OLEH
RISKA MAYA ROSMERI SUPRIN
NIM. B1C1 19 245
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Penulis,
Riska Maya Rosmeri Suprin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
Tabel 1.1........................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................. 12
2.1.5 Rentabilitas....................................................................................23
2.1.6 Z – Score........................................................................................27
Tabel 2.1.........................................................................................................32
Penelitian Terdahulu.......................................................................................32
Kerangka Pemikiran........................................................................................35
BAB III................................................................................................................36
Tabel 3.1.........................................................................................................38
Definisi Operasional........................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba
atau keuntungan dari hasil produksinya baik berupa barang atau jasa yang
memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan. Laba yang dihasilkan
perusahaan digunakan untuk mengembangkan dan mempertahankan
kelangsungan perusahaan dan dapat dijadikan ukuran keberhasilan manajemen.
Analisis kinerja keuangan perlu dilakukan dengan metode dan teknik analisis
yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat. Kesalahan dalam
memasukkan angka atau rumus dapat berakibat pada tidak akuratnya hasil yang
akan dicapai. Hasil perhitungan tersebut selanjutnya akan dianalisis kemudian
diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya.
1
2
Tabel 1.1
Posisi Keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk.
Periode Tahun 2017-2020
Tahun Total Modal Sendiri Pendapatan Laba Rugi
Liabilitas (USD) (USD) (USD)
(USD)
2017 2.825.822.893 1.310.326.950 4.177.325.781 (213.389.678)
Pada kolom laba rugi menunjukan PT. Garuda Indonesia, Tbk pada tahun
2017 dan 2018 mengalami kerugian yang disebabkan karena biaya khusus dari
pembayaran amnesti pajak dan beban usaha yang lebih besar daripada pendapatan
usaha. Tercatat PT Garuda Indonesia, Tbk alami Laba tahun berjalan tahun 2019
mencapai USD 6.457.765, meningkat sebesar 102,82% dibandingkan tahun 2018
yang mengalami kerugian sebesar 228.889.524. Peningkatan tersebut berasal dari
pertumbuhan penumpang sebesar 5,60% atau USD182,69 juta dan pertumbuhan
kargo dan dokumen sebesar 23,12% atau USD6 1,39 juta. Peningkatan ini sejalan
dengan kenaikan yield penumpang dan kargo yang masing-masing meningkat
sebesar 20,28% dan 47,72%. Hal ini menunjukkan bahwa strategi menaikkan harga
pada rute-rute domestik menyebabkan penurunan trafik namun dapat meningkatkan
pendapatan. Pertumbuhan negatif dari beban usaha juga berkontribusi pada
kenaikan laba tahun berjalan. Seiring dengan strategi penyesuaian kapasitas
produksi yang berdampak pada penurunan beban usaha turun sebesar 4,02%. Dan
pada tahun 2020 PT. Garuda Indonesia, Tbk mengalami rugi sebesar USD
2.476.633.349 yang merupakan kerugian tertinggi dibanding 3 tahun sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kinerja perusahaan yang jika
4
dibiarkan akan berdampak buruk bagi perusahaan, bahkan mungkin akan berakibat
kebangkrutan. PT. Garuda Indonesia, Tbk mengalami penurunan pendapatan,
profitabilitas dan pangsa pasar baik di pasar Internasional maupun domestik.
Secara umum ada lima 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu
perusahaan yaitu:
12
13
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan saat ini.
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya.
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan dengan adanya
laporan keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui kinerja manajemen dan
15
Pemakai laporan keuangan ini dapat digolongkan menjadi dua, pihak internal
perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal di antaranya pemilik
perusahaan, karyawan, manajer dan lain sebagainya yang berhubungan langsung
dengan perusahaan. Sementara pihak eksternal di antaranya investor, masyarakat,
pemerintah dan lain sebagainya.
1) Pemegang Saham
2) Investor
3) Analis Pasar Modal
4) Manajer
5) Karyawan dan Serikat Pekerja
6) Instansi Pajak
7) Pemberi Dana (Kreditur)
8) Supplier
9) Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
10) Langganan atau Lembaga Konsumen
11) Lembaga Swadaya Masyarakat
12) Peneliti/ Akademisis/ Lembaga Peringkat
1) Neraca
Menurut Hery (2009:100), laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan
ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Lewat
laporan laba rugi, investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yang
dihasilkan investee. Lewat laporan laba rugi, kreditur juga dapat mempertimbangkan
kelayakan kredit debitur. Penetapan pajak yang nantinya akan disetorkan ke kas
negara, juga diperoleh berdasarkan jumlah laba bersih yang ditunjukkan lewat
laporan laba rugi. Ukuran laba menggambarkan kinerja manajemen dalam
menghasilkan profit untuk membayar bunga kreditur, deviden investor, dan pajak
pemerintah
Laporan arus kas merupakan ringkasan dari sumber dan penggunaan kas
perusahaan. Laporan ini akan menyajikan pergerakan uang tunai dan saldo, yaitu
penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode.
aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut
sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan
yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan
penguasaan terhadap:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen internal
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar
perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan
(rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
1) Dapat menilai prestasi perusahaan.
2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
19
3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu.
4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
5) Melihat komposisi struktur keuangan, atus dana.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa
yang akan datang.
1) Analisis Vertikal
2) Analisis Horizontal
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelum dengan tahun sekarang.
3. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelum dengan tahun sekarang.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Dan tujuan lainnya.
Sementara itu, manfaat rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin sangatlah penting bagi sebuah perusahaan, semakin tinggi
NPM maka laba perusahaan tersebut semakin besar dan efisien dalam mengelola
perusahaan karena dapat menekan biaya operasional. Menurut Lyn dan Aileen
(2008: 424) “Marjin laba bersih mengukur profitabilitas setelah mempertimbangkan
semua pendapatan dan beban, termasuk pos bunga, pajak dan non-operasi”.
Menurut Darsono dan Akhari (2005 : 56) Kelemahan rasio ini adalah
“memasukkan item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan
seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan”. Sedangkan
menurut Amin (2002 : 149) “Cara menaikkan profit margin yaitu, menambah omset
(volume penjualan), mengurangi biaya variabel, menaikkan harga jual dan
mengurangi biaya tetap”. Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018:69), Net Profit
Margin dapat dihitung dengan rumus :
Laba Bersih Setelah Pajak
Net Profit Margin = × 100%
Penjualan Bersih
Perusahaan yang memiliki Net Profit Margin yang besar akan lebih cepat
tumbuh menjadi perusahaan dengan ekuitas yang besar. Pertumbuhan ini
dikarenakan laba bersih tinggi, dan laba bersih tersebut akan masuk sebagai saldo
laba yang nantinya semakin menambah ekuitas perusahaan. Menurut Kasmir
(2013 : 135) “Jika rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%, berarti
margin laba perusahan baik.”
Laba Bersih
Return on assets = × 100%
Total Aktiva
Laba Bersih
Return on equity = × 100%
Total Ekuitas
2.1.5 Rentabilitas
a. Rentabilitas Ekonomi
LabaUsaha
Rentabilitas Ekonomi = × 100%
Total Modal
Dalam perhitungan rentabilitas modal sendiri hal ini yang harus dicari ialah
besarnya untung bersih dan jumlah modal sendiri. Menurut Syaifuddin (2008: 334),
rentabilitas modal sendiri dapat dihitung menggunakan rumus:
a. Volume Penjualan
c. Profit Margin
a. Profit margin
2.1.6 Z – Score
Menurut Altman (1968:609) “Pengukuran Financial Distress salah satuya
menggunakan Altman Z-Score. Model Altman Z-Score merupakan metode yang
digunakan untuk memprediksi financial distress dan dianggap terbukti akurat dalam
memprediksi kebangkrutan dengan nilai 95%.” Model Altman Z-Score
dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968.
28
Alat analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model Z-Score
yang dikembangkan oleh Altman. Model Z-Score yang digunakan untuk menilai
tingkat kesehatan keuangan adalah model Z-Score modifikasi, yaitu model Z-Score
yang diperuntukkan bagi perusahaan yang dikelompokkan dalam perusahaan non-
manufaktur, menurut Altman (2000 : 27) dapat dihitung menggunakan rumus :
Keterangan:
Workingcapital
X1 = ( )
Total Assets
Retained earnings
X2 = ( ¿
Total Assets
1. Jika nilai Altman Z-Score < 1,10 maka perusahaan dapat dikatakan bangkrut.
29
2. Jika nilai Altman Z-Score 1,10 < Altman Z-Score < 2,60 maka perusahaan
dapat dikatakan rawan. Pada kondisi seperti ini perusahaan harus berhati-hati
dalam mengelola aset.
3. Jika nilai Altman Z-Score > 2,60 maka perusahaan dalam keadaan sehat atau
tidak mengalami masalah keuangan.
1. Working capital to total assets, rasio ini ditujukan untuk dapat menilai seberapa
besar tingkat likuiditas dari entitas, sebesar apakah aset lancar yang dimiliki
perusahaan untuk kegiatan operasional jika dibandingkan dengan total aset
yang dimiliki tanpa adanya pengaruh dari kewajiban. Cara menghitungnya
adalah dengan membagi modal kerja bersih (aset lancar-kewajiban lancar)
dengan total aset perusahaan. Umumnya ketika modal kerja bersih bernilai
negatif maka perusahaan tersebut berpotensi tinggi akan menghadapi kesulitan
finansial, begitupun sebaliknya.
2. Retained earnings to total assets, tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur
kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba
ditahan dari total aset yang dimilikinya. Laba ditahan merupakan keuntungan
perusahaan yang di investasikan kembali dalam kegiatan operasional sehingga
tidak dibagikan kepada para pemegang saham.
3. Earning before interest and tax to total assets, rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
untuk menghasilkan laba sebelum dikurangi biaya pajak dan biaya bunga.
4. Market value of equity to book value of debt, rasio ini digunakan dalam
memperkirakan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya
baik jangka pendek maupun jangka panjang menggunakan nilai pasar modal
yang dimilikinya. Nilai pasar modal dihitung dengan mengalikan nilai pasar per
lembar saham dengan jumlah lembar saham perusahaan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
1 Thoyibatun Analisis Rasio Deskriptif Kinerja keuangan
Nisa (2021) Keuangan kualitatif pada PT Primarindo
Pada dan studi Asia Infrastrukture
Perusahaan pustaka Tbk tahun 2017-2020
Aneka Industri dalam keadaan
Yang Terdaftar cukup baik. Dan,
Di BEI 2017- analisa kinerja
2020 keuangan
menunjukkan bahwa
profitabilitas secara
keseluruhan untuk
Gross profit margin
PT Argo Pantes Tbk
tahun 2017-2020
presentase rasionya
mengalami
33
peningkatan dan
penurunan keadaan
ini menunjukkan
perusahaan dalam
keadaan cukup baik.
Serta kinerja
keuangan pada PT
Polychem Indonesia
Tbk cukup baik. Akan
tetapi pengembalian
ekuitas periode 2017-
2020 kondisi ini PT
Polychem Indonesia
Tbk dalam keadaan
kurang baik.
2 Hasyim Analisis Rasio Metode Mengatakan bahwa
(2020) Profitabiltas penelitian PT Garuda Indonesia
PT. Garuda kuantitatif (Persero) mengalami
Indonesia dengan kerugian pada
(Persero) Tbk pendekatan periode tahun 2017
Periode Tahun deskriptif. dan 2018, sedangkan
2016 – 2019 pada tahun 2019
tidak mengalami
kerugian. Kondisi ini
juga terjadi pada
tahun 2016 yang
tidak mengalami
kerugian.
3 Budhi Analisis Rasio Deskriptif 1. a. Rentabilitas
Prabowo Rentabilitas kualitatif. Ekonomi PT. Gudang
(2018) Untuk Menilai Garam Tbk masih
Kinerja mengalami fluktuatif.
Keuangan b. Rentabilitas Modal
Pada Sendiri PT. Gudang
34
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja yang dihasilkan PT. Garuda
Indonesia, Tbk dari segi keuangan. Dari hal tersebut dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan dan juga dapat membantu manajemen untuk
mengidentifikasi kekurangan dan kemudian melakukan tindakan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan dan membuat keputusan yang rasional dalam hal perencanaan
perusahaan, sehinga tujuan perusahaan dapat tercapai. Atas dasar tersebut maka
penelitian ini membangun sebuah kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Skema 2.1
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Rasio Profitabilitas
LabaUsaha
Rentabilitas Ekonomi = × 100%
Total Modal
3. Z-Score
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Indikator Definisi dan Pengukuran
1 Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
Profitabilitas menghasilkan laba. Jenis-jenis rasio yang peneliti gunakan
yaitu:
a) Pengembalian atas total aktiva (Return on Assets-ROA)
Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018:69), rasio Return
on assets dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on assets = × 100%
Total Aktiva
b) Pengembalian Atas Ekuitas (Return on Equity-ROE)
40
Angriani, Desi. “Jalan Panjang Kisruh Garuda Indonesia”. Medcom, 01 Juli 2018 .
https://m.medcom.id/amp/0k8Ze42N-jalan-panjang-kisruh-garuda-indonesia
diakses 02 februari 2022.
Anoraga, Pandji. 2011. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Kedua.
Ardila, Isna, Ayu Anindya Putri. 2015. Analisis Kinerja Keuangan Dengan
Pendekatan Value for Money Pada Pengadilan Tebing Tinggi. Jurnal Riset
Akuntansi dan Bisnis. Vol 15, No. 1/ Maret 2015.
Awaliah, Rizky., Konde, Y.T., & Irwansyah. 2016. Analisis Model Z-Score Untuk
Menilai Kesehatan Keuangan PT Permodalan Nasional Madani (PNM)
Persero. Jurnal Ekonomi dan keuangan, 13 (1:52-54).
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2013. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
43