Anda di halaman 1dari 32

3

Daftar Isi & Prakata 3

Mempertahankan?
Daftar Isi..................................................................................... 3
Prakata

K
enyataannya, mempertahankan itu lebih sulit dari pada - Mempertahankan?....................................................................... 3
meraih. Saat sesuatu ingin kita raih, maka segala Review
usaha dan cara terbaik akan dilakukan. Namun, saat
- Anak Muda dan Semangat Literasi.............................................. 4
sesuatu itu telah kita raih, mempertahankannya butuh sesuatu
yang berbeda. Sesuatu yang berbeda itu merupakan usaha
- Pesantren, Penjara, Surga............................................................ 5
yang harus lebih keras, serta cara yang harus lebih baik - Hadapi Era Baru dengan Literasi................................................. 6
guna menghindari ketidakmampuan menyaingi musuh atau Kilas
setidaknya mempertahankan diri dalam melawan arus deras
- Dari UAS untuk Para Santri........................................................ 7
waktu yang kapan saja bisa menyeret semua cita-cita.
- Jawara Debat Bahasa Arab ASEAN........................................... 8
Selanjutnya, salah satu alasan yang paling lumrah adanya - Tiga Budaya Baru TMI................................................................ 9
sebuah ketidakmampuan tadi adalah tidak adanya niatan
- Dari Thailand ke TMI Al-Amien Prenduan................................... 10
khusus untuk tegar dan siap dalam mencari generasi yang
selayaknya mampu mempertahankan. Kemauan yang kecil Catatan Santri
kadang kala menjadi penyebab lunturnya semangat dalam - Kenapa Harus Nyantri?.............................................................. 11
mempertahankan sesuatu.
Opini Santri
Selayaknya seperti itulah gambaran awal tentang majalah
ini. Dalam jejak dokumentasinya di Perpustakaan ISMI - Jiwa Nasionalisme di Era Kekinian............................................ 12
(perpustakaan yang dikelola oleh organtri TMI Al-Amien Esai
Prenduan), hanya bersisa empat eksemplar majalah saja - Batasan-Batasan Kebebasan.................................................... 14
dengan edisi yang sama, edisi 24. Edisi 24 Majalah QA terbit
- Budaya Sebagai Perhiasan Bangsa.......................................... 15
pada tahun 2009, sekitar satu dekade jika dihitung mundur
dari sekarang. Wow, bukankah itu waktu yang cukup lama Tips
untuk terkuburnya sebuah permata literasi terbaik TMI? - Menemukan Kembali Barang yang Hilang................................ 16
Tentu, berangkat dari kemauan yang tinggi serta rasa cinta
sekaligus tanggung jawab yang ada dalam setiap hati dan
Lensa......................................................................................... 17
pikiran, maka tercatatlah bulan April tahun 2019 sebagai awal Note
kebangkitan Majalah al-Qawiyul Amien, yang penuh kobaran - The Secret of Writing................................................................ 21
semangat dan kecintaan, mudah-mudahan majalah ini terus
ada dan senantiasa eksis hingga tahun-tahun yang akan
datang. ‫المقالة‬
Alhamdulillah, terbitan perdana di tahun 2019 ini merupakan 22 ...........................................................................................‫ كالم هللا‬-
terbitan dengan karya 100% hasil dari coretan santri- 23 ............................................................................‫ الرسالة لسيد األنبياء‬-
santri TMI Putra Al-Amien Prenduan, baik yang merupakan 24 .............................................‫ دوراملعاهد اإلسالمية يف بناء البلدة املستقبلة‬-
anggota redaksi maupun tidak. Selain itu, juga ada tulisan
dari Wakil Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Al- Cerpen
Amien Prenduan, KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA., mudir - Jaringku Mengenai Malaikat..................................................... 25
marhalah aliyah TMI Putra, Ust. H. Moh. Hamzah Arsa, M. - Hujan Surat............................................................................... 26
Pd., juga tak ketinggalan coretan dari sang penulis buku - Islam itu Indah.......................................................................... 28
bestseller 'Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk', Ahmad Rifa'i
- Tod............................................................................................ 29
Rif'an. Dengan tampilan yang bisa dibilang masih amatiran,
kami mencoba menampilkan segala potensi yang ada untuk Short Story
sekedar mendapat gelar sebagai redaksi majalah. - My Dream................................................................................. 30
Selanjutnya, dengan harapan semoga menjadi sebuah - You are Selfish.......................................................................... 31
media karya yang lebih baik kedepannya, saran serta kritikan
dari para pembaca selalu kami tunggu kehadirannya. (*) Puisi
- Twilight...................................................................................... 32
- Unknown................................................................................... 32
- A Story About Beauty of Love................................................... 32
32 .....................................................................‫ عندما كنت يف دراسىت كسالان‬-
32 ..........................................................................................‫ ندامة العبد‬-
32 ...........................................................................‫ الضوء يف الطرف صباحا‬-
- Mungkin Esok Hari...................................................................... 33
- Janji Seorang Pendusta.............................................................. 33
- Sujud dalam Sholatku................................................................ 33
- Bungkam..................................................................................... 33
- Tentang Hidup............................................................................. 33
- Panglima Kenang........................................................................ 33
Refleksi
- Nilai Hidup Pesantren................................................................. 34
Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien
4 Review

Anak Muda
dan Semangat Literasi
Moh. Hamzah Arsa. M. Pd.
Mudir Marhalah Aliyah TMI Putra

V
erba valent scripta manent. Demikianlah pepatah Latin mengatakan.
Artinya, ucapan cepat hilang, sedangkan tulisan abadi terkenang. Dalam
bahasa lain, sesuatu yang terucap akan mudah menguap, berbeda dengan
sesuatu yang tertulis, yang akan senantiasa abadi. Melalui tulisan, pengetahuan
disimpan, disistematisasikan, dibaca, dan akan melahirkan tanggapan, yang pada
gilirannya melahirkan transfer wacana. Untuk itu, dunia membutuhkan sebanyak-
banyaknya penulis atau pengarang.
Ini pula yang sedang dilakukan oleh anak-anak muda, para redaktur al-Qawiyyul
Amin—majalah kreativitas santri TMI Putra—. Sejak dikokohkan dalam seremonial
yang sangat sederhana, mereka tancap gas. Mengutak-atik daya kreativitas,
bertungkus lumus dalam medan imajinasi, dan lahirlah majalah QA yang dalam
kurun waktu yang cukup lama “tidur nyenyak”.
Proses kreativitas dan semangat anak-anak belasan tahun ini tentu saja Penasehat:
menggembirakan di satu sisi. Menggembirakan karena dalam waktu sekejap mereka KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA
KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA
berhasil merampungkan tugas berat keredaksian, dari mulai menyusun konsep KH. Moh. Zainullah Rois, Lc
majalah, memilih anggota redaktur, mengumpulkan naskah yang berserakan, Ust. H. A. Tijani Syadzilli, Lc
mendesain, mengajukan contoh majalah, merevisi, merevisi lagi, hingga mendekati K. Abd. Warits, S. Pd.I
wujud “sempurna”. Tapi, di sisi lain, semangat anak-anak muda ini menggelisahkan. Pembimbing
Jangan-jangan ini adalah letupan emosi sesaat yang muncul akibat terlalu lama Moh. Hamzah Arsa, M. Pd.
mereka tidak menemukan ruang ekspresi yang representatif. Walau sejatinya, Abd. Qodir Jaelani, M. Pd.I
Ach. Nurholis Majid, M. Pd.
selama ini, mereka sudah mengasah kreativitas dan nalar literasi melalui buletin Ahmadi, M. Ag.
atau mading yang silih berganti terbit dan tertempel di papan pengumuman di Moh. Samhadi, M. Ag.
masjid, marhalah, puspagatra, dan lain-lain.
Penanggung Jawab
Tidak ada yang salah dengan anak-anak muda di atas. Mereka anak-anak hebat Achmad As'ad Abd. Aziz
yang membutuhkan sedikit ruang, kesempatan, kebijakan, sekaligus “sentuhan Nur Holis
kasih sayang” dari para guru dan stakeholder lainnya. Melalui itu semua, anak-anak Abdul Aziz
Mudiuddin
muda itu tidak saja mampu menumpahkan gagasan, imajinasi, nalar, kritik, atau
bahkan ide-ide “nakal” mereka, lebih dari itu, melalui ruang yang disediakan secara Pemimpin Redaksi
representatif tersebut mereka menemukan “jati diri mereka”. Mereka akan menjadi Moh. Syarif Saifa Abiedillah
penulis handal di masanya kelak. Sekretaris
Semangat literasi anak-anak muda di atas seakan menjadi oase di tengah Ach. Faizul A'la Suaidi
rendahnya budaya menulis masyarakat Indonesia. Coba tengok misalnya, Indonesia Redaktur
setiap tahun hanya mampu menerbitkan 3-4 ribu judul buku baru. Dibandingkan Roihan Azizi
dengan negara maju lainnya, kemampuan publikasi buku masih sangat rendah. M. Faris Rahman
Ironis sekali jika dibandingkan dengan Jepang yang mencapai 40.000 judul buku Amir Faruqi
Muhammad Junaedi Ilham
per tahun atau Amerika yang menerbitkan judul buku baru sebanyak 77.000 buah,
Fathurrozi Nuril Furqon
Jerman Barat sebanyak 59.000 buah, Inggris sebanyak 43.000 buah, dan Prancis Irsyadul Iebad
sebanyak 37.000 buah. Sirrullah
Musthofa Bishri
Rendahnya kuantitas penerbitan buku berbanding lurus dengan rendahnya minat Andi Alif
membaca masyarakat Indonesia yang juga sangat rendah. UNESCO mencatat Ahmad Roihan Ghilmanie
indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, pada setiap 1.000 Lay Out & Design
orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca. Rata-rata masyarakat Moh. Zaky Habibi
di Indonesia membaca nol sampai satu buku per tahun. Kondisi ini lebih rendah
dibandingkan penduduk di negara-negara anggota ASEAN, selain Indonesia, yang Editor
membaca dua sampai tiga buku dalam setahun. Angka tersebut kian timpang saat Ali Sajad
disandingkan dengan warga Amerika Serikat yang terbiasa membaca 10-20 buku Moh. Anismaulidi
per tahun. Distributor
Penerbitan kembali QA, termasuk beragam buletin dan mading yang sudah Moh. Syarif
Moh. Syahrul Rois Effendi
terbit semarak sebelum ini, mudah-mudahan menjadi penanda baik bagi arus Firman Abdullah
baru kebangkitan budaya literasi di pondok kita. Kita memimpikan para santri Moh. Amiruddin
senang membaca dan menulis. Di mana-mana santri asyik berkutat dengan buku; Moh. Aldhimas Rasyad
di perpustakaan, serambi masjid, di kamar, di jalan, di kelas dan di berbagai Kontak
tempat lainnya. Mereka senang menulis; puisi, catatan harian, cerpen, anekdot, Alamat : Perpustakaan ISMI (ruang ta'mir utara
atau bahkan sekadar curhat. Kami yakin, para santri mampu melakukan hal itu. Masjid Jami' Al-Amien Prenduan)
Bukankah pondok kita senantiasa memimpikan santrinya kelak menjadi ulama yang Telp : +6285236413739
Fax : (0328) 821 777
intelek! Selamat membaca! Email : qa.majalah@gmail.com
Website : http://qa.tmial-amien.sch.id
Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.
Review 5

Pesantren, Penjara, Surga


KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA
Wakil Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan

M
ondok itu pada dasarnya memang tidak enak. Dulu, di itu. Ia “penjara” bagi santri-santri yang pandai memanfaatkan waktu,
tahun-tahun ketika telepon masih menjadi barang yang kesempatan, dan fasilitas yang ada secara positif, sekaligus “surga”
teramat mewah, kawan-kawan dan senior-senior saya di bagi mereka yang tidak menggunakan waktu-waktunya dengan baik
pondok biasa menulis surat untuk berkomunikasi dengan orang tua, atau menjalaninya secara sambil lalu saja. Analogi ini mungkin agak
keluarga, atau sahabat. Untuk menandai tanggal penulisan di akhir membingungkan. Tapi semoga cerita berikut bisa memperjelas apa yang
surat, mereka tidak menulis “Prenduan, 10 November 1991”, tetapi, saya maksud.
“Penjara Suci, 10 November 1991”. Kawan-kawan saya itu seakan- Hadits tentang dunia sebagai penjara bagi orang Mukmin itu memang
akan ingin bilang bahwa sekalipun pesantren mirip penjara, tetapi ia kerap menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Seorang ulama, konon,
adalah penjara yang suci, tempat kebaikan-kebaikan bersemai. Hanya pernah ditanya, “Jika hadits itu benar, maka mengapa masih banyak
saja, kadang-kadang kami juga dengan iseng menafsirnya dari sudut orang Muslim yang kaya raya dan hidup nyaman, sementara banyak
pandang yang berbeda. Ya, pesantren memang “suci”, tapi ia tetaplah pula orang kafir yang miskin dan hidup sengsara? Bukankah itu berarti
sebuah “penjara”. bahwa dunia ini sebetulnya bisa juga menjadi surga bagi orang Mukmin
Tentu saja ada berjuta alasan untuk tidak menyukai penjara. dan penjara bagi orang kafir?”
Yang paling mendasar adalah keterkungkungan dan hilangnya Ulama itu dengan santai menjawab begini. “Hadits itu tidak salah.
kebebasan. Kita bisa merasakannya saat menyimak lagu Panbers, Kalau ada seorang Mukmin yang kaya raya, sejahtera, dan hidup
Hidup Terkekang, yang populer di tahun 1970-an ini: Hidup bagaikan nyaman di dunia ini, maka apa yang dia nikmati itu sebetulnya masih
seekor burung/dalam sangkar yang terkekang/Biar sangkarku terbuat terhitung seperti ‘penjara’ jika dibandingkan dengan apa yang bisa
dari emas/lebih baik kuhidup di hutan luas. Membandingkan penjara diperolehnya nanti di surga. Sebaliknya, kalau ada seorang kafir yang
dengan sangkar memang masuk akal, sebab keduanya mirip, sama- miskin, sengsara, dan hidup prihatin di dunia ini, maka segala kesulitan
sama mengungkung dan membelenggu. Tapi pesantren, kalau mau yang dihadapinya itu masih terhitung sebagai ‘surga’ jika dibandingkan
dianggap serupa dengan sangkar, jelas tidak terbuat dari emas—dan dengan apa yang akan dideritanya di neraka nanti.”
Panbers barangkali tidak tahu bahwa ada juga pesantren yang terletak
Saya suka jawaban cerdas di atas. Jadi, dunia ini bisa menjadi “penjara”
di tengah hutan yang luas.
atau “surga” bukan karena apa yang manusia temui di dalamnya,
Pesantren, penjara, dan sangkar. Terasa mirip. Tetapi benarkah melainkan melalui perbandingan dengan apa yang bisa ia peroleh
hidup di penjara itu sama sekali tidak berguna? Benarkah hidup di “hutan di akhirat nanti. Bagi saya, pesantren juga demikian. Ia bisa menjadi
luas” itu selalu lebih baik dibandingkan terkurung di dalam “sangkar”? “surga”, bisa pula menjadi “penjara”, bukan berdasarkan senyaman apa
Coba tanyakan itu kepada Buya Hamka yang menyelesaikan salah kita menjalani hidup di dalamnya. Semua orang juga paham bahwa
satu magnum opus-nya, Tafsir Al-Azhar, saat dipenjara oleh Rezim mondok itu relatif tidak nyaman, tidak menyenangkan. Tetapi masa
Soekarno. Suatu hari, beliau ditanya apakah pernah menyimpan depan yang cerah saya kira adalah milik santri-santri yang menjalani
dendam kepada Sang Proklamator itu. Secara mengagumkan, beliau hidup di pesantren ini seperti mereka menjalani hidup di “penjara”:
menjawab, “Dendam itu termasuk dosa. Selama 2 tahun 4 bulan saya bersusah payah, menepikan rasa lelah, berjuang sepenuh tubuh dan
ditahan, saya merasa semua itu merupakan anugerah yang tiada hati, mengenyahkan godaan untuk menyerah dan pergi. Sebaliknya,
terhingga dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan siapapun yang menjalani hidup di pesantren seperti di “surga”, berleha-
kitab tafsir al-Qur’an 30 juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin leha, berfoya-foya, bekerja seadanya, beristirahat sebelum waktunya,
ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu.” boleh jadi akan dipaksa untuk bersusah payah di masa tua, “terpenjara”
Hamka barangkali sekedar ingin menunjukkan bahwa selalu ada di saat ia seharusnya bebas merdeka.
hikmah di balik periode paling sulit dalam hidup manusia. Tetapi Jadi, pilih surga atau penjara? Ah, andai saya bisa memutar balik waktu,
bagaimana dengan Rasulullah SAW yang pernah bersabda bahwa tentu saya akan memilih hidup yang “lebih-penjara” di pesantren dulu.
dunia ini, bagi orang Mukmin, sejatinya adalah penjara? “Ad-dunyâ Pada titik ini, saya setuju dengan Mario Teguh, bahwa ada kesenangan-
sijn al-mu’min wa jannah al-kâfir”, sabda beliau dalam sebuah hadits kesenangan tertentu yang seharusnya dulu saya tinggalkan, sebab
sahih yang diriwayatkan oleh banyak sekali ulama, termasuk Imam beberapa kesenangan itu adalah “cara gembira menuju kegagalan”.
Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, Ibn Majah, dan Ibn Hibban. Dunia adalah
Mari bersenang-senang dalam “penjara”!
penjara bagi orang Mukmin, tapi surga bagi orang kafir.
Bagi saya, pesantren mirip dunia dalam sabda Rasulullah SAW
Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien
6 Review

Hadapi Era Baru dengan Literasi


Ahmad Rifa'i Rif'an
Penulis Buku bestseller 'Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk'

K
etika mengetahui jumlah buku yang saya tulis sudah ratusan judul, tak sedikit
yang heran dan bertanya, "Kok bisa sih mas nulis buku segitu banyaknya?
Gimana cara nulisnya? Gimana nyari idenya?"
Menjawab pertanyaan tersebut, saya yang justru heran, "Apa yang membuat kita
tak kunjung menulis? Kini, untuk menulis kita sudah difasilitasi dengan teknologi
sedemikian hebatnya. Bisa di laptop, bisa di smartphone. Kalau butuh referensi,
tinggal search dengan mudah. Justru yang perlu diherankan adalah ketika
teknologi sudah sedemikian canggih, tapi kita tak menghasilkan apa-apa.
Saya sempat membayangkan, bagaimana jika dahulu, di zaman Imam Ghazali,
Imam Syafi'i, dan ulama' yang kitabnya kita kaji sampai hari ini, sudah menikmati
teknologi untuk menulis dan mencari informasi seperti yang kita rasakan saat ini.
Dahulu, ketika menulis hanya berbekal tinta saja beliau-beliau sudah mampu
menghasilkan kitab berjilid-jilid. Dahulu, ketika mencari informasi begitu
sulitnya saja beliau-beliau memiliki semangat belajar dan membaca
sedemikian hebat.
Namun mirisnya, kita, yang terfasilitasi dengan sangat mudah
untuk membaca dan menulis, ternyata justru tidak mampu
menghasilkan karya besar dalam kehidupan kita. Mari kita
renungkan, apa yang sudah kita hasilkan dari sosial media
yang selama bertahun-tahun kita buka hampir tiap hari? Apa
yang sudah kita hasilkan dari smartphone yang tiap saat
menemani kita?
Saya jadi teringat dengan beberapa riset tentang minat
baca di Indonesia. Bisa kita tebak, hasilnya sangat
mengejutkan. Pada kuartal kedua tahun 2016, Nielsen
Consumer & Media View (CMV) menerbitkan hasil
survei di 11 kota di Indonesia tentang minat membaca
media cetak dan buku pada generasi milenial. Dari
17.000 responden berusia 10 sampai 19 tahun yang
mengikuti survei ini, yang memiliki minat membaca buku
hanya 11%, dan hanya 9% untuk media cetak. Mereka
lebih berminat menonton televisi (32%), mendengarkan
musik (22%), meramban internet (17%), dan berolahraga
(44%).
John Miller, President of Central Connecticut Amerika Serikat, pun
pernah melakukan riset tentang peringkat negara di dunia terkait tren
perilaku membaca dan keliterasian. Miller dan timnya menyimpulkan,
dari 61 negara yang dipublikasikan, Indonesia menempati posisi 60 dari
61 negara tersebut. Indonesia menjadi negara terburuk kedua dalam hal
literasi, satu tingkat berada di bawah Thailand dan di atas Botswana.
Dari hasil riset-riset ini mestinya membuat kita cemas soal tradisi
keliterasian kita. Kita harus gelisah melihat fenomena ini dan berusaha
menjadikan kegelisahan kita menjadi aksi dan kontribusi. Apa peran
kita dalam meningkatkan keliterasian generasi kita?
Saya cukup antusias ketika beberapa tahun lalu pemerintah
memgungkapkan bahwa proyeksi pendidikan abad-21 menitikberatkan
pada tiga aspek utama: 1. Karakter (akhlak), 2. Keterampilan, 3.
Literasi. Saya rasa sangat tepat jika literasi dijadikan sebagai salah satu
proyeksi pendidikan di era baru ini, ketika kita sedang dihadapkan pada
perkembangan teknologi yang luar biasa pesat, khususnya teknologi
informasi.
Perkembangan teknologi membawa dua dampak sekaligus: positif
dan negatif. Kita sebagai penikmat teknologi pun berpeluang mengambil
manfaat, sekaligus mendapat mudharat. Jika generasi kita tidak memiliki
pegangan dan mental yang kuat, maka bersiaplah menjadi generasi yang
terjajah oleh teknologi. Namun jika sebaliknya, bersiaplah menghasilkan
karya besar berkat hadirnya teknologi.
Saya berharap hadirnya majalah ini bisa menjadi pemantik
semangat literasi bagi pembaca sekalian. Semoga ini menjadi aksi
nyata dalam rangka meningkatkan semangat membaca dan menulis
generasi kita. Aamiin.. (*)
Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.
Kilas 7

