Anda di halaman 1dari 90

Kata Pengantar

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

‫ص ْحبِ ِه ََّأما َب ْع ُد‬ ِِ ٍ ِ ِِ ِِ ِِ


َ ‫صلِّ ْي َونُ َسلِّ ُم َعلَى خَرْيِ َخ ْلقه َسيِّدنَا َو َم ْوالَنَا حُمَ َّمد َو َعلَى َأله َو‬
َ ُ‫َأحْلَ ْم ُد للَّه َح َّق مَح ْده َون‬
Segala puji bagi Alloh SWT yang Maha Esa, Dzat yang menurunkan segala ilmu pada
hamba-hambanya, serta hantaran syukur kehadirat-Nya atas nikmat ilmu dan akal yang
sangat berguna bagi kita, teriring sholawat dan salam kepada junjungan seluruh
makhluk yakni Baginda Agung yang diAgungkan Dzat yang Maha Agung Nabi
Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para sahabat-sahabatnya.
Buku ini adalah PANDUAN MUDAH MEMBACA, MENTERJEMAH, DAN MEMAHAMI AL-
QUR’AN DAN KITAB-KITAB PESANTREN yang merupakan pengantar bagi siapa saja
yang mau mempelajari dan memahami isi Al-Qur’an dan kitab-kitab pesantren serta
menganalisa perkatanya dari segi ilmu nahwu dan shorrof.
Harapan kami metode ini dapat menjadi pemicu semangat dan batu loncata bagi umat
islam umumnya dan para santri-santri baik yang mukim di pesantren atau yang tidak
pada khususnya guna lebih mencintai, memahami, dan menganalisa Al-Qur’an, kitab-
kitab pesantren sampi merasakan paham betul dan sekaligus menjadi bekal untuk
menuju khazanah keilmuan islam yang gerbangnya adalah ilmu nahwu.

‫ انتهى‬. ‫ من تبحر يف النحو اهتدى إىل مجيع العلوم‬: ‫قال الشافعي‬

(٤٠٧ ‫ ص‬٢ ‫)شذارت الذهب يف اخبار من ذهب ج‬


Artinya: Imam syafi’i berkata “barang siapa menguasai ilmu nahwu maka dia akan
tertuntun menguasa semua ilmu”.
Terima kasih yang besar kami sampaikan pada guru-guru kami yang telah mengajarkan
ilmu dan membuka cakrawala pengetahuan sehingga kami bermanfaat bagi yang lain
lewat buku ini.
Terakhir kami senantiasa menerima segala masukan, nasihat, dan koreksi demi
perbaikan buku ini dan pengembangan buku ini.

Malang, Maret 2022

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………… I
DAFTAR ISI …………………………………………………… II
PANDUAN PRAKTEK MENGAJAR …………………………………………. V
SINGKATAN-SINGKATAN …………………………………………………… VII
MUQQODIMAH …………………………………………………… VIII

BAB 1
KALAM …………………………………………………… 1
KALIMAT / KATA …………………………………………………… 1
- KALIMAT ISIM …………………………………………………… 1
- HURUF JER …………………………………………………… 3
- KALIMAT FIIL …………………………………………………… 4
- KALIMAT HURUF …………………………………………………… 5

BAB 2
KALIMAT ISIM …………………………………………………… 7
- MACAM ISIM …………………………………………………… 7
- ISIM MA’RIFAT …………………………………………………… 8
- ISIM DLOMIR …………………………………………………… 8
- ISIM ISYAROH …………………………………………………… 10
- ISIM MAUSUL …………………………………………………… 11
- ISIM ALAM …………………………………………………… 12
- ISIM YANG DIAWALI ALIF DAN LAM ........................ 13
- ISIM FAIL …………………………………………………… 14
- MASDAR …………………………………………………… 15
- IDLOFAH …………………………………………………… 17
- ISIM MUBROB DAN MABNI ....................................... 18
- ISIM JAMID DAN MUSYTAQ .................................. 19
- ISIM MAQSUR, MANQUS, DAN MAMDUD ........................ 20
- ISIM MUDAKKAR DAN MUANNAS ........................ 20
- ISIM MUFROD, TASNIYAH, DAN JAMAK ........................ 22

BAB 3
I’ROB …………………………………………………… 27

II
- I’ROB ROFA’ …………………………………………………… 28
- I’ROB NASOB …………………………………………………… 29
- I’ROB JER …………………………………………………… 30
- I’ROB JAZEM …………………………………………………… 30

BAB 4
KALIMAT FI’IL …………………………………………………… 31
- MACAM FI’IL …………………………………………………… 31
- KETENTUAN FI’IL MADZY ............................................ 32
- HUKUM FI’IL MADZY …………………………………………. 32
- KETENTUAN FI’IL MUDLORE’ .................................. 32
- HUKUM FI’IL MUDLORE’ ............................................ 32

BAB 5
ISIM YANG DIBACA ROFA’ …………………………………………… 39
- KANA DAN SAUDARANYA ............................................ 44
- INNA DAN SAUDARANYA ............................................ 45
- DHONNA DAN SAUDARANYA .................................. 46
- TABI’ …………………………………………………… 48
- NA’AT …………………………………………………… 49
- ATHOF …………………………………………………… 50
- TAUKID …………………………………………………… 50
- BADAL …………………………………………………… 51

BAB 6
ISIM YANG DIBACA NASHOB …………………………………………… 53
- MAF’UL BIH …………………………………………………… 53
- MAF’UL MUTLAK …………………………………………………… 54
- DZOROF …………………………………………………… 55
- HAL …………………………………………………… 57
- TAMYIZ …………………………………………………… 57
- ISTITSNA’ …………………………………………………… 58
- ISIM LAA …………………………………………………… 61
- MUNADA …………………………………………………… 62
- MAF’UL LAH …………………………………………………… 63
- MAF’UL MA’AH …………………………………………………… 64

BAB 7

III
ISIM YANG DIBACA JER …………………………………………… 65
- ISIM ADAD …………………………………………………… 66

IV
PANDUAN PRAKTEK MENGAJAR
Sebelum mengajarkan metode ini alangkah lebih baiknya pertama belajar dan melihat
cara menyampaikan metode ini ditempat diajarkan metode ini (PP Nurul Falah
Amadanom Dampit) atau mengikuti pelatihan cara menyampaikan,Buku ini berisi materi
yang bisa mengantarkan ke pemahaman Al-Qur’an dan kitab-kitab pesantren dengan
cara yang sederhana yaitu 5 (lima) langkah :
 1.menganalisa dan memahami lafadz-lafadz
 2.menganalisa dan memahami harokat
 3.menganalisa dan memahami tarkib/bentuk susunan dan status kalimat.
 4.mengetahui ma’nanya (perkata)
 5.menterjemah dan memahami kalimat-kalimatnya.

A. Cara mengajarkan metode ini :


1. Guru membacakan materi dan diikuti murid-muridnya serta diulang-ulang sesuai
kebutuhan pemahaman dari murid kelasnya.
2. Diadakan pertanyaan-pertanyaan materi untuk lebih memahamkan pada murid-
muridnya.
3. Peraktek analisa perkata sesuai materi yang dalam buku menggunakan
pertanyaan yang sudah ada di bawah materi,dan di ulang-ulang sesuai
kemampuan murid dalam kefahaman.
4. Bahan yang di buat peraktek perkata pertama adalah contoh-contoh yang ada
dalam materi.
5. Contoh-contoh yang ada di dalam panduan harus dima’nai dan diterjemah oleh
guru atau pembimbing
6. Buatlah latihan dengan berkelompok antara murid-murid dengan Tanya jawab
analisa contoh-contoh yang ada dalam materi atau menggunakan Al qu’an atau
kitab secara langsung.
7. Melakukan cara-cara diatas sesering mungkin
8. Adakan latihan dengan menggunakan Al Qur’an atau kitab secara langsung
dengan bertahab.

B. Praktek menggunakan kitab


1. Bisa menggunakan kitab fiqih dasar seperti kitab fiqih riyadhul badi’ah, kitab fiqih
fathul qorib atau kitab tafsir jalalen atu sesuai tingkatan kemampuan para murid atau
sisiwanya
2. Cara mempraktekkan menggunakan kitab dengan:

V
a. Praktek membaca
b. Menterjemah
c. Menerangkan
d. Menganalisa perkata
e. Menghafal ma’na perlafad

C. Pengelompokan murid atau santri ada tiga :


1. Kelompok pertama (dasar) dengan target pemahaman materi dan praktek di Al
qur’an atau kitab secara langsung seperti kitab sullam safina atau semisalnya
walaupun sudah berma’na.
2. Kelompok kedua dengan target pemahaman materi dan praktek di Al Qur’an
atau kitab secara langsung seperti kitab riyadul badi’ah atau semisalnya dengan
pakai ma’na atau kosongan.
3. Kelompok ketiga pemahaman materi dan pengembangan serta praktek
menggunakan Al Qur’an atau kitab secara langsung seperti kitab fathul qorib
atau semiasalnya dan tanpa ma’na.

D. Memberikan sanad ilmu nahwu


Guru membacakan ma’na pesantren kitab Jurmiyah, Imrithi dan Alfiyah (taqrirot
pondok al falah ploso) sesuai tingkatan santri dengan cara bandongan (guru membaca
murid memaknai) baik secara kilatan (hataman dalam durasi yang singkat) atau
dengan cara reguler sebagai sarana menyambung mata rantai sanad keilmuan di
bidang ilmu nahwu dan shorrof pada ulama’ sampai kepada rosulullahu shollallahu
alaihi wasaalam.

NO RUMUS TEMPAT NAMA MA’NA ARTI


1 Di atas lafad ‫مبتداع‬ ‫اتوى‬ Adapun
‫م‬
2 Di atas lafad ‫خرب‬ ‫ايكو‬ Adalah
‫خ‬
3 Di atas lafad ‫فاعل غريه‬ ‫سفا‬ Siapa
‫فا‬
VI
4 Di atas lafad ‫فاعل عاقل‬ ‫افا‬ Apa
‫ف‬
5 Di atas lafad ‫نائب الفاغل عاقل‬ ‫سفا‬ Siapa
‫نفا‬
6 Di atas lafad ‫مفعل به‬ ‫اغ‬ Kepada
‫مف‬
7 Di atas lafad ‫مفعل مطلق‬ ‫كلوان‬ Dengan
‫مط‬
8 Di atas lafad ‫ظرف‬ ‫اغدامل‬ Pada
‫ظ‬
9 Di atas lafad ‫نعت‬ ‫كاغ‬ Yang
‫ن‬
10 Di atas lafad ‫بيان‬ ‫پتاىن‬ Nyatanya
‫با‬
11 Di atas lafad ‫بدل‬ ‫روفاىن‬ Rupanya
‫بد‬
12 Di atas lafad ‫حال‬ ‫حاىل‬ Dalam keadaan
‫حا‬
13 Di atas lafad ‫جواب‬ ‫ماغكا‬ Maka
‫ج‬
14 Di atas lafad ‫تعليل‬ ‫كرنا‬ Karena
‫ع‬
15 Di atas lafad ‫غاية‬ ‫سنجان‬ Meskipun
‫غ‬
16 Di atas lafad ‫متييز‬ ‫افاىن‬ Apanya
‫مت‬
17 Di bawah lafad ‫مجع‬ ٢‫فريا‬ Beberapa
‫ج‬
18
‫؞‬ Di bawah lafad ‫ضمري الشان‬ ‫كالكوان‬ Atau

19 Di bawah lafad ‫ناضم‬ ‫فغاراغ نضم‬ Pengarang


‫نا‬ nadhom
20 Di bawah lafad ‫اهلل‬ ‫تكسى‬ Yaitu
!
21 Di bawah lafad ‫حممد‬
‫م‬
22 Di bawah lafad ‫شخص‬ Seseorang
‫شخ‬
23 ‫نف‬ Di atas lafad ‫نائب الفاعل غري‬ ‫افا‬

VII
MUQODDIMAH

( ‫) من قرأ القران وهو يعلم مل رفع ومل نصب كان له بكل حرف سبعمئة حسنة‬
,‫ وإذا صلى قائما فله مئة حسنة كما تقدم يف املراتب‬,‫هذا ملن قرأ يف غري الصالة‬
‫ فيضرب السبعمئة يف املئة فيكون حاصلهما سبعني ألفا‬.
) ٤٩٧ : ‫اه ( املنهاج السوي‬

“ Barang siapa membaca Al-Qur’an dan mengetahui mengapa dirofa’kan,


mengapa dinashobkan (ilmu nahwunya), maka untuknya 700 kebaikan
dalam setiap hurufnya. Ini bagi orang yang membaca bukan dalam sholat,
dan jika ia membacanya dalam sholat dengan berdiri maka untuknya 100
kebaikan seperti yang telah lalu, lalu dikalikan 700 dengan 100 maka
hasilnya menjadi 70.000. (Al Manhaj As Sawy(

MATERI KE 1

BAB PERTAMA
KALAM
Menurut ulama’ ahli nahwu adalah lafadz, murokkab, mufid, dan wadlo’.

VIII
Unsur unsur kalam ada 4 :

1. Lafadz (suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyah).

2. Murokkab (yang tersusun dari dua kalimat atau lebih).

3. Mufid (yang dapat memberikan pemahaman pada mutakallim (pembicara) dan sami’
(pendengar).

4. Wadlo’ (sebagian ulama’ menafsiri dengan disengaja, sebagian lagi menafsiri dengan
menggunakan Bahasa Arab).

KALIMAT ATAU KATA

Kalimat atau kata ada 3 macam :


1. Kalimat isim (kata benda)
2. Kalimat fi’il (kata kerja)
3. Kalimat huruf

a. ( ‫ كلمة االسم‬/ KALIMAT ISIM )

Kalimat isim adalah kalimat (kata) yang menunjukkan arti tertentu dan tanpa disertai
zaman (masa atau waktu)
Tanda atau alamat kalimat isim :
Pertama mengetahui artinya seperti menunjukan kata benda, sifat, hewan, nama, dll.
Kedua mengetahui tanda tandanya yaitu :
1. Dibaca jer :

a. Karena kemasukaan huruf jer contoh ِ ‫بِس ِم‬


‫اهلل‬ ْ
b. ِ ْ‫ك َي ْوِم الدِّي‬
Karena menjadi mudlof ilaih contoh ‫ن‬ ِ ِ‫مال‬
َ
c. Karena menjadi tabi’ (lafadz yang ikut pada lafadz sebelumnya)
contoh ‫اَلرَّمْح َ ِن اَلََّر ِحْي ِم‬

2. Kemasukkan huruf jer ‫لِلَّ ِه‬

3. Bisa menerima nida’ / kalimat panggilan ‫اَُّي َها اْ ِالنْ َسا ُن‬ ‫َّق‬
ُ ‫ يَا َرز‬, ُ‫يَا اهلل‬
4. Diawali dengan huruf ‫( اَ ْل‬alif dan lam) contoh ‫اَحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه‬

IX
5. Menerima tanwin (huruf terahir berharokat tanwin) ِ ‫ول‬
‫اهلل‬ ُ ‫حُمَ َّم ٌد ُر ُس‬

‫اب اْل ُق ْرءَ ِان‬ ِ


6. Berupa mudlof (disandarkan pada kalimat lain) ُ َ‫كت‬
7. Menjadi musnad ilaih (subyek atau sesuatu yang disandari). Musnad ilaih ada 3

a. ‫مبتدأ‬ ‫َه َذا َزيْ ٌد‬


contoh

b. ‫ فاعل‬contoh ‫الر ُج ُل‬


َّ ‫ك‬ ِ
َ ‫قَ َام ذَل‬
c. ‫ نائب الفاعل‬contoh ُ‫ك امل ْرَأة‬ َ ‫ت تِْل‬
ْ َ‫ض ِرب‬
ُ
َ
Ciri ciri tambahan kalimat isim
1.Berakhiran ta’ marbuthoh ٌ‫مَجِِ ْيلَة‬
2.Berakhiran alif ta’ ‫ات‬ٌ ‫ُم ْسل َم‬
3.Biasanya diakhiri alif dan ُ‫َأ ْشيَاء‬
hamzah
4.Sifat atau nama yang diakhiri ya’ ‫ُم ْسلِ ِمنْي َ ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
dan nun atau wau dan nun ‫اك ُه ْم‬ َ َّ‫َأنَا اِي‬
ِ
5.Berupa dhomir
َ ‫ك ُأولَِئ‬
‫ك‬
َِ ‫َه َِذا ذَل‬
‫َّ َّ َّيِت‬
ْ ‫الذ ْي امَّلدذيْ ََأدنمال‬
6.Berupa isyaroh
7.Berupa mausul
ُ َ ٌ َ‫حُم‬
8.Berupa alam atau nama ‫ثَالَثَةٌ َسْب َعةَ َع َشَر‬
9.Menunjukan bilangan ‫ب فِْي ِه‬ َ ْ‫اَل َري‬
10.Kemasukan ‫ال نفي اجلنس‬ ‫َأص َفَر‬
ْ ‫َأخَر‬ َ
11.Termasuk isim ghoiru
munshorif (isim yang tidak
menerima tanwin)
Ket *

‫ض افَ ْة‬ ‫اِل‬


َ ‫ ا‬adalah gabungan dua isim atau lebih, isim yang pertama disebut ‫اف‬
ْ ‫ض‬َ ‫ ُم‬, isim

yang kedua disebut ‫اف اِلَْي ِه‬


ْ ‫ض‬َ ‫ُم‬
‫ني‬ ِ
Contoh : َ ‫ب الْ َع الَم‬
ِّ ‫َر‬ lafadz yang pertama disebut mudlof ) ‫ب‬
ِّ ‫( َر‬, lafadz yang kedua

‫ني‬ ِ
disebut mudlof ilaihi َ ‫ الْ َعالَم‬.

*Huruf jer ada 10 :

X
1. ‫مِ ْن‬ ‫ِم َن الْ َم ْس ِج ِد‬ saking / dari

‫ىل‬ ِ ‫اِىَل الْ َم ْد َر َس ِة‬


2.
َ‫ا‬ maring / ke

3. ‫َع ْن‬ ‫ َع ِن النَّا ِر‬saking / dari

‫لى‬ ِ ‫َعلَى االَْر‬


4.
َ ‫َع‬ ‫ض‬ ingatase / di atas

5. ْ ‫يِف‬ ‫يِف ْ ال ّدا ِر‬ ingdalem / di dalam

6. ‫ب‬
َّ ‫ُر‬ ‫ب َر ُج ِل‬
َّ ‫ُر‬ pirang-pirang / kebanyakan

7. ‫باء‬ ‫ت بَِزيْ ِد‬


ُ ‫َمَر ْر‬ kelawan / dengan

8. ‫كاف‬ ‫َكالْبَ ْد ِر‬ koyok / seperti

9. ‫الم‬ ‫لَِزيْ ِد‬ keduwi / untuk

10. ‫ باء‬, ‫ تاء‬, ‫واو‬ ِ ِ‫ ب‬, ‫اهلل‬


‫اهلل‬ ِ ‫ و‬, ‫تاهلل‬
ِ demi (huruf qosam).
َ

Latihan Pertanyaan :

1. Kalimat apa?
2. Tandanya apa?

Contoh :

‫الر ِحْي ِم‬ ِ ‫بِس ِم‬


َّ ‫اهلل الرَّمْح َ ِن‬ ْ
Lafadz Kalimat ? Tandanya ?
‫ِب‬ ……… ..........

‫اِ ْس ِم‬ .............. ..........

ِ
‫اهلل‬ ........... ..........

‫الرَّمْح َ ِن‬ ......... ........

‫الر ِحْي ِم‬


َّ ......... .........

XI
b. ‫كلمة فعل‬ (KALIMAT FI’IL )
Kalimat fi’il adalah kalimat (kata) yang menunjukkan arti tertentu dan disertai
dengan zaman (masa atau waktu).
Tanda atau alamat kalimat fi’il :
Pertama mengetahui artinya yaitu menunjukkan kata kerja dan ada yang
menunjukan kata perintah.
Kedua Mengetahui tanda tandanya yaitu :

1. Kemasukan (berawalan) ‫َق ْد‬ ‫قَ ْد اَْفلَ َح املؤمنون‬


ِ
2. Kemasukan (berawalan) ْ ‫سنْي‬ ‫الس َف َها ُء‬
ُّ ‫ول‬
ُ ‫َسَي ُق‬

3. Kemasukan (berawalan) ‫ف‬


َ ‫َس ْو‬ ‫ف ْتعلَ ُمو َن‬
َ ‫َس ْو‬

ْ ‫( َت ْاء تَ ْاءنِْي‬berakhiran ta’ sukun)


‫ث‬ ُ‫الصالَة‬
َّ ‫ت‬ ِ ُ‫اِذَا ق‬
4. Kemasukan ْ َ‫ضي‬
5. Lafadz yang tidak memiliki tandanya isim (hanya tambahan dari penulis

untuk mempermudah saja) ‫َن ْعبُ ُد يُْؤ ِمُن ْو َن قُ ْل‬ ‫قً َال‬

1.Didahului amil nashob ‫َأ ْن يَ ُك ْو َن‬


2.Didahului amil jazem
‫مَلْ يَ ُك ْن‬
3.Didahului kata ‫ِإ َذا‬
‫ِإ‬
4.Didahului kata ‫ِإ ْذ‬
َ‫َذا َجاء‬
‫ِإ ْذ قَ َال‬
5.Didahului kata ‫لَ ْو‬ ‫لَ ْو كاَ َن‬
6.Didahului kata ‫لَ َّما‬ ‫لَ َّما قَ َال‬
Ciri-ciri tambahan kalimat fi’il

Latihan Pertanyaan :
1. Kalimat apa?
2.Tandanya apa?

Contoh

XII
ِ َ َّ‫اك َنعب ُد واِي‬ ‫ِإ‬
ُ ‫اك نَ ْستَعنْي‬ َ ُ ْ َ َّ‫ي‬
Lafadz Kalimat ? Tandanya ?
‫َن ْعبُ ُد‬ ………….. ………..

ِ ………… ………..
ُ ‫نَ ْستَعنْي‬

c. ‫كلمة حروف‬ (KALIMAT HURUF )

Kalimat huruf adalah kalimat (kata) yang menunjukkan arti apabila disertai
kalimat lain. Hukumnya mabni / tetap.
Tanda kalimat huruf adalah tidak menerima tanda-tanda kalimat isim dan
kalimat fi’il.

Contoh : ‫ َو‬, ‫ اِىَل‬, ْ‫ مَل‬, ‫ يِف‬, ‫َه ْل‬


Selain huruf jer ada kalimat huruf yang lainnya diantaranya adalah:
1.Huruf nida’ (kata yang di buat untuk memanggil) seperti:

‫َهيَا‬ ‫َأيَا‬ ‫َأي‬


ْ ‫يَا‬
Wahai (jauh) Hai (jauh) Hai (dekat) Hai, wahai
2.Huruf istisna’ (kalimat huruf yang di buat untuk mengecualikan). Seperti:

Selain
ٌ‫َس َواء‬
Kecuali َّ‫إال‬
Selain ‫َخاَل‬ Selain ‫َغْيُر‬
Selain ‫َع َدا‬ Selain ‫ِس ًوى‬
selain ‫اشا‬ Selain
َ ‫َح‬ ‫ُس ًوى‬
*keterangan

1. ‫ اال‬adalah kalimat huruf.

2. ِ
ٌ‫َغْيُر س ًوى ُس ًوى َس َواء‬ adalah kalimat isim.

3. ‫اشا‬
َ ‫َخالَ َع َدا َح‬ adalah bisa disebut kalimat fi’il atau kalimat huruf.

3.Huruf nawasikh ( ‫ِإ َّن‬dan saudaranya) seperti :

XIII
Seakan َّ ‫َك‬
‫َأن‬ Sesungguhnya ‫ِإ َّن‬
Sekiranya ‫ت‬َ ‫لَْي‬
Sesungguhnya َّ
‫َأن‬
Mudah mudahan ‫لَ َع َّل‬ Tetapi ‫لَ ِك َّن‬

4.Huruf nawashib (huruf yang mempengaruhi fi’il mudlore’ sehingga terbaca


nashob, diantaranya :

‫َحىَّت‬ ‫ِل\الم جحود‬ ‫ِل \الم تعليل‬ ‫لَ ْن‬ ‫َأ ْن‬
Sampai/sehingga Pasti Supaya Tidak akan Yento (jawa)
5.Huruf jawazem (yang menjazemkan fi’il mudlore’) diantaranya:

‫َإ ْن‬ ‫الَ\ال هني‬ ‫ِل\الم أمر‬ ْ‫َأمَل‬ ‫لَ َّما‬ ْ‫مَل‬
Jika Jangan Supaya Bukankah Supaya Tidak
6.Huruf nafi (huruf yang berfungsi menegatifkan) diantaranya:

Tidak ‫َما‬ Tidak


َ‫ال‬
7.Huruf tanda fi’il diantaranya :

‫ف‬
َ ‫َس ْو‬ ‫س‬
َ ‫قَ ْد‬
Akan Akan sungguh/Temen2 (jawa)
8.Huruf athof (kata penghubung) diantaranya :

‫َو‬ ‫ف‬
َ َّ‫مُث‬ ‫ْأو‬ ‫ْأم‬ ‫بَ ْل‬
Dan Lalu Kemudian Atau Ataukah Tetapi
9.Huruf istifham (huruf yang di buat bertanya) diantaranya :

‫َك ْم‬ ‫َأيْ َن‬ ‫َأ‬ ‫َه ْل‬


Berapah Dimana Apakah Apakah
10.Huruf isti’naf atau huruf ibtida’ yaitu wawu (‫ )و‬yang menjadi
permulaan kalam (masuk pada mubtada’ dan masuk pada fi’il). Sedangkan ada
juga wawu yang menjadi haal disebut wawu haaliyah.
11.Huruf qosam (berma’na sumpah) yaitu wawu, ba’ dan ta’ ‫))و ب ت‬
12.Huruf tafri’ (berma’na cabang keterangan) yaitu huruf fa’ (‫ )ف‬terdapat juga
huruf fa’ yang menjadi jawab (fa’ jawab) dan fa’ athof.
*kalimat tersebut di atas sebagian disebutkan disini hanya untuk
mempermudah pengenalan saja, yang lebih lengkap akan dijelaskan di depan
pada keterangannya masing-masing.

XIV
Latihan pertanyaan ?
1.kalimat apa ?
2.tandanya apa?
3.huruf apa ? (kalau kalimat huruf)

MATERI KE 2

BAB KEDUA
KALIMAT ISIM
Kalimat isim merupakan kalimat atau kata yang mendominasi dalam tulisan arab
a. MACAM MACAM ISIM

 ‫َّكَر ِة َو اِ ْس ِم اْمل ْع ِرفَ ِة‬


ِ ‫( اِ ِسم الن‬isim ma’rifat dan nakiroh)
ُ
َ
‫يِن‬ ِ ِ

ْ ‫( ا ْس ُم اْملُْعَرب َو اْملَْب‬isim yang mu’rob dan mabni)
 ‫( اِ ْس ُم اْجلَ ِام ْد َوالْ ُم ْشتَ ِّق‬isim yang jamid dan yang musytaq)

 ‫ص َواْمل ْم ُد ْو ِد‬
ِ ‫ص ْو ِر َواْملْن ُق ْو‬
ُ ‫( اِ ْس ُم اْمل ْق‬isim yang maqsur,manqus dan mamdud)
َ َ َ
 ِ ‫( اَلْم َذ َّك ِر و اْمل ن‬isim yang mudzakkar dan muannas)
‫َّث‬ ‫َ َُؤ‬ ُ
 ‫ َو اْجلَ ْم ِع‬, ‫واِ ْس ُم التَّثْنِيَ ِة‬, ِ ِ
َ ‫( ا ْس ُم اْملُْفَرد‬isim mufrod, isim tasniyah dan jama’)
 Dan lain lain

1. ‫( اسم النكرة و اسم المعرفة‬isim nakiroh dan ma’rifat).


Isim ditinjau dari segi cakupan ma’na ada isim nakiroh dan isim ma’rifat :
‫ اسم النكرة‬adalah kalimat isim yang menunjukkan arti umum (perkara yang belum
ditentukan), dan bisa menerima ‫ال‬ kemudian menjadi ma’rifat.

Ciri-cirinya adalah mayoritas bertanwin. Untuk menjadikan isim nakiroh menjadi


ma’rifat dengan menambah ‫( ال‬alif dan lam) di depan.

Contoh : ‫ُم ْسلِ ٌم‬ (nakiroh) , jika ditambah ‫ ال‬menjadi ma’rifat menjadi ‫الَ ُم ْسلِ ُم‬.

‫ اسم املعرفة‬adalah isim yang menunjukkan makna khusus (kebalikan isim nakiroh).

