Anda di halaman 1dari 21

JARAK PANDANG

&
ALINYEMEN VERTIKAL
Ir. Kamaluddin, MT
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK
Jarak Pandang
Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat
mengemudi sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi
dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman.
3 Faktor penting yang mempengaruhi Jarak Pandang :

Waktu PIEV (Perception


Time, Intelection Time, Waktu untuk menghindari
Emotion Process, keadaan Bahaya
Volition)

Kecepatan kendaraan
Jarak Pandang Henti (Jh)
Jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi unuk menghentikan kendaraannnya dengan aman
saat melihat adanya halangan didepan.
Jarak pandang henti diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi
halangan 15 cm diukur dari permukaan jalan.

Jh = 0,695 V + 0,011471 V2

Jarak Tanggap (Jht)


Jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak pengemudi sadar melihat adanya halangan yang menyebabkan
harus berhenti sampai pengemudi menginjak rem (waktu PIEV).
AASHTO merekomendasikan waktu tanggap adalah 2,5 detik.

Jarak Pengereman (Jhr)


jarak yang diperlukan untuk menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai kendaraan
berhenti.
AASHTO 2004 menyarankan menggunakan nilai perlambatan kendaraan sebesar 3,4 m/detik² untuk
penentuan Jarak pandang Henti.
Jarak Pandang Henti Berdasarkan Berbagai Pedoman
Bina Marga
Kecepatan AASHTO 2004 RSNI T 14-2004
No.038/T/BM/1997
(Km/Jam) (m) (m)
(m)
20 20 16  
30 35 27 35
40 50 40 50
50 65 55 65
60 85 75 85
70 105   105
80 130 120 130
90 160   160
100 185 175 185
110 220    
120 250 250  
130 285    
Jarak Pandang Menyiap (Js)
Jarak Pandang Menyiap adalah jarak yang memungkinkan kendaraan menyiap kendaraan lain didepannya
dengan aman hingga kendaraan tersebut kembali pada lajurnya semula.
Jarak pandang menyiap diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm ( 50 cm
tinggi Jok dan 55 cm tinggi mata orang posisi duduk) dan tinggi halangan adalah 105 cm.
Dasar Pengukuran Jarak Pandang sesuai Standar Bina Marga
Jm (Jarak Menyiap) = d1 + d2 + d3 + d4

d₁ = Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m).berdasarkan waktu PIEV.


d₂ = Jarak yang ditempuh selama menyiap sampai kembali ke jalur semula (m).
d₃ = Jarak antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang datang dari arah
berlawanan setelah proses menyiap selesai (m), antara 30 – 100 meter.
d₄ = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan, yang besarnya
diambil sama dengan 2/3 d₂ (m).
Panjang setiap komponen jarak pandang menyiap (AASHTO 2004)

Panjang jarak pandang menyiap (Bina Marga 1997)

Vr 120 100 80 60 50 40 30 20
(Km/Jam)
Js (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
ALINYEMEN
VERTIKAL
ALINYEMEN VERTIKAL
Alinyemen Vertikal didefinisikan sebagai proyeksi sumbu jalan pada bidang vertikal, berbentuk
penampang memanjang jalan. Alinyemen vertikal disebut juga penampang memanjang atau profil
jalan.
ALINYEMEN VERTIKAL
1. Kelandaian Minimum 2. Kelandaian Maksimum
Kelandaian Minimum jalan diperlukan untuk kepentingan Kelandaian maksimum adalah kelandaian yang memungkinkan
Drainase Jalan (Surface Drain), agar supaya secepatnya air hujan kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang
dapat mengalir kesaluran samping, sehingga tidak terjadi berarti. Di asumsikan untuk Truk yang bermuatan penuh dengan
Genangan pada permukaan Jalan. penurunan kecepatan masih lebih atau sama dengan 50 % dari
kecepatan awal.
Perencana perlu mempertimbangkan beberapa hal sbb :
 Landai datar (0%) untuk jalan jalan tanpa kerb dan terletak Kelandaian maksimum menurut Bina Marga (1997)
diatas tanah timbunan. Pada kondisi ini lereng melintang
VR
jalan cukup untuk mengalirkan air diatas perkerasan jalan < 40 40 50 60 80 100 110 120
(Km/jam)
kemudian ke Talud.
LMAKS 10 10 9 8 5 4 3 3
 Landai 0,30 – 0,50 % untuk jalan yang menggunakan Kerb
dan terletak diatas tanah timbunan. Kerb yang digunakan
sebaiknya Kerb dengan saluran.
Jenis Medan berdasarkan Kelandaian Medan

Medan Jalan Notasi Kelandaian Medan


Datar D < 10,0 %
Perbukitan B 10,0 – 25,0 %
Pergunungan G ≥ 25 %
ALINYEMEN VERTIKAL
3. Panjang Kritis 4. Lajur Pendakian
Panjang Kritis adalah panjang landai maksimum yang harus ada Sesuai Standar Geometri untuk Jalan Tol No 007/Bm/2009, lajur
untuk memepertahankan kecepatan sehingga penurunan pendakian selebar 3,60 m disediakan apabila panjang kritis
kecepatan ≤ 50 % dari kecepatan rencana selama satu menit. dilampaui, jalan memiliki VLHR > 25.000 SMP/hari, dan
persentase truk > 15 %.
Panjang Landai Kritis Faktor yang perlu dipertimbangkan untuk keperluan Jalur
Pendakian :
 Arus lalu Lintas yang mendaki melebihi 200 Kend/jam.
 Arus lalu lintas Truk > 20 Kend/Jam.
Lajur Pendakian pada Jalan Tol
ALINYEMEN VERTIKAL
3. Lengkung Vertikal Parabola
Sederhana
Persamaan Parabola :
Y

Pada titik PPV :


Ev

Ket : Note :
 Titik PLV = Titik Permulaan Lengkung Vertikal.  Ev bernilai + : Lengkung Vertikal Cembung
 Titik PTV = Titi Permulaan Tangen Vertikal.  Ev bernilai - : Lengkung Vertikal Cekung
 L = Panjang Proyeksi Lengkung Vertikal.
 = Panjang Lengkung Vertikal (asumsi).
 g1 = Kelandaian bagian Tangen vertical sebelah kiri. %

 g2 = Kelandaian bagian tangent vertical sebelah kanan, %

 A = Perbedaan aljabar landai, dinyatakan dalam persen = g 1 - g2

 Ev = pergeseran vertical titik PPV terhadap lengkung vertical.


ALINYEMEN VERTIKAL
4. Panjang Lengkung Vertikal Cembung dengan S
<L
Dari gambar disamping, diperoleh persamaan :

Untuk jarak pandang = jarak pandang henti, maka h1 = 1,08 m; h2 =


0,60 m, sehingga persamaan menjadi :

Ket :
L
 L = Panjang Lengkung Vertikal, m
 S = Panjang Jarak pandang, m
Jika Panjang lengkung vertikal dihitung berdasarkan Jarak pandang
mendahului untuk Jalan 2 lajur 2 arah, dengan h1 = 1,08 m; dan h2 =
 A = Perbedaan Aljabar landai, %
1,08 m, maka persamaan menjadi :
 H1 = Tinggi Mata Pengemudi diatas Muka Jalan, m

 h2 = Tinggi Objek diatas Muka Jalan, m L

Note :
Desain lengkung vertikal yang menggunakan jarak pandang henti sebagai dasar
menentukan panjang lengkung vertikal cembung, maka jalan dengan lengkung
tersebut perlu dilengkapi dengan rambu dan marka dilarang mendahului.
ALINYEMEN VERTIKAL
5. Panjang Lengkung Vertikal Cembung dengan S
>L
Dari gambar disamping, diperoleh persamaan :

Jika Panjang lengkung vertikal dihitung berdasarkan Jarak pandang


henti, dengan h1 = 1,08 m; dan h2 = 0,60 m, maka persamaan
menjadi :
Ket :
L
 L = Panjang Lengkung Vertikal, m
 S = Panjang Jarak pandang, m Jika Panjang lengkung vertikal dihitung berdasarkan Jarak pandang
 A = Perbedaan Aljabar landai, %
mendahului untuk Jalan 2 lajur 2 arah, dengan h1 = 1,08 m; dan h2 =
1,08 m, maka persamaan menjadi :
 h1 = Tinggi Mata Pengemudi diatas Muka Jalan, m

 h2 = Tinggi Objek diatas Muka Jalan, m L


ALINYEMEN VERTIKAL
6. Tabel Nilai K berdasarkan Jarak Pandang 7. Panjang Lengkung Vertikal Cembung
Henti pada Lengkung Vertikal Cembung berdasarkan Jarak Pandang Henti
ALINYEMEN VERTIKAL
8. Panjang Lengkung Vertikal Cembung 9. Jarak Pandang Henti pada
berdasarkan Kenyamanan Pengguna Lengkung Vertikal Cekung
Untuk mengurangi dampak gaya sentrifugal yang berlebihan sehingga
memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan, maka panjang
AASHTO menetapkan Panjang Lengkung Vertikal Minimum :

Lminimum = 0,6 V
Nilai K berdasarkan Jarak Pandang Henti pada
Ket :
Lengkung Vertikal Cekung:
 L = Panjang Lengkung Vertikal Cembung minimum, m
 V = Kecepatan Rencana, Km/Jam.
ALINYEMEN VERTIKAL
Tabel : Panjang Minimum Lengkung Vertikal, Bina
Marga (1997) 10. Kenyamanan Pengemudi
Perbedaan
Kecepatan Rencana Panjang Lengkung Gaya sentrifugal dan Gravitasi dapat berdampak ketidaknyamanan
Kelandaian
(Km/jam) (m) pada pengemudi dan penumpang kendaraan. Panjang Lengkung
Memanjang (%)
< 40 1 20 – 30 Vertikal Cekung minimum berdasarkan AASHTO 2004 mengikuti
40 – 60 0,6 40 – 80 persamaan berikut :
≥ 60 0,4 80 - 150

L = AV2/395
Panjang Lengkung Vertikal Cekung berdasarkan Jarak
Pandang Henti.
Ket :
 V = Kecepatan rencana, Km/jam
 A = Perbedaan aljabar landai.
 L = Panjang Lengkung Vertikal Cekung, m
ALINYEMEN VERTIKAL
11. Bentuk Visual Lengkung Vertikal Cekung
AASHTO 2004 memberikan batasan bentuk lengkung vertical dengan panjang minimum L = K.A, dengan K = 30. Panjang Lengkung Vertikal
Minimum berdasarkan bentuk visual lengkung adalah :

Lminimum = 30 A

Ket :
 L = Panjang Lengkung Vertikal Cekung minimum, m
 A = Perbedaan Aljabar Landai.
ALINYEMEN VERTIKAL
12. Jarak Pandang Bebas S < L Jika menggunakan standar tinggi mata pengemudi Truk =
2,40 m dan tinggi objek = 0,6 m sebagai tinggi bagian
belakang kendaraan yang dilihat oleh Truk, maka
persamaan bisa disederhanakan menjadi :

L = AS2/(800C-1200)

Ket :
 L = Panjang Lengkung Vertikal Cekung, m
 A = Perbedaan Aljabar landai, %
 S = Jarak pandangan henti atau menyiap minimum, m
Berdasarkan gambar di atas, persamaan Panjang Lengkung Vertikal
 C = Tinggi bebas dari muka jalan ke bagian bawah bangunan yang
Cekung untuk S < L adalah :
melintas, m
 h1 = Tinggi mata pengemudi dari muka jalan, m

L  h2 = Tinggi objek dari muka jalan, m


ALINYEMEN VERTIKAL
13. Jarak Pandang Bebas S > L
Jika menggunakan standar tinggi mata pengemudi Truk =
2,40 m dan tinggi objek = 0,6 m sebagai tinggi bagian
belakang kendaraan yang dilihat oleh Truk, maka
persamaan bisa disederhanakan menjadi :

L = 2S - (800C-1200)/A

Ket :
 L = Panjang Lengkung Vertikal Cekung, m
 A = Perbedaan Aljabar landai, %
 S = Jarak pandangan henti atau menyiap minimum, m
Berdasarkan gambar di atas, persamaan Panjang Lengkung Vertikal
Cekung untuk S > L adalah :  C = Tinggi bebas dari muka jalan ke bagian bawah bangunan yang
melintas, m
 h1 = Tinggi mata pengemudi dari muka jalan, m

L  h2 = Tinggi objek dari muka jalan, m

Anda mungkin juga menyukai