Dari UAS untuk Para Santri Firman Abdullah


Santri kelas V DIA A, asal Bangkalan

S
ebagai sebuah pesantren, Al-Amien berpedoman pada apa yang disampaikan oleh mempertahankan nilai ajaran Islamnya
Prenduan telah banyak mengukir Allah dalam Al-Qur’an, yang berbunyi: dengan teguh.
sejarahnya dalam mencetak generasi Seruan atau ajakan dalam kebaikan yang
yang memiliki kredibilitas sebagai generasi ‫ِّك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم ِبالَِّت ْي ِه َي‬
َ ‫ْل َرب‬ ُ
ِ ‫ا ْد ُع إِلَى َس ِبي‬ selanjutnya ialah menanamkan suri tauladan
khoirul ummah. Dalam hal ini tentu kita bisa )125 : ‫أَ ْح َس ُن (النحل‬ yang baik, dalam ajaran pada kebaikan,
melihat peranan yang langsung diberikan dari tentu kita harus senantiasa memberikan
adanya pendidikan yang terus berlangsung “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu suri tauladan yang baik dalam kehidupan
di setiap waktu. Bukti nyata yang bisa kita dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan sekitar. Sebagai seorang yang mengenyam
temukan dalam pendidikan pesantren pada bantahlah mereka dengan cara yang lebih pendidikan dalam dunia Islam harus mampu
masa kini, yaitu dengan adanya proses- baik”. [An Nahl:125]. menjadi peneduh bagi lingkungan sekitar,
proses pendidikan yang ditanamkan dalam Dari seruan ayat ini, beliau memaparkan yaitu dengan selalu memberikan teladan yang
jiwa santri melalui kebiasaan-kebiasaan yang pesan bagi seluruh santri. “Tentu kita baik karena yang demikian ini nantinya akan
sudah menjadi tradisi dalam kehidupan sehari- bersama telah memahami bahwa Allah telah mampu menjadi generasi khoirul ummah.
harinya. Seperti mengamalkan nilai-nilai ajaran memerintahkan pada hambaya untuk selalu Seruan yang ketiga dalam mengajak pada
Islam, sholat, mengaji, ukhuwah islamiyah dan meyerukan pada kebaikan. Model seruan untuk al-amru bil ma’ruf wan nahyu anil munkar
masih banyak lagi. mengajak pada kebaikan sudah selayaknya yakni dengan berdebat. Konteks berdebat ini
Sudah menjadi sebuah keharusan, sebuah kita tahu, yaitu biil hikmah, wal mau'idotil haruslah dipahami dengan sebaik-baiknya
institusi pendidikan seperti halnya pesantren hasanah dengan suri tauladan yang baik, pemahaman. Membantah atau berdebat
bisa menjadi tempat lahirnya generasi-generasi wajadilhum billati hiya ahsan “ untuk mengajak dalam kebaikan tentunya
khoirul ummah bagi masyarakat, bangsa dan Hikmah yang dimaksud dalam firman Allah harus didasari dengan perilaku dan tata
Negaranya. Melihat kebiasaan yang sudah yang disampaikan oleh Ust. Abdul Somad cara penyampaian yang baik. Penyampaian
ditanamkan sejak dini oleh pesantren, bisa melalui ayat di atas, yaitu menyeru pada jalan sebuah argument yang baik tentu berawal dari
menjadi tolak ukur pertama akan terwujudnya Allah. Menyeru dengan sebuah tingkat kecendikiawanan seseorang dalam
generasi khoirul ummah dalam menyampaikan sikap kebijaksanaan yang literasi ilmu yang ia miliki. Maka dari itu
ajaran amar ma’ruf dan nahi munkar di muka teguh, dalam artian seorang kita sudah dianjurkan untuk selalu
bumi ini. Mukmin yang memiliki menyampaikan sesuatu yang baik
Dalam menyampaikan ajaran amar ma’ruf kapabilitas iman atau sesuai dengan kapabilitas ilmu
nahi munkar ini tentu membutuhkan sebuah percaya pada Allah serta yang kita miliki.
konsistensi dan upaya yang dilakukan agar ajaran yang disampaikan Dari sinilah, harapan demi
seruan dalam mengajak kebaikan mampu melalui utusannya harapan tentu harus ada
menjadi perekat umat dalam hal kebaikan. yaitu Nabi Muhammad, sebagai salah satu bukti bahwa
Berangkat dari sinilah pendidikan pesantren harus mampu dan pesantren mampu melahirkan
diciptakan, santri sedari dini sudah diajarkan bisa menyeru dalam generasi-generasi khoirul
untuk menjauhi hal-hal buruk dan mengerjakan kebijaksanaan untuk ummah, yang mengajak pada
perbuatan atau amal-amal yang shaleh dalam mengajak pada kebaikan dan menjauhi pada
hidupnya. Tidak ada hari dan tidak ada waktu perbuatan al-amru keburukan. Generasi yang
tanpa proses pendidikan dalam pesantren agar bil ma’ruf wan nahyu lahir dari Rahim pesantren
selalu ada pada ranah tujuan hidup dalam anil munkar. Sikap tentunya diharapkan mampu
kebaikan. kebijaksanaan dalam membawa secercah perubahan
Tak hanya menyeru pada amar ma’ruf dan seruan untuk mengajak bagi masa depan umat manusia.
nahi munkar dalam diri sendiri saja, akan tetapi kebaikan (*)
seorang santri dari awal masuk pesantren
sudah dididik untuk menyeru kebaikan kepada
orang lain, dan mencegah keburukan yang
akan terjadi di lingkungan sekitarnya. Dari
sinilah pesantren sebagai institusi pendidikan
Islam mampu melahirkan generasi khoirul
ummah di masa-masa yang akan datang.
Hal ini senada dengan apa yang
disampaikan dalam acara Tabligh Akbar
seorang
bersama Ust. Abdul Shomad, Lc, MA yang
Mukmin
dilaksanakan di pondok Pesantren Al-Amien
harus
Prenduan pada 17 Maret 2018 M. Di tengah-
tengah penyampaian ceramah dalam Tabligh
Akbar ini, beliau banyak memberikan nasehat
berupa wejangan ceramah yang bermanfaat
kepada santri untuk selalu menjadi penyeru
atas dakwah dalam kebaikan.
Seperti halnya salah satu penuturan beliau
dalam acara tersebut yaitu seorang santri
harus mampu dan bisa menjadi generasi
penerus yang selalu menyeru pada kebaikan,
berdakwah pada kebaikan di sekitar lingkup
kehidupanya. Menjadi seorang santri harus
selalu berdakwah atau mengajak dengan selalu

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


8 Kilas

Jawara Debat Bahasa Arab ASEAN

M
enjadi seorang santri berprestasi adalah sebuah impian besar dalam pondok ini sebagai santri berprestasi, melihat lembaga
yang dimiliki oleh setiap santri yang menghabiskan waktunya TMI Al-Amien Prenduan adalah pondok yang masyhur akan bahasa
dalam belajar di sebuah pesantren. Sebuah impian tentu asingnya, semisal bahasa Arab dan bahasa Inggris, dan juga yang tak
menjadi sebuah pilihan hidup. Setiap orang berhak menyandang kalah penting adalah semboyan yang ditanamkan dalam diri santri,
impian mereka masing-masing. Itu adalah hal yang sudah menjadi 'Patah Tumbuh Hilang Berganti'.
kodrat di setiap diri manusia. Karena dengan menyandang sebuah Salah satu motivasi terbesar yaitu melihat kakak-kakak kelasnya
impian, setiap individu akan mempunyai arah kemana mereka akan yang selalu sukses dalam merebut kejuaraan debat bahasa di setiap
melangkahkan kaki dalam hidup. even-even yang diikuti. Inilah yang menjadi motivasi besarnya dalam
Tapi di sisi lain, ada hal yang membedakan jalan setiap orang dalam meraih impian menjadi juara debat.
meraih impiannya, baik tentang langkah yang ditempuh, kemudian Sebagai sebuah institusi pendidikan, TMI Al-Amien Prenduan
semangat dalam menggapai impian, begitu pula hasil yang akan diraih telah membuktikan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang
pun kerap berbeda-beda. Semua itu tergantung kepada seberapa mengedepankan penanaman bahasa dalam diri santri sejak awal
banyak peluh yang diperjuangkan, dan seberapa gigih mereka dalam masuk pondok hingga kelak telah menyelesaikan pendidikan di TMI
menatap kesuksesan impian mereka. Setiap orang berhak mempunyai Al-Amien Prenduan. Hal ini dibuktikan dari sebuah pengalaman
itu semua, namun tidak semua orang berhasil menggapai impian yang perjalanan Jawara Debat Asia dalam mengikuti lomba di USIM
sesuai dengan kehendak yang akan ia capai. Malaysia.
Seperti halnya yang dilakukan oleh empat orang santri TMI Al-Amien Ternyata ada hal menarik tentang perjuangan mereka dalam
Prenduan, yang sukses menjajaki langkahnya dalam menjuarai even- memenangkan lomba di USIM Malaysia, yaitu dialektika bahasa di
even lomba debat bahasa yang diadakan baik dalam tingkat nasional TMI tidak sama dengan bahasa Arab yang digunakan oleh peserta
maupun internasional. Mereka adalah Salman Biltysir santri kelas VI, lomba debat bahasa tingkat ASEAN lainnya. Hal yang membedakan
Ilman Faris santri kelas VI asal Sumenep, Firdaus Ulul Absor kelas di sini adalah karakter bahasa debat yang digunakan oleh TMI adalah
VI asal Bangkalan dan Ali Sajad kelas V asal Sumenep. Keempat bahasa yang bersifat iktibas atau bahasa Hadist dan Al-Qur’an yang
santri berprestasi ini lahir dari rahim pesantren, yang setiap harinya dimodifikasi menjadi bahasa debat. Inilah nilai bahasa yang menjadi
ditempa dengan pendidikan Islam agar mampu melahirkan generasi keunggulan hingga berhasil mengantarkan mereka menjuarai lomba
yang berakhlak mulia. debat tingkat ASEAN tersebut.
Dengan berbekal ketekunan, semangat, dan kerja keras dalam Menjadi juara debat di ajang nasional dan internasional bukanlah
berlatih, keempat santri tersebut berhasil mengharumkan nama hal mudah. Butuh banyak proses yang harus ditempuh dengan
almamater. Keempat santri tersebut berhasil meraih impian yang kesungguhan hati dan semangat yang teguh. Seperti yang diungkapkan
mereka cita-citakan semenjak menjadi santri, yaitu menjuarai lomba oleh sang Jawara Debat Bahasa Arab ini, mereka memberikan tips-
debat di tingkat nasional maupun internasional. tips agar sukses dalam menjuarai debat bahasa yaitu;
Salah satu impian terbesar yang dicapai oleh Jawara Debat Bahasa “Hal yang paling utama ialah penguasaan yang baik terhadap
Arab ini yaitu mereka sukses menjuarai even lomba debat bahasa bahasa Arab tersebut. Hal kedua yaitu mempersiapkan literasi
Arab tingkat Asean yang diadakan di USIM Malaysia. Dalam proses keilmuan, seperti membaca buku, koran dan lain-lain. Tentunya, yang
menjuarai debat bahasa Arab tersebut ini tentu membutuhkan proses paling penting yaitu rasa cinta. Cinta akan adanya budaya berbahasa
yang panjang dan perjuangan yang ekstra kuat. Selain melihat tingkat yang ada di pondok. Karena dengan berbahasa inilah khazanah
even lomba ini yaitu tingkat ASEAN, juga yang perlu menjadi persiapan keilmuan seseorang akan bertambah. Ketiga adalah memperbanyak
yang baik dengan, melihat kontingen lomba yang berasal dari berbagai latihan. Kemudian yang terakhir yaitu kekompakan tim.” ujar salah
negara dan juga dengan kapabilitas kemampuan yang cukup mumpuni. satu dari Jawara Debat Bahasa Arab.
Di antaranya adalah Qatar, Thailand, dan Malaysia.
Sisi menarik lainnya yang juga bisa kita petik, yaitu adanya
Syukur Alhamdulillah, TMI Al-Amien Prenduan adalah satu-satunya keterkaitan antara seseorang yang mahir berbahasa Arab dengan
kontingen Indonesia yang berhasil melangkah sampai babak akhir hafalan Al-Qur’an yang ia miliki. Tentunya hal ini sudah tidak asing lagi
dan menjadi juara dalam lomba debat bahasa Arab se-ASEAN tingkat di hadapan kita, orang yang mahir berbahasa Arab ialah orang yang
SMA/MA sederajat. Menjuarai even lomba tingkat ASEAN ini telah mempunyai hafalan Al-Qur’an yang baik.
menjadi bagian dari sejarah pondok dalam membuktikan eksistensinya
Nah, hal menarik lainnya dalam wawancara yang redaktur lakukan
sebagai lembaga yang menjunjung tinggi bahasa sebagai mahkota
dengan salah satu Jawara Debat Bahasa, yakni:
paling berharga di TMI Al-Amien Prenduan.
“Saya kira, kemampuan berbahasa juga bisa diukur dari kualitas
Berawal dari sebuah wawancara dengan salah satu jawara debat,
seseorang yang bisa membaca Al-Qur’an. Bahkan bisa lebih dari itu
kami mendapat catatan-catatan menarik di dalamnya. Seperti
yakni orang yang menghafal Al-Qur’an. Hal ini saya rasakan sendiri
halnya yang diungkapkan oleh salah satu kontingen debat, saudara
efeknya. Saya bisa berbahasa karena saya selain belajar bahasa
Ilman Faris, santri asal pulau Sapeken, Sumenep ini bercerita awal
Arab juga menghafal Al-Qur’an. Seperti kata pepatah yang sering kita
mula langkahnya hingga bisa menjuarai even lomba debat. Dia
dengar yaitu “Bahasa Arab adalah Bahasa nya Al-Qur’an.” (*)
mengungkapkan bahwa hal itu bermula dari keinginan menjadi bagian

Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.


Kilas 9

Tiga
santri TMI tetap dituntut rapi dengan training santri tatkala menuju masjid atau asramanya
yang bukan pensil dan kaos harus dimasukkan masing-masing, hal ini juga untuk mengantisipasi
kedalamnya. kehilangan sandal yang sering dikeluhkan oleh

Budaya
Sedang untuk kegiatan yang bersifat ibadah para wali santri.
seperti shalat lima waktu, pakaian santri-santri Hal unik lain pun bisa dilihat ketika shalat
TMI Putra Al-Amien Prenduan meliputi sarung, berjamaah sedang berlangsung. Saat sebagian

Baru
baju koko dengan warna bebas (putih khusus besar ruang di Masjid Jami' telah terisi, tak ada
untuk Kamis sore, Kamis malam dan Jum'at sebiji sendal pun yang bisa ditemukan di luar
siang) dan songkok hitam. kecuali punya para mudir dan asatidz yang
khusus ditempatkan di depan Masjid Jami'. Ini

TMI
Semua aturan pakaian yang diterapkan
pada kehidupan sehari-hari santri tidak lepas karena tas sandal yang dipakai oleh para santri
dari unsur yang bersifat ma'hadi, tarbawi dan telah teruji keamanannya untuk dibawa masuk ke
Islami. Ada larangan-larangan khusus yang juga dalam masjid.

T
diterapkan di dalamnya, seperti pakaian yang
MI, salah satu lembaga 3. Sistem Pembayaran
mengandung unsur ormas-ormas tertentu serta
pendidikan di Al-Amien Selain kewajiban belajar dan menaati seluruh
pakaian yang bersifat mewah dan glamor.
Prenduan telah berdiri tahun peraturan yang telah dibuat oleh pondok, ada lagi
1971 dulu. Artinya, lembaga ini telah Pada akhir semester satu kemarin, peraturan
baru diterapkan pada cara berpakaian santri. kewajiban seorang santri TMI Al-Amien Prenduan
kokoh berdiri di atas bumi Prenduan yang lebih diberatkan tanggungjawabnya
sekitar 47 tahun lamanya. Dari tahun Dengan tujuan untuk lebih menekankan unsur
rapi tapi tetap berdisiplin, dibuatlah satu aturan kepada wali/orang tua, yaitu keuangan. Skema
ke tahun, perkembangan yang terjadi pembayaran di TMI Al-Amien Prenduan untuk
semakin menemui titik perbedaan di mana setiap baju selain jubah dan jas harus
dimasukkan ke dalam sarung dengan sabuk kebutuhan sehari-hari ada dua; pertama kewajiban
yang membawa kemudahan pada untuk membayar iuran pondok (SPP) dan kedua
kehidupan sehari-harinya. Selain yang mengikat. Dalam tempo satu minggu,
seluruh santri TMI Al-Amien Prenduan pun adalah iuran makan. Kedua pembayaran tersebut
pada pembangunan-pembangunan ditarik perbulannya melalui tangan para santri atau
infrastruktur yang telah rampung seperti terlihat lebih rapi dan berdisiplin saat aktivitas
sehari-hari. orang tua langsung ke Student Payment Centre
Masjid Jami' Al-Amien Prenduan, (SPC) TMI Al-Amien Prenduan. Dengan membawa
Gedung Al-Wathan dan Selanjutnya, disiplin pakaian baru TMI Putra
serta mufakkirah (buku catatan wajib santri selama
Mabna Jadid, lapangan A-Amien Prenduan yang baru tersebut juga
satu tahun ajaran) sebagai tanda bukti kedua
sepak bola, basket, diterapkan di Ma'had Tahfidzil Qur'an (MTA) Al-
setelah adanya nota pembayaran.
hingga takraw ataupun Amien Prenduan setelah liburan maulid nabi.
Pembayaran dengan cepat terselesaikan
infrastruktur yang masih
2. Tas Sandal hanya dengan menyebutkan Nomer Induk Santri
dalam proses pengerjaan
seperti Rumah Sakit Islam Setiap hari, setiap ada kegiatan (NIS) kepada para petugas, lalu menyerahkan
yang terpusat di Masjid Jami' sejumlah uang yang diperlukan, nota keluar dan
Al-Amien Prenduan (RSI),
Al-Amien Prenduan, santri pembayaran selesai. Namun cara yang mudah
Wisma Alpen dan lain-lain,
akan berdatangan tersebut sekarang tertinggal jauh lebih mudah dari
TMI Al-Amien Prenduan
dan naik ke Masjid cara yang baru-baru ini diterapkan.
juga mengalami
perkembangan pada dengan terlebih dahulu Mulai tahun ini, setiap santri TMI Al-Amien
budaya kehidupan membalik sandalnya Prenduan nomor mempunyai transaksi sendiri-
sehari-hari. Tercatat lalu merapikannya sendiri. Nomer yang bisa digunakan sebagai
ada total tiga dengan sandal-sandal media transfer antar bank tersebut merupakan
budaya baru yang yang lain seperti barisan shaf kombinasi antara nomor virtual account (VA)
berkembang tahun saat shalat. Rapinya sandal- SPC TMI Putra dengan NIS santri. Adanya
ajaran 2018-2019 ini, sandal para santri ini merupakan nomor VA tersebut lebih memudahkan dan
yaitu: pemandangan yang sangat unik, meleluasakan langkah para orang tua/wali santri
terutama untuk para tamu-tamu dalam menyelesaikan pembayaran. Cukup ke
1. Aturan Pakaian yang kebetulan sedang berlabuh ATM terdekat simpelnya, dari rekening/tabungan
Sebelumnya, aturan di Masjid Jami' Al-Amien bisa langsung ditransfer ke nomor VA TMI Al-
pakaian santri-santri di TMI Prenduan untuk yang pertama Amien Prenduan. Tanpa konfirmasi lagi, sejumlah
Putra Al-Amien Prenduan kalinya. Demi terjaganya uang yang dikirimkan akan terpotong secara
tak jauh berbeda dengan kerapian sandal-sandal yang otomatis oleh tunggakan yang belum tertuntaskan.
pondok-pondok pada beraneka ragam tersebut, setiap Selanjutnya, selembar nota kecil akan keluar
umumnya di daerah kelas biasanya akan membuat dengan nama penerima adalah santri yang dituju.
Madura. Saat kegiatan jadwal giliran jaga sandal di Semakin hari, semakin berkembang dan
belajar mengajar (KBM) setiap waktu sebelum shalat. maju. Begitulah seharusnya sebuah kelompok,
sedang berlangsung, Namun, akhir Maret lalu organisasi atau lembaga berjalan. Dalam
pakaian santri-santri TMI TMI Al-Amien Prenduan resmi pengembangan yang direncanakan selanjutnya,
adalah atasan putih memberlakukan peraturan TMI Al-Amien Prenduan juga akan memakai
dengan bawahan hitam baru untuk masalah sandal. sistem uang digital. Jadi, sistem yang rencananya
untuk hari Sabtu dan Peraturan baru tersebut adalah akan dimulai pada tahun ajaran baru depan
Ahad. Bebas, artinya diwajibkannya seluruh santri (2019-2020), akan mengoptimalkan cara
warna apa saja untuk untuk selalu membawa tas sandal pembayaran santri di setiap transaksi sehari-
hari Senin dan Selasa. yang telah disediakan oleh pondok hari, di wartel, kantin hingga toko-toko pondok
Terakhir, seragam kemanapun mereka pergi. Praktis dengan menggunakan scan sidik jari. Maka,
Pramuka untuk hari dan aman adalah dua kata yang dalam pondok TMI Al-Amien Prenduan nanti tak
Rabu dan Kamis. didapat dari aturan yang satu ada lagi kata tunai, tak ada lagi kata kehilangan
Di luar KBM, ini. Pasalnya, selain untuk uang dan semacamnya karena uang santri yang
saat berolahraga membuat mudah langkah bersangkutan sudah dijamin aman dengan sidik
misalnya, santri- jari santri itu sendiri. (*)
Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien
10 K i l a s

Dari
Thailand
ke
ke
TMI Al-Amien Prenduan
Wawancara singkat bersama Che Mohammad Ilham Daleng (Santri TMI Al-Amien Prenduan asal Thailand)

Sampai sekarang, total santri yang bermukim di TMI Al-Amien Prenduan (baik
putra maupun putri adalah 2782 (dua ribu tujuh ratus delapan puluh dua) santri yang
berasal dari sekitar 30 puluh provinsi di Indonesia dan beberapa negara tetangga.
Tahun 2017 silam, TMI Al-Amien Prenduan kedatangan seorang santri yang berasal
dari negeri gajah putih, Thailand. Namanya adalah Che Mohammad Ilham, seorang
santri yang penuh dengan keikhlasan serta keberanian mengenyam pendidikan
di negara tetangganya. Beberapa waktu yang lalu, salah satu redaksi majalah QA
berkesempatan mengajak Ilham (nama sapaannya) untuk berbincang-bincang
singkat mengenai awal mula dia datang ke pondok TMI Al-Amien Prenduan, tentang
pengalamannya selama di sini dan banyak lagi.
Datangnya seorang santri yang harus menempuh ribuan kilometer untuk menuntut
ilmu ini, membuktikan bahwa pendidikan tak memandang batas jarak dan waktu.
Di bawah ini merupakan potongan-potongan singkat pembicaraan salah satu
redaksi majalah QA dengan Ilham.