XV
Isim ma’rifat ada 6 :

 ‫اسم الضمري‬ (isim dlomir)

 ‫( اسم االشارة‬isim isyaroh)

 ‫( اسم املوصول‬isim mausul)

 ‫اسم العلم‬ (isim alam atau nama)

 ‫( اسم ياع ادا ال‬isim yang diawali alif dan lam)

 ‫اض افة ي اع مض اف الي ه ي ا ليم ا اس م دي ات اس‬ (idlofah yang mudlof ilaihnya 5 isim
diatas)
Tambahan

* Cara membaca lafadz yang gundul (tak berharokat) yang berupa isim apabila
diawali dengan alif dan lam ( ‫ ) أل‬maka tidak boleh di tanwin, sedangkan yang
tidak di awali alif dan lam ( ‫ )أل‬kebanyakan di tanwin.

A. ‫الضمير‬ ‫( اسم‬Isim Dlomir).


Isim dlomir adalah kata ganti, kata ganti ada 3 (tiga) : orang pertama/yang
berbicara (mutakallim), orang kedua/yang diajak berbicara (mukhotob) dan
orang yang ketiga/yang dibicarakan (ghoib),ketiganya dalam istilahnya disebut
waqi’.
Isim dlomir ada 2 :

a. Dlomir ِ ‫مْن َف‬


‫ص ْل‬ adalah dlomir yang dapat dijadikan permulaan kalam dan dapat
ُ
jatuh setelah َّ‫ اِال‬, atau istilahnya dlomir yang bisa berdiri sendiri, contoh َ ْ‫أنَا َأن‬
‫ت ُه َو‬
‫حَنْ ُن‬ dan seterusnya.

XVI
b. Dlomir ِ ‫مت‬
‫َّص ْل‬ adalah dlomir yang tidak dapat dijadikan permulaan kalam dan
ُ
juga tidak dapat jatuh setelah َّ‫ِإال‬, atau istilahnya menempel dan selalu di

belakang contoh ‫لَهُ َعلَْي ُك ْم َبْيَن ُه ْم‬ dan seterusnya.

Dlomir mutakallim ada 2 yaitu :


a. Mutakallim wahdah adalah kata ganti orang pertama tunggal contoh ‫َأنَا‬
b. Mutakallim ma’al ghoir adalah kata ganti orang pertama jama’contoh ‫ن‬
ُ ْ‫حَن‬
‫ضمير‬
‫ارتى‬ ‫بنتوء‬ ‫واقع‬
‫جر‬ ‫نصب‬ ‫رفع‬

ُ‫ِإيَّاه‬
Dia ‫مفرد‬ ‫ُه‬ ‫ُه َو‬
Dia (2) ‫تشنية‬ ‫مُهَا‬ ‫ِإيَّامُهَا‬ ‫مُهَا‬

ُ َّ‫ِإي‬
Mereka ‫مجع‬ ‫ُه ْم‬ ‫اه ْم‬ ‫ُه ْم‬
‫غائب‬
Dia ‫مفرد‬ ‫َها‬ َ َّ‫ِإي‬
‫اها‬ ‫ِه َى‬
Dia (2) ‫تشنية‬ ‫مُهَا‬ ‫ِإيَّامُهَا‬ ‫مُهَا‬

ُ َّ‫ِإي‬
Mereka ‫مجع‬ ‫ُه َّن‬ ‫اه َّن‬ ‫ُه َّن‬
Kamu ‫مفرد‬ ‫َك‬ َ‫ِإيَّاك‬ َ ْ‫َأن‬
‫ت‬
Kamu (2) ‫تشنية‬ ‫ُك َما‬ ‫ِإيَّا ُك َما‬ ‫َأْنتُ َما‬
Kalian ‫مجع‬ ‫خماطب‬ ‫ُك ْم‬ ‫ِإيَّا ُكم‬ ‫َأْنتُ ْم‬
Kamu ‫مفرد‬ ‫ِك‬ ِ َّ‫ِإي‬
‫اك‬ ِ ْ‫َأن‬
‫ت‬
Kamu (2) ‫تشنية‬ ‫ُك َما‬ ‫إيَا ُك َما‬ ‫َأْنتُ َما‬
Kalian ‫مجع‬ ‫ُك َّن‬ ‫ِإيَّا ُك َّن‬ َّ ‫اَْننُت‬

XVII
Saya ‫متكلم‬ َ
‫ي‬ ‫اى‬ ‫ِإ‬ ‫َأنَا‬
َ َّ‫ي‬
Kita ‫نَا‬ ‫ِإيَّانَا‬ ‫حَنْ ُن‬

Ket *

 Dlomir muttasil ‫ُه مُهَ ا ُه ْم ُه َّن‬ bila jatuh setelah ya’ sukun ( ‫ي‬
ْ ) atau jatuh
setelah kasroh maka huruf ha’ nya dibaca kasroh. Contoh
‫ ُه‬+ ‫َعلَي‬ menjadi ِ
‫ ُه‬+ ‫ب‬ ‫ َعلَْي ِه‬menjadi ‫بِِه‬

ِ
‫ مُهَا‬+ ‫ َعلَي‬menjadi ‫ مُهَا‬+ ‫ب‬ ‫ َعلَْي ِه َما‬menjadi ‫هِبِ َما‬

ِ
‫ ُه ْم‬+ ‫ َعلَي‬menjadi ‫ ُه ْم‬+ ‫ب‬ ‫ َعلَْي ِه ْم‬menjadi ‫هبِ ْم‬
 Huruf jer ‫ ِل‬bila bertemu dlomir muttasil selain ya’ maka berubah menjadi ‫ َل‬.

Contoh ‫ ُه‬+ ‫ ِل‬menjadi ‫ مُه ا‬+ ‫ ِل‬,ُ‫ لَ ه‬menjadi ‫ ُه ْم‬+ ‫ ِل‬,‫ هَلُْم ا‬menjadi ‫ هَلُ ْم‬, bila

bertemu dengan dlomir muttasil ya’ maka harokatnya tetap. Contoh ‫ يِل‬.
ْ
 Semua isim yang di gandeng atau dimudlofkan dengan dlomir muttasil ya’
maka isimnya di kasroh dan dlomir ya’nya di sukun. Contoh ‫ ْي‬+ ‫َم ْس ِج ٌد‬
menjadi ‫( َم ْس ِج ِد ْي‬artinya masjidku).

Latihan pertanyaan.
1.Kalimat apa ?
2.Tandanya apa? (kalau ada)
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana ?(kalau ma’rifat)
Tambahan pertanyaan untuk dlomir
1.Rofa’, nashob apa jer
2.Mufrod, tasniyah, apa jama’
3.Mudzakkar apa muannats
4.Ghoib, mukhotob, apa mutakallim.

Contoh

‫اه ْم‬ ‫مِم‬


ُ َ‫َو َّا َر َز ْقن‬
Lafadz Kalimat ? Tandanya ? Ma’rifat apa Ma’rifat yang

XVIII
nakiroh? mana
‫َو‬ ……… ……… ……… ………

‫ِم ْن‬ ……… ……… ……… ……..

‫َما‬ ……….. …….. ……. ………

‫َر َز ْق‬ ……… ……… ………. ………

‫نا‬ ……… ………. ………. ………

‫ُه ْم‬ …….. ……… ……… ………

B. ‫( اسم االشارة‬Isim Isyaroh)

‫ اسم اشارة‬adalah kata tunjuk, kata yang ditunjuk disebut ‫ ُم َش ْار ِإلَْي ِه‬, hukumnya isim
isyaroh adalah mabni (tetap).

Jenis Bentuk Jauh dekat

‫مفرد‬ ‫ك‬ ِ
َ ‫َذل‬ ‫َه َذا‬

‫مذكر‬ ‫تثنية‬ َ ِ‫ذَان‬


‫ك‬ Itu ‫َه َذ ِان‬ Ini

‫مجع‬ َ ‫ُأولَِئ‬
‫ك‬ ‫هَُؤ اَل ِء‬

‫مفرد‬ َ ‫تِْل‬
‫ك‬ ‫َه ِذ ِه‬

‫مؤنث‬ ‫تثنية‬ َ ِ‫تَان‬


‫ك‬ Itu ‫َهاتَ ِن‬ Ini

‫مجع‬ َ ‫ُأولَِئ‬
‫ك‬ ‫هَُؤ اَل ِء‬

‫ك‬ ِ
َ ‫ُهنَال‬
Disana ‫ا\هنَا‬
ُ َ‫اهن‬
ُ ‫َه‬ Disini
َّ‫مَث‬

XIX
‫اش ارة إسم‬yang ْ ‫َأ‬
digandeng dengan musyar ilaih dengan penggandengan memakai ‫ل‬
hukumnya sama dengan satu kata (tidak boleh diputus) apabila dimasuki huruf jer
maka tanda jernya ada di musyar ilaih.

Contoh : ِ ‫علَى ه َذا الْم َك‬


‫ان‬ َ َ َ ‫يِف َه ِذ ِه الْ َم ْد َر َس ِة‬

‫ َعلَى‬: huruf jer, ‫ َه َذا‬: isim isyaroh hukumnya mabni, ‫الْ َم َك ان‬ : musyar ilaih hukumnya

dibaca jer oleh ‫َعلَى‬


‫يِف‬: huruf jer, ‫ َه ِذ ِه‬: isim isyaroh hukumnya mabni, ‫الْ َم ْد َر َس ِة‬: musyar ilaih hukumnya dibaca
jer oleh ‫يِف‬
Latihan pertanyaan.
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa? (kalau ada )
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana ?(kalau ma’rifat)
Tambahan pertanyaan untuk isim isyaroh
1.Dekat apa jauh
2.Mudzakkar apa muannats
3.Mufrod, tasniyah apa jama’

Contoh

‫ب فِْي ِه‬
َ ْ‫اب الََري‬
ِ َ ِ‫ذَال‬
ُ َ‫ك اْلكت‬
Lafadz Kalimat ? Tandanya ? Ma’rifat apa Ma’rifat yang
nakiroh mana ?
‫ك‬ ِ …… …….. …….. …….
َ ‫ذَال‬
‫اب‬ ِ …… …….. …….. …….
ُ َ‫الْكت‬
‫اَل‬ ……. …….. ……. ….....

‫ب‬ …….. ……. ……. …….


َ ْ‫َري‬
‫يِف‬ …….. ……. ……. …….

‫ِه‬ ……. …..... …….. …….

MATERI KE 3

XX
C. ‫اسم الموصول‬ (Isim Mausul)

‫اس م موص ول‬ adalah kata penghubung yang setelahnya harus ada shilah yang berupa
jumlah atau syibih jumlah yang mengandung dlomir yang sesuai dan kembali pada isim
mausul, dlomir itu disebut ‫ عائد‬/ ‫رابط‬
Bebas ‫مؤنث‬ ‫مذكر‬ Bentuk

‫من‬ ‫الَّىِت‬ ‫الّ ِذى‬ Mufrod


Tasniyah
(berakal) ِ َ‫الَّلت‬
‫ان‬ ‫اَللَّ َذ ِان‬
Jama’

‫االيت‬/‫االئى‬ ‫ين‬ ِ
َ ‫الَذ‬ Rumus :

Wong kang Wong kang ‫ صله‬+ ‫اسم موصول‬


‫َما‬
/ barang / orang ‫ رابط‬/ ‫ عائد‬+
Makna
(tidak yang yang
berakal)

Contoh : ‫الَّ ِذى َخلَ َق لَ ُك ْم‬ َ‫اِالَّ َم ْن تَاب‬

‫ الَّ ِذى‬: isim mausul, ‫ َخلَ َق‬: shilah, ‫ َرابِ ْط‬/‫ َعاِئ ْد‬: fa’ilnya lafad ‫ َخلَ َق‬yang tersimpan yang
kembali pada ‫ الَّ ِذى‬sedangkan apabila ditampakkan adalah ‫ُهو‬
َ
‫ َم ْن‬: isim mausul, ‫اب‬ ِ ‫ِئ‬
َ َ‫ت‬: shilah, ‫ َراب ْط‬/‫ َعا ْد‬: fa’ilnya lafad ‫اب‬ َ َ‫ ت‬yang tersimpan yang kembali
pada ‫ َم ْن‬sedangkan apabila ditampakkan adalah ‫ ُهو‬.
َ
* Yang bisa menjadi shilah isim maushul ada 4 yaitu jumlah ismiyah, jumlah fi’liyah,jer
majrur, dhorof madruf.

Jumlah adalah susunan fi’il dan fa’il disebut jumlah fi’liyah contoh ‫ اهللُ الَّ ِذ ْي َعلَّ َم ُك ْم‬atau
susunan mubtada dan khobar disebut jumlah ismiyah contoh

‫ُك ِّل َشْيٍئ قَ ِد ْيٌر اهللُ الَّ ِذ ْي ُه َو َعلَى‬

XXI
Syibih jumlah adalah sesuatu yang menyerupai jumlah berupa susunan jer majrur
contoh‫ج ِد‬
ِ ‫الْمس‬
َْ
ِ
ْ ‫َجاءَ الذ ْي يِف‬ atau susunan dhorof madruf ‫ت الَّ ِذ ْي ِعْن َد َك‬
ُ ْ‫ َرَأي‬.
Latihan pertanyaan :
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa? (kalau ada)
3.Ma’rifat apa nakiroh?
4.Ma’rifat yang mana?(kalau ma’rifat)
Tambahan pertanyaan untuk isim mausul
1.Mudzakkar apa muannats
2.Mufrod, tasniyah apa jama’

Contoh

ِ ‫اَلَّ ِذيْن يُْؤ ِمُن ْو َن بِالْغَْي‬


‫ب‬ َ
Lafadz Kalimat ? Tandanya ? Ma’rifat apa Ma’rifat yang
nakiroh? mana ?
‫اَلَّ ِذيْ َن‬ …. ….. …… ……

‫يُْؤ ِمُن ْو َن‬ ….. ….. ….. …..

‫ب‬ ِ …. …. …… ……

‫ب‬ِ ‫الْغَْي‬ ….. …… ….. …..

D. ‫( اسم العلم‬Isim ‘alam atau nama)

‫اس م علم‬ adalah isim yang diletakkan pada sesuatu yang ditentukan (bisa nama orang
atau nama benda).

 ‫اسم علم‬ ditinjau dari tersusun atau tidaknya ada 2 :

1. ‫ ُم ْفَر ْد‬adalah yang tidak tersusun contoh : ‫حَمْ ُم ْو ٌد اَمْح َ ُد‬

2. ْ ‫مَر َّك‬,
‫ب‬ ُ isim alam murokab dibagi menjadi 3 :
ِ ‫عب ُد‬
‫ َ ىِف‬adalah nama yang tersusun dari mudlof dan mudlof ilaih contoh : ‫اهلل‬
a. ْ ‫إضا‬ َْ
b. ‫ َم ْز ِج ْى‬adalah nama yang tersusun dari dua kata yang penyusunannya bukan
dengan cara idlofah atau isnad contoh : ‫سْيَبويْ ِه‬
َ ِ

XXII
c. ‫إس نَ ِاد ْى‬
ْ adalah nama yang tersusun dari fi’il dan fa’il atau mubtada’ dan

khobar contoh : ِ َ‫اَلعامَل ن‬


‫اج ٌح‬ ‫( َجاءَ احْلَ ُّق‬yang keduanya di buat nama orang).
ُ َ
 ‫اسم علم‬ ditinjau dari penggunaanya juga dibagi 3 :

1. ٌ َ‫ اُمٌّ ا‬, contoh : ‫اَبُ ْو بَ ْك ٍر اُُّم ُك ْل ُس ْو ْم‬


‫ ُكْنيَ ْة‬yaitu isim alam yang diawali dengan ‫ب‬

‫ب‬ ِ
2. ْ ‫ لََق‬yaitu untuk julukan / sebutan nama, contoh : ‫اَ َّلرشْي ُد‬
3. ‫ ِا ِس ْم‬yaitu selain dari keduanya (bukan laqob dan kunyah), contoh : ‫َه ُار ْو َن‬
Latihan pertanyaan
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh?
4.Ma’rifat yang mana?(kalau ma’rifat)
Tambahan pertanyaan untuk isim ‘alam
5.Alam mufrod apa murokkab?
6.Kunyah laqob apa isim?

Contoh
‫َسالَ ٌم َعلَي ُم ْو َسي َو َه ُار ْو َن‬
Lafadz Kalimat ? Tandanya ? Ma’rifat apa Ma’rifat yang
nakiroh mana ?
‫َسالَ ٌم‬ …. ….. ….. …..

‫َعلَى‬ …. …. ….. …..

‫ُم ْو َسى‬ …. …. …. ….

‫َو‬ …. …. ….. ….

‫َه ُار ْو َن‬ …. …. ….. …..

MATERI KE 4

E. ‫اسم ياع ادا أل‬ (Isim yang diawali alif dan lam)

Isim yang kemasukan atau diawali denga AL (alif dan lam) dibagi menjadi 3:

1. al ٌ‫( ُم َعِّرفَة‬al yang masuk pada isim nakiroh dan berfaidah mema’rifatkan)

XXIII
contoh: ‫َر ُج ٌل‬ nakiroh menjadi ‫اَ َّلر ُج ُل‬ ma’rifat

‫َقلَ ٌم‬ nakiroh menjadi ‫اَلْ َقلَ ُم‬ ma’rifat

2. Al ٌ‫ص ْولَة‬
ُ ‫( َم ْو‬al yang masuk pada isim fail dan isim maful)
‫ص ْو ُر‬ ِ
Contoh: ُ ‫النَّاصُر املَْن‬
3. Al ‫ زائدة‬al zaidah terbagi menjadi 2:

1. Zaidah lazimah adalah al ynag masuk pada lafad bersamaan dengan


pembuatannya lafad tersebut, contoh : ‫العَُّزى َااْل َ َن اَلَّ ِذ ْى‬
2. Zaidah ghoiru lazimah adalah al yang masuk pada lafad setelah lafad tersebut
dibuat dan tidak berfaidah mema’rifatkan, contoh : ُ ‫اَحْلَا ِر‬
‫ث اَلن ُّْع َما ُن‬
Isim yang diawali AL (alif dan lam) mayoritas ada 3 :
1. Isim fa’il
2. Isim maf’ul
3. Masdar
A. Isim fa’il adalah kalimat yang menunjukkan pada orang yang melakukan
pekerjaan. Isim fail ada 2 :

1. ‫( ثُالَثِ ْي جُمََّر ْد‬tiga huruf yang asli belum ada tambahan)

2. ‫( ثُاَل ثِ ْي َم ِزيْ ْد‬tiga huruf dan sudah ada tambahan)

 Isim fa’il ‫( ثُاَل ثِ ْي جُمَ َّر ْد‬tiga huruf yang asli dan belum ada tambahan) wazan

(bentuk)nya mayoritas adalah ِ َ‫ف‬polanya harokat (fathah, alif, kasroh dan sesuai
ٌ‫اعل‬
tuntutan I’rob) dan ‫ فَعِي ٌل‬polanya harokat (fathah, kasroh, ya’sukun dan sesuai
tuntutan I’rob)
Contoh :

Fi’il madiy Fi’il mudlore’ Isim fa’il


‫َفتَ َح‬ ‫َي ْفتَ ُح‬ ‫فَاتِ ٌح‬
‫صَر‬ ِ َ‫ن‬
َ َ‫ن‬ ‫صُر‬ُ ‫َيْن‬ ‫اصٌر‬

XXIV
‫َكَر َم‬ ‫يَ ْك ِر ُم‬ ٌ‫َك ِرمْي‬
‫طَ َال‬ ‫يَطُْو ُل‬ ‫طَ ِويْ ٌل‬
 Isim fa’il untuk ‫( ثالثي مزيد‬tiga huruf dan sudah ada tambahan), wazan (bentuk) nya
yaitu :

Tambahan Fi’il madli Fi’il mudlore’ Isim fa’il Wazan


‫َأ‬ ‫َأسلَ َم‬
ْ ‫يُ ْسلِ ُم‬ ‫ُم ْسلِ ٌم‬ ‫ُم ْفعِ ٌل‬
‫تشديد‬ ‫َنَّز َل‬ ‫يَُنِّز ُل‬ ‫ُمَنِّز ٌل‬ ‫ُم َف ِّعل‬
‫ا‬ ‫قَاتَ َل‬ ‫يُ َقاتِ ُل‬ ‫ُم َقاتِ ٌل‬ ‫اع ٌل‬ ِ ‫م َف‬
ُ
‫إ&ت‬ ‫اِ ْجَت َه َد‬ ‫جَيْتَ ِه ُد‬ ‫جُمْتَ ِه ٌد‬ ‫ُم ْفتَعِ ٌل‬
‫إ&ن‬ ‫اِنْ َد َر َج‬ ‫ِج‬
ُ ‫َيْن َدر‬ ‫ِج‬
ٌ ‫ُمْن َدر‬ ‫ُمْن َفعِ ٌل‬
‫ت& تشديد‬ ‫تَ َكَّبَر‬ ‫َيتَ َكَّبُر‬ ‫ُمتَ َكِّبٌر‬ ‫ُمَت َف ِّع ٌل‬
‫ت&ا‬ ‫َت َقاتَ َل‬ ‫َيَت َقاتَ ُل‬ ‫ُمَت َقاتِ ٌل‬ ‫اع ٌل‬ ِ ‫مَت َف‬
ُ
‫ِس &ت‬, ‫إ‬ ‫اِ ْسَت ْغ َفَر‬ ‫يَ ْسَت ْغ ِفُر‬ ‫ُم ْسَت ْغ ِفٌر‬ ِ
‫ُم ْسَت ْفع ٌل‬

B. Isim maf’ul adalah kalimat yang menunjukkan pada sesuatu yang dikenai
pekerjaan. Isim maful ada 2 :

1. ‫( ثُالَثِ ْي جُمََّر ْد‬tiga huruf yang asli belum ada tambahan)

2. ‫( ثُالَثِ ْي َم ِزيْ ْد‬tiga huruf dan sudah ada tambahan)

 Isim maf’ul ‫( ثُاَل ثِ ْي جُمَ َّر ْد‬tiga huruf yang asli yang belum ada tambahan) wazan

wazannya adalah ‫ول‬ ٌ ُ‫ َم ْفع‬polanya harokat (fathah, sukun, dlommah, wawu sukun
dan sesuai tuntutan I’rob).
Contoh :

Fi’il madli Fi’il mudlore’ Isim maf’ul


‫َفتَ َح‬ ‫َي ْفتَ ُح‬ ‫َم ْفُت ْو ٌح‬
‫صَر‬َ َ‫ن‬ ‫صُر‬ ُ ‫َيْن‬ ‫ص ْوٌر‬ُ ‫َمْن‬
‫َكَر َم‬ ‫يَ ْك ِر ُم‬ ‫َمكُْر ْو ٌم‬
‫طَ َال‬ ‫يَطُْو ُل‬ ‫َمطُْو ٌل‬

XXV
 Isim maf’ul yang ‫( ثُاَل ثِ ْي َم ِزيْ ْد‬tiga huruf yang sudah ada tambahan) wazan-wazannya
maf’ul ‫ ثُاَل ثِ ْي َم ِزيْ ْد‬antara lain :
Fi’il madli Fi’il mudlore’ Isim maf’ul Wazan
‫َأسلَ َم‬
ْ ‫يُ ْسلِ ُم‬ ‫ُم ْسلَ ٌم‬ ‫ُم ْف َع ٌل‬
‫َنَّز َل‬ ‫يَُنِّز ُل‬ ‫ُمَنَّز ٌل‬ ‫ُم َف َّعل‬
‫قَاتَ َل‬ ‫يُ َقاتِ ُل‬ ‫ُم َقاتَ ٌل‬ ‫اع ٌل‬ َ ‫ُم َف‬
‫اِ ْجَت َه َد‬ ‫جَيْتَ ِه ُد‬ ‫جُمَْت َه ٌد‬ ‫ُم ْفَت َع ٌل‬
‫اِنْ َد َر َج‬ ‫ِج‬
ُ ‫َيْن َدر‬ ‫ُمْن َد َر ٌج‬ ‫ُمْن َف َع ٌل‬
‫تَ َكَّبَر‬ ‫َيتَ َكَّبُر‬ ‫ُمتَ َكَّبٌر‬ ‫ُمَت َف َّع ٌل‬
‫َت َقاتَ َل‬ ‫َيَت َقاتَ ُل‬ ‫ُمَت َقاتَ ٌل‬ ‫اع ٌل‬ َ ‫ُمَت َف‬
‫اِ ْسَت ْغ َفَر‬ ‫يَ ْسَت ْغ ِفُر‬ ‫ُم ْسَت ْغ َفٌر‬ ‫ُم ْسَت ْف َع ٌل‬

A. Masdar adalah isim yang jatuh no 3 dalam tasyrifan atau kata kerja yang
dibendakan, tanpa disertai waktu, masdar ada dua :

 Masdar yang ‫ثُاَل ثِ ْي جُمَ َّر ْد‬ (tiga huruf dan belum ada tambahan) wazan (bentuk)nya
adalah sama’I yaitu sesuai peletakannya menurut orang arab, contoh :

Fi’il madli Fi’il mudlore’ Masadar Wazan


‫َفتَ َح‬ ‫َي ْفتَ ُح‬ ‫َفْت ًحا‬ Sama’i

‫صَر‬َ َ‫ن‬ ‫صُر‬ُ ‫َيْن‬ ‫صًرا‬


ْ َ‫ن‬
Sama’i

‫َكَر َم‬ ‫يَ ْك ِر ُم‬ ‫َكَر ًما‬ Sama’i

‫طَ َال‬ ‫يَطُْو ُل‬ ً‫طَ ْوال‬ Sama’i

Yang lain (lihat ditasyrifan).

 Masdar ‫ثُاَل ثِ ْي َم ِزيْ ْد‬ (tiga huruf dan sudah ada tambahan) wazannya :

Fi’il madli Fi’il mudlore’ Masdar Wazan


‫َأسلَ َم‬
ْ ‫يُ ْسلِ ُم‬ ً‫إساَل ما‬
ْ ً‫إفْعاال‬

XXVI
‫َنَّز َل‬ ‫يَُنِّز ُل‬ ً‫تْن ِزيْال‬ ً‫َت ْفعِْيال‬
‫قَاتَ َل‬ ‫يُ َقاتِ ُل‬ ً‫ُم َقاَتلَة‬ ً‫اعلَة‬
َ ‫ُم َف‬
‫اِ ْجَت َه َد‬ ‫جَيْتَ ِه ُد‬ ً‫ِإ ْجتِ َهادا‬ ً‫ِإفْتِ َعاال‬
‫اِنْ َد َر َج‬ ‫ِج‬
ُ ‫َيْن َدر‬ ً‫ِإنْ ِد َراجا‬ ً‫إنِْف َعاال‬
‫تَ َكَّبَر‬ ‫َيتَ َكَّبُر‬ ً‫تَكَرُّب ا‬ ً‫َت َف ُّعال‬
‫َت َقاتَ َل‬ ‫َيَت َقاتَ ُل‬ ً‫َت َقاتَال‬ ً‫اعال‬َ ‫َت َف‬
‫اِ ْسَت ْغ َفَر‬ ‫يَ ْسَت ْغ ِفُر‬ ً‫ِإ ْستِ ْغ َفرا‬ ً‫ِإ ْستِ ْف َعاال‬

*Mencantumkan tsulasi mujarrod dan tsulasi mazid tidak mencantumkan ruba’i


mujarrod dan ruba’i mazid karena banyak berlakunya dalam kitab-kitab.
*Juga ada isim yang diawali dengan AL (alif dan lam) yang lain seperti selain 3 (isim) di
atas :
1.Masdar mim adalah masdar yang diawali dengan mim zaidah dengan ketentuan
apabila fi’il tsulasi mengikuti wazan ‫ َم ْف َع ٌل‬kecuali masdar mimnya fi’il tsulasi dari bina’
mitsal wawi mengikuti wazan ‫ َم ْفعِ ٌل‬seperti contoh ‫ َوقَ َع‬yang masdar mimnya adalah ‫َم ْوقِ ٌع‬
, sedangkan apabila fi’il ruba’i, humasi, dan sudasi sama dengan isim maf’ulnya.
2.Isim zaman atau makan adalah setiap kalimat isim yang menunjukan arti tempat
atau waktu yang musytaq (dicetak) dari masdar. Wazannya adalah ‫َم ْف َع ٌل‬ dan ‫َم ْفعِ ٌل‬
seperti contoh ‫صٌر‬
َ ‫ َمْن‬dan ٌ ‫ض ٍر‬
‫ب‬ ْ ‫م‬.
َ
3.Isim alat adalah isim yang menunjukan alat yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan yang musytaq (dicetak dari masdar). Wazannya seperti ‫ ِم ْف َع ٌل‬contoh ‫ص ٌر‬ ِ
َ ‫مْن‬
ٌ ‫ ِم ْف َع‬contoh ‫( ِم ْفتاَ ٌح‬alat buka/kunci), ٌ‫ ِم ْف َعلَة‬contoh ٌ‫( ِمكْنَ َسة‬sapu).
(alat menolong), ‫ال‬

4. Sifat musabbihah adalah isim yang termasuk kelompok isim fa’il, hanya saja
berasal dari fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh obyek atau sasaran), untuk
menunjukan suatu sifat yang selalu melekat pada sesuatu atau orang yang disifati.
Biasanya berasal dari fi’il tsulasi mujarrod (bab lima), atau juga ada sebagian dari bab
empat dan enam dalam kitab amtsilah at tasrifiyah. Contoh :

Wazan ‫فَعِْي ٌل‬ ‫َأْف َع ُل‬ ‫فَعِ ٌل‬ ‫َف ْعاَل ُن‬ ‫َف َع ٌل‬ ‫َف ْع ٌل‬ ‫ُف ْع ٌل‬ ‫ال‬
ٌ ‫ُف َع‬ ‫ال‬
ٌ ‫َف َع‬

XXVII
Conto ‫َك ِريْ ٌم‬ ‫َْأبيَا‬ ‫ِح‬
ٌ ‫فَر‬ ‫ا‬5 5 5 ‫َح َس ٌن َعطْ َش‬ ‫ب‬
ٌ ‫َع ْذ‬ ‫ُحل ٌْو‬ ٌ‫ُش َجاع‬ ‫َجبَا ٌن‬
h
‫ض‬
ُ ‫ُن‬
Arti muli puti gembir haus tampa tawa mani pemberan pengecu
a h a n r s i t

5. Sighot mubalaghoh adalah isim yang termasuk isim fa’il yang menunjukan atau
mengandung arti “sangat” contoh :

Wazan ‫ال‬
ٌ ‫َف َّع‬ ‫َفعُ ْو ٌل‬ ‫فَعِْي ٌل‬ ‫فَاعُ ْو ٌل‬ ‫فِ ِّعْي ٌل‬ ٌ‫َف َّعالَة‬ ‫ِم ْفعِْي ٌل‬
Contoh ‫َعالٌَّم‬ ‫صُب ْوٌر‬َ ‫مَسِ ْي ٌع‬ ‫فَ ُار ْو ٌق‬ ‫ِصدِّيْ ٌق‬ ٌ‫َف َّه َامة‬ ِ ِ
ٌ‫م ْسكنْي‬
Arti ‘alim sabar mendengar pembeda jujur faham miskin
6. Isim tafdlil adalah isim yang menunjukan arti “lebih” atau “paling”, isim tafdzil
berasal dari kata sifat.

