Anda di halaman 1dari 72

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ( DPLH )

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor


12 Tahun 2007 tentang Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup ( DPLH )
bagi badan usaha dan \ atau kegiatan yang menghasilkan dampak bagi
lingkungan hidup sekitarnya, yang bertanda tangan di bawah ini
menyampaikan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup dari usaha dan
/atau kegiatan yang menghasilkan dampak dengan benar dan akan
mamatuhi segala persyaratan dan kewajiban yang telah di tentukan dalam
dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup serta ijin yang diterbitkan oleh
pejabat dari instansi yang berwenang dapat di uraikan sebagai :
BAB 1
PENDAHULUAN

Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetijono Blora, adalah


merupakan Rumah Sakit Pemerintah Daerah Kabupaten Blora, yang terletak
di tengah kota Blora tepatnya di Kelurahan Tempelan Blora. Alamat Jln. Dr.
Soetomo 42 Blora, sebelah depan perkampungan Sawahan Blora, sebelah
timur SMP Kristen Blora dan Perkantoran Departemen Agama dan
Kejaksaan Negeri Blora, sebelah utara Daerah perkantoran Blora dan
Poltekes Blora, sebelah barat Pemakaman Umum Jlubang Blora dan SMPN
1 Blora serta Rumah Sakit DKT Blora. Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Soetijono Blora merupakan rumah sakit tipe C dan mempunyai karyawan
sebanyak 328 orang karyawan.
Pembangunan di bidang kesehatan pada dasarnya menyangkut
semua segi kehidupan, baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Dalam
perkembangan pembangunan di bidang kesehatan selama ini, telah terjadi
perubahan orientasi, baik tata nilai maupun pemikiran terutama mengenai
upaya pemecahan masalah dibidang kesehatan yang dipengaruhi oleh
ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya
pembangunan bidang kesehatan tersebut diekspresikan yang salah satunya
ke dalam pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang merupakan
bagian dari upaya mensejahterakan masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, rumah
sakit sebagai institusi terkait berusaha untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan perlu dikembangkan dengan
mendorong peran aktif masyarakat yaitu meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat dengan makin meningkatnya kemampuan masyarakat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora yang beralamat di
jalan Dr.Soetomo No. 42 Blora selalu berupaya untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan guna tercapainya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora,pada giliranya
akan memberikan dampak bagi masyarakat baik itu berupa dampak positif
maupun dampak negatif. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan
berwawasan lingkungan dan dalam rangka pemenuhan persyaratan sesuai
ketentuan yang berlaku maka RSUD dr.R.Soetijono Blora perlu melakukan
pengelolaan lingkungan yang terencana dan terarah guna melindungi para
penderita, karyawan dan lingkungan masyarkat sendiri maupun lingkungan di
luar rumah sakit.
Mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku
khususnya Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007 tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
bagi Usaha dan / atau Kegiatan Yang Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup, untuk itu RSUD dr.R.Soetijono Blora menyusun Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup ( DPLH ) sebagai pelaksanaan peraturan
diatas dan sebagai wujud dari kesadaran terhadap pembangunan yang
berwawasan lingkungan.

1.1 Tujuan & Kegunaan DPLH Rumah Sakit


Tujuan dan kegunaan disusunnya DPLH adalah :
a. Tujuan umum :
1. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan
lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia Indonesia
seutuhnya akan tercapai.
2. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan
hidup yang baik.
4. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
5. Perlindungan Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah
negara yang dapat menyebabkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan
b. Tujuan Khusus :
1. Pemberi informasi tentang kegiatan yang menimbulkan dampak
penting.
2. Pemberi informasi tentang komponen lingkungan yang terkena
dampak .
3. Acuan dalam upaya pengelolaan lingkungan.
4. Instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk melaksanakan
pengelolaan lingkungan.
c. Kegunaan Umum Pengelolaan lingkungan Hidup :
1. Tercapainya keselarasan hubungan antar manusia dengan
lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia Indonesia
seutuhnya.
2. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan
hidup.
4. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
5. Perlindungan terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara
yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
d. Kegunaan Khusus Pengelolaan Lingkungan Hidup :
1. Sebagai dasar penyempurnaan pengelolaan lingkungan.
2. Sebagai peringatan dini terhadap perubahan lingkungan yang
tidak kita kehendaki.
3. Sebagai dasar perencanaan pengembangan proyek rumah sakit.
4. Sebagai alat penguji prediksi dampak.
5. Sebagai penguji efektefikasi pengelolaan lingkungan.
6. Sebagai dasar melakukan penentuan ganti rugi.
7. Sebagai masukan dalam penerapan kebijakan terhadap
lingkungan.

1.2 DASAR HUKUM


1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungn dan
pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007
tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
bagi Usaha dan / atau Kegiatan Yang Tidak Memiliki Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Gj
4. Bj
5. Hi[
6. Hi
7. Hi

1.3Pemrakarsa
1. Identitas pemrakarsa
a. Nama Pemrakarsa : dr.NUGROHO ADIWARSO,SpOG
b. Tangal pendirian : 06-12-1999
c. Alamat : Jln. Dr. Soetomo 42 Blora
d. Nomor Telp. : ( 0296 ) 531118
e. Nomor Fax. : ( 0296 ) 531504
2. Data Umum
a. Nama Usaha/kegiatan : RSUD dr.R.Soetijono Blora
b. Lokasi Rumah Sakit
RT/RW : 02\VIII
Kelurahan : Tempelan
Kecamatan : Blora
Kabupaten : Blora
Propinsi : Jawa Tengah
c. Jenis pelayanan/kelas : Menengah/Type C
d. Jumlah tempat tidur : 125 tempat tidur
e. Status Lahan : Hak Guna Bangunan
f. Status Permodalan : PEMDA Blora
g. Perijinan yang di miliki
Tabel 1.1
Perijinan yang Dimiliki di RSUD dr.R.Soetijono Blora
Nomor dan Tanggal Masa
No Jenis Ijin Pemberi Ijin
Terbit Berlaku
1 Ijin No.YM.02.04.3.2.3313 Departemen
Operasional 12 Juni 2007 Kesehatan RI
Rumah Sakit
2 Ijin Pesawat
Ronggen
3 Ijin
Laboratorium
4 Ijin No. 640/ 2747/ P/ 2002 Bupati Blora
Mendirikan
Bangunan
5 Ijin Naker
Penangkal Transos Kab
petir Blora
6 Ijin No.01/14 Maret / Tahun Ka.BLH Kab.
Pengolahan 2009 Blora
Limbah Cair

h. Umur Rumah Sakit : 104 tahun ( berdiri sejak tahun 1907 )


i. Ibukota Kabupaten : 1,0 km
j. Fasilitas umum : 1,0 km
Sekolah : 20 Meter
Pasar : 1,0 km
Tempat ibadah : Ada di dalam Rumah Sakit
Puskesmas : 2 km
Rumah Sakit lainnya : 50 Meter
k. Pemanfaatan lahan di sekitar lokasi RS :
Utara : Perkantoran Blora
Selatan : Pemukiman penduduk
Timur : Sekolahan dan perkantoran
Barat : Pekuburan Umum dan Sekolah
l. Penanggung jawab Pengelola Lingkungan : Sanitasi Lingkungan
Rumah Sakit
m. Peruntukan lahan Rumah Sakit secara rinci di sajikan pada table
berikut :
Tabel. 2
Peruntukan Lahan RSUD dr.R.Soetijono Blora
No. Pemanfaatan Lahan Luas ( m2 )
A LANTAI BAWAH
1 UGD 150
2 POLIKLINIK 162
3 LABORATURIUM 144
4 RADIOLOGI 144
5 FISIOTERAPI 320
6 APOTEK DAN KEUANGAN 168
7 KANTOR DIREKTUR 64
8 RUANG PERAWATAN 1728
9 IPS RS, Sterilisasi, EEG 192
10 KAMAR BEDAH SENTRAL 304
11 IPAL 488
12 INCINERATOR 24
13 INSTALASI GIZI 192
14 LAOUNDRY 96
15 TEMPAT PARKIR 4.927,3
16 KAMAR MAYAT 30
16 RUMAH GENSIT DAN GUDANG 72
17 LAHAN HIJAU 14.218
18 MASJID 45
19 TOWER AIR 30
B LANTAI ATAS
1 REKAM MEDIK 112
2 KANTOR UP DAN UMUM 112
3 KANTOR PELAYANAN 80
4 AULA 280
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Uraian Kegiatan


1. Letak

Rumah Sakit dr. R. Soetijono Blora, merupakan rumah sakit


Daerah Blora yang terletak di tengah – tengah kota Blora, tepatnya di
desa Tempelan Jln. Dr. Soetomo 42 Blora. Sebelah depan adalah
merupakan desa Sawahan Blora sebelah kirinya adalah perkantoran
dan sekolah, yaitu Sekolah Menengah Pertama Kristen Blora,
Departemen Agama Blora dan Kejaksaan Negeri Blora. Sebelah kanan
Rumah Sakit dr. R. Soetijono Blora adalah Dinas Kesehatan Blora,
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Blora dan Pemakaman Umum
Jlubang Blora. Sebelah belakang Rumah Sakit dr.R.Soetijno Blora
merupakan perkantoran Blora dan sungai yang menuju sungai besar
yang ada di Blora yaitu sungai Lusi, sedang perkantoran tersebut yang
paling dekat adalah Akademi Keperawatan Negeri Blora , Depnaker
Tran Blora, Badan Pengawas Daerah atau sekarang Inspektorat
Blora.dan Kantor Pariwisata Blora.
2. Sejarah singkat Rumah Sakit dr. R. Soetijono Blora
Rumah Sakit dr. R. Soetijono Blora dulunya Rumah sakit umum
Belanda dan berdiri tahun 1907, yang di kelola oleh pihak gereja Kristen
Jawa, setelah Jepang masuk ke Indonesia, pada tahun 1913 Rumah
Sakit Kristen Jawa tersebut pengelolaannya di ambil alih pemerintah
dan resmi menjadi Rumah Sakit Daerah Tingkat II Blora.
Dalam pelaksanaan program pengembangan Rumah Sakit
Umum daerah Tingkat II Blora ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum
Daerah type C dengan SK Menteri Keseahatan Republik Indonesia No.
233/MenKes/SK/1983.
Sedang Ijin Operasional Rumah Sakit Kelas C Blora secara
resmi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia baru di terbitkan
pada tahun 2007, dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.
YM.02.04.3.2.3313 tertanggal 12 Juni 2007.
Sebagai daya dukung Rumah Sakit Umum Daerah Balora
mempunyai luas bangunan pada areal seluas 30.232 m 2 dengan luas
bangunan 4.984 m2.

2. Visi dan Misi Rumah Sakit dr. R. Soetijono Blora.


a. Visi
Sebagai pusat rujukan dan layanan kesehatan masyarakat
Blora dan sekitarnya yang di dukung dengan sumberdaya
manusia yang professional
b. Misi
1). Melaksanakan dan memberikan pelayanan kesehatan
paripurna
2). Meningkatkan sumberdaya manusia dan system
managemen.
3). Meningkatkan sarana dan prasarana
4). Meningkatkan hak karyawan dan meningkatkan
kesejahteraannya.
c. Motto
Sahabat karib di kala sakit ,sahabat dekat dikala sehat

B Struktur Organisasi Rumah Sakit (terlampir)


a. Kapasitas tenaga dan peralatan
Kapasitas tenaga kerja di Rumah Sakit Umum dr.R.Soetijono Blora
dapat di lihat pada table di bawah ini:
Tabel 3
Kapasitas tenaga kerja RSUD dr.R.Soetijono Blora
No Pendidikan Jumlah Keterangan
1. Dokter Sresialis 8
2. Dokter Umum 14
3. Dokter Kontrak 2 THT, Jiwa
4. Pasca Sarjana 6
5. Apoteker 2
6. Sarjana Kesehatan 53
7. Sarjana Lain 24
8. AKPER 31
9. D3 Lain 10 ATEM, APIKES
10. D3 Kebid 14
11. D3Gizi 3
12 D3 Fisioterapi 3
13. D3 Gigi 2
14 D1 4
15. SPK 6
16. SMF 11
17. SMAK 10
18. Tata Boga 1
19 SMA 66
20 STM 4
21 SLTP 14
22 SD 18
23 Tenaga Kontrak 9
JUMLAH 328
Sumber data Rumah sakit

Untuk peralatan yang di miliki RSUD dr.R.Soetijono Blora


adalah sebagai berikut
Tabel 4
Peraratan Penunjang Instalasi Laboraturium
No. Jenis Peralatan Jml Fungsi
1. Automatic Kimia Analiser 1 Baik
2. Mikroskup 2 Baik
3 Hematologi Analizer 1 Baik
4 Urine Analiser 1 Baik
5 Retator 1 Baik
6 Centrifuge 2 Baik
7 Oven Sterilisator 3 Baik
8 Kulkas 2 Baik
9 AC 2 Baik
10 Kipas Angin 3 Rusak 2 Buah
11 TV 1 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel 5
Peralatan Penunjang Instalasi Gawat Darurat
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Defebrilator 1 Baik
2 EKG 1 Baik
3 Tensimeter HG 2 Baik
4 Glucotes 1 Baik
5 Laryngoskop 1 Set Baik
6 Bag Vave Mex 1 Baik
7 Nebulizer 1 Baik
8 Suction Pump 2 Baik
9 Long spine board 1 Baik
10 Head Lamp 1 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit
Tabel. 6
Peralatan Penunjang di R. Wijaya kusuma
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Sterilisator 2 Baik
2 Pencet 4 Baik
3 Tong spotel 1 Baik
4 Karenteng zet 1 Baik
5 Klem sinergis 6 Baik
6 THT zet 1 Baik
7 Tensi air raksa 1 Baik
8 Stetoskop 2 Baik
9 Icom kecil 2 Baik
10 Bak instrumen 1 Baik
11 Tempat kasa 1 Baik
12 Bengkok 4 Baik
13 Troli 1 Baik
14 Brangkat 1 Baik
15 Kursi roda 1 Baik
16 Blood warmer 1 Baik
17 Suction 1 Baik
18 EKG 1 Baik
19 Irigator 1 Baik
20 Gunting plester 2 Baik
21 Baterai 1 Baik
22 Head lamp 1 Baik
23 Tabung O2 1 Baik
24 Manometer O2 2 Baik
25 Termometer 2 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel. 7
Peralatan Penunjang di R.Teratai
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Kursi roda 4 Baik
2 Bran cord + O2 1 Baik
3 Lampu baca film 1 Baik
4 Toli 2 Baik
5 Tiang infus 15 Baik
6 Stetoskop 3 Baik
7 Tensimeter 4 Baik
8 Manometer 12 Baik
9 Alat EKG 1 Baik
10 Nebuleser 1 Baik
11 Ampu bag 1 Baik
12 Temperatur 4 Baik
13 Timbangan 1 Baik
14 Glucose tes 1 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel. 8
Peralatan Penunjang di R.Melati
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Loop lamp 1 Baik
2 Tiang infus 10 Baik
3 Timbangan berat 1 Baik
4 Timbangan injak 1 Baik
5 Kursi roda 2 Baik
6 Brand card 1 Baik
7 Kursi stenlees 1 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit
Tabel. 9
Peralatan Penunjang di R.Mawar
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Kursi roda 2 Baik
2 Toli 4 Baik
3 Tiang infus 13 Baik
4 Stetoskop 3 Baik
5 Tensimeter air raksa 2 Baik
6 Manometer 5 Baik
7 Alat EKG 1 Baik
8 Lamp baca film 1 Baik
9 Suction 1 Baik
10 Temperatur 4 Baik
11 Timbangan badan 1 Baik
12 Glucose test 1 Baik
13 Blood wamer 1 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel. 10
Peralatan Penunjang di R. Flamboyan
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Nebuliser 1 Baik
2 Blood warmer 1 Baik
3 Centrifug 1 Baik
4 Suction 1 Baik
5 EKG 1 Baik
6 Tensimeter 2 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel. 12
Peralatan Penunjang di R.Kandungan
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Loop lamp 1 Baik
2 Timbangan 2 Baik
3 Tiang infus 10 Baik
4 Tensimeter air raksa 2 Baik
5 Statoskup dewasa 2 Baik
6 Partus Set 2 Baik
7 Korn Stainlis 3 Baik
8 Doppler 1 Baik
9 Vacum Extragsi Set 1 Baik
10 Bengkok stenlis besar 5 Baik
11 Laenec stetoskop 1 Baik
12 Bak instrument Kecil 2 Baik
13 Lampu bedah minor 1 Baik
14 Bed Gynaecologys 1 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit
Tabel. 13
Peralatan Penunjang di R.Anthurium
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Tensimeter 2 Baik
2 Stetoskop 2 Baik
3 Timbangan BB 1 Baik
4 Irigator Set 1 Baik
5 Sterilisator 1 Baik
6 Manometer Oksigen 4 Baik
7 Slim suiker 1 Baik
8 Gunting Verban 1 Baik
9 Korentang/ Semptung 1 Baik
10 Bak Instrumen sedang 2 Baik
11 Bak Spuit 1 Baik
12 Bengkok 2 Baik
13 Pispot 5 Baik
14 Urinal 5 Baik
15 Set Angkat jahit 1 Baik
16 Set ganti balut 1 Baik
17 Termometer 1 Baik
18 Gliserin Spuit 1 Baik
19. Standart Infus 5 Baik
20 Masker O2 1 Baik
21 Reflek Hammer 1 Baik
22 Blood Warmer 1 Baik
23 WWZ 1 Baik
24 ECG 1 Baik
25 Gluco Test 1 Baik
26 Nebulizer 1 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit
Tabel. 15
Peralatan Penunjang di Instalasi Bedah Sentral
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Bed Operasi 3 Baik
2 Lampu Operasi 3 Baik
3 Suction Pump 3 Baik
4 Sterilisator 2 Baik
5 Operating Mikroskop 1 Baik
6 Anestasi Set 2 Baik
7 Elektro Counter 1 Baik
8 Set Bedah Mayor 2 Baik
9 Masker O2 4 Baik
10 Baik
11 Baik
12 Baik
13 Baik
14 Baik
15 Baik
16 Baik
17 Baik
18 Baik
19. Baik
20 Baik
21 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel. 16
Peralatan Penunjang di R. Fisioterapi
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 1 Baik
2 Baik
3 Baik
4 Baik
5 Baik
6 Baik
7 Baik
8 Baik
9 Baik
10 Baik
11 Baik
12 Baik
13 Baik
14 Baik
15
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel. 17
Peralatan Penunjang di Instalasi Radoilogi
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
1 Pesawat Xray Baik
2 Dental X Ray Baik
3 Pesawat USG Baik
4 Automatic Processing Baik
5 Kaset UK/ 35 X 35 Baik
6 Kaset UK/ 30 X 40 Baik
7 Kaset UK/ 24 X 30 Baik
8 Kaset UK/ 18 X 24 Baik
9 Baik
10 Baik
11 Baik
12 Baik
13 Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

Tabel. 18
Peralatan Penunjang di Poliklinik
No Jenis Peralatan Jml Fungsi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber : Data Rumah Sakit

b. Kapasitas Kunjungan Pasien


Kapasitas kunjungan pasien RSUD dr. R. Soetijono Blora
Sejak tahun 2009 dan 2010 di sajikan sebagai berikut:
Kunjungan 2009 2010
IGD 246.330 287.242
Poliklinik 567.346 598.246
Rawat Inap 387.458 568.421
Jumlah pasien Rawat Inap 14.000 19.000
per Bulan
Jumlah pasien Rawat Jalan 27.000 29.000
per Bulan

2.2 Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Pernah Dilakukan.


a. Pengelolaan Bahan
Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan bahan sehari-hari Rumah
Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora menggunakan bahan kimia
yang berupa sabun cuci ,pemutih.,lisol, kaporit, porstek,dan bahan-
bahan laboraturium Sedangkan dalam hal penyimpanan dilakukan
sesuai dengan jenis dan sifatnya.
Tabel 14
Jenis Bahan dan Pengelolaannya
No. Nama Bahan Jml/Bln Bentuk Sifat Penyimpanan
1. Sabun Cuci 98 Kg Bubuk Desinfektan Kering & terlindung
2. Pemutih 50 Liter Cair Desinfektan Kering & terlindung
3. Lisol 68 Liter Cair Desinfektan Kering & terlindung
4. Kaporit 90 Liter Cair Desinfektan Kering & terlindung
5. Porstek 116 Liter Cair Pembersih Terlindung
6. Reagen 20 Botol Cair Infeksius Suhu di bwh 5
Sumber : Data rumah sakit

b. Penggunaan Air
Dalam menggunakan kegiatan sehari-hari Rumah Sakit Umum
Daerah dr.R.Soetijono Blora menggunakan air bersih yang diperoleh
dari sumber air bawah tanah dan PDAM. Air tanah di perlakukan
dengan pengolahan / treatment karena air tanah yang ada di RSUD
dr.R.Soetijono Blora kualitasnya kurang memenuhi syarat.
Tabel 15
Penggunaan Air
No Jenis Kegiatan Sumber Air Vol Air ( m3/Hr )
1. UGD Air Tanah & PDAM 5
2. POLI KLINIK Air Tanah & PDAM 2
3. LABORATORIUM Air Tanah & PDAM 4
4 APOTEK Air Tanah & PDAM 2
5. RADIOLOGI Air Tanah & PDAM 3,5
6. R. WIJAYA KUSUMA Air Tanah & PDAM 5
7. FISIO TERAPI Air Tanah & PDAM 1
8. R. ANTHURIUM Air Tanah & PDAM 5
9. HCU Air Tanah & PDAM 4
10. IBS Air Tanah & PDAM 7
11. IPS & SANITASI Air Tanah & PDAM 3,5
12. R. TERATAI Air Tanah & PDAM 6
13. R. ANGGREK Air Tanah & PDAM 4
14. R. MAWAR , ( A & B ) Air Tanah & PDAM 5
15. R. MELATI Air Tanah & PDAM 5
16. R. CEMPAKA Air Tanah & PDAM 3
17. R. NUSA INDAH Air Tanah & PDAM 2,5
18. R. FLAMBOYAN Air Tanah & PDAM 3
19. Inst. GIZI Air Tanah & PDAM 6
20. LAUNDREY Air Tanah & PDAM 13
21. PERKANTORAN Air Tanah & PDAM 2,5
22. MASJID DAN Air Tanah 12
KANTIN
23 KAMAR JENAZAH Air Tanah & PDAM 6
24. INCINERATOR Air Tanah & PDAM 4
JUMLAH 102
Sumber : Data rumah sakit

c. Penggunaan Energi
Energi yang digunakan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah
dr.R.Soetijono Blora untuk menunjang berbagai kegiatan adalah
menggunakan energi listrik dari PLN. Sedangkan sebagi energi
cadangan digunakan diesel.
Tabel. 16
Penggunaan energy di RSUD dr.R.Soetijono Blora
No. Penggunaan Jenis Sumber Daya ( Watt )
1. UGD LISTRIK PLN & GENSET 3,500
2. POLI KLINIK LISTRIK PLN & GENSET 3.600
3. LABORATORIUM LISTRIK PLN & GENSET 6.500
4. APOTEK LISTRIK PLN & GENSET 2.500
5. RADIOLOGI LISTRIK PLN & GENSET 7.500
6. R. WIJAYA KUSUMA LISTRIK PLN & GENSET 1,200
7. FISIO TERAPI LISTRIK PLN & GENSET 1.500
8. R. ANTHURIUM LISTRIK PLN & GENSET 10.000
9. HCU LISTRIK PLN & GENSET 2.500
10. IBS LISTRIK PLN & GENSET 4.000
11. IPS & SANITASI LISTRIK PLN & GENSET 2.800
12. R. TERATAI LISTRIK PLN & GENSET 2.000
13. R. ANGGREK LISTRIK PLN & GENSET 2.500
14. R. MAWAR , ( A & B ) LISTRIK PLN & GENSET 7.800
15. R. MELATI LISTRIK PLN & GENSET 2,900
16. R. CEMPAKA LISTRIK PLN & GENSET 1.200
17. R. NUSA INDAH LISTRIK PLN & GENSET 3.800
18. R. FLAMBOYAN LISTRIK PLN & GENSET 3000
19. Inst. GIZI LISTRIK PLN & GENSET 800
20. LAUNDREY LISTRIK PLN & GENSET 12.500
21. PERKANTORAN LISTRIK PLN & GENSET 2.500
22. MASJID DAN KANTIN LISTRIK PLN & GENSET 1.900
23. KAMAR JENAZAH LISTRIK PLN & GENSET 40
24. IPAL LISTRIK PLN & GENSET 21.000
25. INCINERATOR LISTRIK PLN & GENSET 5.500
26 PENERANGAN JALAN LISTRIK PLN & GENSET 2.600
27 TREATMEN AIR BERSIH LISTRIK PLN & GENSET 12.000
28 CSSD SENTRAL LISTRIK PLN & GENSET 5.500
29 K. MAYAT LISTRIK PLN & GENSET 40
30 AULA LISTRIK PLN & GENSET 4.000
31 KANTOR ATAS LISTRIK PLN & GENSET 7.900
32 SATPAM DLL LISTRIK PLN & GENSET 3.500
JUMLAH 148.580
Sumber : Data rumah sakit
d. Jenis limbah dan penanganannya
Sesuatu hasil sampingan yang harus terus mendapat perhatian dalam
pengelolaan rumah sakit adalah limbah. Limbah ini biasanya
dipisahkan menjadi dua golongan yaitu limbah padat dan limbah cair.
1. Limbah Padat
Limbah padat dari kegiatan rumah sakit merupakan bahan buangan
yang dapat menimbulkan gangguan bagi kesehatan lingkungan,
karena bahan yang terkandung didalamnya dapat menimbulkan
gangguan/cedera. Limbah padat Rumah Sakit Umum Daerah
dr.R.Soetijono Blora dapat dibedakan menjadi dua yaitu limbah
padat infeksius dan limbah padat non infeksius.
a. Limbah padat infectius
Limbah padat infectius berupa bekas jarum suntik, botol bekas
obat, plastic, botol insfus, kapas dan verban ataupun sayatan
dari ruang bedah. Penanganan limbah padat medis infeksius
dilakukan dengan mengumpulkan limbah padat di tempat
penampungan sampah di ruangan ( tong sampah ) , kemudian
dilakukan pengangkutan minimal sehari sekali menuju
incinerator dan di lakukan pembakaran di incinerator. Sisa abu
pembakaran di tampung pada bak sampah tertutup kemudian
di tanam apa bila sudah memungkinkan dan atau dimasukan
dalam karung lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah
( TPS ) rumah sakit dan oleh petugas kebersihan kota diangkut
ke tempat pembuangan akhir (TPA) kota Blora.
b. Limbah padat non infectius
Untuk limbah padat non medis seperti daun, kertas, sampah
pengunjung dan sampah organic yang berasal dari dapur
dikumpulkan ditempat pembuangan sampah / tong sampah
yang sudah disediakan lalu oleh petugas kebersihan rumah
sakit diangkut dengan gerobak ke (TPS) rumah sakit . Oleh
petugas pengangkut sampah dari dinas kebersihan kota di
bawa ke TPA kota Blora.

