Anda di halaman 1dari 30

Civil Engineering Diploma Program

Vocational School Gadjah Mada University

Vertical alignment
Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
2
Alinemen Vertikal

3
Alinemen Vertikal
• Adalah proyeksi dari as jalan pada bidang vertikal, yang
terdiri dari bagian landai vertikal dan bagian lengkung
vertikal.

• Alinemen vertikal terdiri dari landai positif (tanjakan), landai


negatif (turunan), dan landai nol (datar)

• Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung


atau lengkung cembung

4
Pertimbangan dalam
menentukan Alinemen Vertikal
• Terpenuhi syarat kelandaian.

• Keseimbangan galian dan timbunan

• Kesesuaian dengan fungsi dan kelas jalan

• Kondisi tanah dasar

• Ketinggian muka air banjir dan muka air tanah

5
Kelandaian Jalan
• Gambar rencana jalan dibaca dari kiri ke kanan, maka landai jalan
diberi tanda positif (+) untuk pendakian, dan negatif (-) untuk penurunan
muka jalan dari kiri ke kanan

g = + (%)  landai positif, jalan g = - (%)  landai negatif, jalan


naik turun 6
Kelandaian Jalan
• Kelandaian ideal bagi arus lalulintas adalah datar (0%)

• Namun tidak untuk kepentingan drainasi

• Kondisi datar bisa direncanakan pada area timbunan tanpa kerb

• Landai minimum diperlukan untuk keperluan drainasi


 0,15% pada timbunan dengan kerb
 0,5% pada kondisi lainnya

7
Landai Maksimum
• Kelandaian maksimum ditetapkan berdasarkan kelas jalan, kondisi
medan, dan kecepatan rencana

• Landai maksimum berdasarkan kondisi medan:

Source: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota , 1997

8
Landai Maksimum
• Adalah kelandaian maksimum dimana truk dengan muatan penuh
masih mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari
separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah

• Kelandaian maks yg diijinkan

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20


Kelandaian 3 3 4 5 8 9 10 10
maks (%)
Source: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota , 1997

9
Panjang Kritis
• Adalah panjang landai maks yang harus disediakan agar kendaraan
dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian sehingga penurunan
kecepatan tidak lebih dari separuh VR. Lama perjalanan tersebut tidak
lebih dari 1 menit

• Kecepatan awal saat memasuki kelandaian adalah 60 km/jam dan 80


km/jam

Kecepatan Kelandaian
pada awal
4 5 6 7 8 9 10
tanjakan
(km/jam)
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80

Source: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota , 1997


10
Lajur pendakian
• Adalah lajur khusus yang disediakan untuk truk-
truk bermuatan berat agar kendaraan lain dapat
mendahului kendaraan lambat tersebut tanpa
harus berpindah lajur atau menggunakan lajur
lawan.

• Lajur pendakian harus disediakan jika persyaratan


panjang kritis tidak dapat dipenuhi

• Dimaksudkan supaya kendaraan berat tidak


mengganggu pergerakan arus lalulintas

11
Lajur pendakian
• Disediakan pada jalan arteri atau kolektor

• Apabila panjang kritis terlampaui

• LHR > 15.000 smp/hari

• Komposisi kendaraan truk > 15%

12
Lajur Penyelamat
• jalur penyelamat (emergency safety area) yang berfungsi
sebagai peredam laju kendaraan kecil maupun besar
dengan konturnya sengaja dibuat kasar dan
bergelombang dengan tujuan dapat menjebak atau
mengunci laju kendaraan saat terjadi masalah rem yang
blong atau tidak berfungsi dengan baik.

• Rata-rata ketinggian jalur penyelamatan sekitar enam


meter, dengan panjang 20 meter, dan lebar tiga meter, dan
terletak di bagian sebelah kiri jalan.

13
Lengkung Vertikal
• Lengkung vertikal disediakan pada setiap titik yang
mengalami perubahan kelandaian

• Tujuan:
 Mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian
 Menyediakan jarak pandang henti

• Ada 2 macam lengkung vertikal:


1. Lengkung vertikal cekung
2. Lengkung vertikal cembung

14
Alinemen Vertikal
Ilustration

15
16
PVI A g2 % PTV
Q Ev
y
g1 % P PPV
Y
PLV L
X

½L

Note:

jika Ev (+)  cembung;

jika Ev (-)  cekung

17
Rumus-rumus Alinemen Vertikal
Rumus – rumus yang digunakan untuk alinemen vertikal :
• Kelandaian
𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
g= x 100 %
𝑆𝑡𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑆𝑡𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙

• Perbedaan Kelandaian
 A = g 2 – g1
𝐴 ∗ 𝐿𝑣
• Ev =
800
1
• X = * 𝐿𝑣 (atau mengambil titik disepanjang Lv, bisa per 10an
4
meter atau lebih)
𝐴 ∗ 𝑥2
• Y=
200 ∗ 𝐿𝑣

18
Jarak Pandang Henti
• Jarak Minimum
 Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap
pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman
begitu melihat adanya halangan didepan. Setiap titik
disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan Jh.

