Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS, RENTABILITAS DAN Z – SCORE SEBAGAI


DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA
PT GARUDA INDONESIA, TBK

OLEH
RISKA MAYA ROSMERI SUPRIN
NIM. B1C1 19 245

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan segala kerendahan hati dan rasa puji syukur atas kehadirat Allah
SWT. yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Analisis Rasio
Profitabilitas, Rentabilitas dan Z-Score Sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk.”
Penyusunan proposal penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini
masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. semata.
Dengan selesainya proposal penelitian ini, penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada ibu tercinta Asrianti Azis dan
juga kepada bapak Suprin Markoni S. Sos yang selalu mendoakan, mendidik
dan membimbing serta selalu memberikan motivasi dan dukungan moral maupun
materil kepada penulis dengan tulus dan tanpa pamrih dalam menempuh
pendidikan. Serta Dr. Erwin Hadisantoso, SE., M.Si., Ak., CA., ACPA selaku
pembimbing I dan Safaruddin, SE., M.SA., Ak., CA. selaku pembimbing II yang
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu serta memberikan
masukan, arahan maupun koreksi penulisan. Semoga bimbingan dan petunjuk
yang diberikan mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.
Pada kesempatan ini pula tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah tulus dan ikhlas
memberikan bantuan,dorongan,dan bimbingan kepada penulis, khususnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F, S.Si., M.Si., M.Sc selaku Rektor
Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin SE., M.Si., Ak., CA., ACPA., CTA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
3. Bapak Dr. Husin, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Halu Oleo.
4. Bapak Dr. Erwin Hadisantoso, SE., M.Si., Ak. CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
5. Bapak Dr. Erwin Hadisantoso, SE., M.Si., Ak., CA., ACPA selaku Penasehat
Akademik.
6. Bapak Dr. H. Nasrullah Dali, SE., M.Si., Ak., CA., Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin,
SE., M.Si., Ak., CA., ACPA., CTA dan Ibu Dr. Emillia Nurdin, SE., M.Si., Ak., CTT
selaku dosen penguji, terima kasih atas saran dan bimbingan yang diberikan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.
8. Seluruh Staf Administrasi Jurusan Akuntansi, Ibu Yunita Abas, SH., Ibu
Hasmiaty Muin, SE., dan, Ibu Karlina Dwiyanti, S.T., M.T. terima kasih telah banyak
membantu penulis dalam tahap pengurusan administrasi selama masa pendidikan.
9. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungannya.
10. Semua pihak yang sudah membantu dalam penyusunan proposal penelitian
yang tidak disebutkan satu persatu yang telah turut mendoakan, membantu tenaga
dan materi. Saya ucapkan terima kasih banyak.
Akhirnya, penulis berharap proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pribadi penulis. Semoga Allah
SWT, senantiasa memberikan hidayah, rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Aamiin.Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kendari, 2022

Penulis,
Riska Maya Rosmeri Suprin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iv

BAB I.................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

Tabel 1.1........................................................................................................... 2

Posisi Keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk....................................................2

Periode Tahun 2017-2020.................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................5

BAB II................................................................................................................. 12

2.1 Kajian Teori..........................................................................................12

2.1.1 Kinerja Keuangan..........................................................................12

2.1.2 Laporan Keuangan........................................................................13

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan............................................................17

2.1.4 Analisis Rasio Profitabilitas............................................................20

2.1.5 Rentabilitas....................................................................................23

2.1.6 Z – Score........................................................................................27

2.1.7 Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan.......................................29

2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................31

Tabel 2.1.........................................................................................................32

Penelitian Terdahulu.......................................................................................32

2.3 Kerangka Pikir Penelitian......................................................................35


Skema 2.1.......................................................................................................35

Kerangka Pemikiran........................................................................................35

BAB III................................................................................................................36

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian.................................................................36

3.2 Jenis dan Sumber Data........................................................................36

3.2.1 Jenis Data.....................................................................................36

3.2.2 Sumber Data.................................................................................36

3.3 Metode Pengumpulan Data..................................................................36

3.4 Metode Analisis Data............................................................................37

3.5 Definisi Operasional.............................................................................38

Tabel 3.1.........................................................................................................38

Definisi Operasional........................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba
atau keuntungan dari hasil produksinya baik berupa barang atau jasa yang
memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan. Laba yang dihasilkan
perusahaan digunakan untuk mengembangkan dan mempertahankan
kelangsungan perusahaan dan dapat dijadikan ukuran keberhasilan manajemen.

Perusahaan secara periodik selalu mengeluarkan laporan keuangan yang


dibuat oleh bagian akunting dan diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
misalnya pemerintah, kreditor, pemilik perusahaan dan pihak manajemen sendiri.
Selanjutnya, pihak-pihak tersebut akan melakukan analisis dengan melakukan
perhitungan lebih lanjut untuk mengetahui apakah perusahaan telah mencapai
standar kinerja yang dipersyaratkan atau belum. Maka dari itu analisis laporan
keuangan menggunakan rasio sangatlah penting bagi perusahaan.

Suatu usaha yang dijalankan terdapat persaingan dengan perusahaan lain,


perusahaan yang tidak mampu bersaing dapat mengalami kebangkrutan.
Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti bencana
alam dan kondisi perekonomian maupun faktor dalam seperti kurangnya tenaga
kerja, kurangnya kerja sama di dalam manajemen perusahaan.

Menurut Hery (2016:33) Kesulitan keuangan adalah suatu keadaan di mana


sebuah perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, keadaan
di mana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya dan mengalami
kerugian. Bagi kreditor, keadaan ini merupakan gejala awal kegagalan debitor.

Analisis kinerja keuangan perlu dilakukan dengan metode dan teknik analisis
yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat. Kesalahan dalam
memasukkan angka atau rumus dapat berakibat pada tidak akuratnya hasil yang
akan dicapai. Hasil perhitungan tersebut selanjutnya akan dianalisis kemudian
diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya.

