Anda di halaman 1dari 4

Aneurisma adalah penggelembungan di dinding arteri (pembuluh darah yang

membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lain). Aneurisma yang membesar
bisa pecah dan menyebabkan perdarahan, bahkan kematian.

Sebagian besar aneurisma terjadi di aorta, yaitu arteri utama yang jalurnya dari
jantung hingga ke dada dan perut.

Ada dua jenis aneurisma aorta:

1. Aneurisma aorta torakalis: terjadi di bagian aorta yang berada di dada


2. Aneurisma aorta abdominalis: terjadi di bagian aorta yang berada di perut

Apa gejala aneurisma aorta?


Aneurisma biasanya tidak menimbulkan gejala yang nyata. Inilah kenapa kondisi
ini sangat fatal karena penderita baru menyadari setelah penggelembungan di
pembuluh darah sudah sangat besar atau telanjur pecah, dan seringnya sudah
terlambat untuk diselamatkan. Biasanya, aneurisma baru ditemukan saat pasien
dengan sengaja menjalankan tes kesehatan atau medical check up.

Namun, saat aneurisma sudah membesar biasanya ada beberapa gejala yang
bisa dirasakan:

 Nyeri dada
 Nyeri punggung
 Perasaan aneh atau tak nyaman di bagian dada atas
 Denyut yang kuat di area perut
 Merasa kenyang setelah makan hanya sedikit
 Mual atau muntah
 Kepala “keliyengan”
 Lemas
 Napas pendek
 Denyut jantung cepat
 Mati rasa, kesemutan, atau sensasi dingin pada tangan atau kaki
 Pingsan

Saat ada penggelembungan pada pembuluh darah, biasanya akan terbentuk


gumpalan darah. Jika gumpalan darah ini terpecah dan mengalir ke bagian tubuh
lain (emboli), ia bisa menghalangi aliran darah ke organ penting seperti paru-
paru, hati, ginjal, dan membuatnya berhenti berfungsi.

Apa penyebab aneurisma aorta?


Aneurisma aorta muncul akibat ada kelemahan pada dinding aorta. Kelemahan
ini bisa terjadi karena bawaan lahir, atau bisa juga terjadi saat dewasa karena
beberapa kondisi berikut ini:

1. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah kondisi saat arteri rusak atau tersumbat. Pada kondisi ini,
plak yang berasal dari kolesterol menempel di dinding pembuluh darah dan
membuatnya jadi lemah. Selain jadi penyebab utama aneurisma aorta,
aterosklerosis juga sering kali menyebabkan penyakit jantung dan serangan
jantung.

2. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah yang tinggi memberi tekanan pada dinding aorta. Jika dibiarkan
selama bertahun-tahun, tekanan ini bisa memicu penggelembungan dinding
pembuluh darah.

3. Diabetes

Diabetes yang tidak dikontrol dapat membuat kondisi aterosklerosis muncul lebih
awal dan lebih parah, sehingga merusak pembuluh darah dan membuatnya jadi
lemah, mudah diserang gangguan lain.

4. Nekrosis medial kistik

Pada kondisi ini, lapisan medial (tengah) pada pembuluh darah memburuk, dan
ada lapisan abnormal yang melemahkan struktur pendukung dinding pembuluh
darah. Ini biasanya terjadi pada beberapa penyakit keturunan seperti sindrom
Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos. Terkadang juga muncul akibat penyakit
katup jantung, atau saat hamil.

5. Aneurisma mikotik

Terjadi saat ada bakteri yang masuk ke sistem pembuluh darah dan menyerang
dinding pembuluh darah. Biasanya bakteri akan masuk melalui area yang sempat
terluka atau yang lemah sejak lahir. Meski kini sudah mulai langka, di awal abad
20 salah satu penyebab utama kondisi ini adalah penyakit kelamin sipilis yang
sudah parah.

6. Aneurisma inflamasi

Kondisi inflamasi atau vaskulitis seperti psoriasis atau rheumatoid arthritis bisa


memicu peradangan di dinding pembuluh darah. Jika tidak ditangani, ini akan
membuat dinding aorta menjadi lemah.

7. Cedera

Cedera yang memengaruhi bagian dada atau perut, misalnya saat kecelakaan
kendaraan atau terjatuh dengan keras, dapat merusak bagian dari aorta,
membuatnya lebih lemah dan lebih mudah mengalami penggelembungan.

Siapa saja yang berisiko mengalami


aneurisma aorta?
Pada sebagian besar kasus, penyebab aneurisma aorta tidak diketahui. Namun,
ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
kondisi ini, yaitu:

 Berusia 55 tahun atau lebih tua


 Jenis kelamin pria
 Mengidap hipertensi alias tekanan darah tinggi
 Merokok
 Memiliki penyakit bawaan yang melemahkan pembuluh darah, misalnya sindrom
Marfan
 Ada riwayat aneurisma aorta di keluarga
 Mengalami aterosklerosis

Aneurisma aorta abdominalis 5 kali lebih umum terjadi pada pria dibandingkan
wanita. Aneurisma itu sendiri terjadi pada 3-9 pria dari 100, yang usianya di atas
50 tahun.

Bisakah kita mencegah aneurisma


aorta?
Tidak ada obat yang bisa mencegah aneurisma aorta. Namun, ada beberapa hal
yang bisa kita lakukan untuk menjaga pembuluh darah tetap sehat dan kuat.

 Konsumsi makanan rendah lemak dan rendah kolesterol


 Tingkatkan aktivitas tubuh: olahraga atau bergeraklah untuk meningkatkan detak
jantung Anda, setidaknya 30 menit sehari
 Jangan merokok
 Jaga tekanan darah tetap normal

Apakah aneurisma aorta akan selalu


berakhir dengan kematian?
Jika didiagnosis dengan segera dan dilakukan operasi untuk mengatasinya,
banyak orang bisa sembuh seperti sedia kala. Namun, karena kondisi ini
biasanya terjadi pada orang usia lanjut, proses penyembuhan bisa jadi sulit dan
butuh waktu lama.

Jika aneurisma aorta tidak segera ditangani oleh dokter, ada beberapa
komplikasi yang bisa terjadi, dan efeknya bisa fatal:

 Penggumpalan darah: Penggumpalan ini bisa menyumbat aliran darah ke


bagian tubuh atau organ tertentu, yang menyebabkan organ tersebut berhenti
berfungsi.
 Perdarahan internal: Jika aneurisma pecah, akan terjadi perdarahan internal di
dalam tubuh. Saat ini terjadi, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit
karena bisa merenggut nyawa jika tidak ditangani.
 Circulatory shock: Jika perdarahan terjadi cukup parah, tekanan darah akan
turun drastis dan organ tubuh tidak akan menerima cukup darah sehingga tak
bisa berfungsi dengan normal. Kondisi ini disebut “shock” dan bisa mengancam
nyawa.  

Anda mungkin juga menyukai