Anda di halaman 1dari 2

Resume Diskusi

Diskusi Tim Akademesi Wakil Gubernur Jawa Barat Tentang Gerbang Desa
Sebagai Program Prioritas Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Barat
Rabu 02 September 2020
Rumah Dinas Wakil Gubernur Jawa Barat

Tim Akademisi Yang hadir :

1. Prof. Endang Komara


2. Prof Wisnu Cahyadi
3. Prof Syahidin
4. Dr Yaya Abdul M Aziz
5. Dr Muslim Mufti, M.Si
6. Dr Andre Suryaningprang
7. Dr Abu Hueraerah
8. Nunung Sanusi, S.Sos, M.Si
9. Rendra Permana, S.H
10. Rangga Amirulloh M, S.AP, M.H

Dalam lingkup yang terbatas dalam konsep gerbang desa paradigma desa saat ini tidak berubah
terkesan hanya tradisional, padahal desa ini adalah gerbang dari kemajuan dan potensi untuk
perubahan yang signifikan dengan demikian paradigma demikian belum berubah terjadilah
kemisikinan di desa dan terjadi ketimpngan di desa. Padahal pada saat ini gelontoran dana untuk
desa sangat luar biasa tapi tidak berbanding lurus dengan kemajuan yang terjadi di desa . Dan
saat ini masih terjebak dalam paradigma membangun desa bukan desa membangun itu menjadi
semakin dilematis karena perspektif pemerintah sampai saat ini desa masih diketegorikan
sebagai daerah tertinggal yang menunggu belas kasihan dari Pemerintah, padahal desa harus
menjadi kekuatan karena menyokong sumber daya untuk di optimalisasi di kota.
Gerbang Desa ini tidak konsep baru, Gerbang desa dilaksanakan di tataran Provinsi Jawa Barat
termasuk prioritas pembangunan provinsi jawa barat 2018-2023 . Gerbang desa awalnya konsep
pada pemerintah kabupaten tasikmalaya selama dua periode kepempinan, dan hari ini konsep
gerbang desa sebagai program prioritas jawa barat itu jauh dari cita cita yang terjadi di
Kabupaten Tasikmalaya pada saat Wakil Gubernur menjabat sebagai Bupati Kabupaten
Tasimalaya. Di jawa barat ini ada 9 prioritas pembangunan jawa barat salah satunya adalah
gerbang desa prioritas nomor 7 . Gerbang Desa ini dalam rangka memandirikan desa dengan cara
mengurangi kemiskinan desa dengan meningkatkan taraf hidup warga. Dalam konsep ini
terdapat permasalahan konsep ini dimasukan kepada urusan wajib non pelayanan dasar Bidang
Pemberdauaaan Pembangunan Desa:
Gerbang desa pada saaat konsep pemikiran pada saat Wakil Gubernur menjadi kepala daerah
kabupaten tasikmalaya, Tidak tersamapaikannya konsep gerbang desa menurut wakil gubernur
dengan konsep gerbang desa pemerintah provinsi jawa barat yang menjadikannya identifikasi
permasalahan yang ada di gerbang desa hari ini.
Terjadi ketimpangan atau keinginan dan harapan gerbang desa yang dilaksanakan pada saat
menjabat Bupati Kabupaten Tasikmalaya pada saat menjabat Wakil Gubenur ini konsep
pemikiran malah tidak sesuai dalam perjalanannya, karena keinginan Wakil Gubernur
pemerintah hadir hanya sebagai trigger kepada desa dan serta merta desa menjadi mandiri. Pada
saat ini pemerintah tidak hadir dalam monitoring dan evaluasi konsep pemikiraan gerbang desa
dan realitasnya pemerintah hanya sekedar memberikan dana dan pada waktu tersebut terkesan
melepaskan tanggung jawab selesai pada saat pemerintah memberikan dana kepada desa.
Gerbang desa hari ini harus sesuai dengan potensi yang ada di desanya sendiri seperti apa,
tujuannya agar dalam desa membangun pemerintah pun dalam memberikan stimulant baik
berupa dana tidak salah kaprah . Analogi sederhananya seperti di papua yang biasa memakan
gandum malah diberikan beras itu memperlihatkan tidak adanya monitoring dan evaluasi secara
benar dilakukan pemerintah, maka gerbang desa harus memperlihatkan identitas desanya sendiri.
Apabila berbicara gerbang tidak luput dari sektor pertanian, sektor pertanian hari ini . Gerbang
desa harus menjadi jawaban bagi sektor pertanian, sektor pertanian lewat program gerbang harus
naik pada minimalnya level 2, kenalkan petani dengan pengolahan hasil pertanian semua jadi
tepung, sehingga konsumsi beras disubtitusi dengan komoditas pangan lokalnya agar demand
naik harga pun ikut naik sehingga sektor pertanian lebih bergairah, ironisnya dengan konsumsi
beras di Jawa Barat ini sangat tinggi tapi harus bergelut dengan lahan semakin menipis
dikarenakan banyak lahan konvesi oleh kepentingan lahan ekonomi lain padahal desa bergantung
pada sektor ini, gerbang desa harus menjawab dengan menyeleamatkan lahan lahan produktif
yang nantinya dengan bentuk kebijakan untuk menyelamatkan lahan-lahan tersebut. Hari ini
petani harus meningkat pada tahap pola marketing harus difasilitasi monitoring dan evaluasi
untuk meningkatkan struktur pasar, bagaimana caranya struktur pasar petani ini meningkat.
Ditingkat local harus by research secara massive agar struktur pasar ini berubah bahkan bisa
berorientasi export dari petani petani lokal ini.

Catatan :

1. Identifikasi Masalah Gerbang Desa


2. Contoh Nyata Keberhasilan Gerbang Desa Pada Saat Di
Kabupaten Tasikmalaya
3. Membuat Framework tentang Gerbang Desa yang seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai