjang lengkung AEG, L = (sta. C ) - ( sta. A ) Panjang tangen, AB = BC = L/2 ( ketinggian B ) ( ketinggian E ) = BE (ketinggian E ) ( ketinggian D ) = ED Contoh. Dua buah lereng berpotongan pada station 8.000 m, dan elevasi + 125 m diatas datum. Dihubungkan dengan lengkung vertikal sepanjang 300 meter. Jika kemiringan tanjakan adalah 1,8 % dan kemiringan turunan adlah 1,2 %, maka tentukan elevasi pada setiap station 30 meter. Tentukan juga jarak pandang pengemudi, bila diketahui ketinggian matanya 1,1 meter diatas permukaan jalan. B = 8.000 m

C A D

Anda mungkin juga menyukai