PENDAHULUAN
Rumah sakit ini diharapkan dapat memberikan pelayanan untuk peningkatan kesehatan
masyarakat terutama pada tahap upaya pencegahan primer maupaun sekunder (upaya prepentif)
terhadap timbulnya suatu penyakit dengan dilengkapi berbagai sarana seperti ruang operasi,
poliklinik, ruang rawat inap, laboratorium, dan keperluan kesehatan lainnya, dengan demikian
kehadiran suatu Rumah Sakit Swasta dirasakan sangat diperlukan oleh masyarakat, demi layanan
kesehatan yang professional, fleksibel, efesien dan efektif.
Setiap pembangunan di suatu wilayah tentu akan menimbulkan pengaruh dan selanjutnya
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar. Dari jenis kegiatan pelayanan kesehatan
pada Rumah Sakit dimaksud diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap lingkungan
walaupun dalam skala kecil, namun demikian sekecil apapun dampak yang terjadi perlu
pengelolaan dan pemantauan secara berkala dan berkesinambungan agar dapat meminimalisir
dampak negative serta meningkatkan dan mengembangkan dampak positif sehingga fungsi
lingkungan tidak mengalami degradasi.
a. Maksud
1. Untuk memenuhi peraturan dan perundangan-perundangan yang berlaku.
2. Menjadikan bahan acuan dalam pelaporan pelaksanaan Operasional Rumah Sakit.
3. Memberikan gambaran umum / identifikasi sekitar lokasi Rumah Sakit.
4. Dapat menyiapkan dan menyediakan pelayanan kesehatan yang diperlukan
masyarakat.
b. Tujuan
1. Merupakan bahan pertimbangan kepada pemegang kebijakan dalam membantu
pengambilan keputusan terkait dengan perijinan.
2. Mencegah dan mengurangi terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan
akibat dari usaha dan atau kegiatan.
3. Untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi dalam proses perijinan yang
diperlukan.
4. Untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap keperluan kesehatan.
a. Nama Perusahaan
b.Penanggung Jawab
Pemrakarsa adalah Pengusaha yang bertanggung jawab terhadap Rumah Sakit, dengan
Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia, Provinsi Bali, Kota Denpasar adalah:
Pekerjaan : Dokter.
1. Lokasi
Lokasi Rumah Sakit KASIH IBU – TABANAN yaitu di Banjar Tegal Belodan, Desa
Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan diatas atnah hak milik yang
terdiri dari :
Dari ketiga SHM tersebut masing-masing atas Nama I Wayan Cetig dan Ni Nyoman
Reden, dipergunakan sebagai lokasi Rumah Sakit melalui perjanjian Sewa menyewa oleh
dr.Suanda Duarsa, Sp.OG dengan luas total 4.200,00 M2.
Geografi
Letak Desa Dauh Peken : Di lokasi Rumah Sakit, Br.Tegal Belodandengan status
pedesaan.
Ketinggian lokasi : diatas 500.00 M dari permukaan laut
Luas Wilayah Desa : 4, 48 Km2
Jenis Penggunaan Lahan : Persawahan, tegalan, pekarangan, kuburan dan lain-
ya.
Geofisika – Kimia
Iklim : Daerah Kabupaten Tabanan adalah iklim hujan tropis bermusim.
Tanah : Kabupaten Tabanan khususnya wilayah Kec.Tabanan adalah
tanah Latosol.
Rincian jarak lokasi RUMAH SAKIT Kasih Ibu Tabanan dengan beberapa sarana
terdekat seperti:
Luas Areal
No Jenis Penggunaan Lahan M2 %
1 Bangunan untuk rumah sakit 1.152,00 27,43
2 Bangunan Kantor dan Pelengkap 220,00 5,24
3 Ruang terbuka hijau 560,00 13,33
4 Areal ruang parkir 2.268,00 54,00
Luas Lahan Total 4.200,00 100
2. Pengelolaan limbah cair non medis yang dihasilkan pada tahap operasional rumah
sakit berasal dari ruang saji, pencucian peralatan, kamar mandi dan toilet dengan
volume limbah cair ± 35 m3/hari.
3. Pengelolaan limbah cair medis yang dihasilkan adalah bersifat limbah B3 (bahan
berbahaya beracun). Limbah tersebut bersifat infeksius dan non infeksius. Limnah
cair yang infeksius yaitu berasal dari sisa urine dan sample pemeriksaan lainnya. Pada
umumnya limbah yang bersifat infeksius pada rumah sakit kemungkinannya sangat
besar dan bersifat organic, oleh karena itu pengolahannya dapat dilakukan bersama-
sama dengan limbah cair domestic lainnya yang berasal dari kamr mandi, toilet dan
dapur. Namun akhir pengelolaan perlu dibutuhkan klorinasi untuk membunuh kuman.
