Anda di halaman 1dari 30

DESAIN PRODUKSI PROGRAM KULINER

MOOD FOOD

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PENYUTRADARAAN I (MULTI CAMERA)

Disusun Oleh :

AHMAD FAJAR (42190014)


42.2B.37

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
PROGRAM STUDI PENYIARAN (DIII)
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan desain
produksi program kuliner yang berjudul “Mood Food”.

Desain produksi ini telah selesai disusun untuk Ujian Tengah Semester
(UTS) pada matakuliah Penyutradaraan I (Multi Camera). Dalam desain produksi
ini penulis menjelaskan bahwa program kuliner “Mood Food” akan
merekomendasikan tempat wisata yang memiliki makanan khas tradisional atau
makanan unik serta mereview makanan serta proses pembuatan makanan tersebut.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Bapak Haryo Windratno, S.PT, M.Si selaku Dosen Matakuliah
Penyutradaraan I (Multi Camera).
2. Rekan mahasiswa Jurusan Penyiaran (Broadcasting) kelas 42.2B.37
Kampus UBSI Pemuda.
3. Semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga desain produksi ini
dapat terselesaikan.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari bahwa desain produksi ini masih
jauh dari kata sempurna, baik dari susunan kata serta bahasa yang digunakan.
Oleh karena itu penulis sangat terbuka dalam menerima saran serta kritikan yang
bersifat membangun agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan pada penulisan
desain produksi ini sehingga menjadi baik dan benar. Semoga desain produksi ini
dapat bermanfaat serta menginspirasi pembaca.

Jakarta, 16 Mei 2020

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………….……………………………………………………………………...…...i
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN …………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...……………………...iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………………………....v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………………………......vi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………....vii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……………………….…………………........1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………..….…………...…1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN………………...………………………………….…........3
1.2.1 TUJUAN AKADEMISI…………..………………………………..……....3
1.2.2 TUJUAN PRAKTISI……………....……………………………………......3
1.2.3 TUJUAN UMUM……………..…………………………………………….....3
1.3 METODE PEMBUATAN (PENELITIAN)…………………..……...…....4
1.3.1 STUDI PUSTAKA ……………………………………………………...…….4
1.3.2 DOKUMENTASI AUDIO VISUAL……………………………….4
1.4 RUANG LINGKUP……………………………………………………………………...7
BAB II KAJIAN PROGRAM………………………………………………....……………………….…..8
2.1 KATEGORI PROGRAM…………………………………………………………….8
2.2 FORMAT PROGRAM ………………………………………………………………...8
2.3 JUDUL PROGRAM ……………………………………………………………………..9
2.4 TARGET AUDIENCE………………………………………………………..……...10
2.4 KARAKTERISTIK PROGRAM …………………………………………...…10
BAB III PEMBAHASAN……………………………...……………………………………………………11
3.1 PROSES KERJA SUTRADARA ……………………...…………….….……..11
3.1.1 PRA PRODUKSI…………………………………………………...……….12
3.1.2 PRODUKSI……………………………………………...……………………...13
3.1.3 PASCA PRODUKSI ……………………………………………………….13
3.1.4 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB SUTRADARA…14
3.1.5 PROSES PENCIPTAAN KARYA………………………………..14
3.1.6 KENDALA PRODUKSI……………………...…………….…….…......15
3.1.7 LEMBAR KERJA SUTRADARA………………………………...16

iii
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………………….….19
5.1 KESIMPULAN………………………………………………………….…...……….......19
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………….20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………………………...21
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………………………………………22

iv
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 PROGRAM KULINER FOOD STORY ……………………….....…….….1


GAMBAR 1.2 PROGRAM KULINER HIJAB TRAVELING ………………………..2
GAMBAR 1.3 PROGRAM KULINER DEMEN MAKAN……………………...……....3
GAMBAR 1.4 PROGRAM KULINER RASAPEDIA …………………………….…..…....4

v
DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di dunia sudah ada media komunikasi yang dapat membantu untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak banyak. Dengan adanya
media komunikasi kita dapat mengetahui perkembangan suatu informasi dengan
cepat sehingga media komunikasi sangat penting bagi kehidupan masyarakat.
Keefisienan dalam menyebarkan suatu informasi merupakan tujuan dari media
komunikasi. Media dalam Komunikasi Massa terdiri dari tiga media yaitu, Media
Cetak, Media Elektronik dan Media Digital. Dari ketiga media dalam Komunikasi
Massa tersebut, televisi termasuk salah satu media komunikasi massa dalam
bentuk Media Elektronik. Pengertian televisi adalah sebuah media telekomunikasi
terkendala yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak berikut suara,
baik itu yang monokrom atau berwarna. Kata televisi merupakan gabungan dari
kata tele (Yunani) yang berarti jauh dan visio (Latin) yang berarti pengelihatan,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunkan media visual. Menurut Adi Badjuri (2010:39) bahwa televisi
merupakan media pandang sekaligus media pendengar yang berupa audio-visual,
sehingga penonton tidak hanya melihat gambar yang ditayangkan televisi, tetapi
juga mendengar ataupun mencerna narasi dari gambar tersebut.

Di dalam suatu stasiun televisi ada yang dinamakan program acara televisi.
Secara teknis program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan
siaran televisi dari hari ke hari (Horizontal Programming) dan dari jam ke jam
(Vertical Programming) setiap harinya (Soenarto (2007:1)). Sedangkan menurut
pendapat Naratama di dalam buku yang berjudul “Menjadi Sutradara Televisi:
Dengan Single dan Multi Camera” (2004:63), bahwa program televisi adalah
sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi
landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria
utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.

1
Dalam buku Menjadi Sutradara Televisi, Naratama (2004:65-66)
menjelaskan bahwa ada tiga format program televisi, yaitu Drama, Nondrama, dan
Berita Olahraga. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan News-
Sport. Program kuliner merupakan salah satu format program televisi dengan
kategori nonfiksi. Pengertian kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan
berupa lauk-pauk, panganan maupun minuman. Kuliner tidak terlepas dari
kegiatan masak-memasak yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-
hari. Saat ini kuliner sudah merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari karena makanan adalah sebuah kebutuhan
sehari-hari.

Dari penjabaran tersebut penulis membuat desain produksi ini untuk


membuat sebuah program kuliner yang berjudul “Mood Food” yang akan
ditayangkan di FA Televisi. Acara ini selain untuk menghibur akan
merekomendasikan tempat wisata yang memiliki makanan khas tradisional atau
makanan unik yang menjadi highlight tempat wisata tersebut dan mereview
makanan serta proses pembuatan makanan tersebut. Dalam acara ini akan diawali
dengan kunjungan wisata yang bertujuan agar penonton dapat mengetahui tempat-
tempat wisata yang menarik dan pantas untuk dikunjungi kemudian setelah
membahas tempat wisata masuk ke segmen utama yaitu mereview makanan serta
proses pembuatan makanan khas tradisional atau makanan unik dengan cita rasa
yang luar biasa sehingga menjadi highlight di tempat wisata tersebut. Yang
membedakan program acara kuliner ini dengan kuliner yang lain adalah selain
merekomendasikan tempat wisata dan mereview makanan serta proses pembuatan
makanan, program kuliner Mood Food juga akan dipandu dengan host yang
terkenal di dunia entertainment, dengan pembawaan yang lucu sehingga penonton
tidak mudah bosan selain itu di setiap episodenya juga akan mengundang artis-
artis terkenal di Indonesia sehingga acara Mood Food ini akan menjadi semakin
menarik dan menggugah mood penonton untuk mengunjungi tempat wisata dan
merasakan makanan yang menjadi highlight di tempat tersebut.

2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penulis dalam membuat desain produksi program kuliner ini untuk
memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Penyutradaraan I
(Multi Camera) dengan nama program “Mood Food”, tugas ini selain untuk
membangun kreativitas terhadap mahasiswa, juga sebagai latihan untuk menjadi
seseorang yang dapat membuat program-program yang bermutu serta berkualitas.

1.2.1 Tujuan Akademisi


Penulis membuat program kuliner dengan judul Mood Food ini sebagai
referensi bagi mahasiswa agar dapat memilih bahkan membuat program hiburan
yang berkualitas tinggi namun tetap pada peraturan standar siaran yang telah
ditetapkan.

1.2.2 Tujuan Praktisi


Penulis membuat program kuliner ini untuk mengembangkan kemampuan
akademik baik teori ataupun praktik yang sudah dipelajari selama di awal
semester 2, sehingga ilmu yang sudah didapat dari dosen pembimbing
menghasilkan suatu karya yang bermanfaat yang nantinya akan menjadi portofolio
diri yaitu berupa program kuliner.

