Anda di halaman 1dari 3

Anak-anak Nolep

Anak-anak nolep, itu sebutan ku dan teman-temanku. Anak Nolep bisa dibilang anak-anak
yang tidak suka keramaian atau keributan .Sebutan itu kami dapat karena kami lebih suka
sendiri-sendiri tidak seperti mereka yang suka keramaian menurut kami sendiri itu tidak ribet.
Hal itu yang membuat kami menjadi satu geng dan berteman. Biasanya anak SMA sering keluar
bersama teman-temannya menghabiskan waktu luangnya nongkrong di cafe dan berpacaran.
Namun beda dengan kami, kami lebih memilih untuk di rumah nonton drama Korea dan juga
menghalu dengan boyband asal Korea. Bukan berarti kita tidak pernah nongkrong atau keluar
bermain, kita lebih memilih untuk berkumpul di rumah salah satu teman kami dan membahas
tentang boyband Korea dan yang lainnya dari pada keluar untuk nongkrong ke cafe.

Teman- temanku ada 6 orang mereka memiliki sifat dan kelebihan masing-masing.Ada si Ayu
yang berkacamata dan dan paling tinggi diantara kami. Kemudian ada si Mira yang kita sering
sebut raksasa karena dia memiliki badan yang tinggi dan besar beda dengan Ayu yang tinggi
tapi badannya tidak besar. Selanjutnya ada Miftah si lemot tapi jago masak. Lalu ada Sone yang
memiliki pipi cuby dan dia pintar berbahasa Inggris. Lalu ada Yoyon si Rapi dan perfeksionis
lalu terakhir ada Rini si kalem dan paling pendiam di antara kami.Dan aku Yuri si muka jutek
karena jarang senyum dan memiliki alis yang tajam.

Kami berteman sejak duduk di kelas 10 SMA sampai sekarang .Namun kami kehilangan satu
teman kami karena sebuah keegoisan. Dalam sebuah pertemanan konflik merupakan hal yang
wajar. Kami sering menghadapi konflik pertemanan tapi bisa kita selesaikan bersama-sama. Saat
duduk di bangku kelas 12 dua orang diantar kami yaitu mira dan sone sudah ada pacar. Tentu
saja itu hal yang wajar bagi siswa SMA, kami tidak menjadikan itu sebuah masalah .mereka
sering cerita tentang pacar mereka kepada kami dan meminta saran saat ada masalah dan kami
sebagai teman yang baik selalu mendengarkan dan memberikan saran tentunya.

Kalian tau istilah bucin (budak cinta), mungkin itulah yang sedang di alamin teman ku si mira
ini . Berbeda dengan sone yang pacarannya biasa saja. Semenjak mira pacaran dia lebih fokus
kepacarnya . Apa-apapun itu pasti harus melibatkan pacarnya disetiap ceritanya tidak pernah
absen dari cerita pacarnya. Jika kita ngumpul mira juga sudah jarang ikut bersama kita dia
memilih keluar dengan pacar nya. Tapi saat ada masalah dengan pacar nya mira baru main
dengan.pada saat jam keluar main

"Hai gaes" ucap Mira yang berjalan kearah kami yang sedang duduk dibawah pohon.

"Pasti lagi kelahi tuh sama pacar nya" bisik Ayu ke Sone.

"Pastinya" jawab Sone.


"Aku kesel sama pacarku, masa kemaren dia bilang mau jemput aku pulang sekolah tapi pas aku
tunggu dia nya gak ada " kata Mira sambil emosi.

"Trua trus" Rini penasaran.

"Ya trus aku pulang naik ojek " lanjut Mira cerita.

"Mungkin dia ada keperluan mendadak kali mir" Yoyoh menenangkan Mira.

"Bodo ah, aku udh block dia. Sapa suru buat aku nunggu lama " ucap Mira dengan santainya.

"Heleh ntar juga bakalan dibuka itu block" ucapku meremehkan Mira.

"Gak, gak bakalan ku buka " kekeh Mira dengan ucapannya.

"Iyaiyah deh gak" jawab ku sambil tertawa tipis.