Semua limbah cair baik limbah cair medis maupun non medis dari berbagai aktivitas
rumah sakit disalurkan melalui pipa kemudian diolah dalam IPAL dengan system
Aerobic Biofilter, dengan kapasitas olah IPAL ± 40 m3/hari.
4. Penanganan dan pengendalian sampah organic maupun an organic dari Rumah Sakit
termasuk limbah kimia dengan sumber sampah dari ruangan administrasi/kantor,
halaman/taman, poliklinik, ruang saji, apotek, IGD, ruang operasi, ruang rawat inap
dan yang lainnya.
5. Pengendalian dan penanganan kebakaran didalam Rumah Sakit, untuk mencegah dan
menangani kemungkinan terjadinya kebakaran disediakan tabung gas pemdam
kebakaran/APAR sebanyak = 32 tabung APAR.
6. Penggunaan dan pengendalian air bersih keperluan semua kamar mandi/toilet,
laboratorium dan ruang saji rumah sakit.
7. Pengembalian hak atas tanah kepada pemegang hak sesuai jangka waktu kontrak
yang ditentukan bersama atau kemungkinan adanya perpanjangan
sewa-menyewa/kontrak untuk keperluan rumah sakit
Berikut bagan alir kegiatan pengelolaan limbah cair, limbah padat dan limbah medis Rumah
Sakit Kasih Ibu – Tabanan
KAMAR MANDI / WC
Poliklinik
SUMBER AIR LAIN - LAIN
PDAM / SUMUR Netralizing
POMPA UGD
Tank
DRAINASE
Canten Grease
Trap
ICU / ICCU
Ruang Perawatan /
wastafel / spoolhoek
Ruang Saji
IPAL
Netralizing
Laboratorium
Tank
Radiologi
PIHAK II BADAN AIR
Bagan Alir Kegiatan Pengolahan Limbah Padat Medis dan Non Medis
Limbah Padat DI
Labotorium
1. Medis/B3 Incenerator
2. Non medis
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN
Rumah Sakit Kasih Ibu – Tabanan yang dikelola pleh PT.Bali Husada Utama bergerak
dalam bidang Pelayanan Kesehatan diperkirakan akan terjadi dampak pada lingkungan disekitar
lokasi yaitu Banjar Tegal Balodan, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan.
Kehadiran dari Rumah Sakit diharapkan akan berdampak positif pada Lingkungan Hidup dan
masyarakat, serta dapat memberi kontribusi dalam social ekonomi, sehingga berpengaruh pada
peningkatan pendapatan masyarakat melalui terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan yang
sesuai kemampuan dan keahlian masyarakat yang ada disekitar lokasi.
Untuk tercapainya harapan seperti diatas, maka pemrakarsa/penanggung jawab usaha dan
atau kegiatan Rumah Sakit diwajibkan untuk mengelola semua jenis dampak yang diperkirakan
terjadi dan besaran dampaknya pada lingkungan hidup yang bersumber dari masing-masing
kegiatan seperti berikut:
Secara kesatuan keterkaitan sumber dampak dengan jenis dampak serta tolak ukur
dampak diuraikan dalam matrik / table sebagai berikut:
BAB IV
PROGRAM PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
e. Miningkatnya kebisingan.
Upaya Pengelolaan: Menggunakan alat yang memiliki intensitas suara rendah,
Permukaan lantai sekitar rumah sakit tidak kasar,
pemeliharaan peralatan secara intensif agar tidak
menhasilkan intensitas suara yang tinggi
Pelaksanaan: Secara rutin oleh pihak rumah sakit.
g. Penularan Penyakit.
Upaya Pengelolaan: Menyedakan bak-bak sampah yang tertutup. Memasang
tanda larangan atau imbauan untuk membuang sampah
pada tempat yang telah disediakan.Melarang untuk
mengajak anak-anak yang sehat berkunjung dan ikut
menunggu pasien dirumah sakit
Pelaksanaan: Selama operasional oleh pihak rumah sakit.
Membuat
sumur bor
1 (satu) ttk
9. sebagai Pemrakarsa/
Perubahan mana pihak rumah
fungsi spesifikasi sakit.
bangunan teknis yg
yang telah ditentukan
dibangun. dengan
Berakhirnya mengutama
masa waktu Mencegah kan air
sewa perubahan bersih dari
menyewa fungsi PDAM.
lahan untuk bangunan Akhir Kantor /
RS. bekas RS. perjanjian ruang
Seluas sewa *Menyedia adminis
6.809,00 kontrak. kan tempat trasi RS.
m2. parkir yg
memadai.