1
2

Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi


laporan keuangan. Analisis laporan keuangan tersebut meliputi perhitungan dan
interpretasi rasio keuangan. Salah satu model yang digunakan untuk memprediksi
kebangkrutan pada suatu perusahaan adalah Model Altman Z-Score, di mana
model ini menggunakan beberapa rasio keuangan yang dianggap paling
berkontribusi dalam memprediksi kebangkrutan. Beberapa rasio keuangan lainnya
juga digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan diantaranya
yaitu rasio profitabilitas dan rentabilitas.

PT Garuda Indonesia, Tbk dapat diketahui kinerja keuangan yang dicapai


perusahaan selama empat tahun. Berikut merupakan laporan keuangan PT Garuda
Indonesia, Tbk periode tahun 2017-2020:

Tabel 1.1
Posisi Keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk.
Periode Tahun 2017-2020
Tahun Total Modal Sendiri Pendapatan Laba Rugi
Liabilitas (USD) (USD) (USD)
(USD)
2017 2.825.822.893 1.310.326.950 4.177.325.781 (213.389.678)

2018 3.437.474.497 1.310.326.950 4.330.441.061 (228.889.524)

2019 3.873.097.505 1.310.326.950 4.572.638.083 (44.567.515)

2020 12.733.004.65 1.310.326.950 1.492.331.099 (2.476.633.349)


4

Sumber : Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia Tahun 2017-2020. Data


diolah.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa total hutang perusahaan


selama tiga tahun berturut turut mengalami peningkatan. Dapat dilihat juga pada
pendapatan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan pada
laba rugi ditahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan dan pada tahun 2019
mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2020, rugi yang dialami PT.
Garuda Indonesia, Tbk sangat meningkat.
3

Pada tahun 2017-2019 terjadi kenaikan total liabilitas dari USD


2.825.822.893 menjadi USD 3.437.474.497. Kenaikan yang terjadi disebabkan
karena peningkatan liabilitas jangka pendek, utang bank pada pihak berelasi, dan
utang usaha kepada PT Pertamina dan Perum LPPNPI.

Pada kolom pendapatan 2017 – 2019 menunjukkan adanya kenaikan dari


USD 4.177.325.781 menjadi USD 4.572.638.083. Faktor yang menyebabkan
kenaikan adalah peningkatan pendapatan penerbangan berjadwal dan pendapatan
lain-lain (Tahun 2019 mencapai USD 549.332.859, meningkat dibandingkan tahun
2018 yang mencapai USD 534.251.439. Peningkatan tersebut berasal dari
pertumbuhan jasa boga yang meningkat sebesar USD 13,30 juta dan jasa biro
perjalanan yang meningkat sebesar USD 10,56 juta.). Pendapatan usaha tahun
2019 mencapai USD 4.572.638.083, meningkat dibandingkan tahun 2018 yang
mencapai USD 4.330.441.061. Peningkatan tersebut berasal dari pertumbuhan
penerbangan berjadwal sebesar USD 244,08 juta. Akan tetapi, pada tahun 2020
pendapatan PT. Garuda Indonesia mengalami penurunan yang drastis. Pendapatan
pada tahun 2020 sebesar USD 1.492.331.099.

Pada kolom laba rugi menunjukan PT. Garuda Indonesia, Tbk pada tahun
2017 dan 2018 mengalami kerugian yang disebabkan karena biaya khusus dari
pembayaran amnesti pajak dan beban usaha yang lebih besar daripada pendapatan
usaha. Tercatat PT Garuda Indonesia, Tbk alami Laba tahun berjalan tahun 2019
mencapai USD 6.457.765, meningkat sebesar 102,82% dibandingkan tahun 2018
yang mengalami kerugian sebesar 228.889.524. Peningkatan tersebut berasal dari
pertumbuhan penumpang sebesar 5,60% atau USD182,69 juta dan pertumbuhan
kargo dan dokumen sebesar 23,12% atau USD6 1,39 juta. Peningkatan ini sejalan
dengan kenaikan yield penumpang dan kargo yang masing-masing meningkat
sebesar 20,28% dan 47,72%. Hal ini menunjukkan bahwa strategi menaikkan harga
pada rute-rute domestik menyebabkan penurunan trafik namun dapat meningkatkan
pendapatan. Pertumbuhan negatif dari beban usaha juga berkontribusi pada
kenaikan laba tahun berjalan. Seiring dengan strategi penyesuaian kapasitas
produksi yang berdampak pada penurunan beban usaha turun sebesar 4,02%. Dan
pada tahun 2020 PT. Garuda Indonesia, Tbk mengalami rugi sebesar USD
2.476.633.349 yang merupakan kerugian tertinggi dibanding 3 tahun sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kinerja perusahaan yang jika
4

dibiarkan akan berdampak buruk bagi perusahaan, bahkan mungkin akan berakibat
kebangkrutan. PT. Garuda Indonesia, Tbk mengalami penurunan pendapatan,
profitabilitas dan pangsa pasar baik di pasar Internasional maupun domestik.

Besarnya beban usaha yang tidak sebanding lurus dengan jumlah


pendapatan usaha dapat mempengaruhi laba perusahaan. Dari perolehan laba
tersebut dapat diketahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu,
peneliti tertarik memilih judul dalam penelitian ini yaitu “Analisis Rasio
Profitabilitas, Rentabilitas dan Z – Score Sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Keuangan Pada PT Garuda Indonesia, Tbk”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat ditarik rumusan masalah yaitu
bagaimana kinerja keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas, rentabilitas dan Z-
Score pada PT. Garuda Indonesia, Tbk.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, dapat disusun tujuan yaitu untuk
mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas,
rentabilitas dan Z-Score pada PT. Garuda Indonesia, Tbk.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan tentang penelitian mengenai


kinerja keuangan dan sebagai media belajar untuk memecahkan masalah
mengenai analisis rasio profitabilitas, rentabilitas dan analisis prediksi
kebangkrutan menggunakan metode Altman Z-Score sebagai dasar penilaian
kinerja keuangan pada PT. Garuda Indonesia, Tbk.
2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan hasil penelitian mengenai kinerja
keuangan dapat menambah wawasan penelitian selanjutnya dan menjadikan
bahan referensi untuk penelitian yang akan datang pada bidang yang sama.
3. Bagi pihak perusahaan, dapat memberikan informasi bagi manajemen yang
digunakan sebagai landasan untuk mengambil keputusan agar dapat membuat
kebijakan saat mengevaluasi kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk.
5

4. Bagi investor, dapat membantu untuk memberikan pertimbangan bagi investor


dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi pada PT. Garuda Indonesia,
Tbk.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini penulis membatasi lingkup permasalahan hanya
terbatas pada analisis rasio profitabilitas, rentabilitas dan Z-score selama 4 tahun,
yaitu pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Kinerja Keuangan
2.1.1.1 Definisi Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari
keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja
perusahaan secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh
perusahaan dalam operasionalnya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan
gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik
mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja
menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu
perusahaan.

2.1.1.2 Tahap – Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan


Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada ruang
lingkup yang dijalankannya. Perusahaan yang bergerak pada sektor bisnis berbeda
dengan perusahaan pada sektor pertanian dan perikanan. Begitu juga pada
perusahaan sektor keuangan seperti perbankan memiliki ruang lingkup yang
berbeda dengan bisnis yang lainya. Karena perbankan adalah mediasi yang
menghubungan mereka yang memiliki kelebihan dana dengan yang memiliki
kekurangan dana dan bank bertugas untuk menjembatani keduanya.

Secara umum ada lima 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu
perusahaan yaitu:

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.


b. Melakukan perhitungan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
d. Melakukan penafsiran (Interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan.

12
13

e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai


permasalahan yang ditemukan.

2.1.2 Laporan Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Laporan keuangan


Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan semua
transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait
dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan pada
suatu periode tertentu. Jika informasi laporan keuangan ini disajikan dengan benar,
informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja khususnya manajemen
perusahaan untuk mengambil sebuah keputusan.

Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:1)


ialah, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba-Rugi,
Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara,
misalnya sebagai Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan
lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.

Laporan keuangan menurut Yadiati (2010:52), adalah informasi keuangan


yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak
internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha
yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan


Berdasarkan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:3), tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:

1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta


perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian
besar penggunanya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dari kejadian masa lalu.
14

3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen


atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya agar dapat membuat keputusan ekonomi.

Tujuan umum laporan keuangan, antara lain :

1) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan kewajiban


2) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.
3) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.
4) Menyajikan informasi yang dapt membantu para pemakai dalam menaksir
kemampuan peusahaan memperoleh laba.
5) Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan untuk bank
dan kantor pajak.

Menurut Kasmir (2013:11), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan


keuangan, yaitu :

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan saat ini.
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya.

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan dengan adanya
laporan keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui kinerja manajemen dan
15

perubahan posisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan keuangan


bisa menjadi informasi penting dalam mengambil sebuah keputusan bagi pihak
pengambil keputusan/manajemen perusahan.

2.1.2.3 Pemakai Laporan Keuangan


Menurut Harahap (2013:120) Laporan keuangan merupakan komoditi yang
bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan
keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat
melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan
dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.

Pemakai laporan keuangan ini dapat digolongkan menjadi dua, pihak internal
perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal di antaranya pemilik
perusahaan, karyawan, manajer dan lain sebagainya yang berhubungan langsung
dengan perusahaan. Sementara pihak eksternal di antaranya investor, masyarakat,
pemerintah dan lain sebagainya.

Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat dari


penjelasan berikut:

1) Pemegang Saham
2) Investor
3) Analis Pasar Modal
4) Manajer
5) Karyawan dan Serikat Pekerja
6) Instansi Pajak
7) Pemberi Dana (Kreditur)
8) Supplier
9) Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
10) Langganan atau Lembaga Konsumen
11) Lembaga Swadaya Masyarakat
12) Peneliti/ Akademisis/ Lembaga Peringkat

2.1.2.4 Macam-Macam Laporan Keuangan


Secara umum macam-macam laporan keuangan terdiri dari:
16

1) Neraca

Menurut Kasmir (2013:8), neraca merupakan laporan yang menunjukkan


jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas)
perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca biasanya dibuat berdasarkan
periode tertentu. Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan
komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam
neraca meliputi :

a) Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki


b) Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva
c) Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability)
d) Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban
e) Jenis-jenis modal (equity)
f) Jumlah rupiah masing-masing jenis modal
2) Laporan laba rugi

Menurut Hery (2009:100), laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan
ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Lewat
laporan laba rugi, investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yang
dihasilkan investee. Lewat laporan laba rugi, kreditur juga dapat mempertimbangkan
kelayakan kredit debitur. Penetapan pajak yang nantinya akan disetorkan ke kas
negara, juga diperoleh berdasarkan jumlah laba bersih yang ditunjukkan lewat
laporan laba rugi. Ukuran laba menggambarkan kinerja manajemen dalam
menghasilkan profit untuk membayar bunga kreditur, deviden investor, dan pajak
pemerintah

3) Laporan perubahan modal

Menurut Kasmir (2013:9), laporan perubahan modal menggambarkan jumlah


modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukkan
perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan
dalam laporan perubahan modal meliputi :

a) Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini


b) Jumlah rupiah tiap jenis modal
c) Jumlah rupiah modal yang berubah
17

d) Sebab-sebab berubahnya modal


e) Jumlah rupiah modal sesudah perubahan
4) Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan ringkasan dari sumber dan penggunaan kas
perusahaan. Laporan ini akan menyajikan pergerakan uang tunai dan saldo, yaitu
penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode.

5) Catatan laporan atas keuangan

Catatan laporan atas keuangan atau CALK berisi ringkasan kebijakan


akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Catatan atas laporan
keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang menyajikan informasi
tambahan atas pos – pos dalam laporan posisi keuangan/neraca, laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas. Dan merupakan
referensi silang atas masing-masing pos dalam 4 laporan keuangan tersebut.

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan

2.1.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Menurut Harahap (2013:189), analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata
yaitu analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah neraca, laba/rugi, dan arus kas. Jika dua pengertian ini
digabungkan, maka analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara
data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan atau tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat.

Menurut Harahap (2013:1), menganalisis laporan keuangan berarti menggali


lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana
diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua
18

aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut
sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan
yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan
penguasaan terhadap:

1) Cara menyusun laporan keuanagn itu (proses akuntansi);


2) Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi itu;
3) Teknik analisisnya;
4) Segmen, dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi baik
internasional maupun nasional.

2.1.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Menurut Harahap (2013:195), analisis laporan keuangan yang dilakukan
dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan.
Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen internal
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar
perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan
(rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
1) Dapat menilai prestasi perusahaan.
2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
19

3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu.
4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
5) Melihat komposisi struktur keuangan, atus dana.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa
yang akan datang.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh


informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut dapat diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih.

2.1.3.3 Metode Analisis laporan keuangan


Menurut Kasmir (2013:69), terdapat dua macam metode analisis laporan
keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut :

1) Analisis Vertikal

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu


periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antar pos-pos yang ada dalam
satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan
perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.

2) Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan


membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini
akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang
lain.
20

2.1.4 Analisis Rasio Profitabilitas

2.1.4.1 Pengertian Rasio Profitabilitas


Menurut Kasmir (2016 : 196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Menurut Hery (2016 : 192) rasio profitabilitas merupakan rasio yang


digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktivitas normal bisnisnya. Di samping bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio ini juga
bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaan.

2.1.4.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Rasio Profitabilitas


Menurut Kasmir (2011:197-198) tujuan dan manfaat penggunaan rasio
profitabilitas bagi perusahaan, maupun baik pihak luar perusahaan, yaitu sebagai
berikut:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelum dengan tahun sekarang.
3. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelum dengan tahun sekarang.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Dan tujuan lainnya.
Sementara itu, manfaat rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu


periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
21

5. Mengetahui produktivitas dari keseluruhan dana perusahaan yang digunakan


baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Manfaat lainnya.

2.1.4.3 Jenis – jenis Rasio Profitabilitas


Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Semakain
baik rasio profitabilitas maka menggambarkan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan (Kasmir, 2016:196).
Rasio profitabilitas memiliki beberapa jenis yang dapat digunakan. Masing-
masing jenis rasio digunakan untuk mengukur dan menilai posisi keuangan
perusahaan dalam periode tertentu. Jenis-jenis rasio yang dapat digunakan yaitu:
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Gross Profit Margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau
biaya operasi, agar mengetahui kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien.
Menurut Lyn dan Aileen (2008 : 423) “Marjin laba kotor memperlihatkan
hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan, mengukur kemampuan
sebuah perusahaan untuk mengendalikan biaya persedian atau biaya produksi
barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada
pelanggan”. Menurut Syamsuddin (2011), Gross Profit Margin dapat dihitung
dengan rumus :
Laba Kotor
Gross profit margin = × 100%
Penjualan Bersih
Gross profit margin digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor
perusahaan yang berasal dari penjualan setiap produknya. Rasio ini dipengaruhi
oleh nilai harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka
gross profit margin akan menurun begitu juga sebaliknya. Menurut Kasmir (2013 :
135) “Jika rata-rata industri untuk profit margin adalah 30%, berarti margin laba
perusahan baik”.

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin-NPM)


22

Net Profit Margin sangatlah penting bagi sebuah perusahaan, semakin tinggi
NPM maka laba perusahaan tersebut semakin besar dan efisien dalam mengelola
perusahaan karena dapat menekan biaya operasional. Menurut Lyn dan Aileen
(2008: 424) “Marjin laba bersih mengukur profitabilitas setelah mempertimbangkan
semua pendapatan dan beban, termasuk pos bunga, pajak dan non-operasi”.

Menurut Darsono dan Akhari (2005 : 56) Kelemahan rasio ini adalah
“memasukkan item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan
seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan”. Sedangkan
menurut Amin (2002 : 149) “Cara menaikkan profit margin yaitu, menambah omset
(volume penjualan), mengurangi biaya variabel, menaikkan harga jual dan
mengurangi biaya tetap”. Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018:69), Net Profit
Margin dapat dihitung dengan rumus :
Laba Bersih Setelah Pajak
Net Profit Margin = × 100%
Penjualan Bersih

Perusahaan yang memiliki Net Profit Margin yang besar akan lebih cepat
tumbuh menjadi perusahaan dengan ekuitas yang besar. Pertumbuhan ini
dikarenakan laba bersih tinggi, dan laba bersih tersebut akan masuk sebagai saldo
laba yang nantinya semakin menambah ekuitas perusahaan. Menurut Kasmir
(2013 : 135) “Jika rata-rata industri untuk net profit margin adalah 20%, berarti
margin laba perusahan baik.”

c. Pengembalian atas total aktiva (Return on Assets-ROA)


Return on assets menurut Kasmir dan Jakfar (2012: 142) “merupakan rasio
yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau
suatu ukuran tentang suatu manajemen. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari
seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri”. Menurut Lyn
dan Aileen (2008: 432) “Pengembalian atas ROA menunjukan jumlah laba yang
diperoleh secara relatif terhadap tingkat investasi dalam total aktiva”. Menurut
Hanafi (2012:81), bahwa “Return on asset merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
tertentu”. Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018:69), ROA dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
23

Laba Bersih
Return on assets = × 100%
Total Aktiva

Tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan


menghasilkan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Rasio ROA atau return on
assets dapat membantu manajemen dan investor untuk melihat seberapa baik suatu
perusahaan dalam mengelola investasinya pada aset menjadi keuntungan (profit).
Return on assets ini sebenarnya juga dapat dianggap sebagai imbal hasil investasi
(return on investment). Kasmir (2013 : 136) “Jika rata-rata industri untuk return on
investment adalah 30%, berarti margin laba perusahan baik”.

d. Pengembalian Atas Ekuitas (Return on Equity-ROE)


Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak
dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang
saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan (Harahap, 2008:305). Return on equity adalah
rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri
(net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir
2009:20). Menurut Brigham dan Houtson (2013:149), Rasio ini dihitung dari rumus
sebagai berikut:

Laba Bersih
Return on equity = × 100%
Total Ekuitas

Return on equity dipengaruhi oleh laba bersih perusahaan, semakin besar


laba bersih maka rasio ROE akan semakin baik dan begitupun sebaliknya. Menurut
Noordiatmoko (2020: 42), “Rasio ini merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam presentase. ROE di hitung dari
penghasilan (income) perusahaan terhadap modal yang di investasikan oleh para
pemilik perusahaan”.
24

2.1.5 Rentabilitas

2.1.5.1 Pengertian Rentabilitas


Rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan total modal yang
menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Pada umumnya masalah rentabilitas
adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah
merupakan ukuran bahwa perusahaan atau koperasi telah dapat bekerja dengan
efisien. Menurut Riyanto (2001:37) “Efisien baru dapat diketahui dengan
membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lainnya ialah menghitung”. Maka baik
perusahaan maupun koperasi tidak hanya berusaha untuk memperbesar laba, tetapi
yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya.