Ilham ini kan asli Thailand, kok bisa tahu tentang Al-Amien?

Temannya ayah itu sering ke Indonesia, beli ikan. Dan waktu itu Kalau liburan Ramadhan, Apa Ilham pulang ke Thailand?
orang tua saya lagi mikir buat antar saya ke Gontor. Teman ayah
saya itu setelah dari Indonesia berangkat ke Malaysia, lalu ke Ya. Yang kemarin itu, orang tua ke sini waktu sebelum perpulangan,
rumah. Terus nanya ayah saya pondok mana yang paling murah di terus jalan-jalan dulu ke luar, terus besok paginya orang tua jemput
Indonesia, terus lengkap silat dan apanya. Bilang teman ayah saya, ke sini.
di Al-Amien.
Lalu, apa Ilham berjumpa lagi dengan teman-teman dulu? Apa
Bagaimana perjalanan Ilham dari Thailand ke Al-Amien? yang biasanya mereka tanyakan?

Naik mobil ke Malaysia, terus naik kereta api ke ibu kota Malaysia, Ya. Main-main lagi. Biasanya mereka nanya; Gimana, enak mondok
nginap di sana satu malam, besok paginya makan, ke bis berangkat di Indonesia? Terus saya jawab, iya, enak.
ke bandara Kuala Lumpur. Berangkat ke Surabaya sampai waktu
malam, setelah itu makan-makan dulu di Bangkalan baru berangkat
Apa teman-teman Ilham bersekolah di Thailand semua?
ke Sumenep.
Nggak, ada juga yang ke Malaysia, Kuala Lumpur. Ada yang ke
Apa Ilham punya keluarga di Indonesia? Gontor, tapi kebanyakan tetap di Thailand.

Tidak ada, yang di Sumenep hanya ustadz titipan. Apa hobi dan cita-cita Ilham?

Di sana kan pasti ada pondok juga, kenapa Ilham Hobi banyak juga. Main bola, silat, nulis kaligrafi. Kalau cita-cita
tidak mondok di sana saja? pengen jual-jual, jadi pengusaha dagang.
Masih kurang. Bahasa sama silatnya masih kurang.
Kalau sudah lulus dari Al-Amien, ke mana ilham akan
melanjutkan pendidikan
Terus, dengan panjang liburan saat Maulid Nabi yang
hanya 10 hari, Ilham ke mana? Pengen ke Dubai dulu, baru ke Mesir.
Ke Sumenep.
Menurut Ilham, kenapa orang-orang luar harus ke Al-Amien?
Di Sumenep kan rata-rata berbahasa Madura,
Ilham ngapain saja?
Biar berilmu, karena di Al-Amien banyak prestasinya. Terus santri-
Diam di rumah, main-main hp. santrinya juga datang dari mana-mana, dari jauh.
Kadang-kadang jalan-jalan
ke luar sebentar.

Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.


C a t a t a n S a n t r i 11

Kenapa Harus Nyantri?


Moh. Syarif Saifa Abiedillah
Santri kelas V IPSI A, asal Sumenep

"Tiga pertanyaan untuk kamu, para pelajar Muslim yang enggan merasakan pengalaman menjadi seorang
santri; Yakinkah kamu terhindar dari segala maksiat yang serba gratis di luar sana? Yakinkah kamu bisa
melewati hari dengan tetap terjaga bersama-Nya? Yakinkah kamu akan nyaman dengan tuntutan masa depan
yang tak berdasar?"

J
ujur saja, niat untuk menjadi seorang kekuatannya, sudah memilih Al-Amien tetap berada di atas jalannya yang lurus.
santri tidak sedikitpun pernah terbesit dengan tujuan mengenyam pendidikan di Manjadi seorang santri itu bukan pilihan
di dalam hati. Dalam perjalanan TMI. Semenjak itu, hari-hari benar-benar lagi menurut saya. Menjadi seorang santri
pendidikan yang telah saya lalui, menjadi terasa berkali lipat ganda cepat berganti, seharusnya sejak dahulu kala menjadi sebuah
seorang santri sepertinya adalah sebuah cepat sekali sehingga jangankan untuk kewajiban dan kebutuhan untuk setiap pelajar
kerugian yang sangat besar. Apalagi di menyiapkan diri dengan ujian yang harus Muslim.
zaman yang serba maju dan canggih ini, segera dihadapi, menyiapkan hati agar nanti Lalu ada yang berpikir menjadi santri itu
rasa tersebut semakin pudar layaknya tak ragu jika sudah resmi mendapat gelar akan menenggelamkan diri ke dalam jurang
warna tinta yang terpercik oleh air. Memang, santri belum juga maksimal. ketertinggalan zaman yang serba canggih.
bukti-bukti bahwa menjadi seorang santri Akhirnya, siang hari Ahad, 22 Juli 2016 Maka saya, sekali lagi berani mengatakan
itu telah banyak dilontarkan oleh alumni- saya benar-benar telah berdiam diri di sebuah bahwa pernyataan di atas salah besar.
alumni pesantren yang bertebaran di sekitar bangunan yang bernama asrama tanpa Saya pribadi merasa menjadi seorang
rumah saya, namun entah kenapa, hati tetap sentuhan hawa keluarga sedikitpun. Dari sini pelajar paling beruntung di antara teman-
enggan untuk menerima itu semua. lah berawal adanya transformasi pertanyaan teman seangkatan saya waktu di sekolah
Ketika hari-hari menjelang wisuda di yang menjadi perisai saya dulu, dari 'Apa kita menengah yang memilih melanjutkan
sekolah menengah saya dulu hampir tiba, harus mondok untuk menjadi orang baik?' pendidikannya ke sekolah-sekolah luar
secara tak sengaja terlontar kata 'Saya mau menjadi 'Apa alasan yang lebih baik untuk tanpa sentuhan pesantren. Bukan hanya
mondok' dari mulut tatkala seorang tamu para pelajar Muslim untuk tidak mondok?'. karena saya bisa menjaga diri dengan terus
yang berkunjung ke rumah menanyakan ke Untuk pertanyaan saya yang dulu, menambah pengetahuan agama. Di sini, di
mana saya akan melanjutkan pendidikan. jawabannya adalah pertanyaan yang saya TMI Al-Amien Prenduan saya mendapat lebih.
Ini tentang sebuah ketidaksengajaan yang pegang sekarang. Sedang jawaban untuk Saya bisa dengan mudah mengejar cita-cita
tidak wajar menurut saya. Pasalnya, mulut pertanyaan yang sedang saya pegang yang saya impi-impikan dari dulu dengan tetap
saya reflek saja melontarkan 'Al-Amien' sekarang, jujur saja saya belum bisa berlandaskan ajaran Islam. Mengejar dunia
ketika ditanya kembali untuk yang kedua menjawabnya sendiri. Ini artinya, secara untuk akhirat? Mengapa tidak?
kalinya tentang di mana tepatnya saya akan berkala diri saya pribadi, baik jiwa maupun Hampir tiga tahun di sini, alhamdulillah
melanjutkan pendidikan tersebut. raga telah menerima dengan sempurna saya sudah bisa berbahasa Inggris dan Arab
Akhirnya, saya bernafas lega esok semua hal yang berkenaan dengan lumayan lancar. Saya sudah bisa berbicara di
harinya. Tuntutan untuk menjadi seorang pondok. Mulai dari sistem kehidupannya, depan khalayak (umum) tanpa merasa gerogi
santri ternyata tak terlalu dipaksakan oleh pengajarannya serta lain-lain. Saya sadar lagi. Saya sudah bisa mengajar seperti halnya
kedua orang tua. Mereka hanya ingin, tapi dengan sesadar-sadarnya akan berharganya guru-guru pada umumnya. Saya sudah bisa
tidak memaksa. Namun, entah ada apa, pendidikan di sebuah lingkup ruang yang bisa menciptakan karya tulis dengan merangkai
sepertinya tetap ada yang mengganjal melindungi para pelajar Muslim dari pengaruh kata-kata dalam bahasa Indonesia yang benar,
dalam pikiran. Satu pertanyaan besar yang buruk yang bisa saja merenggut indahnya sesuai EYD. Saya juga sudah sangat yakin jika
juga merupakan perisai saya untuk menepis masa depan dengan beragam mudharat di tiba-tiba diterjunkan ke sebuah situasi untuk
pengaruh orang lain, dunia luar. sekedar menjadi pengajar atau pembicara,
Apa kita harus mondok untuk menjadi Saya berani bertaruh dan juga yakin maka saya tak akan ragu untuk mengambilnya.
orang baik? dengan apa yang baru saja saya ungkapkan. Saya mendapat semua hal tersebut dengan
Ini bukan pernyataan asal-asalan, ini murni gratis dari kelompok-kelompok minat
Tentunya, sebagai seorang yang tak
saya ambil dari pengalaman saya selama ekstrakurikuler yang ada di sini.
pernah keluar jauh dari rumah, pergi ke
menjadi santri sampai sekarang ini. Saya Jika dipikir-pikir lagi, dengan tidak hadirnya
kampung orang lain yang berpuluh-puluh
banyak berpikir di setiap kesempatan yang saya sebagai seorang santri di sini, maka
kilometer jauhnya hanya akan menyisakan
ada untuk membayangkan bagaimana nasib menjadi seorang yang bisa berbahasa asing,
rasa tidak betah plus tidak nyaman. Toh
saya jika tidak pernah, karena tidak mau yang bisa menulis, yang bisa berorator di
walaupun itu sebenarnya baik karena
menjadi seorang santri. depan khalayak umum sepertinya hanyalah
jauhnya diri nanti untuk berjihad di atas jalan
Allah. Jujur saja, meskipun sudah berada di omong-kosong belaka.
dunia yang penuh dengan kegiatan-kegiatan Akhirnya, catatan saya selama perjalanan
Namun benar, tak pernah terbesit dalam
pendidikan keagamaan, terkadang khilaf menjadi seorang santri, yang sangat ingin
hati alasan-alasan baik mengapa saya
pikiran datang. Meskipun sudah tahu, saya cantolkan di setiap pikiran orang adalah
harus menjadi santri? Mengapa saya harus
terkadang tidak tahu-menahu tentang dosa bahwa menggenggam status sebagai seorang
keluar dari rumah untuk menuai pahala? dan
larangan melakukan suatu hal. Meskipun santri itu tidak ada ruginya sedikitpun, menjadi
lainnya sama-sekali tak pernah terpikirkan.
sudah punya rasa takut, terkadang sok seorang santri adalah kebutuhan dan menjadi
Karena itu, antara mau atau tidak, pergi
memberanikan diri untuk memaksakan diri santri itu tidak akan pernah menenggelamkan
atau tidak, jadi atau tidak juga tak terlalu
melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan diri di dasar jurang ketertinggalan zaman. Itu
terpikirkan. Saya jalani hari-hari seperti
sikap pribadi seorang Muslim. saja.
biasanya, mengikuti waktu yang mengalir
saja tanpa hambatan apapun. Lalu apa jadinya jika sekarang saya Ada yang perlu bukti? silahkan datanglah
sedang berada di luar sana? dengan niat beribadah kepada Allah SWT.
Ketika tiba hari itu, dengan tidak
menyadari akan derasnya aliran waktu, Alhamdulillah, puji syukur selalu saya semata!
saya telah benar-benar dengan keyakinan, panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Next, I will be happy to say ‘welcome to the
yang saya tidak juga bisa menjamin atas karena telah diberikan kesempatan untuk real beautiful and amazing world!’ (*)
Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien
12 O p i n i S a n t r i

Jiwa Nasionalisme di Era Kekinia Raihan Fadhlur Rachman


Santri kelas V MIPA, asal Cirebon

D
i era kekinian ini, media informasi disegani karena usaha mandirinya untuk menggambarkan semakin luntur dan
seolah beralih fungsi menjadi hal merebut kemerdekaan dengan senjata hilangnya sikap nasionalisme serta pribadi
primer bagi masyarakat, saat ini apa adanya dalam kurun waktu yang baik pada jati diri masyarakat Indonesia,
dunia sudah tiba pada era milenial yang tidak sebentar. Kemerdekaan tersebut khususnya di kalangan pemuda.
tiap waktu semakin pesat perkembangan diraih dengan semangat yang tertuang Berdasar pernyataan I-Shing, seorang
dan penyebarannya. Turut mendukung dalam sila ke-3, yaitu persatuan. Namun pengelana China yang sudah berkunjung
perkembangan ini, hampir semua segmen semangat yang dahulu membara tersebut, ke kerajaan Sriwijaya pada 671 M sejatinya
kehidupan disandingkan pada media sekarang perlahan-lahan mulai memudar Islam sudah masuk ke Indonesia bisa dikata
informasi dan perubahan besar tersebut lantaran segelintir oknum yang rela menjual sejak abad pertama tahun hijriyah (abad
tak lepas dari perkembangan besar- harga diri bangsa karena kepentingan ke-7 masehi), mengaca pada histori itu saja
besaran yang terjadi dalam bidang teknologi pribadi, kelompok maupun golongannya. Islam dan Indonesia berarti adalah dua
komunikasi. Acapkali semua orang mungkin Cerminannya seiring berkembangnya suatu hal yang sudah lama menyatu. Maka tak
pasti setuju jika dikatakan bahwa semakin negara seharusnya turut mengekor pula ayal kalau urutan pertama dalam populasi
hari perkembangan teknologi semakin bersamanya semakin maju dan tumbuhnya jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia
canggih, inovasi-inovasi baru semakin semangat nasionalisme. diduduki oleh Indonesia dengan angka
banyak disebarkan, bahkan lebih cepat Dalam kasus ini Indonesia menggiringkan 209.1 juta jiwa.
dari berkembangnya teknologi pada dahulu dalam perjalanannya bahwa pemuda lah Penyebaran Islam di Indonesia ini bukan
kala. Kalau boleh dikata, mungkin sudah dengan kecerdasan dan keterbukaannya semerta-merta langsung meluas hanya
tidak ada bagian dari dunia ini yang tidak mampu merubah keadaan menjadi lebih baik karena pedagang-pedagang dan para
terjangkau oleh perkembangan teknologi dan menerima perubahan juga pemudalah saudagar Muslim yang hijrah ke Indonesia,
masa kini. Kemajuan besar-besaran di sektor yang turut akan mewariskan nasionalisme tetapi beberapa di antara mereka juga
teknologi komunikasi hampir tidak meluluskan pada generasi setelahnya. Yakni jiwa melakukan dakwah disamping transaksi
harapan pada negara-negara di belahan yang mampu menggerakkan sikap semua mereka tetap berlangsung, perlahan
dunia untuk tidak menerima kehadirannya, tingkatan masyarakat dalam keseharian tapi pasti para saudagar, dai-dai hingga
karena perkembangan itu pun sejatinya juga berbangsa dan bernegara. Dan anehnya, Wali Songo mulai membumikan Islam
mempengaruhi pada perkembangan negara perkembangan zaman dan teknologi media di Indonesia dengan ajakan-ajakan dan
itu sendiri di berbagai sektor, hingga bahkan di era 'kekinian' ini justru tidak memantulkan memasukkan unsur-unsur keislaman ke
teknologi dan media informasi umumnya cerminan perkembangan sikap nasionalisme dalam tradisi atau budaya Hindu dan Budha
menjadi salah satu simbol dari kemajuan dan kebaikan lain pada umumnya, malah yang lebih dahulu datang ke Indonesia.
suatu negara dengan didasarkan pada pada banyak kasus seperti penganiayaan
bagaimana negara tersebut menguasai Perkembangan zaman dan media
teman sebaya hingga korban tak mampu
kedua bidang yang dimaksud. teknologi nampaknya juga turut menarik
berbicara di Kediri hanya karena masalah
gaya dakwah para dai dewasa ini, gaya
Indonesia adalah negara republik yang gol bunuh diri, agama Tik-tok dan kerelaan
yang dimaksud di sini ialah dakwah yang
menjadikan empat pilar (Pancasila, UUD seorang pemudi kehilangan keperawanannya
bukan hanya disampaikan antar pengajian
1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI) hanya demi seorang 'bowo' yang nyarisnya
ke pengajian atau masjid ke masjid
sebagai pondasi nasionalismenya. Dahulu malah dengan senang hati dipublikasikan
saja dan harus turut hadir pada saat itu
kala Indonesia merupakan negara yang melalui akun media sosial pribadinya justru
untuk mengikuti kajian tersebut, tapi juga
Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.
O p i n i S a n t r i 13
dirambahkan pada media dari permasalahan berikut. Selain karena jaringan tubuh si pasien, makna di sini yakni
visual berbentuk video dan kekhasan dalam menyampaikan materi pada perilaku dan respon komunikan. Dasar
disebar oleh khalayak atau ceramah, beliau juga mendapat banyak dari anggapan di atas adalah bahwa bagian-
bagian dari dai tersebut respon baik dari khalayak masyarakat bagian dari komunikasi meliputi komunikator,
kepada khalayak lain melalui Indonesia, hal ini bisa dibuktikan dengan pesan, dan media sangat teramat mampu untuk
televisi dan internet, hingga banyaknya jamaah yang berbondong- mempengaruhi ruang komunikasi.
khalayak yang saat itu tak bondong hadir ke tempat di mana kajiannya Memiliki nama model jarum hipodermik,
ikut serta dan berbeda jarak digelar. Bahkan tak tanggung, tak jarang adalah karena seakan-akan pesan pada proses
maupun waktu pada kajian pengajian beliau yang mad'unya mencapai komunikasi disuntikkan langsung ke dalam jiwa
itu juga dengan mudah dapat hingga nominal ratusan ribu orang mulai dari komunikan sebagai pasien sehingga terjadi
menyimak kajian itu melalui kalangan muda hingga dewasa dan orang perubahan-perubahan fisik, begitu pula pesan-
media-media tersebut, entah tua. pesan persuasif mengubah sistem psikologis.
secara live atau delay itu Menumbuhkan sikap nasionalisme Model ini juga terkadang juga disebut sebagai
hanya masalah bagaimana Kejiwaan adalah hal yang dapat bullet theory (teori peluru) karena komunikan
broadcasting system yang berubah sesuai bagaimana faktor yang dianggap secara pasif sebagai sasaran
digunakan oleh 'perambah' mempengaruhinya, baik internal maupun penerima 'tembakan' pesan komunikasi.
tersebut. eksternal. dan sikap atau perilaku seseorang Lalu penggunaan komunikator yang tepat
Kesadaran sikap adalah hal yang mengekor pada kejiwaan. akan, pesan yang baik, atau suntikan yang
nasionalisme memang Jika nasionalisme di sini didasarkan menjadi benar, khalayak komunikan dapat diarahkan
harus ditanamkan, harus suatu gejala kejiwaan yang dapat merubah sekehendak si dokter. Wujud simbol dari
dibubuhkan pada para sikap dan harus ditanamkan pada setiap diterimanya proses komunikasi massa oleh
generasi muda, untuk pribadi masyarakat, maka berarti pula komunikan adalah perubahan sikap pada objek
menambah pengetahuan bahwa sikap nasionalisme pada seseorang yang menerima pesan media massa. Fokusnya
tentang nasionalisme, dapat dibentuk dan ditumbuhkan sejak pesan yang disampaikan menyebabkan
maka seseorang harus dini. Agar setiap individu sudah mampu dampak yang ditimbulkan pun harus berkaitan
memperbanyak pengetahuan menghargai negara dan segala isinya dengan pesan yang di luncurkan media massa

an
tentang nasionalisme entah sejak masa kecilnya. Era dewasa saat ini, tersebut.
dengan mencari melalui nasionalisme di banyak negara seperti Posisi video, lebih khusus di sini ceramah
buku-buku dan pelajaran di Amerika, Malaysia, bahkan Indonesia sebagai media massa melalui pesan-
sekolah, atau juga dengan sendiri cukup menjadi masalah yang pesan yang disematkannya dalam proses
tambahan materi-materi runyam dan meluntur seiring semakin komunikasinya tentu akan memperkaya
melalui ceramah-ceramah memanasnya globalisai di seantero dunia. dan merasuk menjadi pengetahuan dan
para dai yang membahas Hingga mulai banyak program-program pemahaman baik dalam pengetahuan dan
mengenai nasionalisme dan sejenisnya. dan diskusi-diskusi yang digelar demi tingkah laku, lalu rangsangan ini akan menjalar
Kalau diperhatikan, setiap dai sebenarnya pemupukan kembali sikap nasionalisme di pada pola pikir si penonton tersebut yang
memiliki genre masing-masing dalam negara-negara tersebut. Mengingat kembali pada akhirnya akan mulai mempengaruhi
penyampaian dakwahnya, seperti Habib masalah kemerosotan di atas, maka perlu dan merubah tingkah laku dan sikapnya.
Rizieq Syihab dengan semangat syiarnya, kembali kiranya diadakan upaya rebuild Selain bentuk pengaruh yang kuat, teori di
Ust. Yusuf Mansyur dengan sedekah bertema nasionalisme dan kebangsaan atas juga mengasumsikan bahwa si dokter
dan rezekinya, Ust. Hanan Attaki Lc. dengan kemasan yang lebih bisa untuk harus lebih pintar dari sang pasien, agar
Dengan dakwah anak mudanya, Ust. dilihat masyarakat. mampu mengimpresikan sugesti melalui apa
Adi Hidayat Lc. MA. Dengan hafalan Salah satu upaya yang dilakukan yang disebarkannya. Dan media mempunyai
Al-Qur'an dan haditsnya, Ust. H. Abdul Indonesia dari bentuk rebuild ini adalah dugaan bahwa audien bisa ditundukkan hingga
Somad, Lc. MA. Dengan kajian yang luas dengan menyebar luaskan materi bergenre dibentuk sebagaimana mau media. Jadi, suatu
dan dengan mudah mampu ditangkap nasionalisme melalui ceramah-ceramah rangsangan (stimulus) atau sugesti mampu
oleh masyarakat karena kekhasannya dai ternama dan memiliki daya tarik yang datang dari luar mampu memunculkan
dan dai lainnya yang tak bisa disebutkan tinggi dari masyarakat melalui media- suatu tenaga yang mampu disasarkan pada
semua satu persatu. Pada masa millenial media massa seperti televisi dan jejaring tujuan yang hendak dikendalikan oleh faktor
ini seolah para dai tiba pada suatu sosial yang banyak diminati masyarakat. pemberi rangsangan tersebut. Dengan keaktifan
tantangan di mana untuk mencarikan Seperti menonton video ceramah Ust. menonton ceramah tersebut, akan mengundang
dan menemukan problem solving dari H. Abdul Somad Lc. MA. Dengan sikap penontonnya untuk mengaplikasikan materi-
sekian masalah yang kian haripun kian nasionalisme seperti banyak pemahaman materi yang disampaikan oleh para dai yang
bermacam. masyarakat, posisi video sebagai media berkenaan dengan nasionalisme. Media video
Para dai dituntut menerjemahkan pesan massa tidak semerta-merta hanya sebagai yang membahas tentang nasionalisme, lebih
Islam sesuai dengan turut bermodernnya bahan hiburan semata, lebih dalam dari khusus pada video ceramah akan berpengaruh
masalah-masalah keseharian kepada itu justru video sebagai media massa pada sikap nasionalisme si penonton.
masyarakat luas dengan bahasa yang adalah pemilik peran yang sangat vital Tentang nasionalisme yang dipublikasikan
mudah dipahami dan tidak mudah dalam sebagai pengulur informasi kepada melalui internet dan media sosial mengenai
disalah pahamkan oleh non Muslim. masyarakat. Media massa juga merupakan bagaimana proses pengaruhnya, bahwa media
Ust. H. Abdul Somad Lc. MA, atau biasa suatu penemuan yang luar biasa hingga memiliki keperkasaan untuk mensugestikan
disapa Ust. Somad merupakan salah mampu menghubungkan komunikator pada ide pada sasaran yang pasrah dengan wujud
satu dai yang dua tahun terakhir ini komunikan yang bahkan tidak diketahui dan informasi sehingga membentuk opini dan
mulai masyhur dikalangan masyarakat menyebar secara luas sesuai jangkauan perubahan di kalangan masyarakat. Maka
dengan metode mau'idah hasanah yang media itu sendiri, seolah media massa diambil asumsi bahwa menonton ceramah
khas sebagai caranya berdakwah, beliau mampu menghapus hambatan ruang dan dapat mempengaruhi sikap nasionalisme
mengembangkan konsep ceramah yang waktu. para pemirsanya, setelah melalui proses
mendorong masyarakat agar mampu Kalau diumpamakan sebagai hubungan pembentukan dan pemahaman melalui
memahami suatu permasalahan sehingga antara dokter dan pasien, bentuk media interaksi eksternal dengan video, amanat yang
mendorongnya untuk melakukan massa mewakili jarum sebagai media disampaikan dalam video ceramah tersebut
kebaikan-kebaikan sebagai jalan keluar penyampai obat yang akan menyebar ke bisa mempengaruhi sikap nasionalisme. (*)
Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien
14 Esai

Batasan-Batasan Kebebasan
(Fathurrozi Nuril Furqon)
Santri kelas III Intensif A, asal Sumenep

K
ebebasan merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh setiap Namun demikian, bukan berarti kita tidak bisa menghentikannya
manusia. Kebebasan di sini mencakup kebebasan untuk atau paling tidak melambankannya. Kita bisa mengadakan kajian
hidup, kebebasan bersuara atau berpendapat, kebebasan Islami mengenai tata-cara berinteraksi dengan sesama makhluk
memperolah ilmu dan lain-lain. Kebebasan adalah aspek yang secara baik. Tapi, jangan lupa untuk mengkonsepnya semenarik
sangat penting dalam kehidupan seseorang, dengannya dia bisa mungkin untuk memagnet animo masyarakat sehingga tercipta
menentukan kehidupan macam apa hendak yang didapatkannya di majelis ta'lim yang bergairah dan tidak kaku.
masa depan nanti. Selain itu, harus ada partisipasi negara dalam meminimalisir
Dalam sejarah, kebebasan merupakan hal yang sulit didapatkan fenomena sosial ini. Partisipasi negara dapat diwujudkan dengan
oleh sebagian manusia, hal ini tidak lepas dari diterapkannya sistem membuat undang-undang untuk dijadikan acuan atau payung
yang hampir menyerupai sistem kasta, menyebabkan perbedaan hukum dalam menentukan jenis hukuman yang tepat untuk setiap
antara kaum konglomerat dan kaum fakir sangat menonjol. Kaum penyalahgunaan kebebasan. Serta dengan mengoptimalkan peran
fakir sebagai kaum yang menempati derajat atau kasta terendah polisi sebagai pembasmi kejahatan di tengah masyarakat. Dalam
sering mendapatkan diskriminasi sosial. Mereka dilarang untuk perkara ini, polisi dituntut untuk jeli mengawasi setiap pergerakan
belajar, berhubungan dengan kaum konglomerat secara intens serta yang mengarah pada penyimpangan kebebasan dalam setiap aspek
berbagai macam bentuk diskriminasi sosial lainnya. sehingga tercipta lingkungan sosial yang aman dan kondusif.
Pada abad ke-17, terjadi peristiwa yang memiliki andil sangat Namun yang terpenting adalah kesadaran dari dalam diri pribadi.
besar dalam runtuhnya sistem semu kasta ini pada abad-abad Seseorang jika telah mengetahui kemudharatan dan kemaslahatan
berikutnya. Peristiwa ini adalah revolusi Prancis, pemicu terjadinya suatu perkara, pasti ia akan lebih mudah mengontrol dirinya dalam
peristiwa-peristiwa yang sama di berbagai belahan Eropa seperti memilih apakah ia ingin mengerjakan perkara tersebut atau tidak.
revolusi Rusia Bolshevik. Saat itu, para kaum fakir mulai sadar Tapi, manakala orang tersebut masih bisa dikatakan jauh dari
bahwa setiap manusia pada hakikatnya memiliki derajat yang sama kata sadar, maka sesungguhnya ia harus mengetahui suatu hal.
dan bahwa segala macam diskriminasi sosial yang menimpa mereka Kebebasan itu memiliki batasan.
merupakan bentuk penyimpangan tak bertanggung jawab atas Ya, kebebasan memiliki batasan. Menurut hemat saya, setidaknya
kebebasan. ada tiga hal yang membatasi kebebasan seseorang. Pertama,
Sejak saat itu, kebebasan diserukan ke setiap penjuru bumi. kebebasan dibatasi oleh kebebasan orang lain. Sebagai misal,
Kebebasan kemudian akrab dengan sebutan Hak Asasi Manusia mari kita menelisik kegiatan mengantri di kamar mandi. Seseorang
(HAM) di dunia internasional yang pada perkembangannya telah yang datang terlambat diharuskan mengantri sampai gilirannya tiba.
membantu menghentikan banyak kejahatan-kejahatan kemanusiaan Ia tidak bisa memaksakan kehendak dan berlaku egois dengan
di seluruh dunia melalui PBB (Sebuah lembaga pemersatu negara- menerobos antrian dan masuk ke kamar mandi di kala seseorang
negara di dunia yang menjunjung tinggi nilai kebebasan). Salah sedang mandi karena ada orang-orang yang lebih berhak daripada
satu contoh kejahatan kemanusiaan yang berhasil ditangani PBB dirinya. Orang yang sedang mandi berhak dan memiliki kebebasan
adalah genosida yang terjadi di Yugoslavia (sekarang pecah untuk mandi dengan tenang tanpa gangguan. Begitupun orang-orang
menjadi Serbia, Bosnia Herzegovina, Kroasia, Slovenia, Makedonia, yang mengantri sebelum dirinya, mereka berhak untuk mandi sesuai
Montenegro dan Kosovo) pada akhir abad ke-20 M. giliran tanpa ada seseorang pun mendahului.
Demikian, kebebasan telah banyak memberikan manfaat bagi Kedua, kebebasan dibatasi oleh aturan-aturan yang tumbuh
umat manusia dalam menjaga kestabilan dunia. Namun, bagaimana di tengah masyarakat dan masih memiliki ikatan dengan syariat-
jika kebebasan malah membawa dampak yang negatif? Mungkin syariat agama. Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap aturan
itulah persoalan yang kini membelit banyak kalangan masyarakat yang berlaku di suatu lingkungan sosial, apalagi yang menyangkut
di dunia. Banyak orang yang menyalahgunakan kebebasan dengan syariat agama, harus dipatuhi oleh anggota-anggota lingkungan
melakukan tindakan-tindakan anarki dan negatif. Beberapa contoh sosial tersebut tanpa paksaan. Namun demikian, walaupun tanpa
penyalahgunaan kebebasan di antaranya adalah hoax, terorisme, paksaan, aturan-aturan tersebut jika dilanggar akan mengakibatkan si
dan lain sebagainya. Tindakan seperti ini tentu melahirkan pelanggar dikucilkan dari pergaulan sosial. Dia akan dijadikan bahan
keresahan di tengah-tengah masyarakat. gunjingan masyarakat.
Hal di atas terjadi karena mereka merasa bahwa tindakan- Yang terakhir, kebebasan itu hanya mencakup hal-hal positif,
tindakan mereka (yang walaupun berbau negatif) merupakan bentuk bukan hal-hal negatif. Berkaca pada peristiwa revolusi Prancis,
kebebasan dalam berekspresi dan memilih jalan hidup mereka sebenarnya tindakan para kaum bangsawan yang suka membeda-
bertindak seenaknya. Kemudian, entah disadari atau tidak, mereka bedakan orang berdasarkan harta sehingga melakukan diskriminasi
telah membuat lalim pada orang lain. sosial pada kaum golongan bawah merupakan salah satu bentuk
Penyalahgunaan kebebasan sebagai salah satu bentuk dekadensi penyalahgunaan kebebasan. Lalu apa yang terjadi? Para kaum
moral, pada perkembangannya semakin diperkeruh oleh kemajuan golongan bawah marah, kemudian kemarahan itu menjelma sebuah
teknologi di bidang informasi. Media-media informasi modern seperti perubahan besar atau revolusi. Maka dari itu, semestinya para
film, video, blog-blog dan sebagainya rentan dicemari unsur-unsur pencenayah kebebasan belajar dari masa lalu sebelum terlambat.
negatif. Unsur-unsur negatif itu dapat berupa pornografi, sara, unsur Peristiwa di masa lalu bisa saja kembali terulang jika muncul
berbau radikal, sesat, dan sebagainya. persamaan-persamaan antara keadaan masyarakat di masa lalu
dengan keadaan masyarakat di masa kini.
Media informasi modern merupakan alat yang dapat
mempengaruhi kehidupan penggunanya dalam berbagai aspek. Nah, dari batasan-batasan di atas dapat kita ketahui bahwa
Oleh karena itu, media informasi modern kerap kali digunakan adanya kebebasan itu untuk disyukuri, bukan untuk dirusaki dan
oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk menyuguhkan dipereteli. Salah satu sikap mensyukuri kebebasan dapat kita
informasi-informasi yang sebenarnya tak patut dipublikasikan. tunjukkan dengan selalu menggunakannya untuk hal-hal positif
Kebanyakan dari mereka melakukan hal ini karena ingin seperti melakukan gerakan sosial untuk perdamaian Palestina, aksi
mendapatkan pengikut, fans, dan sebagainya sebanyak-banyaknya. penggalangan dana untuk korban gempa Lombok, Palu, Banten
Ada pula yang hanya ingin pamer dan cari muka. Media informasi dan lain-lain. Kemudian, apabila sikap mensyukuri itu tumbuh di
modern merupakan contoh dari kemajuan teknologi yang hati setiap orang, tentulah untuk mewujudkan utopia seperti Atlantis
dampaknya cukup urgen. bukan hal yang sulit dilakukan, obsesi itu tidak akan lagi menjadi
impian belaka. Kita bisa meraihnya. (*)
Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.
Esai 15

Budaya Sebagai Perhiasan Bangsa


Moh. Syahrul Rois Effendi
Santri kelas V DIA B, asal Sumenep

B
udaya merupakan suatu warisan nenek moyang yang Apabila Indonesia sudah bisa berbangga dengan budaya yang
diturunkan secara turun-temurun. Sehingga keasliannya dimilikinya, selanjutnya bagaimana mempertahankan budaya
masih dapat terjaga dan terlihat sampai sekarang. Beragam tersebut dan merawatnya?
macam budaya dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Seperti Dewasa ini budaya asing marak memasuki wilayah Indonesia,
China dengan budaya barongsainya, India dengan budaya tarinya sedikitnya sekitar 40% masyarakat Indonesia telah terpengaruh oleh
kemudian masih banyak bangsa lainnya yang kaya akan budaya. budaya asing tersebut. Terutama di kalangan remaja dan anak-anak.
Seperti halnya Indonesia yang merupakan salah satu bangsa Mereka yang masih labil mudah saja terkontak dengan hal baru
dengan beragam kebudayaan di dalamnya. Dari Sabang sampai yang bersifat menyenangkan. Sebagai generasi penerus bangsa,
Merauke tidak lepas dari ciri khas budayanya masing-masing. remaja dan anak-anak lah yang akan mewarisi dan budaya tersebut.
Dengan budaya itu pula, identitas daerah bisa diketahui, potret sifat Kecintaan mereka terhadap budaya lokal saja mulai pudar, lalu
dan jati diri masyarakat di dalamnya pun bisa diwakili. bagaimana mereka akan menjaganya kelak.
Budaya juga merupakan simbol persatuan dan terjalinnya Mempunyai banyak budaya tapi tidak pandai dalam merawatnya
hubungan erat antar satu sama lain. Berbagai bentuk kebudayaan itu berarti secara perlahan akan memudarkan eksistensi budaya
bangsa ini mengandung unsur-unsur yang agamis. Kadang pula tersebut. Bagaimana bisa mencintai budaya lokal sedangkan budaya
sebagian dari budaya tersebut mengandung unsur mistis yang asing dijadikan bahan kepentingan. Alam telah memberi karunia
melibatkan hal-hal ghaib. kepada bangsa Indonesia dengan warisan budaya yang melimpah
Bermacam-macam budaya dan tradisi dapat ditemukan pada tapi justru kenapa penduduk di dalamnya tidak sadar atas karunia
bangsa Indonesia. Hal tersebut merupakan kekayaan yang tersebut?. Justru mereka lebih mudah terpengaruh dengan budaya
diwariskan kepada generasinya. Patut dibanggakan bahwa bangsa baru yang mulai muncul belakangan ini.
Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya akan budaya Selain kekayaan bangsa, budaya juga sebagai perhiasan bangsa
melebihi bangsa di belahan dunia lainnya, faktor tersebut juga yang akan memperindah bangsa tersebut. Penting bagi masyarakat
dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia yang memiliki banyak untuk merawat dan menjaga perhiasan itu. Salah satunya dengan
pulau. Ada sekitar lebih dari tujuh belas ribu pulau yang tersebar pemberian asumsi pendidikan multikultural. Melalui asumsi tersebut,
di seluruh bentang Indonesia, lengkap dengan beragam suku, ras, diharapkan masyarakat yang belum paham mengenali budaya lokal,
budaya, dan bahasa. dapat mengetahui serta sadar untuk menjaga eksistensinya, supaya
Hal tersebut sangat mendukung apabila Indonesia menjadi generasi selanjutnya dapat mengetahui dan peduli terhadap budaya
bangsa yang dihuni oleh masyarakat multikultural. Melalui lokal serta tidak mudah terkontaminasi oleh budaya luar.
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” keberagaman tersebut Merawat budaya lokal itu penting dan merupakan kewajiban
termasuk dan terkumpul menjadi persatuan bangsa Indonesia. masyarakat di dalamnya. Jangan biarkan budaya lokal habis
Masyarakat multikultural yang berarti masyarakat yang mempunyai tergeser diakibatkan budaya luas yang baru muncul, apalagi
keberagaman budaya. Multi yang berarti lebih dari tiga, dan kultur sampai hilang. Bagaimanapun juga budaya patut dijaga dan dirawat
berarti budaya. Jika demikian, sangatlah pantas apabila Indonesia keberadaannya oleh mereka yang mewarisi dan calon pewaris
berada pada posisi puncak sebagai peraih gelar Negara yang budaya tersebut. (*)
memiliki keberagaman budaya dan tradisi.
Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien
16 Tips

Menemukan Kembali Barang yang Hilang


4. Pikirkan kemungkinan Barang Tertutup Benda

K
ehilangan barang bisa membuat kita stres, apalagi jika Lain
yang hilang adalah barang berharga atau hal-hal lain yang Cara mengingat barang yang hilang adalah memikirkan segala
sangat penting. Tentu saja kita bisa pusing dan kebingungan kemungkinan yang bisa terjadi. Pikirkan kembali karena mungkin saja
untuk mencari barang yang hilang tersebut. Namun, sikap panik dan barang yang kita cari sedang tertutup benda lain sehingga tidak terlihat
bingung justru akan membuat barang yang hilang jadi lebih sulit untuk ketika kita mencarinya.
ditemukan. Nah, ada beberapa cara yang kemungkinan besar bisa Sambil berusaha mengingat, tak ada salahnya kita kembali
membantu, telah tersaji dari tim redaksi majalah QA. Yuk, mencari dengan teliti. Buka semua barang atau pindahkan
langsung saja coba cara-caranya berikut ini. barang-barang yang diduga menutupi barang kita yang
hilang. Lakukan penelusuran sekali lagi, tapi kali ini kita
1. Tenangkan Diri Terlebih Dahulu bisa memindah posisi barang-barang dan membuka
Panik, takut, bingung, kesal, dan sedih. Itulah beberapa benda yang ada penutupnya.
berbagai perasaan yang sering Kita rasakan ketika
ada barang berharga yang hilang. Rasa khawatir 5. Tukar Pikiran dengan Orang Lain
akan barang itu ditemukan oleh orang lain dan Terkadang dua otak akan mempercepat proses
tidak dikembalikan kepada kita memang tidak dapat penemuan barang yang hilang. Cobalah untuk
disalahkan. Akan tetapi, cara mengingat barang yang bertukar pikiran dengan orang yang kita percaya.
hilang yang paling tepat adalah dengan bersikap Jelaskan kronologi kehilangan barang dan dugaan
tenang terlebih dahulu. Sehabis panik dan yang ada di dalam benak kita. Orang kedua yang
bingung, cobalah untuk menarik kita libatkan dalam pencarian biasanya
nafas dalam-dalam lalu memiliki kondisi hati dan pikiran yang
lebih tenang karena bukan barangnya
lah yang hilang. Dengan pikiran yang
lebih tenang, orang kedua ini bisa
membantu kita mengingat barang
yang hilang. Jangan abaikan
saran atau dugaan dari orang
kedua ini. Ingat, pikirannya lebih
menghembuskannya. tenang dibanding kita sehingga
Lakukan gerakkan itu ia mampu berpikir secara lebih
berulang kali sampai kita jernih.
merasa lebih nyaman. Kalau pikiran
dan tubuh lebih nyaman, maka akan lebih 6. Berdoa
mudah mengingat-ingat barang yang hilang itu. Dengan ikhtiyar
yang sudah kita
2. Kilas Balik Kejadian lakukan semaksimal
Flashback adalah hal yang harus dilakukan oleh orang mungkin, namun benda
yang merasa kehilangan sesuatu. kita membutuhkan suasana yang kita cari belum ketemu juga.
yang tenang untuk mengingat kilas balik kejadian. Sebagai contoh, Maka satu hal yang pasti, berdoalah
ketika kehilangan ponsel, ingatlah ketika kita baru keluar rumah atau kepada Allah SWT. Karena sekuat
sedang melakukan aktivitas lainnya apakah ponsel tersebut masih apapun kita, Dia lebih kuat dari kita,
ada? Kemudian, lanjutkan meruntut semua kejadian sampai kita Dia juga lebih tahu dari kita dan
menyadari bahwa barang tersebut hilang. Flashback adalah cara Dia adalah yang memiliki semua
terbaik untuk mengingat posisi terakhir barang yang hilang. Jika kita hal di dunia ini. Maka ada sebuah
sudah mengetahui posisinya, kita hanya perlu mencari di posisi terakhir kalimat yang menyatakan
barang hilang. bahwa usaha tanpa doa itu
sia-sia, sedangkan doa tanpa
3. Mengingat Kebiasaan Diri Sendiri usaha itu tertolak. Jelas sekali
Jika Kita kesusahan mengingat tempat terakhir kita melihat bahwasanya apapun yang kita
barang yang hilang, setidaknya kita bisa mengingat kebiasaan- lakukan, tetap selalu percaya
kebiasaan yang dilakukan diri sendiri. Ya, kebiasaan diri sendiri kepada-Nya dan selalu
akan membantu Kita menemukan barang yang hilang. Misalnya,
menempatkan nama-Nya di setiap doa yang kita
ketika yang hilang adalah sikat gigi, coba ingat-ingat kebiasaan kita
saat mandi dan menggosok gigi sebelum tidur. Bayangkan rutinitas panjatkan menjadi sebuah keharusan. Satu hal yang pasti, Dia
kita menggosok gigi setiap hari. Kalau beruntung, kita bisa langsung lah Yang Maha mengetahui segala urusan. Ingat, Dia lah yang
mengingat di mana biasanya kita meletakkan benda yang hilang itu. punya segalanya di dunia ini. Maka ketika kita sudah menemukan
apa yang kita cari, jangan lupa untuk tetap dan terus bersyukur
atas segala nikmat yang telah Dia anugerahkan. (*)

Agar Ingatan Kuat, Hindari Kerja Over?


Otak adalah tempat untuk menganalisis semua pancaindra dan tempat menyimpan semua ingatan. Tapi, jika sel saraf
yang ada di otak aktif bekerja terus-menerus tanpa istirahat, sel-sel menjadi letih dan fungsi kerja tubuh serta kecepatan
reaksi akan menurun. Pada orang yang menderita kesulitan untuk tidur, sistem kesadaran dirinya akan mengalami
kerusakan sehingga sering berhalusinasi.

Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.


L e n s a 17

Seminar Literasi "Harmoni Islam Dalam Bingkai Literasi" bersama Ahmad


Rifa'i Rif'an (Penulis buku bestseller "Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk")
dan Dr. Ahmad Hosaini (Penulis buku "Manajemen Manusia)
Jum'at, 08 Maret 2019

‫الندوة األدبية مع الكاتب أحمد رفاعي رفعان والدكتور أحمد حسيني عن التودد اإلسالمي حول‬
‫اإلطاراألدبي و المرجعي‬
2019 ‫ مارس‬8 ,‫يوم الجمعة‬

Literacy Conference "Harmoni Islam Dalam Bingkai Literasi" with


Ahmad Rifai Rif'an (The Writer of Best Seller Book "Tuhan, Maaf Kami
Sedang Sibuk") and Dr. Ahmad Hosaini (The Writer of Book "Manajemen
Manusia")
Friday, 08 March 2019

Dialog Sastra bersama alumni TMI Al-Amien Prenduan tahun 1986,


Jamal D. Rahman (Pemred Majalah Horison, Jakarta)
Jum'at, 01 Maret 2019

‫الحواراألدبي مع األديب جمال د رحمن خريج معهد تربية المعلمين اإلسالمية ورئيس التحرير لمجلة‬
‫هوريسون جاكرتا‬
2019 ‫ مارس‬1 ,‫يوم الجمعة‬

Literature Dialogue with Alumnus of TMI Al-Amien Prenduan 1986, Jamal


D. Rahman (Editorial Chief of Horison Magazine, Jakarta)
Friday, 01 March 2019

Ketua MPO TMI Putra, Ust. Moh. Samhadi, M. Ag. saat membuka acara
Festival Pencak Silat 2019
Jum'at, 15 Maret 2019

‫ األستاذ محمد سمحادي في مراسم االفتتاح لبرنامج الفنون الدفاعية عن‬,‫رئيس مجلس الشورى للمنظمة‬
2019 ‫النفس للعام‬
2019 ‫ مارس‬15 ,‫يوم الجمعة‬

The Chief of MPO TMI for Male, Ust. Moh. Samhadi, M. Ag. during the
Opening of Martial Art Festival 2019
Friday, 15 March 2019

Mudir Ma'had TMI Putra, K. Abd. Warist, S. Pd.I saat menutup acara
literasi tahunan "TMI MENULIS 2019" di Auditorium TMI Putra Al-Amien
Prenduan
Jum'at, 01 Maret 2019

2019 ‫مدير معهد تربية العلمين اإلسالمية كياهي عبد الوارث في برنامج اختتام أسبوع الكتابة‬
2019 ‫ مارس‬1 ,‫يوم الجمعة‬

The Director of TMI Al-Amien Prenduan for Male during the closing of
TMI MENULIS 2019 at Auditorium
Friday, 01 March 2019

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


18 L e n s a

SELAMAT DAN SUKSES ATAS KERJA


MOU (MEMORANDUM OF UNDERSTANDIN
DENGAN PERGURUAN TINGGI DI MALAYSI

Universiti Sains Islam (USIM) Malaysia (18 September 2018)

Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA), Brunei Darussalam (27 November 2018)

University Fatoni Thailand (17 September 2018)

Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.


L e n s a 19

A SAMA DAN PENANDATANGANAN


NG) ANTARA TMI AL-AMIEN PRENDUAN
IA, THAILAND DAN BRUNEI DARUSSALAM

Kolej University Islam Antarbangsa Selangor (KUIS), Malaysia (28 November 2018)

Kolej University Perguruan Ugama Seri Begawan, Brunei Darussalam (27 November 2018)

Institut Islam Hadhari, Universiti Kebangsaan Malaysia (18 September 2018)

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


20 L e n s a

Razi Alif Al-Faiz (kanan), santri TMI Putra Al-Amien Prenduan asal
Cianjur, Jawa Barat. Peraih Golden Ticket Asean Scetro ke lima negara
Asia Tenggara dalam ajang Pekan Pramuka Santri Nasional V di
Provinsi Jambi.
Selasa-Senin, 23-29 Oktober 2018

‫ الفائز على التذكرة الذهبية‬.‫ الطالب بمعهد تربية المعلمين اإلسالمية للبنين‬,‫رازي أليف الفائز‬
‫" إلى خمس دول جنوب شرق أسيا في برامج أسبوع الكشاف الوطني لطالب المعهد‬Scetro"
.‫المنعقدة في جانبي‬
2018 ‫ أكتوبر‬29-23,‫ يوم اإلثنين‬- ‫يوم الثالثأ‬

Razi Alif Al-Faiz, pupil of TMI Al-Amien Prenduan for Male. Who achieve
the Golden Ticket Asean Scetro to five South East Asia Countries during
Scout Pupil National V at Jambi.
Tuesday-Monday, 23-29 October 2018

Ali Sajad (tiga dari kanan), Santri TMI Putra Al-Amien Prenduan asal
Bluto, Sumenep. Juara 3 lomba cerdas-cermat bahasa Arab dalam
ajang Festival 'Araby 2018 di UIN Sunan Ampel, Surabaya.
Sabtu, 30 September 2018

‫ الفائز الثالث في مسابقة اإلماطة لبرامج‬.‫ الطالب بمعهد تربية المعلمين اإلسالمية للبنين‬,‫علي سجد‬
‫ بالجامعة اإلسالمية الحكومة سونان أمبيل سورابايا‬2018 ‫المهرجان العربي‬
2018 ‫ سبتمبر‬30 ,‫يوم السبت‬

Ali Sajad, the Pupil of TMI Al-Amien Prenduan for Male. The Third
Winner of Quiz Competition in Festival 'Araby 2018 at UIN Sunan
Ampel, Surabaya.
Saturday, 30 September 2018

Moh. Syarif Saifa Abiedillah (dua dari kiri), Santri TMI Putra Al-Amien
Prenduan. Juara 1 lomba menulis cerpen tingkat SMA/SMK sederajat
se Madura dalam 2nd SM Writing Festival di Universitas Trunojoyo
Madura.
Sabtu, 17 November 2018

‫ الفائز األول في مسابقة‬.‫ الطالب بمعهد تربية المعلمين اإلسالمية للبنين‬,‫محمد شريف سيف عبيداهلل‬
‫ الثاني بجامعة ترونوجويو مادورا‬SM Writing Festival ‫كتابة القصة القصيرة‬
2018 ‫ نوفمبر‬17 ,‫يوم السبت‬

Moh. Syarif Saifa Abiedillah, the Pupil of TMI Al-Amien Prenduan for
Male. The First Winner of Short Story Competition in 2nd SM Writing
Festival at Trunjoyo University, Madura.
Saturday, 17 November 2018

Abd. Syakur Alayudha, Santri TMI Putra Al-Amien Prenduan asal


Pamekasan. Juara 3 lomba olimpiade bahasa Inggris dalam acara
Competition of Mastering English 2019 di Universitas Madura
Pamekasan.
Ahad, 17 Maret 2019

‫ الفائز الثالث في مسابقة اآلولمبياد‬.‫عبد الشكر االيودا الطالب بمعهد تربية المعلمين اإلسالمية للبنين‬
‫ فامكاسان‬,‫ بجامعة مادورا‬2019 Competition of Mastering English ‫اإلنجلزي لبرامج‬
2019 ‫ مارس‬17 ,‫يوم األحد‬

Abd. Syakur Alayudha, the Pupil of TMI Al-Amien Prenduan for Male.
The Third Winner of English Olympiad in Competition of Mastering
English at University of Madura, Pamekasan.
Sunday, 17 March 2019

Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.


DAY Note 21

The Secret of Writing


Moh. Anis Maulidi
Pupil class V IPSI A, from Bangkalan

T
here are many people around the world are on writing many people are contrary. They never feel that writing is difficult
every day. It will be proved if you look there are many because they never put writing as a burden. They enjoy to write
words uploaded at Facebook every time, at the homepage because their assumption say that writing is one of many ways to
of Facebook you will find a thousand, a million, a billion moreover spent their spare time. Till they are happy to do it much.
you will never imagine how many words were uploaded at Unconsciously writing becomes something that will never
Facebook but it is not insist of other sosial media. Besides, still be left by them and automatically they will produce many
there are many other media of writing like magazine, newspaper, creations. Despite of their writing just status on Facebook, it is
novel, etc. The fact that writing still exist up to day. not impossible that their writing will be well known if they publish
Mostly of them which write never feel that to write is difficult what they have written on Facebook be a book. This condition
whereas there is a part of them in difficulty to write and has indirectly makes them to be named as a writer
ambition to be a writer. They have tried to write some creations In other side, writing is also something to enlighten the burden
many times but they feel nothing happened in their effort. Why this of life like which Mr. Habibie (fourth president of Indonesia) has
must be happened? done to make his suffer out from lost touch with his wife because


This condition often occurs to people who have ambition to be a
writer so they assume to write and make a creation is a necessary.
But then the necessary changes to be a burden when they feel
what they written is not suitable with what they expect. It brings
someone to assume that writing is difficult.
Although some of them feel that writing is difficult but still there
of she passed away. He write as the doctor suggests that writing
is also able to erase the suffer. Unsuspected his writing about
his wife became a novel that is well known until to be a good film
which has been watched by many people.
Therefore if you want write, just makes writing as your habit to
enjoy what you think and fell. (*)

If you are not a son of King or Schoolar,


Be a Writer!
- Imam Al-Ghazali -

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


‫‪22‬‬ ‫املقالة‬

‫كالم هللا‬ ‫مصطفى بسري‬


‫طالب السنة الرابعة أ من سومنب‬

‫قال تعاىل‪:‬‬ ‫يعترب القران كتاب أنزله هللا إىل خامت األنبياء حممد صلى هللا عليه‬
‫"الذين أمنوا وتطمئن قلوهبم بذكر هللا أال بذكر هللا تطمئن‬ ‫وسلم‪ ,‬رمحة عظمى وال مثيل هلذه يف أقطار العامل‪ .‬حيث تضمن فيه‬
‫القلوب" (الرعد ‪)٢٨:‬‬ ‫وحي إهلي رمحة للناس أمجهني وتوحيه ملن أمن وعمل به‪.‬‬
‫واألن‪ ,‬نلفت النظر إىل الغرض من نزول القرأن منجما مفرقا‪.‬‬ ‫والقران هو كتاب أخر عند هللا تعاىل جتاوب به مجيع متطلبات‬
‫وبعد أن قرأان وأتملنا هبذه الفكرة فتسائل الفؤاد‪" ,‬ملا أنزله هللا‬ ‫االزمان واشتمل على كل أصل رأمسايل من الشريعة وحنوها اليت‬
‫تعاىل منجما مفرقا؟"‬ ‫وجدت يف كتب غابرة‪ .‬والقران كمصدر الذي تسيل فيه الرمحة‬
‫قبل أن خنطو إىل القصد‪ ,‬حسنا أن نقدم لكم هذا البيان‬ ‫تكون إنذارا ملن غفل‪ ,‬وهدى ملن ضل واطمئناان ملن شك وتسليا‬
‫ملن يئس ودواء ملن مرض وهذه كلها يف متام وحي إهلي الذي أنزل‬
‫إن أول نزول القرأن الكرمي هو يف ليلة اليت تنزل املالئكة والروح‬
‫إىل األنبياء واملرسلون ما قبل نيب حممد صلى هللا عليه وسلم‬
‫فيها إبذن رهبم من كل أمر وهي ليله القدر‪.‬‬
‫بناء على ذلك فكل من تعلم القران سوف ازداد يف نفسه احلب‪,‬‬
‫والقصد من هذا البيان أن هللا تعاىل أنزل القران تدرجييا‪ .‬ذلك‬
‫حب للقراءة والتعليم والتفهيم وعمل به حىت انتشرت الرمحة إىل‬
‫أبن هللا تعاىل يريد التيسري والتسهيل يف احلفظ واالستظهار والبيان‬
‫أحناء هذا العامل‪ ,‬ال شك وال ريب فيه وحيث جتنب من خطاايت‬
‫لألحكام الشرعية‪.‬‬
‫وأجناسها‪ .‬يتمشى هذا البيان مع قول الرمحن‪:‬‬
‫مث جتلى لنا السؤال‪ ,‬ملا جعل هللا قراان عربيا؟‬
‫"قل لئن اجتمعت اإلنس و اجلن على أن أيتوا مبثل هذا القران ال‬
‫ابلرجوع إىل قوله تعاىل "إان أنزلناه قراان عربيا لعلكم تعقلون"‪,‬‬ ‫أيتون مبثله ولو كان بعضهم لبعض ظهريا" (اإلسراء ‪)٨٨ :‬‬
‫أن هللا أخص القران لنيب حممد وهو لسان العريب متييزا للكتب‬
‫حيث هبرت فيها اللؤلؤة املمتازة أنه كالم حمفوظ إىل أخر الزمان‬
‫السماوية األخرى‬
‫من غري أن يتغري قطعة وال سيما كلمة من أايته‪ .‬فيه معجزات‬
‫والرجاء إىل من قرأ هذا البيان أن يعتين ويهتم مبا فيه من العناصر‬ ‫عظمى لنبينا حممد ميتاز هبا من سائر األنبياء غريه بسرها املكتومة‬
‫املتقدمة املهمة وأن يتمسك واثقا ابلقران الكرمي‪)*(....‬‬ ‫اليت ال تقدر العقول على الوصول إليها لقصر مقدارها‪.‬‬
‫ويكتب أن القرأن دواء القلوب‪ ,‬دفع به احلزن والعسر ومن هذا‬

‫‪Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.‬‬


‫املقالة‬ ‫‪23‬‬

‫أ‬
‫الرسالة لسيد النبياء‬
‫علي سجد‬
‫طالب السنة الخامسة الدراسة اإلسالمية والعربية أ من سومنب‬

‫مها يف الثانية بعد متاع الدنيا‪.‬‬ ‫مما ال حمالة إلنكاره إذا تكلمنا عن اإلسالم واملسلمني هو أنه‬
‫اي طه حبيب هللا‪ ...‬أشتاق إليك وإىل ما يتعلق بك وإىل شدة‬ ‫أكثر األمم يف العامل‪ .‬ازداد اتبعوه من يوم إىل يوم ومن سنة إىل سنة‬
‫ومن قرن إىل قرن وينتشرون إىل أحناء العامل‪ ,‬غري مستثىن منه بالدان جهادك ولطيف دعوتك وخالص نضحيتك ما مل أجده األن‬
‫يف نفس نفر‪ .‬ما يل أقول مثل ذلك؟ ذلك أبن علماء اليوم‬ ‫إندونيسيا‪ .‬ذلك أبن اإلسالم ال خيصص نفسه لفئة واحدة‪ .‬جاز‬
‫جلميع الناس أن يتمسك به‪ ,‬أعراهبم وأعجامهم‪ ,‬أبياضهم وأسوادهم‪ ,‬وفقهاءه يشرتكون سياسة الدولة‪ .‬هم غافلون عن الدين وساهون‬
‫فقراءهم وأغنياءهم‪ ,‬علماءهم وجهالءهم‪ ,‬وما إىل ذلك‪ .‬مند طلوع عن اإلسالم‪ .‬ال يتفكرون إال السياسة واملهنة واالستيالء‪ .‬وهذا‬
‫دليل قاطع يدل على أن اإلسالم يف طغيان شديد الذي قام به‬ ‫فجره يف أوسط جهولة اجلاهلية حتت رائسة النيب املصطفى حممد‬
‫السياسيون وأمراء اإلسالم نفسه‪ .‬مييلون إىل الصني وإىل اليهود‬ ‫صلى هللا عليه وسلم‪ .‬لكن أسف‪ ,‬يف هذا العصر احلديث الذي‬
‫والنصارى وأيبون دين الفطرة دين السالم‪.‬‬ ‫كان التكنولوجي يصبح أراباب واملعاصى طبيعة‪ ,‬صار اإلسالم يف‬
‫فكيف هذا اي مشس الزمان وبدره؟ أهذا كله دليل على قريب‬ ‫عتبة احلطام‪ .‬يكون ما أمر به هللا أعباء وما هنى عنه أعماال‪ ,‬يعاكس‬
‫جميء يوم القيامة؟ كأن حسن أخالقك قد مات‪ ,‬وضياء رمحتك‬ ‫كثريا بقول هللا عز وجل‪:‬‬
‫قد فات‪ .‬ال يبدو من دين اإلسالم إال الفساد واحلطام‪ .‬احلبائب‬ ‫كنتم خري أمة أخرجت للناس أتمرون ابملعروف وتنهون عن‬
‫مشتومون واألولياء متهمكون والكفار حممودون‪ .‬ما أفسد هذا‬ ‫املنكر‪(...‬ال عمران‪)110 :‬‬
‫الزمان‪ ..‬زمان يتلوث فيه الدين ابلسياسة‪...‬‬ ‫ليت حممد بن عبد هللا يرى هذه‪ ,‬لتسيل من عينيه الدموع‪.‬‬
‫إن لنا حممدية وهنضة العلماء وجملس علماء إندونيسيا واملدارس‬ ‫ينسى كأنه مل يكن‪ .‬ضاع امسه مبلوعا ابلزمان ومستبدال بوجود‬
‫واملعاهد واملساجد ومراكز التعليم واملؤسسات وما إىل ذلك بكثري‪.‬‬ ‫زينات الدنيا وزخارفها‪ .‬لو ال استبدال الزمان ألرسل إليه هذه‬
‫لكن ليس من عندان الرضا والشجاعة واإلخالص يف اتباع مسرية‬ ‫الرسالة شاكيا‪:‬‬
‫حياتك‪.‬‬ ‫ايخري خلق هللا‪ ...‬غريان الزمان ونغريه‪ ,‬لكن مل تتغري قلة حبنا‬
‫اي حممد‪ ...‬ليتك أتتينا ليكون كل هذا أحسن مما يرام‪ .‬بقيادتك‬ ‫إليك‪ .‬ما أدرى على كل هذه من وقائع الزمـان وحوادثه‪ .‬اي حممد‪...‬‬
‫العادلة وموعظتك احلسنة‪ .‬اي حممد‪ ...‬سلمنا من هذا احلال وهب‬ ‫أشتاق إىل حال يعظم فيه الناس امسك ويعمل أمرك‪ .‬فانظر األن‪,‬‬
‫لنا شفاعتك وافتح علينا رمحتك‪ .‬وامسح لنا مبواجهتك يوم ال أكثر‬ ‫ال يصلوا املسلمون وال يسلموا عليك إال صوريني‪ ,‬ليس حلبهم‬
‫إليك‪ .‬يقومون بذكر ميالدك للعادة والطبيعة فحسب‪ ,‬ليس إلعالء األمة إال أمتك‪)*( ...‬‬
‫عظمتك‪ .‬ال يضعون األخرة ونعيم اجلنة يف األولوية األوىل‪ ,‬بل إمنا‬
‫‪Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien‬‬
‫‪24‬‬ ‫املقالة‬

‫دور املعاهد اإلسالمية يف بناء البلدة املتقدمة‬


‫احمد ريحان غلماني‬
‫طالب السنة الثالثة المكثفة أ من باسروان‬

‫اعطاء األطعمة واملشروابت حنوهم‪ .‬واملستعمرون طلبوا من سكاهنا‬ ‫عجبا! أن اإلندونسيا بلدة كبرية تتكون من جزائر كثرية بلغت‬
‫على مثانية ألف جزيرة‪ .‬ولقد تعدد ما عندها من الثروة الىت حيتاج جمربين احلاصالت الزراعية مع أهنم قد سعوا حق السعي يف زرعها‬
‫وتنميتها‪ .‬ولكن بعد املرور أبايم طويلة تزعزعت فيها البلدة بسبب‬ ‫إليها سكان البلدة مبا فيها من احلاصالت الزراعية والبحرية وما‬
‫إىل ذلك‪ .‬وكثري ما اعتقد الناس أبهنا أمجل بلدة حيث وقعت فيها إهجاع املستعمرين‪ .‬دبر يفكر سكان البلدة الذين كان معظمهم‬
‫من املسلمني يف حيلة يطرد هبا املستعمرون‪ .‬فأسس املسلمون احلزب‬ ‫املناظر اجلميلة الىت مل نقدر على رؤيتها يف بلدة أخرى يف هذا‬
‫العامل‪ .‬مثلها كمثل جزيرة ابىل (‪ )Bali‬حيث كثر الزائرون من داخل الشرطي ما مسي حبزب هللا وعلى مقدمته حضرة الشيخ هاشم‬
‫البلدة أو خارجها أتوا ليتمتعوا مبا وقعت فيها من املناظري اجلميلة‪ .‬األشعرى‪ .‬وهذا احلزب يتكون من الطالب اجملاهدين الذين يتعلمون‬
‫يف املعاهد املختلفة الىت وقعت جباوى الغربية‪ .‬فاحتد املسلمون كلهم‬ ‫فليست من املبالغة إذا قيل إن اإلندونسيا ألمجل بلدة ال تغلب‬
‫مجاهلا بلدة أخرى يف هذا العامل‪ .‬ولكن ما عندها من الثروة صارت قصدا جلمع القوة حرصا على طرد املستعمرين لئال أيخذ ثروة البلدة‬
‫الىت الحق عليها املستعمرون بعد ذلك خوفا عن جهادى املسلمني‬ ‫سببا رئيسيا على إتيان املستعمرين ألخذها عن طريق اإلجبار‪.‬‬
‫وقوهتم‪ .‬ومن هنا اتضح لنا احلال وجتلى لنا البال أبن استقالل هذه‬ ‫فأجرب املستعمرون سكان هذه البلدة ألن يعملوا أشياء بغري أن‬
‫يعطوا اجلزء هلم‪ .‬أضف على ذلك هم اليبالون أبحوال سكان هذه البلدة يتوقف كثريا على جهاد سكاهنا الذين كان معظمهم من‬
‫البلدة الضعيفة‪ ،‬بل كان أكثرهم ميوتون من جراء عدم االهتمام يف املسلمني وطالب املعاهد‪)*( .‬‬

