Anda di halaman 1dari 13

“Struktur Al-Jabar Pemetaan”

Mata Kuliah : Struktur Aljabar (Tugas 2)

Dosen : Noprisa, M.Sc

Disusun Oleh :

Pandan Ninee & Rahma Kharisma

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG TAHUN 2021

BANDAR LAMPUNG

2022
PEMETAAN

Pemetaan adalah konsep yang dikenal hampir di semua cabang matematika,


walupun terminology dan notasi yang digunakan berbeda-beda.

DEFINISI 1

Suatu pemetaan dari himpunan A ke himpunan B (masing-masing tidak


kosong) adalah salh satu cara aturan yang dapat dipakai untuk mengaitkan
setiap unsur A dengan tepat satu unsur di B.

Bila a ∈ A dan b ∈ B dan a dipasangkan dengan b, maka dikatakan bahwa a


dipetakan ke b. Pemetaan β dari himpunan A ke himpunan B dilambangkan
dengan β : A → B.

Definisi di atas ekuivalen dengan : ∀ a,b ∈ A dengan a = b maka β(a) = β(b).


Kontraposisi jika β(a) ≠ β(b) maka a ≠ b.

a b

A B

Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari β dan himpunan B disebut


daerah hasil (kodomain) dari β . Jika β : A → B suatu pemetaan, dengan β(x)
= y mak y dinamakan bayangan (image) dari x dan x dinamakan
prabayangan atau prapeta dari y. Himpunan yang berisis semua nilai
pemetaan β disebut jelajah (range) dari β. Perhatikan bahwa jelajah dari β
adalah himpunan bagian dari B.
1

a 2

b 3

c 4

d 5

A B

Dimana :

- a adalah prapeta dari 1

- b adalah prapeta dari 3

- c adalah prapeta dari 5

- d adalah prapeta dari 2

DEFINISI 2

Suatu pemetaan β = S → T dikatakan injektif atau satu-satunya jika dan


hanya jika : ∀y ∈ β(S) → β'(y) berupa himpunan tunggal.

Dari definiai diatas terlihat bahwa setiap unsur yang mempunyai prapeta,
prapetanya merupakan himpunan tunggal. Dapat di pertegas bhwa suatu
pemetaan injektif setiap unsur yang berbeda, berbeda pula petanya. Dengan
demikian kita dapat menggunakan kesamaan peta. Berikut ini pernyataan
yang ekuivalen dengan definisi di atas :

1. ∀x,y ∈ S dengan x ≠ y, maka β(x) ≠ β(y)


2. ∀x,y ∈ S dengan β(x) = β(y) mak x = y

Bukti :

Misalkan β memetakan S kedalam T, maka β disebut pemetaan satu-satu jika


elemen-elemen yang berbeda dalam T ditetapkan dengan elemen-elemen
yang berbeda dalam S, yaitu jika tak ada dua buah elemen dalam S yang
mempunyai bayangan yang sama. Secara lebih singkat, β = S → T adalah
satu-satu jika β(x) = β(y) mak x = y atau yang ekuivalen dengannya yaitu
jika x ≠ y maka β(x) ≠ β(y).

Contoh :

1.

1
1
4
2
9
3
16
4

A B

Pemetaan injektif karena relasi "akar dari" dari himpunan A ke himpunan B


memiliki masing-masing 1 bayangan, yaitu :

- prapeta 1 adalah 1

- prapeta 4 adalah 2

- prapeta 9 adalah 3

- prapeta 16 adalah 4

2.
a
Jaky 1
b
Joko 2
c
Jaka 3
d
Johan

A B

Bukan injektif karena ada unsur di domain yang tidak sama tetapi memiliki
bayangan yang sama di kodomain maka petanya sama. Yaitu prapeta Taurus
tidak tunggal yaitu Joko dan Johan.

DEFINISI 3

Suatu pemetaan β = S → T dikatakan surjektif jika a dan hanya jika β(S) = T

Dengan kalimat, daerah ini sama dengan daerah kawan. Pernyataan berikut
ekuivalen dengan definisi diatas :
1. ∀t ∈ T, ∃ s ∈ S, ∃ β(S) = t ( untuk setiap t ∈ T terdapat s ∈ S sedemikian
sehingga β(s) = t.

2. ∀t ∈ T → β*(t) ≠ ∅

Bukti:

Misalkan β memetakan S kedalam T. Maka jangkauan β(S) dari pemetaan β


adalah subhimpunan T, yaitu β(S) ⊂ T. Jika β(S) = T, yaitu jika setiap anggota
T muncul sebagai bayangan dari sekurang-kurangnya satu elemen S, maka
kita katakan "β memetakan S pada T".
Contoh :

1.

S T

Pemetaan surjektif karena T ={1,2,3} merupakan jelajah dari β.

2.

1
a
2
b
3
c
4
d
5

S T

Bukan pemetaan surjektif karena ada unsur si T yaitu 4 yang prapetanya ∅,


atau 4 tidak termasuk jelajah β = {1,2,3,5}
DEFINISI 4

Suatu pemetaan yang surjektif dan injektif dinamakan pemetaan Bijektif

2.

a 1

b 2

c 3

d 4

A B

Bukan pemetaan bijektif karema pemetaan injektif tidak dipenuhi yaitu 2


memiliki 2 buah prapeta yaitu a dan d, serta pemetaan surjektif juga tidak
dipenuhi karena B bukan merupakan Jelajah dari β.
DEFINISI 5

Dua pemetaan β : A →B dan δ : C →D dikatakan sama (ditulis β = δ ) jika dan


hanya jika :

1. A = C

2. B = D

3. β(x) = δ(x) ∀x ∈ A

Contoh :

1. β : N →N dengan β(x) = 2x adalah pemetaan injektif bukan pemetaan


surjektif.

Bukti :

Ambil sembarang x,y ∈ N dengan β(x) = β(y), akan ditunjukan x = y. Dari


β(x) = β(y) menurut definisi pemetaan β maka 2x = 2y akibatnya x = y
( terbukti β injektif).

2. Bangun pemetaan δ : N →N dengan aturan sebagai berikut :

δ(x) = banyaknya angka dari bilangab x.

δ merupakan pemetaan surjektif tetapi bukan injektif.

Bukti :

δ(x) = banyaknya angka dari bilangan x

Misalnya :
x = 1, 2, ..., 9 memiliki δ(x) = 1

x = 10, 11, ..., 99 memiliki δ(x) = 2

Jadi, ∀y ∈ N (kodomain) ∃x ∈ N (domain) ∃ δ(x) = y. Berarti pemetaan δ


surjektif.

δ bukan pemetaan injektif karena :

Ambil x=2 dan y=5, x ≠ y akan tetapi δ(x) =1 dan δ(y) = 1.

PEMETAAN KOMPOSISI

DEFINISI G-1

Jika β : S →T dan δ : T →U maka komposisi dari β dan δ (disebut product)


adalah pemetaan α = δ, β : S →U yang didefinisikan sebagai α(x) = (δ ○ β)
(x) = δ( β(x)), ∀x ∈ S dan ditulis sebagai α = δ, β.
Bukti :

Misalkan β suatu pemetaan dari S kedalam T dan δ dari T kedalam U dimana


T adalah kodomain dari β, di ilustrasikan dengan diagram venn sebagai
berikut :

S U
T
β δ

Misalkan s ∈ S, maka bayangannya yaitu β(x) berada dalam T dimana T


adalah ranah dari δ. Oleh sebab itu, kita dapat memperoleh bayangan dari
β(s) dibawah peta δ, yaitu δ(β(s)). Jadi kita mempunyai aturan yang
menetapkan tiap-tiap elemen s ∈ S dengan suatu elemen yang terangkaikan
dengannya yaitu δ(β(s)) ∈ U. Dengan perkataan lain, kita mempunyai
pemetaan dari S kedalam U. Pemetaan ini disebut pemetaan komposisi yang
dinyatakan oleh (δ.β).

Secara lebih singkat, jika β : S → T dan δ : T → U maka kita definisikan suatu


fungsi (δ. β) : S → U dengan (δ. β)(s) = δ( β(s)).

S δ T β
U

(δ.β)

Contoh :

A : {1,2,3}

B : {u,v,w}

C : {x,y,z}

Tentukan fungsi komposisi A ke C, jika diketahui δ (a) = {(1,u),(2,u),(3,v)}


dan β (a) = {(u,y),(v,x),(w,z)}
A B C

u x
1
v y
2
w z
3

(δ.β)(a)

(δ.β) = {(1,y),(2,y,(3,x)}

TEOREMA G-1

Diberikan tiga pemetaan β : S → T ; δ : T → U dan a : U → V maka berlaku sifat


Asosiatif atau α(δβ) = (αδ)β

Bukti :

Dari definisi kesamaan pemetaan jelas bahwa daerah domain dari kedua
pemetaan tersebut sama yaitu S, demikian juga dengan daerah kodomainnya
sama yaitu V, jadi tinggal dibuktikan : [α(δ.β)](x) = [(αδ)β](x), ∀x ∈ S

Ambil sembarang x ∈ S, berdasarkan definisi komposisi fungsi :

[α(δ.β)](x) = α[(δ.β)(x)] = α[δ{β(x)}] = [(αδ)β](x)

[α(δ.β)](x) = [(αδ)β](x) terbukti sifat asosiatif dipenuhi.


Untuk lebih memahami akan di ilustrasikan dalam diagram dibawah ini :

Misalkan β : S → T ; δ : T → U dan α : U → V, kita dapat membentuk hsil kali


fungsi δ.β : S→ U dan kemudian fungsi α( δ. β) : S → V.

β bbbb δ α

T V
S U

δ,α

α( δ. β)

TEOREMA G-2

Misalkan pemetaan α : S→T dan δ : T→U maka :

1. δ,α adalah injektif jika δ dan α masing-masing injektif.

Bukti :

Akan ditunjukan δ,α adalah injektif. Artinya ∀x,y ∈ S dan x ≠ y, maka (δ,α)
(x) ≠ (δ,α )(y)

Ambil sembarang x,y ∈ S dengan x ≠ y karena α pemetaan injektif dan α(x)


≠ α(y) ∈ Dδ (domain pemetaan δ) maka menurut definisi δ( α(x)) ≠
δ( α(y)) artinya δ,α adalah injektif (terbukti).

2. δ,α adalah surjektif jika δ dan α masing-masing surjektif.

Kita akan memperhatikan bahwa untuk setiap u ∈ U, terdapat s ∈ S sehingga


(δ,α)(s)=u. Misalkan u ∈ U, karena α adalah pemetaan pada terdapat t ∈ T
sehingga (t)α = u. Tetapi δ adalah pemetaan pada terdapat t ∈ T terdapat u ∈
U, sehingga t = (s)δ. Jadi δ,α adalah surjektif.

PEMETAAN IDENTITAS

DEFINISI H-1
S dan T masing-masing himpunan tak hampa. Pemetaan I : S → T dikatakan
pemetaan identitas jika dan hanya jika berlaku I(s) = s, ∀s ∈ S.

Bukti:

Misalkan I : S →T, maka 1T.I = I yaitu hasil kali dari sembrang fungsi dan
fungsi satuan adalah fungsi itu sendiri.

PEMETAAN INVERS

DEFINISI

S dan T masing-masing himpunan tak hampa, bangun pemetaan p : S →T

Pemetaan δ:T →S dikatakan pemetaan invers dari p jika dan hanya jika ( p.δ)
(x) = (δ.p)(x) = I(x), ∀x ∈ S selanjutnya fungsi tersebut dinotasikan sebagai
p–¹.
Bukti :

Misakan p suatu fungsi dari S kedalam T, dan misalkan t ∈ T. Maka invers


dari t dinyatakan oleh p–¹ (t). Yang terdiri dari elemen-elemen S yang
dipetakan pada t, yaitu elemen-elemen dalam A yang memiliki t sebeagai
bayangannya. Secara singkat, jika p : S →T maka p–¹(t) = { x x ∈ A, p(x) = t }

Contoh :

Relasi β = {(1,u),(2,w),(3,v) dari δ ={1,2,3} ke T = {u,v,w} adalh fungsi yang


berkorespondensi satu ke satu. Invers p = {(u,1),(w,2),(v,3)}

S T

p(δ)

p–¹(t)

δ t
BAB III

Penutup

Daftar Pustaka

Net, Slideshere. 2022. Pemetaan. [ Online ]. Tersedia :


https://www.slideshare.net/NailulHimmiJNE/tugas-kel-5-pemetaan?from_action=save

[ 22 Mei 2022 ].

Anda mungkin juga menyukai