Anda di halaman 1dari 21

Alinyemen vertikal

Alinyemen Vertikal (Potongan Memanjang), adalah


bidang tegak yang melalui as jalan atau proyeksi tegak
lurus bidang gambar. Potongan memanjang ini
menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap
muka tanah asli.
Alinyemen vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan
lengkung vertikal dan bila ditinjau dari titik awal
perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa
landai positif (tanjakan) atau landai negatif (turunan)
atau landai nol (datar). Bagian lengkung vertikal dapat
berupa lengkung cekung dan lengkung cembung.
Alinyemen vertikal
Kalau pada alinyemen horizontal yang merupakan
bagian KRITIS adalah lengkung horizontal (bagian
tikungan), maka pada alinyemen vertikal yang
merupakan bagian KRITIS justru pada bagian yang
lurus.
Alinyemen vertikal
Notasi :
PPV = Pusat Perpotongan vertikal
PLV = Permulaan Lengkung Vertikal
PTV = Permulaan Tangen Vertikal
EV = Pergeseran Vertikal PPV ke permukaan jalan rencana (m)
A = Perbedaan aljabar Landai (%)

EV = ( A *Lv)/800

Y = (A * x^2)/200*Lv

Untuk lengkung lingkaran, jari jari lengkung vertikal adalah:

R = 100 Lv/A ; Lv/A =Konstanta


Alinyemen vertikal
 Untuk lengkung vertikal cembung :
 1. Syarat keamanan, berdasarkan :
- Jarak pandangan henti (S<L atau S>L) (grafik III,
PPGJR)
- Jarak pandangan menyiap (grafik IV, PPGJR)
 2. Keluwesan bentuk : Lv = 0,6.v (m)
Dimana : v = Kecepatan rencana (km/jam)
 3. Syarat Drainase : Lv = 40.
Paling ideal diambil Lv yang terpanjang
Alinyemen vertikal
 Pada penurunan rumus lengkung vertikal terdapat
beberapa asumsi yang dilakukan, yaitu :
 Panjang lengkung vertikal sama dengan panjang
proyeksi lengkung pada bidang horizontal = L
 Perubahan garis singgung tetap (d2Y/dx2 = r)
 Besarnya kelandaian bagian tangen dinyatakan
dengan g1 dan g2 % kelandaian diberi tanda positif
jika pendakian, dan diberi tanda negative jika
penurunan,yang ditinjau dari kiri.
 Ev = pergeseran vertikal dari titik PPv ke bagian
lengkung.
Alinyemen vertikal
A = g1 – g2 (Perbedaan aljabar landai )

Ev = pergeseran vertikal dari titik PPv ke bagian lengkung


𝐴
Y= 𝑥2
200 𝐿

𝐴.𝐿
Ev =
800
Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal
Lengkung Vertikal Cekung
Alinyemen vertikal
Untuk lengkung vertikal cekung :
 1. Syarat keamanan Grafik V halaman 22 PPGJR
Lv
 2. Syarat kenyamanan :
a = Percepatan sentripetal
a ≤ 0,3 m/det2 (umumnya diambil a= 0,1 m/det)
 3. Keluwesan bentuk : Lv = 0,6.v (m)
Dimana v = kecepatan rencana (km/jam)
 4. Syarat Drainase : Lv = 40.
Paling ideal diambil Lv yang terpanjang
Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal
Landai Maksimum
Berdasarkan kepentingan arus lalu lintas, landai ideal adalah landai
diatas 0 %. Sebaliknya ditinjau dari kepentingan drainase jalan, jalan
berlandailah yang ideal.
Dalam perencanaan disarankan menggunakan :
 1. Landai datar untuk jalan-jalan diatas tanah timbunan yang tidak
mempunyai kereb. Lereng melintang jalan dianggap cukup untuk
mengalirkan air diatas badan jalan dan kemudian ke lereng jalan.
 2. Landai 0,15 % dianjurkan untuk jalan-jalan diatas tanah timbunan
dengan medan datar dan menggunakan kereb. Kelandaian ini cukup
membantu mengalirkan air hujan ke saluran pembuangan.
 3. Landai maksimum sebesar 0,3 – 0,5 % dianjurkan dipergunakan
untuk jalan di daerah galian atau jalan yang memakai kereb. Lereng
melintang hanya cukup untuk mengalirkan air hujan yang jatuh diatas
badan jalan, sedangkan landai jalan dibutuhkan untuk membuat
kemiringan dasar saluran samping.
Alinyemen vertikal
Landai maksimum; adalah kelandaian tertentu dimana
kelandaian akan mengakibatkan berkurangnya kecepatan
yang masih lebih besar dari setengah kecepatan rencana

Kelandaian Maksimum

VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40

Kelandaian maks 3 3 4 5 8 9 10 10

(Sumber : TPGJAK,1997)
Alinyemen vertikal
Panjang Kritis
Panjang kritis landai adalah panjang yang masih dapat
diterima tanpa mengakibatkan gangguan jalannya
arus lalu lintas (panjang ini mengakibatkan
pengurangan kecepatan maksimum sebesar 25
km/jam).
Bila pertimbangan biaya memaksa, maka panjang kritis
dapat dilampaui dengan ketentuan bahwa bagian jalan
diatas landai kritis disampingnya harus ditambahkan
suatu jalur pendakian khusus untuk kendaraan-
kendaraan berat.
Alinyemen vertikal
Panjang Kritis
Kecepatan pada awal tanjakan Kelandaian (%)
(km/jam) 4 5 6 7 8 9 10
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80
(sumber : TPGJAK,1997)
Alinyemen vertikal
JALUR PENDAKIAN
Jalur pendakian bertujuan untuk menampung truk
bermuatan berat atau kendaraan lain yang lebih
lambat agar supaya kendaraan lain dapat mendahului
kendaraan yang lebih lambat itu tanpa menggunakan
jalur lawan.
Jalur pendakian harus disediakan pada ruas jalan raya
yang mempunyai kelandaian tinggi dan menerus, dan
pada saat yang bersamaan mempunyai lalu lintas yang
padat.
Alinyemen vertikal
Kriteria yang diusulkan untuk menyediakan jalur pendakian
adalah :
- Jalan arteri atau jalan kolektor
 - Apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR >
15.000 SMP/perhari, dan persentase truk > 15 %
 Kriteria ini diterapkan secara longgar atau ketat tergantung pada
keadaan di lapangan. Lebar lajur pendakian adalah sama dengan
lajur utama, dan panjang lajur pendakian

 harus 200 m atau lebih. Kedua ujung jalur harus berakhir seperti
terlihat dalam gambar

 Jalur pendakian dimulai 30 meter dari awal perubahan


kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter dan berakhir 50
meter sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang
45 meter seperti terlihat pada gambar.
Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal
KOORDINASI ALINYEMEN
Alinyemen vertikal, alinyemen horizontal, dan potongan
melintang jalan adalah elemen- elemen jalan sebagai
keluaran perencanaan harus dikoordinasikan sedemikian
sehingga menghasilkan suatu bentuk yang baik dalam arti
memudahkan pengendara mengemudikan kendaraannya
dengan aman dan nyaman. Bentuk kesatuan ketiga
elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan
atau petunjuk kepada pengendara akan bentuk jalan yang
akan dilalui di depannya sehingga pengendara dapat
melakukan antisipasi lebih awal.
Alinyemen vertikal
Koordinasi alinyemen vertikal dan alinyemen horizontal harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Alinyemen horizontal sebaiknya berhimpit dengan alinyemen
vertikal, dan secara ideal alinyemen horizontal lebih panjang
sedikit melingkupi alinyemen vertikal;
-Tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal
cekung atau pada bagian atas lengkung vertikal cembung harus
dihindarkan;
-Lengkung vertikal cekung pada kelandaian jalan yang lurus
dan panjang harus dihindarkan;
- Dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung
horizontal harus dihindarkan dan
-Tikungan yang tajam di antar 2 bagian jalan yang lurus
dan panjang harus dihindarkan.

Anda mungkin juga menyukai