Anda di halaman 1dari 5

DWI CAHYO PRIAMBODO

042992425

1. Hitunglah deviasi standarnya menggunakan mean

Nilai F X F.X X-Ẍ (X - Ẍ)2 F(X - Ẍ)2


0 – 1,9 2 1 2 1 – 5,47 = -4,47 19,98 39,96
2 – 3,9 7 3 21 3 – 5,47 = -2,47 6,10 42,7
4 – 5,9 20 5 100 5 – 5,47 = -0,47 0,22 4,4
6 – 7,9 10 7 70 7 – 5,47 = 1,53 2,34 23,4
8 – 9,9 6 9 54 9 – 5,47 = 3,53 12 46 74,76
∑ 45 246 185,22

Jawab :
Rata-rata hitung = 246/45 = 5,46
F(X - )Ẍ2 = 185,22
Maka, S = V 185,22
45−1
= 2,051

2. Jelaskan tentang peristiwa dalam probabilitas


A. Peristiwa yang saling meniadakan atau saling asing (mutually exclusive)
B. Peristiwa yang tidak saling meniadakan
C. Peristiwa yang komplimen
D. Peristiwa yang independent
E. Peristiwa yang dependen

Jawab :
A. Peristiwa yang saling meniadakan atau saling asing (mutually exclusive)
Secara matematis dikatakan dua peristiwa A dan B saling meniadakan atau salin
asing, apabila kedua peristiwa itu tidak memiliki unsur yang sama (peristiwa A dan B
tidak ada).

Dengan menggunakan diagram venn dapat dilukiskan sebagai berikut:

Apabila peristiwa A dan B saling meniadakan, maka peristiwa A tidak dapat terjadi
secara bersama-sama dengan peristiwa B, artinya jika A terjadi maka B tidak akan
terjadi dan sebaliknya.

Probabilitas terjadinya peristiwa A dan B dirumuskan sebagai berikut:


P (A atau B) = P(A) + P(B)

Contoh:
Pelemparan sebuah dadu
P (ganjil atau genap) = P (ganjil) + P (genap)
=½+½=1
B. Peristiwa yang tidak saling meniadakan
Dua peristiwa dikatakan tidak saling asing atau tidak saling meniadakan, apabila
peristiwa yang satu dapat terjadi bersama dengan peristiwa yang lain. Daerah AB
adalah daerah terjadinya peristiwa A dan B secara bersama-sama.

Probabilitas terjadinya dua peristiwa tersebut dirumuskan sebagai berikut:


P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B).

Contoh:
Pelemparan sebuah dadu
P(A) = 6/36
P(B) = 6/36
P(A dan B) = 1/36
P(A atau B) = 6/36 + 6/36 – 1/36 = 11/36

C. Peristiwa yang komplimen


Apabila didalam ruang sampel terdapat peristiwa A dan peristiwa bukan A(Ā),
sedaang peristiwa (Ā) mengandung unsur dalam ruang sampel kecuali peristiwa A
maka dikatakan peristiwa (Ā) merupakan peristiwa yang komplimenter bagi
peristiwa A.

Keadaan ini dapat digambarkan dalam suatu diagram Venn berikut:

Probabilitas bukan A dirumuskan sebagai berikut:


P(Ā) = 1 – P(A)
P(A atau Ā) = P(A) + P(Ā) = 1

Contoh:
Dalam satu set kartu bridge, peristiwa A adalah terambilnya kartu AS
P(A) = 4/52
P(A) = 1 – 4/52 = 48/52 = 12/13
P(A) + P(Ā) = 4/52 = 48/52 = 52/52 = 1

D. Peristiwa yang Independent


Dua peristiwa dikatakan independent apabila peristiwa yang satu tidak
mempengaruhi peristiwa yang lain.

Diuraikan sebagai berikut:


• Probabilitas marginal
Adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang tidak memiliki hubungan
dengan terjadinya peristiwa yang lain.

Contoh:
Pada pelemparam sebuah mata uang, peristiwa gambar dan angka dengan
probabilitas masing-masing ½ adalah probabilitas marginal.

• Probabilitas gabungan
Terjadinya dua peristiwa atau lebih yang terjadi secara bersama-sama atau
secara berurutan.

Rumus:
P(A dan B) = P(A) x P(B)
P(A dan B dan C) = P(A) x P(B) x P(C)
Keterangan:
P(A) : Peluang kejadian A
P(B) : Peluang kejadian B
P(A dan B dan C) : Peluang kejadian A dan B dan C

Contoh:
Pada pelemparan sebuah mata uang (koin) dua kali, peristiwa A adalah
munculnya gambar pada pelemparan pertama, peristiwa B adalah
munculnya gambar pada pelemparan kedua
➢ P(A) = 0,5
➢ P(B) = 0,5
➢ P(A dan B) = 0,5 x 0,5 = 0,25

• Probabilitas bersyarat pada peristiwa yang independent


Adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain
yang sudah terjadi.

Rumus:
P(B/A) = P(B) atau P(A/B) = P(A)

Contoh:
Dalam pelemparan sebuah mata uang (koin) sebanyak dua kali, peristiwa G1
adalah munculnya gambar pada lembaran pertama dan peristiwa G2 adalah
munculnya gambar pada lemparan kedua maka probabilitas lemparan kedua
muncul dengan syarat lemparan pertama muncul gambar adalah sama
dengan probabilitas munculnya gambar pada pelemparan
sebuah mata uang (coin).

Dapat ditulis kan : P(G2/G1) = P(G) = ½

• Peristiwa yang dependen


Adalah bila peristiwa yang satu dipengaruhi atau tergantung pada peristiwa
yang lain.

Ada 3 macam peristiwa dependen yaitu:


➢ Probabilitas bersyarat pada peristiwa dependen
P (A/B) = P(A,B) / P(B)
Atau
P(B/A) = P (B,A) / P(A)
➢ Probabilitas gabungan dari peristiwa yang dependen
P (A/B) = P(A,B) / P(B) > P(A,B) = P(A/B) . P(B)
Atau
P(B/A) = P (B,A) / P(A) > P(B,A) = P(B/A) . P(A)

➢ Marginal probability dari peristiwa dependen


Dihitung dengan menjumlahkan semua probabilitas gabungan
P(M) = P(GM) + P(KM) = 3/10 + 1/10 = 4/10

• Contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui Mata Kuliah yang disukai mahasiswa.
Untuk penelitian tersebut dibutuhkan 100 mahasiswa dan setelah diberikan
pertanyaan diketahui bahwa :
40 mahasiswa menyatakan menyukai Mata Kuliah Matematika
30 mahasiswa menyatakan menyukai Mata Kuliah Statistika
30 mahasiswa menyatakan tidak menyukai kedua Mata Kuliah di atas
Jika dipilih 2 orang mahasiswa secara acak (setelah dipilih tidak
dikembalikan lagi), berapa kemungkinan terpilih seorang mahasiswa yang
menyukai Mata Kuliah Matematika dan seorang mahasiswa yang menyukai
Mata Kuliah Statistika.

Jawab :
A : terpilih seorang mahasiswa yang menyukai MK Matematika
B : terpilih seorang mahasiswa yang menyukai MK Statistika
Catatan : Dalam pemilihan secara berturut-turut terdapat dua kemungkinan
pemilihan, yaitu terpilih yang menyukai Matematika - Statistika atau
Statistika – Matematika, dengan demikian probabilitasnya adalah :

P(A ∩ B) = (40/100) x (30/99) = 0,1212


P(B ∩ A) = (30/100) x (40/99) = 0,1212

Jadi probabilitas terpilih seorang mahasiswa yang menyukai mata kuliah


Matematika dan seorang mahasiswa yang menyukai mata kuliah Statistika
adalah 0,2424.

3. Carilah besarnya probabilitas terjadinya x bila:


A. ( 0 ≤ x ≤ 1,24)
B. (-0, 37 < x < 0)
C. (-1,73 ≤ x ≤ 2,02)
D. (0,66 ≤ x ≤ 1,25)

Jawab :

A. ( 0 ≤ x ≤ 1,24)
Pr (0 ≤ x ≤ 1,24) adalah sama dengan luas kurva normal baku antara z = 0 dan z =
1,24
Dari tabel Pr (0 ≤ x ≤ 1,24) = 0,3925

B. (-0, 37 < x < 0)


pr (-0, 37 < x < 0) dalam grafik
Dari tabel pr (-0, 37 < x < 0) = 0,1443
C. (-1,73 ≤ x ≤ 2,02)
pr (-1,73 ≤ x ≤ 2,02) dalam grafik
pr (-1,73 ≤ x ≤ 2,02) = pr (-1,73 ≤ x ≤ 0) + pr (0 ≤ x ≤ 2,02)
= 0,4582 +0,4783= 0.9365

D. (0,66 ≤ x ≤ 1,25)
pr (0,66 ≤ x ≤ 1,25) = pr (0 ≤ x ≤ 1,25) - pr (0 ≤ x ≤0,66 )
= 0,3944 – 0,2454
= 0.1492

Anda mungkin juga menyukai