Anda di halaman 1dari 33

Pertemuan ke-4:

DERET TAKHINGGA, UJI INTEGRAL DAN


TAKSIRAN JUMLAH

Departemen Matematika
FMIPA IPB

Bogor, 2017

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 1 / 33


Deret Takhingga

De…nisi (Deret takhingga)


Deret takhingga (kadangkala hanya disebut deret saja) adalah jumlah dari
suku-suku suatu barisan takhingga fak g, yaitu

a1 + a2 + a3 + = ∑ ak .
k =1


Deret takhingga ∑ ak kadangkala hanya ditulis ∑ ak .
k =1

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 2 / 33


De…nisi (Barisan jumlah parsial)

Barisan jumlah parsial dari deret takhingga ∑ ak adalah
k =1

n
Sn = a1 + a2 + a3 + + an = ∑ ak .
k =1

De…nisi (Kekonvergenan deret)



Deret takhingga ∑ ak disebut konvergen ke suatu jumlah S jika barisan
k =1
jumlah-jumlah parsial fSn g dari deret tersebut konvergen ke S.


Jika barisan fSn g divergen, maka deret takhingga ∑ ak disebut
k =1
divergen.
Suatu deret takhingga yang divergen tidak memiliki jumlah.
(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 3 / 33
Salah satu jenis deret yang relatif mudah untuk menentukan
kekonvergenannya adalah deret geometri.

De…nisi (Deret geometri)


Suatu deret takhingga disebut deret geometri jika deret tersebut memiliki
bentuk umum

a + ar + ar2 + ar3 + = ∑ ark 1
,
k =1

dengan r dan a konstanta bilangan nyata dan a 6= 0.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 4 / 33


Uji kekonvergenan deret geometri diberikan dalam teorema berikut.

Teorema (Kekonvergenan deret geometri)



Perhatikan deret geometri ∑ ark 1.
k =1

1 Jika jrj < 1 maka deret geometri tersebut konvergen dengan jumlah
a
S= .
1 r
2 Jika jrj 1 maka deret geometri tersebut divergen.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 5 / 33


Bukti:
Untuk r = 1 maka Sn = a + ar + ar2 + + arn 1 = na, yang
menuju ∞ jika n ! ∞.
Jadi Sn adalah divergen untuk r = 1.
Untuk r = 1, maka

S1 = a
S2 = a a=0
S3 = a a+a = a
S4 = a a+a a=0
dan seterusnya

sehingga
lim Sn tidak ada.
n! ∞

Jadi Sn adalah divergen untuk r = 1.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 6 / 33


Untuk jrj 6= 1, maka

Sn rSn = a + ar + ar2 + + arn 1

ar + ar2 + ar3 + + arn


= a arn ,
sehingga
Sn (1 r) = a (1 rn ) atau
a (1 rn )
Sn = .
1 r

Jika jrj < 1 maka rn ! 0 jika n ! ∞, sehingga


a
S = lim Sn = .
n! ∞ 1 r

Jika jrj > 1 maka frn g divergen, sehingga fSn g juga divergen.
Sebagai akibat deret di atas juga divergen.
(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 7 / 33
Contoh
4 4 4
1 Tentukan jumlah dari + + + .
3 9 27
Pada contoh ini, a = 4/3 dan r = 1/3.
2 Bilangan 0.125125125 . . . dapat dinyatakan sebagai deret geometri
berikut.
125 125 125
0.125125125 . . . = + + +
1000 1000000 1000000000 !
2
125 1 1
= 1+ + +
1000 1000 1000
125/1000 125
= = .
1 1/1000 999
Pada contoh ini, a = 125/1000 dan r = 1/1000.
5 5 5
3 Tentukan jumlah dari + + + .
2 4 8
Pada contoh ini, a = 5/2 dan r = 1/2.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 8 / 33


Teorema

Jika deret ∑ an konvergen maka lim an = 0.
n=1 n! ∞

Pernyataan yang setara dengan teorema di atas adalah


kontrapositifnya, yang bisa digunakan sebagai uji kedivergenan deret,
yang diberikan oleh akibat berikut.

Akibat (Uji kedivergenan dengan suku ke-n)



Jika lim an 6= 0, maka ∑ an divergen.
n! ∞ n=1

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 9 / 33


Contoh
∞ 2n2
Buktikan bahwa deret ∑ 2
adalah divergen.
n=1 n + 7
Jawab:
Karena
2n2
= 2 6= 0,
lim
n!∞ n2 + 7

maka berdasarkan uji kedivergenan dengan suku ke-n dapat disimpulkan


∞ 2n2
bahwa deret ∑ 2 adalah divergen.
n=1 n + 7

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 10 / 33


Catatan:

Perhatikan bahwa jika diketahui lim an = 0, belum tentu deret ∑ an
n! ∞ n=1
konvergen. Contohnya adalah deret harmonik:
1 1 1
1+ + + + .
2 3 4

Teorema
Deret harmonik
1 1 1
1+ + + +
2 3 4
adalah divergen.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 11 / 33


Bukti:
1 1 1 1
Sn = 1 + + + + +
2 3 4 n
1 1 1 1 1 1 1 1
= 1+ + + + + + + + +
2 3 4 5 6 7 8 n
1 2 4 1
> 1+ + + + +
2 4 8 n
1 1 1 1
= 1+ + + + + .
2 2 2 n
Untuk n ! ∞ maka ruas kanan adalah divergen, sehingga Sn divergen.
Jadi deret harmonik adalah divergen.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 12 / 33


Deret kolaps: Selain deret geometri, jenis deret yang bisa kita tentukan
jumlahnya adalah deret kolaps, seperti yang diilustrasikan pada contoh
berikut.
Contoh
∞ 1
Perhatikan bahwa ∑ adalah konvergen dan tentukan
k =1 (k + 3 ) (k + 4 )
jumlahnya.
Jawab:
Pertama perhatikan bahwa
1 1 1
= ,
(k + 3) (k + 4) k+3 k+4

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 13 / 33


Contoh
maka
n
1 1
Sn = ∑ k+3 k+4
k =1
1 1 1 1 1 1
= + + +
4 5 5 6 n+3 n+4
1 1
= .
4 n+4
Akhirnya diperoleh

1 1 1
S = lim Sn = lim = .
n! ∞ n! ∞ 4 n+4 4

Jadi deret tersebut konvergen dengan jumlah = 1/4.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 14 / 33


Deret konvergen memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan pada teorema
berikut.
Teorema (Sifat-sifat deret konvergen)
∞ ∞
Jika deret ∑ ak dan ∑ bk keduanya konvergen dan c adalah konstanta
k =1 k =1
bilangan nyata, maka

1 deret ∑ cak adalah konvergen,
k =1

2 deret ∑ (ak bk ) adalah konvergen.
k =1

Selain itu juga berlaku


∞ ∞
1 ∑ cak = c ∑ ak , dan
k =1 k =1
∞ ∞ ∞
2 ∑ (ak bk ) = ∑ ak ∑ bk .
k =1 k =1 k =1

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 15 / 33


Contoh
Tentukan jumlah dari deret
" #
∞ k k +1
1 1
∑ 3
8
5
3
.
k =1

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 16 / 33


Teorema

Jika deret ∑ ak divergen dan c 6= 0 adalah konstanta bilangan nyata,
k =1

maka deret ∑ cak adalah divergen.
k =1

Bukti: Pertama perhatikan bahwa


∞ ∞
∑ cak = c ∑ ak .
k =1 k =1

∞ ∞
Karena ∑ ak divergen dan c 6= 0 maka ∑ cak adalah divergen.
k =1 k =1

Contoh
∞ 1
Deret ∑ adalah divergen, sebab deret harmonik adalah divergen.
k=1 10k

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 17 / 33


Deret Positif: Uji Integral

Pada bagian sebelumnya kita telah mengkaji dua jenis deret, yang jika
konvergen maka dengan mudah dapat ditentukan jumlahnya, yaitu
deret geometri dan deret kolaps.
Pada bagian ini kita kaji kekonvergenan deret yang lebih umum. Kita
mulai dengan mengkaji deret positif.
Deret positif adalah deret yang suku-sukunya terdiri atas
bilangan-bilangan taknegatif.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 18 / 33


Salah satu hasil yang dapat dijabarkan langsung dari teorema
kemonotonan barisan, diberikan pada teorema berikut.

Teorema (Uji jumlah terbatas)



Suatu deret ∑ ak yang suku-sukunya taknegatif adalah konvergen jika dan
k =1
hanya jika jumlah parsialnya terbatas di atas.

Contoh
∞ 1
Buktikan deret ∑ adalah konvergen.
k=1 k!

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 19 / 33


Bukti: Pertama perhatikan bahwa

k! = 1 2 3 ... k 1 2 2 ... 2 = 2k 1
.

Dengan demikian
1 1
,
k! 2k 1
atau
n n 2 n 1
1 1 1 1 1
Sn = ∑ k! ∑ 2k 1
= 1+
2
+
2
+ +
2
2,
k =1 k =1

karena
∞ 2
1 1 1 1
∑ 2k 1
= 1+
2
+
2
+ =
1 1
= 2,
k =1 2
1 ∞ 1
yaitu jumlah deret geometri dengan a = 1 dan r = . Jadi ∑
2 k=1 k!
konvergen.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 20 / 33


Teorema (Uji integral)
Misalkan f adalah suatu fungsi yang kontinu, positif, dan tidak naik pada
selang [1, ∞). Jika ak = f (k) untuk semua k bulat positif, maka deret
∞ R∞
takhingga ∑ ak konvergen jika dan hanya jika integral takwajar f (x) dx
k =1 1
konvergen.

Dengan kata lain, deret takhingga ∑ ak dan integral takwajar
k =1
R∞
f (x) dx adalah keduanya konvergen atau keduanya divergen.
1
Catatan: Pada teorema di atas, angka 1 dapat diganti dengan
sembarang bilangan bulat positif m.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 21 / 33


Dengan uji integral, kita dapat membuktikan teorema berikut.

Teorema (Uji kekonvergenan deret-p)


Deret-p, yaitu

1 1 1 1
∑ kp = 1+
2p
+ p+ p+
3 4
k =1

adalah konvergen jika dan hanya jika p > 1.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 22 / 33


Bukti:

1
Untuk p < 0, suku ke-n dari deret ∑ p
tidak konvergen ke 0, maka
k =1 k
deret divergen.
1
Untuk p 0, maka fungsi f (x) = p adalah kontinu, positif, dan
x
tidak naik, sehingga kita bisa menggunakan uji integral sebagai
berikut.
Z ∞ Z t t
1 p x1 p
dx = lim x dx = lim
1 xp t! ∞ 1 t! ∞ 1 p 1
t1 p 1
= lim .
t! ∞ 1 p 1 p

Ruas kanan di atas adalah konvergen jika p > 1, tidak terde…nisi jika
p = 1, dan menuju ∞ jika 0 p < 1. Jadi terbukti bahwa deret-p
konvergen jika dan hanya jika p > 1.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 23 / 33


Contoh
Periksa kekonvergenan deret berikut.
∞ 1
1 ∑ 1.003
.
k =1 k
Jawab: Deret ini adalah deret-p dengan p = 1.003 > 1, jadi
konvergen.
∞ 1
2 ∑ p 3 2
.
k =1 k
2
Jawab: Deret ini adalah deret-p dengan p = < 1, jadi divergen.
3
∞ 1
3 ∑ .
k=2 k ln k
1
Jawab: Misalkan f (x) = dengan x bilangan nyata dan
x ln x
2 x < ∞, maka f adalah kontinu, positif, dan taknaik pada selang
[2, ∞), sehingga, kita dapat menggunakan uji integral untuk
memeriksa kekonvergenan deret di atas.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 24 / 33


Ekor suatu deret
Awal suatu deret tidaklah penting untuk kekonvergenan atau
kedivergenannya.
Yang penting untuk diselidiki adalah ekornya, yaitu:

aN + aN+1 + aN+2 +

dengan N adalah suatu bilangan bulat positif yang besar, sehingga


untuk uji kekonvergenan, kita dapat mengabaikan beberapa suku awal
dari suatu deret.
Tetapi, jumlah dari suatu deret adalah tergantung dari semua
sukunya, termasuk suku awalnya.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 25 / 33


Bahan Responsi

Soal
Periksalah apakah deret tersebut konvergen atau divergen. Jika konvergen,
tentukan jumlahnya.
" #
∞ 1 k 1 k
1 ∑ 4 +5
k =0 3 6
" #
∞ 1 k +1 1 k +2
2 ∑ 2 7
k =2 3 4
∞ 1
3 ∑
k =1 (k + 1 ) (k + 2 )
∞ 1
4 ∑
k =1 k ( k + 2)

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 26 / 33


Soal
Periksalah apakah deret tersebut konvergen atau divergen. Jika konvergen,
tentukan jumlahnya.
∞ k2 + 3
1 ∑
k =1 k (k + 2 )
∞ 3k + 1
2 ∑ k 2
k =1 5
∞ k!
3 ∑ k
k=1 10
∞ e k 1
4 ∑
k =3 π

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 27 / 33


Soal
Buktikan bahwa

k
∑ ln k+1
k =1

adalah divergen.

Soal
Suatu bola karet dijatuhkan ke lantai dari tempat yang tingginya 2 meter.
Setiap kali setelah bola itu memantul ia mencapai ketinggian yang sama
dengan dua pertiga dari tinggi yang dicapai sebelum pemantulan terakhir.
Tentukan panjang lintasan bola sampai berhenti.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 28 / 33


Soal

Berikan contoh deret untuk memperlihatkan bahwa jika deret ∑ ak dan
k =1
∞ ∞
∑ bk keduanya divergen, maka belum tentu deret ∑ (ak bk ) adalah
k =1 k =1
divergen.

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 29 / 33


Soal
Gunakan uji integral untuk menentukan apakah deret tersebut konvergen
atau divergen.
∞ 1
1 ∑ p
k =1 k+3
∞ k
2 ∑ k
k =1 e
∞ 1
3 ∑
k =1(4k + 6)4/3
∞ 1
4 ∑ 3
k=2 k (ln k)

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 30 / 33


Soal
Gunakan uji yang telah dipelajari untuk menentukan apakah deret tersebut
konvergen atau divergen.
" #
∞ 2 k k 3
1 ∑ +
k =1 3 3k + 4
∞ 1 1
2 ∑ 2
+ k
k =1 k 2
∞ kπ
3 ∑ sin
k =1 2

k3
4 ∑ k2 e
k =3

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 31 / 33


Soal
Untuk nilai p berapakah deret

1
∑ k (ln k)p
k =2

konvergn?

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 32 / 33


Tentang Slide

Penyusun: Dosen Departemen Matematika FMIPA IPB


Versi: 2017
Media Presentasi: LATEX - BEAMER (PDFLATEX)

(Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus II Bogor, 2017 33 / 33

Anda mungkin juga menyukai