1.2.3 Tujuan Umum


Program kuliner ini akan ditayangkan di FA Televisi. Acara ini menjadi
program acara yang menemani penonton di hari weekend yaitu setiap hari Sabtu
dan Minggu. Oleh karena itu penulis berharap bahwa program kuliner ini dapat
menjadi tayangan yang menarik untuk dilihat dan diminati oleh khalayak banyak.

3
1.3 METODE PEMBUATAN (PENELITIAN)
1.3.1 Studi Pustaka
Menurut Nurdiyansah (2014:139) makanan adalah tradisi, yang menarik
dari makanan adalah proses dan peran makanan pada berbagai ritual maupun
upacara adat, secara turun temurun,resep-resep kuno dalam mengolah makanan
terus diturunkan dari generasi ke generasi.

Menurut Ardika (dalam Putra.et.al, 2011:21) wisata kuliner adalah suatu


aktivitas wisatawan untuk mencari makanan dan minuman yang unik dan
mengesankan. Dengan kata lain bahwa wisata kuliner bukan semata-mata
keinginan untuk mencicipi nikmatnya makanan, tetapi yang lebih penting adalah
keunikan dan kenangan yang ditimbulkan setelah menikmati makanan tersebut.
Saat ini wisata kuliner adalah sebuah segmen industri pariwisata yang sedang
berkembang dan seringkali dikaitkan dengan berbagai aktivitas budaya, kegiatan
bersepeda (cycling), dan jalan santai (walking).

Menurut Fadiati (Ariani, 1994:5) seni kuliner merupakan suatu seni yang
mempelajari tentang makanan dan minuman serta berbagai hal yang berhubungan
dengan makanan dan minuman tersebut, mulai dari persiapan, pengolahan,
penyajian dan penyimpanannya.

1.3.2 Dokumentasi Audio Visual


Dalam pembuatan program kuliner dengan judul Mood Food ini penulis
mengembangkan inovasinya dengan memiliki beberapa referensi tentang acara
yang serupa dan terinspirasi dari :

4
1. Food Story (KOMPAS TV)

Gambar 1.1 Program Kuliner Food Story

Food Story tayang setiap hari Sabtu 09.30 WIB di KOMPAS TV. Program
kuliner yang dipandu oleh Benu Buloe ini tidak hanya sekadar icip-icip belaka,
tetapi juga mengangkat kisah mengenai orang-orang di balik tersajinya sebuah
makanan. Food Story menampilkan tayangan di balik terciptanya sebuah
makanan, kisah perjuangan hidup, tradisi kuliner turun-temurun maupun
keterampilan unik yang dimiliki para pembuat makanan. Tidak hanya itu,
informasi mengenai kandungan gizi pun juga ditampilkan di dalam program
kuliner ini.

2. Hijab Traveling (TRANS 7)

Gambar 1.2 Program Kuliner Hijab Traveling

Acara yang dipandu oleh host Nesa Aqila, pemenang Puteri Muslimah
Indonesia 2015 ini tayang setiap hari Sabtu pukul 09.45 WIB di TRANS 7. Hijab
Traveling merupakan program traveling yang memberi referensi sebuah tempat
wisata di manca negara, sekaligus dengan referensi tempat untuk mendapatkan
kuliner halal, masjid, dan komunitas muslim yang ada di sekitar tempat wisata
tersebut.

5
3. Demen Makan (TRANS TV)

Gambar 1.3 Program Kuliner Demen Makan

Demen Makan merupakan acara kuliner yang tayang setiap hari Minggu
pukul 07.30 WIB di TRANS TV. Acara kuliner ini membahas tentang makanan
dan minuman yang terkenal memiliki rasa yang enak dan lezat, dipandu oleh Vivit
Kavi, seorang bintang iklan, host, jurnalis, sekaligus reporter. Dalam acara ini,
Vivit dituntut untuk makan makanan dalam porsi besar, karena sesuai dengan
judul acaranya “Demen Makan”. Selain mencicipi makanan Indonesia, acara
kuliner ini terkadang juga mencoba berbagai makanan di luar negeri.

4. Rasapedia (SCTV)

Gambar 1.4 Program Kuliner Rasapedia

Rasapedia adalah program kuliner yang ditayangkan di SCTV. Program


kuliner ini dibintangi oleh Nabiel Abiyasha yang siap mencicipi berbagai macam
kuliner Indonesia serta melihat proses pembuatan makanan tersebut. Episode
pertama berjudul “Jejak Kuliner Jakarta”.

6
1.4 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup adalah penjelasan tentang batasan sebuah subjek yang
terdapat di dalam sebuah masalah. Ruang lingkup yang akan dibahas dalam desain
produksi ini mengenai :

• Program kuliner yang berjudul Mood Food yang bersifat hiburan ini hanya
menampilkan tayangan yang sesuai dengan tujuan dibuatnya program
tersebut yaitu merekomendasikan tempat wisata dan mereview makanan
serta proses pembuatan makanan khas tradisional atau makanan unik yang
ada di tempat wisata.

• Program kuliner yang berjudul Mood Food ini akan tetap berpegang teguh
dengan Undang Undang Penyiaran di Indonesia yang sudah ditetapkan.

7
BAB II
KAJIAN PROGRAM

2.1 KATEGORI PROGRAM


Penulis mengkategorikan program yang berjudul “Mood Food” ini sebagai
program kuliner, dikarenakan acara ini lebih bersifat menghibur walaupun ada
informasi yang nantinya akan dibahas. Dalam program acara ini lebih
memfokuskan untuk merekomendasikan tempat wisata yang memiliki makanan
khas tradisional atau makanan unik serta mereview makanan dan proses
pembuatan makanan tersebut. Menurut Ardika (dalam Putra.et.al, 2011:21) wisata
kuliner adalah suatu aktivitas wisatawan untuk mencari makanan dan minuman
yang unik dan mengesankan. Dengan kata lain bahwa wisata kuliner bukan
semata-mata keinginan untuk mencicipi nikmatnya makanan, tetapi yang lebih
penting adalah keunikan dan kenangan yang ditimbulkan setelah menikmati
makanan tersebut. Saat ini wisata kuliner adalah sebuah segmen industri
pariwisata yang sedang berkembang dan seringkali dikaitkan dengan berbagai
aktivitas budaya, kegiatan bersepeda (cycling), dan jalan santai (walking).

2.2 FORMAT PROGRAM


Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep
acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang
akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan
target pemirsa acara tersebut. (Naratama (2004)). Maka dari itu hendaknya
tayangan televisi digarap berdasarkan format yang telah disepakati bersama oleh
berbagai pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman atau keraguan pada tayangan
yang akan ditayangkan. Menurut Naratama (2004) format acara terdiri dari tiga
bagian yaitu:

8
• Fiksi (drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan
dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi
yang direkayasa dan dikreasi ulang. Contoh : Drama percintaan (love
story), Tragedi, Horor, Legenda, Aksi (action), dan sebagainya.

• Non-fiksi (non-drama) adalah sebuah format acara televisi yang


diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari
realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan
tanpa harus menjadi dunia khayalan. Contoh : Talk Show, Konser Musik
dan Variety Show.

• Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian atau peristiwa yang
berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Contoh : Berita
Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga.

Format program kuliner yang berjudul “Mood Food” ini termasuk ke dalam
format Non-fiksi (Non-drama) karena tayangan pada program kuliner ini sesuai
dengan apa yang terjadi tanpa harus direkayasa ataupun dikemas dengan konsep
lain yang diinginkan dari suatu program.

2.3 JUDUL PROGRAM


Penulis membuat program kuliner dengan judul “Mood Food” karena
memiliki kata-kata yang unik sehingga judul program ini dapat diingat oleh
masyarakat dan memberikan informasi yang jelas bahwa program ini adalah
program kuliner dan akan memberikan hiburan serta membahas makanan yang
menjadi highlight di tempat wisata.

9
2.4 TARGET AUDIENCE
Geografis : Indonesia
Demografis
• Umur : 15 tahun – 50 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
• Status ekonomi sosial : A (Atas)
B (Menengah ke atas)
C (Menengah ke bawah)
Psikografis : Makanan tidak hanya soal penyajian yang indah
melainkan rasa yang nikmat.

2.5 KARAKTERISTIK PROGRAM


Karakteristik program merupakan format penyajian produksi untuk sebuah
program yang akan diproduksi. Karakteristik program terdiri dari Live, Taping,
dan Live On Tape. Live merupakan siaran langsung di hari itu. Taping adalah
siaran tertunda yang harus melalui proses pengeditan terlebih dahulu, sebelum
nantinya akan disiarkan. Live On Tape merupakan siaran langsung dan ditambah
hasil rekaman yang sudah diedit (Taping). Program kuliner “Mood Food” ini
merupakan progam yang masuk ke dalam karakteristik program yang disiarkan
secara Live On Tape.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PROSES KERJA SUTRADARA


Penulis sebagai sutradara atau pengarah acara di program kuliner yang
berjudul “Mood Food” akan menjadikan program ini sebagai program yang
memberikan hiburan serta informasi seputar tempat wisata dan kuliner yang
membuat penonton menyukai setiap tayangan yang diberikan.

Pengarah Acara adalah seorang yang mempunyai profesi untuk


bertanggungjawab terhadap kreativitas dan kualitas gambar yang nampak di layar
dimana di dalamnya ia bertugas mengontrol teknik sinematik, mempelajari dan
meliput jalannya acara, dan memimpin kerabat kerja berbagai bidang televisi
seperti penata kamera, penata lampu, penata audio dan lain-lain, hingga menjadi
tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati. (Naratama:2004). Menurut
Naratama tiga konsep dasar yang harus dipahami oleh sutradara baik itu film
ataupun program televisi adalah:

1. What people want to see, Apa yang ingin penonton lihat (tonton) atau
apa yang ingin dilihat oleh penonton adalah konsep pertama yang harus
terekspresikan dalam sebuah shot. Untuk itu, yang dibutuhkan bukanlah
keindahan sudut pengambilan gambar, melainkan lebih kepada
perekaman gambar atas ekspresi penonton.

2. What people need to see, Atau apa yang perlu dilihat oleh penonton.
Filosofinya adalah dari apa yang ingin dilihat, berubah menjadi apa yang
perlu dilihat.

3. What people want and need to see, Ungkapan ini merupakan kesatuan
antara apa yang ingin dan perlu dilihat oleh penonton.

11
Sedangkan dalam buku Bekerja Sebagai Sutradara yaitu seorang sutradara
televisi atau pengarah acara adalah sebagai pencipta karena ia menciptakan
sebuah ide dalam membentuk tulisan menjadi sebuah bentuk gambar atau visual
(Sam sarumpet, 2008:3).

Dari pernyataan tersebut penulis memahami bahwa, sutradara atau pengarah


acara adalah orang yang berperan penting dan bertanggung jawab mulai dari pra
produksi, produksi, dan pasca produksi tanpa adanya sutradara atau pengarah
acara keberhasilan dari suatu program tidak akan pernah dapat diraih.

3.1.1 Pra Produksi


Menurut Naratama (2013:262) pra produksi adalah bagian kegiatan-kegiatan
sebelum pelaksanaan produksi di mulai. Tahap pra produksi sangat penting sebab
jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik serta komunikasi antara
sutradara atau pengarah acara dengan seluruh tim yang ada diproduksi juga
terkordinasi dengan baik, maka proses produksi hingga pasca produksi sudah
dapat dipastikan akan berjalan dengan lancar karena persiapan awal yang matang.
Tahap-tahap yang termasuk kegiatan pra produksi antara lain:

1. Pencarian Ide Cerita


Pada tahap pra produksi langkah awal yang akan dibahas bersama tim
adalah ide cerita atau konsep yang nantinya akan dibuat hingga dapat menjadi
sebuah program acara yang baik dan dapat diterima oleh khalayak banyak. Dalam
pencarian ide atau konsep, yang dapat dilakukan bersama-sama yaitu saling tukar
pikiran satu dengan yang lainnya sampai terpilih satu ide atau konsep yang
nantinya akan dibuat dan diproduksi.

12
2. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan ide atau konsep, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi
biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan
yang perlu dibuat secara teliti. Oleh karena itu pada saat tahap perencanaan ini
harus direncanakan dengan baik agar persiapan juga berjalan dengan baik.

3. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-
menyurat. pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan.
Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time
schedule) yang sudah ditetapkan.

3.1.2 Produksi
Sesudah pencarian ide atau konsep, perencanaan dan persiapan selesai,
pelaksanaan produksi dimulai. Produksi adalah pelaksaan kegiatan yang sudah di
persiapkan sejak pra produksi. Menurut Assauri (1999:11) produksi merupakan
suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi
hasil keluaran (output). Pada tahap ini sutradara atau pengarah acara sangat
berperan penting dalam pelaksanaan di lapangan. Karena sutradara atau pengarah
acara adalah seseorang yang memiliki kuasa penuh pada saat proses produksi,
oleh karena itu seorang sutradara atau pengarah acara harus terus berkordinasi
dengan seluruh tim yang ada.

3.1.3 Pasca Produksi


Pasca produksi adalah pelaksanaan kegiatan setelah peliputan atau shoting
sampai semua materi dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali.
Menurut Abidin (2009) kegiatan pasca produksi dapat berupa: penyuntingan,
pemaduan, percampuran dan rekayasa kreatif.

13
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Pengarah acara adalah seorang yang mempunyai profesi untuk bertanggung
jawab terhadap kreativitas dan kualitas gambar yang nampak di layar dimana di
dalamnya ia bertugas mengontrol teknik sinematik, mempelajari dan meliput
jalannya acara, dan memimpin kerabat kerja berbagai bidang televisi seperti
penata kamera, penata lampu, penata audio dan lain-lain, hingga menjadi tontonan
yang berbobot dan dapat dinikmati (Naratama:2004). Dalam program kuliner
yang berjudul “Mood Food” adalah tugas dari sutradara atau pengarah acara untuk
memberikan arahan mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi hingga
tercapainya keberhasilan dalam program tersebut. Menurut Morissan (2008:142),
tindakan pengorganisasian terhadap anggota dari struktur organisasi bertujuan
untuk memberikan motivasi serta arahan agar tercapainya kinerja yang optimal.
Dengan adanya proses ini diharapkan kinerja dari sebuah tim dapat terjalin dengan
baik dan sesuai dengan tujuan dan target yang ingin dicapai. Oleh karena itu
seorang sutradara atau pengarah acara harus mempunyai pendirian yang kuat agar
tidak mudah goyah dengan masukan-masukan lain, selain kesepakatan yang sudah
ditentukan sebelumnya.

3.1.5 Proses Penciptaan Karya


1. Konsep Kreatif
Konsep kreatif adalah bagaimana seorang sutradara atau pengarah acara
melakukan tugasnya dengan baik agar pengemasan dari program acara tersebut
dapat menarik penonton dan memberikan tampilan berbeda dengan program acara
yang sudah ada. Menurut Mila dan Ida dalam buku Be Smart Ilmu Pengetahuan
Sosial (2006:145) menjelaskan bahwa, “Kreatif adalah kemampuan memiliki daya
cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan”.

Yang membedakan program kuliner yang berjudul “Mood Food” dengan


program kuliner yang lain adalah selain merekomendasikan tempat wisata dan
mereview makanan serta proses pembuatan makanan, program kuliner “Mood
Food” juga akan dipandu dengan host yang terkenal di dunia entertainment,
dengan pembawaan yang lucu sehingga penonton tidak mudah bosan. Selain itu di

14
setiap episodenya juga akan mengundang artis-artis terkenal di Indonesia sehingga
program kuliner “Mood Food” ini akan menjadi semakin menarik dan menggugah
mood penonton untuk mengunjungi tempat wisata dan merasakan makanan yang
menjadi highlight di tempat tersebut.

2. Konsep Produksi
Dalam produksi program kuliner dengan judul “Mood Food” ini sutradara
atau pengarah acara selalu meningkatkan komunikasi antar tim agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi karena terjadi perubahan SOP dengan kondisi
lapangan dan kondisi keadaan yang disebabkan adanya pandemic covid-19 dan
mulai diadakan PSBB oleh pemerintah sehingga lokasi dipindahkan ke indoor.

3. Konsep Teknis
Sutradara atau pengarah acara pasti menginginkan keberhasilan dari
program yang sedang dilakukan, oleh karena itu dari segala teknis yang ada mulai
dari persiapan, alat-alat yang digunakan, pengambilan gambar pada saat produksi
serta konsep editing yang digunakan harus berjalan dengan baik agar program
kuliner yang berjudul “Mood Food” ini dapat terlihat menarik dan diminati oleh
khalayak banyak.

3.1.6 Kendala Produksi

15
3.1.7 Lembar Kerja Sutradara

SHOTLIST

Production Company : FA Televisi Produser : Ahmad Fajar


Project Title : Mood Food
Durasi : 60 menit

TYPE
NO SEGMEN SHOT TAKE ANGLE DESCRIPTION NOTE
SHOT
Cam
1 1 1 1 MS Eye Level Shot Putri opening
Master
Low Putri mengambil
2 1 2 1 LS Cam 3
Angle makanan
Mengeluatkan Cam
3 1 3 1 MS Eye Level
makanan Ngikan Master
Meletakkan makanan Cam
4 1 4 1 MS Eye Level
Ngikan ke atas meja Master
Kamera shot makan
Cam
5 1 5 1 CU Eye Level Ngikan yang
Master
diletakkan
High Shot Putri membuka
6 1 6 2 LS Cam 2
Angle makanan
Putri Menjelaskan Cam
7 1 7 1 MS Eye Level
makanan Master
High Putri menjelaskan
8 1 8 1 CU Cam 2
Angle kemasan makanan
Menjelasan harga Cam
9 1 9 1 MS Eye Level
makanan Master
Mengajak Rahma Cam
10 2 10 1 CU Eye Level
bergabung Master

16
Low
11 2 11 1 TS Memulai Makan Cam 3
Angle
Memperlihatkan Cam
12 2 12 2 TS Eye Level
sambal dan nasi Master
Putri dan Rahma
Cam
13 2 13 1 CU Eye Level memperlihatkan
Master
ikannya
Menjelaskan tepung Cam
14 2 14 2 MS Eye Level
yang krispi Master
15 2 15 1 TS Eye Level Menjelaskan sambal Cam 2
Ekspresi Rahma Cam
16 2 16 1 CU Eye Level
memakan ikan Master
High Menjelaskan sambal
17 2 17 1 LS Cam 2
Angle bumbu kuning
Mejelaskan sambal
Cam
18 2 18 1 TS Eye Level kesukaan masing-
Master
masing
Menjelaskan cara
order makanan di Cam
19 3 19 1 TS Eye Level
masa pandemic Master
covid-19
Shot bungkus Cam
20 3 20 1 CU Eye Level
makanan Ngikan Master
Menjelaskan cara
order makanan di Cam
21 3 21 1 TS Eye Level
masa pandemic Master
covid-19
Menjelaskan cara
order makanan di
Cam
22 3 22 1 MS Eye Level masa pandemic
Master
covid-19

17
Tips menjaga
Low
23 3 23 1 TS kesehatan di masa Cam 3
Angle
pandemic covid-19
Tips menjaga
Cam
24 3 24 1 TS Eye Level kesehatan di masa
Master
pandemic covid-19
Tips menjaga
Low
25 3 25 1 LS kesehatan di masa Cam 3
Angle
pandemic covid-19
Cam
26 3 26 1 TS Eye Level Closing
Master

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan pembuatan desain
produksi program kuliner yang berjudul “Mood Food” ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan agar kedepannya dapat membuat program-program
yang lebih kreatif, inovatif dan memiliki kualitas yang tinggi. Selain itu juga
memberikan pelajaran bagi mahasiswa dan dapat menciptakan generasi yang lebih
baik lagi dalam mempersiapkan diri menuju dunia industri yang sebenarnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU :

Naratama. 2013. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera.
Jakarta: Grasindo

Naratama, 2004. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera.
Jakarta: Grasindo.

Adi, Badjuri. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soenarto. 2007. R.M. Program Televisi. Jakarta: IKJ Press.

Saraswati, Mila dan Ida Widaningsih. 2006. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta: PT Grafindo Media Pratama.

A, M, Morissan. 2008. Menejemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenada Media


Group

SUMBER WEB :

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_massa

20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Fajar


Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Juni 2000
Agama : Islam
Asal Kampus : UBSI Pemuda
NIM : 42190014
Kelas : 42.2B.37
Program Pendidikan : D3
Jurusan : Penyiaran (Broadcasting)
Semester :2
Alamat : Jl. H Anwar Rt. 009 Rw. 003 No. 26 Kp. Jati
Kel. Jati Kec. Pulogadung Jakarta Timur
No. Telp : 083893076534
Email : ahmadfajar310@gmail.com

21
LAMPIRAN-LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai