Anda di halaman 1dari 22

ISOLASI DALAM

BIOSEKURITI
Polbangtan – Gowa, April 2021
drh A Agung PJ Wahyuda, M.Si
Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan


tentang Tindakan isolasi dalam Biosekuriti:
Pengertian, tujuan, manfaat, tata cara isolasi
pada peternakan, dan regulasi pemerintah pada
daerah wabah
Review Biosekuriti pada Peternakan

1. Biosekuriti konseptual adalah dasar seluruh program pengendalian


penyakit sperti: lokasi kandang suatu peternakan, pengaturan jenis
dan umur ternak.
2. Biosekuriti struktural adalah sesuatu yang berhubungan dengan
konstruksi kandang, arah kandang atau tata letak peternakan,
pemisahan batas-batas unit peternakan, pengaturan saluran
limbah peternakan, alat sanitasi dan dekontaminasi, sarana dan
prasarana kandang.
3. Biosekuriti operasional merupakan implementasi sistem operasional
dan prosedur (SOP) manajemen untuk pengendalian penyakit.
Pengertian Isolasi
´ Memisahkan dan melindungi hewan/ternak atau peternakan dari
kuman penyakit yang berasal dari luar kandang/peternakan
maupun melindungi atau memisahkan dari individu yang sakit atau
dicurigai sakit.

Perbedaan dengan Karantina


´ Karantina menurut KBBI adalah tempat penampungan yang lokasinya
terpencil guna mencegah terjadinya penularan (pengaruh dan
sebagainya) penyakit dan sebagainya.
´ Pengertian karantina lainnya adalah tempat untuk menahan ternak impor
yang baru datang dari luar negeri, guna mencegah penyebaran penyakit
menula
Definisi Karantina menurut UU No 21 th 2019
´ Karantina adalah sistem pencegahan masuk, keluar dan tersebarnya
hama dan penyakit hewan Karantina, hama dan penyakit ikan Karantina,
dan organisme pengganggu tumbuhan Karantina; serta pengawasan
dan/atau pengendalian terhadap keamanan pangan dan mutu pangan,
keamanan pakan dan mutu pakan, produk Rekayasa Genetik, Sumber
Daya Genetik, Agensia Hayati, Jenis Asing Invasif, Tumbuhan dan Satwa
Liar, serta tumbuhan dan Satwa Langka yang dimasukkan ke dalam,
tersebarnya dari suatu Area ke Area lain, dan/atau dikeluarkan dari
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konsep Isolasi

Sakit/Nampak sakit
Tidak diketahui statusnya
Karantina

Isolasi
Tujuan Isolasi
´ Menghindari berkembang dan menyebarnya penyakit
kepada individu lain maupun ke peternakan atau
wilayah yang tidak terkontaminasi

Manfaat Isolasi
´ Melindungi penularan, perkembangan dan penyebaran penyakit
dari 1 individu yang ‘sakit’ ke individu lainnya atau
individu/kelompok hewan yang tidak diketahui status
kesehatannya, kelompok hewan dan kandang yang tertular satu
dengan yang lainnya ataupun peternakan satu dengan yang
lainnya termasuk satu Kawasan satu dengan Kawasan lainnya.
Tindakan penting dalam isolasi

´ Perlakuan terhadap hewan yang sakit.


´ Perlakuan terhadap hewan yang baru masuk.
´ Pengelolaan dan Perlakuan terhadap hewan yang
sehat.
´ Perlakuan terhadap hewan yang mati.
´ Penanganan terhadap limbah dan kotoran hewan.
Penerapan Isolasi dalam Praktek
1) Pemisahan hewan/ternak
´ Memisahkan hewan sakit dari hewan sehat
´ Menciptakan lingkungan hewan terlindung dari pembawa
penyakit (carier) seperti manusia,hewan,fomit,unggas
tertular,udara air.
´ Kandang isolasi terpisah dari kandang utama dan tidak
berhubungan kandang hewan sehat
´ Bila ada 1 atau 2 ekor hewan menunjukkan gejala sakit, maka
segera diambil dan dimasukkan kedalam kandang isolasi
´ Ayam sehat segera diperhatikan makanan, minuman dan
pemberian vitamin dan feed suplement
´ Hewan sakit diobati dikandang isolasi setelah menangani
hewan sehat terlebih dahulu
Penerapan Isolasi dalam Praktek
2) Penanganan hewan/ternak baru
´ Hewan baru datang diisolasi/dikarantina 14 hari
´ Bila sistem pemelihraan bukan sistem all in all out
´ Ayam baru datang diuji klinis dan tes laboratorium
´ Ayam yang baru datang (DOC,pullet,dewasa), diisolasi dan
dikandangkan secara terpisah (dikarantina) selama 2 minggu.
Penerapan Isolasi dalam Praktek
3) Pemagaran
´ Pagar keliling lokasi peternakan
´Untuk menghindari unggas dan binatang lain masuk
kewilayah peternakan, maka sebaiknya dibangun pagar
sekeliling peternakan
´Pada pintu pagar dipasang tanda dilarang masuk kecuali
petugas kandang.
Penerapan Isolasi dalam Praktek
4) Pemisah buatan
´ Pemisah buatan antar kandang
´Bila memungkinkan kandang satu dengan kandang lainnya
dapat dipisah dengan kolam air atau empang
´Hal ini tergantung lokasi kandang dan lingkungannya bila
memungkinkan
Penerapan Isolasi dalam Praktek
5) Jarak minimum
´ Jarak minimum antar peternakan 400-1000 meter
´Sebelum membangun kandang sebaiknya diperhitungkan
untuk menjaga jarak tidak terlalu berdekatan antar
peternakn lainnya
Penerapan Isolasi dalam Praktek
6) Menyiapkan kandang Isolasi
´ Kandang isolasi dikatagorikan sebagai zona merah
´Kandang isolasi sebaiknya berada cukup jauh dari kandang
utama, paling dekat 10m.
´Menyiapkan peralatan khusus yang hanya digunakan pada
kandang isolasi
´Menggunakan pakaian khusus untuk menangani hewan
yang sakit, membersihkan diri setelah melakukan
penanganan
´Lakukan pengelolaan ternak yang diisolasi paling akhir.
Penerapan Isolasi dalam Praktek
7) Menyediakan ‘incinerator’
´ Tempat pembakaran bangkai dan limbah organic/medik
´Dapat dibuat berdekatan dengan kandang isolasi
´Masuk ke dalam zona merah
´Dibuat tungku dari batu bata atau drum
´Bangkai / limbah yang akan dibakar diletakkan diatas kayu
bakar/alat pembakar/ kompor
´Melakukan pembakaran sampai menjadi abu
Isolasi dalam Regulasi:
Peraturan Pemerintah (PP) No 47 th 2014 tentang
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Hewan

´ Pasal 34, bagian dalam penerapan Biosekuriti


diantaranya:
´ isolasi Hewan tertular/agen Penyakit Hewan;
´ isolasi Hewan tertular dan terduga;
.
Berbagai Tindakan isolasi dalam
pemberantasan penyakit hewan
Pasal 49
Pemberantasan Penyakit Hewan menular dilakukan dengan cara:
´ penutupan Wilayah;
´ pembatasan lalu lintas Hewan rentan, produk Hewan, dan media
pembawa Penyakit Hewan lainnya yang berisiko tinggi;
´ pengebalan Hewan;
´ pengisolasian Hewan sakit atau terduga sakit;
´ penanganan Hewan sakit;
´ pemusnahan bangkai Hewan;
´ pengeradikasian Penyakit Hewan; dan
´ Pendepopulasian Hewan.
Penutupan Wilayah saat wabah
Pasal 50
´ Menteri dalam menetapkan daerah Wabah berdasarkan rekomendasi
pejabat Otoritas Veteriner nasional.
´ Penutupan Wilayah dilakukan oleh bupati/walikota atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya dalam jangka waktu paling lambat 1 X 24 jam
(satu kali dua puluh empat jam) sejak ditetapkan suatu daerah Wabah
oleh Menteri.
Pasal 51
´ Bupati/walikota atau gubernur belum melaporkan indikasi terjadinya
Wabah kepada Menteri untuk dinyatakan sebagai Wabah, Otoritas
Veteriner setempat dapat melakukan tindakan pemberantasan
Pasal 52
´ Setelah penutupan Wilayah Otoritas Veteriner harus
memerintahkan kepada Perusahaan Peternakan, Peternak, orang
perseorangan yang memelihara Hewan, dan pengelola konservasi
satwa untuk melakukan:
a. pengandangan Hewan rentan; dan
b. pengisolasian Hewan sakit dan/atau terduga sakit.
´ Otoritas Veteriner sesuai dengan kewenangannya melakukan:
a. komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai terjadinya Wabah
Penyakit Hewan dan cara pengendalian dan penanggulangannya;
b. pengawasan terhadap kegiatan tersebut
Pasal 53
´ Penetapan daerah Wabah Penyakit Hewan menular dapat diubah oleh
Menteri sebagai:
a. daerah tertular, dalam hal Wabah Penyakit Hewan sudah dapat
dikendalikan; dan
b. daerah bebas, dalam hal Wabah Penyakit Hewan berhasil diberantas.
Pasal 54
´ Perubahan penetapan dari daerah Wabah menjadi daerah tertular
dilakukan oleh Menteri berdasarkan rekomendasi pejabat Otoritas
Veteriner nasional.
´ Terhadap daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah tertular wajib
dilakukan pencabutan penetapan penutupan Wilayah oleh gubernur atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 55
´ Perubahan status dari daerah tertular menjadi daerah bebas ditetapkan
oleh Menteri berdasarkan rekomendasi dari pejabat Otoritas Veteriner
nasional.
Tugas 3
´ Buatlah Tulisan tentang Isolasi Salah Satu Pencegahan Penyakit pada Peternakan
´ Format Penulisan:
I. Pendahuluan
II. Isolasi dan Penerapannya
III. Tantangan Penerapan Isolasi dalam Peternakan dalam kondisi wabah
IV. Pembahasan
V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka
´ Tugas dibuat dalam Kertas A4, Spasi 1.25 dengan Huruf Arial 12 paling sedikit 5 halaman
isi diluar sampul depan
´ Tugas disave dalam bentuk pdf dengan format. No. Absen_ Kelas_Tugas 3_Nama_Nim;
Contoh; 08_ID_Tugas3_Baco_00000
´ Kirim melalui email: a.wahyuda@gmail.com. Pada subject saat mengirimkan email
mohon ditulis :Tugas 3_Kelas_No. Absen_NIM_Nama
´ Diterima paling lambat 1 minggu setelah kuliah ini

Anda mungkin juga menyukai