2.1.5.2 Jenis-jenis Rentabilitas


Jenis rentabilitas suatu perusahaan menurut Riyanto dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:

a. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan total


modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi
sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.

Menurut Riyanto (2011:33) rentabiltas ekonomis adalah perbandingan antara


laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan ternyata dalam persentase. Oleh kerena itu
rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efesiensi menggunakan modal di
dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomis sering pula dimaksudkan
kemampuan sutu perusahaan dengan seluruh modal yang dikerjakan di dalamnya
untuk menhasilkan laba.
25

Dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau


modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak
diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Demikian pula laba yang
diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal
dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income).
Dengan demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau
dari efek (misalnya dividen, coupon, dan lain – lain tidak diperhitungkan dalam
menghitung rentabilitas ekonomi.

Menurut Syaifuddin (2008:334), rentabilitas ekonomis atau rentabilitas usaha


adalah “perbandingan antara laba usaha (EBIT) dengan total modal yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase,
atau sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan
seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

Menurut Syaifuddin (2008: 334) rentabilitas ekonomis dapat dihitung


menggunakan rumus:

LabaUsaha
Rentabilitas Ekonomi = × 100%
Total Modal

b. Rentabilitas modal sendiri

Menurut Riyanto (2011:44) bahwa “rentabilitas modal sendiri adalah


kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan. Rentabilitas modal sendiri tersebut menyangkut
bagaimana kemampuan modal sendiri menghasilkan keuntungan, yang
dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khususnya modal sendiri.

Menurut Syaifuddin (2008: 334), rentabilitas modal sendiri adalah


perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak
dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan keuntungan.

Dalam perhitungan rentabilitas modal sendiri hal ini yang harus dicari ialah
besarnya untung bersih dan jumlah modal sendiri. Menurut Syaifuddin (2008: 334),
rentabilitas modal sendiri dapat dihitung menggunakan rumus:

Laba Bersih( EAT )


Rentabilitas Modal Sendiri = × 100%
Modal Sendiri
26

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah rentabilitas ekonomi. Dimana


dari rumusan tersebut akan menghasilkan rasio dalam bentuk presentase. Apabila
rasio yang dihasilkan dari analisis tersebut menunjukkan presentase yang lebih
besar dari standar yang ditentukan maka usaha dari perusahaan selama periode
tersebut berjalan dengan baik. Tetapi sebaliknya apabila angka rasio yang
dihasilkan lebih kecil dari standar yang telah ditentukan maka perusahaan tersebut
selama periode itu tidak dapat memanfaatkan modalnya dengan baik.

2.1.5.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas


Faktor – faktor yang mempengaruhi rentabilitas menurut pendapat Wasis
(2003:71) yaitu:

a. Volume Penjualan

Salah satu indikator untuk mengetahui kemajuan perusahaan adalah


penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan menaikkan
volume pendapatan yang diperoleh perusahaan sehingga biaya-biaya akan tertutup
juga. Hal ini akan mendorong perusahaan mengefektifkan modal untuk
mengembangkan usahanya. Dengan penjualan yang tinggi, maka perputaran kas
dan piutang akan menjadi tinggi dan laba yang diperoleh juga tinggi. Dengan laba
yang tinggi, maka rentabilitas ekonomi juga menjadi tinggi.

b. Efisiensi Penggunaan Biaya

Modal dan investasi yang diperoleh perusahaan untuk mengembangkan


usahanya harus benar-benar dipelihara dan dipertanggung jawabkan secara
terbuka. Dalam jangkauan pemeliharaan dan pertanggung jawaban secara terbuka
berarti bahwa penggunaan modal harus digunakan untuk usaha-usaha yang tepat
dengan pengeluaran yang hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat rentabilitas.

c. Profit Margin

Profit margin adalah laba yang diperbandingkan dengan penjualan. Profit


margin mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan berkaitan
dengan besarnya penjualan perusahaan.

d. Struktur Modal Perusahaan


27

Struktur modal adalah pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan


yang terutama hutang jangka panjang, saham preferen/prioritas dan modal saham
biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek.

Menurut Riyanto (2001) tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi dipengaruhi


oleh dua faktor :

a. Profit margin

Profit margin adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan


bersih yang dinyatakan dalam persentase. Dengan kata lain dapatlah dikatakan
bahwa profit margin ialah selisih antara net sales dengan operating expenses
(harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum),
selisih mana dinyatakan dalam persentase dari net sales. Besar kecilnya profit
margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales dan
laba usaha. Besar kecilnya laba usaha tergantung kepada pendapatan dari sales
dan besarnya biaya usaha

b. Turn over of operating assets (tingkat perputaran aktiva)

Turn over of operating assets adalah kecepatan perputaran operating assets


dalam suatu periode tertentu. Turn over assets dalam suatu periode tertentu. Turn
over assets dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk
mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha
dalam hubungannya dengan sales, sedangkan operating assets turn over
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada
kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu

2.1.6 Z – Score
Menurut Altman (1968:609) “Pengukuran Financial Distress salah satuya
menggunakan Altman Z-Score. Model Altman Z-Score merupakan metode yang
digunakan untuk memprediksi financial distress dan dianggap terbukti akurat dalam
memprediksi kebangkrutan dengan nilai 95%.” Model Altman Z-Score
dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968.
28

Menurut Altman dan Suvas (2017:132-171) Metode Z-score oleh Altman


atau sering dikenal dengan Altman Bankcrupty Prediction Model Z-score merupakan
permodelan prediksi kebangkrutan yang telah digunakan dibeberapa negara di
dunia. Metode Altman Z-score memberikan formula yang dapat memprediksi kapan
suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Memanfaatkan rumus yang telah
di interplasi dengan rasio – rasio dalam keuangan maka akan didapatkan hasil yang
bisa digunakan dalam mengetahui potensi kebangkrutan disuatu perusahaan.

Alat analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model Z-Score
yang dikembangkan oleh Altman. Model Z-Score yang digunakan untuk menilai
tingkat kesehatan keuangan adalah model Z-Score modifikasi, yaitu model Z-Score
yang diperuntukkan bagi perusahaan yang dikelompokkan dalam perusahaan non-
manufaktur, menurut Altman (2000 : 27) dapat dihitung menggunakan rumus :

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Keterangan:

Workingcapital
X1 = ( )
Total Assets

Retained earnings
X2 = ( ¿
Total Assets

Earning before interest ∧tax


X3 = ( ¿
Total Assets

Market value of equity


X4 = ( )
Book value of total debt

Penggolongan perusahaan berdasarkan hasil dari perhitungan dengan


model Z-Score yaitu sebagai berikut:

Z < 1,10 = Bangkrut.


1,10 < Z < 2,60 = Rawan Bangkrut / Grey Area.
Z > 2,60 = Sehat.
Formula dalam penilaian yang dijadikan sebagai patokan Altman Z-Score
adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai Altman Z-Score < 1,10 maka perusahaan dapat dikatakan bangkrut.
29

2. Jika nilai Altman Z-Score 1,10 < Altman Z-Score < 2,60 maka perusahaan
dapat dikatakan rawan. Pada kondisi seperti ini perusahaan harus berhati-hati
dalam mengelola aset.
3. Jika nilai Altman Z-Score > 2,60 maka perusahaan dalam keadaan sehat atau
tidak mengalami masalah keuangan.

Menurut Silaban (2014:322-334) Model Altman tersebut merupakan


interprestasi dari beberapa rasio keuangan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Working capital to total assets, rasio ini ditujukan untuk dapat menilai seberapa
besar tingkat likuiditas dari entitas, sebesar apakah aset lancar yang dimiliki
perusahaan untuk kegiatan operasional jika dibandingkan dengan total aset
yang dimiliki tanpa adanya pengaruh dari kewajiban. Cara menghitungnya
adalah dengan membagi modal kerja bersih (aset lancar-kewajiban lancar)
dengan total aset perusahaan. Umumnya ketika modal kerja bersih bernilai
negatif maka perusahaan tersebut berpotensi tinggi akan menghadapi kesulitan
finansial, begitupun sebaliknya.
2. Retained earnings to total assets, tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur
kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba
ditahan dari total aset yang dimilikinya. Laba ditahan merupakan keuntungan
perusahaan yang di investasikan kembali dalam kegiatan operasional sehingga
tidak dibagikan kepada para pemegang saham.
3. Earning before interest and tax to total assets, rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki
untuk menghasilkan laba sebelum dikurangi biaya pajak dan biaya bunga.
4. Market value of equity to book value of debt, rasio ini digunakan dalam
memperkirakan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya
baik jangka pendek maupun jangka panjang menggunakan nilai pasar modal
yang dimilikinya. Nilai pasar modal dihitung dengan mengalikan nilai pasar per
lembar saham dengan jumlah lembar saham perusahaan.

2.1.7 Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan


Suatu organisasi menerapkan sistem penilaian kinerja untuk mengalokasikan
imbalan bagi karyawan, memberikan saran pengembangan serta untuk memperoleh
30

perspektif dan persepsi keadilan tentang pekerjaan mereka, departemen, manajer


dan organisasi.

Penilaian kinerja atau pengukuran kinerja merupakan bagian dari fungsi


pengendalian manajemen karena penilaian kinerja dapat digunakan untuk
melakukan pengendalian aktivitas. Setiap aktivitas harus terukur kinerjanya agar
dapat diketahui tingkat efisiensi dan efektivitasnya. Dalam organisasi sektor publik
pengukuran kinerja terutama dilakukan untuk mengukur tingkat 3E, yaitu: ekonomis,
efisiensi dan efektivitas (value for money). Jika suatu aktivitas tidak memiliki
penilaian kinerja, maka akan sulit bagi organisasi untuk menentukan apakah
aktivitas tersebut sukses atau gagal.

Penilaian kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap


berbagai aktivitas yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik dalam bentuk tindakan yang efektif dan efisien dan
akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dimana
perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
pengendalian.

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan


menganalisa laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dapat memberikan
penjelasan posisi keuangan suatu perusahaan dan akhirnya kita dapat menilai
kinerja manajemen dalam periode tertentu.

Prosedur analisis menurut Jumingan (2011: 240-241), meliputi tahapan


sebagai berikut:
a. Review data laporan
Sistem akuntansi yang diterapkan dalam memberi pengakuan terhadap
pendapatan dan biaya akan menentukan jumlah pendapatan maupun laba yang
dihasilkan perusahaan. Mempelajari data secara menyeluruh adalah untuk
meyakinkan pada penganalisis bahwa laporan sudah cukup menggambarkan
semua data keuangan yang relevan. Sehingga penganalisis akan betul-betul
mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan.
b. Menghitung
31

Dengan menggunakan berbagai metode atau teknik analisis dilakukan


perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase perkomponen,
analisis rasio keuangan, dan lain-lain.
c. Membandingkan atau Mengukur
Selanjutnya setelah melakukan perhitungan adalah membandingkan atau
mengukur. Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan
tersebut apakah sangat baik, baik, sedang, kurang baik, dan seterusnya.
d. Menginterpretasi
Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara hasil
pembanding atau pengukuran dengan kaidah teoretis yang berlaku. Hasil
interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa yang
dicapai perusahaan dalam pengelolaan keuangan.
e. Solusi
Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan akan
menempuh solusi yang tepat.

Perusahaan perlu mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke


waktu sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan. Laba biasanya digunakan
untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh perusahaan sehingga laba dijadikan
dasar untuk mengambil sebuah keputusan. Selain itu, laba yang besar akan
mempengaruhi naiknya harga pasar saham, sehingga investor tertarik pada
perusahaan tersebut.

Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran


kinerja keuangan perusahaan adalah:

1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu


perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan
profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
32

4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan


untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada
waktunya.

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian tentang analisis rasio profitabilitas, rentabilitas dan Z-score sudah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu mempunyai
tujuan yaitu sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang akan dibahas agar
pembahasan difokuskan pada variabel variabel yang digunakan. Penelitian
terdahulu juga untuk mengetahui pembaruan dari setiap tahunnya yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun beberapa hasil penelitian terdahulu
yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
1 Thoyibatun Analisis Rasio Deskriptif Kinerja keuangan
Nisa (2021) Keuangan kualitatif pada PT Primarindo
Pada dan studi Asia Infrastrukture
Perusahaan pustaka Tbk tahun 2017-2020
Aneka Industri dalam keadaan
Yang Terdaftar cukup baik. Dan,
Di BEI 2017- analisa kinerja
2020 keuangan
menunjukkan bahwa
profitabilitas secara
keseluruhan untuk
Gross profit margin
PT Argo Pantes Tbk
tahun 2017-2020
presentase rasionya
mengalami
33

peningkatan dan
penurunan keadaan
ini menunjukkan
perusahaan dalam
keadaan cukup baik.
Serta kinerja
keuangan pada PT
Polychem Indonesia
Tbk cukup baik. Akan
tetapi pengembalian
ekuitas periode 2017-
2020 kondisi ini PT
Polychem Indonesia
Tbk dalam keadaan
kurang baik.
2 Hasyim Analisis Rasio Metode Mengatakan bahwa
(2020) Profitabiltas penelitian PT Garuda Indonesia
PT. Garuda kuantitatif (Persero) mengalami
Indonesia dengan kerugian pada
(Persero) Tbk pendekatan periode tahun 2017
Periode Tahun deskriptif. dan 2018, sedangkan
2016 – 2019 pada tahun 2019
tidak mengalami
kerugian. Kondisi ini
juga terjadi pada
tahun 2016 yang
tidak mengalami
kerugian.
3 Budhi Analisis Rasio Deskriptif 1. a. Rentabilitas
Prabowo Rentabilitas kualitatif. Ekonomi PT. Gudang
(2018) Untuk Menilai Garam Tbk masih
Kinerja mengalami fluktuatif.
Keuangan b. Rentabilitas Modal
Pada Sendiri PT. Gudang
34

PT.Gudang Garam Tbk masih


Garam, Tbk. mengalami fluktuatif.
2. a. Rata-rata
Rentabilitas PT.
Gudang Garam Tbk
dalam keadaan baik,
yang artinya mampu
b. Rata-rata
Rentabilitas Modal
Sendiri PT. Gudang
Garam Tbk dalam
keadaan baik.
4. Resi Analisis Analisis Berdasarkan metode
Bimantoro Kebangkrutan rasio Altman Z-Score
(2018) Metode Altman keuangan dalam mengukur
Z-Score Pada metode kebangkrutan PT.
PT.Garuda Altman Z- Garuda Indonesia,
Indonesia, Score Tbk menyatakan
Tbk. perusahaan ini selalu
mengalami
kebangkrutan pada
setiap tahunnya. Nilai
kebangkrutan
tertingginya terletak
pada tahun 2016 dan
2017.
5. Maikel Analisis Metode Hasil penelitan
Ch.Ottay dan Laporan rasio menunjukan kinerja
Stanly keuangan keuangan keuangan PT.BPR
W.Alexander untuk menilai dan Citra Domoga
(2015) kinerja analisis mengalami
keuangan deskriptif. peningkatan dilihat
pada PT.BPR dari nilai aset
Citra Domoga lancar,hutang lancar,
35

Manado total aset, jumlah


kredit, dan jumlah
dana pihak ketiga
mengalami
peningkatan dari
tahun 2009- 2011.
Untuk rasio
rentabilitas perlu
adanya kebijakan
kebijakan internal
agar bank mampu
dalam menggunakan
pinjaman dan
membiayai kegiatan
usahanya.
2.3 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sbagai masalah
penting dalam penelitian ini, peneliti mengunakan laporan keuangan dan rasio
keuangan yaitu Rasio Profitabilitas, Rentabilitas dan Z-Score sebagai dasar untuk
menilai kinerja keuangan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja yang dihasilkan PT. Garuda
Indonesia, Tbk dari segi keuangan. Dari hal tersebut dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan dan juga dapat membantu manajemen untuk
mengidentifikasi kekurangan dan kemudian melakukan tindakan untuk memperbaiki
kinerja perusahaan dan membuat keputusan yang rasional dalam hal perencanaan
perusahaan, sehinga tujuan perusahaan dapat tercapai. Atas dasar tersebut maka
penelitian ini membangun sebuah kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Skema 2.1

Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan PT. Garuda


Indonesia, Tbk. Periode 2017-2020
36

Rasio Rentabilitas Z – Score


Profitabilitas

Pembahasan Kinerja Keuangan


PT. Garuda Indonesia, Tbk.

Kesimpulan dan Saran


37

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Garuda Indonesia, Tbk. Untuk


memperoleh data-data informasi yang akurat dan aktual pada saat penelitian maka
penelitian dilaksanakan selama 2 bulan. Objek dalam penelitian ini, yaitu rasio
profitabilitas, rentabilitas dan Z-Score PT. Garuda Indonesia, Tbk tahun 2017-2020.

3.2 Jenis dan Sumber Data


3.2.1 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan
kumpulan dari data angka-angka seperti neraca dan laporan laba rugi. Data yang
digunakan berupa dokumentasi yakni data dalam laporan keuangan PT. Garuda
Indonesia, Tbk.

3.2.2 Sumber Data


Sumber data pada penelitian ini bersumber dari data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang telah jadi berupa dokumentasi,
dimana data dikumpulkan oleh pihak lain yakni laporan keuangan PT. Garuda
Indonesia dari tahun 2017-2020.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mempelajari
dokumen – dokumen laporan keuangan dan dilengkapi dengan studi kepustakaan.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan
dengan cara mengunduh langsung laporan tahunan PT Garuda Indonesia, Tbk
melalui website resmi PT. Garuda Indonesia, Tbk www.garuda-indonesia.com.

Data-data yang diperlukan, antara lain:

1. Data mengenai gambaran umum perusahaan atau profil perusahaan.


2. Data laporan keuangan yang menjadi objek penelitian untuk periode 2017- 2020,
terdiri atas:
a. Neraca Konsolidasi
38

Neraca konsolidasi merupakan laporan keuangan yang disusun secara


sistematis untuk menyajikan posisi keuangan pada suatu periode tertentu.
b. Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Laporan laba rugi konsolidasi merupakan laporan yang disusun secara
sistematis untuk menyajikan hasil usaha perusahaan dalam waktu periode
tertentu.

3.4 Metode Analisis Data


Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka proses analisis data
dimulai dengan menelaah seluruh data menggunakan metode analisis deskriptif
dengan metode menganalisis data menggunakan: Rasio profitabilitas, Rentabilitas
dan Metode Z-score.

1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


laba. Jenis-jenis rasio yang peneliti gunakan yaitu :

a. Pengembalian atas total aktiva (Return on Assets-ROA)


Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018:69), rasio Return on Assets dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
Return On Assets = × 100%
Total Aktiva
b. Pengembalian Atas Ekuitas (Return on Equity-ROE)
Menurut Brigham dan Houtson (2013:149), rasio Return On Equity dihitung
dari rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
Return On Equity = × 100%
Total Ekuitas
2. Rentabilitas

Rentabilitas adalah presentase yang dicapai suatu perusahaan yang


dinyatakan dalam presentase, setelah membandingkan antara hasil yang telah
dicapai dengan dasar modal yang digunakan. Semakin besar presentase atas
perbandingan tersebut semakin tinggi prestasi keuangan yang dicapai untuk
perusahaan tersebut, demikian pula sebaliknya. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah rentabilitas ekonomi. Menurut Syaifuddin (2008:334) rentabilitas
ekonomi dapat dihitung menggunakan rumus:
39

LabaUsaha
Rentabilitas Ekonomi = × 100%
Total Modal
3. Z-Score

Metode Z-Score (Altman) adalah suatu alat yang memperhitungkan dan


menggabungkan beberapa rasio-rasio keuangan tertentu dalam perusahaan dalam
suatu persamaan diskriminan yang akan menghasilkan skor tertentu yang akan
menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Menurut Altman
(2000 : 27) dapat dihitung menggunakan rumus :

Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Keterangan: Z = Total z-score (Overall Index)


Workingcapital
X1 = ( )
Total Asset
Retained earnings
X2 = ( ¿
Total Asset
Earning before interest ∧tax
X3 = ( ¿
Total Asset
Market value of equity
X4 = ( )
Book value of total debt

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Indikator Definisi dan Pengukuran
1 Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
Profitabilitas menghasilkan laba. Jenis-jenis rasio yang peneliti gunakan
yaitu:
a) Pengembalian atas total aktiva (Return on Assets-ROA)
Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018:69), rasio Return
on assets dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on assets = × 100%
Total Aktiva
b) Pengembalian Atas Ekuitas (Return on Equity-ROE)
40

Menurut Brigham dan Houtson (2013:149), Rasio Return on


equity dihitung dari rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on equity = × 100%
Total Ekuitas
2 Rentabilitas Rentabilitas adalah teknik menilai keuangan dengan
membandingkan antara laba usaha dengan modal usaha,
baik modal sendiri maupun modal asing, dan dinyatakan
dalam persentase. Menurut Syaifuddin (2008:334)
rentabilitas ekonomi dapat dihitung menggunakan rumus:
LabaUsaha
Rentabilitas Ekonomi = × 100%
Total Modal
3 Z-Score Metode Z-Score (Altman) adalah suatu alat yang
memperhitungkan dan menggabungkan beberapa rasio-
rasio keuangan tertentu dalam perusahaan dalam suatu
persamaan diskriminan yang akan menghasilkan skor
tertentu yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan
kebangkrutan perusahaan. Menurut Altman (2000:27)
dapat dihitung menggunakan rumus:
Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
42
DAFTAR PUSTAKA

Altman, Laitinen, & Suvas. 2017. Financial Distress Prediction in an International


Context : A Review and Empirical Analysis of Altman's Z- Score Model.
Journal of International Financial Management & Accounting 02, no. 28 :
132–171.

Altman, Edward I. 2000. Predicting Financial Distress of Companies:Revisiting The


ZScore and Zeta® Models, July:1-28

Angriani, Desi. “Jalan Panjang Kisruh Garuda Indonesia”. Medcom, 01 Juli 2018 .
https://m.medcom.id/amp/0k8Ze42N-jalan-panjang-kisruh-garuda-indonesia
diakses 02 februari 2022.

Annual Report. 2018. PT. Garuda Indonesia.

Annual Report. 2020. PT. Garuda Indonesia.

Anoraga, Pandji. 2011. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Kedua.

Ardila, Isna, Ayu Anindya Putri. 2015. Analisis Kinerja Keuangan Dengan
Pendekatan Value for Money Pada Pengadilan Tebing Tinggi. Jurnal Riset
Akuntansi dan Bisnis. Vol 15, No. 1/ Maret 2015.

Awaliah, Rizky., Konde, Y.T., & Irwansyah. 2016. Analisis Model Z-Score Untuk
Menilai Kesehatan Keuangan PT Permodalan Nasional Madani (PNM)
Persero. Jurnal Ekonomi dan keuangan, 13 (1:52-54).

Brealey, et. al. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2013. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Dangnga, Muh. Taslim dan Haeruddin, M. Ikhwan Maulana. (2018). Kinerja


Keuangan Perbankan : Upaya Untuk menciptakan Sistem Perbankan Yang
Sehat. (A. Akbar, Ed.) CV. Nur Lina.

43

Anda mungkin juga menyukai