2. Limbah Cair
Limbah cair rumah sakit adalah semua limbah cair hasil buangan
yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikro organisme ataupun bahan kimia baik toksik maupun non
toksik. Limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono
Blora berasal dari unit rawat , cucian, dapur , kamar mandi serta
dari laboratorium. Limbah cair dibedakan menjadi dua limbah cair
infeksius dan limbah cair non infeksius.
a. Limbah cair infeksius
Penanganan limbah cair ini yaitu dengan cara dimasukkan ke
dalam instalasi pengelolaan air limbah ( IPAL )
b. Limbah cair non infeksius
Proses pengolahan limbah cair non infectius adalah dari hasil
aktifitas rumah sakit masuk ke bak control lalu masuk kedalam
saluran air kotor dan dari sana diterima di saluran induk menuju
pembuangan air umum .
Secara rinci jenis dan penanganan limbah di rumah sakit umum daerah
dr.R.Soetijono Blora di sajikan pada table berikut :
Tabel. 17
Limbah yang di hasilkan RSUD dr.R.Soetijono Blora
No Kegiatan Jenis Limbah Vol / Penanganan
Hr
1. Dapur,Perkanto Cair non infecsius Perairan umum
ran,Masjid dan Padat non Infecsius TPA
Kantin
2. Keperawatan dan Cair non infecsius Perairan umum
Kamar Operasi Cair Infecsius IPAL
Padat non Infecsius TPA
Padat Infecsius Incinerator
3. Laboraturium Cair non infecsius Perairan umum
Cair Infecsius IPAL
Padat non Infecsius TPA
Padat Infecsius Incinerator
4. Kamar Jenazah Cair Infecsius IPAL

5. Tehnisi Cair non infecsius Perairan umum

6 Instalasi Gizi dan Cair Infecsius IPAL


Loundry Cair non Infecsius Saluran Umum
Padat non Infecsius TPS

7 Poliklinik Padat non Infecsius TPS


Padat Infecsius Incinerator
Cair non infecsius Perairan umum
Cair Infecsius IPAL
8 UGD Padat non Infecsius TPS
Padat Infecsius Incinerator
Cair non infecsius Perairan umum
Cair Infecsius IPAL
9 Kamar Mayat Padat Infecsius Incinerator
Cair Infecsius IPAL
Sumber : Data rumah sakit

Bagan Alur Penanganan Limbah Padat dan Limbah Cair


RSUD dr.R.Soetijono Blora

Bagan Alur Limbah Padat Infecsius

SUMBER SAMPAH PENGUMPULAN PENGANGKUTAN

PENGUBURAN PENGUMPULAN PEMBAKARAN


ABU ABU INCINERATOR

Bagan Alur Limbah Padat Non Infecsius

SUMBER PENGUMPULAN
SAMPAH PENGANKUTAN
DG GEROBAK
SAMPAH
TPA
TPS
RUMAH SAKIT
Bagan Alur Limbah Cair

OUTLET SUNGAI

BK

S S BA BP
BD BN

PG

K RM ST KM

Keterangan:

ST : Septic tank
BN : Bak Penampungan Limbah dari ZAAL
BP : Bak Pengering Lumpur
BA : Bak Aerasi
PG : Bak Penggelontor
BD : Bak Sedimentasi
RM : Rumah Mesin/ Blower
K : Bak Disinfeksi
S : Bak Stabilisasi
BK : Bak Kontrol
KM : Kamar Mandi

e. Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan


Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk
memberikan perlindungan pada karyawan, penderita dan pengunjung
selama berada di lingkungan rumah sakit dari kemungkinan
tertularnya penyakit oleh penderita yang satu kepada penderita lainya
atau oleh penderita kepada karyawan atau pengunjung.
Pengelolaan dilakukan dengan cara , sterilisasi, pencahayaan,
ventilasi dan membersihkan ruang inap, ruang rawat jalan, ruang
gawat darurat serta kamar mandi & WC dengan bahan-bahan
disinfektan yang dilakukan secara teratur setiap hari. Khusus untuk
operasi dilakukan penyinaran dengan sinar ultra violet. Pembersihan
pakaian penderita, sprei dan selimut juga harus dilakukan secara
teratur.

f. Alur Penanganan Pasien, Makanan, Linen dan Neraca air


1. Alur penanganan pasien
Pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono
Blora akan diterima melalui loket pendaftaran Unit Rawat Jalan.
Pasien datang langsung mendaftarkan diri kepada petugas. Pasien
dipersilahkan menunggu diruang tunggu sambil menanti giliran
panggilan pemeriksaan. Setelah mendapat panggilan pasien
langsung diperiksa oleh team medis. Dari hasil pemeriksaan dapat
diketahui apakah pasien perlu melakukan rawat inap atau cukup
rawat jalan. Apabila cukup rawat jalan saja maka dibuatkan resep
untuk ditukar dengan obat diapotek. Setelah mendapat obat pasien
dipersilahkan membayar sesuai dengan obat yang diterima. Untuk
pasien rawat inap penanganannya sedikit berbeda dimana apabila
pasien perlu rawat ianp maka diberikan tempat penginapan diruang
perawatan. Setelah pasien dirawat dan dinyatakan sembuh
diperbolehkan pulang dan dilakukan control sampai benar-benar
sembuh.
Apabila pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetijono Blora
tidak bisa menangani pasien karena keterbatasan peralatan dan
tenaga medis yang ada maka pasien akan dirujuk ke r mah sakit
yang peralatannya lebih lengkap / rumah sakit rujukan yang lebih
tinggi kelasnya serta lengkap peralatanya.
2. Alur makanan
Bahan makanan untuk pasien dibeli dalam bentuk bahan mentah,
jumlahnya disesuaikan dengan jumlah permintaan dari ruang
perawatan. Bahan mentah tersebut disortir untuk menyingkirkan
bahan yang tidak baik, selanjutnya dilakukan pencucian. Kemudian
bahan makanan tersebut diracik sesuai menu yang ada lalu oleh
bagian pengolahan racikan tersebut dimasak. Setelah matang
kemudian di sajikan / didistribusikan kepada pasien dengan
menggunakan kereta makanan sesuai dengan kebutuhan menu
diet masing- masing pasien.

3. Alur Linen
Linen kotor merupakan sumber kontaminasi yang cukup penting di
Rumah Sakit, karena pada saat membersihkan tempat tidur,
pengangkutan linen kotor di sepanjang koridor dan ruang-ruang
Rumah Sakit dapat menebarkan mikroba keseluruh bagian Rumah
Sakit. Penumpukan linen kotor ditempat pencucian dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja loundry dan
mengotori linen barsih.
Sampai saat ini Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora
dalam menangani linen kotor adalah dari ruang pengambilan linen di
setiap ruangan ,linen di cacah di hitung dan di catat jumlah nya, dan
diangkut dengan menggunakan kereta dorong ke tempat cucian,
kemudian linen dipisahkan antara infeksius, dan non infeksius.
Kemudian dilakukan perendaman, penyikatan dan pembilasan yang
kesemuanya dilakukan secara terpisah. Setelah itu baru dilakukan
pencucian. Selesai pencucian dilakukan penjemuran dan
penyetrikaan, baru diberi tanda infentarisasi.

4. Neraca Air
Kegiatan Rumah sakit tidak terpisahkan dari kebutuhan air bersih,
karena Rumah Sakit merupakan tempat perawatan orang sakit,
maka perlu diperhatikan kualitas dan kuantitas air yang di gunakan
dan diperlukan agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi
penderita. Air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono
Blora berasal dari air bawah tanah.dan PDAM Semua kebutuhan
baik untuk UGD, bangsal, laboratorium, ruang operasi, instalasi gizi
dan lainnya menggunakan sumber air bawah tanah yang sudah di
treatment atau di saring dan PDAM.
BAGAN ALUR KEGIATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. R. SOETIJONO BLORA

1. Bagan Alur Kunjungan Rawat Jalan

PASIEN

TEMPAT
PENDAFTARAN

OPSERVASI

RAWAT JALAN

PULANG
2. Bagan Alur Kunjungan Rawat Inap

PASIEN

TEMPAT PENDAFTARAN

RUANG OBSERVASI

KAMAR
BERSALIN

RAWAT INAP

APOTEK
KAMAR MAYAT

KASIR

PULANG
3. Bagan Alur Pengelolaan Bahan Makanan di Instalasi Gizi

BAHAN MAKANAN

DI BERSIHKAN

PERACIKAN

PEMASAKAN

DI BAGI MENURUT MENU DIET PASIEN

DI DISTRIBUSIKAN KE PASIEN
4. Bagan Alur Pengelolaan Linen

LINEN KOTOR
INFECSIUS & NON INFECSIUS

KERETA DORONG

RUANG PENCUCIAN

PENAMPUNGAN LINEN PENAMPUNGAN LINEN


KOTOR NON INFECSIUS KOTOR INFECSIUS

BAK PERENDAM LINEN NON BAK PERENDAM LINEN


INFECSIUS INFECSIUS

DI BILAS TERPISAH

DI CUCI DENGAN MESIN


PENCUCI

PENJEMURAN

DI SETRIKA

PENDISTRIBUSIAN KE
BANGSAL SESUAI TANDA
INFENTARIS
5. Neraca Air dari Sumber Sampai dengan Pembuangan

SUMBER AIR
AIR TANAH & PDAM

TREATMENT AIR BAKU GRAUND


PENAMPUNGAN AIR BAKU

GROUND AIR BERSIH TOWER AIR BERSIH

POMPA AKTIFITAS
LANGSUNG RUMAH SAKIT

IPAL

BADAN AIR

g. Sarana Penunjang
Guna menunjang operasional pelayanan kepada masyarakat Blora
dan sekitarnya, Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora
dilengkapi dengan fasilitas dan sarana penunjang :
1. Tanah dan bangunan
Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora dibangun di atas
tanah seluas 3.886 m2. Tanah tersebut digunakan untuk :
 Bangunan rumah sakit : 11.086,7 m2
 Taman : 14.218 m2
 Halaman dan parkir : 4.927,3 m 2
2. Sarana Penunjang
a. Listrik
Fasilitas listrik diambil dari PLN dengan total sebesar 100.000
watt. Umur instalasi ada yang baru dan ada yang sudah
berumur 30 tahunan , namun semua itu masih sangat bagus
karena pemeliharaan yang rutin yang di lakukan di rumah sakit.
.Sebagai energi cadangan digunakan diesel dengan kekuatan
100..000 watt.
b. Air
Untuk mencukupi kebutuhan bersih diambil dari air bawah
tanah. Umur instalasi air ada yang baru dan ada yang sudah
berumur 12 tahunan , namun semua itu juga masih sangat
bagus dan memadai karena pemeliharaan tiap tahun . Air yang
diperlukan untuk tiap harinya kurang lebih 125 m 3.
c. Sarana komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan : telephone internal dan
external serta faximile.
BAB III
KAJIAN EVALUASI TERHADAP KEGIATAN BERJALAN

Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora terletak di Jl. Dr..


Soetomo No. 42 Blora yang secara geografis termasuk dalam wilayah
Kelurahan Tempelan Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora yang sebagian
besar pada dataran rendah.
Secara umum Kota Blora yang memiliki tipe iklim tropis dengan dua
musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan temperature
udara rata-rata 260 Celcius. Curah hujan rata-rata 2.405 mm (th 2010)
Kajian evaluasi dampak dilakukan dalam rangka menentukan
seberapa jauh/besar langkah pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
harus dilakukan untuk setiap dampak. Dimana dampak lingkungan yang
diperkirakan akan terjadi pada kegiatan operasional adalah Rona lingkungan
Kimia – Fisika yang akan disajikan dalam penyusunan dokumen ini meliputi :
kualitas udara dan kebisingan, suhu kelembaban, fisiografi dan hidrologi.

3.1 Kualitas Udara dan Kebisingan


Kualitas Udara ( Gas dan Debu ) dan kebisingan yang dikaji dalam
penyusunan dokumen DPLH ini meliputi keadaan udara dan kebisingan yang
ada di lokasi rumah sakit maupun yang ada di sekitar rumah sakit. Data-data
tentang kualitas udara dan kebisingan diambil dari data primer. Secara rinci
data kualitas udara dan kebisingan disajikan dalam table berikut ini :
Tabbel. 18
Kualitas Udara Ambient di lingkungan RSUD dr.R.Soetijono Blora
Hasil Baku
No Parameter Metode Sat Ket
Pemeriksaan Mutu
0
1 Temperatur 26,1 C 18-28
2 Kelembaban 65,4 % RH 40 - 60
3 CO Gas filter 9161 Ug/m3 15.000 Baku
correlation mutu tdk
carbone di sebut
monocsida
Analyser
4 Debu ( TSP ) 131 Ug/m3 230
5 SO2 UV Fluorescent 18,489 Ug/m3 632
sulfurdioksida
Analyser
6 NO2 Chemiliumnescant 0,611 Ug/m3 316
oxide nitrogen
Analyser
7 Oksidan ( O3 ) Sensor elektric 14,911 Ug/m3 235 Baku
mutu tdk
di sebut
8 Timbal ( Pb ) 0,039 Ug/m3 2
Kec. Angin Sensor elektric m/dt Baku
9 mutu tdk
di sebut
10 H2S 1 Jam 0,003 ppm 0,02
11 NH3 1 Jam 0,003 ppm 0,02
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )

Tabel. 19
Kebisingan di Lingkungan RSUD dr. R. Soetijono Blora
No Lokasi Pengamatan Satuan Baku Mutu Hasil Pengamatan
1 HALAMAN DEPAN/IGD dB 55
2 R. PERAWATAN dB 55
3 KAMAR OPERASI dB 55
4 R. HGU dB 55
5 R. PERAWATAN dB 55
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )

3.2 Fisiografi
a. Topografi
Wilayah Kabupaten Blora terdiri dari 16 Kecamatan yang salah
satunya adalah Kecamatan Kota Blora dengan luas wilayah 24,667
km2 dengan daerah ketinggian rata-rata 0 s\d 83 m diatas permukaan
laut.
b. Geologi
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora mempunyai 2
jenis tanah yaitu komplek lateral hitam kecoklatan tua dan Latosal.
c. Hidrologi
Di daerah tapak Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora
memiliki beberapa potensi sumber air. Potensi sumber air yang ada
dapat berasal dari permukaan dan air tanah.
c.1. Kuantitas Air
1. Air permukaan : Air permukaan yang ada disekitar tapak
Rumah Sakit adalah sungai kecil yang berasal dari sungai
Perum nas Karang jati Blora
2. Air tanah : Air ini merupakan potensi yang sangat penting
untuk kebutuhan air di tapak Rumah sakit Umum Daerah
dr.R.soetijono Blora ( air minum, dan kebutuhan yang lain ).
Air tanah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu air tanah bebas
dan air tanah tertekan.
 Air tanah bebas
Air tanah bebnas adalah air tanah yang terdapat pada
lapisan pembawa air dan tidak tertutup oleh lapisan kedap
air. Permukaan air ini sangat dipengaruhi oleh musim dan
mutunya tergantung pada keadaan lingkungan.
 Air tanah tertekan
Air tanah tertekan dalah air tanah yang terkandung
didalam suatu lapisan pembawa air yang berada diantara
2 lapisan kedap air. Air tanah tertekan merupakan sumber-
sumber air yang hampir tetap debitnya. Debit air sedikit
sekali dipengaruhi oleh musim dan keadaan di
sekelilingnya. Air ini dipergunakan untuk segala keperluan
rumah sakit baik untuk kebutuhan pasien maupun
kebutuhan lain si rumah sakit .
c.2. Kualitas Air
Untuk mengetahui kualitas air tanah di daerah tapak Rumah sakit,
dilakukan pemeriksaan terhadap air tanah di dalam rumah sakit
umum daerah dr.r.soetijono Blora. Hasil analisa fisika dan kimia
sebagaimana tercantum pada tabel. Di bawah ini menunjukkan
kualitas air bersih masih baik atau masih di bawah kadar
maximum yang di tentukan sesuai dengan baku mutu air bersih
menurut PermenKes RI No. 416/ MenKes/Per/IX/1990
Tabel. 20
Hasil Laboraturium Fisika, Kimia Air Bersih Ground Induk
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pemeriksaan
A FISIKA
1 Warna Skala TCU 50 10
2 Rasa - Tdk berwarna Tdk berwarna
3 Bahu - Tdk berbahu Tdk berbahu
0
4 Suhu C Suhu Udara 27,6
+30C
5 Kekeruhan Skala TCU 25 0,026
6 Zat Padat Terlarut mg/l 1500 243
B KIMIA
1 Arsen mg/l 0,05 0,00
2 Besi mg/l 1,0 0,05
3 Flourida mg/l 1,5 0,00
4 Kadmium mg/l 1,005 0,00
5 Kasadahan Jumlah mg/l 500 211
6 Klorida mg/l 600 12,11
7 Mangan mg/l 0,5 0,00
8 Nitrat (NO3 ) sebagai mg/l 10 0,87
N
9 Nitrat (NO2 ) sebagai mg/l 1,0 0,01
N
10 pH mg/l 6,5 – 9,0 7,48
11 Seng mg/l 15 0,032
12 Sianida mg/l 0,1 0,00
13 Sulfat mg/l 400 59,45
14 Deterjen mg/l 0,5 0,02
15 Timbal mg/l 0,05 0,00
16 Zat Organik mg/l 10 6,32
17 Kromium falensi 6 mg/l 0,05 0,00
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )
Tabel. 21
Hasil Laboraturium Fisika, Kimia Air Bersih Kamar Bedah
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pemeriksaan
A FISIKA
1 Warna Skala TCU 50 10
2 Rasa - Tdk berwarna Tdk berwarna
3 Bahu - Tdk berbahu Tdk berbahu
0
4 Suhu C Suhu Udara 27,6
+30C
5 Kekeruhan Skala TCU 25 0,026
6 Zat Padat Terlarut mg/l 1500 250
B KIMIA
1 Arsen mg/l 0,05 0,00
2 Besi mg/l 1,0 0,10
3 Flourida mg/l 1,5 0,00
4 Kadmium mg/l 1,005 0,00
5 Kasadahan Jumlah mg/l 500 223
6 Klorida mg/l 600 18,60
7 Mangan mg/l 0,5 0,00
8 Nitrat (NO3) sbg N mg/l 10 0,87
9 Nitrat (NO2 ) sbg N mg/l 1,0 0,00
10 pH mg/l 6,5 – 9,0 7,47
11 Seng mg/l 15 0,075
12 Sianida mg/l 0,1 0,00
13 Sulfat mg/l 400 61,64
14 Deterjen mg/l 0,5 0,01
15 Timbal mg/l 0,05 0,00
16 Zat Organik mg/l 10 6,32
17 Kromium falensi 6 mg/l 0,05 0,00
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )
Tabel. 22
Hasil Laboraturium Fisika, Kimia Air Bersih Air Baku
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pemeriksaan
A FISIKA
1 Warna Skala TCU 50 15
2 Rasa - Tdk berwarna Tdk berwarna
3 Bahu - Tdk berbahu Tdk berbahu
0
4 Suhu C Suhu Udara 27,5
+30C
5 Kekeruhan Skala TCU 25 0,045
6 Zat Padat Terlarut mg/l 1500 > 10.000
B KIMIA
1 Arsen mg/l 0,05 0,00
2 Besi mg/l 1,0 0,07
3 Flourida mg/l 1,5 0,00
4 Kadmium mg/l 1,005 0,00
5 Kasadahan Jumlah mg/l 500 685
6 Klorida mg/l 600 1939,72
7 Mangan mg/l 0,5 0,00
8 Nitrat (NO3 ) sebagai mg/l 10 1,35
N
9 Nitrat (NO2 ) sebagai mg/l 1,0 0,00
N
10 pH mg/l 6,5 – 9,0 7,64
11 Seng mg/l 15 0,017
12 Sianida mg/l 0,1 0,00
13 Sulfat mg/l 400 24,19
14 Deterjen mg/l 0,5 0,01
15 Timbal mg/l 0,05 0,00
16 Zat Organik mg/l 10 15,8
17 Kromium falensi 6 mg/l 0,05 0,00
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )
Tabel. 23
Hasil Laboraturium Fisika, Kimia Air Bersih IGD
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pemeriksaan
A FISIKA
1 Warna Skala TCU 50 10
2 Rasa - Tdk berwarna Tdk berwarna
3 Bahu - Tdk berbahu Tdk berbahu
0
4 Suhu C Suhu Udara 27,6
+30C
5 Kekeruhan Skala TCU 25 0,026
6 Zat Padat Terlarut mg/l 1500 243
B KIMIA
1 Arsen mg/l 0,05 0,00
2 Besi mg/l 1,0 0,05
3 Flourida mg/l 1,5 0,00
4 Kadmium mg/l 1,005 0,00
5 Kasadahan Jumlah mg/l 500 211
6 Klorida mg/l 600 12,11
7 Mangan mg/l 0,5 0,00
8 Nitrat (NO3 ) sebagai mg/l 10 0,87
N
9 Nitrat (NO2 ) sebagai mg/l 1,0 0,01
N
10 pH mg/l 6,5 – 9,0 7,48
11 Seng mg/l 15 0,032
12 Sianida mg/l 0,1 0,00
13 Sulfat mg/l 400 59,45
14 Deterjen mg/l 0,5 0,02
15 Timbal mg/l 0,05 0,00
16 Zat Organik mg/l 10 6,32
17 Kromium falensi 6 mg/l 0,05 0,00
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )
Tabel. 24
Hasil Analisa Laboraturium fikika,Kimia Air Badan Air Sebelum Efluent
IPAL RSUD dr.R.Soetijono Blora
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pemeriksaan
A FISIKA
0
1 Suhu C Suhu Udara + 27,6
3
2 Zat padat terlarut mg/l 1.000 496
3 Zat padat tersuspensi mg/l 50,00 6
B KIMIA
1 pH - 6,0 – 9,0 7,32
2 BOD mg/l 2 2
3 COD mg/l 10 23
4 DO mg/l 6 4,36
5 Pospat mg/l 0,20 5,23
6 Nitrat (NO3 ) sebagai mg/l 10,00 0,37
N
7 Arsen mg/l 0,05 0,00
8 Kadmium mg/l 0,01 0,00
9 Kromium valensi 6 mg/l 0,05 0,00
10 Tembaga mg/l 0,02 0,00
11 Timbal mg/l 0,02 0,00
12 Seng mg/l 0,05 0,066
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )

Tabel. 25
Hasil Analisa Laboraturium fikika,Kimia Air Badan Air Sesudah Efluent
IPAL RSUD dr.R.Soetijono Blora
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pemeriksaan
A FISIKA
0
1 Suhu C Suhu Udara + 27,6
3
2 Zat padat terlarut mg/l 1.000 510
3 Zat padat tersuspensi mg/l 50,00 9
B KIMIA
1 pH - 6,0 – 9,0 7,28
2 BOD mg/l 2 2
3 COD mg/l 10 31
4 DO mg/l 6 4,77
5 Pospat mg/l 0,20 3,36
6 Nitrat (NO3 ) sebagai mg/l 10,00 1,07
N
7 Arsen mg/l 0,05 0,00
8 Kadmium mg/l 0,01 0,00
9 Kromium valensi 6 mg/l 0,05 0,00
10 Tembaga mg/l 0,02 0,012
11 Timbal mg/l 0,02 0,00
12 Seng mg/l 0,05 0,025
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )
Hasil lain dari proses penggunaan air adalah berupa limbah cair
yang juga dilakukan analisa laboraturium. Pemeriksaan terhadap limbah
cair yang juga dilakukan di IPAL RSUD dr.R.Soetijono Blora yang di
ambil dari bak pengumpul sebelum masuk dalm pengolahan/ proses
IPAL dan di ambil dari efluen IPAL . Adapun yang menjadi baku mutu
adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 58 / MEN.LH / 12 /
95 atau Peraturan Daerah No. 10 tahun 2004 sebagai berikut :

Tabel. 26
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah RSUD dr.R.Soetijono Blora Sebelum
Pengolahan IPAL
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Perda No.10 th Pemeriksaan
2004
0
1 Suhu C 30 27,3
2 Zat Padat Tersuspensi Mg/l 30 25
3 pH Mg/l 6,0 – 9,0 7,38
4 Amonia Mg/l 0,1 43,97
5 BOD Mg/l 30 41
6 COD Mg/l 80 46
7 Phospat Mg/l 2 5,75
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )

Tabel. 26
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah RSUD dr.R.Soetijono Blora Sesudah
Pengolahan IPAL
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Perda No.10 th Pemeriksaan
2004
0
1 Suhu C 30 27,3
2 Zat Padat Tersuspensi Mg/l 30 5
3 pH Mg/l 6,0 – 9,0 7,55
4 Amonia Mg/l 0,1 2,15
5 BOD Mg/l 30 3
6 COD Mg/l 80 39
7 Phospat Mg/l 2 1,42
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )
Kondisi lingkungan aspek biologis di sekitar rumah sakit di bedakan dalam
komponen flora fauna terrestrial,ekosistem akuatik, vector dan mikro biologi
Flora dan Fauna Terestrial
Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora berada didaerah
permukiman penduduk, sehingga tanaman terrestrial di daerah Rumah sakit
maupun di luar tapak Rumah Sakit bisa dikatakan hampir sama. Tanaman
yang ada ditapak Rumah Sakit maupun diluar tapak Rumah Sakit ini dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok tanaman peneduh,
kelompok tanaman hias dan tanaman budidaya & obat. Hasil pengamatan
lapangan mengenai tanaman teretial ( Vegetasi ) yang di dapat di RSUD
dr.R.Soetijono Blora dapat di sajikan pada table sebagai berikut :

Tabel. 27
Jenis Flora yang ada di Lingkungan RSUD dr.R.Soetijono Blora
No. Jenis Flora Nama Latin Keterangan
A TANAMAN PERDU
1 Sawo Kecik Manilkara kauki
2 Asam Tamrindus indica
3 Mahoni Sietenia mahagoni
4 Jati Tectona grandis
5 Vilisium
6 Trembesi Pithecolobium saman
B TANAMAN HIAS
1 Cemara Casuarinas junghuniana
2 Bugenfil Bougainvillea glabra
3 Palem Mascarena sp.
4 Lidah mertua Sansevieria trifasciata
6

C TANAMAN BUDIDAYA
1 Mangga Mangifera indica
2 Jambu Biji Psidium guava
3 Pisang Musa paradisiaca
4

Tabel. 28
Jenis Fauna yang ada di Lingkungan RSUD dr.R.Soetijono Blora
No. Jenis Fauna Nama Latin Keterangan
1 Burung Pipit Lonchura
leucogastroides
2 Burung Gereja Paser montanus
3 Kucing Felis domestica
4 Tikus Rattus rattus
5 Burung Prenjak
6 Glatik Kaji Psaltria exilis
7 Burung Dara Goura spp

Vektor
Vektor yang dapat dijumpai pada lokasi studi adalah lalat, kecoa, nyamuk,
tikus dan kucing. Sedang lokasi yang dijumpai terdapat vektor tersebut
adalah pada TPS,saluran air, gudang dan dapur.
Mikrobiologi
Analisis terhadap mikroba pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono
Blora ini dilakukan dengan pengambilan contoh terhadap mikrobiologi air dan
udara.
a. Mikrobiologi air
Pengambilan sample terhadap mikroba air dilaksanakan dengan
mengambil contoh air sumur dan air yang tertampung dalam ground
penampungan air dari sumur, Hasil pemeriksaan terhadap mikrobiologi
air yang berupa pemeriksaan bakteriologis secara lengkap. Dapat di
sajikan dalam tabel berikut
Tabel. 28
Hasil Pemeriksaan Bateriologi Air Bersih Ground Induk,Kamar
Bedah,IGD dan Air sumur
Parameter Pemeriksaan
Titik / Lokasi
No Kode Baku
Sampling Total Coliform Satuan
Mutu
1296 Ground Induk 240 Per 100 ml sampel 50
1297 Kamar Bedah 1100 Per 100 ml sampel 10
1299 Air Sumur 23 Per 100 ml sampel 50
1298 IGD <3 Per 100 ml sampel 10
Sumber : Data primer ( BaLabKes Semarang )

b. Mikrobiologi Udara
Kandungan mikroba udara dilingkungan rumah sakit merupakan salah
satu indikator kebersihan dan kesehatan masyarakat disekitar rumah
sakit, apabila ditemukan bakteri pathogen udara dilingkungan rumah
sakit, maka resiko infeksi nosokomial didalam rumah sakit semakin besar
sesuai dengan tingginya kandungan mikroba pathogen yang ditemukan
pada udara dilingkungan rumah sakit. Pengamatan mikroba udara
dilaksanakan untuk mengetahui gambaran kondisi likasi studi dari aspek
mikro.

Bahwa kajian komponen social, ekonomi dan budaya ditekankan pada


kondisi demografi, kondisi social ekonomi, pola hubungan sosial kesehatan
lingkungan dn persepsi terhadap keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah
dr.R.Soetijono Blora. Sebagai tolok ukurnya dalam studi ini kami membuat
sampel responden yang jumlahnya 30 orang.

Kependudukan
Kependudukan Blora terdiri atas 16 desa/kelurahan dengan jumlah
penduduk 67.489 jiwa, luas wilayah seluruhnya 24,667 km2 dan tingkat
kepadatan penduduknya 2.736\km2.

Ekonomi
Blora adalah salah satu kabupaten di jawa tengah tepatnya di bagian ujung
sebelah timur. Nama kota Blora tidak asing bagi semua orang , karena kota
tersebut terkenal dengan hasil jati alam yang bagus dan minyak yang
melimpah terutama Blora di bagian timur, tepatnya kecamatn Cepu. Bukan
saja ketenaran kota Blora terkenal di tingkat nasional melainkan di tingkat
internasional, kota Blora sudah sangat di kenal. Dengan demikian di
harapkan dari nsegi perekonomian daerah ini sarana perekonomian yang
ada di Blora tepatnya di kecamatan Kota Blora dapat di lihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 27
Sarana perekonomian di kecamatan kota Blora
No Sarana Perekonomian Jumlah
1 Koperasi 513
a. Pertanian 33
b. Primer non Pertanian 480
2 Pasar ( Swalayan, umum, desa) 69
3 Perusahaan perdagangan 845
Sumber: Data Statistik Kec. Kota Blora
Sosial Budaya
a. Kelompok Umur
Kecamatan Blora mempunyai dependensi SeX. Rasio sebesar : 1.022
dengan demikian jumlah antara laki-laki dan perempuan hamper
seimbang . Adapun distribusi penduduk Kabupaten Blora menurut umur
dan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 28
Distribusi Penduduk Kabupaten Blora Menurut Umur dan Jenis Kelamin

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


1 0–4 36.151 25.457 50.077
2 5–9 37.856 37.142 73.800
3 10 – 14 39.902 19.460 39.001
4 15 – 19 30.694 28.051 55.780
5 20 – 24 25237 39.641 78.414
6 25 – 29 29330 13.723 27.158
7 30 – 34 27284 19.218 38.211
8 35 – 39 41608 12.217 24.296
9 40 – 44 32399 30.630 60.801
10 45 – 49 31376 44.842 88.573
11 50 – 54 28648 28.148 56.370
12 55 – 59 20122 22.149 43.955
13 60 – 64 11937 17.340 34.329
14 65 – 69 11255 30.928 62.030
15 70 – 74 8526 32.985 65.450
16 75 - 79 13642 30.978 60.629
Jumlah 425967 432.907 858.874
Sumber : BPS Kab. Blora
Tabel 30
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Blora

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Jati 24.620 25.457 50.077
2 Randublatung 36.658 37.142 73.800
3 Kradenan 19.541 19.460 39.001
4 Kedungtuban 27.729 28.051 55.780
5 Cepu 38.773 39.641 78.414
6 Sambong 13.435 13.723 27.158
7 Jiken 18.993 19.218 38.211
8 Bogorejo 12.079 12.217 24.296
9 Jepon 30.171 30.630 60.801
10 Blora 43.731 44.842 88.573
11 Banjarejo 28.222 28.148 56.370
12 Tunjungan 21.806 22.149 43.955
13 Japah 16.989 17.340 34.329
14 Ngawen 31.102 30.928 62.030
15 Kunduran 32.465 32.985 65.450
16 Todanan 29.651 30.978 60.629
Jumlah 425.967 432.907 858.874
Sumber : BPS Kab. Blora

b. Pendidikan
Gambaran mengenai tingkat pendidikan masyarakat di kabupaten Blora
dapat dilihat pada tabel ini :
Tabel 31
Penduduk umur Sekolah Kabupaten Blora menurut pendidikan 2010

No Kecamatan SD/MI SLTP SLTA AK PT


1 Jati 38 7 3 0
2 Randublatung 63 12 8 0
3 Kradenan 36 5 1 0
4 Kedungtuban 50 10 5 0
5 Cepu 50 15 15 2
6 Sambong 28 3 0 0
7 Jiken 32 6 3 0
8 Bogorejo 24 3 0 0
9 Jepon 48 5 1 0
10 Blora 66 14 12 2
11 Banjarejo 48 6 1 0
12 Tunjungan 34 5 5 0
13 Japah 30 3 0 0
14 Ngawen 45 10 4 0
15 Kunduran 49 9 3 0
16 Todanan 55 11 2 0
Jumlah 696 124 63 4
Sumber : BPS Kab. Blora

c. Agama
Masayarakat Kecamatan Kota Blora sebagian besar pemeluk agama islam.
Komposisi secara rinci pemeluk agama di Kecamatan Kota Blora adalah
Tabel 28
Komposisi Penduduk menurut Agama di Kecamatan Blora
No. Agama Jumlah
1 Islam
2 Khatolik
3 Kristen
4 Budha
5 Hindu

d. Kelembagaan Formal dan Informal


Kecamatan Blora memiliki satu kesatuan hokum yang mempunyai organisasi
pemerintahan di bawah kecamatan dan memiliki hak menyelenggarakan
rumah tangga sendiri/otomomi dearah. Kecamatan Blora terdiri dari 11
kelurahan dan 5 desa. Lembaga formal lain yang ada adalah Lembaga
Musyawrah Desa (LMD), pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), BPD
dan lainya.
Selain lembaga formal juga terdapat lembaga non formal.

e. Sarana dan prasarana


1. sarana Jalan dan jembatan
srana jalan dan jembatan yang ada di kecamatan Blora sebagian beasr
sudah beraspal\beton, hanya sebagian kecil yang masih berbentuk tanah.
2. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Blora cukup memadai yang terdiri
dari TK,SD,SLTP,SMU,SMK.
3. Sarana Ibadah
Sarana ibadah yang ada di kecamatan Blora terdiri dari masjid,mushola dan
gereja.
4. Sikap dan Persepsi Masyarakat
Sikap dan persepsi masyarakat Kecamtan akota Blora terhadap keberadaan
Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora dapat digambarkan : Dari
30 responden diperoleh gambaran bahwa masyarakat sekitar kehadirannya
bermanfaat, serta kegiatan Rumah Sakit tidak menimbulkan gangguan
terhadap kehidupan sehari-hari, baik yang ditimbulkan oleh limbah cair,
limbah padat, bau, kebisingan akibat aktivitas transportasi rumah sakit
maupun gangguan lain yang berasal dari kegiatan rumah sakit. Namun dari
sebagian ada yang mamberi masukan berupa keluhan dan saran tentang
tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan rumah sakit, meskipun
belum sampai mengganggu kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar.
Namun secara umum masyarakat menyatakan setuju dan mendukung
keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora, karena bila
ada warga masyrakat yang sakit, pengobatan bisa lebih dekat dengan rumah
sakit, juga terbukanya lapangan usaha baru di sekitar rumah sakit missal,
warung makan, ataupun kios yang mampu untuk menyediakan keperluan
bagi pengunjung atau pengguna rumah sakit
.
Jumlah Kunjungan di Puskesmas
Salah satu cara untuk mengetahui gambaran kondisi derajad kesehatan
masyarakat di wilayah Kecamatan Kota Blora adalah dengan melihat dari
jumlah pasien yang berkunjung ke puskesmas Kota Blora
Tabel 30
Jumlah Kunjungan Puskesmas Kota Blora
No. Kunjungan Jumlah Pasien
1 Rawat jalan umum (RJU) 14.823
2 Rawat jalan gigi (RJG) 3.378
3 Kesehatan ibu dan anak (KIA) 914
4 Keluarga berencana (KB) 150
5 Lain-lain 5.425
Jumlah 24.690

Tabel 31
Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan di Puskesmas Umur 5-60 Tahun
di Kab.Blora
No. Nama Penyakit Jumlah Persentase
1 Penyakit saluran pernafasan 1.049 -
2 Periodental 347 -
3 ISPA 311 -
4 Kelainan Pulpa 289 -
5 Peny.otot dan jaringan 253 -
6 Peny. Kulit alergi 249 -
7 Konjungtivitis 190 -
8 Gigi 145 -
9 Diare 143 -
10 Gastritis 139 -
11 Hypertensi 100 -
12 TB Klisis 102 -
13 Kecelakaan L.L 99 -
14 Desifisiensi gizi lain 102 -
15 Peny. Telinga dan mastoid 90 -
16 Asma 81 -
17 Kencing manis 78 -
18 Peny. Kulit dan infeksi 59 -
19 Anemia 54 -
20 Peny. Saluran kencing 18 -
21 Tonsilitis 15 -
Jumlah 3.921 -

Sanitasi Lingkungan
Berdasarkan data dari Dinas Kabupaten Blora, kondisi umum sanitasi
lingkungan di wilayah Puskesmas Blora pada tahun 2010 adalah
2.1 Cakupan air bersih
Cakupan air bersih di wilayah kerja puskesmas Jepara dari tahun ke tahun
jumlah penduduk yang menggunakan air bersih terus meningkat kwalitasnya
yaitu dari 80,92% menjadi 81,63% dan penduduk yang tidak menggunakan
air bersih semakin menurun yaitu dari 19,08% turun menjadi 18,37% (th
1998 s/d 2000). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebutuhan air
bersih di wilayah Jepara dapat terpenuhi (Standar Nasional adalah 80%
pada akhir pelita v). Sedang jenis sarana yang digunakan mencangkup
sumur pompa tangan dangkal, sumur gali dan air PDAM,
Tabel 29
Prosentase pemanfaatan air bersih menurut sarana yang digunakan
Di Blora
No Sarana 2008 2009 2010
1 Ledeng 66.428 75.715 83.848
2 Sumur pompa 9.093 9.110 8.592
3 Sumur gali 566.782 568.705 662.052
4 PMA 5.577 6.134 9.813
5 PAH 1.632 1.638 2.193
6 Lain-lain 55.190 55.327 24.198

2.2 cakupan Jamban


jumlah kepala keluarga yang menggunakan jamban/tempat BAB yang
memenuhi persyaratan yang ada di Kabupaten Blora yaitu 30,22% sedang
kepala keluaraga dengan SPAL yang memenuhi persyaratan yaitu 46,00%
dengan kondisi seperti ini mengalami penurunan karena tenaga yang
memeriksa yang berada di puskesmas sangat kurang.

2.3 Cakupan Sarana pembuangan sampah


Jumlah TPS yang memenuhi syarat di kabupaten Blora sebanyak 23
(53,49%) jika dibandingkan antara kecamatan yang ada di kabupaten Jepara
berada yang paling tinggi ada di Kecamatan Blora sebanyak 8 (80%)
Status Gizi
Status gizi anak berusia di bawah lima tahun (Balita) di wilayah kerja
puskesmas Blora rata-rata dengan nilai gizi cukup.

Tabel 30
Status Gizi Bayi dan Anak Balita Di Puskesmas Kec. Blora

No. Uraian Jumlah


1 Jumlah bayi 0-1 th 770
2 Jumlah anak balita 1-4 th 3.202
3 Jumlah bayi ditimbang 708
4 Jumlah anak balita ditimbang 3.287
5 Jumlah bayi & balita KEP Nyata 2
6 Jumlah bayi & balita KEP Total 27

Pola Pencarian Tempat Berobat


Dari survey tentang sarana kesehatan yang dipilih sebagai tempat berobat
yang dilakukan terhadap 30 responden di sekitar Rumah Sakit Umum
Daerah dr.R.Soetijono Blora diketahui bahwa 17 orang (56,6%) berobat ke
puskesmas, 5 orang (16,6%) berobat ke dokter praktek swasta dan 7 orang
(23,3%) berobat ke rumah sakit dan 1 orang ke tempat lain apabila diketahui
ada salah satu anggota keluaraga yang sakit.