*Melarang
pengunjung
RS. Parkir
dipinggir
jalan.
*Menugask
an tenaga
untuk
pengatur
kendaraan
dan parkir
RS.
Menyeleng
garakan &
melengkapi
proses
perpanjang
an /
mengakhiri
perjanjian
sewa
menyewa
berdasarka
n ketentuan
yg.
Berlaku.
2. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Upaya yang telah ditentukan dalam pengelolaan usaha dan atau kegiatan Rumah Sakit,
konsekwensi pemrakarsa/pengusaha wajib untuk melaksanakan pemantauan setiap
pengelolaan usaha dan atau kegiatan Rumah Sakit.
Operasional Rumah Sakit.
Dari upaya pengelolaan pada pasca operasional setiap kegiatan telah ditetapkan maka
Upaya Pemantauan masing-masing adalah:
a) Sumber Dampak dari kegiatan: Dapur, laboratorium, IGD, Ruang Operasi, ruang
rawat inap, poliklinik, laundry / linen serta KM/WC
dan toilet.
Upaya Pemantauan: Pengamatan langsung terhadap limbah cair medis
dan non medis.
Parameter yang dipantau: Limpasan limbah dipermukaan tanah yang
menimbulkan kebecekan dan bau busuk.
Kualitas limbah sesuai dengan baku mutu limbah
rumah sakit.
Frekkuensi / waktu: Pengamatan limpasan limbah setiap hari.
Kualitas effuluent limbah pada IPAL dilakukan
setiap 6 bulan sekali dan secara insidentl sesuai
keperluan.
b). Sumber Dampak dari kegiatan: Laboratorium, IGD, Ruang Operasi, ruang rawat
inap, poliklinik, Radiologi serta ruang Farmasi.
Upaya Pemantauan: Pengamatan secara langsung.
Parameter yang dipantau: Ada, tidaknya tumpukan dan serakan limbah
padat/sampah medis.
Frekkuensi / waktu: Pada setiap hari oleh pihak rumah sakit.
Dari pihak Instansi pengawasan dilakukan setiap 6
bln.sekali dan secara insidentil sesuai yang
diperlukan.
c) Sumber Dampak dari kegiatan: Ruang Saji/Dapur, kantor, ruang tunggu, lorong-
lorong yang dilalui oleh penunggu/pengantar pasien
serta tempat-tempat strategis lainnya.
Upaya Pemantauan: Pengamatan secara langsung.
Parameter yang dipantau: Ada, tidaknya tumpukan dan serakan limbah
padat/sampah non medis.
Frekkuensi / waktu: Pada setiap hari oleh pihak rumah sakit.
Dari pihak Instansi pengawasan dilakukan seiap 6
bln.sekali dan secara insidentil sesuai yang
diperlukan.
d) Sumber Dampak dari kegiatan: Ruang Saji/Dapur, Parkir, dan debu yang
beterbangan.
Upaya Pemantauan: Sampling udara dan analisis laboratorium.
Membandingkan dengan standar baku mutu yang
diberlakukan.
Parameter yang dipantau: Kadar gas dan partikel berdasarkan pada standar
baku mutu persyaratan kesehatan lingkungan rumah
sakit dan persyaratan lingkungan kerja perkantoran
dan Industri.
Frekkuensi / waktu: Setiap 6 bln.sekali dan secara insidentil sesuai yang
diperlukan oleh pihak rumah sakit.
e) Sumber Dampak dari kegiatan: Ruang Saji/dapur, Parkir, Mesin AC, penunggu
pasien serta mobilisasi pasien, makanan, peralatan
dengan troly dan sebagainya.
Upaya Pemantauan: Pengukuran dengan sound level meter dan
membandingkan dengan standar Baku mutu yang
diberlakukan.
Parameter yang dipantau: Tingkat kebisingan yang terjadi agar menyesuaikan
dengan persyaratan kesehatan lingkungan rumah
sakit.
Frekkuensi / waktu: Setiap 6 bln.sekali dan secara insidentil sesuai yang
diperlukan oleh pihak rumah sakit.
f) Sumber Dampak dari kegiatan: Adanya keluar masuk kendaraan ke rumah sakit dan
tersedianya tempat parkir.
Upaya Pemantauan: Pengamatan secara langsung.
Parameter yang dipantau: Frekwensi kemacetan lalulintas dijalan sekitar
rumah sakit.
Frekkuensi / waktu: Setiap 6 bln.sekali dan secara insidentil sesuai yang
diperlukan oleh pihak rumah sakit.
g) Sumber Dampak dari kegiatan: Penggunaan jarum suntik dan peralatan lainnya,
penggunaan air bersih dan air baku, tranfusi darah
serta sanitasi dan tindakan lainnya pada lingkungan
rumah sakit.
Upaya Pemantauan: Pemeriksaan dan pengamatan secara langsung.
Parameter yang dipantau: Ada tidaknya penularan penyakit dilingkungan
rumah sakit.
Frekkuensi / waktu: Setiap 6 bln.sekali dan secara insidentil sesuai yang
diperlukan oleh pihak rumah sakit.
h) Sumber Dampak dari kegiatan: Pemanfaatan air bersih dari PDAM ataupun
pemanfaatan Air Bawah Tanah /ABT atau Air
Permukaan /AP dalam operasional rumah sakit.
Upaya Pemantauan: Mengevaluasi dan pengamatan pemakaian air
ABT/AP melalui Sumur bor.
Parameter yang dipantau: Volume pemakaian ABT/AP.
Frekkuensi / waktu: Setiap bulan oleh pihak rumah sakit.
i) Sumber Dampak dari kegiatan: Akhir jangka waktu perjanjian sewa menyewa lahan
lokasi rumah sakit.
Upaya Pemantauan: Mengevaluasi dan pemeriksaan surat perjanjian
sewa menyewa lahan lokasi rumah sakit.
Parameter yang dipantau: Surat perjanjian sewa menyewa lahan.
Frekkuensi / waktu: Akhir masa waktu kontrak oleh pihak rumah sakit.
BAB V
PENUTUP
1. Pelaporan.
Laporan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL), yang dilaksanakan oleh pemrakarsa maupun oleh instansi terkait
dapat disampaikan dengan mekanisme sebagai berikut:
a) Laporan ditujukan kepada Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Tabanan
dengan tembusan kepada BLH Provinsi Bali.
b) Materi pelaporan ditanda tangani oleh penanggung jawab UKL-UPL melalui Surat
Pengantar.
c) Frekuensi Pelaporan disampaikan setiap 6 (enam) bulan sekali, yaitu pada bulan
Januari dan Juli pada tahun yang sedang berjalan.
2. Kesimpulan
Laporan Pelaksanaan Pengeleloaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) Operasional Rumah Sakit dapat disimpulkan bahwa:
a) Laporan Pelaksanaa Pengelolaan Lingkungan yang dipersiapkan oleh pemrakarsa
dimaksudkan dapat sebagai informasi tatacara dalam mengelola Usaha dan atau
kegiatan Operasional Rumah Sakit Kasih Ibu Tabanan.
b) Pemrakarsa/penanggung jawab mengembangkan tempat usaha dan atau kegiatan
Rumah Sakit Ibu Tabanan dengan besaran / luas total bangunan = 4.120,00 m2 yang
terdiri dari 76 (tujuh puluh enam ) bed dengan Unit bangunan Rumah Sakit yang
dapat memenuhi pelayanan dan social ekonomi sekitar lokasi.
c) Operasional Rumah Sakit dengan jenis usaha dan atau kegiatan Pelayanan kesehatan
diharapkan akan memberikan dampak pada lingkungan, yaitu dapat memenuhi
keperluan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berdampak positif dalam
menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat secara umum.
d) Penanggung jawab usaha berupaya untuk mengelola semua jenis dampak dari usaha
dan atau kegiatan Opersional Rumah Sakit secara professional, yang disertai dengan
upaya pemantauan yang efektif dan terkendalinya pengrusakan serta pencemaran
lingkungan, melalui pemenuhan syarat dan spesifikasi teknis yang berlaku dalam
pelaksanaan usaha dan atau kegiatan Rumah Sakit.
e) Kami membutuhkan saran dan pendapat serta bimbingan dari semua pihak dan atau
Instansi yang berwenang untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penyempurnaan pengelolaan usaha dan atau kegiatan Rumah Sakit yang dapat
memberikan harapan positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar Desa Dauh
Peken, Kecamatan Tabanan.
f) Senantiasa meningkatkan fungsi lahan resapan/ruang terbuka dengan membuat sumur
biofori dan penanaman pohon perindang/penghijauan dari tanaman langka, tanaman
obat serat tanaman yang produktif dan pertamanan, sehingga dapat menunjang
kelestarian, kenyamanan dan keasrian lingkungan.
Demikian Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan kami susun untuk dapat memenuhi
kewajiban sebagai peanggungjawab Rumah Sakit dan atau kegiatan Operasional Rumah Sakit
Kasih Ibu – Tabanan, sebagai pengawasan dan pengendalian pelaksanaan usaha dan atau
kegiatan, supaya dapat memberi kontribusi pasitif kepada semua pihak.