0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan2 halaman
Standar prosedur operasional baru untuk penanganan pasien dengan penyakit yang menular secara udara (airborne) di rumah sakit, meliputi penyediaan ruang isolasi khusus dengan sistem ventilasi dan filtrasi udara tinggi untuk mencegah penularan, serta prosedur kewaspadaan bagi petugas dan pasien lainnya.
Standar prosedur operasional baru untuk penanganan pasien dengan penyakit yang menular secara udara (airborne) di rumah sakit, meliputi penyediaan ruang isolasi khusus dengan sistem ventilasi dan filtrasi udara tinggi untuk mencegah penularan, serta prosedur kewaspadaan bagi petugas dan pasien lainnya.
Standar prosedur operasional baru untuk penanganan pasien dengan penyakit yang menular secara udara (airborne) di rumah sakit, meliputi penyediaan ruang isolasi khusus dengan sistem ventilasi dan filtrasi udara tinggi untuk mencegah penularan, serta prosedur kewaspadaan bagi petugas dan pasien lainnya.
STANDAR Direktur RSUD Pariaman Juli 2016 PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) dr. Indria Velutina NIP. 19680622 200003 2 002 PENGERTIAN Merupakan tambahan kewaspadaan standar diterapkan pada pasien rawat inap yang suspek atau telah ditentukan jenis infeksinya, berdasarkan cara transmisi kontak, droplet atau airbone. TUJUAN Mencegah terjadinya perpindahan penyakit KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSUD Pariaman No.801/086/RSPr/KEP/DIR/VII/2016 Tentang Kewaspadaan Isolasi PROSEDUR 1. Rumah Sakit menyediakan penghalang untuk pencegahan dan prosedur isolasi yang melindungi pasien, pengunjung, staf terhadap penyakit menular dan pasien yang rentan terhadap infeksi nosokomial ( imuno supressed ) 2. Pasien dengan imunosupressed hanya di lakukan stabilisasi keadaan untuk selanjutnya dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. 3. Rumah Sakit berencana untuk saat ini menyiapkan ruang tekanan negatif , namun saat ini kita menyiapkan ruang kohort untuk perawatan pasien airbone disease, dengan sistem HEPA fillter dan pertukaran udara 12 kali per jam, yang terpisah dari pasien non infeksidan khususnya terpisah dari pasien dengan kondisi imun yang menurun. 4. Tatalaksana perawatan pasien infeksi diterapkan berdasarkan prinsip kewaspadaan isolasi sesuai cara transmisi spesifiknya. Petugas menerapkan prinsip kewaspadaan kontak atau droplet atau airbone atau kombinasinya. 5. Transportasi pasien infeksi dari satu unit ke unit lain harus dibatasi seminimal mungkin dan bila terpaksa harus memperhatikan prinsip kewaspadaan isolasi. 6. Pembersihan ruang kohort dilakukan setelah pembersihan ruang perawatan umum dengan menggunakan bahan desinfektan. PASIEN AIRBORNE
dilakukan setelah pasien yang tidak menular. 8. Setiap pengunjung atau pasien ruang kohort harus dilakukan edukasi penggunaan APD, kebersihan tangan, etika batuk. UNIT TERKAIT Rawat Inap Rawat Jalan IGD