Tabel 30
Prosentase Sarana Kesehatan yang Dipilih Berdasarkan Jenis Sarana
Pada Penduduk di Sekitar Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Prosentase
Responden
1 Puskesmas 17 56,6
2 Dokter Swasta 5 16,6
3 Rumah Sakit 7 23,3
4 Lain-lain 1 3,3
Jumlah 30 100

Sumber dan Jenis Dampak


a. Kualitas Udara
1. Kegiatan perawatan akan mempengaruhi penurunan kualitas udara
dengan meningkatkan bakteri yang ada di udara, yang bersifat
permanen dengan penurunan ringan.
2. Limbah padat medis yang berasal dari aktivitas perawatan dan
operasi/bedah seperti kain/kertas penyeka, bekas jarum,dan jaringan
tubuh pasien dikelola dengan cara pembakaran dalam incektor
dengan bahan bakar menggunakan minyak tanah dan LPG. Dengan
beroperasinya incektor tersebut menghasilkan emisi udara yang pada
akhirnya menimbulkan dampak terhadap komponen udara dengan
jenis dampak berupa perubahan kualitas udara yang bersifat
sementara dengan penurunan ringan dan sebaran yang ditimbulkan
tidak terlalu jauh dari lokasi rumah sakit.
3. kegiatan lalu lintas dengan adanya rumah sakit juga berpengaruh
terhadap penurunan kualitas udara dengan penurunan sedang dan
bersifat permanen. Dari hasil pengamatan kualitas udara didalam
rumah sakit semua parameter yang diamati menunjukan masih
memenuhi Nilai Ambang Batas yang diperkenankan. Dengan
demikian besaran dampak secara keseluruhan yang ditimbulkan
adalah negative skala kecil.

b. Bau
1. Kegiatan rawat jalan, rawat inap dan kegiatan dapur menghasilkan
sampah seperti sisa-sisa makanan, penyiapan makanan serta
kemasan yang dibawa pengunjung atau pasien yang berpotensi
menimbulkan dampak negative skala kecil terhadap komponen udara
dengan jenis dampak berupa bau yang ditimbulkan. Mengingat jumlah
limbah padat dari aktivitas ini cukup besar, limbah padat tersebut
sudah dikelola dengan cara menampung dalam drum/box sampah
pada setiap ruangan dan tempat-tempat tertentu yang dilapisi kantung
plastic di bagian dalamnya dan selanjutnya dibuang setiap hari ke
TPS.
2. Lokasi TPS Rumah Sakit Graha Husada berada sebelah utara dan
dekat dengan incinerator yang berfungsi untuk menampung sampah
medis. Sampah yang sudah terkumpul di TPS selanjutnya diangkut
oleh Dinas Kebersihan Kota Jepara ke TPA sampah dengan waktu
pengangkutan dua hari sekali. Dengan adanya akumulasi sampah
yang belum terangkut akan menimbulkan dampak negative skala
besar terhadap kualitas udara dengan jenis dampak berupa bau
mengingat akan terjadi proses pembusukan sampah yang
terakumulasi di TPS terutama untuk jenis Garbage. Namun karena
kemungkinan berkembangnya rumah sakit dengan peningkatan
jumlah tempat tidur, maka harus mulai dipikirkan pengelolaan dan
pemantauannya.

C. Kebisingan
1. Kegiatan rawat jalan dan rawat inap berupa kunjungan pasien dan
pengunjung (besuk) menimbulkan dampak peningkatan kebisingan di
lingkungan rumah sakit. Dari hasil pengukuran di ruang perawatan
Permadi 1 tingkat kebisingan yang sudah di atas nilai ambang batas.
Kebisingan tertingi terjadi di halaman depan rumah sakit mengingat
halaman merupakan jalur utama keluar-masuk dan berfungsi juga
sebagai tempat parkir.
2. Kegiatan di luar Rumah Sakit yang menimbulkan kebisingan adalah
kegiatan lalu lintas kendaraan dengan besaran dampak yang terjadi
diperkirakan negative skala sedang. Dari hasil pengamatan
menunjukan pada siang hari kebisingan sedikit di atas nilai ambang
batas. Dampak yang ditimbulkan akibat kebisingan bersifat
sementara.

D. Air Permukaan
1. Limbah cair yang berasal dari kegiatan laundry, dapur, kamar,rawat jalan,
farmasi dan rawat inap dikelola dengan cara mengalirkan limbah cair
tersebut ke bak penampung. Dampak yang ditimbulkan limbah adalah
menurunnya komponen air permukaan. Sedangkan jenis dampak adalah
skala kecil. Dengan demikian air limbah rumah sakit mempunyai kontribusi
menurunkan kualitas badan air penerima. Dari hasil pengujian kualitas badan
air penerima limbah rumah sakit menunjukan kandungan sulfat, BOD 14,20
mg/I dan COD 31,52 mg/I. Dari hasil pengujian kualitas badan air sebelum
dan sesudah limbah cair diperoleh hasil.

Tabel 3.1
Hasil analisa laboratorium Fisika,Kimia Badan Air Sebelum Effluent RSUD
dr.R.Soetijono Blora
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pengamatan
A FISIKA
1 Suhu C Suhu normal 29,00
2 Jml.Zat padat Mg\I 1000 596,00
B KIMIA
1 Air raksa Mg\I 0,001 -
2 Anomiak bebas Mg\I 0,5 18,62
3 Arsen Mg\I 0,05 0,00
4 Barium Mg\I 1,0 -
5 Besi Mg\I 5,0 0,63
6 Florida Mg\I 1,50 0,00
7 Kadmium Mg\I 0,01 -
8 khlorida Mg\I 600 127,53
9 Kromium vasensi Mg\I 0,05 0,00
10 Mangan Mg\I 0,5 1,04
11 Nitrat N Mg\I 10 2,75
12 Nitrit N Mg\I 1,0 0,00
13 Oksigen Mg\I - 0,00
14 PH Mg\I 6,5-9,0 7,39
15 Selenium Mg\I 0,01 -
16 Seang Mg\I 5 0,00
17 Sianida Mg\I 0,1 Negatife
18 Sulfat Mg/l 400 216,56
19 Sulfida sebagai H2S Mg/l 0,1 0,00
20 Tembaga Mg/l 1,0 0,00
21 Timbal Mg/l 0,1 -

B. Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/l 0,017 Negatif
2 Chlordane Mg/l 0,003 -
3 DDT Mg/l 0,042 Negatif
4 Endrin Mg/l 0,001 Negatif
5 Penol Mg/l 0,002 -
6 Heptechlor dan Mg/l 0,018 -
Heptachlor exposide
7 Karbon kloroform Mg/l 0,5 -
ekstrak
8 Lindane Mg/l 0,056 Negatif
9 Methoxychor Mg/l 0,035 -
10 Minyak dan Lemak Mg/l Nihil 0,00
11 Organofosfat dan Mg/l 0,1 Negatif
Carbamate
12 PCB Mg/l Nihil -
13 Senyawa aktif biru Mg/l 0,5 -
metylen ( Surfaktan )
14 Toxaphone Mg/l 0,005 -
Sumber : Data primer ( BalabKes Semarang )

Tabel 32
Hasil Analisa Laboraturium Fisika, Kimia Badan air sesudah Efluen IPAL
RSUD dr.R.Soetijono Blora
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil
Pengamatan
A. FISIKA
0
1 Syhu C Suhu Normal 27
2 Jml Zat padat terlarut Mg/l 1000 55
( TDS )
B KIMIA
A. KIMIA ANORGANIK
1 Air Rasksa Mg/l 0,001 -
2 Amoniak bebas Mg/l 0,5 0,04
3 Arsen Mg/l 0,05 0,00
4 Barium Mg/l 1,0 -
5 Besi Mg/l 5,0 0,55
6 Florida Mg/l 1,50 0,00
7 Kadmium Mg/l 0,01 -
8 Khlorida Mg/l 600 20,55
9 Kromium valensi 6 Mg/l 0,05 0,00
19 Mangan Mg/l 0,5 0,72
11 Nitrat sebagai N Mg/l 10 0,75
12 Nitrit sebagai N Mg/l 1,0 0,00
13 Oksigen terlarut ( DO ) Mg/l - 11,33
14 PH Mg/l 6,5-9,0 7,32
15 Selenium Mg/l 0,01 -
16 Seng Mg/l 5 0,00
17 Sianida Mg/l 0,1 Negatif
18 Sulfat Mg/l 400 55,33
19 Sulfida sebagai H2S Mg/l 0,1 0,00
20 Tembaga Mg/l 1,0 0,00
21 Timbal Mg/l 0,1 -

B. KIMIA ORGANIK
1 Aldrin dan dieldrin Mg/l 0,017 Negatif
2 Chlordane Mg/l 0,003 -
3 DDT Mg/l 0,042 Negatif
4 Endrin Mg/l 0,001 Negatif
5 Penol Mg/l 0,002 -
6 Heptechlor dan Mg/l 0,018 -
Heptachlor exposide
7 Karbon kloroform Mg/l 0,5 -
ekstrak
8 Lindane Mg/l 0,056 Negatif
9 Methoxychor Mg/l 0,035 -
10 Minyak dan Lemak Mg/l Nihil 0,00
11 Organofosfat dan Mg/l 0,1 Negatif
Carbamate
12 PCB Mg/l Nihil -
13 Senyawa aktif biru Mg/l 0,5 -
metylen ( Surfaktan )
14 Toxaphone Mg/l 0,005 -
Sumber : Data primer ( BalabKes Semarang )

Hasil lain dari proses penggunaan air adalah berupa limbah cair yang juga di
lakukan analisa. Pemeriksan terhadap limbah cair RSUD dr. R. Soetijono
Blora yang di ambil dari inlet sebelum masuk pengolahan IPAL adalah
sebagai berikut. Adapun yang menjadi baku mutu adalah Kep. Men. No.
58/Men-LH/12/1995 sebagai berikut:

Tabel 33
Kualitas Air Limbah RSUD dr. R. Soetijono Blora
No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Pengamatan
1 PH Mg/l 6-9 7,49
2 TSS Mg/l 30 51
3 BOD Mg/l 30 42
4 COD Mg/l 80 254
5 Suhu Mg/l 30 28,4
6 Amonia ( NH3 ) Mg/l 0,1 4,8
7 PO4 Mg/l 2 20,07
Sumber : Data primer ( BalabKes Semarang )
Baku mutu Limbah Cair Gol. II Berdasarkan Kep.Men LH No.03/1991

3. Limbah padat berupa abu serta residu dari incinerator (berupa Botol
dan benda tajam) yang dibuang di daerah sekitar incinerator
berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen air permukaan
mengingat tempat penampungan abu belum tersedia sehingga
apabila terjadi hujan maka limbah padat tersebut ikut aliran air hujan
masuk ke sungai, sedangkan jenis dampak yang terjadi adalah
penurunan kualitas air permukaan. Besaran dampak yang terjadi
adalah negatife skala besar mengingat limbah padat yang di buang
belum terbakar sempurna sehingga kemungkinan masih mengandung
bahan kimia yang beracun dan bersifat pathogen.

E.AirTanah
Kegiatan operasional Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora yang
diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan air tanah adalah
kegiatan pelayanan medis kegiatan pelayanan penunjang medis. Kegiatan-
kegiatan tersebut menghasilkan limbah limbah cair yang berpotensi
menimbulkan dampak penurunan kualitas air tanah, hal ini mengingat saat
studi dilaksanakan limbah cair tersebut dikelola dengan cara ditampung
dalam septic tanck selanjutnya dialirkan ke bak resapan dan badan air yang
memungkinkan terjadinya peresapan sehingga menimbulkan perubahan
kualitas air tanah. Penanganan air limbah dalam bak resapan, dalam jangka
panjang dikhawatirkan dapat meresap ke sumur penduduk. Kecepatan
terjadi dampak tersebut sangat tergantung pada jarak sumur dari bak
resapan dan porositas tanah di daerah tersebut.

Sifat dan Tolok Ukur Dampak


a. Kualitas Udara
Dampak yang terjadi bersifat sementara sedangkan tolok ukurnya adalah
Baku Mutu Emisi Sumber Tak Bergerak Untuk Jenis Kegiatan lainya sesuai
dengan keputusan mentri lingkungan hidup.
b. Bau
Dampak yang terjadi bersifat sementara sedangkan tolok ukurnya adalah
kenyamanan
c. Kebisingan
Dampak yang ditimbulkan bersifat sementara sedangkan tolok ukur yang
digunakan adalah Permenkes.
d. Air Permukaan
Dampak yang terjadi akibat pembuangan limbah cair medis bersifat
permanen apabila operasional IPAL belum memadai dengan tolok ukur yang
digunakan adalah Baku Mutu Permukaan Air.
e. Air Tanah
Dampak yang terjadi akibat pembuangan limbah cair medis bersifat tetap
dengan tolok ukurnya adalah Baku mutu Air Bersih.

Sumber dan Jenis Dampak


a. Plankton
Semua kegiatan di rumah sakit yang menghasilkan buangan berupa limbah
cair akan menimbulkan dampak negative skala besar terhadap biota
plankton, karena buangan yang dihasilkan akan menurunkan kualitas air
permukaan. Dengan kondisi ekosistem akuatik dengan kualitas lingkungan
yang rendah akan menyebabkan menurunnya daya dukung lingkungan
perairan terhadap plankton.
b. Benthos
Seperti halnya plankton, sebagai indicator ekosistem akuatik benthos
sebagai biota yang berada di dasar perairan tidak mungkin menghindar dari
polutan. Dengan demikian semua buangan limbah terutama limbah cair akan
menunggu kelangsungan hidup benthos.

Sifat dan Tolok Ukur


Sifat yang ditimbulkan terhadap kelangsungan biota akuatik plankton dan
benthos adalah permanen, mengingat aktivitas pembuangan limbah cair ke
badan air adalah rutin.

Sumber dan Jenis Dampak


A. Kependudukan
Aktivitas Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora diperkirakan tidak
menimbulkan dampak terhadap aspek kependudukan baik terhadap
kepadatan penduduk, migrasi maupun komponen kependudukan lainnya.
Hal ini mengingat bahwa walaupun keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah
dr.R.Soetijono Blora dapat merekrut tenaga kerja cukup banyak namun dari
hasil wawancara diperoleh data bahwa sebagian besar tenaga kerja berasal
dari berbagai daerah di Kabupaten Jepara atau dengan kata lain tempat
tinggal para pekerja di RS terbesar di seluruh wilayah Kabupaten Blora

B. Kesempatan Kerja
Selain tersedia lapangan kerja sebagai karyawan di Rumah Sakit Umum
Daerah dr.R.Soetijono Blora, aktivitas rumah sakit dapat memberikan
dampak positif cukup besar terhadap kesempatan bekerja bagi penduduk
sekitar rumah sakit terutama dalam sector informal. Dari hasil pengamatan
menunjukan bahwa di sekitar rumah sakit terdapat cukup banyak jenis
pelayanan angkutan seperti becak maupun angkutan kota. Sektor informal
lain yang dapat dijumpai adalah warung rokok, warung makan dan lain-lain
cukup banyak, juga berkembang usaha pemondokan yang diperuntukkan
bagi pekerja dan perawat dari luar daerah.