‫‪Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.‬‬


C e r i t a P e n d e k 25

Jaringku Mengenai Malaikat


Moh. Zaky Habibi
Santri kelas V IPSI A, asal Kotabaru

J
arum jam semakin mempercepat Kakiku bisa menyeimbangkan pentalannya,
“Nak, mungkinkah Tuhan menampakkan
waktu. Ia mengejarku dengan baguslah. Bagaimana pun aku harus
dirinya?” makhluk itu ku tanya, tapi tanya
pelariannya, cepat. Barangkali ia lari darinya. Masa iya ini yang dimaksud
balik. Bikin kesel.
mengipaskan bubuhan angin dengan sayap dengannya bermain? Katanya juga akan
kecilnya. Aku tak pernah menyangka, “Tidak, setidaknya tampakkan wajahmu memberitahuku apapun yang ku mau.
rasa firasatnya dikejar malaikat. Lalu aku untuk meyakinkanku.” Memang benar, dia sudah tidak salah lagi
mencoba berpikir untuk bagaimana caranya “Memintalah pada Tuhan, aku tidak bisa kalau ditebak sosok malaikat. Keluar dengan
malaikat ini berhenti mengejar. Jangan salah apa-apa.” portal bulu sesayapan, memakai jubah, dia
sangka, kami hanya main-main. Bahkan Aku mencoba meminta pada angin dan juga bilang kalau dia diciptakan dari Nur,
menyengsamkan. debu, karena aku tidak yakin meminta pada mengasingkan diri lagi. Dari awal aku memang
Hidupku bermula di surganya Tuhan yang tidak ada. Barangkali meminta kepada keingintahuannya membelegu, tentangnya.
yang tersimpan, bukan salah satu dari yang makhluk itu untuk meyakinkanku. Apakah tak ada cara lain?!
diketahui banyak orang. Pertama kalinya “Kau berpikir tentang Tuhan, maka Tuhan Cari cara... cari cara...
aku membuka mata dan melihat saat itu dan ada. Tapi jika kau meragukan Tuhan, maka Aku berpikir keras, berlari kencang, tenaga
tempat itu juga. Ini normal, bangun dari alam tak ada bagimu.” makhluk itu bersabda, terkuras, akal ku menyurut. Waspada. Tak bisa
bawah sadar, keadaan berbaring, lalu melihat kemudian keadaan serba hening. bicara melainkan dalam hati.
ke langit-langit. Tak ada matahari, bulan,
Bola atau batu atau apalah itu tidak jelas Dengan rasa bangga sekali karena
bintang, atau pun awan. Ruang kosong. Tak
rupanya. Jatuh tak beraturan tanpa tanda mendengar ledakan batu tadi, rasa syukurku
ada apapun yang bisa dilihat. Jasad mungil
begitu saja. Saat jatuh, memantul pun tidak. membuahkan dan menanamkan bibit
seperti bayi yang masih dalam perut ibu. Jari-
“Apa ini pekerjaanmu?” tanyaku menunjuk kebahagiaan di lubuk hatiku sedalam-
jari kecil dan kulit lembut, ku miliki saat itu.
ke... apalah yang jatuh tadi. dalamnya. Sungguh bangganya aku. Mencoba
Atau mungkin memang kenyataannya begitu.
berhenti dan memeriksa, sosok itu tidak ada.
Aku penasaran pada Tuhan yang ku pikir “Terus terang nak, kau menyaksikanku
Beginilah sifat orang yang suka remehan.
menyengajakan rohku ke jasad mungil ini, berdiam diri di sini.”
Mentang-mentang lebih kuat dan cepat,
aku mau bertanya-tanya. Mencoba mencari Makhluk apa ini seenaknya menyimpan dia sengaja lambat. Atau barangkali karena
Tuhan. Mungkin Tuhan dapat dilihat oleh sendiri ilmunya. Kalau dikira, yang ledakan itu, malaikat itu menjadi sebundalan
mata, soalnya katanya orang dulu, tanpa bersangkutan sepertinya kurang cocok jika tali membentuk jaring besar dan membutuhkan
alis mata maka manusia dapat melihat yang disebut makhluk hominid. Suara hanif yang waktu cukup panjang untuk kembali semula.
dikasatkan. keluar entah dari mulutnya atau dari telinga Baiklah aku menang, aku ingin menjauh
Sebuah fakta yang bisa dikronologikan itu seperti perpaduan antara lelaki bersuara untuk sembunyi. Aduh, celaka, dia langsung
melalui tulisan atau lisan adalah perasaan, besar, lelaki bersuara kecil dan wanita lugu. menamparku dengan wajah seribu mata.
tapi kapan kita bisa melihatnya? Tak akan Mudah-mudahan saja dia bukan seorang Raungannya melintang pukang. Aku kembali
pernah. Manusia kalau sudah putus asa, militan anti damai. terpental ke balik arah. Badanku memberat
hal sekecil apapun akan dijadikan pegangan Aku mengambil batu(mungkin) yang jatuh saat melewati bekas ledakan batu yang di
harapan. Mencari sesuatu yang tak dapat dan melemparkannya ke makhluk itu dengan mana menjadi tali tadi. Bahwasanya jika aku
dicari, siapa yang bisa menunda putus asa tulang dan tenaga lemahku. Tidak perlu kaget berdiam diri di sini, tergeletak, menunggu
dalam hatinya untuk datang menggantikan atas lemparan itu karena sama halnya orang malaikat itu melangkahi tali, apa yang terjadi
rasa penasaran. Tulisan petunjuk yang dewasa yang melempar seekor kambing kira-kira? Apa salahnya mencoba.
biasanya ada di tutorial game pun tak ada. dewasa jantan. Seandainya bisa dilihat Dia terbang. Barangkali dia tak ada kaki, tapi
Sedikitpun. bibirnya saja, dia pasti menertawakanku. bisa dengan caranya menguasai angin sekitar
Aku lah seorang di sini. Yang mempunyai Bisa apa kau?! Barangkali begitu ucapnya. dan membuatnya mengapung ke mana yang
kulit lembut, mata binaran bintang, wajah “Ayo bermain nak, waktumu tidak kekal ia tuju. Jujur, tak ada tujuan lain lagi selain aku
yang seperti bola bounce, pipi yang masih di sini. Aku akan mengajarimu dan memberi atas dirinya.
empuk untuk diraba, telinga dan hidung yang tahu apapun yang kau mau.” godanya yang “Tuhanku, aku tahu aku ciptaanmu yang
masih belum membeku mengeras, bibir yang membuatku tertarik akan yang ia ucakan. terlemah di antara mereka. Dan aku paham
masih ingin mengulu karet, aku lah. Apa betul kenapa begitu. Segala kekuatan yang
“Baiklah, siapa kau?”
maunya ruang ini? Masa Cuma nunggu? kuat, kasat mata, tak terlihat milikmu seorang.
Dan apa itu yang muncul bercahaya. Hades? “Aku tercipta dari cahaya suci, aku pun
Apalah aku tanpamu.”
Zeus? tak punya nama, karena itu tak satu pun tau
tentangku.” Aku memohon pula. Begitu malaikat
Helaian bulu putih bersih kinclong melangkahi jebakan yang tidak sengaja
berguguran di cahaya itu. Seperti membentuk Aku sadar kalau yang di hadapanku ini
aku atau Tuhan yang jadikan dari batu. Dia
sebuah portal yang tak bertepi. Memuntahkan lumayan jauh dipandang mata, seenaknya
tertahan, tak bisa bergerak, tak ada tenaga,
helaian bulu putih tak habis-habisnya. Terlalu bergerak secepat kedipan mata berpindah ke
kusut, melemah. Inilah kuasa Tuhan. Tali-tali
lama aku terbelalak penasaran. Ingin bergerak hadapan mukaku, adalah malaikat. Malaikat
itu menghitam, mengeluarkan sinar kegelapan
melangkah tapi ketidakpastian di sarafku sejadi-jadinya seorang yang terbelah menjadi
suci, membentuk jaring yang menjalar keluar
menggelinang ke otak. Kepala berkerudung dua. Tak kuat menahan angin kilatnya,
menyelimuti tubuh malaikat. Lalu membeku,
coklat tak membiarkan wajahnya nampak aku terbaring, berputar, jauh ke belakang,
membekukan diri berkorban untuk orang
tampil. Bersambung jubah panjang, lengan terpental dan tak mampu menyentuh alas.
yang telah meminta kepada Tuhan nan
jubah panjang yang tak memberi celah se- Dalam hatiku, aku meminta;
menyerahkan dirinya kepada-Nya. Malaikat
inchi pun untuk tangan. Makhluk itu keluar “Manusia bukanlah makhluk yang dapat itu? Hanya bisa diam sampai Tuhan berkata
dari cahaya portal pemuntah bulu sayap. berdiri sendiri, tak kuasa atas segalanya, pulang. Kini aku yakin telah mengerti setengah
Ternyata setelah sekian meredup cahaya itu, hanya bisa meminta, tak mungkin memberi. arti kehidupan. Apapun yang terjadi, aku punya
makhluk jubah utuh mematung berdiri polos Tolonglah Tuhan, berikan securah titikan Tuhan. Dan aku siap lahir ke dunia. Tunggu,
entah menatap ke mana matanya itu. kekuatanmu. Langit pun meminta, apalagi siapa yang bertanya? (*)
“Kau Tuhan yang...” hamba.”

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


26 C e r i t a P e n d e k

aku tak boleh lengah. Aku tetap melangkah, bila melangkah aku

Hujan Surat
kalah. Kalah dengan materi-materi kehidupan duniawi.
Perlahan aku membuka pintu ruangan itu, berderit. Aku tidak bisa
melihat apa-apa. Aku terus melangkah meski terkadang
Roihan Azizy jatuh dan bangkit lagi. Ruangan itu sangat gelap,
Santri kelas IV A, asal Cirebon tidak ada cahaya, bahkan lampu sekali pun yang
dapat ku lakukan saat itu adalah hanya meraba.

B
el berdentang begitu nyaring. Suaranya sayup Lalu merangsek satu per satu surat-surat itu.
terbawa angin. Jam pelajaran telah usai. Sepersekian detik berlalu.
Semua murid diperbolehkan pulang. Aku memberhentikan langkah.
Semua murid berhamburan, sesekali bersorak- Sepertinya ada benda yang jatuh
sahutan. Pagi itu, aku menyempatkan diri untuk mengenai kepalaku. Aku terkesiap,
duduk santai di halaman sekolah. Entahlah, berat berusaha mencari benda itu
rasanya melangkahkan kaki pergi menuju rumah. rasanya seperti kertas.
Dan aku yakin, rumah itu sunyi. Seperti tidak ada Memang benar, benda
kehidupan. Tidak ada seorangpun yang menetap yang jatuh mengenai kepalaku
di sana. Hanya ada aku, dan surat-surat yang sebelumnya itu adalah
menumpuk di dalam ruangan yang senyap itu. kertas. Namun, kertas itu
Sekedar tanda tanya besar yang aku ketahui hanya ada satu lembar. Aku
sampai saat ini. beringsut keluar dari ruangan
Aku tengah duduk sambil bersantai. yang pengap itu. Ceceran
Memandangi teman-temanku yang berlalu- peluh keringat menumpuk di
lalang. Sesekali aku tersenyum tipis, permukaan wajahku. Basah dan
memperbaiki posisi duduk lantas menatap lembab. Sesekali menyeka peluh
kosong langit-langit. keringat itu dengan tangan sambil
melangkah keluar.
“Mirat, apa yang kau lakukan di sini?” seorang
gadis menyapaku lembut. Membuayarkan Lengang sejenak. Aku
lamunanku. mengangkat kertas itu agar
lebih memperjelas tulisan
Aku gelagapan, mendapati seorang gadis memanggil namaku. Ah, yang telah tertera. Kali ini aku tidak boleh keliru. Bila
gadis itu. Gadis yang malang. dari kemarin aku yang selalu tertipu dengan semua surat kosong itu.
“Nis, lagi-lagi kau mengejutkanku.” Aku menyikut lengannya. Sudah ku duga. Ada sebuah tulisan singkat. Aku melihatnya, dan
Tersenyum lembut. ini memang nyata! Bukan rekayasa.
Nis, gadis malang itu. Lihatlah matanya yang sayu. Wajahnya SURAT.
tampak memendam luka yang begitu pahit. Sudah tiga tahun lamanya
ia bercengkerama denganku. Saat ini, ia memiliki kekurangan dengan Aku terkesima ketika melihat tulisan itu dengan kedua bola
semua orang. Penyakitnya tidak biasa. Ya, ia tidak memiliki jantung mataku. Hanya tulisan konyol itu.
seperti manusia pada umumnya. Tetapi, aku kagum dengan semua Lengang sejenak. Suasana semakin senyap. Menyisakan
kekurangan yang didapatkannya dari Tuhan. Ia tetap tegar. Ia masih keheningan di langit-langit ruangan ini.
tetap menempuh jalan hidupnya. Nis, adalah gadis yang kuat. Aku menemukan kejanggalan di rumah ini. Ada yang ganjil. Bila
“Mirat, bacalah surat ini!” Nis menyuguhkan secarik surat untukku. dari kemarin aku di teror dengan semua surat kosong itu. Tanpa
Aku langsung meraih secarik surat itu. Ia memberikan senyum. tulisan, tanpa tanggal, bahkan, nama pengirim surat itu pun aku
Senyum yang terhias elok di wajahnya. tidak mengetahuinya. Aku dapatkan surat yang kosong-melompong
itu semua di depan halaman rumah. Tergeletak begitu saja. Untuk
“Tunggu sejenak! Jadi, selama ini kau yang mengerjaiku?” alis yang ke entah berapa kalinya, surat itu sepertinya menghina diriku.
mataku mendadak naik. Lantas, menunggu jawabannya. Diriku yang terlanjur lugu dengan belenggu-belenggu mimpi. Tapi ini
“Apa maksudmu Mirat? Aku tidak mengerti.” Kali ini ia memasang bukan mimpi. Ini nyata tanpa dusta, semua ini adalah realita. Aku
wajah yang serius. Matanya menatap tajam. mempercayai suatu hal. Aku tidak bisa lari dari semua kenyataan
“Ya, mungkin kau yang mengirimkan semua surat-surat itu ketika aku ini. Kenyataan yang terlalu pahit untuk diutarakan. Aku lelah. Aku
terlelap tidur?” aku memperbaiki posisi duduk. Menjelaskan keganjilan pasrah. Aku gelisah. Atau aku yang salah? Entahlah! Aku berada
yang telah terjadi beberapa hari yang lalu. Kami saling bersitatap. dalam tempat tanda tanya.
“Aku masih waras, dan aku tidak mungkin mengirimkan surat-surat ***
yang tidak jelas itu kepadamu. Masih banyak pekerjaan yang harus aku “Mirat, Mirat bangunlah!” suara seorang gadis terdengar lembut
lakukan.” dari kalimatnya ia mulai kesal atas semua pradugaanku. memanggil namaku.
“Lantas, siapa yang mengirimkan surat yang tak jelas dari mana Aku terbangun. Perlahan membuka kedua bola mataku. Terasa
asal-usulnya itu?” aku menggaruk kepala yang tak gatal. sangat berat sekali. Tubuhku juga seperti lemas tak berdaya. Aku
Percakapan kami telah usai. Nis pergi meninggalkanku sendiri di berusaha menggerakkan semua organ tubuhku yang lemas tak
halaman itu. Tampaknya ia merajuk dengan semua dugaanku. berdaya ini.
Lima belas menit berlalu. Aku memutuskan untuk pergi menuju Empat puluh enam detik berlalu, akhirnya aku bisa bangkit. Aku
rumah. Lagi-lagi hanya aku seorang yang hidup bersama surat-surat memandangi sekitarku. Sepertinya tadi ada yang memangil namaku.
kosong itu. Mungkin aku mengenali suara itu.
*** “Di manakah aku berada? Apakah ada seseorang di sana?
Pintu ruangan itu berderit. Siapapun itu, ku mohon bantulah aku!” aku berusaha memecah
lengang. Memandangi keadaan sekitar.
Ruangan itu gelap gulita. Untuk kesekian kalinya, aku hendak
menuju ruangan khusus. Ruangan yang aku tempatkan untuk semua Belum ada jawaban. Sunyi sepi.
surat-surat kosong itu. Surat tanpa pengirim. Satu huruf pun tak tertera Tempat itu belum pernah ku kunjungi. Tempat itu tidak berbentuk
dalam surat itu. Tetapi, aku tidak berkenan untuk membuang semua ruangan atau pun rumah. Aku sama sekali tidak menemukan
surat kosong itu. Surat yang terkadang membuatku kesal. Akan tetapi, seorang pun. Hanya suara itu. Suara yang terdengar parau dan
Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.
C e r i t a P e n d e k 27

melengking di udara. hari surat itu bermunculan semakin aneh. Hanya ada lima huruf yang
“Mirat, kau tak perlu khawatir lagi, tempat ini aman dan nyaman. sampai saat ini belum aku ketahui apa maksudnya. Semakin sulit
Tenanglah.” suara gadis itu lagi-lagi muncul dengan samar. untuk diterka. Surat itu seperti menghina.
Ya, aku mengenali suara itu, suara gadis yang selalu Lantas, apa semua surat-surat itu berkaitan denganku. Aku dilanda
menemaniku sepanjang waktu. Gadis yang malang. kegelisahan yang berkepanjangan. Urusan ini semakin rumit.
“Nis, di mana kamu berada?” aku mendesis pelan. Suaraku Tak lama kemudian, aku langsung beranjak dari tempat. Membawa
menggema di langit-langit. semua surat-surat itu. Aku tak peduli. Bukan berarti aku sudah
muak. Hanya saja semua surat-surat itu mempersulit diriku untuk
“Tenanglah Mirat, kau sekarang berada di alamku. Inilah
menempuh jalan hidup. Aku berniat untuk membalas semua surat
tempat tinggalku sebenarnya. Tuhan memang adil. Meski aku
itu. Entah dari yang kosong. Atau yang bertuliskan ‘jantung dan hujan
tidak memiliki jantung, aku masih tetap bertahan hidup. Kau harus
itu’. Aku membawa semuanya tanpa terkecuali.
percaya itu Mirat.” suara Nis semakin menggema.
Semuanya telah tersiapkan dengan cepat. Aku tidak memiliki
Aku tercengang. Mencoba menelaah kalimatnya satu-persatu.
waktu yang banyak.
Tak lama kemudian Nis muncul dari remang-remang cahaya. Ia
Di surat itu aku menuliskan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang
melangkah dengan anggun. Hendak mendekatiku.
tersirat di atas selembar kertas.
Aku terbungkam. Mulutku lebar terbuka. Tercengang. Bukan
“Apa maksudmu?” Hanya dua kalimat yang sudah tertera dalam
karena Nis yang muncul dengan tiba-tiba dari remang cahaya. Aku
surat-surat aneh itu.
melihat Nis dengan jumlah yang banyak. Bukan hanya satu.
Lengang sejenak. Malam begitu pekat dan melekat. Aku mendapati
“Nis, apakah itu benar dirimu? Dan siapa mereka? Keluargamu
lelangit yang semu.
kah? Apakah semua ini lelucon?” aku mengejapkan mata. Lantas,
menatapi tubuh gadis itu satu-persatu. “Tuhan, bila semua surat ini yang ku bawa ini dari-Mu dan untuk
diriku, adakah bukti mampu mempercayai semua itu?”
Kali ini Nis melingkari tubuhku. Seolah hendak memberi sesuatu.
Nis yang aku lihat bukan seperti Nis yang ku kenal. Entahlah! Aku Aku mendesis pelan. Aku mengharapkan sesuatu.
bingung bukan kepalang. Lantas, aku mematung tepat di depan rumah. Semua surat
“Ini aku Mirat. Gadis yang tanpa jantung itu.” ujar Nis dengan itu masih ku genggam dengan erat. Aku berharap Nis datang dan
serempak. menjelaskan semua ini. Semua yang teramat ganjil.
Lengang sejenak, aku terdiam. Memandangi wajah Nis “Nis di mana kau berada?” Aku merintih pada langit.
dengan jumlah cukup banyak itu. Wajah mereka memang sama. Lantas, aku menundukkan kepala. Kepalaku terasa pening.
Bahkan, aku sempat paham dengan suara lembutnya, ketika Guntur menggelegar mengaduk-aduk perasaan. Mencakar-cakar
memanggil namaku. Akan tetapi, mana yang asli? Aku tidak bisa langit. Langit tampak runtuh.
membedakannya.
Tak lama kemudian, rumah-rumah yang menjalar di samping
Nis benar, aku yang keliru. Kini, aku terjebak di alamnya. rumahku itu. Muncul dengan teriakan histeris. Penghuni semua
Tempat itu terlalu abstrak. Tidak ada fondasi. Tidak ada bangunan- rumah itu berhamburan. Mereka berlari-lari ketakutan. Suasana
bangunan atau orang yang berlalu-lalang. tampak hingar-bingar. Porak-poranda dengan segala kekhawatiran.
“Aku ingin memberitahu suatu hal padamu Mirat, aku Aku percaya, tak lama lagi hujan akan datang. Aku hanya terdiam.
mendapatkan kabar dari langit.” Nis tampak menjelaskan. Tidak berkutik sedikitpun.
Aku mendengarkan dengan saksama. Apa yang dia ingin “Mirat.” Suara seorang gadis terdengar memanggil namaku.
katakan? Begitu lembut.
“Surat yang kau dapatkan sepanjang hari itu, adalah surat dari Aku mengangkat kepala. Menoleh ke sekitar. Aku mengenali suara
Tuhan. Tuhan sedang mengujimu dengan semua materi kehidupan. itu. Nis, ya, suara gadis malang itu.
Kau harus percaya itu!” Nis menjelaskan sambil terbatuk-batuk.
Sepersekian detik berlalu, aku memandangi tubuh Nis yang
Wajahnya pucat pasi.
mematung di bawah langit-langit gaduh.
Kepalaku tertunduk lesu. Aku jatuh terkulai lemah tak berdaya. Hening sejenak.
Tubuhku tidak bisa dikendalikan. Serasa lumpuh sesaat. Aku jatuh
Hujan membasahi kota kami. Tapi, tidak, aku keliru! Itu bukan hujan
berdebam di alam Nis yang belum ku kenal sebelumnya.
yang terkadang membasahi bumi. Yang terkadang jatuh menuju
Aku menggelengkan kepala. Seolah-olah tidak percaya. Apa hamparan laut. Untuk yang kesekian kalinya, aku menatapi langit
yang sedang terjadi padaku? Apakah benar itu adanya? yang mendadak kelam. Aku melihat semua surat-surat itu. Jatuh
Delapan belas detik berlalu. Nis hilang. Lenyap ditelan gelap. berserakan ke bumi. Semua orang berlalu-lalang itu tercengang,
Aku tidak mengerti. Aku benar-benar tidak mengerti dengan saling menggerutu. Satu-dua di antara menggelengkan kepala.
semua ini. Aku diambang sepi. Menatap getir. Ketika surat-surat itu berjatuhan dari langit.
*** “Mirat, kau telah mengetahui semua kekurangan yang ku miliki.
Kau telah menerima semua kenyataan yang telah terjadi.” Nis
Hari semakin larut. Senja mulai tumbang di kaki langit. terisak. Merintih pilu.
“Tidak!!!” aku berteriak dengan lantang. Suara itu melengking di Aku melihat air mata yang perlahan menggenang di kelopak mata
udara. Menggema diruangan itu. Nis. Ia menahan kesedihan itu.
Aku menghela nafas lega. Hanya mimpi. Bermimpi buruk. Amat “Perlu kau ketahui, bahwa jantungmu adalah jantungku. Aku
malah. Nafasku sedikit tersenggal. Aku baru sadar, ternyata sedari sengaja memberikannya agar kau tetap bertahan hidup.” Suara Nis
tadi aku tertidur lelap di ruangan. terdengar parau. Matanya mulai redup. Lantas, jatuh terkulai lemah
Aku menggelengkan pelan. Surat itu jatuh. Mengenai kepalaku. di bawah derasnya hujan surat itu. Hujan surat itu semakin deras.
Dengan gesit aku membukanya perlahan. Jantungku berdegup Jatuh berhamburan.
dengan kencang. Sedangkan mereka semua hanya terdiam. Aku pun begitu.
Ruangan itu kembali lengang dan pengap. Aku menatap takzim Menunggu sampai hujan surat itu berangsur reda. Entahlah, aku
tulisan itu. Kali ini tulisan itu berbeda dengan yang ku temukan belum bisa mempercayainya atau tidak. Apakah ini sebuah realita
sebelumnya. atau tidak. Atau sebuah rekayasa belaka. Atau ini semua termasuk
HUJAN dari skenario Tuhan. Atau ini adalah bukti? Dari semua surat-surat
Sontak aku mengerutkan dahi. Menggelengkan kepala. Makin yang selalu menerorku setiap saat? Apakah itu? (*)