• Asumsi Tinggi
 Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi
adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari
permukaan jalan.

19
Jarak Pandang Henti
𝑉𝑟 2
𝑉𝑟 ( )
3,6
• Jh = x T + 2 𝑥 𝑔 𝑥 𝑓𝑝 (1)
3,6

• Vr = Kecepatan rencana (km/jam)

• T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik

• g = Percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det 2

• fp = Koefisien gesek memanjang antara ban


kendaraan dengan perkerasan jalan aspal, ditetapkan
0.28–0.45 (menurut AASHTO), fp akan semakin kecil
jika kecepatan (Vr) semakin tinggi dan sebaliknya.
(Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)

20
Jarak Pandang Henti
Persamaan (1) dapat disederhanakan

• Untuk jalan datar:


𝑉𝑟 2
 Jh = 0,278 x Vr x T + (2)
254 𝑥 𝑓𝑝

• Untuk jalan dengan kelandaian tertentu


𝑉𝑟 2
 Jh = 0,278 x Vr x T + (3)
254 𝑥 (𝑓𝑝±𝑔)
g adalah landai jalan

21
Panjang Lengkung Vertikal (Lv)
Berdasarkan syarat keluwesan bentuk

• Lv = 0.6 * VR

Berdasarkan syarat drainase

• Lv = 40 * A

Berdasarkan syarat kenyamanan pengemudi (Berdasarkan waktu tempuh


maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung)
𝑉𝑅
• 𝐿𝑣 = ∗ 𝑇 ……………………(T = 3)
3.6

Berdasarkan syarat pengurangan goncangan


𝑉𝑅2 ∗𝐴
• 𝐿𝑣 = 360

Digunakan 𝐿𝑣 terbesar
22
Lengkung Vertikal Cembung
• Jika jarak pandang < panjang lengkung (Jp < Lv)
 Jika berdasarkan JP henti (Bina Marga), maka:
𝐴 ∗𝐽ℎ2
 Lv =
405
 Jika berdasarkan JP menyiap (Bina Marga), maka:
2
𝐴 ∗𝐽𝑚
 Lv =
960

• Jika jarak pandang > panjang lengkung (Jp > Lv)


 Jika berdasarkan JP henti (Bina Marga), maka:
405
 Lv = 2 ∗ Jh −
𝐴
 Jika berdasarkan JP menyiap (Bina Marga), maka:
960
 Lv = 2 ∗ Jm −
𝐴

23
Lengkung Vertikal Cekung
Panjang Lv cekung berdasarkan jarak penyinaran lampu
kendaraan

• J p < Lv
𝐴 ∗𝐽𝑝2
 Lv =
(120+3,5 𝐽𝑝)

• J p > Lv
120+3,5 ∗𝐽𝑝
 Lv = 2 ∗ Jp −
𝐴

24
Panjang Lengkung Vertikal
Minimum (Lv min)
• Lv = A * Y

Atau

𝐽𝑝2
• Lv =
405
dengan
• Y = Faktor penampilan kenyamanan, didasarkan pada tinggi obyek 10 cm dan
tinggi mata 120 cm
• Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari, kenyamanan, dan penampilan.
• Y ditentukan sesuai Tabel (TPGJARK, 1997)

Vr (km/jam) Faktor Penampilan Kenyamanan (Y)


< 40 1,5
40 – 60 3
> 60 8 25
Rumus Stationing
• Sta PLV = Sta PVI – ½ Lv

• Sta PPV = Sta PVI

• Sta PTV = Sta PVI + ½ Lv

• Sta A = Sta PLV + jarak A dari PLV (misal x)

26
Rumus Elevasi
• Elevasi PLV = Elev PVI – ½ Lv * g1

• Elevasi PPV = Elev PVI ± Ev (+ jika cekung; - jika cembung)

• Elevasi PTV = Elev PVI + ½ Lv * g2

• Elevasi A = ???

27
28
Contoh perhitungan 1
• PVI berada pada Sta 0+260

• Elevasi PVI = +100 m

• Kelandaian g1 = - 8% (menurun dari kiri)

• Kelandaian g2 = - 2% (menurun dari kiri)

• Panjang lengkung vertikal = 150 m

Hitunglah:
 Tinggi rencana sumbu jalan pada Sta 0+150
 Tinggi rencana sumbu jalan pada Sta 0+200
 Tinggi rencana sumbu jalan pada Sta 0+260
 Tinggi rencana sumbu jalan pada Sta 0+300
 Tinggi rencana sumbu jalan pada Sta 0+350

29
Contoh perhitungan 2
Suatu lengkung vertical mempunyai data sbb:
• Stationing A : 0 + 000
• Elevasi A : 1176 m
• Stationing PVI : 0 + 300
• Elevasi PVI : 1200 m
• Kecepatan rencana (VR) : 40 km/jam
• g2 : 10 %
Hitunglah:
a) Titik-titik penting
b) Stationing titik penting
c) Elevasi titik pentin

30

Anda mungkin juga menyukai