Wazan isim tafdzil adalah mengikuti pola ‫َأْف َع ُل‬ untuk mudzakkar dan ‫ ُف ْعلَى‬untuk
muannats.

Kata sifat ‫َكبِْيٌر‬ ‫صغِْيٌر‬ َ ‫بَعِْي ٌد‬ ‫َح َس ٌن‬


mudzakkar ‫َأ ْكَبُر‬ ‫َأصغَُر‬ ‫َْأب َع ُد‬ ‫َأح َس ُن‬
ْ ْ
Muannats ‫ُكْبَرى‬ ‫ص ْغَرى‬ ‫بُ ْع َدى‬
ُ ‫ُح ْسىَن‬
Arti Lebih besar Lebih kecil Lebih jauh Lebih bagus
7. Dlorof yang keterangannya akan dijelaskan di bab dlorof.
* Untuk mencari isim fa’il, isim maf’ul atau masdar yang ada tambahan hurufnya
dengan melihat tambahannya, tambahan di depan seperti ‫ ْأل‬jika di belakang seperti ‫أت‬
‫ ة‬, ‫ ون‬, ‫ ين‬, ‫ ان‬, seperti contoh ٌ‫ ُم ْس لِ َمة‬, ِ ‫ ُم ْس لِ َمنْي‬, ‫ اَلْ ُم ْس لِ ُم ْو َن‬, ‫ان‬
ِ ‫ مس لِم‬, ‫ اَلْمس لِمات‬selain
َ ُْ ُ َ ُْ
tambahan depan atau belakang adalah lafadz isim fa’il, masdar, isim maful atau yang
lain.

ْ َ‫َأت‬
F. ‫اس‬ ‫ضافَ ْة فَ َادا لِْي َما ِإ ِس ْم ِد ْي‬
َ ‫( ِإ‬Idlofah yang mudlof ilaihnya 5 (lima) isim di atas).
Contoh :

1. Idlofah pada isim dlomir contoh ‫ك‬


َ ‫َقلَ ُم‬ (penamu)

2. Idlofah pada isim isyaroh contoh ‫َقلَ ُم َه َذا‬ (pena ini)

XXVIII
3. Idlofah pada isim mausul contoh ‫َقلَ ُم الَّ ِذى ِعْن َد َك‬ )penanya orang yang di sampingmu).

4. Idlofah pada isim ‘alam contoh ‫َقلَ ُم َزيْ ٍد‬ (penanya zaid).

5. Idlofah pada isim yang diawali AL (alif dan lam) contoh ِ‫َقلَم الْ َعامِل‬ (penanya orang
ُ
alim)
Latihan pertanyaan .
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar ? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)

Tambahan pertanyaan untuk isim fa’il,maf’ul dan masdar.


1.Mazid apa mujarrod
2.Rubai, humasi apa sudasi (kalau mazid)

Contoh:

‫ت اْ َلعلِْي ُم احْلَ ِكْي ُم‬ َ ‫ك الَ ِع ْل َم لَنَا ِإالَّ َما َعلَّ ْمَتنَا ِإن‬
َ ْ‫َّك َأن‬ َ َ‫ُسْب َحان‬
Lafadz 1 2 3 4 5
‫َعلَّ ْم‬ .. .. .. .. ..
‫ت‬
َ .. .. .. .. ..
َ‫نا‬ .. .. .. .. ..
‫ِإ َّن‬ .. .. .. .. ..
‫َك‬ .. .. .. .. ..
َ ْ‫َأن‬
‫ت‬ .. .. .. .. ..
‫العلِْي ُم‬
َ .. .. .. .. ..
‫احلَ ِكْي ُم‬ .. .. .. .. ..

MATERI KE 5

2. ‫لم ْبنِى‬ ِ ‫لم ْعر‬ ِ ‫ِإ‬


ْ َ ْ‫ا‬ ‫ب َو‬ َ ُ ْ‫( س ُم ا‬Isim mu’rob dan isim yang mabni)

XXIX
*Isim yang ditinjau dari berubah dan tidaknya huruf akhirnya.

‫ب‬ِ ‫ِس م اْمل ْع ر‬



َ ُ ُ ْ ‫ ا‬adalah isim yang bisa berubah-ubah huruf akhirnya, karena tidak serupa
ٍ
dengan huruf ‫جاء َزيْ ٌد‬ ُ ْ‫ َرَأي‬. ‫ت بَِزيْد‬
َ َ ‫ت َزيْ ًدا‬ ُ ‫َمَر ْر‬
‫ىِن‬ ِ

ْ ‫ ا ْس ُم اْملَْب‬adalah isim yang akhirnya tetap, karena serupa dengan huruf.
Isim isim yang mabni antara lain :

1. Isim dlomir karena serupa dengan huruf dalam jumlahnya (jumlahnya sedikit).
2. Isim isyaroh karena serupa dengan huruf dalam ma’nanya.
3. Isim mausul karena serupa dengan huruf dalam sambung dengan kalimat lain.
4. Isim istifham atau kata Tanya contoh: bagaimana ‫ف‬
َ ‫َكْي‬ , di mana ‫ َأيْ َن‬, kapan
‫ مَىَت‬, siapa ‫ َم ْن‬, apa ‫ َما‬, berapa ‫ َك ْم‬, apa yang ‫ماذا‬ , bagaimana . ‫َأىَّن‬

5. Isim syarat contoh: barang siapa , ‫ َم ْن‬apapun , ‫ َما‬kapanpun , ‫مَىَت‬ apa

apa /kapan kapan ‫َم ْه َما‬ , kapanpun/dimanapun ‫ اَيَّا َن‬, dimanapun/kemanapun ‫اَيْ َن‬
, dimanapun ‫ اَىَّن‬, kemanapun ‫َحْيثُ َما‬
6. Isim fi’il adalah kata/isim yang menunjukan arti fi’il tapi tidak menerima tanda
‫ات‬ ِ
fi’il contoh diantaranya : jauh sekali َ ‫ َهْي َه‬, kabulkanlah َ ‫ َأمنْي‬, diam ‫ص ْه‬,
َ
berpeganglah ‫ك‬
َ ‫ َعلَْي‬dan lain lain.
ِ ‫اح‬ِ َ‫ال‬
7. Isim ‫ ال‬yang menafikan jenis ‫ت‬ ُ ‫ب ع ْل ٍم مَمْ ُق ْو‬
َ ‫ص‬َ
8. Isim ‘adad murokkab adalah susunan dua bilangan dijadikan satu dengan
susunan tarkib mazji contoh bilangan 11 sampai 19 ‫َأح َد َع َشَر‬
َ sebelas dan
seterusnya.
Latihan pertanyaan .
1.Kalimat apa ?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il,isim maf’ul apa masdar ? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
6.Isim mu’rob apa mabni ?

3.‫ق‬
ِّ َ‫َوال ُْم ْشت‬ ‫ْج ِام ِد‬
َ ‫ِإ ْس ُم ال‬ (Isim jamid dan musytaq)

*isim yang ditinjau dari tercetak dari kata lain atau tidak.

 ‫ اِ ْس ُم اجلَ ِام ِد‬adalah isim yang tidak bisa dibentuk dari kata lain.

XXX
Yang termasuk isim jamid antara lain :
a. Kata benda yang tidak mempunyai kata kerja
Contoh : ‫س نَ ٌار حَبٌْر تِْل ِمْي ٌذ‬
ٌ ‫َج ُام ْو‬
b. Masdar dari fi’il madly yang tiga huruf.
Contoh : ‫ض ْربًا َفْت ًحا‬
َ ‫صًرا َف ْر ًحا‬
ْ َ‫ن‬
c. Asma’ul khomsah
Contoh : ُ‫ف ذ‬
ُ ‫َأخ َح ٌم‬
ٌ ‫َأب‬
ٌ
d. Dzorof yang tidak musytaq (tidak tercetak dari kalimat lain)

Contoh : ٌ‫ف ِعْن َد َي ْو ٌم لَْيلَة‬


َ ‫ََأم َام َخ ْل‬
‫الم ْشتَ ِّق‬ ِ
 ُ ‫ا ْس ُم‬ adalah isim yang terbentuk dari kata lain.
Yang termasuk isim musytaq adalah :
a. Masdar (menurut ulam’ kuffah) b. Masdar mim c. Isim fa’il d. Isim maf’ul e. Isim
zaman f. Isim makan g. Isim alat h. Sifat musyabbihat i. Shigot mubalaghoh j. Isim
tafdil.
* Contoh isim musytaq bisa dilihat dalam tasyrifan (kitab amtsilah at tasyrifiyah).
* Asal dari tasyrifan menurut ulama’ basroh adalah masdar, tapi menurut ulama’
kuffah adalah fi’il madli.
Latihan pertanyaan .
1.Kalimat apa?
2.Tndanya apa ?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? ? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il,isim maf’ul apa masdar ? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq ?

4.‫لم ْم ُد ْو ِد‬
َ ْ‫َوا‬ ‫ص‬ َ ْ‫ص ْو ِر َوا‬
ِ ‫لم ْن ُق ْو‬ َ ْ‫ِإ ْس ُم ا‬
ُ ‫لم ْق‬ (Isim maqsur, isim manqus, dan isim mamdud).

*isim yang ditinjau dari huruf akhirnya.

 ُ ‫ ِإ ْس ُم اْملَْق‬adalah
‫ص ْو ِر‬ isim yang diakhiri dengan alif layyinah dan alif lazimah, ciri-ciri
sebelum alif berharokat fathah. Contoh :
‫صطََفى‬ ْ ‫اَلْ ُم‬, ‫ اَهْلَُدى‬, ‫صا‬
َ ‫ اَلْ َع‬, ‫الَ ُد ْنيَا‬
 ِ ‫ ِإ ْس ُم اْملْن ُق ْو‬adalah isim yang di akhiri dengan ya’ lazimah, ciri-cirinya sebelumnya
‫ص‬
َ
berharokat kasroh. Contoh :

XXXI
ِ ِ
ْ‫ اَلْ ُمَريِّب‬, ‫صلِّي‬َ ‫ اَلْ ُم‬, ‫ اَلْ َقاض ْي‬, ‫اَهْلَاد ْي‬
 ‫ ِإ ْس ُم اْمل ْم ُد ْو ِد‬adalah isim yang berakhiran alif mad dan hamzah. Contoh :
َ
‫ ِإبْتِ َد ٌاء‬, ُ‫ص ْحَراء‬
َ , ٌ‫ بِنَاء‬, ٌ‫مَسَاء‬
Ket :
a.I’robnya isim maqsur semua dikira-kirakan pada huruf yang terakhir (rofa, nashob,
dan jernya).
b.I’robnya isim manqush yang dikira-kirakan hanya rofa’ dan jernya sedangkan
nashobnya di tampak kan.

Latihan pertanyaan .
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il,isim maf’ul apa masdar ? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)

MATERI KE 6

ُ َّ‫لمَؤ ن‬
5. ‫ث‬ ُ ْ‫ا‬ ‫( اَل ُْم َذ َّك ُر َو‬isim yang mudzakkar dan muannas).
 ‫ ِإ ْس ُم اْمل َذ َّك ِر‬adalah isim yang menunjukan arti laki-laki atau yang dianggap laki-laki.
ُ
Contoh :

Arti laki-laki ‫حُمَ ْم ٌد‬ ‫َح ِام ٌد‬ ُ‫مَحَْزة‬

Dianggap laki-laki ‫ت‬


ٌ ‫َبْي‬ ‫اب‬ ِ
ٌ َ‫كت‬ ‫َم ْس ِج ٌد‬

 ِ ‫ ِإسم اْمل ن‬adalah isim isim yang menunjukan arti perempuan atau dianggap
‫َّث‬ ‫ْ ُ َُؤ‬
perempuan, ciri-cirinya adalah :
 Nama wanita

ُ‫َِأمنَة‬ ُ‫َخ ِدجْيَة‬ ‫ِهْن ٌد‬ ِ َ‫ف‬


ُ‫اط َمة‬ ‫ب‬
ُ َ‫َز ْين‬
Aminah Khodijah Hindun Fatimah Zainab

 Nama negara dan kota

XXXII
‫صَر‬
ْ‫م‬
ِ ‫َجا َك ْرتَا‬ ‫اِنْ ُد ْونِ ِسيَا‬ ‫ُس ْو َربَايَا‬
Mesir Jakarta Indonesia Surabaya
 Diakhiri huruf ta’ marbuthoh ‫ ة‬yang selain nama laki-laki

ٌ‫ُم ْسلِ َمة‬ ٌ‫َب َقَرة‬ ٌ‫تِْل ِمْي َدة‬ ٌ‫َساة‬ ٌ‫ُس ْو َرة‬
Muslimah Sapi Murid Kambing Surat
 Anggota tubuh yang berpasangan

ٌ‫َعنْي‬ ‫ُُأد ٌن‬ ‫ِر ْج ٌل‬ ‫يَ ٌد‬ ‫فَ ِخ ٌد‬


Mata Kuping Kaki Tangan Paha
 Sebagian lafadz yang akhirnya berupa alif maqsuroh dan alif mamdudah

‫اَ ُّلد ْنيَا‬ ‫صا‬


َ ‫اَلْ َع‬ ‫اَ ِّلذ ْكَرى‬ ‫َأحلُ ْسىن‬ ُ‫اَاْل َمْسَاء‬
Dunia Tongkat Dzikir Bagus Nama-nama
 Sifat yang khusus bagi wanita

‫ض‬ ‫ِئ‬ ‫ُم ْر ِض ٌع‬ ‫َح ِام ٌل‬


ٌ ‫َحا‬
Orang yang haid Orang yang menyusui Orang yang hamil

 Jama’ taksir yang tidak berakal

‫َأقْالَ ٌم‬ ‫ت‬ ِ ‫مس‬


ٌ ‫بُُي ْو‬ ‫اج ُد‬ ََ
Beberapa pena Beberapa rumah Beberapa masjid
 Karena muannats majazi (dari orang arab sudah dianggap muannats)

‫نَ ٌار‬ ‫س‬


ٌ ْ‫مَش‬ ‫ض‬
ٌ ‫َْأر‬ ‫َد ٌار‬ ‫بِْئ ٌر‬
Api Matahari Bumi Rumah Sumur
 Di akhiri ‫ات‬
ِ ِ ِ
‫ات‬
ٌ ‫ُم ْسل َم‬ ‫ات‬
ٌ َ‫ُمْؤ من‬ ٌ ‫ت ْل ِمْي َذ‬
‫ات‬
Orang-orang muslimah Orang-orang mu’minah Murid-murid
 Sifat yang mengikuti wazan-wazan berikut

‫ُف ْعلَى‬ ‫ُكْبَرى‬ ‫ص ْغَرى‬


ُ ‫ُح ْسىَن‬
Arti Besar Kecil Bagus
‫َف ْعلَى‬ ‫َعطْ َشى‬ ‫ضىَب‬
ْ ‫َغ‬ ‫َك ْسلَى‬
Arti Haus Murka Malas

XXXIII
ُ‫َف ْعاَل ء‬ ُ‫ضاء‬
َ ‫َبْي‬ ُ‫َس ْو َداء‬ ُ‫ص ْفَراء‬
َ
Arti Putih Hitam Kuning

Latihan pertanyaan ?
1.Kaliamat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar ? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud ?(kalau berupa slah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
6.‫لج ْم ِع‬ ‫لم ْف َر ِد َوال ُْم َثنَّى‬ ِ
َ ْ‫َوا‬ ُ ْ‫ا ْس ُم ا‬ (Isim mufrod, isim tatsniyah, dan jama’)

 ‫ ِإ ْس ُم امل ْفَر ِد‬adalah isim yang mempunyai ma’na tunggal (bukan tatsniyah, jama’, juga
ُ
bukan isim yang disamakan dengan isim tatsniyah dan jama’ dan bukan asma’ul
khomsah).

‫اب‬
ٌ َ‫كت‬
ِ ‫ت‬ٌ ‫َبْي‬ ‫َد ٌار‬ ٌ‫َب َقَرة‬ ٌ‫ُم ْسلِ َمة‬
 ‫ ِإ ْس ُم اْملَثىَّن \ ِإ ْس ُم التَّثْنِيَّ ِة‬isim yang berma’na dua, cirinya adalah :
ُ
 Berakhiran alif nun ‫( ان‬dalam rofa’), berakhiran ya’ dan nun ‫ين‬ (dalam nashob
dan jer).
 Harokat nun nya selalu dibaca kasroh dan sebelum ya’ nya berharokat fathah,
ANI dan AINI.

‫اب‬ ِ ِ ‫كِتَاب‬ ِ ‫كِتَ َابنْي‬


ٌ َ‫كت‬ ‫ان‬ َ
‫ت‬ ِ‫بيتَان‬ ِ ‫َبْيَتنْي‬
ٌ ‫َبْي‬ َْ
‫تِْل ِمْي ٌذ‬ ‫تِْل ِمْي َذ ِان‬ ‫تِْل ِمْي َذيْ ِن‬
Isim tasniyah apabila bersambung dengan kalimat lain atau dimudlofkan maka
nun nya dibuang. Contoh :

‫َم ْس ِج َدا الْ َم ْع َه ِد‬ ‫َم ْس ِج َد ِي اْمل َع َه ِد‬ Dua masjid pesantren
َ
‫َب َقَرتَا اْل َفاَّل ِح‬ ‫َب َقَريَتِ الْ َفاَّل ِح‬ Dua sapi petani

Juga ada isim yang dimulhakkan (disamakan) dengan isim tastniyah, dan tidak
memiliki isim mufrod banyak digunakan dalam kitab. Contoh :

Keduanya ‫كِلَْي ِه َما‬ ‫كِالَمُهَا‬ ‫كِاَل‬

XXXIV
Keduanya ‫كِ ْلَتْي ِه َما‬ ‫كِْلتَامُهَا‬ ‫كِ ْلتَا‬

‫ اجلَ ْم ُع‬isim yang menunjukan jumlah banyak (lebih dari dua), jama’ ada 3 (tiga) :
 ‫ مجع مذكرسامل‬adalah isim yang menunjukan ma’na laki-laki banyak cirinya:

 Berakhiran wau dan nun ‫ ون‬UNA (dalam rofa’), berakhiran ya’ dan nun ‫ين‬
INA (dalam nashob dan jer).
 Nun nya diharokati fathah, sebelum ya’ di harokati kasroh.

‫ُم ْسلِ ٌم‬ ‫ُم ْسلِ ُم ْو َن‬ ِِ


َ ‫ُم ْسلمنْي‬
‫ُمْؤ ِم ٌن‬ ‫ُمْؤ ِمُن ْو َن‬ ِِ
َ ‫ُمْؤ مننْي‬
‫ُمت ٍَّقي‬ ‫ُمَّت ُق ْو َن‬ ِ
َ ‫ُمتَّقنْي‬
Jama’ mudzakkar salim apabila disambung dengan kalimat lain atau di
mudlofkan maka nun nya dibuang. Contoh :

‫ُم ْسلِ ُم ْواِنْ ُد ْونِ ِسيَا‬ ‫ُم ْسلِ ِم ْي اِنْ ُد ْونِ ِسيَا‬
Para muslim
Indonesia
‫ُمْؤ ِمُن ْواِنْ ُدنِ ِسيَا‬ ‫ُمْؤ ِميِن ْ اِنْ ُد ْونِ ِسيَا‬
Para mu’min
Indonesia
Juga ada isim yang dimulhakkan (disamakan) dengan jama’ mudzakkar salim.
Contoh :
ِ ‫ِعلُِّّي ْو َن‬
َ ‫علِِّّينْي‬
Sorga illiyyin

Alam semesta ِ
َ ‫َعالَمنْي‬ ‫َعالَ ُم ْو َن‬
 ‫ مجع مؤنث سامل‬adalah isim yang menunjukan perempuan banyak. Ciri-cirinya :
 Berakhiran alif dan ta’ ‫ات‬
 Harokat ta’ dlommah dalam rofa’ dan kasroh dalam nashob dan jer nya.

ٌ‫ُم ْسلِ َمة‬ ‫ات‬ ِ


ٌ ‫ُم ْسل َم‬
ٍ ‫مسلِم‬
‫ات‬ َ ُْ
ٌ‫ُمْؤ ِمنَة‬ ‫ات‬ ِ ٍ‫مْؤ ِمنَات‬
ٌ َ‫ُمْؤ من‬ ُ
 ‫ مجع تكسري‬adalah isim yang menunjukan ma’na banyak yang berubah dari asal
mufrodnya (bentuk tunggalnya).
Perubahan jama’ taksir dari mufrodnya adakalanya dengan menambahi
hurufnya, mengurangi hurufnya atau merubah huruf dan harokatnya.

XXXV
Mufrod ‫اب‬ ِ ِ
ٌ َ‫كت‬ ‫َر ُج ٌل‬ ‫ب‬
ٌ ‫طَال‬ ‫َقلَ ٌم‬
Jama’ ‫ب‬
ٌ ُ‫ُكت‬ ٌ ‫ِر َج‬
‫ال‬ ٌ َّ‫طُال‬
‫ب‬ ‫َأقْاَل ٌم‬
Arti Kitab Laki-laki Murid Pena

cara mengetahui jama’ taksir diantaranya banyak baca kitab atau dari
kamus karena bentuknya banyak juga mirip dengan mufrod dan tidak
mempunyai ciri-ciri khusus, atau dengan mengetahui wazan wazannya.

Wazan-wazannya ada dua :


1. Jama’taksir qillah (menunjukan jumlah Antara 3—10 wazan-wazannya adalah :

Wazan ٌ ‫َأْف َع‬


‫ال‬ ٌ‫فِ ْعلَة‬ ‫َأْفعُ ٌل‬ ٌ‫َأفْعِلَة‬
Mufrod ‫ف‬
ٌ ‫َسْي‬ ‫َفىًت‬ ‫س‬ٌ ‫نَ ْف‬ ‫ِسالَ ٌح‬
Jama’nya ‫اف‬
ٌ َ‫َأسي‬
ْ ٌ‫فِْتيَة‬ ٌ ‫َأْن ُف‬
‫س‬ ٌ‫َأسلِ َحة‬ْ
Arti pedang pemuda nafsu pedang

2. Jama’ taksir katsroh menunjukan jumlah 3 sampai tak terbatas, wazan-


wazannya adalah :

Wazan
ٌ‫َف َعلَة‬ ُ‫ُف َعالَء‬ ٌ‫ُف ْعاَل ة‬ ‫َف ْعلَى‬ ‫ال‬
ٌ ‫ُف َّع‬ ٌ‫فَعِلَة‬ ‫ُف َّع ٌل فِ ْعالَ ُن‬
Mufrod ‫ب‬ ِ ‫فَِقْيٌر‬ ٍ َ‫ق‬ ِ ٌّ ‫قَ ِو‬ ِ‫س‬
ٌ ‫طَال‬ ‫اض‬ ‫ت‬
ٌ ِّ‫َمي‬ ‫ب‬
ٌ ‫َكات‬ ‫ي‬ ‫اج ٌد َولَ ٌد‬ َ
Jama’
ٌ‫طَلَبَة‬ ُ‫ُف َقَراء‬ ٌ‫ضاة‬
ُ ُ‫ق‬ ‫َم ْوتَى‬ ‫َّاب‬
ٌ ‫ُكت‬ ٌ‫قَ ِويَّة‬ ‫ُس َّج ٌد ِولْ َد ٌن‬
Arti Murid Si faqir Hakim Mayat Penulis Oran Anak Orang
g sujud
kuat

Wazan
ٌ‫فِ َعلَة‬ ٌ ‫فِ َع‬
‫ال‬ ‫ُفعُ ْو ٌل‬ ٌ ‫َأْف َع‬
‫ال‬ ‫فِ َع ٌل‬ ‫ُف َع ٌل‬ ‫ُف ْع ٌل‬ ‫ُفعُ ٌل‬
Mufrod ‫ِق ْر ٌد‬ ‫َجبَ ٌل‬ ‫ب‬
ٌ ‫َقْل‬ ‫قِ ْس ٌم‬ ٌ‫ِعْبَرة‬ ٌ‫غُْرفَة‬ ‫َأس َو ٌد‬
ْ ‫اب‬
ٌ َ‫كت‬
ِ
Jama’ ٌ‫قَِر َدة‬ ٌ َ‫ِجب‬
‫ال‬ ‫ب‬
ٌ ‫ُقلُ ْو‬ ‫َأقْ َس ٌام‬ ‫ِعَبٌر‬ ‫ف‬ٌ ‫غَُر‬ ‫ُس ْو ٌد‬ ‫ب‬
ٌ ُ‫ُكت‬
Arti Kera Gunung Hati Bagia Bahasa Kamar Hitam Kitab
n

Tujuh wazan jama’ yang dikenal dengan sighot muntahal jumu’ (jama’
taksir yang setelah alif taksirnya terdapat dua huruf atau tiga huruf yang
tengah sukun).

XXXVI
Wazan ِ َ‫َأف‬
‫اع ُل‬ ِ َ‫َأف‬
‫اعْي ُل‬ ‫َف َعاِئ ُل‬ ِ ‫اعيل م َف‬
‫اع ُل‬ ِ
َ ُ ْ ‫َم َف‬
ِ ‫َفو‬
‫اع ُل‬ َ ‫َف َعالِْي ُل‬
Mufrod ِ َ‫ف‬
‫اض ٌل‬ ‫نَ ِشْي ٌد‬ ٌ‫ِر َسالَة‬ ‫اح َم ْس ِج ٌد‬ ِ
ٌ َ‫م ْفت‬ ٌ‫َشارِع‬ ‫قِْن ِديْ ٌل‬
Jama’ ‫اض ُل‬ ِ َ‫َأف‬ ‫اشْي ُد‬ِ َ‫َأن‬ ‫َر َساِئ ُل‬ ِ ‫م َفاتِيح مس‬
‫اج ُد‬ ‫َقنَ ِاديْ ُل‬
ََ ُْ َ ُ‫َش َوارِع‬
Arti Yang Nyayia Tulisan Masjid Kunci Jalan Lentera
utama n

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il,isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud?(kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod,tasniyah apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar,muannats apa taksir ?(kalau jama’).

MATERI KE 7
Tambahan Materi

ْ ‫ص ِر‬
‫ف‬ ِ
 َ ‫ ِإس ْم َغْيُر ُمْن‬adalah isim yang tidak boleh menerima tanwin.
1. Ciri-cirinya:
 Rofa’ dengan tanda dlommah (tanpa tanwin)
 Nashob dengan tanda fathah (tanpa tanwin)
 Jer dengan tanda fathah (tanpa tanwin), jer memakai fathah dengan syarat
tidak ada ‫ أل‬dan tidak dimudlofkan, kalau terdapat ‫ أل‬atau dimudlofkan maka
memakai tanda kasroh.

2. Sebab-sebab tidak boleh ditanwin adalah :


Nama bersama 6 (enam) perkara contoh :

 Nama yang mengikuti ‫( َو َز ْن فِعِ ْل‬wazan fi’il) seperti : ‫َأمْح َ ُد يَِزيْ ُد‬
 Nama yang memiliki ‫ظي‬ِ ْ ‫( تَْأنِي‬ta’nis lafdy) seperti : ُ‫طَْلحةُ مَحْزة‬
ْ ‫ث لَ ْف‬ ْ َ َ
َ ‫ َع‬ajami (bukan nama arab) seperti : ‫ل‬ ِ ‫ِإ ِ ِإ‬
 Nama yang ‫م‬
ْ ‫ج‬ ُ ‫ْبَرهْي ُم مْسَاعْي‬
XXXVII
ِ
 Nama yang akhirnya ada ْ ‫( ِزيَ َاد ْة َأل‬tambahan
‫ف نُ ْو ْن‬ alif dan nun) seperti: ‫عُثْ َم ا ُن‬
‫ضان‬
َ ‫َر َم‬
 Nama yang di ‫ب َم ْز ِج ْي‬ ِ
ْ ‫َت ْركْي‬ tarkib (susunan) masjy yaitu merangkai dua nama

menjadi satu bukan idlofah atau isnad seperti : ‫ك‬


َّ َ‫َب ْعلَب‬
 Nama yang ‫( عدل‬nama yang menyimpang dari wazan semestinya) seperti : ‫عُ َمُر‬
Sifat bersama 3 (tiga) perkara contoh:

 Sifat yang mengikuti ‫( َو َز ْن فِعِ ْل‬wazan fi’il) seperti: ‫َأص َفَر‬ْ ‫َأمْح ََر‬
ِ
 Sifat yang yang akhirnya ada ‫ف نُ ْو ْن‬ ْ ‫( ِزيَ َاد ْة اَل‬tambahan alif dan nun) seperti :
‫َسكَْرا َن‬
 Sifat yang ‫ل‬
ْ ‫( ُع ُد‬menyimpang dari wazan yang semestinya) seperti : ‫ث‬
َ ‫َم ْثىَن ثُاَل‬
‫اعى‬
َ َ‫ُرب‬
Satu illat yang menempati dua illat :
 Karena sighot muntahal jumu’(adalah lafadz yang dijama’kan taksir yang
setelah alif taksirnya terdapat 2 huruf atau 3 huruf yang tengah sukun)
seperti : ِ ‫مس‬
‫اج َد َقنَ ِاديْ َل‬ ََ
 Karena alif ta’nits maqsuroh atau mamdudah seperti : ‫مَحَْراءَ ُحْبلَى‬
 ‫الست َِّة‬
ِّ ُ‫ َأمْسَاء‬kadang juga disebut ‫َأمْسَاءُ اْخلَ ْم َس ِة‬ (kumpulan isim-isim yang kurang dari

3 huruf) yaitu ُ‫ ذ‬, ‫ف‬ ُ , ‫ َح ٌم‬, ‫َأخ‬


ٌ , ‫َأب‬ ٌ dan ‫( َه ُن‬kalau asma’ul khomsah tidak
memasukan ‫ن‬ ُ ‫) َه‬
ِ ‫الست‬
 ‫َّة‬ ِّ ُ‫ َأمْسَاء‬atau ُ‫ َأمْسَاءُ اْخلَ ْم َسة‬bila sendirian (tidak di mudlofkan) contoh :
ِ
ٍ ِ‫ت ب‬
‫َأب‬ ُ ‫ َمَر ْر‬, ‫ت َأبًا‬ ٌ َ‫ َجاء‬dijama’ taksir contoh : ‫ت بَِأبَاء َك‬
ُ ْ‫ َرَأي‬, ‫َأب‬ ُ ‫ت َأ بَاءَ َك َمَر ْر‬
ُ ْ‫ َجاءَ ََأبُؤ َك َرَأي‬,
dan di tasyghir contoh : ‫ك‬ َ َّ‫ت بِ َُأبي‬
ُ ‫ك َمَر ْر‬
َ َّ‫ت َُأبي‬
ُ ْ‫ك َرَأي‬
َ ُّ‫ َجاءَ َُأبي‬maka I’robnya dengan
harokat yaitu rofa’dengan dlommah nashob dengan fathah jer dengan kasroh.
 Bila dimudlofkan pada kalimat selain ya’ dlomir maka I’robnya memakai huruf
(rofa’dengan wau, nashob dengan alif, jer dengan ya’)
contoh َ ‫ت بَِأبِْي‬
‫ك‬ ُ ‫ َمَر ْر‬, ‫اك‬
َ َ‫ت َأب‬
ُ ْ‫ َرَأي‬, ‫َجاءَ َأبُ ْو َك‬
 Apabila dimudlofkan pada ya’ dlomir maka dikira-kirakan pada ya’ tersebut,
contoh :
ْ ‫ت بََأيِب‬
ُ ‫ َمَر ْر‬, ْ ‫ت َأيِب‬
ُ ْ‫ َرَأي‬, ْ ‫َجاءَ َأيِب‬
XXXVIII
 Apabila berupa tatsniyah atau jama’ mudzakkar salim maka I’robnya
menggunakan I’robnya isim tatsniyah (alif nun dalam rofa’ ya’ nun

dalam nashob dan jer) dan jama’ mudzakkar salim (wawu nun dalam rofa’ dan ya’ nun
dalam nashob dan jer) contoh : ‫َجاءَ َأبُ ْو َك َجاءَ ََأب َو ِان‬
 ‫صغِْي ْر‬ ِ
ْ َ‫ ِإس ْم الت‬isim yang dibentuk untuk mengecilkan sesuatu. Isim tasyghir memiliki
3 wazan :

Lafadz asli ‫َعْب ٌد‬ ‫َجبَ ٌل‬ ‫جَنْ ٌم‬


Tasyghirnya ‫عَُبْي ٌد‬ ‫ُجَبْي ٌل‬ ‫جُنَْي ٌم‬
Arti Hamba kecil Gunung kecil Bintang kecil
‫ل‬
ٌ ‫ ُف َع ْي ِع‬untuk isim yang terdiri empat huruf contoh :
Lafadz asli ‫ب‬ ِ
ٌ َ‫َمكْت‬ ‫اب‬
ٌ َ‫كت‬ ‫ُفْن ُد ْو ٌق‬
Tasyghirnya ‫ب‬ ِ
ٌ ‫ُم َكْيت‬ ‫ب‬
ٌ ِّ‫ُكَتي‬ ‫ُفَنْي ِد ٌق‬
Arti Maktabah kecil Kitab kecil Hotel kecil
‫ل‬
ٌ ‫ ُف َع ْي ِع ْي‬untuk isim yang terdiri lima huruf contoh:
Lafadz asli ‫ص ُف ْوٌر‬ْ ُ‫ع‬ ‫فِْن َجا ٌن‬ ‫اح‬
ٌ َ‫م ْفت‬
ِ
tasyghirnya ‫صْي ِفْيٌر‬
َ ُ‫ع‬
ِ
ٌ‫ُفَنْيجنْي‬ ‫ُم َفْيتِْي ٌح‬
Arti Burung kecil Cangkir kecil Kunci kecil
‫ة‬
ِ َ‫سب‬
ْ ّ‫م ال ِن‬
ُ ‫س‬
ْ ‫ ِإ‬adalah isim yang digunakan untuk menisbatkan pada negara, kota,
desa, tempat, madzhab dll. Cirinya ada tambahan ya’ tasydid ‫ي‬ ّ kalau laki2 dan ‫يّة‬
kalau perempuan pada akhir isim, contoh:

ٌ‫َم َّكة‬ ‫َم ِّك ٌّي‬ ٌ‫َم ِّكيَّة‬


‫ب‬ٌ ‫َعَر‬ ٌّ ‫َعَريِب‬ ٌ‫َعَربِيَّة‬
‫ِإ ْساَل ٌم‬ ‫ِإ ْساَل ِم ٌّي‬ ٌ‫ِإ ْساَل ِميَّة‬

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il,isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada).
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)

XXXIX
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod, tasniyah apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats apa taksir ? (kalau jama’)

MATERI KE 8

BAB KETIGA

I’ROB

 Pengertian
I’rob adalah perubahan yang terjadi pada akhir kalimat disebabkan amil (perkara yang
menuntut) yang masuk pada kalimat tersebut.
 Pembagian I’rob (statusnya).
 Lafdy ( ‫) لفظي‬
Adalah perubahan yang terjadi pada akhir kalimat yang tampak dalam pengucapan
atau tulisan. Tempat I’rob ini berada pada kalimat yang huruf akhirnya berupa huruf
shohih (bukan berupa huruf illat ‫ ي‬, ‫ و‬, ‫)أ‬.
Contoh :

‫ت بَِزيْ ٍد‬
ُ ‫َمَر ْر‬ ‫ت َزيْ ًدا‬
ُ ْ‫َرَأي‬ ‫َجاءَ َزيْ ٌد‬
 Taqdiry (‫)تقديري‬
Adalah perubahan yang terjadi pada akhir kalimat yang tidak tampak dalam
pengucapan dan tulisan (hanya dikira kirakan). Tempat I’rob ini berada pada kalimat
yang huruf akhirnya berupa huruf illat ( ‫ي‬ , ‫ و‬, ‫)أ‬.
Contoh :

‫ت بِالْ َفىَت‬
ُ ‫َمَر ْر‬ ‫ت اْل َفىَت‬
ُ ْ‫َرَأي‬ ‫َجاءَ الْ َفىَت‬
 Mahally (‫)حملي‬
Adalah perubahan yang terjadi pada akhir kalimat yang dipandang pada posisi tarkib
atau kedudukan dan lafadz-lafadz yang mabni. I’rob mahally tidak tampak dalam
pengucapan dan tulisan juga tidak dikira-kirakan.
Tempat I’rob ini berada pada kalimat yang mabni, kalimat yang berupa jumlah atau
syibhi jumlah.
Contoh :

Lafad ِ ِ ‫فِْي ِه‬ ِ ِ


َ ‫ل ْل ُمتَّقنْي‬ ‫ُه ًدى‬ ‫ب‬
َ ْ‫َري‬ ‫اَل‬ ‫اب‬
ُ َ‫اْلكت‬ ‫ك‬
َ ‫ذَل‬

XL
z
I’rob ‫لفظا‬ ‫تقديرا‬ ‫حمال‬ ‫لفظا‬ ‫حرف‬ ‫لفظا‬ ‫حمال‬
 Pembagian I’rob ditinjau dari bentuknya:
 I’rob menggunakan harokat

Kalimat Tanda Tanda Tanda jer Tanda


rofa’ nashob jazem
‫إسم مفرد‬ Dlommah Fathah Kasroh ……..

‫مجع مؤنث سامل‬ Dlommah Kasroh Kasroh ……..

‫مجع تكسري‬ Dlommah Fathah Kasroh …….

‫فعل مضارع صحيح‬ Dlommah Fathah ……. Sukun

‫أخري‬
‫إسم غريمنصرف‬ Dlommah Fathah Fathah ………

 I’rob menggunakan huruf

Kalimat Tanda Tanda Tanda jer Tanda


rofa’ nashob jazem
‫إسم تثنية‬ Alif Ya’ Ya’ ……..

‫مجع مذكر سامل‬ Wawu Ya’ Ya’ ……..

‫أمساء اخلمسة‬ Wawu Alif Ya’ ……..

‫فعل مضارع معتل‬ Dikira Dikira …….. Membuang


kirakan kirakan huruf illat
‫أخري‬
‫أفعال اخلمسة‬ Tetapnya Membuang …….. Membuang
nun nun nun
Pembagian I’rob di tinjau dari macamnya:
1. Rofa’
2. Nashob
3. Jer/khofd
4. Jazem
*I’rob yang masuk pada kalimat isim saja ada tiga yaitu rofa’, nashob, dan jer.
Sedangkan yang bisa masuk pada kalimat fi’il saja ada tiga yaitu rofa’, nashob, dan
jazem.
*I’rob yang bisa masuk pada isim dan fi’il(keduanya) ada dua yaitu rofa’ dan nashob.
 I’rob rofa’

XLI
Mempunyai 4 (empat alamat) yaitu dlommah, wawu, alif, dan nun.
Dlommah menjadi alamat I’rob rofa’ ada pada 4 tempat yaitu:

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Rofa’ dlommah Isim mufrod ‫قَ َام َزيْ ٌد‬
2 “ “ Jama’ taksir ‫ال‬
ُ ‫قَ َام اَ ِّلر َج‬
3 “ “ Jama’ muannats ‫ت‬
salim
ْ ‫قَ َام‬
‫ات‬ ِ
ُ ‫اَلْ ُم ْسل َم‬
4 “ “ Fi’il mudlore’ ‫َي ُق ْو ُم‬
Wawu menjadi alamat I’rob rofa’ ada pada 2 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Rofa’ Wawu Jama’ mudzakkar ‫قَ َام اَلْ ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
salim
2 “ “ Asma’ul khomsah ‫قَ َام َأبُ ْو َك‬
Alif menjadi alamat I’rob rofa’ ada pada satu tempat yaitu:

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Rofa’ Alif Isim tasniyah ‫قَ َام اَ َّلزيْ َد ِان‬
Nun menjadi alamat I’rob rofa’ ada pada satu tempat yaitu :
No I’rob Alamat Tempat Contoh
1 Rofa’ Tetapnya Af’alul khomsah ِ ‫ي ُقوم‬
‫ان َي ُق ْو ُم ْو َن‬
nun َْ َ

 I’rob nashob
Mempunyai 5 (lima alamat ) yaitu fathah, alif, kasroh, ya’, dan membuang nun.
Fathah menjadi alamat I’rob nashob ada pada 3 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Nashob Fathah Isim mufrod ‫ت َزيْ ًدا‬
ُ ْ‫َرَأي‬
2 “ “ Jama’ taksir ‫الر َج َال‬ِّ ‫ت‬ ُ ْ‫َرَأي‬
3 “ “ Fi’il mudlore’ ‫َأ ْن َي ُق ْو َم‬
kemasukan amil
nashob
Alif menjadi alamat I’rob nashob ada pada 1 tempat yaitu :

XLII
No I’rob Alamat Tempat Contoh
1 Nashob Alif Asma’ul ‫اك‬
َ َ‫ت َأب‬
khomsah ُ ْ‫َرَأي‬
Kasroh menjadi alamat I’rob nashob ada pada 1 tempat yaitu:

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Nashob kasroh Jama’ muannats ِ ‫رَأيت اْملسلِم‬
‫ات‬
salim َ ُ َُْ
Ya’ menjadi alamat I’rob nashob ada pada 2 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Nashob Ya’ Isim tasniyah ‫الزيْ َديْ ِن‬
َّ ‫ت‬ُ ْ‫َرَأي‬
2 “ “ Jama’ ‫الزيْ ِديْ َن‬
َّ ‫ت‬ُ ْ‫َرَأي‬
mudzakkar salim
Membuang nun menjadi alamat I’rob nashob ada pada 1 tempat yaitu:
No I’rob Alamat Tempat Contoh
1 Nashob Membuang Af’alul khomsah ‫لَ ْن َي ُق ْو َما‬
nun

MATERI KE 9
 I’rob jer atau khofd
Mempunyai 3 (lima alamat) yaitu kasroh, ya’ dan fathah.
Kasroh menjadi alamat I’rob jer ada pada 3 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Jer Kasroh Isim mufrod ‫ت بَِزيْ ٍد‬ُ ‫َمَر ْر‬
2 “ “ Jama’ taksir ‫الر َج ِال‬ِّ ِ‫ت ب‬ُ ‫َمَر ْر‬
3 “ “ Jama’ muannas ‫ت‬
salim
ُ ‫َمَر ْر‬
‫ات‬ِ ‫بِالْمسلِم‬
َ ُْ
Ya’ menjadi alamat I’rob jer ada pada 3 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Jer Ya’ Isim tasniyah َّ ِ‫ت ب‬
‫الزيْ َديْ ِن‬ ُ ‫َمَر ْر‬
2 “ “ Jama’ ‫الزيْ ِديْ َن‬
َّ ِ‫ت ب‬
ُ ‫َمَر ْر‬
mudzakkar salim

XLIII
3 “ “ Asma’ul
khomsah
َ ‫ت بَِأبِْي‬
‫ك‬ ُ ‫َمَر ْر‬
Fathah menjadi alamat I’rob jer ada pada 1 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Jer Fathah Isim ghoiru ‫ت بَِأمْح َ َد‬
ُ ‫َمَر ْر‬
munsorif

 I’rob jazem
Mempunyai 2 (dua alamat) yaitu sukun dan membuang (huruf illat atau membuang
nun).
Sukun menjadi alamat I’rob jazem ada pada 1 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Jazem Sukun Fi’il mudlore’ ‫مَلْ َي ُق ْم‬
shohih akhir

Membuang (huruf illat atau nun) menjadi alamat I’rob jezem ada pada 2 tempat yaitu :

No I’rob Alamat Tempat Contoh


1 Jazem Membuang Fi’il mudlore’ ‫مَلْ َيْرِم‬
huruf illat mu’tal akhir
2 “ Membuang Af’alul khomsah ‫مَلْ َي ُق ْو َما‬
nun

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod, tasniyah apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats apa taksir ? (kalau jama’).
12.I’robnya apa ?
13.Alamat (rofa’, nashob, jer, dan jazem)nya apa?
14.Kenapa ……(contoh dlommah)
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?

XLIV
MATERI KE 10
BAB KEEMPAT

KALIMAT FI’IL

Kalimat fi’il adalah kalimat yang menunjukan pada ma’na dengan dirinya sendiri dan
disertai dengan salah satu zaman atau masa yang tiga (madzy/lampau, hal/sekarang,
dan mustaqbal/yang akan datang).
 Macamnya kalimat fi’il ada 3 (tiga) :
 ِ ‫ فِعِ ْل َم‬adalah
‫اض‬ fi’il (kata kerja) yang menunjukan atas pekerjaan yang telah
lewat (telah dikerjakan).
A.Ketentuan ketentuan fi’il madzy diantaranya :
1. Dapat diawali ‫ قد‬yang berma’na tahqiq (sungguh sungguh) seperti ‫ت‬
ْ ‫قَ ْد قَ َام‬
2. Berharokat fathah pada huruf terakhir seperti ‫صَر‬
َ َ‫ن‬.
3. Huruf terakhir bisa bertemu ْ ‫( تَْأتَْأنِْي‬ta’sukun ‫ت‬
‫ث‬ ْ ) seperti ‫ت‬
ْ َ‫ َكان‬.
4. Berakhiran dlommah ketika bertemu wawu jama’ seperti ‫صُر ْوا‬
َ َ‫ن‬
B. Hukumnya fi’il madzy adalah :

1. Fi’il madzy akhir kalimat selamanya mabni fathah baik ‫ لفظا‬atau ‫ تقديرا‬.

Secara ‫ لَ ْفظًا‬seperti ‫ َعلِ َم‬, ‫ َفتَ َح‬, ‫صَر‬


َ َ‫ ن‬.
Secara ‫ َت ْق ِد ْيًرا‬apabila fi’il madzy tersebut :

1. Mu’tal akhir (akhirnya berupa huruf illat) seperti : ‫ َأتَى‬, ‫ َر َمى‬, ‫َغَزا‬
2. Bertemu dengan dlomir rofa’ mutaharrik (dlomir rofa’ yang berharokat) seperti :

ْ‫ص ْرمُت‬
َ َ‫ ن‬, ‫ص ْرنَا‬
َ َ‫ ن‬, ‫ت‬
ُ ‫ص ْر‬
َ َ‫ ن‬.
3. Bertemu wawu dlomir jama’ seperti : ‫ َعلِ ُم ْوا‬, ‫ َفتَ ُح ْوا‬, ‫صُر ْوا‬
َ َ‫ن‬ .

XLV
 ‫ فعل مضارع‬adalah fi’il (kata kerja)yang menunjukan atas pekerjaan yang disertai
dengan zaman haal (masa sekarang) atau zaman mustaqbal (masa yang akan
datang).
A. Ketentuan ketentuan fi’il mudlore’ diantaranya :
ِ
1. Diawali dengan salah satu huruf mudloro’ah yaitu َ , ‫ ْي‬, ‫ ن‬, ‫ َأ‬atau ANITA, seperti:
‫ت‬

Arti Dlomirnya Diawali Lafadz


Orang/dia ‫ُه َو‬ ‫ي‬ ‫َي ْف َه ُم‬
Kamu ‫ت‬َ ْ‫َأن‬ ‫ت‬ ‫َت ْف َه ُم‬
Saya ‫َأنَا‬ ‫أ‬ ‫َأْف َه ُم‬
Kita ‫حَنْ ُن‬ ‫ن‬ ‫َن ْف َه ُم‬

2. Dapat diawali dengan ‫س‬


َ ,‫ف‬
َ ‫ َس ْو‬, ‫( قَ ْد‬yang berma’na taqlil /terkadang).
Terkadang jujur ‫ص ُد ُق‬ ْ َ‫قَ ْد ي‬
Kalian akan faham ‫ف َت ْعلَ ُم ْو َن‬
َ ‫َس ْو‬
Dia akan bicara ‫َسَي ُق ْو ُل‬
3.bisa kemasukan amil nashob atau amil jazem seperti : ‫ِإ ْن‬, ْ‫ مَل‬, ‫ لَ ْن‬, ‫ َأ ْن‬dll.

B.hukum fi’il mudlore’adalah :

1. Akhir fi’il mudlore dibaca dlommah ‫ لفظا‬seperti ‫صُر‬


ُ ‫َيْن‬ atau ‫ تقديرا‬seperti ‫ َي ْغُز ْو‬.
2. Akhir fi’il mudlore’ dibaca fathah apabila kemasukan amil nashob seperti

‫صَر َحىَّت‬ ُ ‫صَر َأ ْن َيْن‬


ُ ‫ لَ ْن َيْن‬,‫صَر‬ ُ ‫ َيْن‬.
3. Akhir fi’il mudlore’ apabila mudlo’af (huruf yang ‘ain fi’il dan lam fi’ilnya sama) maka
dibaca dlommah dan dibaca fathah apabila kemasukan amil nashob dan amil jazem
seperti : ‫ أ ْن مَيَُّد‬, ‫ مَيُُّد مَلْ مَيَُّد‬,
4. Akhir fi’il mudlore’ dibaca sukun apabila diawali amil jazem, berupa huruf sohih
akhirnya seperti : ‫ مَلْ َي ْعلَ ْم‬, ‫ مَلْ َي ْفتَ ْح‬, ‫ص ْر‬
ُ ‫ لَ ْم َيْن‬.
5. Membuang huruf illat apabila akhir mudlore’ berupa huruf illat seperti:

XLVI
‫ش‬ ِ
َ ْ ‫ مَلْ خَي‬, ‫ مَلْ َيْرم‬, ‫ مَلْ َي ْغُز‬yang asal kalimatnya ‫ خَي ْ َشى‬, ‫ َي ْر ْم ْي‬, ‫َي ْغُز ْو‬
6. Menetapkan nun fi’il mudlore’ dalam af’alul khomsah (akhirnya berupa dlomir
tasniyah, dlomir jama’, dan dlomir muannats mukhotobah) yang tidak di awali dengan
amil nashob dan amil jazem, seperti
ِ ِ ِ
َ ‫ َي ْف َعلُ ْو َن َت ْف َعلُ ْو َن َت ْف َعلنْي‬, ‫ َت ْف َعاَل ن‬, ‫َي ْف َعاَل ن‬
7. Membuang nun apabila fi’il mudlore’ berupa af’alul khomsah (akhirnya berupa
dlomir tasniyah, dlomir jama’, dan dlomir muannats mukhotobah), dan diawali amil
nashob dan amil jazem, seperti:
ِ ‫يْن‬
ُ ‫صُروا َأ ْن َيْن‬
‫ لَ ْن‬, ‫صَرا‬ ُ ‫ مَلْ َيْن‬, ‫صَرا‬
ُ ‫ مَلْ َيْن‬, ‫صُروا‬
ُ ‫َيْن‬ yang asal kalimatnya ‫صُر ْو َن‬
ُ ‫ َيْن‬, ‫صَران‬
ُ َ .

8. Mabni fathah ketika bertemu dengan nun taukid khofifah atau nun taukid tsaqilah
seperti : ‫ص ْونَ ْن‬
ُ َ‫ص ْونَ َّن ي‬
ُ َ‫ي‬
9. Mabni sukun ketika bertemu nun jama’ niswah baik ghoib atau mukhotob seperti :
‫ض ِربْ َن‬
ْ َ‫ي‬
Amil yang menashobkan fi’il mudlore’ ada 10 :

Contoh Ma’na Amil nashob

ُ ‫َأ ْن َيْن‬
‫صَر‬ Yento ‫َأ ْن‬
‫صَر‬ Ora bakal
ُ ‫لَ ْن َيْن‬ ‫لَ ْن‬
ُ ْ‫َإ َذ ْن َأن‬
‫صَر‬ Nalikane ‫َإ َذ ْن‬
ُ ْ‫َك ْي َأن‬
‫صَر‬ Drapun/supoyo ‫َك ْي‬
‫صَر‬ ِ Drapun/krono
ُ ْ‫ت َأِلن‬ ُ ‫جْئ‬ ‫الَ ْم َك ْي‬
‫َو َما َكا َن اهللُ لُِي َع ِّذ َب ُه ْم‬ Teko ‫الَ ْم ُج ُح ْو ٌد‬
‫صَر‬ Sehinggo
ُ ‫َحىَّت َنْن‬ ‫َحىَّت‬
‫ب‬ ِ َ‫خُت‬ Sebape
َ‫ض‬ َ ‫اص ْم اَلشَّْي َخ َفَي ْغ‬ ‫َواَل‬ ‫جواب بالفاء‬
‫ب‬ ِ َ‫خُت‬ Sebape
َ‫ض‬َ ‫اص ْم اَلشَّْي َخ َو َي ْغ‬ ‫َواَل‬ ‫جواب بالواو‬
‫ب‬ ِ َ‫خُت‬ Sebape
َ‫ض‬َ ‫اص ْم اَلشَّْي َخ ْأو َي ْغ‬ ‫َواَل‬ ‫جواب بأو‬
Amil yang menjazemkan fi’il mudlore’ ada dua yaitu :
 Yang menjazemkan 1 (satu) fi’il yaitu :
Contoh Ma’na Amil jazem

XLVII
‫ص ْر‬ Ora/belum
ُ ‫مَلْ َيْن‬ ْ‫مَل‬
ْ ‫لَ َّما يَ ُذ ْو ُق ْوا َع َذايِب‬
Ora/ belum ‫لَ َّما‬
‫ص ْد َر َك‬ َ ‫ك‬ َ َ‫َأمَلْ نَ ْشَر ْح ل‬ Ora/belum
ْ‫َأمَل‬
‫ك‬َ ‫ُأح ِس ْن ِإلَْي‬ ْ ‫َألَ َّما‬
Opo to dorong ‫َألَ َّما‬
‫وس َع ٍة ِم ْن َس َعتِ ِه‬ ِ ِ Becik
َ ُ‫لُيْنف ْق ذ‬ ‫اَل ْم ََأم ْر‬
‫ك‬ َ ُّ‫ض َعلَْينَا َرب‬ ِ ‫لَِي ْق‬ Mugo-mugo ‫الم ُد َع ْاء‬
‫َربَّنَا الَ ُتَؤ ِخ ْذنَا‬ Ojo/jangan ‫الدعاء‬
‫الَ حَتَْز ْن ِإ َّن اهللَ َم َعنَا‬ Ojo/ jangan ‫ال هَنِ ْي‬
 Yang menjazemkan 2 (dua) fi’il yaitu :

Contoh Ma’na Amil jazem

ُ ‫ِإ ْن َيْن‬ ‫ِإ ْن‬


‫ص ْر َع ْمٌر‬ Lamun/apabila
ُ ‫ص ْر َزيْ ٌد َيْن‬
‫َما َت ْف َع ْل َأْف َع ْل‬ Ing opo ae ‫َما‬
ُ ْ‫ص ْرَأن‬
‫ص ْر‬ Sapane wong
ُ ‫َم ْن َيْن‬ ‫َم ْن‬
‫َم ْه َما َت ْف َع ْل َأْف َع ْل‬ Kapan-kapan ‫َم ْه َما‬
‫َإ ْذ َما َت ْف َع ْل َأْف َع ْل‬ Kapan-kapan ‫ِإ ْذ َما‬
ُ ْ‫ص ْر َأن‬ُ ‫َأيًّا َتْن‬
‫ص ْر‬ Ing endi ‫َأيَّا‬
‫مَىَت تَ ْد ُخ ْل َْأد ُخ ْل‬ Kapan-kapan
‫مَىَت‬
‫َأع ِد ْل‬ ِ
ْ ‫َأيَّا َن َما َت ْعد ْل‬ Ing dalem ‫َأيَّا َن‬
kapan
‫َْأينَ َما َتْن ِز ْل َأنْ ِز ْل‬ Endi endi ‫َْأينَ َما‬
pangonan
‫َأىَّن تَ ْستَ ِق ْم َت ْربَ ْح‬ Ing dalem endi ‫َأىَّن‬
panggonan
ِ ‫َألزم‬ ِ ِ
َ ْ ْ‫احا يِف َغاب ِر ا‬
‫ان‬ Ing dalem endi
ً َ‫ك اهللُ جَن‬
َ َ‫َحْيثُ َما تَ ْستَق ْم يُ َقد ِّْرل‬ panggonan
‫َحْيثُ َما‬

‫س‬ ِ ‫َكي َفما جَت لِس‬ Ing dalem


ْ ‫َأجل‬ ْ ْ ْ َ ْ kapan-kapan
‫َكْي َف َما‬
*Amil yang menjazemkan 2 (dua) fi’il tersebut adalah fi’il yang pertama disebut fi’il
syarat sedangkan fi’il yang kedua disebut jawab/jaza’ syarat*. Ada juga adat syarat
yang tidak membuat fi’il menjadi jazem seperti:

‫ ِإ ْذ‬, ‫ لَ ْواَل‬, ‫ َّأما‬, ‫ ملا‬, ‫ ِإ َذا‬, ‫َلو َما‬


ْ , ‫ كلَّ َما‬, ‫لَ ْو‬.
َّ
XLVIII
Fi’il syarat dan jawab syarat ada 4 (empat) yaitu :
1.Fi’il syarat berupa fi’il madzy dan jawab syarat berupa fi’il madzy seperti :

‫ِإ ْن عُ ْد مُتْ عُ ْدنَا‬


2.Fi’il syarat berupa fi’il madzy dan jawab syarat berupa fi’il mudlore’ seperti :

‫َألخَر ِة نَِز ْد لَهُ يِف ْ َح ْرثِِه‬


ِ ْ‫ث ا‬
َ ‫ َم ْن َكا َن يُِريْ ُد َحْر‬.
3.Fi’il syarat berupa fi’il mudlore’ dan jawab syarat berupa fi’il madzy seperti :

‫َّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬ ِ ِ ‫ من ي ُقم لَيلَةَ اْل َق ْد ِر ِإمْيَانًا و‬.


َ ‫احت َسبًا غُفَر لَهُ َما َت َقد‬
ْ َ ْ ْ َ َْ
4.Fi’il syarat berupa fi’il mudlore’ dan jawab berupa fi’il mudlore’ juga seperti:

‫ َوِإ ْن َتعُ ْو ُدوا َنعُ ْد‬.

 ُ ْ‫ُأن‬
‫ فعل أمر‬adalah fi’il yang menunjukan ma’na perintah seperti : ‫ص ْر‬
Hukum hukum fi’il amar :
1.Mabni sukun apabila fi’il amar huruf terakhir berupa huruf sohih seperti :
‫ ِإفْـتَ ْح‬, ‫ص ْر‬
ُ ْ‫ ُأن‬, ‫ِإ ْعلَ ْم‬.
2.Mabni fathah apabila fi’ilnya berupa mudlo’af seperti ‫ فَِّر‬,َّ‫ ُمد‬:
3.Mabni terbuang huruf illat apabila huruf terakhir berupa huruf illat seperti :
ِ
ُ‫ ُْأدع‬, ‫ ِإْرم‬, ‫ش‬
َ ‫ ِإ ْح‬.
4.Mabni terbuang nun apabila bertemu dengan alif tasniyah, wawu jama’, ya’
muannas mukhotobah seperti : ْ ‫ ِإ‬, ‫ض ِربُ ْوا‬
ْ ‫ضرِيِب‬ ْ ‫ ِإ‬, ‫ض ِربَا‬
ْ ‫ِإ‬ .
5.Mabni sukun apabila bertemu dengan nun jama’ niswah (jama perempuan)
seperti : ‫ ِإ ِض ِربْ َن‬.
6.Mabni fathah apabila bertemu dengan nun taukid tsaqilah (nun tasydid) atau
khofifah (nun sukun) seperti : ْ ‫ ِإ‬, ‫ض ِربَ َّن‬
‫ض ِربَ ْن‬ ْ ‫ ِإ‬.

Latihan pertanyaan.
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Fi’il apa ?
4.Hukumnya apa (mu’rob apa mabni) ?
5.Rofa’, nashob, dan jazem (kalau mu’rob)/mabni apa ?
6.Lafadzon apa taqdiron ?
7.Kenapa taqdiron (tidak usah Tanya kalau lafdzon)?

XLIX
MATERI KE 11

 Fi’il yang ma’lum dan majhul (ditinjau dari bentuknya)

Fi’il yang ma’lum adalah kata kerja aktif dan biasa memiliki ma’na “ME” seperti
menulis, memakan, memukul dan lain-lain, sedangkan fi’il yang majhul adalah kata
kerja pasif dan biasa memiliki ma’na “DI” atau DEN (jawa) seperti ditulis, dimakan,
dipukul dan lain-lain, dan fi’il yang ma’lum dan majhul ada pada fi’il madyz dan
mudlore’ saja.

1.Bentuk fi’il madzy yang majhul adalah huruf pertama dibaca dlommah dan
sebelum akhir di baca kasroh seperti :

Majhul Ma’lum Majhul Ma’lum


‫عُلِ َم‬ ‫َعلِ َم‬ ِ ُ‫ن‬
‫صَر‬ ‫صَر‬
َ َ‫ن‬
Diketahui Mengetahui Ditolong Menolong
‫نُِّز َل‬ ‫َنَّز َل‬ ‫ِج‬
َ ‫ُأخر‬
ْ ‫َأخَر َج‬
ْ
Diturunkan Menurunkan Dikeluarkan Mengeluarkan
‫ُأسُت ْغ ِفَر‬
ْ ‫ِإ ْسَتغَ َفَر‬ ‫ُتْر ِج َم‬ ‫َتْر َج َم‬
Dimintahi ampun Meminta ampun Diterjemahkan Menerjemahkan
2.Bentuk fi’il mudlore’ yang majhul adalah huruf pertama dibaca dlommah dan
sebelum akhir di baca fathah seperti :

Majhul Ma’lum Majhul Ma’lum


‫يُ ْعلَ ُم‬ ‫َي ْعلَ ُم‬ ‫صُر‬
َ ‫يُْن‬ ‫صُر‬
ُ ‫َيْن‬
Diketahui Mengetahui Ditolong Menolong
‫يَُنَّز ُل‬ ‫يَُنِّز ُل‬ ‫خُيَْر ُج‬ ‫ِج‬
ُ ‫خُيْر‬
Diturunkan Menurunkan Dikeluarkan Mengeluarkan
‫يُ ْسَت ْغ َفُر‬ ‫يَ ْسَت ْغ ِفُر‬ ‫يَُت ْر َج ُم‬ ‫يَُت ْر ِج ُم‬
Dimintai ampun Meminta ampun Diterjemahkan Menerjemahkan
Apabila fi’ilnya berupa fi’il ajwaf (berupa huruf illat tengahnya) maka bentuk majhulnya
adalah untuk fi’il madzy tengahnya di ganti ya’ dan untuk mudlore’ huruf tengahnya
diganti alif. Contoh : fi’il madzy ‫قَ َال‬ menjadi ‫ قِْيل‬, dan fi’il ‫ َي ُق ْو ُل‬menjadi ‫ يُ َق ُال‬.
َ
 Fi’il lazim dan muta’addi
Fi’il lazim adalah fi’il yang tidak memiliki obyek (maf’ul bih) atau hanya memiliki
pelaku, seperti duduk, tidur, datang dan lain lain.

L
Fi’il muta’addi adalah fi’il yang memiliki obyek (maf’ul bih) seperti membaca, menulis,
menolong dan lain lain. Contoh :

Arti Fi’il Fi’il Arti Fi’il lazim Fi’il lazim


muta’addi muta’addi
Menolong ‫صُر‬ Datang ِ
ُ ‫َيْن‬ ‫صَر‬َ َ‫ن‬ ‫جَي ُئ‬ َ‫َجاء‬
Membaca ‫َي ْقَرُأ‬ ‫َقَرَأ‬ Duduk ‫س‬ ِ
ُ ‫جَيْل‬ ‫س‬
َ َ‫َجل‬
ُ ‫ض ِر‬
Memukul ‫ب‬ Berdiri
ْ َ‫ي‬ ‫ب‬
َ ‫ضَر‬ َ ‫َي ُق ْو ُم‬ ‫قَ َام‬
*Salah satu cara menegtahui fi’il lazim dan muta’addi dengan mengetahui terjemahnya
atau sering membaca kitab.
 Fi’il jamid dan muthashorrif (bisa ditasrif)
Fi’il jamid adalah fi’il yang hanya memiliki satu bentuk saja (tidak beruba-rubah dalam
‫س‬ ِ ِ
bentuk yang lain). Contoh fi’il jamid seperti :
َ ‫ بْئ‬, ‫ ن ْع َم‬, ‫س‬
َ ‫لَْي‬
Fi’il mutashorrif adalah fi’il yang bisa berubah kedalam bentuk yang lain, terdapat fi’il
madzy, mudlore’, isim fa’il, isim maf’ul, dan lain-lain. Seperti contoh di atas (atau dalam
kitab amtsilah at atasrifiyah).
 Fi’il sohih dan mu’tal (ditinjau dari bentuk hurufnya)
Fi’il sohih adalah fi’il yang semua huruf aslinya tidak berbentuk huruf illat (penyakit),
fi’il sohih ada 3 (tiga) macam :
1. Fi’il salim adalah fi’il yang huruf aslinya tidak berbentuk tasydid atau
‫ب‬ ِ َ‫ جل‬, ‫نَصر يْنصر‬
hamzah contoh :
ُ ُ‫ب يَكْت‬
َ َ‫ َكت‬, ‫س‬
ُ ‫س جَيْل‬
َ َ ُُ َ ََ .
2. Fi’il mahmuz adalah fi’il yang salah saru hurufnya berupa hamzah, fi’il
mahmuz ada 3 (tiga):
a) Mahmuz fa’ (apabila hamzahnya berada pada awal kalimat/kata (fa’
fi’il) contoh : ‫ ََأم َل يَْأ ُم ُل‬.
b) Mahmuz ‘ain (apabila hamzahnya berada pada tengah kalimat/kata
(‘ain fi’il) contoh : ‫َأل يَ ْسَأل‬
َ ‫َس‬
c) Mahmuz laam (apabila hamzahnya berada pada akhir kalimat/kata
(laam fi’il) contoh : ‫َقَرَأ َي ْقَرأ‬
3. Fi’il mudlo’af adalah fi’il yang dua huruf terakhirnya bertasydid (huruf yang
sama) contoh: ‫ َس َّد يَ ُس ّد‬, ‫ َر َّد َيُر ّد‬, ‫َم َّد مَيُُّد‬ .

Fi’il mu’tal adalah fi’il yang huruf aslinya terdaapat huruf illatnya ( ‫ي‬ , ‫ ا‬, ‫)و‬. Fi’il mu’tal
ada 5 (lima) yaitu :

LI
1. Fi’il bina’ mitsal adalah fi’il yang huruf awalnya (fa’ fi’il) terdapat huruf
illat. Fi’il bina’ mitsal ada 2 (dua) :
a) Fi’il bina’ mitsal wawi (apabila huruf awalnya (fa’ fi’ilnya) berupa huruf
illat wawu), contoh : ‫ َو َع َد يَعِ ُد‬.
b) Fi’il bina’ mitsal yaai (apabila huruf awalnya (fa’ fi’ilnya) berupa huruf
illat ya’), contoh : ‫َيْي َف ُع َي َف َع‬ .

2. Fi’il bina’ ajwaf adalah fi’il yang huruf tengahnya (‘ain fi’ilnya) berupa
huruf illat, fi’il bina’ ajwaf ada 2 (dua):
a) Fi’il bina’ ajwaf wawi (apabila huruf tengahnya (‘ain fi’ilnya) berupa
huruf illat wau, contoh : ‫ قَ َال َي ُق ْو ُل‬.
b) Fi’il bina’ ajwaf yaai (apabila huruf tengahnya (‘ain fi’ilnya) berupa
huruf illat ya’, contoh : ‫ َس َار يَ ِسْيُر‬.
3. Fi’il bina’ naqish adalah fi’il yang huruf akhirnya (laam fi’ilnya) berupa
huruf illat, fi’il bina’ naqish ada 2 (dua) :
a) Fi’il bina’ naqish wawi (apabila huruf akhirnya (laam fi’ilnya) berupa
huruf illat wawu), contoh : ‫َغَزا َي ْغُزو‬ .
b) Fi’il bina’ naqish yaai (apabila huruf akhirnya (laam fi’ilnya) berupa
huruf illat ya’), contoh : َ ‫َر ِض َي َي ْر‬
‫ضى‬ .

4. Fi’il bina’ lafif mafruq adalah fi’il yang huruf pertama dan ketiganya
berupa huruf illat, contoh : ‫ َويِل َ يَلِي‬, ‫ص ْي‬
ِ ‫ وصى ي‬, ‫وقَى يق ِي‬
َ َ َ َ َ .
5. Fi’il bina’ lafif maqrun adalah fi’il yang huruf kedua dan ketiganya berupa
huruf illat, contoh : َ ‫ َر ِو‬, ‫ َن َوى َيْن ِوي‬, ‫ي َي ْق َوى‬
‫ى َيْر َوى‬ َ ‫ قَ ِو‬.
MATERI KE 12
 Fi’il mujarrod dan mazid (ditinjau dari jumlah hurufnya)
Fi’il mujarrod adalah fi’il yang semua hurufnya asli dan belum ada tambahan,
mayoritas fi’il mujarrod adalah 3 huruf (disebut fi’il tsulasi) sedangkan yang terdiri 4
huruf (disebut fi’il ruba’i) itu jarang sekali.
1.Fi’il tsulasi mujarrod memiliki 6 wazan yaitu :

Wazan Contoh
‫َي ْفعُ ُل‬ ‫َف َع َل‬ ‫ب‬ُ ُ‫ب يَكْت‬
َ َ‫ َكت‬, ‫صُر‬
ُ ‫صَر َيْن‬
َ َ‫ن‬
‫َي ْفعِ ُل‬ ‫َف َع َل‬ ‫س‬ ِ َ‫ جل‬, ‫ض ِرب‬
ُ ‫س جَيْل‬
َ َ ُ ْ َ‫ب ي‬ َ ‫ضَر‬
َ
LII
‫َي ْف َع ُل‬ ‫َف َع َل‬ ‫ َقَرَأ َي ْقَرُأ‬, ‫َفتَ َح َي ْفتَ ُح‬
‫فَعِ َل‬ ‫مِث‬ ِ
‫َي ْف َع ُل‬ ُ‫ َأ َ يَْأمَث‬, ‫َعل َم َي ْعلَ ُم‬
‫َي ْفعُ ُل‬ ‫َفعُ َل‬ ‫ب‬
ُ ُ‫ب جَيْن‬ َ ُ‫ َجن‬, ‫َح ُس َن حَيْ ُس ُن‬
‫َي ْفعِ ُل‬ ‫فَعِ َل‬ ‫ َو ِم َق مَيِ ُق‬, ‫ب‬ ِ
ُ ‫ب حَيْس‬ َ ‫َحس‬
ِ

2.Fi’il ruba’I mujarrod hanya memiliki satu wazan yaitu :

Wazan Contoh
‫َف ْعلَ َل يُ َف ْعلِ ُل‬ ُ ‫س يُ َو ْس ِو‬
‫س‬ ِ
َ ‫ َو ْس َو‬, ‫بَ ْس َم َل يُبَ ْسم ُل‬
Fi’il tsulasi mazid adalah fi’il yang sudah ada huruf tambahan, adakalanya tambahan
satu huruf, dua huruf, dan tiga huruf seperti :
1.Tambahan satu huruf (disebut fi’il ruba’I) ada 3 wazan yaitu :

Wazan Contoh Tambahannya


‫َف َّع َل يُ َف ِّع ُل َف ِّع ْل‬ ‫َعلِّ ْم‬ ‫َعلَّ َم يُ َعلِّ ُم‬ Tasydid

‫َأْف َع َل يُ ْفعِل َأفْعِ ْل‬ ‫َأ ْك ِر ْم‬ ‫َأ ْكَر َم يُ ْك ِر ُم‬ Hamzah

‫اع ْل‬ِ َ‫اعل ف‬ ِ ِ‫ج‬ ِ ‫جاه َد جُي‬ Alif


ُ ‫اع َل يُ َف‬ َ َ‫ف‬ ‫اه ْد‬ َ ‫اه ُد‬ َ ََ
2.Tambahan dua huruf (disebut fi’il humasi) ada lima wazan yaitu :

Wazan Contoh Tambahannya


‫اع ْل‬ Ta’ dan alif
َ ‫اع ُل َت َف‬ َ ‫اع َل َيَت َف‬ َ ‫َت َف‬ ‫اع ْد‬
َ َ‫اع ُد َتب‬ َ َ‫اع َد َيتَب‬ َ َ‫َتب‬
‫َت َف َّع َل َيَت َف َّع ُل َت َف َّع ْل‬ ‫تَ َكَّر َر َيتَ َكَّر ُر تَ َكَّر ْر‬ Ta’ dan tasydid

‫ِإْن َف َع َل َيْن َفعِ ُل ِإن َفعِ ْل‬ ‫ِإنْ َك َسَر َيْن َك ِسُر ِإنْ َك ِس ْر‬ Hamzah dan nun

‫ِإفَ َتع َل َي ْفتَعِ ُل ِإ ْفتَعِ ْل‬ ‫ِإ ْجتَ َم َع جَيْتَ ِم ُع ِإ ْجتَ ِم ْع‬ Hamzah dan ta’

‫ِإ ْف َع َّل َي ْف َع َّل ِإ ْف َع َّل‬ ‫ِإمْح ََّر حَيْ ّمُّر ِإمْح ََّر‬ Hamzah dan tasydid

3.Tambahan tiga huruf (disebut fi’il sudasi) ada beberapa wazan tapi yang kami
masukkan cuma satu karena yang lain jarang terpakai yaitu :

Wazan Contoh Tambahannya


‫ِإ ْسَت ْف َع َل يَ ْسَت ْفعِ ُل ِإ ْسَت ْفعِ ْل‬ ‫ِج‬
ُ ‫ْستَ ْخَر َج يَ ْستَ ْخر‬
‫ِإ‬ Hamzah, sin, dan ta’

ْ ‫ِإ ْستَ ْخر‬


‫ِج‬
*Untuh lebih jelasnya wazan dan contoh-contoh yang lain baik tasrif istilahi atau tasrif
lughowi bisa membaca dan mempelajari kitab amtsilah at tasrifiyah .

Latihan pertanyaan kalimat fi’il.

LIII
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Fi’il apa ?
4.Hukumnya apa (mu’rob /mabni)?
5. Rofa’, nashob, dan jazem (kalau mu’rob) / mabni apa ?
6.Lafadzon apa taqdiron (kalau mu’rob) ?
7.Kenapa taqdiron (tidak usah tanya kalau lafdzon)
8.Majhul apa ma’lum ? (kalau fi’il amar tidak usah di tanyakan)
9.Lazim apa muta’addi ?
10.Jamid apa mutashorrif ?
11.Sohih apa mu’tal ? (khusus yang mutashorrif )
a.Shohih yang mana?
b.Mu’tal yang mana?
12.Mujarrod apa mazid ?
13.Ruba’i , humasi, apa sudasi? (kalau berbentuk mazid)

14.Arti lafadz tersebut apa ?

MATERI KE 13
BAB KELIMA

ISIM-ISIM YANG DIBACA ROFA’ (MARFU’ATUL ASMA’)


1. ِ ‫( اَل َف‬fa’il)
‫اع ُل‬
2. ِ ‫( نَاِئب الْ َف‬na’ibul fa’il)
‫اع ِل‬ ُ
3. ‫( ُمْبتَ َد ْاء‬mubtada’)
4. ‫( َخَب ْر ُمْبتَ َد ْاء‬khobarnya mubtada’)
5. ‫َأخ َوهِتَا‬ ِ
َ ‫( ِإس ْم َكا َن َو‬isim kana & saudara-saudaranya)
6. ‫( وأخواهتا َخرب ِإ َّن‬khobar inna & saudara-saudaranya)
7. ‫( تَابِ ْع لِْل َم ْر ُف ْو ْع‬isim yang ikut pada isim yang dibaca rofa’)
‫ تَابِ ْع لِْل َم ْر ُف ْو ْع‬ada 4 yaitu na’at, taukid, ’athof, dan badal

 ِ ‫ ال َف‬adalah isim yang di baca rofa’ yang jatuh setelah fi’il atau secara bahasa adalah
‫اع ْل‬
subyek (pelaku), dalam bahasa kitab pesantren atau jawa berma’na SOPO
(berakal) /OPO (tidak berakal) dan disingkat dengan ‫ فا\ف‬.
Fa’il terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu 1.Fa’il isim dhohir 2.Fa’il isim dlomir 3. Fa’il
muawwal (yang dita'wil).
1. Contoh fa’il isim dhohir seperti :

LIV
‫ال‬
ُ ‫قَ َام اَ ِّلر َج‬ ‫َت ُق ْو ُم ِهْن ٌد‬ ‫ت ِهْن ٌد‬ ْ ‫قَ َام‬ ‫قَ َام َزيْ ٌد‬
‫ال‬
ُ ‫َي ُق ْو ُم اَ ِّلر َج‬ ‫َت ُق ْو ُم اَهْلِْن َد ِان‬ ‫ت اهلِْن َد ِان‬
ْ ‫قَ َام‬ ‫الزيْ َد ِان‬
َّ ‫قاََم‬
‫َت ُق ْو ُم اَهْل ُن ْو ُد‬ ‫ات‬ ِ ِ ‫قَام‬
ُ ‫َت ُق ْو ُم اَهْل ْن َد‬ ‫ات‬
ُ ‫ت اَهْل ْن َد‬ْ َ ‫الزيْ ُد ْو َن‬ َّ ‫قام‬
2. Contoh fa’il isim dlomir seperti :

Ma’na Sama Waqi Contoh


dengan
Dia laki-laki ‫ُه َو‬ ‫مفرد مذكر غائب‬ ‫َف َع َل‬
Dua orang laki-laki ‫مُهَا‬ ‫تثنية‬............... َ‫َف َعال‬
Mereka beberapa laki-laki ‫ُه ْم‬ ‫مجع‬............... ‫َف َعلُ ْوا‬
Dia perempuan ‫ِه َي‬ ‫مفرد مؤنث غائبة‬ ‫ت‬
ْ َ‫َف َعل‬
Dua orang perempuan ‫مُهَا‬ ‫ تثنية‬.............. ‫َف َعلَتَا‬
Mereka beberapa perempuan ‫ُه َّن‬ ‫ مجع‬........ .... ‫َف َع ْل َن‬
Kamu laki-laki ‫ت‬َ ْ‫َأن‬ ‫مفرد مذكر خماطب‬ ‫ت‬
َ ‫َف َع ْل‬
Dua orang laki-laki ‫َأْنتُ َما‬ ‫ تثنية‬.............. ‫َف َع ْلتُ َما‬
Kalian semua laki-laki ‫َأْنتُ ْم‬ ‫ مجع‬.............. ‫تم‬
ْ ‫َف َع ْل‬
Kamu perempuan ‫ت‬ ِ ْ‫َأن‬ ‫مفرد مؤنث خماطبة‬ ‫ت‬ ِ ‫َفع ْل‬
َ
Dua orang perempuan ‫َأْنتُ َما‬ ‫ تثنية‬............. ‫َف َع ْلتُ َما‬
Kalian semua perempuan َّ ‫َأْننُت‬ ‫ مجع‬............. َّ ‫َف َع ْلنُت‬
Saya laki-laki/perempuan ‫َأنَا‬ ‫متكلم وحده‬ ‫ت‬ُ ‫َف َع ْل‬
Kita / kami ‫حَنْ ُن‬ ‫متكلم مع الغريأومعظم‬ ‫َف َع ْلنَا‬
*fa’il dari isim dlomir biasa juga dibagi menjadi 2 yaitu dlomir bariz (dlomir yang
tampak dilafadz) dan mustatir/tersimpan (tidak tampak dilafadz). Dlomir mustatir di
antaranya seperti dalam contoh di bawah ini :

ُ ْ‫ُأن‬
‫ص ْر‬ ‫اَلْ ِذيْ َن يُْؤ ِمُن ْو َن‬ ‫َزيْ ٌد قَ َام‬
Fi’il amar Fi’il mudlore yang Fi’il madzy
ghoib/ghoibah ghoib/ghoibah

Nulungo sopo siro Kang iman sopo kaum Ngadek sopo zaid
(jawa) (jawa) (jawa)

LV
3. Contoh fa’il isim muawwal (yang dita’wil) seperti :

‫يُ ْع ِجبُيِن ْ َأ ْن َت ُق ْو َم‬ َّ ْ ‫يُ ْع ِجبُيِن‬


‫َأن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬
Berdirinya kamu mengagumkanku Sesungguhnya berdirinya zaid
mengagumkan ku

* ada juga fail yang jatuh setelah isim-isim yang musytaq, jer majrur, dlorof madruf,
dan isim fi’il. Seperti contoh :

Isim fa’il ِ
ُ‫ف َألْ َوانُه‬
Berbeda-beda warnanya
ٌ ‫خُمْتَل‬
Sighot mubalghoh ‫اب َزيْ ٌد‬ Apakah yang memukul
ٌ ‫َأضَّر‬
َ zaid?
Sifat musyabbihah Zaid yang bagus
ُ‫َزيْ ٌد َح َس ٌن َو ْج ُهه‬ wajahnya
Isim tafdil ‫َأح َس ُن ىِف ْ َعْينِ ِه‬ ْ ً‫ت َر ُجال‬ ُ ْ‫َما َرَأي‬
Saya tidak melihat orang
laki-laki yang celak dalam
‫اْل ُك ْح ُل ِمْنهُ يِف ْ َعنْي ِ َزيْ ٍد‬ matanya lebih baik dari
celak dalam matanya Zaid
Masdar ‫ض ْريِب ْ َأاْل َ ِمْيُر‬
َ ْ ‫َأع َجبَيِن‬
ْ Pukulan ratu padaku
mengagumkanku
Isim fi’il ‫ات الْ َع ِقْي ُق‬َ ‫َهْي َه‬
Jauh sekali tanah aqiq

Dlorof ‫اب‬ ِ ْ‫ومن ِعْن َدهم ِع ْلم ِمن ا‬


ِ َ‫لكت‬ Orang yang disandinya
َ ٌ ْ ُ ْ ََ terdapat ilmu dari kitab
Jer majrur ‫ك‬ٌّ ‫َش‬ َ ‫اهلل‬ِ ‫َأىِف‬ Apakah terdapat
ْ keraguan pada Alloh SWT

ِ ‫اْل َف‬
ِ 5‫اع‬
 ‫ل‬5 ‫ب‬ ‫ِئ‬
ُ ‫ا‬55َ‫( ن‬penganti fa’il) isim yang dibaca rofa’ yang jatuh setelah fi’il (kata kerja)
yang pasif atau fi’il majhul dalam ma’na pesantren berma’na OPO (tidak
berakal) /SOPO (berakal) dan disingkat ‫فا\ف‬, kata kerja pasif (fi’il majhul) apabila
fi’il madzy maka di dlommah huruf yang awal dan dikasroh huruf sebelum
akhir, apabila mudlore’ maka didlommah huruf awalnya dan difathah huruf
sebelum akhir. Seperti :

Zaid (telah) memukul Umar ‫ب َزيْ ٌد َع ْمًرا‬ Aktif


َ ‫ضَر‬َ
َ ‫ض ِر‬
Umar (telah) dipukul ‫ب َع ْمٌرو‬ Pasif
ُ
ُ ‫ض ِر‬
Zaid (akan/lagi) memukul ‫ب َزيْ ٌد َع ْمًرا‬ Aktif
Umar
ْ َ‫ي‬
Umar (akan/lagi) dipukul ‫ب َع ْمٌرو‬ Pasif
ُ ‫ضَر‬
ْ ُ‫ي‬

LVI
Naibul fa’il dalam ketentuannya sama dengan fa’il, naibul fa’il terbagi 3 (tiga) : 1.
Naibul fa’il isim dlohir seperti contoh di atas 2. Naibul fa’il isim dlomir
3. Naibul fa’il muawwal (yang dita’wil).
Contoh Naibul fa’il isim dlomir :

Ma’na Sama Waqi’ Contoh


dengan
Dia laki-laki ‫ُه َو‬ ‫مفرد مذكر غائب‬ ‫فُعِ َل‬
Dua orang laki-laki ‫مُهَا‬ ‫تثنية‬............... َ‫فُعِال‬
Mereka beberapa laki-laki ‫ُه ْم‬ ‫مجع‬............... ‫فُعِلُ ْوا‬
Dia perempuan ‫ِه َي‬ ‫مفرد مؤنث غائبة‬ ‫ت‬ْ َ‫فُعل‬
ِ
Dua orang perempuan ‫مُهَا‬ ‫ تثنية‬.............. ‫فُعِلَتَا‬
Mereka beberapa perempuan ‫ُه َّن‬ ‫ مجع‬........ .... ‫فُعِْل َن‬
Kamu laki-laki ِ
‫ت‬َ ْ‫َأن‬ ‫مفرد مذكر خماطب‬ ‫ت‬َ ‫فُع ْل‬
Dua orang laki-laki ‫َأْنتُ َما‬ ‫ تثنية‬.............. ‫فُعِْلتُ َما‬
Kalian semua laki-laki ‫َأْنتُ ْم‬ ‫ مجع‬.............. ‫تم‬ ِ
ْ ‫فُع ْل‬
Kamu perempuan ‫ت‬ ِ ْ‫َأن‬ ‫مفرد مؤنث خماطبة‬ ‫ت‬ ِ ‫فُعِْل‬
Dua orang perempuan ‫َأْنتُ َما‬ ‫ تثنية‬............. ‫فُعِْلتُ َما‬
Kalian semua perempuan َّ ‫َأْننُت‬ ‫ مجع‬............. َّ ‫فُعِْلنُت‬
Saya laki-laki/perempuan ‫َأنَا‬ ‫متكلم وحده‬ ‫ت‬ ِ
ُ ‫فُع ْل‬
Kita / kami ‫حَنْ ُن‬ ‫متكلم مع الغريأومعظم‬ ‫فُعِْلنَا‬
*Naibul fa’il dari isim dlomir biasa juga dibagi menjadi 2 yaitu dlomir bariz (dlomir yang
tampak dilafadz) dan mustatir/tersimpan (tidak tampak dilafadz), dlomir mustatir di
antaranya seperti dalam contoh di bawah ini :

‫ص ْر‬ ِ ِ ُ‫ن‬
َ ‫لُتْن‬ ‫صُر ْو َن‬
َ ‫يُْن‬ ‫صَر‬
Fi’il amar mabni maf’ul Fi’il mudlore’ mabni maf’ul Fi’il madli mabni maf’ul
Beci’ den tulung sopo Den tulung sopo kaum Den tulung sopo wong
siro(jawa) (jawa) (jawa)

Contoh Naibul fa’il muawwal (yang dita’wil) seperti :


‫عُلِ َم َأ ْن َت ُق ْو َم‬ ‫َأن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬
َّ ‫ف‬َ ‫عُ ِر‬
Berdirinya kamu telah diketahui Sesungguhnya bedirinya Zaid telah

LVII
diketahui
Lafadz-lafadz yang bisa mengganti atau menempati tempatnya fa’il adalah
1. Maf’ul bih contoh : ‫ب َع ْمٌر‬ َ ‫ض ِر‬ُ asalnya ‫ب َزيْ ٌد َع ْمًرا‬َ ‫ضَر‬ َ
Dzorof contoh : ‫ك‬ ِ ِ
2. َ ‫س ََأم ُام‬ َ ‫ ُجل‬asalnya ‫ك‬ َ ‫س َزيْ ٌد ََأم َام‬
َ ‫ُجل‬
3. Jer majrur contoh : ‫ ذُ ِخل يِف ْ الدَّا ِر‬asalnya ‫يف الدَّا ِر‬ ِ ‫ذَ َخ َل َزيْ ٌد‬
َ
ِ ‫الصو ِر َن ْفخةٌ و‬ ِ ِ
4. Masdar /maf’ul mutlak contoh : ٌ‫اح َدة‬ َ َ ْ ُّ ْ ‫فَاذَا نُف َخ يِف‬ asalnya
ِ ‫الصو ِر َن ْفخةً و‬
ً‫اح َدة‬ ‫ِئ‬ ِ
َ َ ْ ُّ ُ‫فَاذَا َن َف َخ اْملَاَل َكة‬
Kesemuanya selama masih ada maf’ul bih maka tidak bisa mengganti atau menempati
tempatnya fa’il.

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod, tasniyah apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats apa taksir? (kalau jama’).
12.I’robnya apa?
13.Alamat (rofa’kalau rofa’)nya apa?
14.Kenapa ……(contoh dlommah)?
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?
16.Kenapa di I’robi rofa’? (contoh jadi fa’il)
17.Apa yang dinamakan …(contoh fa’il)?

MATERI KE 14

 ُ‫ اَل ُْم ْبتَ َداء‬adalah isim yang dibaca rofa’ karena amil ma’nawi/sepi dari amil lafdzy, dalam
ma’na pesantren (jawa) berma’na “UTAWI” dan disingkat dengan huruf mim ‫( م‬di
atas lafadz).
 Mubtada’ dilihat dari khobar nya ada dua yaitu mubtada’ yang punya
khobar dan mubtada’ yang tidak butuh khobar (mubtada’nya berupa sifat
atau isim fa’il dan isim maf’ul. Seperti contoh :
1. Yang punya khobar : ‫َزيْ ٌد قَاِئ ٌم‬

LVIII
2. Yang tidak butuh khobar :, ‫ب َع ْمٌرو َأقَاِئ ٌم َزيْ ٌد‬
ٌ ‫ضُر ْو‬
ْ ‫َه ْل َم‬
 Mubtada’ ditinjau dari bentuk ada 3 (tiga) : 1. Mubtada’ isim dlohir (seperti
contoh diatas), 2. Mubtada’ isim dlomir 3. Mubtada’ muawwal (yang
ditakwil)

Contoh mubtada’ isim dhohir seperti di atas. Contoh mubtada’ isim dlomir (dlomir
yang dibuat mubtada’) seperti :

Kamu orang yang berdiri ‫ت قَاِئ ٌم‬ َ ْ‫َأن‬


Mereka orang orang yang alim ‫ُه ْم َعالِ ُم ْو َن‬
Contoh mubtada’ muawwal (yang dita’wil) seperti :
ِِ
ُ َ‫َوَأ ْن ت‬
‫ص ْو ُام ْوا َخْيٌر لَ ُك ْم‬ َ ْ‫صلِّى ىِف ْ اْمل ْسجد َأف‬
‫ض ُل‬ َ ُ‫َوَأ ْن ت‬
َ
Puasa lebih baik bagi kalian Sholat dimasjid lebih utama

 Ketentuan ketentuan mubtada’ di antaranya :


1. Mubtada’ sejatinya diawal kalam.
2. Khobarnya harus sesuai dengan mubtada’ dari segi mufrod, tasniyah, dan jama’nya
serta mudzakkar dan muannasnya.
3. Mubtada harus berupa isim ma’rifat.
4. Jika berupa isim nakiroh harus ada musyawwighnya (perantara yang
memperbolehkan mubtada’ berupa isim nakiroh).
Di antara musyawwighnya adalah :
a.Isim nakiroh di awali nafi atau istifham. Contoh :
‫َه ْل َر ُج ٌل قَاِئ ٌم‬ ‫مَا قَاِئ ٌم َر ُج ٌل‬
b.Mubtada’nya ditahsis atau disifati. Contoh : ‫َولَ َعْب ٌد ُمْؤ ِم ٌن َخْيٌر ِم ْن ُم ْش ِر ٍك‬
c.Mubtada’nya dimudlofkan pada kalimat lain. Contoh:
ٍ
ُ‫صالََوات َكتََب ُه َّن اهلل‬
َ ‫س‬
ُ ‫َخ ْم‬
d.Khobarnya berupa dlorof atau jer majrur serta mendahului mubtada’. Contoh
َّ ْ ‫ِعْن ِد ْى َر ُج ٌل َويِف‬
ٌ‫الد ِر ِإ ْمَرَأة‬

 ‫بر‬
َ ‫ اَلْ َخ‬adalah isim yang dibaca rofa’ yang disandarkan dan menyempurnakan ma’nanya
mubtada’, dalam ma’na pesantren berma’na IKU dan disingkat dengan ‫( خ‬diatas
lafadz).
Khobar ada dua yaitu khobar mufrod dan ghoiru mufrod.

LIX
1.Khobar mufrod adalah khobar yang bukan jumlah atau syibhi jumlah (walaupun
berupa isim tansiyah dan jama’).contoh :

‫اَ َّلزيْ ُد ْو َن قَاِئ ُم ْو َن‬ ِ ‫الزي َد ِان قَاِئم‬


‫ان‬ َ ْ َّ ‫َزيْ ٌد قَاِئ ٌم‬
2.Khobar ghoiru mufrod adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhi jumlah.
Khobar jumlah ada 2 (dua) yaitu : 1. Jumlah ismiyyah 2. Jumlah fi’liyyah.
Sedangkan khobar syibhi jumlah ada 2 (dua) yaitu : 1. Dzorof 2. Jer majrur. Contoh:

Khobar jumlah ismiyah ‫َجا ِر َيتُهُ َذ ِاهبَةٌ َزيْ ٌد‬


Khobar jumlah fi’liyah
ُ‫َزيْ ٌد قَ َام َأبُ ْوه‬
Khobar berupa dzorof ‫َزيْ ٌد ِعْن َد َك‬
Khobar berupa jer majrur ‫َزيْ ٌد يِف ْ الدَّا ِر‬

 Amil nawashikh adalah amil yang merusak susunan mubtada’ khobar dalam segi
I’rob dan kedudukannya, amil nawasikh ada tiga yaitu :

1.‫َأخوا ُت َها‬
َ ‫ َكا َن‬kana dan saudaranya.
َ ‫َو‬
‫ِإ‬
َ َ ‫ َّن َو‬inna dan saudaranya.
2. ‫َأخوا ُت َها‬

3. ‫َأخ َوا ُت َها‬


َ ‫ظن َو‬
َّ dzonna dan saudaranya.

A.‫َأخوا ُت َها‬
َ ‫َو‬ ‫َك ا َن‬ (kana dan saudaranya) adalah ‘amil yang berfungsi merofa’kan isim
َ
(yang aslinya mubtada’) dan menashobkan khobar (yang aslinya khobarnya
mubtada’). Atau dalam qoidah ilmu nahwu pengamalannya disebut dengan : ‫َتْرفَ ُع‬
‫ب اْخلََبَر‬ ِ ِ
ُ ‫ إاْل ْس َم َو َتْنص‬, contoh :
Asalnya mubtada’ khobar ‫َزيْ ٌد قَاِئ ٌم‬
Setelah kemasukan kana ‫كاَ َن َزيْ ٌد قَاِئ ًما‬
Kana dan saudaranya ada 12 seperti :

Lafadz Ma’na Contoh


‫َْأم َسى‬ Menjadi/sore ‫َْأم َسى َزيْ ٌد َعالِ ًما‬ Zaid itu menjadi ‘alim
hari
‫َأصبَ َح‬
ْ
Manjadi/pagi hari ‫َأصبَ َح اْ َلبْر ُد َش ِديْ ًدا‬
ْ Pagi hari itu sangat dingin

‫َأض َحى‬ Menjadi/waktu ِ


‫ض َحى اْل َفقْيهُ َو ِر ًعا‬
ْ dhuha
ْ ‫َأ‬ Orang yang ahli fiqih itu
menjadi wira’i

LX
‫ظَ َّل‬ Menjadi/saat ‫صاِئ ًما‬
َ ‫ظَ َّل َزيْ ٌد‬ Siang hari itu Zaid puasa
siang hari
‫ات‬ Semalam ِ ‫ بات زي ٌد س‬Semalam Zaid begadang
َ َ‫ب‬ ‫اهًرا‬ َ َْ َ َ
‫ص َار‬
َ
Menjadi ‫ص َار الطِّنْي ُ ِإبْ ِرقًا‬َ Tanah liat menjadi kendi
‫س‬َ ‫لَْي‬
Tidak ‫س َزيْ ٌد قَاِئ ًما‬
َ ‫ لَْي‬Zaid tidak berdiri
‫َم َاز َال‬ Senantiasa/ ‫ َم َاز َال َزيْ ٌد جُمْتَ ِه ًدا‬Zaid senantiasa sungguh-
selalu
sungguh
َّ ‫َماِإْن َف‬
‫ك‬ Senantiasa/ ‫ك َزيْ ٌد قَاِئ ًما‬
َّ ‫َماِإ ْن َف‬ Zaid itu senantiasa berdiri
selalu
ِ
‫َمافَتَئ‬
Senantiasa/ ‫َزيْ ٌد َجالِ ًسا‬ ِ
‫َمافَتَئ‬ Zaid senantiasa duduk
selalu
‫ِح‬
َ ‫َمابَر‬
Senantiasa/ ‫ِح َزيْ ٌد ُمَت َعلِّ ًما‬
َ ‫َمابَر‬ Zaid senantiasa belajar
selalu
‫َم َاد َام‬ Selama ‫َم َاد َم َزيْ ٌد ُمَتَر ِّد ًدا‬ selama Zaid masih mondar-
mandir
Ketentuan kana dan saudaranya :
1.Khobar kana dan saudaranya bisa berupa mufrod dan ghoiru mufrod.
2.Khobar kana dan saudaranya bisa lebih dari satu.
3.Lafadz َّ ‫ ِإْن َف‬, ‫ِح‬
‫ك َز َال‬ ِ
َ ‫ بَ ر‬, ‫فَتَئ‬ harus didahului ‫ ال هَنِ ْي‬, ‫ال ُد َع ْاء‬, ‫( َم ا نَِف ْي‬maa yang
mempunyai ma’na tidak).
4.‫ام‬
َ ‫ َد‬harus di dahului oleh ‫ص َد ِريَّ ْة ظَْرفِيَّ ْة‬
ْ ‫َما َم‬

MATERI KE 15

B. َ ‫ِإ َّن َو‬


‫َأخ َوا ُت َها‬ (inna dan saudaranya) adalah ‘amil yang berfungsi menashobkan isim
(asalnya mubtada’) dan merofa’kan khobar (khobar mubtada’), atau dalam
‫ب اِإل ْس َم َو َت ْرفَ ُع اْخلََبَر‬ ِ
qo’idah nahwu disebut dengan pengamalan
ُ ‫ َتْنص‬. Contoh :
Asalnya mubtada’ khobar ‫َزيْ ٌد قَاِئ ٌم‬
Setelah kemasukan kana ‫كاَ َن َزيْ ٌد قَاِئ ًما‬
Setelah kemasukan inna ‫ِإ َّن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬
Inna dan saudaranya ada 6 yaitu :

Lafadz Fungsi Ma’na Contoh Terjemah

LXI
‫ِإ َّن‬ Taukid, menguatkan Sesung ‫ِإ َّن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬ Sesung
hubungan isim dengan guhnya guhnya Zaid
khobarnya berdiri

َّ
‫َأن‬ Taukid, menguatkan Sesung ‫َأن َزيْ ًدا‬ َّ ْ ‫َبلَغَيِن‬ Sampai padaku
hubungan isim dan guhnya sesungguhnya
khobarnya. ‫قَاِئ ٌم‬ Zaid berdiri
َّ ‫َك‬
‫َأن‬ Tasybih, menyamakan Seakan
َ‫َأن َو ْجه‬ َّ ‫َك‬ Seakan akan
sesuatu. akan wajah Zaid
‫َزيْ ٍد بَ ْدٌر‬ bulan purnama
‫لَ ِك َّن‬ Istidrok, meralat tetapi ‫اه ٌل‬ ِ ‫زي ٌد ج‬ Zaid bodoh
perkataan. َ َْ tetapi jujur
‫ص ِاد ٌق‬ َ ُ‫لَكنَّه‬
ِ
‫ت‬ Tamanni, mengharapkan Andaikan Andaikan masa
َ ‫لَْي‬ suatu perkara yang sulit
‫ب‬َ َ‫السب‬َّ ‫ت‬ َ ‫لَْي‬ muda kembali
atau mustahil. ‫َيعُ ْو ُد َي ْو ًما‬ suatu hari
‫لَ َع َّل‬ Tarojji, mengharap Semoga ‫ب‬ ِ Semoga sang
sesuatu yang disenangi. َ ‫لَ َع َّل احْلَبْي‬ kekasih datang
‫قَ ِاد ٌم‬
tawaqqu’, mengharap Semoga Semoga musuh
sesuatu yang dibenci ‫لَ َع َّل الْ َع ُد َّو‬ binasa
sirna.
ٌ ِ‫َهال‬
‫ك‬
Penjelasan inna dan saudaranya :
1.Inna dan saudaranya termasuk kalimat huruf.
2.Khobarnya boleh berupa mufrod atau ghoiru mufrod.
3.Khobarnya boleh lebih dari satu.
4.Hamzahnya inna mempunyai tiga bacaan : wajib fathah, wajib kasroh, dan boleh fathah
boleh kasroh.
a. Hamzahnya inna wajib fathah apabila inna dan ma’mulnya (lafadz setelahnya) dikira-
kirakan masdar apabila :
ِ ِ
1.Berada pada mahal rofa’ contoh:‫ك‬َ ‫َّك قَاِئ ٌم اي قيَ ُام‬ َ ‫يُ ْعجبُيِن ْ َأن‬
ِ
2.Berada pada mahal nashob contoh : ‫ك‬ َ ‫َّك قَاِئ ٌم اَ ْي قيَ َام‬
َ ‫ت َأن‬ ُ ْ‫َعَرف‬
ِ ِ
َ ‫َّك قَاِئ ٌم اي ِم ْن قيَ ِام‬
3.Berada pada mahal jer contoh : ‫ك‬ َ ‫ت ِم ْن َأن‬ ُ ‫َعجْب‬
b. Hamzahnya inna wajib kasroh apabila :
1.Berada di awal kalam, contoh : ‫اِ َّن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬
2.Menjadi awal silahnya isim mausul, contoh : ‫َجاءَ الَّ ِذي اِنَّهُ قَاِئ ٌم‬
3.Jatuh setelah qosam (sumpah) dan khobarnya terdapat laam, contoh :
‫اهلل اِ َّن َزيْ ًدا لََقاِئ ٌم‬
ِ ‫و‬
َ
LXII
4.Jatuh di dalam jumlah yang diceritakan dengan lafadz qoul, contoh :
‫ت اِ َّن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬
ُ ‫ُقْل‬
5.Jatuh dalam jumlah yang menjadi haal, contoh :
‫ك بِاحْلَ ِّق َواِ َّن فَ ِر ْي ًقا ِم َن اْملْؤ ِمنِنْي َ لَ َكا ِر ُه ْو َن‬
َ ِ‫ك ِم ْن َبْيت‬
َ ُّ‫ك َرب‬
َ ‫َأخَر َج‬
ْ ‫َك َما‬
ُ
6. Jatuh setelah fi’il-fi’il yang berma’na pekerjaan hati dan khobarnya terdapat laam
‫ت اِ َّن َزيْ ًدا لََقاِئ ٌم‬ ِ
ُ ‫َعل ْم‬
c. Hamzahnya inna boleh kasroh dan boleh fathah apabila :
1.Menjadi jawab qosam dan jawabnya tidak terdapat laa, contoh :
‫ت اِ َّن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬
ُ ‫َحلَ ْف‬
2.Jatuh setelah mubtada’ yang berma’na qoul (ucapan) dan khobarnya inna itu
adalah qoulnya yang mengucapkan orang satu, contoh :
‫َخْيُراْل َق ْو ِل اِيِّنْ اَمْح َ ُد‬
3.Jatuh setelah fa’ jawab, contoh : ‫َم ْن يَْأتِيِن ْ فَاِنَّهُ ُمكَْر ٌم‬

C. ‫َأخ َوا ُت َها‬


َ ‫ظَ ًّن َو‬ (dhonna dan saudaranya) adalah ‘amil/fi’il yang menashobkan
mubtada’ dan khobar dan keduanya dijadikan maf’ul dua dari dhonna dan
ِ ‫صب اِإل مْسَنْي‬ ِ
saudaranya. Dalam qo’idah nahwu pengamalanya adalah :
ُ ‫ َتْن‬. Contoh :
Asalnya mubtada’ khobar ‫َزيْ ٌد قَاِئ ٌم‬
Setelah kemasukan kana ‫كاَ َن َزيْ ٌد قَاِئ ًما‬
Setelah kemasukan inna ‫َإ َّن َزيْ ًدا قَاِئ ٌم‬
Setelah kemasukan dhonna ‫َّت َزيْ ًدا قَاِئ ًما‬ ُ ‫ظَن‬
Dhonna dan saudara saudaranya :

Lafadz Fungsi Ma’na Contoh Terjemah


‫ظَ َّن‬ Tarjih, mengung Mengira ‫ت َزيْ ًدا َعالِ ًما‬
ُ ‫ظََنْن‬
Saya mengira
gulkan ma’na /nyono Zaid orang
maf’ul yang (jawa) ‘alim
kedua
‫ب‬ ِ Tarjih, mengung Mengira ِ ُ ‫َح ِسْب‬ Saya mengira
َ ‫َحس‬ gulkan ma’na /nyono
‫ب‬
َ ‫ت اْحلَبْي‬ kekasihku
maf’ul yang (jawa) ‫قَ ِاد ًما‬ datang
kedua
‫َخ َال‬ Tarjih, mengung Mengira ‫ت َزيْ ًدا قَاِئ ًما‬ ِ
ُ ‫خ ْل‬
Saya mengira
gulkan ma’na /nyono Zaid berdiri
maf’ul yang (jawa)

LXIII
kedua
‫َز َع َم‬ Tarjih, mengung Mengira ‫ص ِادقًا‬
َ ‫ت َزيْ ًدا‬
ُ ‫َز َع ْم‬
Saya mengira
gulkan ma’na /nyono Zaid seorang
maf’ul yang (jawa) teman
kedua
‫َرَأى‬ Tahqiq, Meyakini ‫ت َزيْ ًدا قَاِئ ًما‬
ُ ْ‫َرَأي‬
Saya meyakini
menyatakan /ngeyakinake Zaid orang
ma’na maf’ul (jawa) yang berdiri
yang kedua
‫َعلِ َم‬ Tahqiq, Meyakini ‫ت اْجلُْو َد‬ ِ
ُ ‫َعل ْم‬
Saya meyakini
menyatakan /ngeyakinake dermawan itu
ma’na maf’ul (jawa) ‫حَمُْب ْوبًا‬ disenangi
yang kedua
‫َو َج َد‬ Tahqiq, Meyakini ‫ت الْعِْل َم‬ ُ ‫َو َج ْد‬
Saya meyakini
menyatakan /ngeyakinake ilmu itu
ma’na maf’ul (jawa) ‫حَمُْب ْوبًا‬ bermafa’at
yang kedua
‫ِإخَّتَ َد‬ Intiqol, Menjadikan/ ‫ت َزيْ ًدا‬ ُ ‫ِإخَّتَ ْذ‬
Saya
menunjukan dadekake menjadikan
perpindahan (jawa) ‫ِصد ِّْي ًقا‬ Zaid seorang
sesuatu dari teman
maf’ul satu ke
yang kedua
َ ‫ت الطِّنْي‬
‫َج َع َل‬ Intiqol, Menjadikan/ Saya
menunjukan dadekake ُ ‫َج َع ْل‬ menjadikan
perpindahan (jawa) ‫ِإبْ ِر ْي ًقا‬ tanah liat
sesuatu dari menjadi kendi
maf’ul satu ke
yang kedua
‫مَسِ َع‬ Menunjukan Mendengar ‫ت َزيْ ًدا َعالِ ًما‬
Saya ِ
ُ ‫مَس ْع‬
ma’na kan mendengar
pendengaaran zaid orang
yang ‘alim
*Khobarnya kana , isimnya inna serta maf’ulnya dhonna dan saudara-saudaranya
diterangkan di sini (padahal termasuk manshubatul asma’) supaya mempermudah bagi
pemula dalam memahami karena termasuk dalam bab amil nawasikh.

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni ?

LXIV
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod, tasniyah apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats apa taksir ? (kalau jama’).
12.I’robnya apa ?
13.Alamat (rofa’kalau rofa’)nya apa?
14.Kenapa ……(contoh dlommah)
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?
16.Kenapa di I’robi rofa’ (contoh jadi mubtada’)?
a.Apa pengamalannya kana/inna (kalau isim kana/khobar inna)?
17. Apa yang dinamakan ……(contoh mubtada’)

MATERI KE 16

ٌ ِ‫اب‬55 َ‫ ت‬artinya adalah pengikut dalam ilmu nahwu tabi’ adalah lafadz lafadz yang
‫ع‬

mengikuti lafadz sebelumnya ( ٌ‫ْوع‬ ‫) َمْتُب‬ dalam I’robnya (rofa’, nashob, jer, dan
jazem), kalau sebelumnya dibaca rofa’ maka tabi’ dibaca rofa’ dan seterusnya.

‫ تَابِ ٌع‬/tabi’ ada 4 (empat) yaitu :


1.NA’AT
2.ATHOF
3.TAUKID
4.BADAL

A. NA’AT (sifat)
Na’at adalah lafadz yang mengikuti lafadz sebelumnya (man’ut) yang berfungsi
menjelaskan sebagian sifat man’utnya atau yang berhubungan dengan man’ut. Dalam
ma’na pesantren berma’na KANG disingkat dengan‫ ن‬atau ‫ ص‬di atas lafadz. Contoh :

Rofa’ ‫اَ َلعاقِ ُل‬ ‫َزيْ ٌد‬ َ‫َجاء‬


Nashob ‫اَلْ َعاقِ َل‬ ‫َزيْ ًدا‬ ‫ت‬ُ ْ‫َرَأي‬
Jer ‫اَلْ َعاقِ ِل‬ ‫بَِزيْ ٍد‬ ‫ت‬
ُ ‫َمَر ْر‬
Keterangan Na’at Man’ut Amil /fi’il
“ Tabi’ Matbu’ Amil /fi’il

Na’at ada 2 dua yaitu NA’AT HAKIKI dan NA’AT SABABI.

1.Na’at hakiki adalah na’at yang ikut pada man’utnya dalam 4 (empat) perkara dari
10 (sepuluh) perkara yaitu :
a.Rofa’, nashob, dan jernya 3 (perkara)
LXV
b.Mufrod, tasniyah, dan jama’nya 3 (perkara)
c.Ma’rifat dan nakirohnya 2 (perkara)
d.Mudzakkar dan muannastnya 2 (perkara)
Contoh :

Keterangan Contoh
‫ َزيْ ٌد‬dibaca rofa’, ‫ اَلْ َعاقِ ُل‬dibaca rofa’ ‫َجاءَ َزيْ ٌد اَلْ َعاقِ ُل‬
‫ اَ َّلر ُج ُل‬ma’rifat, ‫ اَلْ َعاقِ ُل‬ma’rifat ‫الر ُج ُل اْ َلعاقِ ُل‬ َّ َ‫َجاء‬
ِ َ‫ ف‬muannats, ُ‫ اَلعاقِلَة‬muannats
ُ‫اط َمة‬ ُ‫اط َمةُ اَلْ َعاقِلُة‬
ِ َ‫جاءت ف‬
َ ََْ
‫ اَلْ ُم ْسلِ ُم ْو َن‬jama’, ‫لصاحِلُْو َن‬
َّ َ‫ ا‬jama’ ‫الصاحِلُْو َن‬
َّ ‫َجاءَ اَمل ْسلِ ُم ْو َن‬
ُ
2.Na’at sababi adalah na’at yang ikut pada man’utnya dalam 2 (dua) dari 5 (lima)
perkara serta memiliki dlomir yang kembali pada man’utnya yaitu:
1.Rofa’ nashob dan jernya 3 (perkara)
2.Ma’rifat dan nakirohnya 2 (perkara)
Contoh :

Keterangan Contoh
‫َزيْ ٌد‬ ِ
ُ ِ‫ اَ ْل َعاق‬dibaca rofa’
dibaca rofa’, ‫ل‬ ُ‫َجاءَ َزيْ ٌد اَلْ َعاق ُل َأبُ ْوه‬
‫َزيْ ٌد‬ dibaca ma’rifat, ‫ اَلْ َعاقِ ُل‬ma’rifat ِ
ُ‫َجاءَ َزيْ ٌد اَلْ َعاق ُل َأبُ ْوه‬
Na’at terkadang berupa jumlah (jumlah ismiyah atau fi’liyah) atau syibih jumlah
(dzorof atau jer majrur) yang diantara cirinya adalah jumlah atau syibih jumlah itu
harus jatuh setelah isim nakiroh dan ketika jumlah maka harus berupa jumlah
khobariyah seperti :

‫َجاءَ َر ُج ٌل ََأم َام اْمل ْع ُه ِد‬ ‫قَ َام َر ُج ٌل يِف ْ امل ْس ِج ِد‬ ‫مِل‬
َ َ ٌ ‫َجاءَ َر ُج ٌل ُه َو َعا‬ ‫ت َر ُجاًل َي ْقَرُئ‬
ُ ْ‫َرَأي‬
‫اب‬ ِ
َ َ‫اْلكت‬
Na’at berupa Na’at berupa jer Na’at berupa Na’at berupa
dzorof majrur jumlah ismiyah jumlah fi’liyah

B. ATHOF ‫(\ العطف‬kata penghubung)


Athof itu dibagi menjadi dua yaitu :
1.ATHOF NASAQ
2.ATHOF BAYAN
a.ATHOF NASAQ adalah mengikutkan kalimat (ma’tuf/tabi’) kepada kalimat lain (ma’tuf
alaih/matbu’) dengan menggunakan perantara huruf athof, bisa menga’thofkan isim

LXVI
dengan isim, meng’atofkan fi’il dengan fi’il atau meng’atofkan jumlah dengan jumlah
seperti :

‫َجاءَ َزيْ ٌد َوقَ َام َع ْمٌرو‬ ‫قَ َام َزيْ ٌد َو َع ْمٌرو‬


Athof fi’il dengan fi’il Athof isim dengan isim
Huruf athof ada 10 (sepuluh) yaitu :

Adakalanya/maupun ‫ِإ َّما‬ Dan ‫َو ُاو‬


Tetapi ‫بَ ْل‬ Lalu/maka ‫فَ ْاء‬
Bukan Kemudian
َ‫ال‬ َّ‫مث‬
Tetapi ‫لَ ِك ْن‬ Atau ‫َْأو‬
Sampai/sehingga ‫َحىَّت‬ Ataupun ‫َْأم‬
Ma’tuf mengikuti ma’tuf ‘alaih dalam segala I’rob baik rofa’, nashob, jer, dan jazem.
Seperti :

‫رِب‬ ِ
ْ ْ‫َزيْ ٌد مَلْ جَي ْئ َوخُي‬ ‫ت بَِزيْ ٍد َو َع ْم ِرو‬
ُ ‫َمَر ْر‬ ‫ت َزيْ ًدا َو َع ْمًرا‬
ُ ْ‫َرَأي‬ ‫قَ َام َزيْ ٌد َو َع ْمٌرو‬
Jazem Jer Nashob Rofa’
b.ATHOF BAYAN
mengikutkan atau men’atofkan kalimat kepada kalimat lain tanpa perantara huruf athof
seperti :

‫ص ِديْ ٍد‬ ٍ ٍ ‫َجاءَ َأبُ ْو َح ْف‬


َ ‫َم ْن َماء‬ ‫ص عُ َمُر‬
Dari air (yaitu) nanah Telah datang abu hafs (yaitu) amr

MATERI KE 17

C.TAUKID ‫( \ التوكيد‬Penguat arti)

Taukid ada 2 (dua) yaitu :


1.Taukid lafdzy‫َت ْوكِْي ْد لَ ْف ِظ ْي‬
ِ
2.Taukid ma’nawi ‫ي‬ ْ ‫َت ْوكْي ْد َم ْعنَ ِو‬
a.Taukid lafdiy adalah mentaukidi dengan mengulangi lafadz yang sama atau yang
sema’na seperti :

Mengulagi lafadz lagi ‫َجاءَ َزيْ ٌد َزيْ ٌد‬

LXVII
Menggunakan lafadz yang sema’na ‫َأس ٌد‬
َ ‫ث‬ ٌ ‫َجاءَ لَْي‬

b.Taukid ma’nawi adalah mentaukidi kalimat dengan menggunakan kalimat tertentu


serta sama dalam hal I’rob rofa’, nashob, jer, dan ma’rifatnya. Kalimat kalimat yang di
buat mentaukidi yaitu ‫ َأمْج َ ُع‬, ٌّ‫ ُك ل‬, ٌ‫ َعنْي‬, ‫س‬
ٌ ‫َن ْف‬ dan lafadz lafadz yang ikut ‫ َأمْج َ ُع‬seperti
lafadz َ ْ‫ َأب‬, ‫ َْأبتَ ُع‬, ‫َأ ْكتَ ُع‬
‫ص ُع‬ .seperti contoh :

‫ت اْل َق ْو َم ُكلَّ ُه ْم‬


ُ ْ‫َرَأي‬ ُ‫َجاءَ َزيْ ٌد َن ْف ُسه‬

D.BADAL ‫اَلْبَ َد ْل‬ (pengganti )


Adalah kalimat yang mengikuti kalimat sebelumnya untuk mengganti atau menjelaskan
kalimat sebelumnya (mubdal minhu). Badal juga harus mengikuti mubdal minhu dalam
rofa’, nashob, dan jernya. Dalam ma’na pesantren berma’na NYATANE disingkat
dengan ‫ ب‬atau ‫ بد‬di atas lafadz. Contoh :
‫َأخ ْو َك‬
ُ ‫( َجاءَ َزيْ ٌد‬zaid telah datang yakni saudaramu).

Badal itu ada 4 (empat) yaitu :


1. ‫ بَ َد ْل ُك ْل ِم ْن ُك ْل‬badal kull min kull
2.‫كل‬ ِ ‫ ب َد ْل بع‬badal ba’du min kull
ْ ُ ‫ض م ْن‬ ُ َْ َ
3. ‫ال‬ْ ‫ بَ َد ْل ِإ ْشتِ َم‬badal isytimal
4. ‫ بَ َد ْل َغلَ ْط‬badal gholat

a. ‫ بَ َد ْل ُك ْل ِم ْن ُك ْل‬atau ‫ بَ َد ْل َش يْْئ ِم ْن َش يْْئ‬adalah badal yang mengganti mubdal minhu


secara keseluruhan atau badal yang mengandung makna mubdal minhu itu sendiri, arti
lafadz badal dengan mubdal minhu sama persis. Contoh :

Zaid sudah datang yaitu saudaramu ‫َأخ ْو َك‬


ُ ‫َجاءَ َزيْ ٌد‬
Saudaramu sudah datang yaitu Zaid ‫َأخ ْو َك َزيْ ٌد‬
ُ َ‫َجاء‬

b.‫ك ل‬
ُْ ‫ض ِم ْن‬
ْ ‫بَ َد ْل َب َع‬ adalah badal yang mengandung ma’na sebagian dari mubdal minhu
(setengah, seperempat atau lebih kecil). Contoh :

LXVIII
Saya makan roti yakni setengahnya ِ ‫الر ِغي‬
ُ‫ص َفه‬
ْ ‫فن‬ َ ْ َّ ‫ت‬ ُ ‫َأ َك ْل‬
Alloh swt mewajibkan manusia haji ke ‫اع ِإلَْي ِه َسبِْياًل‬ ِ ِ ِ ِ ‫ولِ ِله علَى الن‬
Baitulloh yakni orang-orang yang
َ َ‫َّاس ح ُّج اْ َلبْيت َم ْن ا ْستَط‬ َ َ
mampu perjalanannya
c. ‫ بَ َد ْل ِإ ْشتِ َم ْال‬adalah badal yang maknanya terkandung dalam mubdal minhu. Seperti:
ِ
ُ‫َن َف َعيِن ْ َزيْ ٌد ع ْل ُمه‬
Zaid bermanfa’at padaku yakni
ilmunya

d. ‫بَ َد ْل َغلَ ْط‬ adalah badal yang menunjukan pada kesalahan mutakallim (orang yang
bicara) dalam pengucapan mubdal minhu. Dengan maksud yang dikehendaki adalah
badalnya bukan mubdal minhu, kemudian mutakallim meralat ucapannya. Contoh :

Saya telah sodaqoh satu dinar yakni ‫ت بِ ِد ْينَا ٍر ِد ْر َه ٍم‬


ُ ْ‫ص َّدق‬
َ َ‫ت‬
maksutnya satu dirham

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod, tasniyah apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats apa taksir ?(kalau jama’)
12.I’robnya apa ?
13.Alamat (rofa’ kalau rofa’)nya apa?
14.Kenapa ……(contoh dlommah)
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?
16.Kenapa dii’robi rofa’ (contoh jadi na’at)
17.Apa yang dinamakan na’at?

MATERI KE 18

BAB KEENAM

ISIM ISIM YANG DIBACA NASHOB (MANSHUBATUL ASMA’)


Isim isim yang dibaca nashob ada 15 (lima belas):

LXIX
1 ‫\ مفعول به‬maf’ul bih 6 ‫ \متييز‬tamyiz 11 َّ ‫\ إسم‬isim inna
‫إن‬
2 ‫\ مفعول مطلق \مصدر‬ 7 ‫\ إستثناء‬istisna’ 12 ‫ظن‬
َّ ‫\ مفعول‬maf’ul
masdar dzonna
3 ‫\ ظرف زمان‬dzorof 8 ‫\ إسم ال‬isim la 13 ‫\ مفعول من أجله‬
zaman maf’ul min ajlih
4 ‫\ ظرف مكان‬dzorof 9 ‫\ منادى‬munada 14 ‫\ مفعول معه‬maf’ul
makan ma’ah
5 ‫\ حال‬hal 10 ‫\ خرب كان‬khobar 15 ‫\ تابع‬tabi’
kana (na’at,taukid,athof
dan badal

A.MAF’UL BIH (Objek)‫به‬ ‫ مفعول‬.


Adalah isim yang dibaca nashob yang terkena pekerjaan, maf’ul bih hanya akan muncul
ketika fi’il tersebut muta’addi bukan fi’il lazim. Maf’ul bih dalam ma’na pesantren
berma’na ING atau dengan disingkat ‫ مف‬diatas lafadznya.
Maf’ul bih ada 3 (tiga) yaitu :

1.Maf’ul bih isim dohir. Contoh : ‫َت َعلَّ َم َزيْ ٌد اَلْعِْل َم‬ dan lain sebagainya.

2.Maf’ul bih isim dlomir


a. Maf’ul bih isim dlomir muttashil seperti :
Arti Contoh Arti Contoh
Zaid memukul ‫ضَربَ ُك َما‬ Zaid memukul dia ُ‫ضَربَه‬
kamu berdua (laki-
َ َ
laki/perempuan)
Zaid memukul ‫ضَربَ ُك ْم‬ Zaid memukul dua ‫ضَر َب ُه َما‬
kamu sekalian
َ laki-laki/perempua
َ
n
Zaid memukul ِ ‫ضرب‬
‫ك‬ Zaid memukul ‫ضَر َب ُه ْم‬
kamu َ ََ mereka
َ
(perempuan)
Zaid memukul ‫ضَربَ ُك َّن‬ Zaid memukul dia ‫ضَر َب َها‬
kamu sekalian
َ (perempuan)
َ
(perempuan)
Zaid memukul ‫َ يِن‬ Zaid memukul
saya ْ َ‫ضَرب‬ mereka
‫ضَر َب ُه َّن‬
َ
LXX
(perempuan)
Zaid memukul ‫ضَر َبنَا‬ Zaid memukul ‫ك‬
kami/kita
َ kamu
َ َ‫ضَرب‬
َ
b.maf’ul bih isim dlomir munfasil seperti :

Arti Contoh Arti Contoh Arti Contoh


ِ َّ‫َإي‬
ُ َّ‫ِإي‬
Kamu ‫اك‬ Mereka ‫اه َّن‬ Dia
(perempuan) (perempuan ُ‫إيَّاه‬
)
Kamu ‫ِإيَّا ُك َّن‬ Kamu ‫اك‬
َ َّ‫إي‬ Dia (dua ‫إيَّامُهَا‬
sekalian orang laki-
(perempuan) laki
perempuan)
Saya ‫اي‬ ‫ِإ‬ Kamu ‫ِإيَّا ُك َما‬ Mereka
َ َّ‫ي‬ berdua laki-
‫اه ْم‬
ُ َّ‫إي‬
laki
perempuan
Kami ‫ِإيَّانَا‬ Kamu ‫ِإيَّا ُك ْم‬ Dia
َ َّ‫ِإي‬
‫اها‬
sekalian (perempuan)
ِ
3.Maf’ul bih muawwal contoh ْ ‫نَ ْدعُ ْوا َأ ْن تَ ُك ْو َن َماهًرا يِف الن‬
‫َّح ِو‬
Tambahan keterangan maf’ul bih di antaranya :

1.Maf’ul bih boleh mendahului amil atau fi’ilnya seperti : َ َّ‫ِإي‬


‫اك َن ْعبُ ُد‬
2.Cara menentukan maf’ul bih diantaranya dengan melihat :

a.Lafadz setelah fi’il amr (kata perintah) seperti : َ‫ُأعبُ ُدوا اهلل‬
ْ
b.Lafadz setelah fi’il dengan fa’il berupa dlomir seperti : ‫ت اَلْعِْل َم‬
ُ ‫َعلِّ ْم‬
c.Lafadz setelah fi’il nahi (fi’il yang menunjukan larangan) seperti :

ْ ‫ض ِر‬
‫ب َزيْ ًدا‬ ْ َ‫اَل ت‬
B.MAF’UL MUTLAK/MASDAR‫ق‬
ْ َ‫ُمطْل‬ ‫ َم ْفعُ ْو ْل‬.
Adalah isim yang dibaca nashob yang ada di urutan nomor tiga dari tashrifan fi’il yang
istilahi. Dalam ma’na pesantren berma’na KELAWAN atau disingkat ‫ط‬ di atas
lafadznya.
Maf’ul mutlak/masdar ada 2 (dua) :

LXXI
1.Masdar lafdzy adalah masdar yang sama lafadznya dengan fi’ilnya (amilnya)
masdar seperti :

Saya sungguh menolong Zaid ‫صًرا‬ْ َ‫ت َزيْ ًدا ن‬


ُ ‫ص ْر‬
َ َ‫ن‬
Saya sungguh telah menghafal ‫س ِح ْفظًا‬ ِ
pelajaran َ ‫الد ْر‬
َ ‫ت‬ ُ ْ‫َحفظ‬
Saya sungguh telah duduk ‫ت ُقعُ ْو ًدا‬
ُ ‫َجلَ ْس‬

Saya sungguh telah membantu Zaid ‫صًرا‬


ْ َ‫ت َزيْ ًدا ن‬
ُ ‫ص ْر‬
َ َ‫ن‬
Saya memukul Zaid seperti ِ ‫ضربت زي ًدا ضرب‬
ِ‫اَأْلمرْي‬
pukulannya raja َ َْ ْ َ ُ ْ ََ
Saya memukul Zaid dua kali atau tiga ٍ ‫ضربت زي ًدا ضربَت ِ َأوضرب‬
‫ات‬
kali َ َ َ ْ ‫َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ نْي‬

Arti Dzorof Arti Dzorof Arti Dzorof


Waktu/saat ‫َو ْقتًا‬ 1/3 malam Hari ‫َألَْي ْو َم‬
pertama
ً‫َعتَ َمة‬
Suatu Pagi hari Malam
waktu
ً‫اعة‬
َ ‫َس‬ ‫صبَ ًحا‬ َ َ‫اَلْلَْيلَة‬
Waktu ‫ض ًحى‬ Sore Pagi
dhuha
ُ ً‫َم َساء‬ ‫غُ ْد َو ًة‬
Pagi ‫ض ْح َو ًة‬ Selamanya ‫َأبَ ًدا‬ Pagi ‫بُكَْر ًة‬
َ
Sekejap Selamanya Waktu
ً‫حَلْظَة‬ ‫ََأم ًدا‬
sahur
‫َس َحًرا‬
Suatu masa ‫َد ْهًرا‬ Suatu ‫ِحْينًا‬ Esok hari ‫َغ ًدا‬
yang lama ketika
Saya puasa hari Kamis ِ ‫ت َي ْو َم اْخلَ ِمْي‬
‫س‬ ُ ‫ص ْم‬
ُ
ِ
Saya datang padamu pagi hari ‫ك بُكَْر ًة‬َ ‫ت ِإلَْي‬ُ ‫جْئ‬

Arti Contoh Arti Contoh Arti Contoh


Disana َّ‫مَث‬ Disamping/ ‫ِعْن َد‬ Depan ‫ََأم َام‬
sisi
Disini ‫ُهنَا‬ Bersama ‫َم َع‬ Belakang ‫ف‬
َ ‫َخ ْل‬

LXXII
Depan ‫َّم‬
َ ‫قُد‬
Arah lurus ‫ِإ‬ Belakang
َ‫َزاء‬ َ‫َو َراء‬
Kiri ‫مِشِ ااًل‬ Arah terdekat
َ‫ح َذاء‬
ِ Atas ‫َف ْو َق‬
Kanan ‫مَيِْينًا‬ Arah lurus ِ
َ‫ت ْل َقاء‬
Bawah ‫ت‬َ ْ‫حَت‬

Contoh :

Saya duduk di belakang ustad ‫ُألستَ ِاد‬


ْ ْ‫ف ا‬ َ ‫ت َخ ْل‬ ُ ‫َجلَ ْس‬
Zaid di samping kamu ‫َزيْ ٌد ِعْن َد َك‬

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul, apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan).
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod, tasniyah, apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats, apa taksir ?(kalau jama’)
12.I’robnya apa ?
13.Alamat (nashob kalau nashobnya )nya apa?
14.Kenapa ……(contoh fathah)
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?
16.Kenapa dii’robi nashob (contoh jadi maf’ul bih)
17.Apa yang dinamakan maf’ul bih ?

D.HAL ‫حال‬
Adalah isim yang dibaca nashob yang menjelaskan keadaan/tingkah yang masih samar.
HAL biasanya diterjemah dengan SAMBIL, SEBAGAI, DENGAN atau DALAM KEADAAN .
Sedangkan HAL dalam ma’na pesantren berma’na HALE atau disingkat ‫حا‬ diatas lafadz.
Contoh :

Zaid (telah) datang dengan berkendara ‫َجاءَ َزيْ ٌد َراكِبًا‬


Saya bertemu Abdulloh sambil duduk ‫اهلل َجالِ ًسا‬
ِ ‫لَِقيت عب َد‬
َْ ُ ْ
LXXIII
Ketentuan ketentuan HAL adalah ;
1.Shohibul HAL harus ma’rifat
2.HAL harus terbuat dari isim nakiroh, apabila isim ma’rifat maka harus di ta’wil
menjadi nakiroh. Contoh : ‫ِإ ْجتَ ِه ْد َو ْح َد َك اي ُمْن َف ِر ًدا‬
3.Harus jatuh setelah kalam yang sempurna
4.HAL mayoritas terbuat dari sifat (isim maf’ul dan isim fa’il)
5.Hal dapat berupa jumlah (ismiyah dan fi’liyah) atau syibhi jumlah (dzorof dan jer
majrur) dengan syarat jumlah atau syibhi jumlah jatuh setelah isim ma’rifat. Contoh :

َ ِ‫ب يِف ْ َبْيت‬


ِ ِ ‫مِل‬ ‫مِل‬
‫ك‬ ُ ْ‫ت بِالْ َعا ٍ عْن َد َك َرَأي‬
َ ‫ت الطَّال‬ ُ ‫َمَر ْر‬ ‫ك‬
ُ ‫ض َح‬
ْ َ‫قَ َام َزيْ ٌد ي‬ ٌ ‫َجاءَ َزيْ ٌد َو ُه َو َعا‬
HAL berupa jer HAL berupa dzorof HAL berupa HAL berupa
majrur jumlah fi’liyah jumlah ismiyah

MATERI KE 20

E.TAMYIZ ‫تَ ْميِْي َز‬


Adalah isim yang dibaca nashob yang menafsiri/menjelaskan dzat yang masih samar.
Dalam ma’na pesantren tamyiz berma’na APANE atau disingkat dengan ‫ مت‬di atas lafadz.
Tamyiz ada 2 (dua) yaitu :
1.Tamyiz nisbat
Adalah tamyiz yang menjelaskan hubungan antara subyek dengan predikat (kata
kerja)nya. Contoh :

Zaid (telah) bercucuran keringatnya ‫ب َزيْ ٌد َعَرقًا‬


َ َّ‫صب‬
َ َ‫ت‬
2.Tamyiz dzat
Adalah tamyiz yang menjelaskan sesuatu yang samar berupa bilangan, ukuran,
takaran, dan timbangan. Contoh :

Saya (telah) membeli 20 Menjelaskan bilangan ‫ت ِع ْش ِريْ َن غُاَل ًما‬


ُ ْ‫ِإ ْشَتَري‬
budak
ِ ِِ
ً‫عْند ْي ُقلَّتَان َماء‬
Disisiku terdapat 2 qullah Menjelaskan ukuran
air
Saya (akan) Menjelaskan hitungan ‫َْأه ِد ْي مَخْ ًسا كِتَابًا‬
menghadiahkan pada
Zaid 5 kitab

LXXIV
Saya (telah) menjual Menjelaskan timbangan ‫ت َزيْ ًدا كِْيلُ ْو ِجَر ًاما حَلْ ًما‬
ُ ‫بِ ْع‬
pada Zaid 1 kg daging

F.ISTITSNA’ ‫إألستثناء‬
Adalah mengecualikan hukum dengan huruf-huruf (adat) istitsna’ dan sebagian yang
dikecualikan kalimat-kalimatnya ada yang di baca nashob. Adat istitsna’ ada 8
(delapan) yaitu :

َّ‫إال‬ ‫َغْيُر‬ ‫ِس ًوى‬ ‫ُس ًوى‬ ٌ‫َس َواء‬ ‫َخاَل‬ ‫َع َدا‬ ‫اشا‬
َ ‫َح‬
Kecuali Selain Selain Selain Selain Selain Selain Selain
Istilah istilah yang ada dalam istisna’ :
1. Mustatsna adalah lafadz yang dikecualikan
2. Mustatsna minhu adalah lafadz yang mengecualikan
3. Adat istitsna’ adalah lafadz yang dibuat mengecualikan
4. Kalam tam adalah susunan istitsna’ yang menyebutkan mustatsna dan mustatsna
minhu
5. Kalam naqis adalah susunan istitsna’ yang hanya menyebutkan mustatsna
6. Kalam mujab adalah susunan istitsna yang tidak didahuli oleh nafi atau syibhi nahi
(nahi atau istifham)
7. Kalam manfiy adalah susunan istitsna yang didahuli oleh nafi atau syibhi nahi
(nahi atau istifham)

8.Istitsna’muttasil adalah susunan yang mustatsnanya sejenis dengan mustatsna


minhu (seperti sesama manusia)
9.Istitsna’ munqoti’ adalah istisna’ yang mustatsnanya tidak sejenis dengan
mustatsna minhu (seperti manusia dengan hewan susunan)

Contoh istitsna’ dengan َّ‫ اال‬dan hukumnya di antaranya :

LXXV
Keterangan Hukum mustatsna Contoh
Karena kalam tam & Wajib nashob ‫س التَّاَل ِمْي ُد ِإالَّ َزيْ ًدا‬
َ ‫َد َر‬
mujab, muttashil.
Karena kalam tam & Wajib nashob ‫قَ َام اْل َق ْو ُم ِإالَّ مِح َ ًارا‬
mujab, munqothi’
Karena kalam tam & Boleh nashob Jadi ‫َما قَ َام اْل َق ْو ُم ِإاَّل َزيْ ٌد‬
manfy, muttashil istitsna, boleh badal
(rofa’) lebih baik
1.Karena kalam tam & 1.Boleh nashob Jadi ‫َما قَ َام اْل َق ْو ُم ِإاَّل َزيْ ًدا‬
manfiy, muttashil istitsna, boleh badal
2.Karena kalam tam & (rofa’)
manfiy, munqothi 2.Tertentu nashob
‫َما قَ َام اْل َق ْو ُم ِإاَّل مِح َ ًارا‬
1.Karena kalam naqish 1.Sesuai tuntutan amil ‫َما قَ َام ِإاَّل َزيْ ٌد‬
(nuntut rofa’)
2.Karena kalam naqish 2.Sesuai tuntutan amil
(nuntut nashob) ‫ت ِإاَّل َع ْمًرا‬
ُ ْ‫اضَرب‬
َ ‫َم‬
ِ
Istitsna’ dengan ٌ‫ َس َواء‬, ‫ ُس ًوى‬, ‫ س ًوى‬, ‫ َغْي ُر‬mustatsnanya wajib dibaca jer. Sedangkan
lafadz ٌ‫س واء‬ ِ
َ َ , ‫ ُس ًوى‬, ‫ س ًوى‬, ‫ َغْي ُر‬cara membacanya huruf terahirnya sama seperti
hukumnya lafadz mustatsna yang jatuh setelah َّ‫ إال‬mempunyai 3 hukumnya yaitu wajib
nashob, boleh badal atau nashob, dan sesuai tuntutan amil. Contoh mustatsna dengan
ِ
ٌ‫ َس َواء‬, ‫ ُس ًوى‬, ‫ س ًوى‬, ‫َغْيُر‬ dan cara membaca lafadz tersebut itu sendiri:

Keterangan Hukum mustatsna Contoh


‫غيَر‬
ْ wajib nashob (lafdiy)
Mustatsna wajib ‫قَ َام اْل َق ْو ُم َغْيَر َزيْ ٍد‬
jer
karena jatuh setelah kalam
tam & mujab
‫ ِس َوى‬wajib nashob (taqdiriy) Mustatsna wajib ‫قو ُم ِس َوى َزيْ ٍد‬
ْ َ‫قَ َام اْل‬
jer
karena jatuh setelah kalam
tam & mujab
‫ ُس َوى‬wajib nashob (taqdiriy) Mustatsna wajib ‫قَ َام اْل َق ْو ُم ُس َوى َزيْ ٍد‬
jer
karena jatuh setelah kalam
tam & mujab

َ‫ َس َواء‬wajib nashob (lafdiy)


Mustatsna wajib ‫قَ َام اْل َق ْو ُم َس َواءَ َزيْ ٍد‬
jer
karena jatuh setelah kalam
tam & mujab

LXXVI
Ketentuannya :
ِ
1.Mustatsna dengan ٌ‫ َس َواء‬, ‫ ُس ًوى‬, ‫ س ًوى‬, ‫َغْيُر‬ wajib dibaca jer semua.

ِ
2.Apabila kalamnya tam & manfiy maka ٌ‫ َس َواء‬, ‫ ُس ًوى‬, ‫ س ًوى‬, ‫َغْيُر‬ lebih unggul jadi badal
(rofa’) dan boleh dibaca nashob jadi HAL.
3.Apabila kalam naqish manfiy maka sesuai tuntutan amil
ِ
4.Mayoritas ulama’ menyatakan lafadz ٌ‫ َس َواء‬, ‫ ُس ًوى‬, ‫ س ًوى‬, ‫ َغْيُر‬adalah kalimat isim, ada
juga yang berpendapat kalimat huruf.

Contoh mustatsna menggunakan ‫اشا‬


َ ‫ َح‬,‫ َع َدا‬, ‫َخاَل‬ seperti :

Arti Keterangan Hukum Contoh


mustatsna
Kaum berdiri
َ‫ َخال‬adalah Jer ‫قَ َام اْل َق ْو ُم َخالَ َزيْ ٍد‬
kecuali Zaid
isim/huruf
Kaum berdiri Nashob
kecuali Zaid
َ‫ َخال‬adalah fi’il ً‫قَ َام اْل َق ْو ُم َخالَ َزيْدا‬
Kaum berdiri ‫ عدا‬adalah Jer ‫قَ َام اْل َق ْو ُم َع َدا َزيْ ٍد‬
kecuali Zaid
isim/huruf Nashob
‫ عدا‬adalah fi’il ‫قَ َام اْل َق ْو ُم َع َدا َزيْ ًدا‬
Kaum berdiri ‫اشا‬
َ ‫ َح‬adalah isim Jer ‫اشا َزيْ ٍد‬
َ ‫قَ َام اْل َق ْو ُم َح‬
kecuali Zaid Nashob
‫اشا‬
َ ‫ َح‬adalah fi’il ‫اشا َزيْ ًدا‬ َ ‫قَ َام اْل َق ْو ُم َح‬

Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats ?
10.Isim mufrod, tasniyah apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats apa taksir ? (kalau jama’)
12.I’robnya apa ?
13.Alamat (nashob kalau nashob)nya apa?

LXXVII
14.Kenapa ……(contoh fathah )
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?
16.Kenapa dii’robi nashob (contoh jadi hal/ tamyiz)
17.Apa yang dinamakan hal / tamyiz ?

