Anda di halaman 1dari 12

Definisi

 Berat Badan
Berat badan adalah suatu ukuran yang diperlukan untuk sebuah pengukuran
pertumbuhan fisik dan diperlukan untuk seseorang menerima dosis obat yang
diperlukan (Husain, et al, 2015). Definisi lain dari berat badan yaitu beberapa jumlah
komponen tubuh seperti protein, lemak, air, mineral. Sedangkan untuk peningkatan
berat badan adalah kondisi dimana jumlah berat badan seseorang melebihi normal
dan melebihi berat badan semula (Susila, et al, 2015).
Pengertian berat badan menurut Soetjiningsih adalah hasil dari penurunan
maupun peningkatan pada semua jaringan tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, dan
cairan tubuh lainnya (Farida, 2017). Sehingga, peningkatan berat badan dapat
diartikan berubahnya ukuran berat, yang di akibatkan dari peningkatan maupun
penurunan konsumsi makan yang diubah menjadi lemak dan disimpan dibawah kulit
(Susila, et al, 2015)

 Tinggi Bedan
Tinggi badan adalah jarak dari vertex ke lantai, ketika orang tersebut berdiri
tegak, posisi tubuh anatomis dan posisi kepala pada bidang Frankfort (Ahmad et al.,
2014). Sedangkan menurut Snell (2006), tinggi badan didefinisikan sebagai hasil
pengukuran maksimum panjang tulang-tulang dalam tubuh yang membentuk poros
tubuh (The Body Axis), yang diukur dari titik tertinggi kepala yang disebut vertex
(puncak kepala) ke titik terendah dari tulang kalkaneus (tuberositas calcanei) yang
disebut heel.
Tinggi badan merupakan komponen yang fundamental dalam penilaian status
gizi dan nutrisi, memperkirakan luas permukaan tubuh, dan memprediksi fungsi
paru pada anak-anak (Gauld et al., 2004). Selain itu tinggi badan merupakan
indikator yang penting untuk menentukan indeks masa tubuh, indeks kreatinin, serta
memperkirakan indeks energi basal tubuh, selain itu tinggi badan dapat digunakan
sebagai pengukur BMR (basal metabolic rate) (N. Yabanci et al., 2009). Tinggi badan
yang bervariasi diyakini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya saja faktor
ras, etnik dan nutrisi memegang peran yang sangat penting (Ilayperuma et al., 2010).
 IMT
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau dalam bahasa Inggris disebut Body Mass
Index (BMI) merupakan penghitungan mudah yang dapat memberikan informasi
dasar mengenai lemak tubuh manusia berdasarkan berat badan dan tinggi. Metode ini
digunakan untuk memprediksi seberapa besar risiko gangguan kesehatan dialami
seseorang. Baik itu yang diakibatkan oleh berat badan berlebih ataupun kurang.
BMI ditemukan pertama kali antara tahun 1830 dan 1850 oleh polymath asal
Belgia, Adolphe Quetelet. Melalui ini, seseorang bisa mengetahui apakah berat
badannya sudah proporsional atau belum. BMI dapat dihitung dengan membagi berat
badan (dalam satuan kilogram) dengan tinggi (dalam meter kuadrat).
Sebagai contoh, berat badan seseorang 45kg dan tinggi badan 1,60 m (160cm), maka
Body Mass Index atau indeks massa tubuhnya adalah:
BMI = 45kg/(1,60 x 1,60) = 17,58
Bagi sebagian orang, nilai indeks massa tubuh atau body mass index bisa jadi
tidak akurat. Ibu hamil, misalnya, atau atlet dengan tingkat aktivitas tinggi termasuk
golongan dengan nilai BMI yang tidak mencerminkan kesehatan saat itu. Artinya,
meski nilai BMI mereka di atas normal, bukan berarti mereka memiliki lemak
berlebihan.
Pada dasarnya, perhitungan BMI (menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia) dibagi menjadi lima kategori, yakni normal, kurus, sangat kurus, gemuk,
dan sangat gemuk.. Di Indonesia, umumnya berat badan dianggap ideal jika memiliki
BMI antara 20 dan 22, sementara pria merasa memiliki berat badan ideal ketika BMI
menunjukkan angka 23 sampai 25. Makin tinggi penghitungan BMI, semakin tinggi
pula risiko sesoorang mengalami obesitas.

 Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap
dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah
dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan
jantung memompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di
mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali
ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui
sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung O2
akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan
melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam
milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik.

Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan


darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi
dan terisi dengan darah dari atrium. Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang
sehat (sekitar 20 tahun) adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan sistolik
dan nilai kedua (80) merupakan tekanan darah diastolik. Untuk mengukur tekanan
darah, dapat menggunakan sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis
pada lengan.

Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar
dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung
oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah bervariasi untuk berbagai
alasan, seperti usia, aktivitas fisik, dan perubahan posisi. Untuk orang dewasa, 120/80
mmHg dianggap sebagai nilai yang normal. Nilai tekanan darah anak-anak lebih
rendah daripada orang dewasa.

 Kolesterol
Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik berupa lemak tetapi memiliki
rumus steroida. Kolesterol merupakan bahan pembangun esensial bagi tubuh untuk
sintesis zat-zat penting seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf,
begitu pula hormon kelamin, dan anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu. Namun,
apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan kolesterol
dalam darah yang disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam jangka waktu yang
panjang bisa menyebabkan kematian. Kadar kolesterol darah cenderung meningkat
pada orang-orang yang gemuk, kurang berolahraga, dan perokok (Iman, 2004;
Beydaun, 2008).
Kolesterol secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang
tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari
lemak hewani seperti daging ayam, usus ayam, telur ayam, burung dara, telur puyuh,
daging bebek, telur bebek, daging kambing, daging sapi, sosis daging, babat, ampela,
paru, hati, bakso sapi, gajih sapi, susu sapi, ikan air tawar, kepiting, udang, kerang,
belut, cumi-cumi (Welborn, 2007; Wang, 2005)
Penyakit yang disebabkan tingginya kadar kolesterol diantaranya
aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), penyakit jantung koroner, stroke, dan
tekanan darah tinggi. Kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah < 200 mg/dl, bila
≥ 200 mg/dl berarti risiko untuk terjadinya penyakit jantung meningkat. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyebutkan bahwa kelompok usia 45-54
tahun beresiko tinggi terkena penyakit serangan jantung atau stroke
 Gula Darah
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari
karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dihati dan otot rangka
(Umami, 2013). Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma
darah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah antara lain,
bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stress dan faktor
emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta berolahraga (Harymbawa, 2016).
Hasil uji korelasi menunjukkan semakin bertambah umur seseorang maka
semakin tinggi juga kadar glukosa darah. Sebaliknya, semakin berat olah raga yang
dilakukan maka kadar gula darah semakin menurun (Nur, dkk. 2014). Hiperglikemia
merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar glukosa darah melebihi normal
(Apriani, dkk. 2011). Hipoglikemia merupakan suatu keadaan saat kadar gula darah
(glukosa) secara abnormal rendah (Dewi, 2014).
Olah raga yang dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah serta glukosa
darah salah satunya yaitu latihan fisik aerobik, karena kebutuhan oksigen selama kerja
harus terus terpenuhi oleh tubuh, sehingga sistem transport oksigen, yang terutama
terdiri dari paru-paru, jantung dan pembuluh darah diharuskan bekerja intensif secara
terus menerus, organ-organ yang penting yang bekerja dan pengeluaran energi
berlangsung cukup efektif (Nugraha, dkk. 2013).
Nama alat dan cara penggunaanya

Alat Pengukur Berat Badan


 Timbangan Berat Badan Digital

Cara Penggunaanya :
 Pengukuran berat badan hendaknya dilakukan setelah sisa-sisa makanan di
perut kosong dan sebelum makan (waktu yang dianjurkan adalah di pagi hari).
 Letakkan alat timbangan berat badan di tempat yang datar.
 Sebelum melakukan penimbangan, hendaknya timbangan digital/jarum
dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan berat standar. Jika hasilnya sesuai
maka alat timbang dapat digunakan. Berat standar dapat menggunakan air
mineral dalam botol 1,5 L sebanyak 2 atau 4 buah (Berat jenis air adalah 1
gram/ml) sehingga hasil pengukuran yang dihasilkan akan menunjukkan nilai
3 atau 6 kg ataupun menggunakan benda lain yang memiliki berat standar
seperti dumbbell 5 kg.
 Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan
kaos kaki), asesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung, kacamata,
dan lain-lain yang memiliki berat maupun barang yang terbuat dari logam
lainnya) dan pakaian luar seperti jaket. Saat menimbang sebaikya subjek
menggunakan pakaian seringan mungkin untuk mengurangi bias/error saat
pengukuran.
 Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian berdiri
tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus ke depan.
 Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks/tidak bergerak-gerak.
 Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (Kg).

Alat Pengukur Tinggi Badan


 Microtoise (Stature Meter)

Cara Penggunaanya :
 Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok/ bidang pengukuran
lainnya) sebagai tempat untuk meletakkan.
 Pasang Microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan cara
meletakkannya di dasar lantai), kemudian tarik ujung meteran hingga 2 meter
ke atas secara vertikal / lurus hingga Microtoise menunjukkan angka nol.
 Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung Microtoise agar posisi alat
tidak bergeser (hanya berlaku pada Microtoise portable).
 Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan
kaos kaki) dan melonggarkan ikatan rambut (bila ada).
 Persilahkan subjek untuk berdiri tepat di bawah Microtoise.
 Pastikan subjek berdiri tegap, pandangan lurus ke depan, kedua lengan berada
di samping, posisi lutut tegak/tidak menekuk, dan telapak tangan menghadap
ke paha (posisi siap).
 Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit menempel
pada bidang vertikal/tembok/dinding dan subjek dalam keadaan rileks.
 Turunkan Microtoise hingga mengenai/menyentuh rambut subjek namun tidak
terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi Microtoise tegak lurus.
 Catat hasil pengukuran.
Alat Pengukur Tekanan Darah

 Tensimeter atau Sphygmomanometer Digital

Cara Penggunaanya :

 Siapkan tensimeter digital dan manset.


 Pastikan duduk dengan posisi kaki tidak menyilang dan kedua telapak kaki
menapak pada lantai.
 Singsingkan pakaian yang menutupi lengan kanan hingga sekitar 2
sentimeter di atas garis siku.
 Pastikan lengan tidak terjerat oleh lengan pakaian yang telah disingsingkan
sebelumnya.
 Gunakan manset pada lengan atas. Acuan posisinya adalah bagian bawah
manset berada 2 sentimeter di atas siku dan ujung selang manset berada di
tengah lengan.
 Pastikan selang antara manset dan alat tensimeter tidak tertindih atau
terjepit.
 Kencangkan maset dengan tekanan sedang, yakni tidak terlalu longgar dan
juga tidak terlalu erat.
 Posisikan alat pengukur tekanan darah sebisa mungkin sejajar dengan dada
kiri (posisi jantung).
 Selama proses pengukuran tekanan darah dianjurkan untuk tetap tenang.
 Pastikan lengan telah diposisikan dengan benar dan telapak tangan dalam
keadaan terbuka secara rileks (tidak menggenggam).
 Pastikan selang yang terdapat pada alat pengukur tekanan darah dalam
keadaan lurus, bebas dari tekanan maupun lekukan.
 Tekan tombol "Start/Stop" untuk mengaktifkan alat pengukur tekanan
darah.
 Biarkan alat pengukur tekanan darah melakukan proses pengukuran
tekanan darah hingga seluruh parameter yang ingin diukur (tekanan darah
sistolik dan diastolik) terbaca pada monitor.
 Pastikan untuk tetap rileks dan tidak bicara selama proses pengukuran
tekanan darah.
 Hasil akan terlihat di layar monitor tensimeter digital.
 Lakukan pengukuran 2 kali dengan jeda 1-2 menit.
 Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih lebih dari 10
mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan
melepaskan manset pada lengan.
 Setelah pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali.
 Tekan "Start/Stop" untuk mematikan alat. Jika lupa mematikan alat,
biasanya alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit
Alat Pengukur Gula Darah dan Kolesterol

 Easy Touch GCU Meter Device

merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula


darah, kolesterol, dan asam urat sekaligus.

Cara Penggunaanya :

 Sebelumnya menggunakan alat pastikan tangan anda bersih atau bisa


menggunakan sarung tangan medis
 Nyalakan alat pengecekan EasyTouch GCU meter dengan memasukkan 2 buah
baterai jenis AAA pada tempat baterai di bagian belakang alat.
 Layar alat pengecekan akan menampilkan format tanggal. Tunggu beberapa saat
dan tampilan tersebut akan hilang.
 Gunakan chip test yang berwarna kuning untuk melakukan pengecekan kondisi
alat dengan memasukkan chip pada slot yang ada di bagian tengah atas alat
(perhatikan kotak berwarna merah pada gambar di bawah). Jika muncul “OK”
pada layar maka alat pengecekan dapat berfungsi dengan baik dan siap digunakan,
tetapi jika muncul “ERROR” pada layar maka alat pengecekan sudah rusak dan
tidak dapat berfungsi dengan baik.
 Setiap botol strip asam urat, gula darah, atau kolesterol terdapat chip kode dengan
kode tertentu yang hanya bisa berfungsi untuk strip pada botol tersebut. Gunakan
chip asam urat untuk tes asam urat, chip gula darah untuk tes gula darah, dan chip
kolestrol untuk tes kolestrol dengan memasukkan chip kode pada slot chip kode
yang ada di bagian kanan atas

 Layar akan menampilkan kode/angka sesuai kode pada botol strip setelah
memasukkan chip pada slot yang sesuai.
 Masukkan strip asam urat, gula darah, atau kolesterol pada slot strip yang ada di
bagian tengah atas alat.
 Layar akan memunculkan gambar tetes darah yang berkedap-kedip.
 Masukkan jarum yang telah dibuka dari blood lancet ke pen blood lancet dan atur
tingkat kedalaman jarum (tingkat kedalaman 1-2 untuk kulit yang tipis, tingkat
kedalaman 3 untuk kulit yang standar [sering saya gunakan], dan tingkat
kedalaman 4-5 untuk kulit yang tebal).

 Gunakan tisu atau kapas alkohol untuk membersihkan ujung jari Anda dan tunggu
hingga kering.
 Tusukkan jarum pada ujung jari dan tekan supaya darah keluar.
 Sentuhkan darah yang keluar ke tepi samping strip (bukan diteteskan di atas
tengah strip; perhatikan tanda panah yang ada di strip) sambil menekan jari agar
darah keluar dan meresap ke dalam strip hingga berbunyi “beep”.
 Tunggu beberapa saat hingga muncul informasi waktu tunggu pada layar. Lama
waktu tunggu tergantung dari tes yang di lakukan.
 Cabut jarum dari pen blood lancet dan strip yang telah digunakan dari alat
kemudian buang ke tempat yang sesuai.
 Cabut chip dan simpan ke dalam botol, kemudian tutup rapat.

Catatan :

 Strip untuk pengecekan gula darah berwarna hijau.


 Strip untuk pengecekan asam urat berwarna jingga.
 Strip untuk pengecekan kolesterol berwarna biru.
 Setiap strip dalam 1 botol memiliki masa kedaluwarsa. Informasi tanggal kedaluwarsa
bisa dilihat pada masing-masing botol strip.
Daftar Pustaka

-. (2020, April 15). BMI atau Body Mass Index Itu Apa ya? Retrieved from
https://www.kelaspintar.id/: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/bmi-atau-body-
mass-index-itu-apa-ya-4103/

-. (2022, Februari 16). Cara Menggunakan Tensi Digital yang Benar dan Akurat. Retrieved from
https://kumparan.com/: https://kumparan.com/kabar-harian/cara-menggunakan-tensi-
digital-yang-benar-dan-akurat-1xW0RsBs4kd/full

Adi Santika, I. N., & Subekti, M. (2020). HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN TERHADAP
KELINCAHAN TUBUH ATLIT KABADDI . Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi , 18 - 24.

Amiruddin, M., Danes, V., & Lintong, F. (2015). ANALISA HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH
ANTARA POSISI DUDUK DAN POSISI BERDIRI PADA MAHASISWA SEMESTER VII (TUJUH) TA.
2014/2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANG. Jurnal e-Biomedik (eBm),
-.

Jiwintarum, Y., Fauzi, I., DiartI, M. W., & Santika, I. N. (2019). PENURUNAN KADAR GULA DARAH
ANTARA YANG MELAKUKAN SENAM JANTUNG SEHAT DAN JALAN KAKI . JURNAL KESEHATAN
PRIMA, 2460-8661 .

Listiyana, A. D., Mardiana, & Prameswari, G. N. (2013). OBESITAS SENTRAL DAN KADAR KOLESTEROL
DARAH TOTAL. Jurnal Kesehatan Masyarakat UNNES, 37-43.

Ongko, J. (-, - -). CARA MENGUKUR TINGGI DAN BERAT BADAN. Retrieved from https://apki.or.id/:
https://apki.or.id/cara-mengukur-tinggi-dan-berat-badan/#:~:text=Pasang%20Microtoise
%20pada%20bidang%20tersebut,hingga%20Microtoise%20menunjukkan%20angka%20nol.

Riduan, M. (2021, Juli 2). Cara Menggunakan Alat Tes Darah EasyTouch GCU. Retrieved from
https://muhrid.com/: https://muhrid.com/cara-menggunakan-alat-tes-darah-easy-touch-
gcu/

Anda mungkin juga menyukai