Anda di halaman 1dari 15

METODE CUTTING PLANE PADA PROGRAM LINEAR

BILANGAN BULAT

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Program Linear
Dosen Pengampu : Darta, S.Pd., M.Pd. / Thesa Kandaga, S.Si., M.Pd. /
Subaryo, S.Pd., M.Pd.

oleh
1. Siti Nur Sa’adah NIM 195050031
2. Ervina Octaviany P.P NIM 195050032
3. Lena Hotria Siregar NIM 195050034
4. Tari Oktafiona NIM 195050058
5. Bayina As-Syifa NIM 195050065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur disampaikan kepada Allah Swt., karena rahmat dan
bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode
Cutting Plane pada Program Linear Bilangan Bulat". Ini adalah makalah
yang ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Linear.
Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari siapa pun diharapkan oleh penulis untuk perbaikan di masa
depan.
Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat menjadi
panduan dan inspirasi bagi banyak orang.
Kita menyerah kepada Allah dalam segala urusan dan kepadanya kita
kembali. Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'man nashir.

Bandung, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHLUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II ......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

A. Metode Cutting Plane ...................................................................................... 3

B. Prosedur Metode Cutting Plane ...................................................................... 5

C. Contoh dengan Metode Cutting Plane ........................................................... 5

BAB III ...................................................................................................................... 11

PENUTUP................................................................................................................. 11

A. Kesimpulan..................................................................................................... 11

B. Saran ............................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar dalam kehidupan.
Matematika memiliki banyak manfaat bagi kehidupan dan akan terus
berkembang. Perkembangan itu memberikan pengaruh terhadap kehidupan
manusia yang semakin rumit. Salah satu materi dalam matematika yang
sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah program linear.
Menurut Idris (2015, hlm. 2015) program linear merupakan salah satu
materi matematika yang sulit dipahami siswa. Salah satu alasan yang
membuat program linear dianggap sulit ialah dalam penyelesaian masalahnya
membutuhkan langkah dan waktu yang panjang. Sejalan dengan Ariawan
(2015, hlm. 69) yang menyatakan bahwa diantara materi yang membutuhkan
analisa dan langkah pengerjaan yang panjang adalah pemrograman linier.
Menyelesaikan masalah program linear dibutuhkan berbagai metode.
Salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linear adalah
metode cutting plane. Jannah, dkk. (2018, hlm. 43) menyatakan bahwa
metode cutting plane merupakan metode yang digunakan untuk
menyelesaikan program linear bilangan bulat dengan menambahkan
sejumlah kendala yang dinamakan batasan gomory.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai metode cutting
plane dengan judul ”Metode Cutting Plane pada Program Linear Bilangan
Bulat”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan metode cutting plane?
2. Bagaimana prosedur menyelesaikan masalah program liner dengan
metode cutting plane?

1
2

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian metode cutting plane.
2. Untuk mengetahui prosedur metode cutting plane.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Cutting Plane


Dalam masalah program linier bilangan bulat, metode cutting plane
adalah salah satu dari berbagai metode optimasi yang secara iteratif
memperbaiki set yang layak atau fungsi objektif dengan cara ketidaksetaraan
linier, yang disebut pemotongan. Prosedur semacam itu biasanya digunakan
untuk menemukan solusi bilangan bulat untuk masalah mixed integer linier
programming (MILP), serta untuk menyelesaikan masalah optimisasi
cenderung umum yang tidak dapat dibedakan. Penggunaan cutting plane
untuk memecahkan MILP diperkenalkan oleh Ralph E. Gomory sehingga
sering juga disebut sebagai Gomory cut.
Metode cutting plane untuk pekerjaan MILP dengan menyelesaikan
program linier non-integer, relaksasi linier dari program bilangan bulat yang
diberikan. Teori linear programming menyatakan bahwa dengan asumsi
sederhana (jika program linier memiliki solusi optimal dan jika daerah yang
layak tidak mengandung garis), kita selalu dapat menemukan titik ekstrem
atau titik sudut yang optimal. Optimal yang diperoleh diuji sebagai solusi
integer. Jika tidak, ada jaminan ada ketimpangan linier yang memisahkan
optimal dari cembung cangkang dari set yang layak benar. Menemukan
ketidaksetaraan seperti itu adalah masalah perpisahan, dan ketidaksetaraan
seperti itu merupakan jalan pintas. Potongan dapat ditambahkan ke program
linier santai. Kemudian, solusi non-integer saat ini tidak lagi layak untuk
relaksasi. Proses ini diulangi hingga ditemukan solusi integer optimal.
Metode cutting plane untuk optimasi dan varian kontinu cembung
umum dikenal dengan berbagai nama; metode Kelley, metode Kelley-Cheney
Goldstein, dan metode bundel. Mereka populer digunakan untuk minimisasi
cembung non-dibedakan, di mana fungsi tujuan cembung dan subgradiennya
dapat dievaluasi secara efisien tetapi metode gradien biasa untuk optimasi
terdiferensiasi tidak dapat digunakan. Situasi ini paling khas untuk
maksimalisasi cekung fungsi ganda Lagrangian. Situasi umum lainnya adalah

3
4

penerapan dekomposisi Dantzig-Wolfe ke masalah optimisasi terstruktur, di


mana formulasi dengan jumlah variabel eksponensial diperoleh.
Menghasilkan variabel variabel ini berdasarkan permintaan melalui
pembuatan kolom tertunda identik dengan melakukan pemotongan bidang
pada masing-masing masalah ganda.
Cutting plane diusulkan oleh Ralph Gomory pada tahun 1950-an
sebagai metode untuk memecahkan pemrograman integer dan masalah
pemrograman mixed-integer. Namun sebagian besar ahli, termasuk Gomory
sendiri, menganggap mereka tidak praktis karena ketidakstabilan angka, serta
tidak efektif karena banyak putaran pemotongan diperlukan untuk membuat
kemajuan menuju solusi. Berbagai hal berbalik ketika pada pertengahan 1990
an, Gérard Cornuéjols dan rekan kerja menunjukkan mereka sangat efektif
dalam kombinasi dengan cabang-dan-terikat (disebut branch-and-cut) dan
cara-cara untuk mengatasi ketidakstabilan angka. Saat ini, semua pemecah
MILP komersial menggunakan pemotongan Gomory dengan satu atau lain
cara. Potongan Gomory sangat efisien dihasilkan dari tablo simpleks,
sedangkan banyak jenis potongan lainnya mahal atau bahkan NP-sulit untuk
dipisahkan. Di antara pemotongan umum lainnya untuk MILP, yang paling
menonjol adalah proyek angkat dan mendominasi pemotongan Gomory.
Metode hasil dengan terlebih dahulu menjatuhkan persyaratan bahwa
xi menjadi bilangan bulat dan memecahkan masalah pemrograman linier
terkait untuk mendapatkan solusi layak dasar. Secara geometris, solusi ini
akan menjadi simpul dari cembung polytope yang terdiri dari semua titik
yang layak. Jika titik ini bukan titik integer, maka metode menemukan
hyperplane dengan titik di satu sisi dan semua titik integer yang layak di sisi
lain. Ini kemudian ditambahkan sebagai kendala linier tambahan untuk
mengecualikan vertex yang ditemukan, membuat program linier yang
dimodifikasi. Program baru ini kemudian dipecahkan, dan prosesnya diulang
sampai solusi integer ditemukan dengan menggunakan metode simpleks
untuk menyelesaikan program linier, untuk menghasilkan solusi optimum
yang berupa bilangan bulat.
5

B. Prosedur Metode Cutting Plane


Dalam menyelesaikan masalah program linier bilangan bulat, hampir
sama dengan menyelesaikan masalah program linier menggunakan metode
simpleks. Pada prosesnya metode simpleks tetap digunakan dengan adanya
prosedur tambahan, yaitu memotong bilangan pecahan yang muncul.
1. Selesaikan masalah program linier menggunakan metode simpleks.
2. Apabila solusi yang dihasilkan merupakan bilangan bulat, maka masalah
selesai dengan solusi tersebut merupakan solusi bilangan bulat optimum.
Namun, apabila solusi variabel (X1, X2, ..., Xn) yang dihasilkan bukan
merupakan bilangan bulat, maka bilangan tersebut dibuat menjadi
pecahan campuran untuk kemudian memotong bagian pecahannya dan
menjadikannya sebagai kendala dalam tabel simpleks.
3. Menyelesaikan kembali tabel simpleks yang telah ditambahkan
pertidaksamaan Gomory tersebut dengan metode simpleks.
4. Periksa kembali solusi dari metode simpleks tersebut, dan ulangi langkah
kedua dan seterusnya hingga didapatkan solusi metode simpleks tersebut
bilangan bulat.

C. Contoh dengan Metode Cutting Plane


Kita selesaikan contoh berikut dengan menggunakan Metode Cutting
Plane. Berdasarkan penyelesaian manual sebelumnya, didapat model
matematika untuk contoh berikut adalah sebagai berikut.
Maks. Z=
dp.

Penyelesaian :
Membuat variabel longgar pada model matematika.
Maks.
dp.
6

Membuat tabel simpleks awal


TS-A
Z RHS OBE
Z 1 -7 -6 0 0 0
0 2 3 1 0 12
0 6 5 0 1 30

Dengan menilai fungsi tujuan, kita dapatkan .


Untuk soal maksimumkan, kita akan memilih kolom (yang terkecil) untuk

menjadi basis menggantikan Min { } (baris ), sehingga

menggantikan sebagai basis.


TS-1
Z RHS OBE
Z 1 0 - 1/6 0 7/6 35
0 0 4/3 1 1/3 2

0 1 5/6 0 1/6 5

Kemudian fungsi tujuan dinilai lagi pada interasi berikutnya, kita


dapatkan = [0 -1/6 0 7/6] sehingga kita akan memilih sebagai basis

yang masuk. Kolom akan menggantikan Min { } (baris ),

sehingga akan menggantikan sebagai basisi.


TS-2
Z RHS OBE

Z 1 0 0 1/8 29/24 141/4

0 0 1 ¾ ¼ 3/2

0 1 0 - 5/8 - 1/24 15/4

Dengan menilai fungsi tujuan kita mendapatkan = [0 0 1/8


29/24] tidak ada yang bernilai negatif, sehingga penyelesaian masalah
7

program linier telah selesai dengan solusi optimumnya adalah

dan untuk Z maks = 141/4 = 35,25.

Namun, seperti telah dibahas sebelumnya bahwa solusi harus


merupakan bilangan bulat, sehingga diperlukan proses tambahan untuk
mendapatkan solusi optimum berupa bilangan bulat. Proses ini yang kita
sebut dengan metode cutting plane. Langkah metode cutting plane sebagai
berikut:
1. Ambil baris pertama dan buat koefisien variabelnya menjadi pecahan
campuran.
+ (3/4) + (1/4) =1+½
2. Pisahkan antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan pada persamaan
tersebut, kemudian dikalikan dengan -1 untuk menghasilkan
pertidaksamaan baru. Berikut pertidaksamaan ini disebut sebagai batasan
Gomory atau Gomory Constraint.
-[(3/4) + (1/4) ≤ - [1/2]
-(3/4) - (1/4) ≤ - 1/2
3. Masukan Gomory Constrait ke dalam tebel simpleks terakhir sebagai
kendala yang harus diselesaikan juga proses-proses metode simpleks.
TS-3
Z RHS OBE

Z 1 0 0 1/8 29/24 0 141/4

0 0 1 3/4 1/4 0 3/2

0 1 0 - 5/8 - 1/24 0 15/4

0 0 0 -3/4 -1/4 1 -1/2

Seperti ditampilkan dalam TS-3, kendala Gomory telah dimasukan ke


dalam tabel simpleks. Namun, ini berarti sebagai variabel basis dan
variabel slack memiliki nilai negative yaitu -1/2. Hal tersebut tidak sesuai
dengan ketentuan bahwa sehingga TS-3 harus
diselesaikan dengan metode simpleks. Untuk menyederhanakan penyelesaian,
8

metode simpleks yang digunakan adalah dual simpleks seperti TS-4 berikut.
Selesaikan dengan metode simpleks agar penyelesaian tidak bernilai
negatif.
TS-4
Z RHS OBE

Z 1 0 0 1/8 29/24 0 141/4

0 0 1 ¾ 1/4 0 3/2

0 1 0 - 5/8 - 1/24 0 15/4

0 0 0 -3/4 -1/4 1 -1/2

Dengan menggunakan metode dual simpleks, kita mendapatkan baris


ketiga dengan akan meninggalkan basis digantikan oleh Min

{ } yaitu .

TS-5
Z RHS OBE

Z 1 0 0 1/8 29/24 0 141/4

0 0 1 ¾ 1/4 0 3/2

0 1 0 - 5/8 - 1/24 0 15/4

0 0 0 1 1/3 -4/3 2/3


9

TS-6
Z RHS OBE

Z 1 0 0 0 7/6 1/6 211/6

0 0 1 0 0 1 1

0 1 0 0 1/6 5/6 25/6

0 0 0 1 1/3 -4/3 2/3

Pada TS-6 kita telah mendapatkan berupa bilangan bulat, yaitu 1.


Kemudian kita ulangi langkah 1 dengan membuat kendala Gomory yang
kedua dari baris kedua pada TS-6.
(1). + (1/6). + (5/6). = 4 + 1/6
-(1/6). - (5/6). ≤ -1/6
-(1/6). - (5/6). + ≤ -1/6
Jadi, TS-7 dapat dibuat sebagai berikut.
TS-7
Z RHS OBE

Z 1 0 0 0 7/6 1/6 0 211/6

0 0 1 0 0 1 0 1

0 1 0 0 1/6 5/6 0 25/6

0 0 0 1 1/3 -4/3 0 2/3

0 0 0 0 -1/6 -5/6 1 -1/6

Karena masih bernilai negative, maka kita selesaikan tabel


simpleks tersebut dengan metode dual simpleks. Variabel keluar dan

digantikan dengan Min { } yaitu , sebagaimana ditampilkan

dalam TS-8.
10

TS-8
Z RHS OBE
Z 1 0 0 0 7/6 1/6 0 211/6
0 0 1 0 -1/5 0 5/5 1
0 1 0 0 0 0 1 4
0 0 0 1 3/5 0 8/5 14/15

0 0 0 0 1/5 1 -6/5 1/5

Dari tabel tersebut, kita sudah mendapatkan solusi optimum dengan


mengambil kesimpulan akhir dan = 0 dengan Z = 35. Solusi ini
masih lebih baik apabila dibandingkan solusi pembulatan, yaitu dan
= 1 dengan Z = 27.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam masalah program linier bilangan bulat, metode cutting plane
adalah salah satu dari berbagai metode optimasi yang secara iteratif
memperbaiki set yang layak atau fungsi objektif dengan cara ketidaksetaraan
linier, yang disebut pemotongan.
Dalam menyelesaikan masalah program linier bilangan bulat, hampir
sama dengan menyelesaikan masalah program linier menggunakan metode
simpleks. Pada prosesnya metode simpleks tetap digunakan dengan adanya
prosedur tambahan, yaitu memotong bilangan pecahan yang muncul.
1. Selesaikan masalah program linier menggunakan metode simpleks.
2. Apabila solusi yang dihasilkan merupakan bilangan bulat, maka masalah
selesai dengan solusi tersebut merupakan solusi bilangan bulat optimum.
Namun, apabila solusi variabel (X1, X2, ..., Xn) yang dihasilkan bukan
merupakan bilangan bulat, maka bilangan tersebut dibuat menjadi
pecahan campuran untuk kemudian memotong bagian pecahannya dan
menjadikannya sebagai kendala dalam tabel simpleks.
3. Menyelesaikan kembali tabel simpleks yang telah ditambahkan
pertidaksamaan Gomory tersebut dengan metode simpleks.
4. Periksa kembali solusi dari metode simpleks tersebut, dan ulangi langkah
kedua dan seterusnya hingga didapatkan solusi metode simpleks tersebut
bilangan bulat.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis susun. Penulis sadar makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah
ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

AM, R., Arnellis, & Sriningsih, R. (2018). Optimasi Hasil Produksi Tahu dan
Tempe dengan Metode Branch and Bound dan Metode Cutting Plane.
Journal of Mathematics UNP, 42-47.

Ariawan, B. (2015). MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM


LINIER MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PROGRAM LINIER.
Seminar Nasional Teknologi Pendidikan UM, 68-85.

Darta, & Kandaga, T. (2018). Program Linear dan Aplikasinya. Bandung: Refika
Afitama.

Idris, S. (2015). PENINGKATAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR


MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN GEOGEBRA
SISWA KELAS XII IPA1 SMA N 1 TOMPOBULU. Indonesian Digital
Journal of Mathematics and Education, 144-153.

12

Anda mungkin juga menyukai