Sepulang sekolah apa yang aku katakan ternyata benar block pacar nya sudah dibuka dan
mereka sudah berbaikan. Hal-hal itu sudah sering terjadi yang membuat kami membandingkan
Mira dan Sone . Sone walaupun sudah punya pacar dia tetap main dan bisa membagi waktu
kapan harus membahas pacar dan apan membahas yang lain. Namun si Mira tidak, dia mulai
jarang main dengan kami dan tidak bisa membagi waktunya. Tidak hanya itu, menurut kami juga
Mira makin malas belajar beberapa nilai nya turun. Padahal Mira salah satu murid yang pintar
dikelas. Hal itu geram dan sepakat untuk ngomong ke dia.

Akhirnya kita sepakat jam keluar main kedua untuk berkumpul di bawah pohon disamping
lapangan. Setelah semuanya berkumpul aku mulai memberi tahu dia tentang apa yang kami
rasakan selama dia pacaran.teman-taman yang lain juga menyanpaikan isi pikiran nya. Bukannya
mendengar dan intropeksi diri Mira malah marah-marah ke kami.

"Kalian tidak suka melihat aku bahagia" Ucap Mira dengan nada yang tinggi.

"Siapa yang gak suka liat kamu bahagia Mir?" Ucap Mifta.

"Iyah , kita kasih tau ini buat kebaikanmu. Bandingkan kamu sebelum pacaran sama sekarang
beda Mira " ucap Ayu emosi.

"Beda dimananya, toh aku tetap main sama kalian .Kalo masalah nilai emang karena aku itu
yang mod-modan belajar.kenapa kalian salahkan cara ku pacaran" Mira membela dirinya.

"Kamu bilang tetap main. Kamu main sama kita pas butuh saja seterusnya kamu balik dah sama
pacar mu ntar kelahi lagi baru ke kita lagi gitu aja terus" ucap ku membantah.

"Kalo begitu kalian fikir tentang aku, Gak usah main sama aku, simple kan?" Jawab Mira
sambil berdiri lalu berjalan meninggalkan kami.
"Lihat dah kalau ada masalah sama pacar mu tetap kamu main sama kita" teriak Sone.

Semenjak perdebaatn itu kami dan Mira tidak saling menegur lagi. Mira mulai bermain
dengan anak-anak kelas yang dulu tidak suka dengan kami. Kami sepertri tidak saling mengenal
lagi. Walaupun demikian tak jarang kami sering membicarakan tentang Mira.

“Eh sepertinya Mira seneng yah sekarang sama teman-teman barunya. Kita cepat banget dilupain
hehehe” ucap Mifta .

“Udahlah Mif biarin, kalo itu yang buat dia senang kita bisa apa?” jawab Ayu.

“Ya maksudku dia lebih milih gak main sama kita dri pada dengar nasehat kita” ucap Mifta
kecewa.

“Iyayah sayang pertemanan kita cuman gara-gara itu kita jadi seperti orang yang tidak pernah
saling kenal” sambung Rini.

“Dia keras kepala sekali, aku piker dia bakalan balik dan main lagi sama kita ternyata tidak”
ucap Sone.

“Stop ngomongin dia , mari kita berahlih ketopik yang lain. Contoh nya suamiku yang sedang
wamil gitu” Ucapku mengalihkan pembicaraan.

“Idih suamiku jangan direbut dong” sahut Sone yang memiliki bias yang sama dengan ku.

Sampai lulus SMA kami tidak main lagi dengan Mira.namun kami tetap berada digrup
whatsapp kelas yang sama. Tiba-tiba ada whatsapp masuk dari nomor yang tidak dikenal. "Yuri
maaf yah kalo selama ini aku ada salah sama kamu sama yang lainnya juga. Udah lama mau
minta maaf tapi malu " isi pesannya seperti itu.

Ternyata bukan hanya aku yang dapat pesan seperti itu kelima teman ku yang lain juga dapat.
Setelah mendapatkan pesan itu kami sudah memaafkan Mira tapi jika ditanya apakah masi main
bersama kami jawab tidak. Memaafkan bukan berarti harus kembali bersama bukan. Kami hanya
tidak mau mengulang hal yang sama, Mira mungkin lebih baik tidak bersama kami dan juga
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai