Anda di halaman 1dari 3

NAMA : WAIB

NPM : 22008402031020

UTS : PERADILAN DI INDONESIA

‫السالم عليكم ورحمة وبركاته‬

JAWABAN

A. TUGAS DAN WEWENANG PENGADILAN

1. Pengadilan negeri

Tugas dan wewenang Pengadilan Negeri tercantum dalam UU Nomor 2 Tahun 1986 Pasal 50,
yang berbunyi: "Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama."

Berdasarkan bunyi UU tersebut, maka tugas dan wewenang Pengadilan Negeri ialah memeriksa,
memutus serta menyelesaikan perkara pidana dan perdata untuk rakyat pencari keadilan pada
umumnya, kecuali jika UU menentukan hal lainnya. Contoh perkara pidana yang bisa ditangani
oleh Pengadilan Negeri ialah kasus perkelahian, pelecehan seksual, pencurian, pelanggaran lalu
lintas, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain sebagainya.

2. Pengadilan Agama

a.Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-


orang yang beragama Islam di bidang:

 perkawinan;
 waris
 wasiat
 hibah
 wakaf
 zakat
 infaq
 shadaqah; dan

ekonomi syari'ah (Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

b. Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat


banding (Pasal 51 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama).
c. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar-
Pengadilan Agama di daerah hukumnya (Pasal 51 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama).

d. Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum Islam kepada


instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta (Pasal 52 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama).

e. Memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun
Hijriyah (Pasal 52A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

f. Ketua pengadilan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas hakim. (Pasal 53 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009).

3. Pengadilan militer

Pemeriksaan dan pemutusan dalam peradilan tingkat pertama perkara-perkara pidana dan
sengketa Tata Usaha Militer sebagaimana ditentukan dalam pasal 41 Undang-Undang RI Nomor
31 Tahun 1997.

a. Pemeriksaan dan pemutus dalam peradilan tingkat pertama dan terakhir perselisihan
tentang kekuasaan mengadili antara beberapa Dilmil (Pengadilan Militer) seperti Pengadilan
Militer II-08 Jakarta, Pengadilan Militer II-09 Bandung, Pengadilan Militer II-10 Semarang dan
Pengadilan Militer II-11 Jogyakarta.

b. Pemeriksaan dan pemutus dalam peradilan tingkat kedua (banding) semua perkara
yang telah diperiksa oleh Dilmil (Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Pengadilan Militer II-09
Bandung, Pengadilan Militer II-10 Semarang dan Pengadilan Militer II-11 Jogyakarta) dalam
peradilan tingkat pertama dan yang dimintakan pemeriksaan ulangan.

c. Pengaturan permohonan banding, grasi, kasasi dan peninjauan kembali dalam perkara-
perkara yang menjadi wewenangnya.

d. Pelaksanaan pengawasan atas Dilmil (Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Pengadilan


Militer II-09 Bandung, Pengadilan Militer II-10 Semarang dan Pengadilan Militer II-11
Jogyakarta) dalam para Kimmil (Hakim Militer II-08 Jakarta, Hakim Militer II-09 Bandung,
Hakim Militer II-10 Semarang dan Hakim Militer II-11 Jogyakarta) serta Pengadilan lain di
daerah hukumnya berdasarkan pelimpahan wewenang dari Dilmiltama (Pengadilan Militer
Utama) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

3. Pengadilan TUN
Tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta adalah :

a. memeriksa dan memutus sengketa Tata Usaha Negara di tingkat banding dalam
wilayah hukumnya.

b. memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan


mengadili antara Pengadilan Tata Usaha Negara di dalam daerah hukumnya.

c. memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di tingkat pertama sengketa Tata Usaha Negara
dalam hal telah dilakukan upaya banding administratif.

d. melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di tingkat pengadilan tata usaha negara
di wilayah hukumnya dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan
sewajarnya.

‫والسالم عليكم ورحمة وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai