Anda di halaman 1dari 39

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pegawai Negeri Sipil adalah Sumber daya manusia yang mempunyai peran

penting dalam proses pencapaian tujuan suatu organisasi birokrasi. Tidak hanya

Pegawai Negeri Sipil saja yang mempunyai peranan dalam melaksanakan tugas-

tugas organisasi birokrasi, terdapat pula Pegawai Honorer (Pegawai Kontrak)

yang berperan membantu Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas-tugas

birokrasi.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2012 Tentang

Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah No.48 Tahun 2005 Tentang

Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil yang menjadi

Dasar Hukum pengangkatan tenaga honorer Kategori 1 dan Kategori 2.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang pengangkatan

Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 antara lain ditentukan bahwa

pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan

secara bertahap mulai Tahun Anggaran 2005 dan paling lambat selesai Tahun

Anggaran 2009 dengan prioritas tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai

oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

82
Namun dalam kenyataannya setelah dilakukan evaluasi sampai dengan

Tahun Anggaran 2009 masih terdapat tenaga honorer yang penghasilannya

dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, tetapi belum juga terangkat menjadi Calon Pegawai Negeri

Sipil, maka dari itu diterbitkanlah Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2012

Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 Tentang

pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, untuk

formasi tahun 2012 yang bertujuan untuk menuntaskan permasalah tenaga

honorer yang belum terangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.

Dalam Peraturan Pemerintah ini juga mengatur tentang perlakuan bagi

tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilannya tidak

dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (Tenaga Kontrak yang diangkat oleh Pejabat

instansi).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menggambarkan dan

menganalisis kendala, serta upaya dari Implementasi Peraturan Pemerintah No.56

Tahun 2012 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai

Negeri Sipil di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Sumedang, yang terfokus pada penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun

2012 tentang pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil

dengan melakukan studi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Sumedang dan mewawancarai beberapa Pegawai ataupun Tenaga

Honorer yang terlibat dalam proses pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil ini.

83
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi

kepustakaan dan juga melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian

yaitu Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga, dan Badan

Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Sumedang untuk melihat secara

langsung Implementasi Perundang-undangan atau aturan Hukum yang berkaitan

dengan penegakan Hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa

responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelakasanaan

peraturan perundang-undangan hukum tersebut.

Informan yang ditentukan dalam Penelitian ini yaitu Kepala Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang, Bapak

H.Dicky, serta beberapa Pegawai dan Tenaga Honorer yang terlibat dalam Proses

pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil di Dinas

Pariwisata, Kebudayaan, dan Olahraga.

3.1 Implementasi PP Nomor 56 Tahun 2012 Tentang Pengangkatan Tenaga

Honorer menjadi CPNS di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Sumedang

1. Prosedur Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 tentang perubahan kedua dari

Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2005 tentang pengangkatan tenaga honorer

menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil yang merupakan landasan hukum

pelaksanaan pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS.

84
Dalam Peraturan Bupati Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas

Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah pada Pasal 2 ayat (3) huruf f.

melaksanakan pengadaan Pegawai Negeri Sipil dan Pengangkatan Calon Pegawai

Sipil; dan huruf g Melaksanakan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil

Menjadi Pegawai Negeri Sipil. Ini menjelaskan bahwa BKDD Kabupaten

Sumedang bertugas melaksanakan pengadaan CPNS dan pelaksanaan

pengangkatan CPNS menjadi PNS.

Adapun Prosedur pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS yang

dilaksanakan oleh BKDD Kabupaten Sumedang, yaitu:

1. BKDD mengeluarkan surat edaran pada organisasi perangkat daerah yang

ketempatan Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti dan lulus

pendidikan dan pelatihan Prajabatan untuk mengikuti mengumpulkan

berkas persyaratan pengajuan pengangkatan pegawai negeri sipil serta

jadwal pelaksanakaan uji kesehatan;

2. Pengelola kepegawaian SKPD tempat bertugas Calon Pegawai Negeri

Sipil mengkoordinir pengumpulan dan verifikasi awal kelengkapan berkas

serta mengirimkan data tersebut setelah ditandangani Kepala SKPD;

3. BKDD melakukan verifikasi berkas;

4. Pelaksanaan uji kesehatan;

5. Pengajuan draft keputusan kepada Bupati untuk dimintakan persetujuan;

6. Mengirimkan berkas pengangkatan ke Kepala Kantor Regional Badan

Kepegawaian Negara untuk dimintaikan pertimbangan teknis

pengangkatannya;

85
7. Penerbitan surat keputusan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil oleh

Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapatkan persetujuan teknis

PNS.

Hasil Wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa dalam prosedur

pengangkatan tenaga honorer menjadi calon pegawai negeri sipil yang diatur

dalam PP No. 56 Tahun 2012, itu telah dilaksanakan dengan baik. Tenaga honorer

yang melakukan pengumpulan berkas sampai dengan pengangkatan, semuanya

telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Persyaratan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil

Dalam Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi:

“Pengangkatan Tenaga Honorer yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan


dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dilakukan
melalui pemeriksaan kelengkapan administrasi setelah dilakukan verifikasi dan
validasi”.

Adapun persyaratan kelengkapan berkas yaitu Surat Keputusan Bupati

Sumedang sebagai Tenaga Honorer, absensi harian, bukti penerimaan gaji/slip

gaji sebagai bukti bahwa tenaga honorer dibiayai oleh APBN/APBD ataupun

digaji oleh Pejabat Instansi yang terkait (Tidak dibiayai oleh APBN/APBD), dan

foto copy ijazah.

Menurut wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa persyaratan

menjadi CPNS yaitu Diangkat oleh Pembina kepegawaian dan bekerja pada

instansi pemerintahan, adapun kasus yang terjadi pada saat berkas tenaga honorer
86
dikirim ke BKN, setelah diperiksa ternyata 2 pegawai tersebut tidak memenuhi

syarat dikarenakan 2 tenaga honorer tersebut diperbantukan untuk bekerja pada

instansi swasta, walaupun mereka di SK-kan oleh Pembina kepegawaian, tetapi

MENPAN tetap menganggap 2 tenaga honorer K2 tersebut, bekerja di instansi

swasta, sehingga tidak memenuhi syarat yaitu bekerja pada instansi pemerintahan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(MENPAN) dan Reformasi Birokrasi republik Indonesia Nomor 348 Tahun 2018

tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun

Anggaran 2018, maka Pemerintah Kabupaten Sumedang akan melaksanakan

seleksi CPNS dari Pelamar Umum Tahun 2018 yaitu mengumumkan Persyaratan

Umum dan Persyaratan Khusus,dan Tata cara pendaftaran dan persyaratan

Administrasi, serta ketentuan lain sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh Tenaga

Honorer yang ingin menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Adapun persyaratan

yang dimaksud, yaitu:

1.Persyaratan Umum

a. Warga Negara Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

b. Tidak Berkedudukan sebagai Calon PNS / PNS, Calon Anggota / Anggota

TNI dan POLRI;

c. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

atau tidak dengan hormat sebagai PNS / Anggota TNI / Polri atau

diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Swasta;

87
d. Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum penjara atau kurungan

berdasarkan putusan pengadilan;

e. Sehat jasmani dan rohani

f. Bebas Narkoba.

2. Persyaratan Khusus

a. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 2,75 (Dua Koma Tujuh Lima);

b. Usia Pelamar paling rendah 18 (Delapan Belas) Tahun (kelahiran 31

Desember 1996) per 31 Desember 2018 dan paling tinggi 35(tiga puluh

lima) Tahun (kelahiran 1 Januari 1979) per 1 Januari 2018;

c. Berijazah Lulusan yang berasal dari program studi Perguruan Tinggi

Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta dengan Akreditas minimal C atau

Lulusan dari perguruan Tinggi Luar Negeri wajib melampirkan surat

pengesahan ijazah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI).

Surat Keterangan Lulus / Ijazah sementara tidak berlaku.

Jadi persyaratan Umumnya yaitu warga negara Indonesia yang sehat

jasmani dan rohani, serta bebas dari kasus hukum dan persyaratan khususnya

yaitu memiliki IPK minimal 2,75 (Dua Koma Tujuh Lima), dan lulusan Perguruan

Tinggi dalam negeri maupun lulusan Luar Negeri.

Untuk memetakan jumlah tenaga honorer yang memenuhi syarat sesuai

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga

Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012, Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia telah mengeluarkan surat

88
Edaran Nomor 05 Tahun 2010 tanggal 28 Juni 2010 tentang Pendataan Tenaga

Honorer yang bekerja di lingkungan instansi pemerintah yang ditujukan kepada

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah

sebagai dasar untuk melakukan pendataan tenaga honorer yang bekerja di

lingkungan instansi pemerintah seperti pada Dinas Kebudayaan Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang.

Persyaratan Tenaga Honorer telah tercantum dalam Pasal 6, yaitu:

1. Pengangkatan tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan

Pemerintah ini dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan keuangan negara melalui formasi Tahun anggaran 2005

sampai dengan formasi Tahun Anggaran 2012.

2. Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil untuk

formasi Tahun Anggaran 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan pada tahun anggaran berjalan.

3. Tenaga Honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan

penghasilannya tidak dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara dan Belanja Daerah dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri

Sipil sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan negara

berdasarkan formasi sampai dengan Tahun Anggaran 2018.

89
Jadi Tenaga Honorer yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1, 2 dan 3 adalah

Tenaga Honorer yang dibiayai oleh APBN / APBD dan Tenaga Honorer yang

tidak dibiayai oleh APBN / APBD. Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah

Nomor 56 Tahun 2012 disebutkan adanya 2 kategori pengangkatan tenaga

honorer yang penghasilannya dibiayai dari APBN atau APBD dengan kriteria

diangkat oleh pejabat yang berwenang, bekerja di instansi pemerintah, masa kerja

paling sedikit 1 tahun (satu) tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai saat ini

masih bekerja secara terus menerus, berusia paling rendah 19 (Sembilan belas)

tahun dan tidak boleh lebih dari 46 (empat puluh enam) tahun pada 1 Januari

2006.

Adapun tenaga honorer yang dimaksud terdiri dari:

1. Kategori I

Tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan

kriteria diangkat oleh pejabat yang berwenang bekerja di instansi pemerintah,

masa kerja paling sedikit 1 (satu) tahun pada tanggal 31 Desember 2005 dan

sampai saat ini masih bekerja secara terus menerus; berusia paling rendah 19

(Sembilan belas) tahun dan tidak boleh lebih dari 46 (empat puluh enam) tahun

pada tanggal 1 Januari 2006.

2. Kategori II

Tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai bukan dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dengan kriteria, diangkat oleh pejabat yang

berwenang, bekerja di instansi pemerintah, masa kerja paling sedikit 1 (satu)

90
tahun pada tanggal 31 Desember 2005 dan sampai saat ini masih bekerja secara

terus menerus, berusia paling rendah 19 (Sembilan belas) tahun dan tidak boleh

lebih dari 46 (empat puluh enam) tahun pada tanggal 1 Januari 2006.

3. Pendataan Calon Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kebudayaan Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang

Dalam Pasal 4 ayat (2) yang berbunyi: “Pelaksanaan verifikasi dan validasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim Verifikasi dan Validasi

yang dibentuk oleh Kepada Badan Kepegawaian Negara.”

Hasil pernyataan dari Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa dalam proses pengangkatan

tenaga honorer menjadi CPNS, pertama-tama BKDD Kabupaten Sumedang

melakukan pendataan tenaga honorer K1 dan tenaga honorer K2 yang memenuhi

syarat sehingga dapat diangkat menjadi CPNS, setelah melakukan pendataan,

kami selaku salah satu panitia pelaksana melakukan Uji publik yang bertujuan

untuk menerima masukan ataupun komplain dari masyarakat Kabupaten

Sumedang.

Dalam pendataan Calon Pegawai Negeri Sipil Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang, Terdapat 2736 Pelamar

yang dinyatakan lulus seleksi Administrasi CPNS Pemerintah Kabupaten

Sumedang Formasi Tahun 2018. Setelah melakukan pendataan terhadap Tenaga

Honorer yang akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, Badan

Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Sumedang melakukan Uji publik

yang diumumkan di Koran, Website resmi Pemerintah Kabupaten Sumedang dan

91
dipapan pengumuman yang berada di Kantor BKDD Kabupaten Sumedang yang

bertujuan untuk menerima masukan dan klaim dari masyarakat terhadap Tenaga

Honorer yang belum memenuhi syarat untuk diangkat menjadi Calon Pegawai

Negeri Sipil.

Berdasarkan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: K26-

30/V.50-3/93 Tanggal 19 Maret 2013 Perihal “Pengumuman/Uji Publik Daftar

Nama Tenaga Honorer Kategori II Pemerintah Kabupaten Sumedang, maka daftar

nominative Tenaga Honorer Kategori II yang memenuhi kriteria berdasarkan hasil

verifikasi dan validasi yang dimaksud adalah sebagaimana tercantum pada

lampiran dibelakang.

4. Pelaksanaan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil

Setelah melakukan penelitian, Data Primer yang penulis dapatkan terdiri

dari:

a. Data Tenaga Honorer K1

Semua Tenaga Honore K1 di Kabupaten Sumedang telah terangkat pada

tahun anggaran 2005. Pengangkatan Tenaga Honorer K1 anggaran tahun 2005

Pelaksanaannya berbeda dengan pengangkatan Tenaga Honorer K2. Tenaga

Honorer K1 hanya melakukan pengumpulan dan kelengkapan berkas sebagai

syarat untuk diangkat menjadi PNS tanpa mengikuti Tes Kompetensi Dasar

(TKD).

Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa Terdapat 42 orang yang

terdata sebagai tenaga honorer K1 dan setelah itu berkasnya dikirim ke BKN

92
untuk diperiksa. Setelah pemeriksaan terdapat 7 tenaga honorer K1 yang

bermasalah, dikarenakan 1 orang berkasnya bermasalah, 2 orang Tenaga Honorer

yang diperbantukan di swasta (guru) dan dianggap bekerja di swasta oleh BKN

sehingga dinyatakan gugur dan 2 orang Tenaga Honorer K1 dialihkan menjadi

Tenaga Honorer K2. Setelah pengumuman kelulusan terdapat lagi 2 orang Tenaga

Honorer K1 yang meninggal dunia sebelum menerima SK PNS, jadi sisa Tenaga

Honorer K1 yang dinyatakan Lulus dan menerima SK PNS sebanyak 35 orang.

Jadi, dari 42 orang yang mengajukan berkas, ada 5 orang tenaga Honorer

yang tidak memenuhi syarat dikarenakan, 2 tenaga honorer K1 diperbantukan di

Swasta dan dianggap oleh MENPAN bekerja di swasta, 1 orang tenaga honorer

K1 NIP-nya tidak diterbitkan dikarenakan Tanggal Lahir pada ijazah berbeda

dengan Tanggal Lahir yang disetor untuk dikirim ke BKN dan telah dinyatakan

gugur berkasnya, 2 tenaga honorer K1 yang dialihkan menjadi tenaga honorer K2,

sehingga Tenaga Honorer yang dinyatakan Lulus berkas 37 orang. namun

sebelum menerima SK PNS tedapat 2 Tenaga Honorer yang dinyatakan

meninggal dunia, sehingga Tenaga Honorer K1 yang menerima SK PNS dan

Telah diangkat sebanyak 35 orang.Lebih jelasnya bisa dilihat pada table dibawah

ini:

Tabel 3.1 Data Honorer K1 Tahun Anggaran 2018

No Uraian Jumlah (orang)


1 Yang Mengusulkan Berkas 42
2 Yang Tidak Lulus Berkas 5
3 Yang Lulus Berkas 37
4 Yang Meninggal Dunia 2
Sumber: Data Primer setelah diolah, 2018.

93
b. Data Tenaga Honorer K2

Pengangkatan K2 menjadi CPNS berbeda dengan K1, sebelum melakukan

Tes Kompetensi Dasar (TKD), Sebanyak 2736 Tenaga Honorer K2 yang

diusulkan berkasnya oleh BKDD Kabupaten Sumedang dan dikirim ke BKN

untuk dilakukan verifikasi dan validasi dilakukan Uji Publik yang diterbitkan

yang dilakukan sebanyak 3 kali dan juga dilakukan pengumuman pada website

resmi Bupati Sumedang. Setelah BKN melakukan verifikasi dan validasi serta

melakukan uji publik, tersisa 796 Tenaga Honorer K2 yang dinyatakan Lulus

Berkas dan Berhak menerima Kartu Tes untuk mengikuti ujian Tertulis Tes

Kompetensi Dasar (TKD) untuk menjadi CPNS tahun anggaran 2018. Setelah

dilakukan Tes Kompetensi Dasar (TKD), Tenaga Honorer yang dinyatakan Lulus

Tes Sebanyak 246. Tetapi setelah dilakukan pengumuman kelulusan, ada LSM

yang mengklaim ada tenaga honorer yang tidak memenuhi syarat tetapi tetap

diloloskan untuk bisa mengikuti Ujian TKD. Maka dari itu Bupati Sumedang

membentuk tim independent untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dimana

tim independen ini terdiri dari 4 orang, yaitu sebagai berikut:

1. Drs.Endi Ruslan (Kepala BKDD Kabupaten Sumedang 2018) sebagai

Ketua Tim

2. H. A. Rahmad Saleh, SE (Tokoh Masyarakat) Sebagai anggota Tim

3. Drs. Ibrahim Manisi (Persatuan Wartawan Indonesia) sebagai anggota Tim

4. Iwan Kusuma, S.Pd (Ketua LSM Sabda Nusantara) sebagai anggota Tim

94
Dari hasil verifikasi dan validasi Tim independent terdapat 206 Tenaga

Honorer yang dinyatakan lulus dan 46 orang Tenaga honorer yang dinyatakan

Bermasalah. Sampai saat ini ke 46 orang Tenaga Honorer yang bermasalah

tersebut SK PNS-nya belum diterbitkan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Data Honorer K2 Tahun Anggaran 2018

No Uraian Jumlah (orang)


1 Yang mencalonkan diri menjadi CPNS 2736
2 Yang Lulus verifikasi dan validasi setelah uji publik 796
3 Yang Lulus Tes Kompetensi Dasar (TKD) 252
4 Yang Lulus Tes Tapi Bermasalah 46
5 Yang Lulus verifikasi dan validasi Tim indepent 206
Sumber: Data primer setelah diolah, 2018.

Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa Terdapat 2736 orang

Tenaga Honorer K2 yang dinyatakan Lolos pemberkasan ada, Namun setelah

berkasnya dikirim ke BKN, tersisa 796 Orang Tenaga Honorer yang berhak

menerima kartu tes ujian TKD ada 3 orang tenaga honorer K1 yang berkasnya

bermasalah dan 2 orang lagi meninggal dunia sebelum penerimaan SK PNS, jadi

sisa Tenaga Honorer K1 yang dinyatakan Lulus dan menerima SK PNS sebanyak

35 orang.

Dari data tabel diatas, terlihat 46 orang yang sudah dinyatakan lulus Tes

oleh KEMENPAN, tapi SK-PNSnya belum juga diterbitkan sampai sekarang

karena salah satu LSM mengklaim adanya tenaga honorer yang tidak sesuai

dengan syarat SK tugasnya yaitu harus minimal 1 tahun masa kerjanya terhitung

mulai dari tanggal 31 Desember 2005.

95
Sedangkan hasil wawancara salah satu Tenaga Honorer yang Lulus tes tapi

dinyatakan bermasalah oleh Tim Independent yang bertugas di Dinas

Perhubungan Kabupaten Sumedang, menjelaskan bahwa dirinya menuntut

Keadilan, karena mereka yang dinyatakan oleh Tim Independent sebagai Tenaga

Honorer bermasalah itu seharusnya tidak boleh lagi diprotes. Kepala Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang mengatakan

bahwa sebenarnya hal ini sudah tidak boleh lagi diprotes, karena sebelum tes ujian

TKD, hal tersebut sudah dilakukan Uji Publik oleh BKDD dan pada saat Uji

Publik itulah seharusnya protes dilakukan, bukan pada saat setelah ujian. Padahal

sebenarnya banyak juga Tenaga Honorer seperti dirinya, tetapi mereka

dipertahankan oleh pemimpin tempatnya bekerja masing-masing, jadi bisa lolos

verifikasi dan validasi Tim Independent.

Pengumuman ini didasarkan surat Kepala Badan Kepegawaian Negara

(BKN) Nomor K26-30/V.50-3/93 tanggal 19 Agustus 2018, perihal pengmuman

Uji Publik Daftar Nama Honorer K-2 Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Jadi permasalah disini sebenarnya yang salah adalah yang memprotes

Tenaga Honorer yang bermasalah tersebut, namun karena kekuatan Politik yang

kuat dari ketua LSM tersebut, sampai sekarang SK PNS ibu Tina Malinda serta

Tenaga Honorer yang dinyatakan lulus tes itu masih tertunda SK-PNSnya.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu Pegawai Negeri Sipil yang

Lolos verifikasi dan validasi oleh Tim Indepent menyatakan bahwa seharusnya

Tenaga Honorer yang Lolos Tes TKD itu tidak bisa lagi diprotes, namun

berdasarkan hasil verifikasi dan validasi oleh Tim Independent yang menyatakan

96
ada beberapa tenaga honorer yang bermasalah, itu dikarenakan SK Tenaga

Honorer mereka tidak diterbitkan dari 1 januari 2005 namun diatas 1 januari 2005,

seharusnya terhitung mulai dari 1 Januari 2005 ke bawah sebagai syarat lulus

berkas, namun mereka tetap diloloskan oleh BKDD Kabupaten Sumedang karena

mereka telah mengabdi di lingkungan instansi pemerintah sejak tanggal 1 Januari

2005 kebawah, namun SK tenaga honorernya baru terbit diatas tanggal 1 Januari

2005.

Ada pun tenaga honorer yang diprioritaskan untuk diangkat menjadi CPNS

yang diatur dalam pasal 3:

(1) Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil

diprioritaskan bagi yang melaksanakan tugas sebagai:

a. Guru;

b. Tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan;

c. Tenaga penyuluh dibidang pertanian, perikanan, peternakan; dan

d. Tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan pemerintah.

(2) Pengangkatan tenaga honorer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didasarkan pada:

a. Usia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun dan paling rendah

19 (Sembilan belas) tahun; dan

b. Masa kerja sebagai tenaga honorer paling sedikit 1(satu) tahun

secara terus menerus.

97
(3) Masa kerja terus menerus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b tidak berlaku bagi dokter yang telah selesai menjalani

masa bakti sebagai pegawai tidak tetap.

Ketentuan Pasal 3 ayat (1) diatas menegaskan bahwa dalam pengangkatan

CPNS, maka yang menjadi prioritas utama yang diangkat menjadi CPNS adalah

mereka yang berprofesi sebagai guru kontrak, tenaga medis kontrak baik

perawat/bidan maupun dokter, tenaga penyuluh pertanian, perikanan, peternakan,

serta tenaga teknis lainnya yang dibutuhkan dan memiliki usia maksimal 46

(empat puluh enam) tahun dan minimal 19 (Sembilan belas) tahun.

5. Data Sekunder Tenaga Honorer K1 dan K2 di Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang.

Disetiap penguman yang selalu diterbitkan oleh BKDD Kabupaten

Sumedang dari Pendataan hingga Proses Pengangkatan CPNS, BKDD Kabupaten

Sumedang selaku panitia pelaksana Pengangkatan CPNS selalu menyelipkan

Himbauan terhadap Tenaga Honorer bahwa dari Proses Pendataan Hingga Proses

Pengangkatan CPNS itu tidak dipungut biaya sepeserpun.

Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Sumedang, dijelaskan bahwa Dinas selalu menghimbau

kepada semua Tenaga Honorer yang ingin menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil,

bahwa dalam proses pendataan, sampai dengan proses pengangkatan CPNS itu

tidak dipungut biaya.”

98
Jadi, jika ada oknum yang mengatas namakan BKDD Kabupaten

Sumedang/Pejabat lain pada BKDD Kabupaten Sumedang atau Pejabat dalam

Lingkup Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Sumedang yang memungut biaya berapapun, harap melapor agar bisa ditindak

lanjuti. Hal Ini bertujuan untuk mencegah oknum Pegawai nakal yang selalu

mencari keuntungan dalam Proses pengangkatan Tenaga Honorer menjadi CPNS.

Jadi dalam setiap pengumuman mulai dari tahap Pendataan hingga proses

pengangkatan CPNS, BKDD Kabupaten Sumedang selalu mengumumkan

himbauan kepada Tenaga Honorer bahwa tidak ada pungutan biaya dalam Proses

Pendataan sampai dengan Proses Pengangkatan menjadi CPNS.

Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 disebutkan

adanya 2 kategori pengangkatan tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai dari

APBN atau APBD dengan kriteria diangkat oleh pejabat yang berwenang, bekerja

di instansi pemerintah, masa kerja paling sedikit 1 tahun (satu) tahun pada 31

Desember 2005 dan sampai saat ini masih bekerja secara terus menerus, berusia

paling rendah 19 (Sembilan belas) tahun dan tidak boleh lebih dari 46 (empat

puluh enam) tahun pada 1 Januari 2006. Adapun hasil Pengumuman data CPNS

dibawah ini:

Tabel 3.3 Data Sekunder Tenaga Honorer K1 Tahun Anggaran 2012 Daftar
CPNS Formasi 2018 Kategori 1 Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sumedang

No Nama NIP Tgl. Lahir


1 SAFAR 196910272012121001 27-10-1969
2 MUH. BASIR BS 198202032012121002 03-02-1982
3 PADAUNAN 198010212012121003 21-10-1980
4 HAPENDI 198112312012121001 13-12-1981
5 SIMON 198403102012121001 10-03-1984
6 JHON PALU 197012312012121019 31-12-1970
99
7 BURHANUDDIN 197201252012121002 25-01-1972
8 MUHAMMAD ALI 198508102012121002 10-08-1985
9 RUSLI 197805252012121004 25-05-1978
10 HUSAIN 197706282012121004 28-06-1977
11 RAHMAN 197507152012121002 15-07-1975
12 SUKRI 198108202012121003 20-08-1981
13 SULTHAN 197203132012121002 13-03-1972
14 SALAMA 197601272012121004 27-01-1976
15 SUPRIYONO 198107272012121003 27-07-1981
16 ANSAR 197710212012121001 21-10-1977
17 HARMAN 198109232012121001 23-09-1981
ABDUL HALIM
18 197310152012121002 15-10-1973
USMAN
19 SAMUEL 196003052012121002 05-03-1960

20 AGUSTINUS 197008182012121002 18-08-1970

21 HERMAN ILYAN 198010082012121003 08-10-1980

22 SYAMSUL 197610252012111001 25-10-1976

23 AMIR 197712272012121002 27-12-1977

24 BAHRUL 196911152012121004 15-11-1969

25 ANSAR 198104142012121002 14-04-1981

26 USMAN LANNI 198012312012121006 31-12-1980

27 DULLAH 196905052012121005 05-05-1969

28 ANDI MANSIR 196512312912121022 31-12-1965

29 JOHANIS IP 196511142012121001 14-11-1965

30 NUR AENI. A 198103252012122004 25-03-1981

31 ANDI SULIHIN, SH 196812312012121022 31-12-1968


MUHAMMAD
32 196408232012121002 23-08-1964
RISAL
33 HIDAYATULLAH 197412312012121017 31-12-1974

34 AZIS 196503072012121001 07-03-1965

35 WAHID 197812032012121001 03-12-1978

36 A NURHANA 196712072012122001 07-12-1967

37 SINAR 196707312012122001 31-07-1967

100
3.2 Hambatan Yang Mempengaruhi Proses Pengangkatan CPNS di Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang

Dalam penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 tentang

pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang sudah

terlaksana dengan baik, Namun dalam prosesnya masih ada hambatan yaitu

adanya kasus tenaga honorer yang bermasalah menurut hasil Tim Independent.

Tim ini adalah bentukan Bupati Sumedang yang bertugas untuk memverifikasi

kembali data tenaga honorer yang telah dinyatakan Lulus Tes. Tim ini dibentuk

berdasarkan laporan dari LSM Sabda Nusantara yang diketuai oleh Iwan Kusuma

yang mengklaim adanya tenaga honorer yang tidak memenuhi syarat (di duga

memalsukan data) untuk dapat lolos mengikuti tes, namun tetap diloloskan untuk

mengikuti tes TKD.

Dalam wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Sumedang, dijelaskan pula bahwa LSM yang diketuai

oleh Iwan Kusuma mengklaim adanya tenaga honorer yang bemasalah (diduga

memalsukan data) yang dapat lolos berkas yang menurutnya ada beberapa tenaga

honorer yang belum memenuhi syarat yang ditentukan tetapi berkasnya tetap

diloloskan oleh BKDD Kabupaten Sumedang, Namun LSM ini tidak dapat

menunjukkan bukti dan informasi yang valid terkait adanya kasus tenaga honorer

yang bodong tersebut.

Adapun kemudian wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang, yang menyatakan bahwa

101
Menurut LSM terkait, ada tenaga honorer yang berkasnya tidak memenuhi syarat

untuk mengikuti tes TKD, namun mereka juga tidak bisa membuktikannya.

Mereka juga sudah melakukan uji publik sebanyak 3 kali dan selama uji publik

tersebut tidak ada klaim dan masalah yang dilaporkan, nanti setelah adanya

pengumuman lulus baru LSM yang diketuai oleh Iwan Kusuma, baru melakukan

klaim. Ada isu LSM ini memiliki keluarga yang tidak lulus makanya dia

melakukan klaim dan sempat demo di BKDD Kabupaten Sumedang.

Tabel 3.4 Data Sekunder Tenaga Honorer K2 yang bermasalah menurut Tim
Independent. Lampiran Pengumuman Hasil Rapat Pleno Tim Independen
Penilai Pemberkasan Terhadap Penerimaan Tenaga Honorer Kategori Ii
Pemerintah Kabupaten Sumedang

No No. Peserta Nama Tgl. Lahir


1 7372-22-00262-3 KRISTINA BEDA 02-03-1983
2 7372-41-00325-4 HENDRA 07-07-1982
3 7372-42-00489-8 WAHYUDI. B 29-03-1979
4 7372-12-00038-3 SULEMAN 05-11-1977
5 7372-13-00206-3 ISHAK 20-08-1973
6 7372-12-00149-4 MUHAMMAD ZUHRI 09-09-1984
7 7372-12-00155-6 BAHARIAH 27-10-1984
8 7372-42-00513-8 FATMAWATI AMIN 23-05-1980
9 7372-12-00065-8 ELVIRA ADE YANTI 23-04-1980
10 7372-13-00217-8 YENNI 05-03-1975
11 7372-12-00117-4 TITIM TRIESMAWATI 14-03-1983
12 7372-41-00348-5 TAUFIK AKBAR 18-01-1986
13 7372-42-00547-6 SOFIAN ASMARA 12-06-1981
14 7372-42-00503-2 SULPIANA SYAMSUDDIN 01-12-1979
15 7372-42-00584-9 HASLINDAH 22-11-1982
16 7372-42-00552-9 MARWAN 28-07-1981
17 7372-42-00632-9 DIAN ADI PUTRI 05-03-1984
18 7372-12-00158-3 DAMRI 12-11-1984
19 7372-12-00166-3 MARTINA 14-02-1985
20 7372-12-00167-2 HAMZAR 03-03-1985
21 7372-12-00139-6 SULVIANTY 25-06-1984
22 7372-42-00435-6 DJAMALUDDIN J 16-05-1975
23 7372-42-00572-5 CHAERUDDIN 28-05-1982
24 7372-42-00374-3 ANDI IDHIL 23-11-1968
25 7372-42-00544-9 FATMAWATI 26-05-1981

102
26 7375-22-42-0061 MUHAMMAD SUKRI 21-09-1983
27 7372-43-00763-6 TINA MALINDA 30-04-1975
28 7372-42-00606-3 SYAHRIDHA SUKARDI 21-06-1983
29 7372-43-00768-9 A.WAHYU WIJAYA PAEWAI 16-07-1976
30 7372-43-00791-2 A.MUSTIKA TRISNA 19-11-1982
31 7372-41-00322-7 KARTINI DEWI 20-03-1982
32 7372-42-00644-5 MEGAWATI 07-04-1984
33 7372-42-00412-5 RASNAWATI 16-01-1974
34 7372-42-00658-7 MUHAMMAD RIDWAN 29-08-1984
35 7372-43-00748-5 SAMSU 29-03-1970
36 7372-43-00756-5 ADRIATI 08-04-1973
37 7372-41-00316-5 HERA SANTI 16-05-1981
38 7372-42-00540-5 MUH. AZIS 23-04-1981
39 7372-42-00536-9 MASRAWATI 04-02-1981
40 7372-41-00318-3 ETRAWATI 21-08-1981
41 7372-41-00359-2 RISAL BURHANUDDIN 19-12-1986
42 7273-42-00494-3 AGUS ZAINUDDIN 16-05-1979
43 7372-42-00292-5 SYARIFUDDIN MADDA 10-12-1974
44 7372-42-00452-5 HENDRAYADI ARFAN 19-06-1976
45 7372-42-00455-2 JAMALUDDIN EFFENDI 27-12-1976
46 7372-41-00353-8 MASDAWATI 22-09-1986
Meskipun hal ini tidaklah menyurutkan semangat honorer K2 yang sedang

memperjuangkan nasibnya, karena bahkan pada saat ini honorer K2 bergabung

dalam Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) yang tengah mengumpulkan data

honorer yang valid serta berusia diatas 35 tahun. Namun mereka tak akan

menggugat ke MK melainkan mencari data dan fakta dilapangan serta bukti ada

banyaknya kecurangan diseleksi CPNS 2018 karena menurut mereka orang yang

seharusnya diangkat malah disingkirkan.

Menyikapi hal tersebut Sekda Kabupaten Sumedang Herman Suryatman

telah memberikan komentarnya pada Website resmi Kabupaten Sumedang yang

mengatakan bahwa sebab SK pengangkatan masih sementara diproses diharapkan

honorer K2 bersabar. Rekomendasi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN)

untuk proses berkas yang masih belum lengkap juga masih menunggu. Terkait

adanya ketakutan K2 mengenai SK yang belum terbit satu bulan kedepan akan

103
digugurkan, menurur Sekda hal tersebut tidak benar adanya melainkan hanya isu

sebab jika sudah dinyatakan lulus maka tidak akan bisa lagi digugurkan.

Bukan hanya Pemerintah Daerah setempat, DPR RI pun turut serta dalam

menyikapi permasalahan yang dialami K2 di Indonesia. Para politisi yang duduk

di Komisi Pemerintahan ini tepatnya Komisi II DPR RI mendesak agar

pengangkatan honorer K2 menjadi PNS dilakukan tahun ini. Jika kemudian ada

sikar dari Pemerintah yang tidak sesuai dengan hasil kesepakatan bersama, maka

dari Komisi II DPR RI akan menekan pemerintah bahkan memboikot pembahasan

anggaran kemenPAN-RB.

3.3 Upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Proses Pengangkatan CPNS di

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang

Menganalisis atau meninjaukebijakan tentang pengangkatan status tenaga

honorer di lingkungan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Sumedang dapat menjadi solusi atau upaya dalam mengatasi kendala

yang ada di dalam kebijakan tersebut. Dimana kebijakan ini dibuat Pemerintah

Pusat yang selanjutnya akan diterapkan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang untuk direalisasikan, karena dengan

begitu, akan mewujudkan peningkatan dalam pengangkatan CPNS. Selain itu,

karena Kebijakan tentang pengangkatan status tenaga honorer juga pada dasarnya

bertujuan agar pemerintah daerah kabupaten Sumedang dapat memberikan

informasi yang relevan kepada tenaga honorer yang akan mengikuti seleksi CPNS

dengan syarat yang telah ditentukan oleh pemerintah.

104
Pengkajian atau meninjau dalam kebijakan untuk mengatasi hambatan

tentang pengangkatan status tenaga honorer di lingkungan Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang atas ketetapan Peraturan

Pemerintah yang telah dibuat sebagai landasan kebijakan oleh Badan

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan dalam meningkatkan CPNS dapat

dikembangkan melalui beberapa proses.

Menurut William Dunn proses tersebut meliputi proses dalam pengkajian

kebijakan, proses dalam pembuatan kebijakan, dan proses komunikasi kebijakan.

Tiga proses ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana analisis kebijakan

tentang penangkatan status tenaga honorer menjadi CPNS di lingkungan Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang.

3.3.1 Pengkajian Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer

Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang

Pengkajian yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan

Pelatihan Daerah Kabupaten Sumedang, dilakukan atas keputusan yang dibuat

oleh Menpan-RB dan BKN pusat untuk pengadaan tenaga honorer yang akan

diangkat menjadi CPNS. Dalam melakukan proses pengkajian yang dilakukan

oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten

Sumedang, hal ini hanya sebatas memberikan informasi kepada setiap SKPD dan

instansi terkait tentang pengangkatan tenaga honorer.

105
Dalam proses pengkajian kebijakan tentang pengangkatan status tenaga

honorer menjadi CPNS di lingkungan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Sumedang, ada beberapa indikator yang harus diperhatikan

seperti metodologi, informasi, dan prosedur dalam menganalisis proses

pengangkatan tenaga honorer yang ada di Lingkungan Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang.

Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten

Sumedang sejauh ini hanya melakukan apa yang sudah dibuat sebagai kebijakan

dalam penyelenggara pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS. Dalam

menunjang keberhasilan pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS, pemerintah

sudah seharusnya lebih bekerja sama dalam memberikan informasi tentang

kebijakan yang akan diberlakukan tentang prosedur pengangkatan tenaga honorer

tersebut. Agar pihak terkait lainnya dapat mengetahui bagaimana pengkajian

kebijakan tentang pengangkatan tenaga honorer tersebut.

3.3.2 Pengkajian Dalam Proses Kebijakan Tentang Pengangkatan Status

Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di

Lingkungan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Sumedang

Proses pembuatan kebijakan pada dasarnya dibuat karena banyaknya

tenaga honorer yang bekerja disetiap instansi Pemerintah dan banyaknya tuntutan

dari tenaga honorer yang ingin diangkat menjadi CPNS, maka Menpen-RB dan

BKN Pusat membuat kebijakan yaitu dengan cara membuat Peraturan Pemerintah

106
Nomor 56 Tahun 2012 atas perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor 48

Tahun 2005. Jadi setelah Peraturan tersebut dibuat Menpen-RB dan BKN Pusat

mensosialisasikan kepada Pemerintah Daerah untuk dijadikan kebijakan tentang

pengangkatan tenaga honorer.

Proses pembuatan kebijakan adalah proses kedua setelah adanya

pengkajian. Proses pembuatan kebijakan merupakan proses yang berlangsung

dalam menentukan tahap-tahap pembuatan kebijakan tentang pengangkatan status

tenaga honorer menjadi CPNS Di Lingkungan Dinas Kebudayaan Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang. Tahap-tahap dalam proses

pembuatan kebijakan meliputi perumusan masalah, peramalan, rekomendasi,

pemantauan, evaluasi. Tahap-tahap tersebut diarahkan untuk mengetahui

bagaimana proses pembuatan kebijakan dalam menganalisis pembuatan kebijakan

tentang pengangkatan status tenaga honorer menjadi CPNS.

3.3.2.1 Perumusan Masalah Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga

Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang

Perumusan masalah dan hambatan tentang kebijakan pengangkatan tenaga

honorer menjadi CPNS telah di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56

Tahun 2012 atas perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 dan atas

perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun Tahun 2005, Menpan-RB

Nomor 03 Tahun 2012 dan Menpan-RB Nomor 05 Tahun 2012 tentang

pengadaan CPNS. Pada umumnya banyak instansi pemerintah yang ikut serta

107
dalam melakukan kebijakan pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS ini,

Sehingga untuk melakukan penataan pada kemudian hari, menurut Kemeneg PAN

& RB masalah pengangkatan tenaga honorer difokuskan agar melanjutkan dan

meningkatkan upaya penataataan birokrasi yang meliputi sebagai berikut:

Pertama, optimalisasi strategi dan kebijakan Menpan-RB yang meliputi

tiga aspek yakni penyelesaian peraturan perundang-undangan/kebijakan sebagai

landasan hukum yang memperkuat arah reformasi birokrasi, peningkatan kualitas

pelayanan publik kepada masyarakat, pemantapan pelaksanaan reformasi

birokrasi yang menyeluruh.

Kedua, mendorong terbitnya Peraturan Pemerintah tentang formasi CPNS

yang memuat ketentuan mengenai formasi bagi masing-masing daerah

provinsi/kabupaten/kota dan Peraturan Pemerintah tentang pengadaan CPNS

berdasarkan kompetensi, sesuai kebutuhan organisasi, secara obyektif,

transaparan, akuntabel, tidak diskriminatif mengakomodir para penyandang cacat

sepanjang memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dan bebas KKN dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Ketiga, mempercepat proses penyelesaian seluruh tenaga honorer CPNS

yang tidak masuk database yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Tim

Koordinasi Perumusan Kebijakan Penyelesaian Tenaga Honorer Keputusan

Menteri PAN dan RB Nomor KEP/161/S. PAN-RB/4/2010 dan mengumumkan

kepada publik secara transparan serta menerbitkan Peraturan Pemerintah terkait

dengan penyelesaian tenaga honorer dan Peraturan Pemerintah tentang Pegawai

Tidak Tetap (PTT).

108
Keempat, melakukan kajian secara komprehensif berkenaan dengan

perpanjangan batas usia pensiun bagi tenaga kependidikaan, dari 56 tahun ke 58

tahun, kebutuhan pengaturan manajemen secara khusus dan pemetaan formasi

agar tercipta pemerataan tenaga kependidikan di masing-masing daerah.

Sementara itu, Komite III DPD RI akan turut mensosialisasikan kebijakan

reformasi birokrasi kepada Pemerintah Daerah guna mewujudkan good

governance dan clean government serta mendorong Pemerintah Daerah untuk

mengalokasikan anggaran dalam rangka membentuk aparatur negara yang

profesional dan berkualitas.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur merupakan tujuan

dalam strategi pemerintahan, sehingga Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur

aparatur negara dituntut untuk memainkan peranan penting dalam kedudukannya

sebagai pemikir, perencana, dan pelaksana Pembangunan Nasional. Oleh karena

itu, Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara dan abdi masyarakat perlu

mendapat perhatian yang lebih seksama dan mendesak untuk dilaksanakan karena

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan sangat tergantung dari

aparatur pemerintah dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil.

Perumusan masalah kebijakan tentang pengangkatan tenaga honorer

disebabkan oleh banyaknya tenaga honorer yang bekerja di setiap instansi

pemerintahan dan banyaknya tuntutan dari tenaga honorer yang ingin diangkat

menjadi CPNS, oleh sebab itu Pemerintah Pusat mencari solusi tentang

bagaimana menangani tenaga honorer yang jumlahnya melebihi kapasitas formasi

jabatan yang sudah tidak lagi bekerja di instansi pemerintahan. Dengan adanya

109
Peraturan Pemerintah yang telah dibuat maka terciptalah rumusan tentang

kebijakan pengangkatan yang dibagi menjadi 2 yaitu tenaga honorer I yang

penghasilannya dibiayai oleh APBN dan APBD sedangkan tenaga honorer

kategori II yang penghasilannya tidak dibiayai oleh APBN dan APBD.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 56 Tahun 2012 atas perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor 48

Tahun 2005 tentang Pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS, pengadaan

CPNS periode tahun 2005-2009 memprioritaskan pengangkatan dari tenaga

honorer melalui seleksi administrasi. Pengangkatan tenaga honorer didasarkan

pada argumentasi di lapangan banyak tenaga honorer yang telah lama mengabdi

di lingkungan instansi pemerintah tetapi tidak dapat diangkat menjadi CPNS

disebabkan karena faktor usia yang melebihi 35 tahun. Tenaga honorer tersebut

tidak mampu berkompetensi dengan pelamar umum, apalagi dengan pascasarjana

yang baru lulus dari perguruan tinggi yang ikut test CPNS. Sebagai penghargaan

atas jasa pengabdiannya kepada pemerintah, terutama untuk tenaga honorer yang

sudah bekerja 20 tahun ke atas, maka kepada tenaga honorer yang telah memenuhi

persyaratan/kriteria sesuai dengan kebijakan yang berlaku untuk diangkat menjadi

CPNS.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 atas perubahan

kedua Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 yang pelaksanannya diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Nasional Nomor 30

Tahun 2007 adalah Bahwa dalam pengadaan CPNS Tahun 2005 pemerintah telah

menetapkan kebijakan untuk memprioritaskan pengangkatan tenaga honorer yang

110
telah mengabdi kepada pemerintah dengan perlakuan secara khusus.Pengangkatan

tenaga honorer menjadi CPNS dilakukan secara bertahap mulai tahun anggaran

2005 dan paling lambat selesai tahun anggaran 2009 dengan prioritas tenaga

honorer yang penghasilannya dibiayai oleh APBN/APBD. Sebagai penghargaan

terhadap tenaga honorer yang telah lama mengabdi dan tenaganya sangat

dibutuhkan meskipun usianya lebih dari 35 tahun dan paling tinggi 46 tahun serta

memenuhi syarat yang telah ditentukan dapat diangkat menjadi CPNS.

