Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH BUDAYA KOREA K-POP TERHADAP PERILAKU

PELAJAR

KARYA TULIS AKHIR MADRASAH


Diajukan Kepada
Madrasah Aliyah Salafiyah Menganti Gresik
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan kelulusan
Madrasah Aliyah

OLEH
HARIANI KARTIKA SARI
0043632311

MADRASAH ALIYAH SALAFIYAH


MENGANTI GRESIK
TAHUN 2022
Karya tugas akhir madrasah oleh Hariani Kartika Sari ini telah dipertahankan di
depan dewan penguji pada tanggal …….April 2022

Dewan Penguji

........................................., Ketua

.........................................., Anggota

Mengesahkan, Mengetahui,
Kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Wakil Kepala Kurikulum

Anisatul Ashfiyah, S.S Ahmad Hasan Muthohar, S.Ag

ii
Karya tugas akhir madrasah oleh Hariani Kartika Sari ini telah diperiksa dan
disetujui untuk diajukan.

Gresik, April 2022


Guru Pembimbing

Nandah Ayu Rosdiana Dewi, S.Pd

iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini


Tugas akhir oleh : Hariani Kartika Sari
Tempat, tanggal lahir :
NISN : 0043632311
Alamat :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


1. Tugas akhir yang diajukan ini benar-benar hasil karya saya sendiri (tidak
didasarkan data palsu dan atau hasil plagiatis/jiplakan atau autoplagiasi).
2. Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, saya
akan menanggung resiko dan siap diperkarakan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Demikian surat pernyataan yang saya buat dengan sebenar-benarnya.

Gresik, 15 April 2022

Luthfiyah Iftinah

iv
MOTTO

“Kesempatan Tidak Akan Muncul Secara Kebetulan, Tetapi Kamu


Berusaha untuk Menciptakannya”

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan, rahmat dan hidayah, sehingga penulis masih diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk kelulusan
sekolah. Walaupun jauh dari kata sempurna, namun penulis bangga telah
mencapai pada titik ini, yang akhirnya tugas akhir ini bisa selesai diwaktu yang
tepat
Tugas akhir ini saya persembahkan untuk:
1. Almh. Bu Nyai Hj. Asmaul Fauziah selaku pemilik Yayasan Pondok
Pesantren Salafiyah 2 beserta seluruh pengurus dan keluarga ndalem.
2. Kepala Madrasah Ibu Anisatul Asfiyah, S.S, yang telah memberikan ilmu
dan nasehat yang tak terlupakan selama saya belajar di MA Salafiyah.
3. Guru Pembimbing Nandah Ayu Rosdiana Dewi, S.Pd yang sudah
membimbing serta memberi masukan dan saran selama ini, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas akhir.
4. Ayah dan ibu terimakasih atas doa, semangat, motivasi, pengorbanan,
nasehat serta kasih sayang yang tidak pernah henti sampai saat ini.
5. Sahabat KTA, Aliyya, firda dan Lutfiyah yang sudah bersama-sama
melewati masa-masa dalam mengerjakan tugas akhir.
6. Sahabat gardu listrik, yang telah memberikan masukan, saran, motivasi
dan bimbingan dalam mengerjakan tugas akhir.
7. Kepada semua teman-teman, saudara yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, saya persembahkan tugas akhir ini untuk kalian semua.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah swt, atas limpahan rahmat


dan nikmat berupa kesehatan penulis bisa menyelesaikan tugas akhir madrasah
ini. Sholawat serta salam tak lupa selalu dipanjatkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW semoga senantiasa mendapat pertolongan, Penulisan tugas
akhir madrasah ini adalah salah satu bagian dari persyaratan untuk kelulusan
madrasah.
Dalam penyusunan tugas akhir ini dari persiapan sampai terselesainya,
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang dengan kerelaan hatinya telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan semangat.oleh karena itu pada
kesempatan ini saya sampaikan terimakasih pada:
1. Ayah dan Ibu yang telah mengisi dunia saya dengan begitu banyak
kebahagiaan sehingga seumur hidup tidak cukup untuk menikmati semuanya.
Terima kasih atas semua cinta yang telah ayah dan ibu berikan kepada saya.
2. Ibu Anisatul Ashfiyah S. S selaku kepala madrasah aliyah salafiyah, yang
telah mensuport dan memberi semangat kepada semua siswa siswi kelas XII
3. Guru pembimbing, bu Nandah Ayu Rosdiana Dewi S.Pd. yang mendampingi
saya ketika akan melangkah ke bab-bab selanjutnya, terimah kasih sudah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mnyelesaikan semuanya.
4. Untuk semua guru pembimbing Ika Rachmawati S.pd, Oki Osaka S.pd, Dian
Lestari S.pd, Akbar Satria Putra Mahendra S.pd, Edi Ichwanun Muslim S.pd.
I yang telah mengarahkan saya hingga saya mengerti.
5. Semua teman teman saya yang sudah meluamgkan waktunya untuk saya
bertanya tanya tentang tugas akhir ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Karena penulis
yakin bahwa satu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan.
Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri
pribadi penulis. Amin.
Menganti, gresik .. April 2022

Penulis

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Boybond BTS asal korea selatan…………………………………. 15


Gamabar 2.2.girlband red velvet asal korea selatan……………………………. 15
Gambar2.3. Toppoki dan Ramyeon asal Korea Selatan……………………...... 17
Gambar2.5.fashion korea selatan. ……………………………………………... 18

viii
ABSTRAK

Hariani Kartika Sari : PENGARUH BUDAYA KOREA-POP TERHADAP


PRILAKU PELAJAR

Berbagai produk budaya korea mulai dari film, drama, lagu fashion, gaya
hidup, produk-produk industry mulai mewarnai kehidupan masyarakat di berbagai
belahan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya korea
terhadap prilaku pelajar di MA Salahfiyah. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif, Adapun sampel penelitian ini adalah tujuh peserta didik MA Salahfiyah.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini Budaya korea banyak berpengaruh dalam gaya hidup para
remaja atau peserta didik dari MA Salahfiyah. Mulai dari budaya, filem atau
drama, music, gaya berpakaian dan Bahasa. Dengan menyukai budaya korea atau
K-Pop terdapat dampak yang harus mereka rasakan. Dampak positif seperti
memberi motivasi dan semangat, karena kisah idolannya dianggap menginspirasi.
Manfaat secara emosional, menyenangkan, menghilangkan stress bagi remaja
karna konten yang inspiratif dan segar. Disamping itu terdapat pula dampak
negative, menurunnya kesehatan mata karena seringnya bermain ponsel.
Begadang demi melihat tayangan korea, konsumtif, lebih boros.

Kata Kunci : Budaya Korea-Pop, Prilaku, Pelajar

ix
ASTRACT

Hariani Kartika Sari : THE EFFECT OF KOREA-POP CULTURE ON

STUDENT BEHAVIOR

Various Korean cultural products ranging from films, dramas, fashion


songs, lifestyle, industrial products began to color the lives of people in various
parts of the world. This study aims to determine the influence of Korean culture
on student behavior at MA Salahfiyah. This research is a qualitative research. The
sample of this research is seven students of MA Salahfiyah. Data collection
techniques using observation techniques, interviews, and documentation. Data
analysis techniques used in this research are collecting data, reducing data,
presenting data, and drawing conclusions. The results of this study Korean culture
has a lot of influence on the lifestyle of teenagers or students from MA
Salahfiyah. Starting from culture, film or drama, music, style of dress and
language. By liking Korean culture or K-Pop there is an impact that they must
feel. Positive impacts such as providing motivation and encouragement, because
the story of their idol is considered inspiring. Emotional benefits, fun, stress relief
for teenagers because of the content that is inspiring and fresh. Besides that, there
are also negative impacts, decreased eye health due to frequent playing with
cellphones. Staying up late to watch Korean shows, is consumptive, more
wasteful.

Keywords: Korean-Pop Culture, Behavior, Studens

x
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………….… i
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR……………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………….. iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR………………………. iv
MOTTO………………………………………………………………………………. v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………... viii
ABSTRAK…………………………………………………………………………… ix
ABTRAC……………………………………………………………………………... x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………......... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………….. 4
D. Kegunaan Penelitian……………………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Budaya Populer……………………………………………………………........ 5
1. Pengertian Budaya………………………………………………………... 5
2. Unsur Budaya……………………………………………………………... 6
3. Budaya Pop……………………………………………………………….. 7
4 Budaya korea……………………………………………………………… 12
5. Hubungan media dan budaya popular…………………………………….. 14
BAB III METEDEOLIGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………………. 22
B. Tempat dan Waktu……………………………………………………………... 22
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………………… 22
D. Jenis dan Sumber Data…….…………………………………………………… 22
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….….. 23
F. Teknik dan Analisis Data....……………………………………………………. 24

xi
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN
1. Pengaruh budaya korea……………………………………………………. 26
2. Dampak budaya korea…………………………………………………….. 28
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN…………………………………………………………………….. 30
B. SARAN…………………………………………………………………………. 30
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 31
LAMPIRAN ……………………………………………………………………….… 33

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi merupakan proses mendunia, dimana untuk menjangkau
segala urusan yang mencakup perkembangan zaman yaitu modernisasi. Baik
dalam perkembangan keilmuan, pengetahuan serta dukungan teknologi untuk
mencapai proses perkembangan budaya manusia, dengan adanya transportasi dan
komunikasi yang menyebabkan manusia fokus terhadap segala kecanggihan
teknologi.
Perkemkembang era digital dan media sangat berpengaruh terhadap
perkembagan budaya, karena dengan cepat menyebar luaskan sebuah berita ke
penjuru negeri. Budaya atau kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan
dimiliki oleh suatu kelompok yang nantinya akan diwariskan dari generasi
kegenerasi.dalam bahasa inggris,budaya disebut dengan culture,yang secara
etimologi berasal dari kata latin colere,yang artinya mengolah atau
mengerjakan.kata Budaya berasal dari bahasa sansekerta Buddahyah,yakni
bentuk jamak dari Budhi (akal).kata budaya juga berarti budi dan daya atau daya
dari budi.jadi budaya adalah segala dari budi yakni cipta,rasa dan karsa.dimana
budaya dapat terbentuk dari kebiasaan suatu kelompok masyarakat.
Fungsi budaya adalah mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap dalam mengahadapi
suatu masalah mauapun fenomena social lainnya atau penerapan nyata dari
berbagai kesepakatan bersama dan menjadi acuan hidup suatu kelompok atau
daerah.kebuyaan jga dapt berfungsi sebagai:Pedoman dalam menjalin hubungan
antar manusia,Pembimbing kehidupan manusia secara umum,baik sebagai
indiviaadu dan kelompok dan Pegangan bersama untuk menjadi acuan serupa
yang dapat terus dijalankan dan dikembangakan.
Oleh sebab itu pembentukan budaya sangat besar dipengaruhi oleh hal hal
yang popular dan meluas serta begitu mudah bagi budaya yang dikenal banyak
orang atau budaya pop sehingga menjadi suatu kebiasaan atau budaya.budaya

1
popular atau budaya pop adalah suatu kebiasaan yang sangat di gemari oleh
masyarakat.tingkat popularitas dari budaya popular tidak terlepas dari teknologi
media massa dan kegiatan konsumen.
Menurut McDonald (1998) Budaya pop setuju diidentikkan sebagai "tak
tahu malu" yang secara longgar diasosiasikan dengan industri hiburan komersial.
Budaya populer sulit dipahami oleh para cendikiawan. Akibatnya, budaya
populer setuju disebut sebagai “budaya masssa”. Hal tersebut mengacu pada
budaya kurangnya rasa hormat, kedangkalan, kurangnya kealamian,
keseragaman. Budaya Populer (Budaya Pop) atau Popular Culture juga
didefinisikan sebagai budaya yg lahir dari kehendak media. Dimana media yang
mampu menciptakan sebuah bentuk budaya yang diawali dengan kebiasaan dari
penayangan hal yang serupa, sehingga masyarakat akan dengan mudah menyerap
hal tersebut dan terbentuklah sebuah budaya populer atau yang kita kenal juga
dengan sebutan budaya pop.
Era globalisasi saat ini sangat memungkinkan berkembangnya budaya pop
oleh karna itu berkembangnya era digital dan media sehingga dengan cepat
menyebar luaskan sebuah berita ke penjuru negri membuat budaya pop semakin
marak.sehingga masyarakat akan meninggalkan budayanya sendiri dan memilih
budaya lain.saat ini budaya popular telah masuk pada masyarakat Indonesia.oleh
karna itu budaya tradisional seakan-akan sudah tergerus oleh perkembangan
zaman.seperti saat ini budaya korena pop menjadi trending di masyarakat
Indonesia. Sama halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Herb Schiller
(1973) yaitu Cultural Imperialism Theory atau teori imperialisme budaya, yang
mengemukakan bahwa negara barat yang mendominasi media massa di dunia
ketiga, dengan efek kuat yang mempengaruhi dunia ketiga. (Nurudin, 2019).
Pengenalan budaya populer Korea (Kpop) dimulai dengan munculnya drama
Korea Endless Love di tahun 2000-an. Hal ini berlanjut hingga hari ini. Selanjutnya,
budaya ini didukung oleh penampilan boy group, girl group dan banyak penyanyi
lainnya seperti Big Bang, Rain dan BoA. Pada tahun 2011, K-pop mulai masuk ke
beberapa negara di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia. (Dzakkiyah, 2020).

2
Segala sesuatu yang bersangkutan dengan korea mulai dari
film,lagu,makanan,pakaian,bahasa perilaku hingga produk dari korea saat ini
menjadi teman yang selalu mendampingi setiap masyarakat di berbagai dunia saat
ini termasuk Indonesia.ketika budaya korea sudah masuk kedalam hati penjuru
belahan Negara maka disinilah arus gelombang korea mulai terjadi.
Korea saat ini menjadi budaya yang popular atau bisa dianggap dengan
kekinian,oleh berbagai umur saat ini khususnya pada remaja.yang masih mudah
menerima perkembangan apapun yang sedang terjadi tanpa menghiraukan dampak
negativ yang akan terjadi di masa mendatang.tidak hanya lagu ataupun dramanya
tetapi juga produk yang datang dari korea selatan mampu membius semua orang
terutama pecinta Negara yang sering disebut dengan negri gingseng tersebut.dalam
proses ini perubahan remaja terjadi karena budaya dan perkembangan sekitarnya.
Teori Perubahan Sikap atau Attitude Change Theory yang dikemukakan oleh
Carl Hovland yang memberikan penjelasan mengenai bagaimana sikap seseorang
dapat terbentuk dan bagaimana sikap tersebut dapat berubah melalui proses
komunikasi, serta dapat mempengaruhi sikap tindak atau tingkah laku seseorang.
Sikap merupakan Ekspresi dari emosi yang mencerminkan rasa suka dan
ketidaksukaan untuk segalanya. Sikap seseorang merupakan hasil dari proses
psikologis dan tidak dapat diamati secara langsung, tetapi disimpulkan dari apa yang
telah dikatakan dan dilakukan. (Damiati, 2017)
Perubahan ini dimungkinkan karena salah satu ciri yang terdapat pada masa
remaja B"model peran" untuk menjadi model perilaku mereka. Sesuai dengan
penjelasan bahwa masa remaja merupakan masa perubahan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Masa dimana pemilihan dan kemandirian mulai ditegakkan
sendiri.Dengan masuknya budaya populer yaitu salah satunya Korea Selatan, tidak
menutup kemungkinan untuk populer Culture ini menciptakan sebuah pergeseran
perilaku hidup pada remaja (Ihromi, 2016).
Kesenangan para remaja begitu terobsesi dengan apapun yang berhubungan
dengan dunia korea.sehingga mereka meninggalkan budayanya dan ketertinggalan
didunia entertainment Indonesia.oleh karna itu banyak dari mereka yang lebih
memilih belajar bahasa korea,mempelajari fashion danlain-lain.bahkan di jejaring

3
social medianya banyak mecantumkan mengenai tempat-tempat indah didaerah
korea selatan.
Tentunya hal ini memberikan dampak yang begitu berat dalam mental remaja
Indonesia.para remaja seakan kehilangan jati dirinya dan lupa akan asal tempat
tinggal budayanya.hal inilah yang memotivasi penulis untuk membahas
kecenderungan remaja Indonesia,terutama pada remaja SALAFIYAH yang
mengagumi budaya korea(k-pop) yang menimbulakn demam korea atau Korean
wave.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan diatas,maka rumusan masalah pada Tugas
Akhir ini adalah
1. Bagaimana Pengaruh Budaya Korean–Pop Terhadap Prilaku Pelajar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh budayakorean-pop terhadap perilaku pelajar
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian diharapkan
dapat memberikan masukan atau bahan perbandingan terhadap peneliti lain yang
melakukan penelitian sejenis, ataupun penelitian yang lebih luas terutama pada
bidang keilmuan komunikasi khusususnya di bidang komunikasi massa.
Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan
khususnya dibidang ilmu komunikasi.
2. Kegunaan Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat dijadikan
referensi atau masukan bagi pembaca tentang komunikasi massa, khususnya
mengenai fenomena-fenomena sosial dan budaya luar yang mempengaruhi
bentuk komunikasi massa di indonesia.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Budaya Populer
1. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu buddhayah
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang setujuditerjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. (Rina, 2017). Definisi budaya dalam kamus Beasar Bahasa
Indonesiaadalah adat istiadat,atau sesuatu yang sudah berkembang.konsumsi
adalah sebuah perilaku aktif dan kolektif.budaya konsumsi yang sudah
mendapatkan jantung dari kaitalisme adalah sebuah budaya yang didalmnya
terdapat bentuk halusinasi,wujud komoditi, yang kemudian dikonstikbusi social
melalui komunikasi ekonomi.buadaya konsumsi merupakan suatu hal yang
menarik untuk dikaji karena terikat dengan budaya pop yaitu bersiat massal.
(simbar,2016).
Budaya sendiri memiliki fungsi menata dan memantapkan tindakan-
tindakan serta tingkah laku manusia. Dalam hal ini berkaitan dengan perilaku
manusia, dimana budaya atau kebudayaan yang memberi arti bagi aktifitas
manusia tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa budaya memberi pengaruh
terhadap perilaku manusia karena menyerap hingga ke dalam kehidupan sehari-
hari.
Pengertian budaya menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson
Kelly dalam bukunya The concept of culture adalah semua rancangan hidup
yang diciptakan secara historis baik secara eksplisit, implisit, rasional, irasional,
dan nonrasional, yang ada pada waktu tertentu sebagai panduan potensial dalam
perilaku manusia.

5
Fungsi dari budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan
serta tingkah laku manusia. (Koentjaraningrat, 2015) Fenomena hallyu
merupakan produk kebudayaan yang tercipta dari hasil karya dan rasa
masyarakat Korea yang telah dimodifikasi. (Ikhwan, 2014). Budaya menurut
Lebra (1976) adalah serangkaian simbol-simbol abstrak dan umum atau
ideasional dan perilaku adalah serangkaian organisme yang bertenaga, bersifat
khusus, dan bisa diamati. Dalam hal ini perilaku adalah manifestasi dari budaya
atau kebudayaan memberi arti bagi aktifitas manusia tersebut. (Ikhwan, 2014)
Kebudayaan mempengaruhi perilaku pembelian karena budaya menyerap
ke dalam kehidupan sehari-hari. budaya mempengaruhi bagaimana kita
membeli dan menggunakan produk dan kepuasan kita terhadap produk-produk
tersebut. (setiadi, 2015)
kebudayaan mencakup keseluruhan system gagasan,tindakan dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
yang belajar.(koentjaraningrat,2009:144 dalam simbar,2016).
2. Unsur-unsur Budaya
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, ia
menyebutnya sebagai kebudayaan universal. Menurutnya istilah universal
menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat
ditemukan didalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar diberbagai penjuru
dunia. Ketujuh unsur tersebut yaitu:
a. Kesenian, setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah
kesenian yang dapat memuaskan. Unsur seni pada kebudayaan manusia
lebih mengarah pada teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni.
b. Sistem teknologi dan peralatan, Sistem ini timbul karena manusia mampu
menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk lain.
c. Sistem Organisasi Masyarakat, sistem ini muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing antara individu

6
sehingga timbul rasa untuk merorganisasi dan membuat struktur
masyarakat. Bahasa, berawal dari sebuah kode dan tulisan sehingga
berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama
manusia. Menurut Koentjaraningrat deskripsi ini adalah mengenai ciri-ciri
terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan
beserta variasi bahasa itu sendiri.
d. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, Koentjaraningrat
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat
atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional antara lain adalah berburu,
beternak, bercocok tanam, dan memancing ikan.
e. Sistem Pengetahuan, sistem ini lahir karena manusia memiliki akal dan
pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu
yang berbeda dan digunakan dalam kehidupannya.
f. Sistem religi, kepercayaan manusia terhadap adanya sang pencipta yang
muncul karena kesadaran akan sesuatu yang dianggap gaib dan
supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada kekuatan manusia.
3. Budaya pop
Secara etimologi, Budaya pop (cultural popular), berasal dari bahasa
Spanyol dan Portugis, memiliki makna yaitu merupakan unsur kebudayaaan
yang bersumber dari rakyat. Berdasar pada perspektif bahasa dan
kebudayaan Latin, budaya populer lebih banyak mengarah pada adanya
pemikiran-pemikiran tentang perkembangan kebudayaan dari kreativitas
orang kebanyakan di masyarakat.
Budaya Populer adalah budaya yang lahir atas kehendak media.
Artinya, jika media mampu memproduksi sebuah bentuk budaya, maka
publik akan menyerapnya dan menjadikannya sebagai sebuah bentuk
kebudayaan. Populer yang kita bicarakan disini tidak terlepas dari perilaku
konsumsi dan determinasi media massa terhadap publik yang bertindak
sebagai konsumen. Budaya populer mungkin bisa dideskripsikan sebagai

7
budaya rakyat yang dilokalisasi dan dipelihara oleh masyarakat. (Burton,
2012)
Williams mendefinisikan kata ”populer” menjadi empat pengertian
yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang
dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh
orang untuk dirinya sendiri. Budaya populer muncul dan bertahan atas
kehendak media (dengan ideologi kapitalis) dan perilaku konsumsi
masyarakat. Dalam hal mempopulerkan suatu produk budaya, media
berperan sebagai penyebar informasi sesuai fungsinya serta pembentuk opini
publik yang kemudian berkembang menjadi penyeragaman opini dan selera.
Akibatnya, apapun yang diproduksi oleh suatu media akan diterima oleh
publik sebagai suatu nilai, dalam hal ini nilai kebudayaan. (Rudy, 2013)
Menurut McDonald (1998) budaya pop setuju kali diidentikkan “tanpa
malu” bersekutu dengan industri hiburan yang secara kasar memburu laba.
Sulit bagi para cendekiawan untuk menghargai budaya pop. Akibatnya,
budaya pop setuju dijuluki 'budaya massa'. Istilah tersebut "mengacu pada
budaya yang direndahkan, diremehkan, dangkal, dibuat-buat, dan seragam".
Konsumsi budaya populer di kalangan masyarakat awam selalu
menjadi masalah bagi 'orang lain', entah itu kaum intelektual, pemimpin
politik, atau pembaharu moral dan sosial. 'Orang lain' ini setuju beranggapan
bahwa masyarakat awam harusnya berurusan dengan sesuatu yang lebih
mencerahkan atau berfaedah ketimbang budaya
Secara etimologi, Budaya pop (cultural popular), berasal dari bahasa
Spanyol dan Portugis, memiliki makna yaitu merupakan unsur kebudayaaan
yang bersumber dari rakyat. Berdasar pada perspektif bahasa dan
kebudayaan Latin, budaya populer lebih banyak mengarah pada adanya
pemikiran-pemikiran tentang perkembangan kebudayaan dari kreativitas
orang kebanyakan di masyarakat.
Budaya Populer adalah budaya yang lahir atas kehendak media.
Artinya, jika media mampu memproduksi sebuah bentuk budaya, maka

8
publik akan menyerapnya dan menjadikannya sebagai sebuah bentuk
kebudayaan. Populer yang kita bicarakan disini tidak terlepas dari perilaku
konsumsi dan determinasi media massa terhadap publik yang bertindak
sebagai konsumen. Budaya populer mungkin bisa dideskripsikan sebagai
budaya rakyat yang dilokalisasi dan dipelihara oleh masyarakat. (Burton,
2012)
Williams mendefinisikan kata ”populer” menjadi empat pengertian
yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang
dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh
orang untuk dirinya sendiri. Budaya populer muncul dan bertahan atas
kehendak media (dengan ideologi kapitalis) dan perilaku konsumsi
masyarakat. Dalam hal mempopulerkan suatu produk budaya, media
berperan sebagai penyebar informasi sesuai fungsinya serta pembentuk opini
publik yang kemudian berkembang menjadi penyeragaman opini dan selera.
Akibatnya, apapun yang diproduksi oleh suatu media akan diterima oleh
publik sebagai suatu nilai, dalam hal ini nilai kebudayaan. (Rudy, 2013)
Menurut McDonald (1998) budaya pop setuju kali diidentikkan “tanpa
malu” bersekutu dengan industri hiburan yang secara kasar memburu laba.
Sulit bagi para cendekiawan untuk menghargai budaya pop. Akibatnya,
budaya pop setuju dijuluki 'budaya massa'. Istilah tersebut "mengacu pada
budaya yang direndahkan, diremehkan, dangkal, dibuat-buat, dan seragam".
Konsumsi budaya populer di kalangan masyarakat awam selalu menjadi
masalah bagi 'orang lain', entah itu kaum intelektual, pemimpin politik, atau
pembaharu moral dan sosial. 'Orang lain' ini setuju beranggapan bahwa
masyarakat awam harusnya berurusan dengan sesuatu yang lebih mencerahkan
atau berfaedah ketimbang budaya populer.
Budaya populer lebih setuju disebut dengan budaya pop adalah apapun
yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya. Populer yang kita bicarakan disini
tidak terlepas dari perilaku konsumsi dan determinasi media massa terhadap
publik yang bertindak sebagai konsumen. Budaya populer atau yang biasa

9
disebut budaya pop merupakan sebuah budaya yang menyenangkan atau yang
banyak disukai orang.
Budaya populer merupakan karakteristik budaya yang sangat banyak
peminatnya. Peminat budaya pop ini sangat banyak bahkan hingga melintasi
budaya tradisional atau budaya luhur yang telah mengakar lama dalam suatu
masyarakat. Dampak difusi budaya pop ini sangat luar biasa baik pada
perubahan perilaku suatu masyarakat maupun pada tingkat konsumsi akibat
munculnya budaya populer. (Setiadi, 2015)
Dalam hal ini budaya populer Korea menjadi salah satu dari budaya pop
yang sedang digandrungi oleh banyak orang. Keunikan dari budaya populer
Korea sendiri menjadikannya sebagai salah satu budaya dengan nilai
ketertarikan dari masyarakat yang besar, didukung juga melalui jalinan
kerjasama oleh berbagai pihak dalam negeri, dengan tujuan menaikkan jumlah
peminat dari produk ataupun jasa mereka.
Keunikan-keunikan tersebut salah satunya terdapat pada serial drama
Korea yang berkaitan dengan tema yang begitu kuat dan pesan yang mendalam
serta sangat jelas sehingga pemirsa yang menyaksikan bukan hanya sekedar
menonton film dengan alur cerita yang dramatik, tapi juga menimbulkan
keingintahuan untuk menonton drama seri tersebut lebih lanjut dan ingin lebih
mengenal budaya Korea (Hong, 2014). Tentu hal ini membuktikan bahwa
begitu besar pengaruh dari budaya populer Korea terhadap perubahan perilaku
masyarakat di Indonesia.
Mulai dari ketertarikan untuk membeli barang atau penggunaan jasa,
bahkan juga merambah pada aspek sosial. Budaya populer Korea juga menjadi
budaya yang sangat familiar bagi kalangan anak-anak muda Indonesia,
khususnya kalangan remaja. Budaya pop Korea yang telah menyentuh berbagai
aspek kehidupan, menjadikannya sebuah budaya yang dianggap kekinian bagi
kalangan remaja di Indonesia. Mulai dari penikmat lagu-lagu, fashion, drama,
film bahkan kuliner dan juga peniruan kata-kata yang setuju diucapkan dengan
ciri khas Korea Selatan.

10
Sebagian besar remaja di Indonesia pasti mengetahui apa itu drama Korea
maupun boyband atau girlband asal negeri ginseng tersebut. terlepas dari suka
atau tidak suka mereka menyaksikannya, namun kekuatan dari K-pop ini
sangatlah besar hingga hampir semua orang pasti sedikit banyak pernah
mendengar mengenai salah satu bagian dari budaya pop Korea.
Pengaruh dari budaya populer Korea terhadap kalangan remaja di
Indonesia banyak terlihat dari adanya kecenderungan peniruan fashion,
beberapa kata dalam bahasa Korea, maupun simbol-simbol yang setuju
ditampilkan pada drama Korea, yang dimana saat ini, bahkan stasiun tv nasional
juga ikut menayangkannya. Tingginya rating dan permintaan pasar akan
produk-produk asal Korea Selatan menjadi ladang bisnis dan peluang bagi
pelaku usaha.
Secara etimologi, Budaya pop (cultural popular), berasal dari bahasa
Spanyol dan Portugis, memiliki makna yaitu merupakan unsur kebudayaaan
yang bersumber dari rakyat. Berdasar pada perspektif bahasa dan kebudayaan
Latin, budaya populer lebih banyak mengarah pada adanya pemikiran-
pemikiran tentang perkembangan kebudayaan dari kreativitas orang kebanyakan
di masyarakat.
Dalam hal ini budaya populer Korea menjadi salah satu dari budaya pop
yang sedang digandrungi oleh banyak orang. Keunikan dari budaya populer
Korea sendiri menjadikannya sebagai salah satu budaya dengan nilai
ketertarikan dari masyarakat yang besar, didukung juga melalui jalinan
kerjasama oleh berbagai pihak dalam negeri, dengan tujuan menaikkan jumlah
peminat dari produk ataupun jasa mereka.
Keunikan-keunikan tersebut salah satunya terdapat pada serial drama
Korea yang berkaitan dengan tema yang begitu kuat dan pesan yang mendalam
serta sangat jelas sehingga pemirsa yang menyaksikan bukan hanya sekedar
menonton film dengan alur cerita yang dramatik, tapi juga menimbulkan
keingintahuan untuk menonton drama seri tersebut lebih lanjut dan ingin lebih
mengenal budaya Korea (Hong, 2014). Tentu hal ini membuktikan bahwa

11
begitu besar pengaruh dari budaya populer Korea terhadap perubahan perilaku
masyarakat di Indonesia.
Mulai dari ketertarikan untuk membeli barang atau penggunaan jasa,
bahkan juga merambah pada aspek sosial. Budaya populer Korea juga menjadi
budaya yang sangat familiar bagi kalangan anak-anak muda Indonesia,
khususnya kalangan remaja. Budaya pop Korea yang telah menyentuh berbagai
aspek kehidupan, menjadikannya sebuah budaya yang dianggap kekinian bagi
kalangan remaja di Indonesia. Mulai dari penikmat lagu-lagu, fashion, drama,
film bahkan kuliner dan juga peniruan kata-kata yang setuju diucapkan dengan
ciri khas Korea Selatan.
Sebagian besar remaja di Indonesia pasti mengetahui apa itu drama Korea
maupun boyband atau girlband asal negeri ginseng tersebut. terlepas dari suka
atau tidak suka mereka menyaksikannya, namun kekuatan dari K-pop ini
sangatlah besar hingga hampir semua orang pasti sedikit banyak pernah
mendengar mengenai salah satu bagian dari budaya pop Korea.
Pengaruh dari budaya populer Korea terhadap kalangan remaja di
Indonesia banyak terlihat dari adanya kecenderungan peniruan fashion,
beberapa kata dalam bahasa Korea, maupun simbol-simbol yang setuju
ditampilkan pada drama Korea, yang dimana saat ini, bahkan stasiun tv nasional
juga ikut menayangkannya. Tingginya rating dan permintaan pasar akan
produk-produk asal Korea Selatan menjadi ladang bisnis dan peluang bagi
pelaku usaha.
4. Budaya Korea
Budaya serta fashion korea (Hallyu atau Koeran wave) telah menjadi
budaya yang telah menyebar ke berbagi Negara termasuk Indonesia.setelah
melewati sejarah panjang penjajahan di korea beberapa tahun silam,korea mulai
mengejar ketertinggalannya dengan Negara lain.berbagai hal dikembangakan
demi memajukkan negaranya.perkemabangan korea berpusat dalam segala hal
dan tentunya adopsi dari Negara lain yakni Negara America serikat begitu pula
dengan system pendidikannaya yang menerapkan filosofi budaya eropa dan

12
modernitas yang dianut oleh budaya jepang.(Korean culture and information
service,2011:17 dalam Ridaryanthi,2014).
Hingga semua aspek yang disebut tadi bercampur menjadi satu,yamg
mungkin sudah tidak asing lagi bagi seluruh pwnduduk dunia yang
mengenalnya melalui media.
Pada dasarnya Korean wave atau gelombang korea dalam bahasa adalah
terjemahan dari istilah (hallayu) dalam bahasa korea artinya arus Han’.”Han”
ini sendiri mengacu pada Hankuk atau korea.istilah seperti ini yang
menciptakan adalah semua media asal muasal semua Hallayu terjadi.
Tepatnya pada tahun 1997 ada drama korea yanga sedang booming dan
tayang di CCTV china.drama ini berjudul ‘What Is Love All About’.dari drama
ini seluruh warga china menyukai apapun yang berbau dengan korea.mulai dari
produk budaya hingga produk makanan.pada saat yang sama korea
mengeluarkan boyband korea,yaitu H.O.T.yang juga menjadi terkenal di negri
china.terkenalnya drama serta music korea menjadikan media massa china
memunculkan istilah ini.dari situlah muncul istilah Hallayu.setelah itu Negara
lain juga mengikutinya seperti Taiwan,Vietnam,Jepang dan Indinesia.
Dari sinilah, maka Korean Wave atau Hallayu adalah fenomena
mengalirnya budaya popular korea(selatan) ke dunia internasional.Hallayu
adalah fenomena mengalirnya budaya popular korea seperti drama,film dan
music (k-pop) yang diawali dari Negara –negara serumpun
seperti(china,Taiwan,dan jepang) dan Vietnam yang merembet ke Asian
tenggara lainnya.hingga paruh pertama 2000-an.
Kemudian,Hallayu menyebar ke Negara-negara America selatan ,Timur
Tengah dan sebagian Afrika hingga paruh kedua tahun 2000-an.hingga akhirnya
sampai keseluruh dunia termasuk kawasa Eropa dan Amerika serikat pada
tahun-tahun terakhir decade pertama abad ke-21(thn 2000-an akhir).
Hallayu sebagai aliran budaya popular korea adalah sebuah fenomena
yang saat ini terus berlangsung dan seperti halnya budaya popular jepang yang
mendahului sepak terjangnya di asia dan dunia sejak tahun1990-an,Hallayu
tidak bisa di prediksi kapan berakhir atau berkembang.seperti saat ini Hallayu

13
berkembang meluas sehingga bisa disebut dengan budaya popular
(simbar,2016).
5. Hubungan Media dan Budaya Populer
Media merupakan perantara atau penghubung yang terletak antara dua
pihak, atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster,
dan spanduk. secara umum istilah media berlaku dalam hal pembagi informasi
yang mencakup sarana komunikasi pers, media penyiaran atau broadcasting dan
sinema serta telekomunikasi untuk membantu dalam membawakan produk-
produk maupun berbagai hal lainnya. (Burton, 2012)
Media yang secara umum diartikan sebagai penghantar atau perantara
dalam menyampaikan pesan atau informasi, menempati posisi strategis dalam
pembentukan sebuah budaya populer, sama halnya dengan yang definisi budaya
populer sebelumnya yang diartikan sebagai sebuah budaya yang lahir atas
kehendak media. Tentu dapat dikatakan bahwa media memang memiliki
kekuatan dan kekuasaan yang besar dalam pembentukan suatu opini maupun
budaya. Seperti yang dikatakan oleh McQuail (1983) bahwa media “melindungi
atau mengemukakan kepentingan orang-orang yang memiliki kekuasaan
ekonomi atau politik yang lebih besar dari masyarakat mereka sendiri”.
Hubungan media dan budaya merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan. Budaya dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai hasil dari media.
Selain itu dalam hubungan antara media dan budaya, dapat juga bisa diartikan
sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sebuah kelompok
yang diwariskan dari generasi yang satu ke generasi yang lain. Media menjadi
menyumbang terbesar dari adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi
dalam diri masyarakat, salah satunya yaitu budaya.
Media sendiri memiliki peran besar dalam pembentukan suatu budaya
baru ataupun perantara yang sangat efektif dalam penyampaian pesan dalam
bentuk apapun. Sebagai contoh yang terjadi saat ini, ketika suatu hal sedang
ramai dibicarakan banyak orang, maka dengan cepat pula media menjadi
jembatan dalam penyampaian informasi tersebut. Sehingga kemungkinan suatu

14
hal dapat dikenal banyak orang sangatlah besar ketika media telah ikut ambil
alih dalam penyampaiannya. yang satu ke generasi yang lain.
Peran media di Indonesia tentu sangat besar dari terjadinya fenomena ini.
Mulai dari penayangan serial drama Korea diberbagai stasiun Televisi,
bermunculannya idola-idola asal Negeri Ginseng tersebut dalam berbagai Iklan,
dan lain sebagainya. Media seolah menggiring masyarakat bahwa berbagai hal
yang “berbau” Korea Selatan saat ini adalah hal yang paling Trendy. Berikut
beberapa bentuk budaya populer Korea yang sedang terjadi dan telah merasuki
hampir setiap sisi kehidupan sosial dalam masyarakat Indonesia :
a. K-pop Music dan Boyband Girlband Korea
Ketika membahas mengenai K-Music ataupun Boyband dan Girlband
asal Korea Selatan, pasti tak ada satupun dari masyarakat Indonesia yang
sangat tidak setuju mendengar sedikit saja tentang mereka. Terlepas dari tahu
atau tidaknya anggota Boyband dan Girlband ataupun lagu-lagu mereka,
namun secara tidak langsung hampir seluruh masyarakat Indonesia pernah
mendengar dan menyaksikan beberapa dari produk industri asal Negeri
Ginseng tersebut.
Diawali pada tahun 2011 ketika K-Music mulai merambah ke Eropa
dan Asia. Ketenaran musik-musik dan grupband asal Korea semakin melaju
pesat hingga membawa produk-produk industri tersebut menjadi salah satu
penyumbang terbesar bagi perkembangan ekonomi di Korea Selatan.
Musik dan lagu-lagu asal Korea Selatan memang terdengar lebih
trendy dan sangat mudah untuk diserap serta diingat oleh berbagai kalangan
apalagi bagi kaum remaja, perkembangan industri musik Korea yang sangat
pesat dan bahkan telah mendunia membuat lagu-lagu Korea menjadi lebih
nyaman didengarkan dimanapun diputar.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang memiliki penggemar
dari Idola K-pop tersebar di seluruh dunia. Mulai dari anak-anak bahkan
hingga orang dewasa, namun memang sebagian besar penggemar K-music
ini berada diantara usia-usia remaja yaitu 10-19 tahun. Berikut dibawah ini

15
merupakan salah satu Boyband asal Korea Selatan yang sedang digandrungi
oleh banyak remaja di Indonesia

Gambar 1. Boybond BTS asal korea selatan


Sumber : www.google :bts

Gambar 2.girlband red velvet asal korea selatan


Sumber :www. Google :red velvet
Meningkatnya konsumsi film,mode,music juga program televisi telah
mampu mempengaruhi budaya local dan regional di mana produk tersebut
dikonsumsi.indahnya pakaian ala korea,tempat makanan bernuansa
korea,wujud desain bangunan ala korea dll (Korean culture and information
service,2011:27 dalam Ridaryanthi,2014:90).
Di Indonesia,berekembangnya Korean pop diawali denga drama film
yang berjudul Endless Love pada tahun 2002 disalah satu stasiun televise
swasta.cerita yang dikemas dengan sangat apik,yang tidak memilik episode
yang panjang,dan actor dan aktris nya yang berbakat dalm memainkan
film.yang menjadi awal pembukaan bagi masuknya Koeran pop culture
lainnya.sehingga muncul drama-drama lainnya yang muncul.
Merujuk teori tentang remaja(aury & panuju,2018),masa remaja adalah
masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,usia dimana

16
merasa tidak dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada
pada tingkat yang sama.(dalam sarwono,2008) mengatakan bahwa usia
remaja adalah 12 sampai 25 tahun.dimana tahap ini dibagi menjadi 3 yaitu
remaja awal,remaja madya, dan remaja akhir.
Remaja awal (Early Adolescence) seorang remaja pada tahap ini
berusia 12-15 tahun,dimana masa ini masa dimana masih terheran-heran
akan semua perubahan yang terjadi.kepekaan yang berlebihan ini ditambah
dengan berkurangnya kendali terhadap ego.
Remaja madya (middle adolescence) pada tahap ini remaja yang
berusia 15-18 tahun sangat membutuhkan sosok teman.ia berada dalam
kondisi yang kebingungan tidak tau harus memilih yang mana,benar atau
salah.
Remaja akhir (late adolescence) pada tahap ini remaja akhir yang
berusia 19-25 tahun adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan
ditandai mencapai lima hal yaitu: (1).minat yang maikn mantap terhadap
fungsi intelek. (2) egonya mencari kesempatan bersatu dengan seseorang dan
dalam pengalaman baru. (3) terbentuk identitas seksual yang tidak berubah
lagi.(4) egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.(5)
tumbuh “dinding” yang meisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat (the public).
Penelitian ini merujuk pada remaja usia 15-18 yang duduk dibangku
sekolah di salafiyah yang masuk pada kategori remaja madya.pada masa ini,
pilihan remaja terhadap suatu minat atau hobi tertentu bisa jadi sangat
terpengaruh oleh teman sebayanya.selain dari teman sebaya tentunya
perkembangan teknologi informasi dan pemberitaan media massa juga
berpengaruh.
b. kuliner atau makanan khas korea
Kuliner asal Korea Selatan semakin dikenal dunia melalui tayangan
serial drama Korea yang tak diragukan lagi kepopulerannya. Mulai dari
makanan khas hingga makanan instan yang selalu saja muncul dimanapun

17
dan apapun genre drama Korea yang sedang tayang, hal tersebut menjadi
penyumbang terbesar dari kepopuleran makanan dari negeri Ginseng ini
semakin menyebar luas.
produk instan dari kuliner satu ini yaitu Toppoki, olahan makanan
berkuah merah yang dikenal juga sebagai kue beras. Kedua makanan tersebut
bahkan dengan mudah dapat kita temui di Indonesia.
Selain makanan khas asli Korea selatan, berbagai produk makanan
lainnya asal Korea seperti mie instan atau yang dikenal juga dengan sebutan
Ramyeon dan juga corndog yaitu sejenis cemilan yang dibuat dengan keju
dan sosis yang dibalur dengan tepung, juga ikut menjadi bagian dari berbagai
kuliner asal Korea Selatan yang amat populer. Berikut dibawah ini contoh
dari tampilan beberapa kuliner khas Korea Selatan :

Gambar 3. Toppoki dan Ramyeon asal Korea Selatan


Sumber : www.instagram.com, akun : dramakr_update

Gambar 4. Corndog asal Korea Selatan


Sumber :www.google.com:corndog

c. Fashion korea
Fashion merupakan hal penting yang telah menjadi kebutuhan bagi
masyarakat saat ini, terlebih lagi ditengah perkembangan zaman yang semakin

18
modern dan maju, Fashion seolah menjadi hal wajib yang diperhatikan guna
menunjang penampilan. Berbagai trend fashion dunia tengah bermunculan dan
semakin banyak digandrungi oleh kalangan anak muda, termasuk di Indonesia.
Salah satu dari trend fashion yang sangat banyak digemari kalangan anak
muda saat ini yaitu fashion dari Korea Selatan. Terlihat dari penampilan anak-
anak muda sekarang yang semakin ingin terlihat seperti artis-artis Korea.
Korea memunculkan berbagai ciri khas dunia industri modern mereka melalui
idol-idol K-pop yang kepopulerannya telah menyebar ke seluruh belahan
dunia.
Tampilan gaya yang terlihat modern dan bebas, membuat fashion Korea
semakin tahun semakin populer. Perkembangan fashion dari tahun ketahun
pun terus-terusan diikuti oleh kalangan remaja diberbagai belahan dunia.
Bahkan ketika salah satu idol asal Korea Selatan menggunakan sendal jepit
yang juga dijual di Indonesia, tingkat permintaan akan produk tersebut
meningkat dan menjadi viral di berbagai media sosial dan kalangan anak
muda.

Gambar 5.fashion korea selatan


Sumber : www google .com :twice

Hal ini membuktikan bahwa ketika suatu produk fashion telah digunakan
dan dibranding oleh idol dari Korea maka seolah nilai estetika fashion dari
produk tersebut semakin meningkat. Ini merupakan bentuk kehebatan dari arus
gelombang Korea. Berikut dibawah ini contoh dari penggunaan fashion Korea
oleh idol K-pop yang saat ini banyak ditiru oleh berbagai kalangan.
a. Cudaya Populer

19
Remaja dalam bahasa latin berasal dari kata adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
Masa remaja merupakan masa periode pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik secara fisik maupun intelektual. Berdasarkan pengertian remaja yang
sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat dikatkan
sebagai remaja apabila sudah berumur 10-19 tahun, sama halnya menurut
Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, yang menyatakan bahwa
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun
B. Sifat Remaja
Perkembangan emosi pada masa remaja cenderung lebih tinggi dari masa
anak-anak. Hal ini dikarenakan remaja berada di bawah tekanan sosial dan
menghadapi kondisi yang baru. Sedangkan selama mereka pada masa kanak-
kanak kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan bermasyarakat.
Meskipun ketika pada masa remaja emosinya sama dengan masa kanak-kanak
hanya saja berbeda pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat.
(Fatmawaty, 2017)
Remaja yang dipenuhi oleh berbagai keinginan ketertarikan pada
berbagai hal tentu menjadi fase yang sangat rentan dalam pembentukan perilaku
dan sikap yang didorong oleh banyaknya hal-hal baru yang ditemui remaja, salah
satunya yaitu budaya-budaya yang mereka anggap baru dan sangat menarik untuk
lebih didalami. Sifat remaja lebih mengacu pada keinginan-keinginan untuk
mendapatkan dan mengikuti suatu hal masih sangat membara.
Sifat remaja yang masih dalam rentang umur menuju kedewasaan tentu
masih sangat labil dalam pengambilan keputusan dan pemilihan terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan jati diri. Oleh sebab itu, remaja masih sangat begitu
mudah untuk menyerap berbagai hal yang mereka temui, baik itu budaya,
fashion, tingkah laku, dan lain sebagainya. Sehingga ketika seorang remaja
dihadapkan dengan berbagai kemungkinan untuk menyerap informasi, maka
tidak dapat dipastikan apakah informasi-informasi yang diserap dan diterima oleh
remaja hanya yang positifnya saja atau juga yang negative

20
Hasil penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Aida Setyowati (12 januari 2014) tentang
Pengaruh Budaya K-pop Terhadap Remaja Indonesia.metode ini menggunakan
metode kualitatif, dengan memakia pendekatan fenomenolog.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak mencintai atau
mengidolakan budaya k-po secara berelebihan agar remaja Indonesia tidak
melakukan hal-hal yang menympang.dari penelitian ini bisa diketahui bahwa
dampak dari budaya k-pop sendiri membawa dampak negative yang membuat
remaja Indonesia semakin malas serta lupa akan waktu dan mnecintai budaya
orang lain dibandingkan budaya Indonesia.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Dalam bentuk penelitian kualitatif, penelitian tentang riset yang bersifaat
deskriptif dan cenderung mengunakan analisis.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilapangan pondok pesantren salafiyah 2 menganti,
gresik.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2016:80), dalam bukunya mengemukakan mengenai
Populasi adalah: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Menurut Sugiyono
(2014:120), dalam bukunya mengemukakan mengenai Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Populasi pada penelitian ini
adalah peserta didik MA Salahfiyah. Dan untuk sampel dari penelitian ini adalah
tujuh peserta didik dari kelas X sampai dengan kelas XII MA Salahfiyah.
D. Jenis dan Sumber Data
Untuk penelitian ini, jenis data yang penulis gunakan terdiri dari data primer dan
data sekunder.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti melalui sumber utamanya (Sumadi, 2018: 36). Data ini dapat
didapat dari observasi dan diperoleh langsung dari tiap-tiap individu yang

22
dijadikan sampel penelitian melalui pengajuan pertayaan secara langsung
dengan remaja SMA atau MA.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen
(Sumadi, 2018: 39). Diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu buku,
karya ilmiah, jurnal, dan Makala.
2. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua. Untuk data
primer diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara penulis dengan
sumber datanya siswa MA Salahfiyah. Sedangkan data sekunder ini diperoleh
referensi yang berkaitan dengan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini di lakukan di lapangan, sehingga penulis menggunakan
beberapa metode dalam mengumpulkan data, di antaranya:
1. Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,
(Lexy J Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun
langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai
dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi
data yang dibutuhkan. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoteh melalui observasi. Penulis menggunakan metode
ini untuk mengamati secara langsung, kemudian mencata prilaku dan
kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang di ajukan oleh pewawancara
(Moleong, 2011: 186. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk

23
mendapatkan informasi dari narasumber. Wawancara pada penelitian ini
menggunakan interview terstruktur.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah Teknik yang digunakan untuk memperoleh
infomasi informan mengenai profil responden dan juga hasil wawancara,
seperti foto-foto dan rekaman wawancara tentang kondisi lapagan tersebut.
Yaitu peserta didik yang jadi narasumber dalam penelitian. Dokumentasi
dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peserta didik MA
Salahfiyah itu menyukai kebudayaan Korean pop dengan melihat koleksi
yang dimiliki tentang K-pop atau produk yang dimiliki narasumber.
F. Teknik dan Analisis
Analisis data penelitian ini menggunakan data yang bersifat kualitatif, yaitu
di analisis secara non statistik dengan hanya berupa uraian kalimat yang dapat
dipahami dari hasil observasi dan wawancara penulis dengan sumber data.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data model Miles dan Huberman
(Sugiono, 2017:246) adalah sebagai berikut :
a. Data Reduction (Reduksi Data), yaitu melakukan analisis data dengan cara
merangkum, memilih hal-hal pokok, fokus pada hal-hal penting, serta
mencari tema dan polanya. Sehingga data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, serta mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b. Data Display (Penyajian Data), yaitu dengan menyajiakan data penelitian
kualitatif dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Sehingga cara ini akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, serta merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami melalui penyajian data tersebut.
c. Conclusion Drawing/Verification, yaitu penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
sehingga akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahapan pengumpulan data berikutnya. Tetapi bila

24
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk emngumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengatahui pengaruh budaya korea terhadap prilaku remaja khususnya
terhadap prilaku siswa di Ma Salafiyah yang berusia 15-18 tahun,merupakan tujuan
penelitian ini.untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan data-data yang
menunjuangnya seperti data primer.Memperoleh data primer ini peneliti mendapatkan
melalui sebar angket dan wawancara.
Dalam penelitian ini,dipilih dari siswa-siswi Ma Salafiyah Menganti
Gresik.penggemar budaya korea pop mengikuti perkembangan dengan bergabung
pada grup online k-pop.hampir seluruh remaja yang menjadi informan, Mengetahui
apa itu budaya korea (k-pop) karena sangat menarik dimualai dari
artis,lagu,film,makanan dan fashion.sehingga banyak remaja yang menyukainya
terlebih dari kaum wanita.
k-pop singkatan dari Korean pop (music pop korea),adalah jenis music popular
yang berasal dari korea selatan.kecenderungan pada k-pop (Korean wave) sangat
tidak terpisahkan oleh zaman milenial.k-pop ada sejak tahun 1960-an yang muncul
akibat pengaruh dari music j-pop(jepang pop).
1. Pengaruh Budaya Korea
Berkembangkanya budaya Korea di Indonesia merupakan salah satu
dampak dari arus globalisasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa globalisasi
dapat memperluas pengaruh kebudayaan suatu bangsa ke seluruh penjuru
dunia dengan mudah tanpa halangan yang berarti. Korean Wave (Gelombang
Korea) atau biasa disebut Hallyu, mampu memperkenalkan budaya Korea
Selatan kepada rakyat Indonesia dengan baik, bahkan cenderung
mempengaruhi gaya hidup pemuda Indonesia. Mulai dari selera musik, gaya
berpakaian, makanan, cara bersikap, produk kecantikan, dan lain sebagainya.
Pendapat Naila Nur Fitria kelas XI IPA ketika ditanya tentang korea.
“Menurut saya Negara yang memiliki makanan yang unik, dan fisik yang

26
sempurna”. Sedangkaan menurut Siti Fatimatuz zahro kelas XII IPS “Negara
yang melahirkan girlband dan boyband yang sangat mendunia”.
Dari kedua jawaban peserta didik dapat dikatakan bahwa korea merupakan
negara yang melahirkan boy band dan girl yang mendunia dan dengan dibarengi
fisik yang sempurna. Serta berbagai budaya terutama makanan yang sangat unik
sehingga menarik perhatian.
Menurut wawancara yang dilakukan menurut Naila Nur Fitria kelas XI IPA
mengatakan, “ banyak yang menyukai korea”. Dari jawaban tersebut dapat
dikatakan bahwa lingkungan atau teman-temanya juga menyukai budaya korea
atau K-Pop. Baik dalam hal lagu, gaya berpakain, filem atau drama, gaya hidup
atau budayanya.
Menurut Zaskia Putri w kelas X IPA pengaruh budaya k-pop terhadap para
pelajar adalah “music boy and girlnya sangat menarik sehingga membuat stress
hilang”dan informan menyukai k-pop karena”jenis /genre music,bakat dan
artisnya yang ganteng dan cantik dan keren serta mendukung banget bagi kita
kaum milenial untuk berorientasi kedepan seperti mereka”. Sedangkan menurut
Siti Fatimatuz zahro kelas XII IPS megatakan budaya K-Pop bepengaruh terhadap
kehidupannya. “memiliki pengaruh yang cukup besar dimuliai dari cara
berpakaian, mengunakan make up, makanan dan Bahasa yang mulai sering di
pelajari”.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, adakah perubahan terhadap diri
anda ketika sesudah dan sebelum mengenal korea?. Erika Suci Wulandari dari
Kelas XII IPS Mengatakan “sebelum mengenal korea saya tidak mengenal
mengenai skincare kemudian setelah melihat orang-orang korea saya jadi tertarik
dan mulai mengikutinya dan sesudah mengenalnya saya lebih mengikuti style
kekinian yang lebih condongke style korea”. Sedangkan jawaban Siti Fatimatuz
zahro kelas XII IPS “sebelum saya mengenal korea saya tidak terlalu mencintai
negeri lain,karna lebih nyaman dengan Negara sendiri. Tapi,setelah dilihatkan
beberapa teman saya yang suka dengan korea,lama kelamaan saya juga ikut
tertarik dan ingin sekali menjelajahi Negara korea tersebut”.

27
Dari jawaban peserta didik dapat disimpulkan budaya korea memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam gaya hidup mereka, terutama dalam hal
penampilan. Banyak kaum remaja yang menggandrungi gaya berpakai ala artis
korea yang simple tapi kelihatan lucu. Serta gaya make up yang natural tapi tetap
cantik. Banyak kaum remaja yang mulai mempelajarai Bahasa korea seta
mempadu padankan Bahasa Indonesia dengan Bahasa korea.
2. Dampak budaya korea atau K-Pop
Berbagai dampak positif dan negative ketika informan mengikuti komunitas
k-pop atau group online k-pop yakni, menurut Erika Suci Wulandari dari kelas XII
IPA “dampak bagi penggemar k-pop ada dampak negative dan positifnya.
Dampak negatifnya seperti menghabiskan uang untuk melihat tayangan k-pop,
lupa waktu, sedangkan damapak positifnya bagi saya giat belajar biar bisa dapat
pekerjaan yang enak terus nemuin idola saya dikorea sana”.
Tidak hanya itu, menurut Naila Nur Fitria kelas XI IPA. Mengatakan bahwa
melihat tayangan k-pop tidak ada sisi negativnya “menurut saya melihat tayangan
k-pop tidak ada sisi negativnya karna menurut artikel yang saya baca memandang
orang yang tampan dapat merefreshkan pikiran da otak,dan yha rata-rata orang
korea ganteng–ganteng”.
Dan kebanyakan dari mereka yang fanatic dengan korea bisa menghabiskan
kesehariannya dengan menonton tayangan korea 24 jam. Dari hasil wawancara
Erika Suci Wulan dari mengungkapkan “kalau ga ada kerjaan di rumah sih aku
lebih sering lihat tayangan drakor sekitar 24 jam -an,atau paling sedikit yha
sekitar 12 jam-an”. Sedangkan jawaban dari Dwi Mei kelas X IPA “kalau aku
udah pegang hp terus scroll korea bawaannya gam au berhenti yha kira-kira
kalau di rumah sekitar 15 jam-an tapi masih tetep ingat waktu”
Menurut peserta didik menyukai budaya korea atau K-Pop memiliki dampak
positif dan negatif bagaikan dua sisi mata uang, di satu sisi membawa dampak
positif. Dampak positif dari tayangan korea :
1) Memberi motivasi dan semangat,karena kisah idolannya dianggap
menginspirasi.

28
2) Manfaat secara emosional,menyenangkan,menghilangkan stress bagi remaja.
3) Mencontoh keseharian dari warga Negara korea selatan yang disiplin.
Sedangkan dampak negative dari tayangan korea adalah :
1) kesehatan mata,karena seringnya bermain ponsel
2) Begadang
3) Konsumtif, lebih boros
4) Lebih mencintai budaya luar.
5) Pengunaan pakain yang tidak sesui dengan budaya Indonesia
Merujuk pada perkembagan budaya dalam penelitian ini, budaya melingkupi kreasi,
transmisi, resepsi dan interprestasi iklan dan merek karena budaya menyentuh
berbagai aspek konsumsi manusia. Dalam setiap budaya tersirat nilai – nilai yang
dipahami dan dianut oleh masing masing individu secara berbeda. Dalam penelitian
ini didapati beberapa remaja yang sejatinya mengangap budaya korea lebih disukai
atau lebih meraka kenal meskipun tidak meninggalkan nilai nilai budaya Indonesia.
Namun meraka pun tidak ingin ketinggalan mengikuti perkembagan sebagai
pengemar budaya pop ayang berasal dari korea. Mereka beranggapan mengikuti
perkmbagan tersebut adalah sejakan dengan moderenitas yang sedang marak.
Ditambah lag dengan adanya manfaat yang merak dapatkan dari pilihan mereka
mengemari K-Pop baik secara langsung atau online.

29
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan observasi,sebar angket dan wawancara yang telah
dilakukan didapatkan hasil dari penelitian ini adalah. Budaya korea banyak
berpengaruh dalam gaya hidup para remaja atau peserta didik dari MA
Salahfiyah. Mulai dari budaya, filem atau drama, music, gaya berpakaian dan
Bahasa. Dengan menyukai budaya korea atau K-Pop terdapat dampak yang harus
mereka rasakan. Dampak positif seperti memberi motivasi dan semangat, karena
kisah idolannya dianggap menginspirasi. Manfaat secara emosional,
menyenangkan, menghilangkan stress bagi remaja karna konten yang inspiratif
dan segar. Disamping itu terdapat pula dampak negative, menurunnya kesehatan
mata karena seringnya bermain ponsel. Begadang demi melihat tayangan korea,
konsumtif, lebih boros
B. SARAN
1. Penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan wawasan dan
pengetahuan di bidang pendidikan budaya dan pengaruhnya terhadap
perubahan gaya hidup dan perilaku individu.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih dalam
penelitian yang diambil, sehingga hasil yang didapatkan akan lebih
maksimal dan mendalam .

30
DAFTAR PUSTAKA
Amroshy, A Ulum Al & amp Imran, A. (2014). Hegemoni Budaya Pop Korea;
Komunitas Korean Lovers Surabaya, Universitas Indonesia. Jurnal
Komunikasi. Voll, 02. No, 03.
Aury, Shintya Oktaviany & Redi Panuju. Efek Pemberitaan CCTV Lalu Lintas
Terhadap Sikap Disiplin Berlalu Lintas dalam JIKE: Jurnal Ilmu Komunikasi
Efek, Prodi Ilmu Komunikasi. Universitas Muhammadiyah Cirebon, Vol 1, No
2, Juni 2018.
Dzakkiyah Nisrina, Incka Aprillia Widodo, Indah Bunga Larassari, & Fikri Rahmaji
(2020) , Dampak Konsumerisme Budaya Korea (Kpop) Di Kalangan
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Vol. 21 No.1
Eni Lestarina, Hasnah Karimah , Nia Febrianti , Ranny , & Desi Harlina, (2017).
Perilaku Konsumtif Dikalangan Remaja, Indonesian Institute for Counseling,
Education and Therapy (IICET), Jurnal Riset Tindakan Indonesia Vol 2 No. 2
Frulyndese K. Simbar (2016), Fenomena Konsumsi Budaya Korea Pada Anak Muda
Di Kota Manado, Jurnal Holistik, Tahun X No. 18
Muhammad Ikhsan Putra, Suharyono, Yusri Abdillah (2014). Pengaruh Brand
Ambassador Terhadap Brand Image Serta Dampaknya Terhadap Keputusan
Pembelian (Survey Pada Pengguna Line Di Asia), Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 12 No. 1
Panji, Kemas A. R. & Suriana, Sri. (2014). "Sejarah Keresidenan Palembang".
Tamaddun. 14 (2): 129–146. ISSN 1412-9027
Rima Nabila Raswen, (2019). Pengaruh Brand Ambassador Blackpink Terhadap
Citra Perusahaan Shopee Pada Mahasiswi Di Uin Suska Riau, Universitas Riau,
Jom Fisip Vol. 6: Edisi II
Riryn Fatmawaty. (2017). Memahami Psikologi Remaja, Jurnal Reforma Vol. VI
No. 02, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA

31
Ridaryanthi, Melly. Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 87-104.
Bentuk Budaya Populer Dan Konstruksi Perilaku Konsumen Studi Terhadap
Remaja diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/142786-id-
bentuk-budaya-populer-dan-konstruksi-per.pdf
Rudy Setiawan (2013), Kekuatan New Media Dalam Membentuk Budaya Populer Di
Indonesia ( Studi Tentang Menjadi Artis Dadakan Dalam Mengunggah Video
Musik Di Youtube ) eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 2
Saryono, & A.( 2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kulaitatif Dalam Bidang
Kesehatan.Jakarta:Nuha Medika.
Sugiyono.(2012).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

32
LAMPIRAN
Hasil wawancara dengan peserta didik MA SALAHFIYAH

33
34

Anda mungkin juga menyukai