C. Pendapatan Masyarakat
Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora memberikan
dampak positif cukup besar terhadap pendapatan masyarakat sekitar yaitu
berkesempatan untuk bekerja sebagai pegawai pada rumah sakit, selain itu
juga memberi kesempatan usaha di sector informal seperti warung, kios, jasa
transportasi, pemondokan dan lain-lain yang secara tidak langsung dapat
mengingatkan pendapatan masyarakat sekitar.
D. Transportasi
Aktivitas Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora berdampak
menambah kepadatan arus lalu lintas di sekitar. Adanya aktifitas keluar
masuk kendaraan di rumah sakit berdampak negative cukup besar
mengingat jalan di depan rumah sakit merupakan jalan sedang, arus cukup
ramai.

E. Persepsi
Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora diperkirakan
akan memberikan dampak positif cukup besar terhadap persepsi masyarakat
karena di rumah sakit ini terdapat pelayanan UPKM (Usaha Peningkatan
Kesehatan Masyarakat) Hasil survey dan wawancara menunjukan bahwa
masyarakat sekitar tidak merasa dirugikan atau terganggu dengan adanya
aktivitas rumah sakit baik yang berasal dari kondisi udara, kebisingan,
kondisi air minum, pengaruh limbah rumah sakit maupun aktivitas rumah sait
lainnya.

F. Kesehatan Masyarakat
1. Infeksi Nosokomial
Kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora akan memberikan
dampak negative besar karena menyebabkan terjadinya nosokomial.
Kegiatan yang dapat menimbulkan infeksi :
I Kegiatan pelayanan medis :
- Pelayanan rawat jalan.
- Pelayanan rawat inap seperti ruang isolasi, ruang bedah, ruang perawatan,
ruang ICU dan sebagainya yang menghasilkan limbah medis dan limbah
domestic.

ii. Kegiatan penunjang medis:


5. Pelayanan laboratorium yang menghasilkan limbah cair medis
6. Pengelolaan laundry dan linen yang menghasilkan limbah cair
medis.
7. Pelayanan makanan yang tidak bersih dan hygenis misalnya
pengolahan makanan yang tidak bersih dan sehat, pengangkutan
makanan dari dapur ke ruang perawatan terbuka.

iii. Penggunaan alat-alat medis yang tidak steril misalnya pisau bedah, jarum
suntik, kateter, peralatan kedokteran gigi dan lain-lain mempunyai resiko
sangat besar terhadap terjadinya infeksi nosokomial.

iv. Komdisi lingkungan dan perilaku orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
rumah sakit juga merupakan salah satu sumber infeksi nosokomial. Salah
satunya contoh yang mencakup kondisi lingkungan adalah konstruksi
ruang/bangunan rumah sakit yang kurang baik berpengaruh terhadap suhu
dan kelembapan tinggi dan ventilasi ruang yang kurang baik. Perilaku
pegawai rumah sakit, pengunjung dan masyarakat sekitar yang kurang
mendukung terhadap upaya sanitasi lingkungan rumah sakit sangat
berpengaruh sebagai penyebab infeksi nosokomial.

2. Angka Kuman
Kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora dapat
menimbulkan dampak negatife cukup besar berupa peningkatan angka
kuman di udara. Dari hasil pemeriksaan terhadap koloni kuman di ruang
operasi terhadap jumlah kuman 226, ruang IGD 221, ruang bersalin 219,
ruang VIP 250, ruang permadi 236. Untuk pemeriksaan terhadap bakteri
pathogen di dinding dan lantai rumah sakit juga dijumpai di ruang IGD, ruang
OK, ruang permadi, ruang VIIP dan ruang bersalin.

3. Vektor Penyakit
Kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora mempunyai
dampak negatife cukup basar yaitu dapat meningkatkan populasi vektor
penyakit, adalah kegiatan pelayanan medis, kegiatan dapur dan pengelolaan
limbah padat rumah sakit. Apabila pengelolaan sampah domestic tidak baik
dapat menjadi tempat bagi perkembangbiakan vektor yakni meningkatnya
populasi vektor penyakit.
4. Derajad Kesehatan Masyarakat
Penyelenggarakan sanitasi rumah sakit yang tidak baik seperti penyediaan
air bersih, pengelolaan limbah medis, pengelolaan sampah medis, dan
domestic, pengelolaan makanan, pengelolaan linen, laundry, pengelolaan
sanitasi ruang bangunan dan pengendalian vektor penyakit dapat
menimbulkan dampak negative sangat vesar terhadap derajad masyarakat
baik bagi pegawai rumah sakit,pesien,pengunjung maupun masyarakat di
sekitar rumah sakit.

Sifat dan Tolok Ukur Dampak


a. Kependudukan
Sifat ditimbulkan sangat kecil dan relatif tidak berpengaruh terhadap masalah
kependudukan di wilayah studi. Tolok ukur yang digunakan adalah tingkat
kepadatan penduduk kota Blora
b. Kesempatan Kerja dan Pendapatan Masyarakat
Dampak yang ditimbulkan sifatnya cukup luas di masyarakat. Tolok ukurnya
adalah banyak munculnya sector informal seperti warung, kios, jasa
angkutan, pemondokan dan lain-lain
c. Kepadatan Lalulintas
Kegiatan tranfortasi rutin di rumah sakit bersifat tetap terutama pada
saat kunjungan pasien ( jam besuk ) . Sebagai tolok ukurnya adalah
kepadatan lalulintas di rumah sakit .
d. Kesehatan Masyarakat
e. Sifat yang di timbulkan terhadap kesehatan masyarakat adalah
permanen karena kegiatan rumah sakit di laksanakan secara rutin,
tolok ukur yang di gunakan adalah :
1. Peraturan Mentri Kesehatan / Per Men Kes No.
966/MENKES/PER/1992
2. Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.
58/MEN-LH/12/1995
Tabel 34
Dampak Lingkungan yang Mungkin Terjadi dengan Kegiatan Rumah Sakit
Tahap Komponen Kegiatan Yang Jenis Sifat (S) Dan
Kegiatan Lingkungan Potensial Dampak (J) Tolok Ukur
Yang Terkena Menimbulkan Dan Besaran Dampak (T)
Dampak Dampak Dampak (B)
Operasional Kualitas Udara Perawatan (J) (S) Permanen
Incinerator, Penurunan (T) Permenkes
Dapur (LPG ) kualitas udara 966/1992
Keg. lalulintas (B) Negatif
kecil
Baud an Perawatan (J) Bau (S) Permanen
Limbah padat Dapur (B) Negatif (T) Permenkes
Farmasi/apotek Sedang 966/1992
Ruang Bedah (J) Penularan (S) Permanen
R. gawat infeksi (T) Permenkes
darurat (B) Negatif 966/1992
kecil
Kebisingan Perawatan (J) (S) Fluktuatif
kunjungan, Peningkatan (T) Dirjen PPM
kegiatan lalin kebisingan & PLP No. HK.
Operasional (B) Negatif 00.06.6.44
Incinerator sekala besar
Air permukaan Loundry (J) (S) Permanen
DFapur Penurunan (T) SK Gub.
Perawatan kualitas air Jateng No.
permukaan 660/1/26/1990
(B) Negatif
sekala besar
Kependudukan Kegiatan RS (J) (S) Permanen
Peningkatan (T) Tingkat
pendidikan kepadatan
(B) Negatif penduduk
dampak kecil
Kesempatan (J) (S) Permanen
kerja Peningkatan (T) Munculnya
usaha pekerjaan
(B) dampak sector informal
positif besar
Operasional Transportasi Mobilitas (J) Arus (S) Permanen
pasien lalulintas (T) Kepadatan
Lalulintas (B) Negatif & kecelakaan
Kegiatan RS sekala lalulintas
cukup
besar
Persepsi (J) (S) Permanen
Kecemburuan (T) Kesehatan
social dan masyarakat
kesehatan sekitar &
(B) Negatif Kecemburuan
skala kecil sosial
Inveksi Pelayanan (J) Limbah (S) Permanen
Nosokomial medis medis dan (T) Permenkes
Penunjang limbah 966/
medis domestic Menkes.Per /
Penggunnaan (B) Negatif 1992
alat medis skala besar
Angka kuman Operasi (J) Bakteri (S) Permanen
Perawatan pathogen (T) Dirjen PPM
Spora gas & PLP No. HK.
gangrene 00.06.6.44
(B) Negatif
skala besar
Derajat Pelayanan (J) Derajat S) Permanen
kesehatan medis kesehatan (T) Permenkes
Masyarakat Pasien masyarakat 966/
Pengunjung (B) Negatif Menkes.Per /
Masyarakat skala besar 1992 & Kep.
sekitar RS LH No. Kep. 58
/Men.LH/12/19
95
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

IV.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup


Upaya Pengelolaan Lingkungan adalah usaha untuk mengelola
dampak negative lingkungan yang kemungkinan timbul akibat suatu
kegiatan. Untuk itu perlu di perhatikan secara rinci jenis dampak yang di
timbulkan serta sumber dampak dari kegiatan RSUD dr.R.Soetijono tersebut
adalah salah satunya., maka dari itu perlu di lakukan Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan alternative pemecahannya. Upaya pengelolaan lingkungan
di RSUD. Dr.R.Soetijono Blora di uraikan sebagai berikut:
IV.1.1. Aspek Kimia Fisika
Perubahan Kualitas Udara
Untuk mengantisipasi permasalahan yang muncul yaitu timbulnya
perubahan kualitas udara di lakukan dengan cara:
a. Cara pengelolaan dan spesifikasi desain
Dampak penurunan kualitas udara yang di pengaruhi oleh
kegiatan keperawatan yang berpengaruh pada peningkatan
bakteri udara adalah dengan membersihkan ruangan dengan
menggunakan desinfeksi ruangan minimal dua hari sekali atau
dengan menggunakan sterilisasi ruangan tiap ruangan habis di
pergunakan pasien. Untuk mengantisipasi timbulnya dampak
kualitas udara . Mengenai sampah baik medis dan non medis
juga di lakukan penanganan dengan benar untuk
mengantisipasi dampak menurunnya kualitas udara ruang di
rumah sakit. Penanganan sampah yang baik di rumah sakt
dengan cara :
1. Sampah dari setiap ruang atau unit harus di
pisahkan sesuai dengan kategori atau jenis
sampah
2. Setiap hari atau setelah 2/3 dari tempat sampah /
kantong plastic tempat sampah terisi walau belum
satu hari , sampah di angkut menuju tempat
penampungan sementara ( TPS ), sedang yang
sampah medis langsung di masukan ( TPS )
sampah medis dan selanjutnya untuk di
musnahkan di incinerator
3. Untuk jenis sampah radioaktif di lakukan
pengemasan dan pengangkutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku ( PP. No. 13/1975 ) dan di serahkan pada
BATAN untuk penanganan lebih lanjut. Sedang
sampah infeksius dan sititoksis di musnahkan
melalui incinerator dengan suhu lebih dari 1000 0C (
rencana )
4. Sampah umum domestic di buang ke TPA kota
Blora
5. Sampah farmasi di kembalikan pada distributor dan
apabila tidak memungkinkan agar di musnahkan
0
pada incinerator dengan suhu 1000 C ,
selanjutnya hasil pembakaran dari incinerator di
tanam / di pakai untuk ruang atau di pergunakan
untuk kegunaan lain.
6. Pengangkutan sampah dari ruang / unit ke tempat
pengumpulan sampah sementara dan ke tempat
pembuangan akhir di laksanakan dengan
menggunakan alat angkut khusus dengan prosedur
yang telah di tetapkan.
7. Tempat pengumpulan sampah dan tempat
penampungan sampah sementara di bersihkan
/didesinfektan setelah di kosongkan.
8. Sampah bahan kimia berbahaya , bila mungkin dan
ekonomis bisa di daur ulang . atau pembuangannya
di konsultasikan kepada instansi yang berwenang.
9. Untuk penanganan asap yang di timbulkan oleh
adanya pembakaran pada incinerator di lakukan
dengan memperbaiki kinerja dari mesin dan
membuat cerobong asap yang tinggi ( minimal 9 )
meter , menurut ketentuan yang berlaku.
b. Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan perubahan kualitas udara di fokuskan
pada sumber dampak yaitu pada boxes tempat sampah ,
TPS sampah, lokasi incinerator dan di dalam lokasi rumah
sakit.

Pengelolaan Baud dan Limbah Padat


a. Cara Perngelolaan dan Spesifikasi desain.
Limbah padat yang berasal dari rumah sakit dapat dibedakan
menjadi limbah medis dan non medis. Pengelolaan limbah padat
medis dipisahkan menjadi limbah infeksius dan non infeksius. Di
Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora , limbah padat
non medis baik sampah basah yang berasal dari sisa-sisa
makanan dan daun-daunan maupun sampah kering yang berasal
dari plastic, kaca, dan lain-lain. Tempat sampah yang dilapisi
kantong plastic hitam sudah disediakan di tiap-tiap kamar dan
ruangan tunggu serta di ruang terbuka. Sampah yang berkumpul di
tempat sampah diangkut ke TPS dengan kereta dorong khusus
sampah. Sampah yang dihasilkan masih berpotensi menimbulkan
bau yang tidak sedap akibat terjadinya proses pembusukan.
1. Melengkapi tempat sampah yang sudah ada dengan :
i. Tutup sampah, untuk tempat sampah yangh belum
ada tutupnya, sehingga bau yang mungkin
ditimbulkan dapat di cegah.
ii. Khusus untuk penampungan sampah basah
dibuatkan tempat sampah yang kedap air.
iii. Frekwensi pengambilan sampah yang terkumpul
minimal 1 kali 24 jam.

2. Sampah yang terkumpul di TPS dikelola dengan cara :


i. Mencegah agar supaya tidak terjadi akumulasi
sampah selama 24 jam dengan cara melakukan
pengambilan sampah dalam sehari minimal 1 kali.
ii. Tempat sampah dikosongkan sekurang-kurangnya
sekali dalam sehari
c. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan peningkatan kualitas udara dan limbah padat
adalah di dalam rumah sakit yaitu di lokasi-lokasi bak tempat
sampah dan TPS

Kebisingan
a. Cara Pengelolaan dan Spesifikasi Desain
Pengelolaan kebisingan dalam upaya mengurangi tingginya
tingkat kebisingan di masing-masing ruang perawatan
dilakukan dengan cara:
1. Menyusun dan melaksanakan tata tertib kunjungan
pasien .
2. Membuat peringatan/peraturan tertulis yang ditempel
pada tempat-tempat tertentu.
3. Meningkatkan ketertiban pengunjung pasien dengan
membatasi jumlah pengunjung yang masuk ke ruang
perawatan dan jumlah penunggu pasien.
4. Penertiban arus lalu lintas keluar masuk lokasi tampak
kegiatan
5. Penghijauan di lokasi tampak dengan jenis tanaman
yang bisa menahan/meredam suara misalnya angsana,
cemara, pinisium bamboo dll.
b. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan kebisingan adalah di dalam rumah sakit
dan difokuskan pada lokasi sumber penyebab kebisingan yaitu
di ruang perawatan, ruang perawatan operasi dan di halaman
depan rumah sakit
Perubahan Air Permukaan
a. Cara pengelolaan
Cara pengelolaan yang perlu di upayakan dalam mengatasi
penurunan kualitas air permukaan yaitu dengan dengan
membuat IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) dengan
pengolahan secara biologis untuk mengolah limbah cair yang
akan di buang ke dalam sungai atau saluran umum bebas,
mengingat air limbah buangan rumah sakit mengandung
bahan-bahan organic dan anorganik dengan karakteristik BOD,
COD, Mangan dan Amoniak yang tinggi
b. Spesifikasi Desain
IPAL yang di rencanakan untuk mengolah air limbah dari
seluruh unit-unit penghasil limbah pada Rumsh Sakit Umum
Daerah dr.R.Soetijono Blora, melalui tahapan pengolahan
limbah adalah sebagai berikut :
1. Sebelum masuk system IPAL semua air limbah di
Screening terlebih dulu untuk memisahkan kotoran
/sampah padat yang terangkut oleh air limbah.
2. Untuk limbah yang berasal dari Instalasi Gizi / dapur
sebelum masuk pada saluran induk IPAL /tahapan IPAL
pertama ( screening ) , limbah di tampung dulu pada bak
Gees trap ( bak untuk memisahkan lemak dan minyak dari
air limbah ).
3. Selanjutnya dari bak /saluran screening baru masuk bak
pengumpul dan pengendap pasir, guna untuk membuat
limbah cair saling bercampur dan juga mengendapkan
pasir dari air limbah , agar tidak mengganggu dalam
proses pengolahan.
4. Dari bak pengumpul/ bak pengendap pasir untuk
selanjutnya di pompa menuju bak equalisasi kuna untuk
membuat air limbah juga lebih bercampur/ homogen.
5. Dari bak equalisasi di pompa menuju bak aerasi yang
berjumlah 8 ( delapan ) bak, dalam bak aerasi air limbah
di suplai oksigen dengan menggunakan blower serta
mengaduknya dengan kekuatan blower, selanjutnya
menuju bak sedimentasi untuk mengendapkan lumur
secara alami
6. Dari bak sedimentasi limbah keluar ke saluran pengukur
debit, kemudian masuk ke dalam bak desinfektan
( Chlorinasi )
7. Selanjutnya masuk pada bak –bak kontak limbah untuk
memberikan kesempatan agar desinfeksi ( Chlor ) dapat
bercampur secara merata dengan air limbah.
8. Lalu masuk pada bak control biologis, untuk memastikan
bahwa air limbah yang di olah sudah aman untuk di buang
pada badan air umum, sebelum keluar ( Out let )
9. Tetapi air limbah yang sudah diolah pada IPAL di RSUD
dr.R.Soetijono Blora, setelah masuk pada bak control
biologis , air limbah di treatment lagi /di olah lagi dengan
saringan air, untuk menjadikan air limbah menjadi bersih
kemudian di pergunakan untuk menyiram tanaman.
10. Di samping dengan system pengolaahan di atas secara
rutin di lakukan pengeringan Lumpur dan pasir pada bak
pengendal pasir equalisasi dan bak sedimentasi , dengan
memompa Lumpur dan pasir dari masing-masing bak
tersebut di tampung pada bak penampung Lumpur, dan di
tunggu sampai kering dan di desinfesi
c. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan penurunan kualitas air permukaan adalah
di lokasi RSUD dr.R.Soetijono Blora
Perubahan Kualitas Air tanah
a. Cara Pengolahan dan Spesifikasi Desain
Semua pengelolaan limbah cair yang di hasilkan dari aktifitas
rumah sakit di kelola dengan cara di masukan septic tank
ternyata hasilnya belum memuaskan . Untuk menghindari
dampak penurunan kualitas air tanah di kemudian hari , maka
limbah-limbah dari hasil kegiatan rumah sakit tersebut di kelola
dengan cara di olah dalam IPAL. Untuk limbah kimia yang
bersifat toksis , baik limbah padat maupun cair terutama dari
limbah laboraturium akan di kelola tersendiri yaitu di kirim ke
pusat limbah B3 dan untuk sementara ( sebelum di kirim ) akan
di kelola dengan cara di tampung dalam bak kedap air selama
maksimal 90 hari. Sedang untuk mengoptimalkan septic tank
yang sudah ada , maka septiktank hanya untuk
pengolahan/penampungan tinja.
b. Lokasi Pengelolaan
c. Lokasi pengelolaan penurunan kualitas air tanah dalam di
dalam lokasi rumah sakit.
IV.1.2. Aspek Biologis
Biota Aktuatik
a. Cara Peengelolaan
Untuk parameter plankton dan baritos cara pengelolaannya
adalah dengan cara memperbaiki kualitas air permukaan
melalui pengolahan limbah cair dengan menggunakan IPAL
yang sempurna.
b. Lokasi Pengelolaan.
Lokasi pengelolaan adsalah di badan air penerima limbah cair
dari RSUD dr.R.Soetijono Blora

Biota Terestrial
a. Cara Pengelolaan
Biota darat yang perlu di kelola adalah flora darat atau tumbuh-
tumbuhan . Cara pengelolaan adalah dengan cara meningkatkan
keanekaragaman tanaman di lingkungan rumah sakit dengan
pemilihan tanaman hias yang berwarna warni sehingga akan menarik
populasi fauna darat seperti kupu-kupu, burung sehingga tercipta
daya dukung lingkungan yang baik. Selain itu perlu penanaman-
penanaman tanaman pelindung seperti cemara ,filisium,sawo kecik
,glodogan dan lain-lain
b. Lokasi Pengelolaan
Lokasi yang perlu di kelola dengan peningkatan keanekaragaman
tanaman hias adalah di halaman depan rumah sakit, depan ruang
operasi , taman di sebelah kamar operasi, taman di depan ruang
wijaya kusuma dan taman di depan ruang VIP serta di depan ruang
anthurium.
IV.1.3. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya
Kesempatan Kerja
a. Cara Pengelolaan
Kesempatan kerja akan di usahakan dengan memperbesar
prosentase pemakaian tenaga kerja lokal dengan persyaratan dan
kemampuan yang telah di tentukan oleh pihak rumah sakit.
b. Pelaksanaan Pengelolaan
Pelaksanaan pengelolaan kesempatan kerja adalah pada Bagian
personalia Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora dan
berkonsultasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
c. Lokasi Pengelolaan
Wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora
Persepsi Masyarakat
a. Cara Pengelolaan
Upaya untuk menangani dampak tentang persepsi masyarakat yang
mungkin timbul dapat dilakuakan dengan cara :
1. Meningkatkan pola hubungan yang telah terbina baik dengan
masyarakat sekitar. Peningkatan pola hubungan ini dapat
dilakukan dengan masyarakat bersama tokoh masyarakat
sekitar terutama masalah yang terkait dengan keluhan
masyarakat terbadap aktifitas rumah sakit.
2. Mengadakan penyuluhan dan penjelasan kepada masyarakat
sekitar tentang aktifitas rumah sakit secara umum sekurang –
kurangnya 1 tahun sekali, bekerja sama dengan pihak
pemerintah selama Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono
Blora berpotensi, melalui ceramah.
3. Memberikan pelayanan posyandu dan pelayanan kesehatan di
lingkungan bagi masyarakat sekitar sebagai bentuk aktif dari
pihak rumah sakit.
4. Penanganan dampak persepsi negatife masyarakat yang
mungkin timbul seperti limbah cair rumah sakit dengan
membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
b. Pelaksanaan Pengelolaan
Pihak rumah sakit dengan melibatkan Bagian lingkungan hidup
kabupaten Jepara, serta instalasi terkait maupun desa serta tokoh
masyarakat setempat
c. Lokasi Pengelolaan
Wilayah administrasi terkait maupun desa maupun tokoh masyarakat
setempat
Transportasi.
a. Cara Pengelolaan
Upaya penanganan dampak yang timbul akibat kepadatan arus
lalulintas karena aktifitas rumah sakit di lakukan dengan cara :
1. Pemasangan rambu-rambu lalulintas di sekitar rumah sakit
serta penyediaan areal parkir yang cukup memadai.
2. Penyediaan petugas parkir dengan jumlah yang memadai
untuk mengatur jenis kendaraan yang keluar masuk rumah
sakit ( bila perlu di bedakan antara petugas parkir mobil dan
petugas parkir motor )
b. Lokasi Pengelolaan
Areal parkir Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soetijono Blora
Persepsi Masyarakat
a. Cara Pengelolaan
Upaya untuk menangani dampak tentyang persepsi masyarakat yang
mungkin timbul dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Meningkatnya pola hubungan yang telah terbina baik
dengan masyarakat sekitar rumah sakit. Peningkatan pola
hubungan ini dapat di lakukan dengan masyarakat bersama
tokoh masyarakat sekitar terutama masalah yang terkait
dengan keluhan masyarakat ( jika ada ) terhadap aktifitas
rumah sakit.
2. Mengadakan penyuluhan dan atau penjelasan kepada
masyarakat sekitar rumah sakit tentang aktifitas rumah sakit
secara umum sekuranng-kurangnya satu tahun sekali,
bekerja sama dengan pihak pemerintah selama RSUD dr.
R. Soetomo kabupaten Blora beroperasi, melalui ceramah.
3. Memberikan pelayanan posyandu dan atau pelayanan
kesehatan di lingkungan bagi masyarakat sekitar nya
sebagai bentuk aktif dari pihak RSUD dr.R.Soetijono Blora
4. Penanganan dampak persepsi negative masyarakat yang
mungkin timbul seperti limbah cair rumah sakit dengan
membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL )
rumah sakit.
b. Pelaksanaan Pengelolaan
Pihak rumah sakit dengan melibatkan Badan Lingkungan Hidup
kabupaten Blora, serta intansi terkait maupun desa serta tokoh
masyarakat setempat.
c. Lokasi Pengelolaan
Wilayah administrasi Kelurahan Tempelan , Wilayah administrasi
Kelurahan Tegal gunung dan Wilayah administrasi Kelurahan
Mlangsen yang di perkirakan terkena dampak kegiatan Rumah Sakit
Umum Daerah Blora

IV.1.4. Kesehatan masyarakat


Infeksi Nosokomial
a. Cara Pengelolaan
Cara pengelolaan terhadap terjadinya infeksi nosokomial dengan
dasar 4 hal pokok yaitu: 1. Berdasarkan epidemiologi, 2. Faktor
yang berpengaruh pada penderita, 3. Faktor lingkungan rumah
sakit dan , 4. Program rumah sakit secara menyeluruh.
1. Berdasarkan Epidemiologi
a. Tindakan pencegahan dilakukan untuk menekan terjadinya
kasus infeksi nosokomial dengan cara melaksanakan
prinsip utama kewaspadaan universal pelayanan kesehatan
yaitu:
1. Menjaga higenie sanitasi individu.
2. Higenie sanitasi ruangan.
3. Sterilisasi alat kesehatan.
Ketiga hal diatas dijabarkan dalam lima kegiatan pokok yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang yang bertujuan untuk
menekan pertumbuhan bakteri pada tangan dan menurunkan
jumlah kuman yang tumbuh di dalam sarung tangan. Langkah-
langkah adalah :
a. Sarana cuci tangan disiapkan disetiap ruang penderita dan
tempat lainnya misalnya : ruang bedah, korodor
b. Air bersih yang mengalir (dari kran atau sumber lain)
c. Lap kertas atau kain yang kering.
d. Cincin dan gelang perhiasan harus dilepas dari tangan
Prosedur Cuci tangan:
e. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bahwa dengan
air mengalir.
f. Taruh sabun dibagian tengah tangan yang telah basah.
g. Buat busa secukupnya.
h. Gosok kedua tangan termasuk kuku dan sela jari selama 10-
15 detik
i. Bilas kembali dengan air bersih
j. Keringkan tangan dengan kertas atau lap tangan kering
k. Matikan kran dengan kertas atau tissu
l. Pada Cuci tangan Aseptik diikuti larangan menyentuh
permukaan tidak steril dan pada penggunaan sarung tangan
Jenis cuci tangan medis:
1. Cuci tangan higienik (cuci tangan sosial) untuk menghilangkan
kotoran dan mikoorganisme transien dari tangan,dilakukan dengan
sabun atau deterjen paling tidak 10-15 detik
2. Cuci tangan aseptik (cuci tangan prosedural ) untuk
menghilangkan atau mematikan mikoorganisme transien,disebut
juga antiseptik tangan, dilakukan dengan sabun antiseptik atau
alkohol paling tidak selama 10-15 detik
3. Cuci tangan bedah proses menghilangkan atau mematiakan
mikrooganisme transien dan mengurangi mikrooganisme residen,
dilakukan dengan larutan antiseptik dan diawali dengan menyikat
paling lambat120 detik
Cuci tangan harus dilakukan pada (indikasi cuci tangan):
m. Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien melakukan
tindakan lain (ganti balutan luka,mengerjakan pekerjaan
rutin).
n. Sebelum dan sesudah membuang wadah sputum, sekret,
eksreta, cairan drain atau darah.

Anda mungkin juga menyukai