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


28 C e r i t a P e n d e k

Islam itu Indah


Muhammad Junaedi Ilham
Santri kelas III Intensif B, asal Bogor

K
nalpot motor berderu kencang di menjelaskan tentang bom bunuh diri di jalan, dalam kitab suci kami. Islam itu indah tapi
jalanan, para pembalap liar mulai kejadian itu mengakibatkan banyak korban, hanya orang Muslim yang benar-benar
beraksi, tempat biasa mereka tentu saja agama Islam yang disalahkan. beriman yang tidak melakukan hal bodoh
balapan. Satu orang yang ingin melakukan bom bunuh seperti itu.” Guntur mengangkat tubuhnya
Semua orang bersorak menyambut diri tertangkap tak jauh dari tempat kejadian. untuk duduk.
pemenang balapan. Guntur, itulah namanya Dia diintrogasi, dia mengaku bahwa hal itu “Sebelumnya namaku Guntur dan omong-
selama ini dia tak pernah terkalahkan dengan adalah sebuah jihad dalam Islam, tentunya omong tadi suara apa, indah sekali liriknya?”
motor ninjanya yang telah dimodifikasi. Ali dia mengaku sebagai umat Islam.
“Oh yah namaku Ali, orang yang kamu
yang kalah olehnya merasa kesal, malam “Agama bodoh, malah menyuruh kalahkan di balapan liar. Dan soal suara
ini Ali harus memberikan uangnya karena pengikutnya bunuh diri” caci Alif, Guntur tadi, itu suara adzan, suara panggilan umat
kalah taruhan. Guntur membuka helm, menghiraukan perkataan Alif, ia pun pergi Muslim untuk melakukan ibadah.”
segera menghampiri Ali yang masih duduk di ke kamar, mandi, berganti pakaian, karena
“Kamu yang menyelamatkan saya?” Ali
motornya. Ali menyerahkan uang itu, tanpa malam ini Guntur akan pergi balapan liar lagi.
mengangguk.
basa-basi Guntur mengambilnya lalu pergi Jam 12.00 para pembalap liar berkumpul
menuju teman-temannya. Ali menyalakan “Istirahatlah dulu di sini sampai lukamu
di jalanan, tempat biasa mereka balapan.
motor, bergegas pergi dari tempat balapan sembuh, aku pergi dulu” Ali meninggalkan
Balapan dilakukan, berbagai taruhan
dengan kecepatan tinggi. Guntur.
dikeluarkan, kali ini Guntur akan melawan
Ali berbelok ke arah masjid di tepi jalan, anak baru yang menantangnya. Guntur Satu minggu Guntur berada di sini,
jam 01.30, seperti biasa Ali melakukan menerima tantangan, merekapun balapan, sebenarnya dia sudah sembuh lima hari yang
sholat malam. 30 menit berlalu, Ali kembali tapi reputasi Guntur sebagai pembalap yang lalu, tapi Guntur masih menetap, terkadang
melanjutkan perjalanan. tak terkalahkan kini sudah hilang di tangan dia ikut belajar kitab kuning bersama Ali di
pembalap baru itu. Guntur mendengus kesal. Masjid.
Guntur merayakan kemenangan, dia
membeli minuman keras, minum bersama Ia pun langsung pergi meninggalkan arena Guntur sedang duduk di teras masjid.
temannya, Guntur sudah tak sadarkan diri balapan. “Ali...” panggil Guntur, Ali menghampiri
omongannya melantur kemana-mana, dia Guntur melaju dengan kecepatan rendah, Guntur
terkapar dan tertidur lelap. ada tiga motor yang mengikutinya. Tiga motor ”Ini tempat apa?” tanya Guntur
*** itu menghadang laju motor Guntur. Guntur
“Oh... tempat ini namanya pesantren,
turun dari motor, melepas helm. Orang yang
Seseorang berlari di koridor sekolah hendak tempat para santri menuntut ilmu.” Guntur
mengejarnya turun dari motor pula.
masuk kelasnya karena telah terlambat masuk mengangguk.
sekolah, dia telah mengendap-ngendap untuk “Apa mau kalian?” tanya Guntur sedikit
“Ternyata kamu benar. Islam itu indah,
melewati pak satpam di gerbang sekolah, berteriak, tanpa banyak bicara Guntur
tapi hanya bagi orang yang beriman dan
dia menabrak seseorang ketika berbelok diserang oleh mereka. Tiga lawan satu,
melaksanakan syariat Islam dengan baik”
di koridor. Orang itu terjatuh ke lantai, buku perterungan yang tak seimbang.
“Emang bener Guntur, tapi omong-omong
orang yang ditabraknya berjatuhan. Wajah Guntur babak belur, dia terjatuh.
kamu tidak mau pulang ke rumah?” Guntur
“Guntur kenapa kamu terlambat lagi?” tanya Penglihatannya mulai buram, hampir saja
terkekeh
orang yang tertabrak Guntur sambil menjewer Guntur terbunuh mereka tapi dua orang
datang menolong Guntur yang sudah “Kayaknya saya masih betah di sini, saya
telinganya.
terkapar tak sadarkan diri. mau masuk Islam”
“Aduh, maaf Bu,” kata Guntur
*** “Alhamdulilah! satu saudara lagi telah
“Maaf! sudah berapa kali kamu terlambat? diberi hidayah olehmu Ya Allah” Guntur
sekarang ikut ibu ke kantor BK!” Terdengar suara azan yang merdu
benar-benar membulatkan tekadnya untuk
dari sebuah menara masjid, hari masih
“yah… jangan bu Rika, Guntur janji tidak berpindah agama. Ali mengajak Guntur untuk
gelap, matahari belum terbit. Guntur mulai
akan telat lagi” menemui pak kiai, untuk membaca kedua
sadarkan diri, awalnya penglihatannya masih
“Gak ada janji-janji, ayo ikut ibu!” bu Rika kaliamat syahadat di depan beliau.
samar tapi sekarang sudah kembali normal.
membereskan buku yang berserakan. Tubuhnya dipenuhi pembalut. Guntur Hari ini Guntur benar-benar masuk Islam,
“Biar saya yang bawa, Bu” tawar Guntur. Bu berbaring di ruangan sederhana, hanya ada dia mengganti namanya menjadi Umar.
Rika memberikan buku itu dan segera berjalan sebuah meja kayu dengan empat kursinya, Tiga bulan telah berlalu, setelah Umar
ke kantor BK yang diikuti oleh Guntur. sebuah ranjang berlapis kasur tipis, dan mendapat ilmu yang cukup, Umar pamit
Tidak pergi ke kelas Guntur harus menerima sebuah lemari pakaian. Ada sesosok laki-laki pulang sebentar untuk menemui papahnya,
hukuman membersihkan toilet guru selama yang berpakaian serba putih sedang duduk Alif pasti merindukan anak semata
tiga hari, satu hal yang sangat menyebalkan di salah satu kursi tersebut. wayangnya. Umar kini tahu bahwa Islam
bagi Guntur. “Assalamu'alaikum, sudah baikan?” tanya tidak mengajarkan umatnya untuk melakukan
laki-laki itu. bunuh diri, bahkan hal itu dilarang oleh Islam.
***
“Ya, saya baik tapi maaf saya orang Kristen” Masih banyak umat Muslim di negeri
Seorang laki-laki separuh baya sedang
jawab Guntur, laki-laki itu menghampiri ini yang hanya agamanya saja Islam tapi
menonton tayangan berita di TV, terdengar
Guntur yang sedang terbaring di atas ranjang akhlaknya bukan, banyak orang-orang yang
suara pintu terbuka.
kayu yang terlapis kasur yang tipis. menganggap agama Islam itu teroris yang tak
“Aku pulang Pah…” kata orang yang masuk. punya kebiadaban maupun kemanusiaan,
“Agama kami tidak mengajarkan untuk
“Sini Guntur, lihat berita ini!” kata laki-laki fitnah itu harus dihilangkan, hari ini Umar akan
memusuhi agama lain, kecuali kami yang
separuh baya itu, Guntur duduk di sebelah mengajak papahnya dan juga keluarganya
diserang duluan”
laki-laki separuh baya itu. untuk masuk Islam, pikiran mereka tentang
”Kenapa orang Islam melakukan bom Islam adalah sebuah agama teroris itu
“Apa pah?” Tanya Guntur
bunuh diri kalau itu tidak diajarkan?” Guntur salah, Umar berniat untuk menghilangkan
“Lihat aja” kata Alif papah Guntur, Guntur dengan tawanya. hal tersebut karena kenyataannya Islam itu
melihat tayangan berita itu, berita itu
“Tidak ada ajaran tentang hal itu, bahkan indah.(*)
Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.
C e r i t a P e n d e k 29

S Tod
elamat datang di Indonesia! Yang hingga seorang pria bertubuh kurus (meski
mana mental anak bangsanya tidak terlalu kurus) datang dan mengulurkan
semakin loyo. Di mana hukum di Moh. Aldhimas Rasyad bantuannya. Dengan perasaan senang Tod
negaranya tumpul ke atas namun tajam ke Santri kelas V IPSI B, asal Depok merasa kehidupan barunya akan dimulai.
bawah. Para murid mulai berani menantang Meski senyumnya terlihat menyenangkan, Waktu terus berlari mengejar menit, menyalip
guru karena tontonan yang kurang mendidik aku tahu kalau ada maksud tertentu di jam, menerobos hari, melewati bulan untuk
di negeri ini. Entah siapa pahlawan hati? baliknya. Buktinya, ia menyuruh untuk mencapai tahun dan menapaki tahun-tahun
Terhapus sudah kata berbakti, terhapus memilih nomor yang dimaksud, sebenarnya berikutnya. Kini Tod telah menjadi pemuda
sudah kata mengabdi. Para orang tua hanya siapa itu, apa ia orang yang hebat? yang tampan dan gagah, pria kurus yang
memanjakan anaknya dengan harta kekayaan Lantas apa maksud kertas ini, ada enam menolongnya dahulu benar-benar mengubah
mereka, tanpa memperdulikan sebab akibat angka di dalamnya serta gambar dua jalan hidupnya. Darinya ia belajar untuk
yang akan terjadi. Hancur sudah negeri, orang yang terlihat berwibawa dengan membaca, menulis, berhitung, serta ia terus
terpuruklah bangsa. menggunakan penutup kepala dan salah belajar menjadi seorang politikus terhebat. Kini
Lihatlah, lihatlah! Anak-anak tak berdosa satunya mengenakan kacamata. Tanpa negeri pertiwi mengalami krisis, yang terlalu
harus menanggung nasib yang pedih, tanpa memperdulikan ia memasukkan lembaran parah masa-masa hancur dulu terlihat semakin
mengetahui ibu dan bapak mereka. Oh wahai, itu di kantongnya, lantas kembali berjalan kacau. Buruh kehilangan pekerjaan, siswa
apakah ini negeri yang merdeka? Sementara kemanapun ia mau. semakin sulit untuk mendapatkan pendidikan
di kota-kota besar anak-anak itu lahir tanpa Semburat merah menghampar di langit, yang layak, bahan pangan semakin melejit
pertanggung jawaban, tanpa kepastian yang entah ini sudah pagi ke berapa ia bangun naik, bahkan tak sedikit orang yang mati
nyata. Oh malangnya nasib negeri pertiwi. rasanya tetap sama seperti pagi-pagi kelaparan.
Anak itu, bernama Tod, seperti nasib anak- sebelumnya. Udara yang segar seakan Keadaan krisis moneter seperti ini telah
anak pinggiran kota lainnnya, tanpa identitas terhindar dari polusi karena aktifitas kota mengenang para pendewa bersatu untuk
pasti, ia terus berjuang di kerasnya kehidupan belum dimulai. Tadi malam, ia memilih menjatuhkan pemerintahan. Surat-surat
kota yang di mana rumah-rumah selalu gedung yang tak jadi dibangun ini untuk kabar semakin gencar mencari berita-berita
pindah karena penggusuran terus-menerus menjadi tempat tinggalnya, bagian belakang yang akan laris di pasaran mengenai krismon
terlibat razia Satpol PP. ini sudah menjadi hal gedung ini ditumbuhi oleh rerumputan tinggi, ini. Tod, salah satu pegawai yang selalu
yang biasa dialaminya. Orang tua nya si tua mungkin setinggi pinggang orang dewasa, menuliskan pemikirannya dengan pedas dalam
James telah meninggal akibat kangker saat bahkan jika ia berlari atau bermain di sana ia surat kabar kembali berkoar-koar membakar
Tod berusia 3 tahun. tidak akan ketahuan. semangat mahasiswa yang menuntut hak
Saat itu ia hanya menyangka si tua Tod membelalakkan mukanya tak pendidikan layak mereka, meski ia mengetahui
James hanya tertidur karena lelah mencari percaya, ia bahkan tak percaya apa yang konsekuensi atas apa yang diperbuatnya saat
penghidupan, bahkan sebungkus nasi dilihatnya. Mereka membuat Tod kembali ini, ia hanya ingin meminta pandangan rakyat
tanpa lauk yang mulai basi tetap ia anggap mengingat perkataan pak tua James. Saat ia atas keadilan negeri yang runyam ini. Karena
penghidupan. Si tua James menemukan Tod bertanya tentang orang tuanya. Tetapi si tua ia tetap berpegang teguh atas apa yang
tergeletak di dalam kardus Indomie sambil James hanya berkata. dikatakan pria kurus itu.
menangis. Hanya ada terompet gas yang “Kau tidak perlu memperdulikan mereka “Keadilan harus ditegakkan Tod, meski harus
biasa dilihatnya ketika ada pertandingan bola yang telah membuatmu seperti ini, mereka membayar mahal atas apa yang kau perbuat,
atau pergantian tahun, ia sangat ingat dengan hanyalah orang yang ingin enaknya saja, jika kau tidak bisa membantu meluruskan
bunyi khas terompet tersebut, dan dari situlah setelah itu yang tidak enaknya akan keadilan dengan hartamu. Maka berbicaralah,
nama Tod berasal. dibuang.” jika tidak bisa berbicara di depan orang
Tod masih memperhatikan lalu-lalang Itulah yang membuat Tod berani mengintip banyak, maka menulislah, dengan begitu kau
orang yang memasuki tempat itu. Entah apa setelah mendengar suara tertahan dari balik dapat menyalurkan keseluruhan apa yang hati
di dalamnya, yang ia tahu pria. Pria yang rerumputan tinggi ini. nurani kau katakan!”
memasuki tempat itu pastinya orang yang “Permisi!” ujar Tod yang membuat kedua Hari ini, hari kedua setelah penerbitan surat
mempunyai uang banyak. Buktinya seseorang orang itu berhenti dari kegiatan mereka. kabar. Tod masih dirundung gelisah yang tak
berbadan kekar yang menjaga pintu masuk berkesudahan, pasalnya mahasiswa yang
“Mau apa kau? Cepat pergi!” ujar si pria
selalu ramah kepada mereka. Tidak seperti telah membaca tulisannya benar-benar telah
galak.
ketika ia bertanya tentang tempat itu. terbakar semangatnya untuk meruntuhkan
“Apakah kalian akan bertanggung jawab pemerintahan, mereka bergabung dan
“Hey, pak, tempat apa ini? Dan mengapa atas perbuatan yang kalian lakukan? Jika
orang yang keluar masuk hanyalah pria?” berkumpul di ibukota, bersama-sama
tidak, lebih baik jangan diteruskan karena menguatkan tekad, untuk masa depan yang
tanya Tod dengan wajah polosnya. akan ada lagi korban sepertiku!” ucap Tod lebih baik.
“Apa urusanmu bocah? Sudahlah, lebih dengan polosnya.
baik kau pergi dari tempat ini, dan jangan Malam ini terasa mencekam, mungkin inilah
“Hey, tau apa kau? Peduli selera dengan saatnya Tod akan menerima hadiah akibat
menampakkan dirimu lagi di tempat ini!” ujar ucapanmu! Sana pergi atau lelaki itu akan
penjaga pintu sambil menyeretnya menjauhi perbuatannya. Semilir angin berhembus,
melemparmu jauh-jauh!” si wanita mulai Tod dengan senyum mengembang telah
tempat itu. menarik kerah baju Tod dan menamparnya, menunggu kemungkinan terbesar di depan
Langit malam selalu menjadi hal yang merasa tidak puas karena acaranya diganggu pintu rumahnya, senyum itu pudar dan matanya
menarik bagi Tod, apalagi ditemani semilir si pria menambahkan tendangan serta tertutup perlahan. Sebelum kehilangan
angin sepoi-sepoi yang berhembus di pukulan yang telak mengenai Tod. Setelah kesadaran sepenuhnya ia mengirimkan pesan
sekelilingnya. Ia masih tidak mengerti tadi dirasanya cukup, mereka meninggalkan Tod lewat telepon genggam pada Dodi rekan
sore ia melihat seseorang dengan setelan dalam kesendirian dan badan penuh luka. kerjanya di surat kabar. Dodi membaca pesan
rapih membagi-bagikan lembaran berwarna Rintik hujan di malam yang gelap mulai singkat itu sambil tersenyum lantas berjalan
merah, semua orang tampak antusias dengan membangunkan Tod dari mimpi indahnya pulang dengan tenang.
pembagian ini, bahkan ia juga mendapatkan selama pingsan tadi, meski sakit masih
lembaran itu meski hanya satu lembar. Kira-kira seperti ini pesannya.
dirasanya di sekujur tubuh, perlahan
“Suruh kedua orang tuamu memilih nomor Teruskan perjuangan! Tegakkan keadilan!
mencoba untuk bangkit dan mencari
yang ada foto kedua orang ini di pemilihan Jangan mundur walau selangkah! Ingatlah,
makanan sebelum hujan semakin lebat.
nanti. Nah ini untukmu. Ambillah dan kita akan menuju keberhasilan untuk satu kata:
Ia berjalan tertatih-tatih dengan perasaan
sampaikan salamku untuk orang tuamu.” REFORMASI!!! (*)
yang berkecamuk di dalam dadanya,
Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien
30 Short Story

My Dream
Sirrullah
Pupil class IV A, from Pamekasan

O
ne day lived a little family, Adi with his mother but everything was too late, his father listened to their chat and Adi didn’t
and his father. His father always there was no something that worth to be realize that there was his father behind him.
struggled for his son from morning regret. After listening to the chat of Adi and his
until night. There was no place for him to sleep Through the way, Adi did not think friend, his father couldn’t sleep because he
only, he slept in front of store every night. He anything except his mother until he stopped always think about his son. Event, when Adi
moved from a place to another place just for in front of a building. He saw a platform that called his father, he never out thinking about
sleeping because sometimes there was the written a text what Adi’s friend say to Adi.
store keeper always chased him away. Until
To rent a laptop just one dollar a day “What are you thinking about, father?”
came to him the time for going home because
And had never thought before to rent a Adi asked his father suddenly. But his father
he remembered that he had a responsible to
laptop, because he assumed that he must didn’t answer the question and his face
be a father.
buy a laptop to be able for using a laptop. looked sad.
In the morning Adi went to school, arriving
But, in that time he had an idea to rent Day by day, the time was run out. Adi tried
at school he did something like usually that
laptop and using it in the school although he to across the road for arrival at school. But, it
student does at school. The teacher explained
had no money because he had just a seller was unlucky day because there was a truck
a lesson in the class besides all of students
of beverage in his school. strike his. This accident brought his to the
focused to their laptop for looking at lesson
Adi became a seller because he didn’t hospital. In other place Adi’s father was still
and compare what the teacher explained,
want to make his father to be busy for giving on working but there is bad news travel to
but Adi was confused because he had not
his a cost of school. But, he wanted to make his ear and make him confuse because he
a laptop. This condition never made him be
his father to be not suffer because of his has just accept the information that his son
hopeless although he was someone who has
responsible to give his a cost of school. in the hospital. Arriving at hospital he directly
no laptop only and his home placed in a rural
looked for his son till he found him in the
area, he had a spirit for studying and it brought When Adi felt tired of selling beverage, he
room and then he entered that room. He saw
him be a star of class. intended to take a rest. So, he looked for a
his son, he looked confused to pay the cost
When he went home, he had just gonna suitable place for taking a rest. In other side,
in the hospital until he had an idea to sell his
out from the school while he saw his friends he saw his friend sitting under tree. And
kidney to the hospital. He never regret with
had been picked up by their parents, it remind then, he came to him.
what he would do because everything was
him about his mother which had been passed “Can I sit here?” he said. about his son.
away two years ago. He remembered anything “Yes, of course!”. his friend answered. A year later, everything run as usually, Adi
when he had been able to stay beside his
“Do you have a laptop?” his friend said. went to school by happy until that happiness
mother, laughing together, sleeping together,
“I don’t have a laptop” Adi said. changed to be in total confusion because
eating together and so on.
he listened that his father was passed away.
In the way, the memory with his mother “Does your parent not give you laptop?”
Directly Adi went home. In his home he saw
made his heart become sad. He tried to Adi couldn’t answer that question, but he
his father’s friend waiting for his. He said
expand about it in despite of tears were fallen nodded to the right and to the left by hiding
that his father has testament that there was
on his cloth and cast a damp over. He want to his face. He was shy with his condition.
enough money in the cupboard for buying
repeat it again as what he has already passed He couldn’t buy a laptop. Unconsciously laptop. (*)
Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.
Short Story 31

You are Selfish Bustomy


Pupil class III Intensive B, from Bangkalan

S
elfish is a bad appearance, me, her name was Natalia, we were so near “Yes, your welcome, I hope after this you
unwelcome this problem creates because we were ever one class. Her habit should change Dewi”
destruction in relationship, what is if she was angry, she always silent when
“yes, thank you for your advice”
happen in your relationship when you have a I asked how to solve a problem, if there
selfish couple? Of course, your relationship was no communication inside. Finally I said Since I broke with her, I kept a distance
will not be long lasting in selfish appearance. sorry to Dewi. One month passed since with her. I tried to not fall in love with her
Does selfish appearence in their selves can the first dating with her, either how much again.
be changed? I think, No! words of apologize that I said to Dewi. I Around two years since I separated
My name is Fachrud, either how long I though there wasn’t problem again after this. with Dewi. I can’t to fall in love again. I Still
passed relationship with her but, I still never Proved, not only that. As long I go steady remembered some of my memory with her.
understood with all of her attitude. Her name with her as many problems happen in our Because to forgot someone who has stayed
is Dewi I had known her since class two in relationship. I said to her. She needn’t to be in my heart, I felt it's very difficult. That feeling
junior high school. Stemmed from friendship jealous person. Need long time, but finally, always appeared in my mind till losing slowly
and finished by a farewell that I always think, we understood. I didn’t know she played and sinked by time.
I fell not only saying become pray but the on me or not. But this time I felt rejected, I study in UNESA, Surabaya, And this is
mind as well she always behaved selfish in past period we had had promise that we the last semester for me. Either, when I will
in our relationship. She was always easy were cautious distance with other people. find the substitute in that period I was sitting
to jealous, without realized she often made But, she broke it. In the midday I sat down in down under the mango tree. And suddenly,
me jealous with her deeds but, there is time back of class with my classmate. Dewi still there is a girl touching my back.
for me that I would be tired with all of her stood up in front of class. No longer after
“Hey!”
consent. that a boy approached her.
“Dewi?”
I didn’t understand, first I had not feeling “You have relationship with Fachrud,
haven't you?” “Yes it is me Dewi, how are you?
to her, but slowly her good appearance
made me falling in love to her at the time “Yes you were all right, Riezky” “I am fine, how about you?”
I expressed my feeling to her directly. And “Which one name Fachrud here! Where? “I am fine too, I saw from your almamater,
needed for her to answer my quetion and Where?” she shouted. you were UNESA student, weren’t you?”
finally she accepted my love. The first of “Yes, That’s right!”
I though he want to quarrel with me but
our relationship, we were so near we made
I still kept my behavior, although, I felt little “How semester are you?”
promise that we will always share and
dejected but I tried to be patient. I though all “Last semester”
no one of us hiding a secret each other. I
mistakes weren't coming from Riezky, but
always believed in all of her said,Because “Oh good luck! After this I will be graduate
Dewi also gave the respond to him we can’t
I felt that it could make our relationship still too. Now, I have been studying studying in
blame one person only, no smoke no fire. I
long lasting. IKIP PGRI. May I ask your phone number?”
tried to talk carefully to Dewi.
Running of the time, in the midday I She seems little different, I give my phone
“Dewi, can’t you do like that? Remember?
wanted to borrow his phone, and what he number to her. Day by day my, my relation
You touched me, didn’t you? so as to I
said to me? with her becomes well, time continuously
wasn’t too intimate with other people, but,
”Wait for a moment! I want to reply the passes, I often chat with her, we are near
now Dewi broke the promise by her self.
message from my cousin” she said. again. Now, she was not Dewi as I known in
“Yes I will not try again.” the past time. Now she is more mature when
But I known if she was lying to me, but I
The problem has not finished yet, other she talks with me.
always kept my jealousness from her. And I
problem appeared again. I heard yesterday In that time, I meet with Dewi again and
still behaved as adult when she lied to me.
her ex-boyfriend came his house to invited she talks something to me that I never
I was still patient in that moment. I tried to
her taking a walk. Because of it, I seldom imagine before that she says if she still loves
borrow her phone and she forgot to delete
to talked with her for a few days, but finally me.
her chat.
I tired to surrender and tomorrow we had
“This one, who was sents a message?” I I have learned, from my experience before,
been intimate again. I didn’t know why? But
asked we decides that I will not to go steady. Neither
the problem that I felt comes continuously.
Dewi and I have a same purpose if our
“Emmm, that is my cousin” she answered I felt tired with her that she has selfish, liar
relationship continues without any problems
“Why must use the voice note?” easily making jealous appearance, finally I
until we graduate later, possibility one or two
talked to her.
“We were family, weren’t we? So it’s okay” years after that. I will marry her and now, I
“Dewi! I want to talk with you” realized, that there isn’t perfect from human
I known that message from his cousin, but
she didn’t need secretly to me but I strongly “What do you want to talk with me?” being, all of them need time to change.
believe there was problem behind me. “I think we weren’t suitable any more, Nothing impossible, if you want to
A week passed, I saw a message in her too much problems which we felt during our change, all of that depend on your wish
phone always empty. I tried to have positive dating. So that, we are over now.” and your effort. According to me, go steady
thinking about what she did to me. Although “If you wish like that what can I do?” wasn’t good when you haven’t purpose and
they were family, I was jealous. Finally, I said destination. I believe in you will oscillate
“Didn’t you know? I think our dating never
to her if I can’t to see her too near with other with the condition. And I believe that a
run well and going steady was never good,
people even with her cousin. I was happy good person comes in the right time. The
and I felt this relation is nothing. I think we
she could understand but our problem didn’t most important you must patient in facing
are not suitable each other. There are many
finish yet. She is a girl that easy to jealous. problems.
things which I don't have as you hope to me
That midday, having gathered with my So, it's better if we end our relationship.” “Learn from your mistake before, I hope
classmate, one of girl in my class sat beside you wisher.” (*)
“Thank you!” she pulled long breathe.

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


32 P u i s i

Twilight
Amirul Faruk*
‫عندما كنت يف دراسىت كسالان‬
Your light is wonderful *‫ جزير‬: ‫بقلم‬
The collaboration between blue and orange
And whistle of birds ‫فقد لقيةني نفسي فريعا‬
Make me calm down ‫علي العمل‬
ّ ‫فإذا خاب‬
Twilight ‫حضرت بين عينيّا معجبا‬
You have reminded to someone ‫واذا نجحت في االمور‬
Who always make comfort? ‫لم تبتعد عنّي اال مترا قليال‬
But now we separated by space and time ‫كالملكي ثابتين على عاتقي‬
Twilight now you had been swallowed by the darkness ‫الي اش ّد حبّا‬
ّ ‫مثل الحبيبة‬
And change by the darkness of night ‫يا امتحان‬
Twilight ‫بين ما جئتني يوما‬
I hope we can meet again tomorrow ‫اذ جعل رأسي مرمنا‬
‫واذا ذكرت لحظة‬
Pupil Class III Intensive A, From Sampang ‫فجعل فكر تعبانا‬
‫ليست كانت الدنيا ما فيه االمتحان‬
‫لكانت الحياة حضوعا دائما‬
‫ال حزنا بعد الغشل‬
Unknown ‫وال سقاوة بعد المريض‬
Riezky Al-Mubaraq*
Dizzy to think it ‫*طالب السنة الخامسة الدراسة اإلسالمية والعربية أ من سومنب‬
As is I have cleared
If always screw a charm
In beautiful world
Siti Nurbaya period has gone
Traditional thing absolute in time
All of thing is hygienic like a sun
Buy, pay, and wait I’m still strange
‫ندامة العبد‬
*‫ شفى قرايف أمحد‬: ‫بقلم‬
All of thing should be changed
From the bad things ‫شكوت إلى من جعل األرض والسماوات‬
Will be nice
Enough odd
‫ساجدا ورجيا على غفر رب السماوات‬
All important things should be sold ‫ارتكبت كثيرا من الذنوب والخطيئات‬
From two balls, two hearts, and other ‫وليس لي علم بإتيان مالك الموت‬
Is this technology? ‫والحزن يدور حول حركتي وفؤادي‬
‫يارب ليتك تعيني في الثانية‬
*Pupil Class III Intensive B, From Tanjung Pinang ‫ألحسن عملي وتوبتي إليك‬
‫لعلني كنت عابدا ناجحا يوم لقائك‬
‫ياليتك تحبني في الثالثة‬
‫فأصدق وأكن من الصالحين‬
A Story About Beauty of Love
Fahrian Ghoffar* ‫*طالب السنة الثالثة المكثفة ج من بنكالن‬

Earthquake…
Has broken my life
My body also my soul
It’s happened so fast
But this accident
Give me a new light
That blow my spirit up
‫الضوء يف الطرف صباحا‬
*‫ يودا اإيكا فرسادا‬:‫بقلم‬
Cause when I been earthquake victim
I found a love for me ... ‫صباحا‬
I recognaized Islam ‫يكلم يومي بترخيم الصوت‬
Around me Muslim people ‫يطرق خوف إفاقتي‬
They care to my condition ‫لذكر وأذكره به عن حتار الصورة‬
They heal me by heart
They give me perfect affection
... ‫صباحا‬
I fallen in love to Allah ‫ترقبني أمام باب الجنة‬
Much more than my love ‫ليطلب المفتاح ويدخل إليها سوية‬
To everything in my life
‫*طالب السنة الثالثة المكثفة ب من جيربون‬
*Pupil Class V IPSI A, From Bangka

Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.


P u i s i 33

Mungkin Esok Hari Bungkam


Muhammad Ibnu Ali Sahab* Moh. Amiruddin*

Berhenti, diam seribu bahasa Kau bilang kuat


Ada penantian yang muram di tepi-tepi kesedihan Kau bilang sanggup
Berkepanjangan, Dalam puisi mu itu
tak berkesudahan Terlalu puitis
Merapuh jarum waktu melabuh Terlalu manis
Kau apakan kemungkinan esok hari? Terlalu berlogika
Yang datang kemudian membekas pergi Sekarang kau bungkam
Di sini, selalu ada cerita semu Sekarang kau diam
Kita, kau, aku, dia entahlah semuanya Sekarang kau tertekan
Ada kala duka melesat, Apa kata ku dulu
di pelupuk wajah Jangan menjadi raja
Hari yang sirna mungkin? Dalam kegelapan
Bersama desiran anginkah?
*Santri Kelas V IPSI B, Asal Bangkalan
*Santri Kelas IV D, Asal Surabaya

Janji Seorang Pendusta Tentang Hidup


Muhammad Fahrur Ruzi* Ach. Faizul A'la Suaidi*

Engkau seorang terpercaya Seiring dengan mentari suci


Mengandung makna Aku mencari
Berjalan menyanjungi Melambai-lambai tak berarti
Sebuah insan permata Buka! Ikutlah bersama diri ini
Perkataan mengungkapkan arti Angin pindah arah
Seorang lelaki Seakan pernah tertancap panah
Menjauh dan terus pergi Aku menyebutmu darah
Terbakar seperti abu Dalam luka parah jarak sejarah
Enggan mengakui tingkah seperti setan Tapi tidak dengan ketetapan tiada
Tertawa bagai elang mendapat makan Terus bertapa di atas singgasana
Mendiami sebuah kubu belantara Tanpa harta, kan bernyawa nyata
Mencetus konflik berantakan Mati tujuh kah menjadi bakti usaha
Pendusta terkutuk sipu
Diam tetapi bahagia *Santri Kelas V DIA A, Asal Sumenep
Menjadi raja semalam
Mengebar sayap dalam diam

*Santri Kelas IV B, Asal Pamekasan Panglima Kenang


Moh. Irsyadul Iebad*

Sebut saja sang panglima


Buta dan luka sudah biasa
Sujud dalam Sholatku Antara api dan air menyatu
Moh. Nurullah Erfany* Tuk hasil merdeka jaya
Aku bertasbih karena-Mu Dengan kobar semangat
Menimpali rasa bersalah di masa lalu Indah pada wantunya
Aku ingat nama-Mu Tombak menusuk jalan hidup
Bersabar melewati beberapa ujian-Mu Tapi apa kata dunia
Engkau mencintai sepucuk surat pahala Tuhan memberkati
Membayang-bayangkan balasan yang setimpal Sampai hidup saat ini
Engkau membenci pekerjaan dosa Menjadi negeri sejati
Membalas dengan butiran api Yang tak luput dari panglima perang
Hanya ada seorang hamba Yang berjuang sekuat baja membentang
Merebut kenyataan dalam selak-selak sebuah harapan Ditembus tinggal kenangan
Siapakah diriku sebenarnya Yang pernah mati di dalam lubang
Bagaimanalah diri-Mu menciptakanku Kau perkasa negeri
Inilah hamba-Mu Berbanggalah panglima
Kau dikenang bangsa
*Santri Kelas V DIA B, Asal Samarinda
*Santri Kelas III Intensif B, Asal Sumenep

Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H. Majalah al-Qawiyyul Amien


34 Refleksi

Nilai Hidup Pesantren


Achmad As'ad Abd. Aziz
Alumni TMI Al-Amien Prenduan Tahun 2018

E
ksistensi historis kultural pesantren telah menunjukan peran karismatik seorang kyai. Dalam konteks ini kyai sebagai
peranan penting dari adanya pendidikan yang seorang guru mengambil peranan penting sebagai proses awal
berlangsung dalam sebuah pesantren. Melihat dari berlangsungnya pendidikan di pesantren. Tanpa adanya peran
tinjauan historis dari adanya pesantren, tentu kita sama- seorang kyai sebagai seorang yang tak hanya mengajarkan
sama tahu, bahwa lahirnya sebuah pesantren merupakan ilmu pada seorang santri, lebih dari itu kyai yang merupakan
bentuk dari akulturasi budaya yang dibawa saat penyebaran seorang guru, adalah simbol keridhoan yang didapat dari ilmu
naskah-naskah ajaran Islam pertama kali di tanah Nusantara. yang kita pelajari darinya. Maka dari itu penting adanya sikap
Pesantren merupakan suatu bukti konkret perwujudan budaya penghormatan pada seorang guru agar segala ilmu yang sudah
Islam sebagai hasil dari sebuah proses pribu-misasi Islam. ditanamkan dalam pesantren mampu menjadi bukti terciptanya
Terciptanya suatu budaya ini tentu tak pernah lepas dari insan kamil yang lahir dari ranah pendidikan pesantren.
sebuah korelasi antara ajaran normatif dalam Islam dan tradisi 3. Merajut Keberagaman.
spiritual Hindu-Budha.
Santri, sebuah sebutan khas dalam pesantren sebagai
Kemampuan sebuah pesantren dalam beradaptasi dengan seorang yang menimba ilmu, datang dari berbagai macam
sikap akomodatif terhadap silih berganti datangnya budaya ras, bukan homogenitas. Hal ini yang menjadi salah satu
lokal Indonesia membuat pesantren mampu menampilkan pendorong utama nilai keberagaman tinggal dalam kehidupan
wajah ajaran Islam yang sangat humanis. Posisi pesantren pesantren. Pesantren selalu mengutamakan pebedaan sebagai
sebagai salah satu institusi pendidikan Islam yang humanis alat pemersatu antara satu dengan lainnya. Dengan sistem
tentu menjadi harapan agar kelak mampu menghasilkan pembelajaran dan nilai-nilai religiusitas yang dibangun, di mana
manusia-manusia yang sempurna, dengan kata lain pesantren pondasi nilai-nilai agama menjadi dasar untuk selalu menjunjung
mampu menciptakan insan kamil yang berkepribadian Muslim, tinggi sikap netralitas pada semua golongan ataupun kelompok.
tentu semua ini merupakan perwujudan manusia seutuhnya. Sikap netralitas yang dibangun dalam pesantren merujuk pada
Seperti yang sudah banyak kita jumpai dewasa ini, nilai-nilai toleransi yang tinggi, tolong-menolong, dan saling
pesantren sebagai ranah pendidikan Islam diharapkan mampu menghormati dalam sebuah perbedaan. Maka, tak heran jika
menunjukan tampilanya dengan tawaran-tawaran yang ranah pendidikan pesantren saat ini telah menjadi ladang
produktif dan kosntruktif. Dalam hal ini pesantren tentunya terbentuknya kualitas-kualitas pemimpin yang plural. Hal ini
dituntut untuk selalu mengembangkan nilai-nilai pendidikan dapat dilihat dari proses terbentuknya sosok pemimpin di
sesuai dengan perkembangan zamanya. Dalam hal ini tentu pesantren yang ditempa dengan ajaran-ajaran agama yang kuat
pendidikan pesantren tak hanya mengedepankan nilai-nilai di antaranya yaitu ajaran hidup yang selalu berpedoman pada
pendidikan kognitif (intelektual) saja, akan tetapi lebih dari suri tauladan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.
pendidikan pesantren merupakan keterpaduan antara tiga 4. Budaya Mengantri
ranah penting dalam pendidikan, yaitu transfer of knowledge,
Akhir-akhir ini ada satu hal familiar yang merupakan istilah
transfer of value, dan transfer of skill.
unik lahir dari kalangan kaum sarungan yang hidup di pesantren,
Sebagai sebuah ranah pendidikan Islam, tentu sudah jelas yaitu santri. Ada beberapa kalangan mengungkapkan bahwa
pesantren selalu mengarahkan orientasi pendidikan untuk santri itu kepanjangan dari “selalu ngantri.” Karena tidak ada
terbentuknya insan kamil. Dalam hal ini tentu perlunya kita hari, jam, bahkan setiap saat selalu ngantri. Seperti contoh
melihat tradisi-tradisi yang selalu ditanamkan sebagai sebuah sederhannya yaitu, kita sebagai santri kerap kali menjumpai
proses pendidikan di dalamnya. Tradisi yang ada di pesantren suasana ramai dan berisik datang saat jam makan tiba, karena
tentu tak pernah lepas dari ciri khas yang selalu dilestarikan waktu inilah yang paling ditunggu-tunggu santri. Ada dari
setiap waktu hingga saat ini. mereka yang membawa piring di tangan kanan, dan gelas di
1. Penghormatan Kepada Ilmu tangan kirinya. Nah, ini jelas merupakan suasana yang jarang
Seorang santri dapat mencapai sesuatu, karena ia ditemukan di kehidupan lain. Kecuali di pondok pesantren.
mengangungkan apa yang ia cari. Dalam artian ia mampu Beginilah suasana kehidupan pondok pesantren. Namun
memberikan penghormatan atas apa yang ia dapatkan, perlu menjadi satu hal yang harus digaris bawahi, mengantri
yaitu ilmu. Dalam kesehariannya tentu santri selalu ditempa sebagai tradisi erat yang melekat di pesantren merupakan
dengan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh seorang guru yang simbol dari pada prinsip umat Muslim yang taat akan nilai-nilai
memilki kapabilitas ilmu agama yang baik. Dengan demikian peraturan dan tatanan dalam berinteraksi dengan manusia untuk
santri akan memperoleh penanaman nilai agama yang mendapatkan sesuatu yang berharga, tidak penting mendapat
kuat dalam dirinya. Tak cukup berhenti di sini, tentu semua sedikit ataupun banyak, yang perlu menjadi pedoman kehidupan
itu bisa menjadi nilai yang bermanfaat jika seorang santri yaitu nilai syukur dan sabar dari adanya budaya mengantri
mampu memberikan penghormatan yang baik atas ilmu yang sebagai identitas khas seorang santri.
ia pelajari selama di pesantren. Sikap penghormatan yang Refleksi diri itu penting, dan menjadi tolak ukur atas
baik terhadap ilmu yang dipelajari bisa dibuktikan dengan perubahan yang ada dalam diri kita untuk menjadi yang lebih
menjadikan ilmu itu bermanfaat bagi sekeliling mereka. baik setiap saat. Maka sudah selayaknya bagi kita sebagai
2. Sikap Hormat Pada Guru seorang santri untuk selalu me-refleksi diri setiap saat,
dalam artian untuk selalu mengingat apa yang selama ini
Institusi pesantren menanamkan satu hal mendasar,
sudah dilakukan dalam proses menempa ilmu di pesantren.
bahwa pada hakikatnya keberhasilan proses belajar tak
Karena dengan demikian lah, nilai hidup pesantren membawa
hanya ditentukan dari pencapaian akademis saja, pesantren
peranan penting dalam membentuk manusia sempurna (insan
mengajarkan ada aspek penting yang mesti terpenuhi
kamil) yang memiliki kepribadian Muslim kuat dan mampu
dalam proses pendidikan, yaitu akhlak kepada guru.
mengokohkan iman dalam dirinya. (*)
Kelangsungan hidup dalam pesantren, tak pernah lepas dari

Majalah al-Qawiyyul Amien Edisi April 2019 M./Rajab-Sya'ban 1440 H.

Anda mungkin juga menyukai