MATERI KE 21

G. ISIM LAA ‫ال لنفي الجنس‬

LAA adalah huruf yang mempunyai pengamalan seperti ‫ِإ َّن‬ yaitu menashobkan isim
dan merofa’kan khobar tetapi dengan beberapa syarat :
1.Isimnya harus berupa isim nakiroh

2.Isimnya harus bertemu langsung dengan ‫ال‬

3.Tidak ada pengulangan huruf ‫ال‬

4.‫ ال‬harus berupa nafi lil jinsih

5.Khobarnya harus nakiroh jika bukan merupakan jumlah atau syibhi jumlah

Hukum hukum isim ‫ ال‬yaitu :


1.Mabni atas alamat nashob apabila berupa isim mufrod berarti mabni fathah,
apabila bertemu isim tasniyah dan bertemu jama’ maka mabni atas alamat ya’, apabila
jama’ muannats salim maka mabni atas kasroh.
Contoh :

Keterangan Hukum Contoh


Karena isim LAA berupa Mabni fathah ‫اَل َر ُج َل يِف ْ الدَّا ِر‬
mufrod
Karena isim LAA berupa Mabni atas ya’ ‫الَ َر ُجلَنْي ِ ِعْن َدنَا‬
isim tasniyah
Karena isim LAA berupa Mabni atas ya’ ِ ‫الَمسلِ ِم َ ح‬
‫اضُر ْو َن‬
jama’ mudzakkar salim َ ‫ُ ْ نْي‬
Karena isim LAA berupa Mabni atas kasroh ‫ات‬ ِ ‫ات ح‬ ِ ِ
jama’ muannats salim
ٌ ‫اضَر‬ َ ‫الَ ُم ْسل َم‬
2.Isim ‫ال‬dibaca nashob tanpa mabni apabila isim ‫ال‬ berupa mudlof (susunan
mudlof mudlof ilaih) atau syibhi mudlof (lafadz yang mempunyai
keterkaitan/hubungan dengan lafadz lain, dimana lafadz lain itu menyempurnakan
ma’nanya). Contoh :

LXXVIII
Keterangan Hukum Contoh
ِ ِ‫الَطَال‬
Karena isim LAA mudlof Isim LAA nashob tanpa
mabni
‫ت‬ٌ ‫ب ع ْل ٍم مَمْ ُق ْو‬ َ
Karena isim LAA syibhi Isim LAA nashob tanpa ‫الَ قَبِْي ًحا فِ ْعلُهُ حَمْ ُم ْو ٌد‬
mudlof mabni
3.Isim ‫ال‬wajib di baca rofa apabila ‫ال‬diulang-ulang tidak bertemu langsung dengan
isimnya. Contoh :
Keterangan Hukum Contoh
Isim LAA tidak bertemu Isim LAA dibaca rofa’ ٌ‫الَ يِف ْ الدَّا ِر َر ُج ٌل َواَل ِإ ْمَرَأة‬
langsung dan LAA
diulang-ulang.
4. ‫ال‬boleh di amalkan (isimnya dimabnikan atas alamat nashob) atau tidak

diamalkan (rofa’ jadi mubtada’) apabila ‫ ال‬betemu langsung dengan isimnya dan ‫ال‬
diulang-ulang. Contoh :
Keterangan Hukum Contoh
LAA di ulang-ulang dan Mabni atas alamat ِ ِ‫الَ حواَل والَ ُق َّو َة ِإاَّل ب‬
‫اهلل‬
bertemu langsung nashob (fathah) َ َْ
LAA diulang-ulang dan Isim LAA dibaca rofa’ jadi ِ ِ‫الَ حو ٌل والَ ُق َّوةٌ ِإاَّل ب‬
‫اهلل‬
bertemu langsung mubtada’ َ َْ

H.MUNADA ‫منادى‬
Adalah isim yang di baca nashob (sebagian) yang menunjukan sesuatu yang panggil.
Adapun lafadz/huruf yang di buat memanggil di antaranya adalah:

Arti Contoh Arti Contoh


Hai /wahai (jauh) ‫َأيَا‬ Hai/wahai (dekat, ‫يَا‬
sedang dan jauh
Hai /wahai (jauh) ‫َهيَا‬ Hai (dekat) ‫َأ‬
Aduh (untuk ‫َوا‬ Hai (dekat) ‫َأي‬
meratap) ْ
Hai para (untuk ‫َُّأي َها‬ Hai (dekat ) ‫أ‬
panggilan orang
banyak)
Adapun jenis jenis munada (isim yang di panggil itu ada 5 lima) yaitu :
1.Munada mufrod alam (munada yang bukan mudlof atau syibih mudlof)
2.Munada nakiroh maqsudah (ketika di kehendaki isim nakiroh tertentu)

LXXIX
3.Munada nakiroh ghoiru maqsudah (ketika di kehendaki isim nakiroh yang tidak
tertentu)
4.Munada mudlof
5.Munada syibhi mudlof
Contoh :

Keterangan Hukum I’rob Contoh


Munada mufrod alam Dibaca mabni dlommah ‫ يَا َزيْ ُد ْو َن‬, ‫ يَا َزيْ َد ِان‬, ‫يَا َزيْ ُد‬
tanpa tanwin dan mabni
atas alamat rofa’ (jika
tasniyah dan jama’
mudzakkar salim)
Munada nakiroh Dibaca mabni dlommah ُ‫ يَا ِر َجال‬, ‫يا َر ُج ُل‬
maqsudah tanpa tanwin
Munada nakiroh ghoiru Dibaca nashob dengan ‫يَا َر ُجالً ُخ ْذ بِيَ ِد ْي‬
maqsudah tanwin fathah atau
penggantinya
Munada mudlof Dibaca nashob dengan ‫رسول اهلل‬
َ ‫يا‬
fathah atau pengantinya
Munada syibhi mudlof Dibaca nashob dengan
fathah tanwin atau ُ‫يَا َح َسنًا َو ْج ُهه‬
penggantinya

LXXX
1.Berupa masdar
2.Masdarnya qolbiy (lafadz lafadz yang mempunyai ma’na pekerjaannya hati)
3.Terjadinya pekerjaan dan masdar qolbiy berada pada waktu yang sama.
4.Pelaku pekerjaan dan masdar qolby adalah sesuatu yang sama
5.Berfaidah ta’lil (masdar qolbiy menjadi sebab terjadinya pekerjaan)
Maf’ul min ajlih terkadang memakai ‫أل‬
ْ dan terkadang tanpa ‫أل‬
ْ terkadang juga
dimudlofkan. Contoh :

Keterangan Hukumnya Contoh


Tanpa mudlof tanpa ‫أل‬
ْ Nashob lebih baik ‫ت ِإ ْجالَاًل لَِزيْ ٍد‬ُ ‫قُ ْم‬
Tanpa mudlof tanpa ‫أل‬
ْ Boleh jer (nashob lebih ‫ت ِإِل جالَ ِل لَِزيْ ٍد‬ ُ ‫قَ ْم‬
baik)
Dengan ‫أل‬ْ lebih baik jer Jer lebih baik dari pada ‫ب‬ ِ ْ‫ت ِإبْيِن لِلتَّْأ ِدي‬
dari pada nashob nashob ْ ُ ْ‫ضَرب‬ َ

J.MAF’UL MA’AH 5‫َم ْفعُ ْو ْل َم َع ْه‬


Adalah isim yang dibaca nashob yang jatuh setelah wawu ma’iyah (wawu yang
mempunyai ma’na beserta atau bersama.
Lafadz setelah wawu ma’iya terkadang tertentu nashob. Seperti :

Jadilah kamu beserta Zaid seperti ‫اَأْلخ‬


ِ ‫ُك ْن َو َزيْ ًدا َك‬
saudara
Lafadz ‫ ً ًز ْيدا‬tertentu dibaca nashob karena apabila dibaca rofa’ (athof) maka akan
mengatofkan lafadz pada isim dlomir muttasil dan itu tidak bisa kecuali harus dipisah
dengan dlomir munfasil.
Dan terkadang lafadz setelah waau ma’iyah boleh nashob (karena wawu ma’iyah) dan
boleh rofa’ (diathofkan). Contoh :

Ratu datang bersama Nashob karena wawu ‫ش‬ ِ


prajurit ma’iyah َ ‫َجاءَ اْاَل مْيُر َواجْلَْي‬
Ratu dan prajurit dating Rofa’ karena wawu athof ‫ش‬ ِ
ُ ‫َجاءَ اْاَل مْيُر َواجْلَْي‬
Pada bab ini tidak disebutkan khobarnya kana, isimnya inna, maf’ulnya donna, dan
tabi’ pada isim-isim yang dibaca nashob karena sudah dijelaskan dalam bab
sebelumnya.
Latihan pertanyaan ?
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?

LXXXI
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul, apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10. Isim mufrod, tasniyah, apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats apa taksir ? (kalau jama’)
12.I’robnya apa ?
13.Alamat (nashob kalau nashob)nya apa?
14.Kenapa ……(contoh fathah)
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?
16.Kenapa dii’robi nashob (contoh jadi maf’ul min ajlih)?
17.Apa yang dinamakan maf’ul min ajlih?

MATERI KE 23

BAB KETUJUH

ISIM ISIM YANG DI BACA JER (MAKHFUDLOTIL ASMA’)


Isim-isim yang dibaca jer atau khofad ada 3 (tiga) yaitu :
1.Setiap kalimat isim yang diawali dengan huruf jer
2.Setiap kalimat isim yang menjadi mudlof ilaih
3.Setiap kalimat isim yang menjadi tabi’ yang matbu’nya dibaca jer
(NA’AT,TAUKID,ATHOF DAN BADAL).
Contoh jernya isim yang di awali dengan huruf jer :

‫البَر ِاق‬ ِِ ‫ِم َن اْمل ْس ِج ِد اْحلََر ِام‬


ُ ‫َعلَى‬ َ ْ‫إىِلِ اْملَ ْسجد اَْألق‬
‫صى‬
َ
Contoh jernya isim yang menjadi mudlof ilaih:
ِ + ‫عب ُد‬
‫اهلل‬ ِ + ‫رسو َل‬
‫اهلل‬
َْ ُْ َ
Ketentuan ketentuan :
1.Lafadz pertama disebut mudlof dan lafadz kedua disebut mudlof ilaih.
2.Lafadz pertama (mudlof) sesuai tuntutan amil dan tidak boleh tanwin, dan lafadz
yang kedua dan seterusnya dibaca jer.

LXXXII
Idlofah dilihat dari ma’nanya ada 3 (dua) yaitu :

1. Mengira-ngirakan ma’nanya ‫ ِم ْن‬yang bermakna “dari” apabila mudlof merupakan


Contoh : ‫اج‬ ٍ ‫اب َس‬ ٍ ِ
juz/bagian dari mudlof ilaih. ُ َ‫( ب‬pintu dari kayu jati) dan ‫َخ امَت ُ َحديْ د‬
(cincin dari besi).

2. Mengira-ngirakan ma’nanya ‫ الم‬yang bermakna milik apabila mudlof bukan juz


dari pada mudlof ilaih. Contoh : ‫( غُالَ ُم َزيْ ٍد‬anak laki2 milik zaid) dan ‫اهلل‬
ِ ‫عبد‬ُ (hamba milik
Alloh).

3.Mengira-ngirakan ma’nanya ‫ في‬berma’na didalam apabila mudlof ilaih dlorof dari

mudlof, contoh : ‫( َمكُْر الْلَْي ِل‬tipu daya malam).


Contoh jernya isim karena tabi’ (isim yang ikut pada lafadz sebelumnya) :

ِ‫ اَلْ َعامِل‬Na’at dari lafadz ‫ بَِزيْ ٍد‬yang di baca ِ‫ت بَِزيْ ٍد اَلْ َعامِل‬
ُ ‫َمَر ْر‬
jer
‫ َخاِلِ ٍد‬Athof pada lafadz ‫ بَِزيْ ٍد‬yang di baca ‫ت بَِزيْ ٍد َو َخاِلِ ٍد‬
ُ ‫َمَر ْر‬
jer
‫ َن ْف ِس ِه‬menaukidi lafadz ‫ بَِزيْ ٍد‬yang dibaca ‫ت بَِزيْ ٍد َن ْف ِس ِه‬
ُ ‫َمَر ْر‬
jer
‫ك‬ ِ
َ ‫َأخْي‬ menjadi badal dari lafadz ‫بَِزيْ ٍد‬ ‫ك‬ ِ ‫مررت بِزي ٍد‬
َ ‫َأخْي‬ ْ َ ُ ْ ََ
yang dibaca jer.

Latihan pertanyaan :
1.Kalimat apa?
2.Tandanya apa?
3.Ma’rifat apa nakiroh ?
4.Ma’rifat yang mana? (tidak usah ditanyakan kalau isim nakiroh)
5.Isim fa’il, isim maf’ul apa masdar? (ma’rifat atau nakiroh sama ditanyakan)
atau isim tafdil, syifat musyabihah, shighot mubalagoh (kalau ada)
6.Isim mu’rob apa mabni ?
7.Isim jamid apa musytaq?
8.Isim manqush, maqsur apa mamdud? (kalau berupa salah satunya)
9.Mudzakkar apa muannats?
10.Isim mufrod, tasniyah, apa jama’?
11.Jama’ mudzakkar, muannats, apa taksir ? (kalau jama’)
12.I’robnya apa ?
13.Alamat (jer kalau jer )nya apa?
14.Kenapa ……(contoh kasroh)?

LXXXIII
15.Apa yang dinamakan…….(contoh isim mufrod)?
16.Kenapa dii’robi jer (contoh idlofah/na’at)?
17.Apa yang dinamakan (contoh idlofah /na’at)?
18.Apa arti dari lafadz tersebut jawa/Indonesia?

MATERI TAMBAHAN
ISIM ‘ADAD (isim yang menunjukan bilangan)
1.Bilangan 1 (satu) sampai 10 :
ِ‫و‬
‫اح ٌد‬ ِ َ‫ِإْثن‬
‫ان‬ ‫ث‬
ٌ ‫ثَاَل‬ ‫َْأربَ ٌع‬ ‫س‬
َ ٌ ْ‫مَخ‬
Satu Dua Tiga Empat Lima
ٌّ ‫ِس‬
‫ت‬ ‫َسْب ٌع‬ ٍ َ‫مَث‬
‫ان\مَثَايِن‬ ‫تِ ْس ٌع‬ ‫َع ْشٌر‬
Enam Tujuh Delapan Sembilan Sepuluh

2.Bilangan yang cuma 1 satu atau 2 dua dengan cara :


a.Menyebut isim mufrod atau tasniyahnya lafadz tersebut mudzakkar ataupun
muannatsnya dan I’robnya sesuai dengan I’robnya mufrod atau tasniyah. Contoh:

‫اب‬ ِ ِ ِ
Mudzakkar ٌ َ‫( كت‬kitab satu), ‫( كتَابَان‬dua kitab),
Muannats : ِ َ‫( جَمَلَّت‬dua majalah).
ٌ‫( جَمَلَّة‬majalah satu), ‫ان‬
b.Dengan cara isim adat diletakkan di belakang isim mufrod atau tasniyah, dan
kedudukan isim ‘adad jadi sifat, badal atau taukid, dan I’rob rofa’, nashob, dan jernya
sesuai dengan alamat isim mufrod dan tasniyah. Contoh :

Mudzakkar ِ ‫كِتَاب و‬
‫اح ٌد‬ (kitab satu) ‫ان‬ ِ ‫كِتَاب‬
ِ َ‫ان ِإْثن‬ (kitab dua).
َ ٌ َ
Muannats ِ ‫( جَم لَّةٌ و‬majalah satu). ‫ان‬
ٌ‫اح َدة‬ ِ َ‫ان ِإْثنَت‬
ِ َ‫( جَمَلَّت‬majalah dua).
َ َ
3.Bilangan 3 sampai 10
Untuk barang yang dihitung (ma’dud) dengan jumlah 3 sampai 10 maka bentuknya
barang tersebut menggunakan jama’ mudzakkar salim, jama’ muannats salim dan jama’
taksir. Sedangkan isim ‘adadnya atau bilangannya dengan ketentuan sebagai berikut :
a.Isim ‘adad diletakkan didepan lafadz jama’.
b.Bila lafadz (ma’dud) jama’nya itu mudzakkar maka isim ‘adadnya harus muannats,
dan sebaliknya bila lafadz (ma’dud) jama’nya muannats maka isim ‘adadnya harus
mudzakkar.

LXXXIV
c.Kedudukan jama’ tersebut harus dibaca jer karena jadi mudlof ilaih.
Polanya sebagai berikut :

‫مجع تكسري\مؤنث\مذكر‬ ‫إسم عدد‬


I’robnya harus jer karena menjadi I’robnya bisa rofa’, nashob atau jer.
mudlof ilaih.

Contoh :

Lafadz ‘adadnya Arti Lafadz ‘adadnya Arti


(ma’dud) muannats (ma’dud) mudzakkar
mudzakkar muanats
ٍ ُ‫ُكت‬
‫ب‬ ُ‫ثَالَثَة‬ 3 kitab ٍ َّ‫جَم ال‬
‫ت‬ ‫ث‬
ُ َ‫ثَال‬ 3 majalah
َ
ٍ ُ‫ُكت‬
‫ب‬ ُ‫َْأر َب َعة‬ 4 kitab ٍ َّ‫جَم ال‬
‫ت‬ ‫َْأربَ ُع‬ 4 majalah
َ
ٍ ُ‫ُكت‬
‫ب‬ ُ‫مَخْ َسة‬ 5 kitab ٍ َّ‫جَم ال‬
‫ت‬ ‫س‬ 5 majalah
َ ُ ْ‫مَخ‬
ٍ ُ‫ُكت‬
‫ب‬ ُ‫َع ْشَرة‬ 10 kitab ٍ َّ‫جَم ال‬
‫ت‬ ‫َع ْشُر‬ 10 majalah
َ

4.Bilangan 11 sampai 19
Ketentuan ketentuannya :
1.Lafadz (ma’dud) menggunakan isim mufrod meskipun jumlah lebih dari satu.
2.Lafadznya terbaca nashob karena jadi tamyiz.
3.Isim ‘adadnya mabni fathah (tidak berubah ubah harokat ahirnya walaupun I’robnya
berbeda beda).
4.Isim ‘adad terletak di depan isim mufrod.
5.Apabila lafadznya mudzakkar maka isim ‘adadnya muannats, dan apabila lafadznya
muannats isim ‘adadnya mudzakkar.
Polanya sebagai berikut :

Isim mufrodnya ‫\ع ْشَر َة‬


َ ‫َع َشَر‬ َ‫ث\ثَالَثَة‬
َ ‫ثَاَل‬
I’robnya harus nashob Mudzakkar apabila lafadz Muannats apabila lafadz
karena jadi tamyiz mufrodnya mufrodnya
mudzakkar.muannats mudzakkar.mudzakkar
apabila lafadz mufrodnya apabila lafadz mufrodnya
muannats muannats.
*Kecuali 11 dan 12 ada perbedaan.

LXXXV
Contoh :

Mudzakkar Arti Muannats Arti


‫َأح َد َع َشَر كِتَابًا‬َ
11 kitab
ً‫إح َدى َع ْشَر َة جَمَلَّة‬ ْ
11 majalah

ِ
‫ِإْثنَا َع َشَر كتَابًا‬ 12 kitab
ً‫ِإْثنَتَا َع ْشَر َة جَمَلَّة‬ 12 majalah

‫ثَاَل ثَةَ َع َشَر كِتَابًا‬ 13 kitab


ً‫ث َع ْشَر َة جَمَلَّة‬ َ ‫ثَاَل‬ 13 majalah

‫َْأر َب َعةَ َع َشَر كِتَابًا‬ 14 kitab


ً‫َْأربَ َع َع ْشَرةَ جَمَلَّة‬ 14 majalah

‫مَخْ َسةَ َع َشَر كِتَابًا‬ 15 kitab


ً‫س َع ْشَرةَ جَمَلَّة‬ َ ْ‫مَخ‬
15 majalah

‫ِستَّةَ َع َشَر كِتَابًا‬ 16 kitab


ً‫ت َع ْشَرةَ جَمَلَّة‬ َّ ‫ِس‬ 16 majalah

‫َسْب َعةَ َع َشَر كِتَابًا‬ 17 kitab


ً‫َسْب َع َع ْشَرةَ جَمَلَّة‬ 17 majalah

‫مَثَانِيَةَ َع َشَر كِتَابًا‬ 18 kitab


ً‫مَثَايِن َ َع ْشَر َة جَمَلَّة‬ 18 majalah

‫تِ ْس َعةَ َع َشَر كِتَابًا‬ 19 kitab


ً‫تِ ْس َع َع ْشَر َة جَمَلَّة‬ 19 majalah

5.Bilangan puluhan 20 sampai 90.


Ketentuan ketentuannya :
1. Ma’dud menggunakan isim mufrod mudzakkar/muannats walaupun lebih dari satu.
2. Isim ‘adadnya menggunakan sama dengan mulhak dengan jama’ mudzakkar salim
(bentuk rofa’nya dengan wawu sedangkan nashob dan jernya dengan ya’).
3. Isim ‘adadnya berada sebelum isim mufrod.
4. Ma’dudnya dibaca nasob karena jadi tamyiz.

Polanya sebagai berikut :

‫إسم مفرد‬ ‫إسم عدد‬


I’robnya harus nashob karena jadi Bentuk mulhaq dengan jama’
tamyiz mudzakkar salim

Contoh :

Angka Bentuk mudzakkar Bentuk muannats


20 ‫ِع ْشُر ْو َن كِتَابًا‬ ً‫ِع ْشُر ْو َن جَمَلَّة‬
30 ‫ثَاَل ثُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫ثَاَل ثُ ْو َن جَمَلَّة‬
40 ‫َْأر َبعُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫َْأر َبعُ ْو َن جَمَلَّة‬

LXXXVI
50 ‫مَخْ ُس ْو َن كِتَابًا‬ ً‫مَخْ ُس ْو َن جَمَلَّة‬
60 ‫ِست ُّْو َن كِتَابًا‬ ً‫ِست ُّْو َن جَمَلَّة‬
70 ‫َسْبعُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫َسْبعُ ْو َن جَمَلَّة‬
80 ‫مَثَانُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫مَثَانُ ْو َن جَمَلَّة‬
90 ‫تِ ْسعُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫تِ ْسعُ ْو َن جَمَلَّة‬
6.Angka satuan dalam bilangan puluhan.
Ketentuan ketentuan :
1.Perubahan bentuk mudzakkar atau muannats mengikuti perubahan bentuk isim
mufrod ma’dudnya.
2.Apabila isim mufrod ma’dud mudzakkar maka isim ‘adad satuannya menggunakan
muannats dengan ta’ marbutoh. Apabila isim mufrod ma’dud muannats maka isim
‘adad satuannya menggunakan mudzakkar.
3.Pada ketentuan ke 2 ada pengecualian yaitu bilangan 1 dan 2 dalam angka satuan
dalam bilangan puluhan.
4.Isim ‘adad satuan di letakkan pertama kemudian isim ‘adad puluhan, kemudian baru
isim mufrod ma’dudnya.
5.Bilangan puluhan dalam I’robnya athof pada satuan.
6.Ma’dudnya nasob karena jadi tamyiz.
Polanya sebagai berikut :

‫إسم مفرد‬ (Puluhan) ‫إسم عدد‬ (Satuan) ‫إسم عدد‬


I’robnya nashob karena I’robnya di athofkan pada I’robnya bisa
jadi tamuyiz isim ‘adad satuan rofa’,nashob, atau jer
(sesuai tuntutan amil)
Contoh :

Bentuk mudzakkar Bentuk muannats Angka

‫اح ٌد َو ِع ْشُر ْو َن كِتَابًا‬ ِ‫و‬


َ ً‫واح َدةٌ َو ِع ْشُر ْو َن جَمَلَّة‬
ِ 21

ِ ِ
‫ِإْثنَان َو ثَاَل ثُ ْو َن كتَابًا‬ ِ َ‫ِإْثنَت‬
ً‫ان َو ثَاَل ثُ ْو َن جَمَلَّة‬ 32

‫ثَاَل ثَةٌ َو َْأر َبعُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫ث َو َْأر َبعُ ْو َن جَمَلَّة‬


ٌ ‫ثَاَل‬ 43

‫َْأر َب َعةٌ َو مَخْ ُس ْو َن كِتَابًا‬ ً‫َْأربَ ٌع َو مَخْ ُس ْو َن جَمَلَّة‬ 54

‫مَخْ َسةٌ َو ِست ُّْو َن كِتَابًا‬ ً‫س َو ِست ُّْو َن جَمَلَّة‬


ٌ ْ‫مَخ‬
65

LXXXVII
‫ِستَّةٌ َو َسْبعُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫ت َو َسْبعُ ْو َن جَمَلَّة‬ ٌّ ‫ِس‬ 76

‫َسْب َعةٌ َو مَثَانُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫َسْب ٌع َو مَثَانُ ْو َن جَمَلَّة‬ 87

‫مَثَانِيَةٌ َو تِ ْسعُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫مَثَا ٌن َو تِ ْسعُ ْو َن جَمَلَّة‬ 98

‫تِ ْس َعةٌ َو تِ ْسعُ ْو َن كِتَابًا‬ ً‫تِ ْس ٌع َو تِ ْسعُ ْو َن جَمَلَّة‬ 99

7.Bilangan 100 sampai seterusnya.


Ketentuan ketentuannya :
1.Isim ‘adad ratusan dan ribuan terletak di depan puluhan dan satuannya, kemudian
isim mufrodnya (ma’dudnya).
2.Isim ‘adad puluhan dan satuannya sebagai mana disebutkan sebelumnya.
3.Isim ’adad setelah ratusan dan ribuan di ‘athofkan pada ratusaan atau ribuan
tersebut. Contoh :
4.Ma'dudnya ada yang dibaca jer karena mudlof ileh ada yang nasob karena jadi
tamyiz.

Ma’dud mudzakkar Ma’dud muannats Angka


ٍ َ‫ِماَئةُ كِت‬
‫اب‬ ‫ِماَئةُ جَمَلَّ ٍة‬ 100

ٍ َ‫اح ُد كِت‬
‫اب‬ ِ ‫ِماَئةٌ وو‬ ‫اح َدةُ جَمَلَّ ٍة‬ ِ ‫ِماَئةٌ وو‬ 101
ََ ََ
‫ب‬ٍ ُ‫ِماَئةٌ و َع ْشرةُ ُكت‬ ٍ‫ِماَئةٌ وع ْشر جَم اَّل ت‬ 110
َ َ َ ُ ََ
ٍ َ‫ِماَئتَا كت‬
‫اب‬ ِ ‫ِماَئتَا جَمَلَّ ٍة‬ 200

‫ان َوثَاَل ثُ ْو َن كِتَابًا‬


ِ َ‫ِمَئت‬ ً‫ان َوثَاَل ثُ ْو َن جَمَلَّة‬ ِ َ‫ِمَئت‬ 230

ٍ َ‫ث ِماَئِة كِت‬


‫اب‬ ُ ‫ثَاَل‬ ‫ثَاَل ثُةُ ِماَئِة جَمَلَّ ٍة‬ 300

ٍ َ‫ف كِت‬
‫اب‬ ُ ْ‫َأل‬ ‫ف جَمَلَّ ٍة‬ ُ ْ‫َأل‬
1000

8.Bilangan bertingkat (pertama,kedua, ketiga dan seterusnya).

1.Untuk bilangan pertama menggunakan lafadz ‫ ََّأو ُل‬.


ِ َ‫)ف‬.
2.Untuk ke dua sampai seterusnya menggunakan wazan isim fa’il ( ‫اعل‬
ٌ
Contoh :

LXXXVIII
‫ََّأو ُل‬ Pertama ‫س‬ ِ Keenam
ٌ ‫َساد‬
ٍ َ‫ث‬
‫ان‬ Kedua ‫َسابِ ٌع‬ Ketujuh

ٌ ِ‫ثَال‬
‫ث‬ Ketiga ‫ثَ ِام ٌن‬ Kedelapan

‫َرابِ ٌع‬ Keempat ‫اس ٌع‬ِ َ‫ت‬ Kesembilan

‫س‬ ِ Kelima ِ‫ع‬ Kesepuluh


ٌ ‫َخام‬ ‫اشٌر‬ َ

9.Bilangan bertingkat di gunakan dalam bentuk kalimat


Ketentuan ketentuan :
1.Lafadz (ma’dud) di depan.
2.Isim ‘adadnya mengikuti bentuk kalimatnya dalam mudzakkar, muannats, dan I’rob
nya.
3.Kedudukan menjadi na’at.
Contoh :

Isim mudzakkar Arti Isim muannats Arti


‫اب اْاَل َّو ُل‬ Bab pertama Kamar pertama
ُ َ‫اَلْب‬ ‫اَلْغُْرفَةُ اْأُل ْوىَل‬
‫اَلْبَ ُ يِن‬
ْ ‫اب الثَّا‬
Bab kedua
ُ‫اَلْغُْرفَةُ الثَّانِيَة‬ Kamar kedua

‫س‬ ِ َّ ‫اَلْباب‬
ُ ‫الساد‬ ُ َ
Bab keenam
ُ‫اَلْغُْرفَةُ اَلثَّالِثَة‬ Kamar ketiga

‫س‬ ِ Bab kelima


ُ‫الرابِ َعة‬ Kamar keempat
ُ ‫اب اْخلَام‬ ُ َ‫اَلْب‬ َّ ُ‫اَلْغُْرفَة‬

10.Bilangan bertingkat 11 ke atas digunakan dalam bentuk kalimat


Hanya angka satuannya saja yang mengikuti wazan isim fa’il serta perubahan
mudzakkar dan muannatsnya. Contoh :

‫ي َع َشَر‬ ِ Bab ke sebelas


َ ‫اب اَحْلَاد‬ُ َ‫اَلْب‬
‫اب اَلْعِ ْشُر ْو َن‬
ُ َ‫اَلْب‬
Bab ke duapuluh

‫اَلْغُْرفَةُ الثَّالِثّةُ َواْلعِ ْشُر ْو َن‬ Kamar ke duapuluh tiga

ِ ‫اَلْغُرفَةُ اَلْ ِماَئةُ والث‬


ُ‫َّامنَة‬ Kamar ke seratus delapan
َ ْ

LXXXIX
‫احلمدهلل قد متَّ بعون اهلل ونرجو منه تعاىل املنفعة هبذا الكتاب للطاَّل ب املبتدئني يف علم النحو‬

‫واهلل أعلم بالصواب‬

‫حممد أنس خباري‬


‫بقلم الفقري ّ‬
‫خادم املعهد نورالفالح‬

‫دامفيت مالنج‬

‫‪XC‬‬

Anda mungkin juga menyukai