Anda di halaman 1dari 2

Ulasan Materi Primate and Hominin Origins

Mata Kuliah Evolusi Manusia

Alfina Nurmayati – 1806134663

Minggu lalu telah dibahas materi mengenai bipedalisme pada primata sebagai salah satu
proses untuk memahami evolusi manusia. Bipedalisme ini menurut Darwin membuat tangan
hominid yang pada hominoid digunakan untuk berjalan menjadi bebas, sehingga menghasilkan
fenomena lain yang lebih kompleks yang bersifat morfologis dan fungsional (Ayala & Conde,
2017: 71). Hipotesa Darwin seolah didukung atau dilanjutkan dengan hipotesa “hit’em where it
hurts” yang dikemukakan oleh Tuttle, dkk (1990 dalam Ayala & Conde, 2017: 71). Hipotesa
tersebut menambahkan makhluk bipedal tersebut pada akhirnya dapat menggunakan tangannya
untuk membuat alat-alat sederhana untuk kebutuhan hidup mereka. Namun hipotesa tersebut
kemudian terbantahkan oleh Tobias (1965 dalam Ayala & Conde, 2017: 71) yang menyebutkan
simpanse yang bukan bipedal juga menggunakan alat-alat sederhana. Hal ini menandakan bahwa
bipedalisme muncul dalam sejara evolusi manusia jauh sebelum terbentuknya sebuah
kebudayaan (Ayala & Conde, 2017: 71).

Makhluk bipedal pertama yang dikemukakan oleh para ahli adalah primata yang
dinamakan Australopithecus afarensis atau sering disebut juga dengan nama Lucy. Hal tersebut
dikarenakan kerangka yang ditemukan sudah mulai menyerupai manusia terutama pada bagian
pinggul dan kaki yang menyebabkan Lucy dapat berjalan dengan dua kaki. Walaupun demikian
Lucy juga memiliki ciri-ciri morfologis yang lebih mirip dengan simpanse dibandingkan dengan
manusia. Lalu berdasarkan temuan terbaru yang dikemukakan pada channel Youtube Seeker,
terdapat satu makhluk yang kerangkanya juga mengindikasikan bipedalisme yang ditemukan di
Jerman yaitu Dannuvius guggenmosi. Namun di sini masih terdapat suatu missing link untuk
menjelaskan bagaimana primata tersebut dapat terkait dengan hominin atau manusia purba.

Dari hal-hal yang telah saya ulas tersebut, kini saya memahami esensi dari dipelajarinya
hubungan primata non-manusia dengan manusia bukanlah untuk membuktikan apakah manusia
memang evolusi dari kera. Guna mempelajari hal tersebut terlebih lagi dalam konteks
antropologi adalah kita sekiranya dapat menelusuri kapan kebudayaan terbentuk. Apakah

1
kebudayaan itu muncul bersamaan dengan munculnya manusia modern? Atau dalam komunitas
manusia ‘purba’ pun sebenarnya sudah ada kebudayaan? Dalam pembahasan ini rasanya
pertanyaan-pertanyaan tersebut belum bisa dijawab atau bahkan sampai penemuan terbaru pun
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut pun masih bersifat hipotesa yang kapan saja masih
bisa dibantah oleh hipotesa lainnya. Namun setidaknya dari pembahasan ini saya dapat
mengetahui bahwa bipedalisme itu ada jauh sebelum adanya kebudayaan seperti yang telah
disebutkan sebelumnya. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa keberadaan makhluk-
makhluk yang disebut sebagai hominin (manusia purba) adalah bipedal dan menurut saya bisa
muncul kemungkinan bahwa kebudayaan tercipta pada masa hidup hominin yang artinya jauh
sebelum manusia modern ada.

Daftar Pustaka

Ayala, F. J., & Conde, C. J. C. (2017). Processes in Human Evolution: The journey from early
hominins to Neanderthals and modern humans. Oxford University Press.

California Academy of Sciences. (2013, 19 September), “Walking With Lucy | California


Academy of Sciences” [video]. Dilihat pada 12 Oktober 2020, dari
https://www.youtube.com/watch?v=xT8Np0gI1dI.

Seeker. (2020, 27 Januari), “New Evidence Could Rewrite the History of Human Bipedalism”
[video]. Dilihat pada 12 Oktober 2020, dari https://www.youtube.com/watch?
v=EyWwsdLyhvg.

Anda mungkin juga menyukai