Semangat pengadaan CPNS mengedepankan asas desentralisasi,

sehingga dalam pelaksanaan operasional sepenuhnya menjadi kewenangan dan

tanggung jawab Pejabat Pembina Kepegawaian di masing-masing instansi yang

ada Di Lingkungan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Sumedang.

Pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dilakukan bertahap mulai

tahun anggaran 2005 dan paling lambat selesai tahun 2009, dengan prioritas

tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai oleh APBN/APBD.Dengan

ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2012 Peraturan Pemerintah

Nomor 48 Tahun 2005, semua Pejabat Pembina Kepegawaian dan pejabat lain Di

Lingkungan instansi Pemerintah dilarang mengangkat tenaga honorer atau yang

sejenis kecuali ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Kebijakan pemerintah memberlakukan sistem rekruitmen berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 atas perubahan Peraturan

Pemerintah 98 Tahun 2000 tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil, selaian

111
memberikan dampak posotif terhadap pemenuhan kebutuhan dan harapan tenaga

honorer sebagai komponen sumber daya aparatur pemerintah, juga masih

menyisahkan sejumlah permasalahan yang tidak jarang menimbulkan dampak

negatif baik langsung maupun tidak langsung terhadap dinamika pengangkatan

menjadi CPNS. Tenaga honorer yang tedaftar di Dinas Kebudayaan Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang pada tahun 2018 tercatat 3666 tenaga

honorer tetapi telah selesai diangkat menjadi CPNS, tetapi untuk tenaga honorer

kategori I telah dinyatakan lulus verifikasi dan validasi data yang memenuhi

syarat/kriteria sesuai dengan Peraturan Pemerintah berjumlah 325 sehingga

tinggal menunggu NIP sedangkan untuk tenaga honorer kategori II baru selesai

perekaman data dan tinggal menunggu hasil dari Menpan-RB dan BKN Pusat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan aparatur bagian Subag Umum

Kepegawaian Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Sumedang mengatakan bahwa pengangkatan tenaga honorer tidak semua bisa

diangkat terutama untuk tenaga honorer kategori II yang penghasilannya bukan

dibiayai oleh APBN dan APBD karena ditinjau terlebih dahulu dari segi faktor

lama kerjanya dan yang masuk memenuhi syarat/kriteria menurut Peraturan

Pemerintah yang telah ditetapkan. (15/12/2018).

Hasil penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa untuk pengangkatan tenaga

honorer menjadi CPNS masih terjadi multitafsir karena apabila tenaga honorer

kategori II yang tidak lulus diangkat menjadi CPNS, belum tentu bisa bekerja lagi

menjadi tenaga honorer karena itu semua tergantung kepada kebijakan Pejabat

Pembina itu sendiri. Pengangkatan untuk tenaga honorer kategori I itu sendiri

112
diangkat berdasarkan rekomendasi atau rujukan dari Pejabat terkait karena

penghasilannya dibiayai oleh APBN dan APBD. Jadi kesimpulan penelitian

tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS di lingkungan Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang dapat

diambil dalam perumusan masalah cukup baik untuk memberikan informasi yang

relevan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah

dan menurut surat edaran Menpan-RB Nomor 03 Tahun 2012 tentang Pengadaan

CPNS. Maka kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah cukup relevan dan

seharusnya dapat dipahami oleh tenaga honorer terkait pengangkatan menjadi

CPNS.

3.3.2.2 Evaluasi Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer

Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang

Evaluasi kebijakan yaitu proses penilaian terhadap kebijakan-kebijakan

yang telah dibuat dan ditetapkan oleh Pemerintah, dimana hal-hal apa yang

kurang dari pembuatan Kebijakan tersebut terkait Tentang Pengangkatan Status

Tenaga Honorer menjadi CPNS yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian,

Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang.

Evaluasi untuk tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan

penghasilannya tidak dibiayai oleh APBN dan APBD baru dapat diangkat menjadi

CPNS apabila semua tenaga honorer yang dibiayai APBN dan APBD seluruhnya

secara nasional telah diangkat menjadi CPNS sebelum Tahun Anggaran 2009.

113
Dengan demikian, apabila masih terdapat tenaga honorer yang dibiayai APBN dan

APBD belum diangkat menjadi CPNS sampai Tahun Anggaran 2009, maka

tenaga honorer yang bukan dibiayai APBN dan APBD tidak dapat diangkat

sebagai CPNS.

Apabila sebelum Tahun 2009 secara nasional tenaga honorer yang dibiayai

APBN dan APBD telah selesai seluruhnya diangkat sebagai CPNS, maka tenaga

honorer yang tidak dibiayai APBN dan APBD yang bekerja pada instansi

pemerintah dapat diangkat menjadi CPNS sesuai dengan kebijakan nasional,

berdasarkan formasi, analisis kebutuhan dan kemampuan keuangan negara.

Evaluasi merupakan fase terakhir dalam proses kebijakan tentang

pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS di lingkungan Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang, apabila sudah terbentuk

perlu dilakukan penilaian atas semua perekaman data yang telah masuk.

Perekaman data dilakukan agar Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

khususnya Bagian Mutasi yang menangani pengangkatan tenaga honorer menjadi

CPNS dan yang melakukan perekaman data dan verifikasi nama-nama, jumlah

tenaga honorer yang akan mengikuti test seleksi menjadi CPNS.

Evaluasi kebijakan yang harusnya dilakukan saat ini oleh Badan

Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Daerah Kabupaten

Sumedang adalah perekaman data ulang tentang nama-nama dan jumlah tenaga

honorer yang akan diangkat sesuai dengan surat edaran Menpan-RB tentang

Nomor 05 Tahun 2012 tentang pendataan ulang dikarenakan data yang masuk

kepada BKN banyak yang tercecer sehingga Badan Kepegawaian, Pendidikan

114
Dan Pelatihan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang harus melakukan

pendataan ulang dan memberikan data baru kepada BKN untuk selanjutnya

diproses.

Evaluasi kebijakan yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan

Dan Pelatihan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang harus menghasilkan data

yang relevan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, pada dasarnya

evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai nama-nama dan jumlah

tenaga honorer yang akan diangkat menjadi CPNS akan tetapi harus bia

menyelesaikan malah yang terjadi dalam pengangkatan tenaga honorer menjadi

CPNS salah satunya masalah dalam perekaman data untuk tenaga honorer

kategori II apabila tidak lulus verifikasi dan validasi bisa mengikuti test

pengangkatan selanjutnya atau memberikan kebijakan yang untuk terus tetap

bekerja menjadi tenaga honorer.

Upaya untuk memberikan infromasi kepada tenaga honorer yang

dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sumedang sejauh ini sudah berjalan dengan cukup maksimal

namun dikarenakan adanya hambatan yang terjadi,dalam melakukan evaluasi

kebijakan untuk menyelenggarakan program tenaga honorer harus bisa dapat

lebih di mengerti oleh semua tenaga honorer agar tidak ada kesimpangsiuran

terhadap informasi yang diberikan dkemudian hari. Informasi yang harus

diberikan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Daerah

Kabupaten Sumedang kepada tenaga honorer harus jelas sesuai dengan Peraturan

115
yang telah dibuat oleh Pemerintah sebagai acuan untuk bisa mengikuti test seleksi

menjadi CPNS.

Dalam memberikan informasi terkait kebijakan pengangkatan tenaga

honorer menjadi CPNS harus jelas, adapun mengenai jumlah tenaga honorer yang

akan diangkat sebagai CPNS akan ditentukan berdasarkan hasil pendataan yang

dilakukan Menpan-RB melalui penyebaran surat edaran kepada Pejabat Pembina

Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.

Bagi tenaga honorer yang dibiayai dari APBN dan APBD untuk mengisi

formasi Tahun Anggaran 2012, dan bagi tenaga honorer yang tidak dibiayai dari

APBN dan APBD untuk mengisi formasi Tahun Anggaran berikutnya, bunyi

penjelasan Pasal 3 Ayat 2 Huruf a Peraturan Pemerintah tersebut. Tenaga honorer

yang akan diangkat sebagai CPNS itu melalui pemeriksaan kelengkapan

administrasi, dan lolos verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh Tim Verifikasi

dan Validasi yang dibentuk oleh BKN, serta lulus ujian tertulis kompetensi dasar

dan kompetensi bidang sesama tenaga honorer.

Kebijakan Pemerintah memberlakukan sistem rekruitmen pegawai negeri

sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang pengadaan

CPNS menjadi CPNS, selaian memberikan dampak posotif terhadap pemenuhan

kebutuhan dan harapan tenaga honorer serta pelamar umum dalam rangka

penataan dan pengembangan PNS sebagai komponen sumber daya aparatur

pemerintah, juga masih menyisahkan sejumlah permasalahan yang tidak jarang

menimbulkan dampak negative baik langsung maupun tidak langsung terhadap

dinamika penerimaan di sejumlah daerah.

116
Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 sebagai

instrument yuridis atau legal dalam seluruh proses penyelenggaraan rekruitmen

CPNS, memuat sejumlah ketentuan baik ketentuan umum, tujuan dan sasaran

kebijaksanaan, kriteria atau mekanisme, Persyaratan CPNS, maupun ketentuan

mengenai tata cara penerimaan CPNS melalui seleksi administrasi dan lainnya.

Sejauh ini Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Daerah

Sumedang cukup baik dalam memberikan informasi kepada setiap SKPD tentang

pengangkatan tenaga honorer kerena dilihat dari berbagai kebijakan yang berlaku

seperti Peraturan Pemerintah dan surat edaran oleh Menpan-RB kepada

pemerintah daerah.

Evaluasi merupakan fase terakhir dalam proses pembuatan kebijakan

tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang, apabila sudah terbentuk

perlu dilakukan penilaian atas semua perekaman data yang telah masuk.

Perekaman data dilakukan agar Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan

Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang khususnya Bagian Mutasi yang

menangani tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dan yang

melakukan perekaman data serta hasil verifikasi nama-nama, jumlah tenaga

honorer yang akan mengikuti test seleksi menjadi CPNS bisa di evaluasikan.

Menurut hasil wawancara dengan Kasubid Pengadaan dan Pemindahan

Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Daerah Kabupaten

Sumedang mengatakan bahwa Untuk mengevaluasi semua informasi berdasarkan

hasil data yang diberikan oleh BKN Pusat dengan nama-nama dan jumlah tenaga

117
honorer yang memenuhi syarat/kriteria yang telah dinyatakan lulus sesuai dalam

Peraturan Pemerintah dan Menpan-RB”. (15/12/2018).

Kebijakan yang telah ditetapkan pada hakekatnya untuk dapat

dilakukannya evaluasi terhadap tenaga honorer sudah berjalan baik dengan cara

tetap menjalin komunikasi yang baik antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah

Pusat. Oleh karena itu Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sumedang dalam memberikan informasi yang akurat kepada

setiap tenaga honorer.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, disebutkan bahwa evaluasi yang

dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sumedang hanya sebatas mengevaluasi bagaimana prosedur

yang telah diarahkan oleh Pemerintah Pusat tentang pengangkatan tenaga honorer

yang penghasilannya dibiayai oleh APBN/APBD samapi tenaga honorer yang

bukan dibiayai oleh APBN/APBD sampai mengevaluasi hasil verifikasi dan

validasi data serta memberikan informasi yang relevan kepada tenaga honorer dan

juga perekaman data untuk setiap SKPD yang terkait pengangkatan menjadi

CPNS.

118
3.3.3 Proses Komunikasi Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga

Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang

Proses komunikasi kebijakan adalah proses dalam menentukan data-data

masukan sebagai input dan output yang akan digunakan untuk menjalankan

kebijakan sesuai dengan surat edaran Menpan-RB Nomor 03 Tahun 2012 Tentang

Pengangkatan Status Tenaga Honorer menjadi CPNS untuk menjalakan roda

pemerintah dan mewujudkan kualitas Pegawai Negeri Sipil yang baik.

Proses komunikasi kebijakan dalam analisis pengangkatan status tenaga

honorer di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang memiliki tiga

faktor yang mempengaruhi. Faktor tersebut seperti dokumen, presentasi, dan

penggunaan pengetahuan. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan dalam

mengembangkan kebijakan pengangkatan tenaga honorer menajdi CPNS

sebaiknya memperhitungkan aspek-aspek ini, serta sifat dan kebutuhan dari pihak-

pihak terkait ketika menetapkan kebijakan terkait pengangkatan tenaga honorer

menjadi CPNS.

Karena ujuan dan manfaat dari komunikasi adalah memberikan informasi

untuk tenaga honorer terkait tentang pengangkatan menjadi CPNS sesuai dengan

ketetapan Peraturan Pemerintah dan Menpan-RB Nomor 03 Tahun 2012 tentang

pengadaan CPNS yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan

Pelatihan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang.

Komunikasi memegang peranan penting karena pelaksana harus

mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, komunikasi adalah proses

119
penyampaian pesan yang bertujuan untuk memberi kejelasan dari pelaksana

kebijakan kepada obyek yang terkena kebijakan sebagai upaya dalam membentuk

kesamaan penafsiran antara Pemerintah yang terlibat didalamnya. Komunikasi

yang dilaksanakan dalam pelaksanaan kebijakan pengangkatan tenaga honorer

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang adalah

adanya kejelasan pesan informasi kegiatan yang disampaikan dan dapat diterima

oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten

Sumedang sehingga akan terjadi kesamaan penafsiran dalam pelaksanaan

kebijakan pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS.

Proses komunikasi dalam hal ini menentukan keberhasilan tujuan dari

pelaksanaan kebijakan. Pelaksanaan yang efektif baru akan terjadi apabila para

pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Badan

Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Sumedang.

Pengetahuan atas apa yang akan dilakukan dalam mengkomunikasikan hasil yang

relevan baru dapat berjalan apabila komunikasi berlangsung dengan baik,

sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan pelaksanaan harus

dikomunikasikan kepada tenaga honorer terkait pengangkatan menjadi CPNS.

Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan harus tepat, akurat dan konsisten.

Komunikasi diperlukan agar pembuat keputusan dan para pelaksana semakin

konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapkan.

120

Anda mungkin juga menyukai