Anda di halaman 1dari 7

Jln. Sultan ThahaSaifuddin Km.4 MuaraTeboTelp. (0744) 21727, 21372. Fax.

(0744) 21727

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAHSULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO
NOMOR: /KEP/DIR/VII/2018

TENTANG

KEBIJAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT, PASIEN DAN


KELUARGA SERTA ANTAR STAF KLINIS

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN THAHA SAIFUDDIN


KABUPATEN TEBO

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN THAHA SAIFUDDIN KABUPATEN TEBO,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo, komunikasi efektif
merupakan dasar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, pasien dan
keluarga serta antar staf klinis, agar pesan yang disampaikan oleh komunikator
dapat diterima dengan baik sehingga tidak terjadi salah persepsi;

b. bahwa agar pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo tentang komunikasi efektif bagi masyarakat, pasien dan
keluarga serta antar staf klinis di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo;

c. bahwa berdasarkan hal dimaksud huruf a dan b di atas, maka dipandang perlu
ditetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo tentang Kebijakan komunikasi efektif bagi
masyarakat, pasien dan keluarga serta antar staf klinis di Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara
Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1531, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/menkes/SK/X/2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Mentri Kesehatan No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Mentri Kesehatan No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit;
9. Peraturan Mantri Kesehatan No 04 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Kewajiban Pasien;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/X/2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tebo.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN


THAHA SAIFUDDIN KABUPATEN TEBO TENTANG KEBIJAKAN
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT, PASIEN DAN
KELUARGA SERTA ANTAR STAF KLINIS DIRUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SULTAN THAHA SAIFUDDIN KABUPATEN TEBO.

KESATU : Kebijakan komunikasi efektif dengan masyarakat, pasien dan keluarga serta antar
staf klinis di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Tebo
sebagaimana di maksud diatas tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan komunikasi efektif dengan masyarakat, pasien dan
keluarga serta antar staf klinis di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Tebo dilaksanakan oleh Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Tebo.

KETIGA : Dengan diberlakunya keputusan ini maka Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo Nomor : 062/KEP/DIR/VII/2018
tentang Kebijakan Komunikasi Efektif Dengan Masyarakat dinyatakan tidak
berlaku lagi.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan
dan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di Muara Tebo


Pada Tanggal Juli 2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO,

Dr. OKTAVIENNI, M.Ked, An, Sp.An


NIP. 19771001 200604 2 014
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD SULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO
NOMOR : /KEP/DIR/VII/2018
TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN
MASYARAKAT, PASIEN DAN KELUARGA
SERTA ANTAR STAF KLINIS

KEBIJAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT, PASIEN DAN


KELUARGA SERTA ANTAR STAF KLINIS

1. Komunikasi efektif adalah dasar untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
serta masyarakat agar mereka memahami kondisi kesehatannya;
2. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, lengkap, tidak ragu-ragu dan di
mengerti oleh penerima instruksi;
3. Komunikasi efektif dilakukan antara petugas kesehatan baik dilakukan secara lisan maupun
tulisan;
4. Perintah lisan dan yang melalui telepon hasil pemeriksaan di tuliskan secara lengkap dan di
dokumentasikan oleh penerima perintah;
5. Perintah lisan dan yang melalui telepon secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima
perintah;
6. Perintah atau hasil pemeriksaan di konfirmasi ulang oleh individu yang memberi perintah;
7. Perintah lisan atau melalui telepon dimintakan tanda tangan pemberi perintah dan di sertai
tanda tangan penerima perintah;
8. Pada saat pembacaan ulang individu yang menerima instruksi atau hasil tes, mendengarkan
informasi yang di berikan;
9. Semua bagian di pelayanan kesehatan yang menghasilkan hasil tes yang kritikal akan
menyampaikan kepada dokter/bagian yang memberi instruksi;
10. Individu yang menerima hasil tes kritikal akan mencatat hasil tersebut ke dalam catatan
medik dan melakukan pencatatan ulang kepada individu yang menyampaikan hasil tes;
11. Staf di bagian yang melaporkan hasil yang kritikal per telepon juga akan mencatat ke dalam
buku untuk hasil tes yang kritikal kepada siapa dan kapan mereka melaporkan hasil tersebut,
untuk itu pada saat menelepon mereka mencatat jam saat menelepon;
12. Semua hasil tes yang di laporkan per telepon akan di catat sebagai hasil tes yang kritikal;
13. Rumah Sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke
pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit;
14. Adanya pedoman komunikasi efektif yang meliputi komunikasi dengan masyarakat, pasien
dan keluarga serta antar staf klinis;
15. Data demografi populasi sebagai dasar strategi komunikasi dengan komunitas dan populasi
yang dilayani rumah sakit;
16. Data demografi sekurang-kurangnya menggambarkan usia, etnis, agama, tingkat pendidikan,
termasuk buta huruf, bahasa yang digunakan termasuk adanya hambatan dalam
berkomunikasi;
17. Rumah sakit menyediakan informasi tentang jenis pelayanan, waktu pelayanan, serta akses
dan proses untuk mendapatkan pelayanan;
18. Rumah sakit menyediakan informasi tentang kualitas pelayanan;
19. Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga tentang asuhan dan pelayanan yang disediakan
oleh rumah sakit, dalam bentuk website atau brosur;
20. Informasi untuk pasien dan keluarga juga menjelaskan akses terhadap pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit;
21. Rumah sakit menyediakan informasi tentang alternatif asuhan dan pelayanan di tempat lain
apabila rumah sakit tidak dapat menyediakan asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien;
22. Komunikasi dan edukasi pasien dan keluarga menggunakan format yang praktis dan mudah
dipahami dan materi komunikasi dan edukasi diberikan dalam bahasa yang mudah
dimengerti;
23. Rumah sakit menyediakan petugas penterjemah rumah sakit dan bekerja sama dengan
penterjemah terkait (Temenggung untuk Suku Anak Dalam) ;
24. Informasi yang disampaikan secara akurat dan tepat waktu ke seluruh rumah sakit termasuk
yang urgent, antara lain code blue, code red dan code black;
25. Informasi tentang kondisi pasien dalam proses asuhan di catat di dalam rekam medis;
26. Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang;
27. Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks dibuat profil ringkas medis rawat jalan.
28. Informasi yang di komunikasikan termasuk ringkasan asuhan dan pelayanan yang telah
diberikan pada proses transfer dan rujukan;
29. Profesional pemberi asuhan sudah terampil melakukan komunikasi efektif (ada sertifikat
komunikasi efektif) ;
30. Profesional pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yang
diberikan;
31. Dilakukan assesment kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga dan hasil assesment
kebutuhan pendidikan di catat di rekam medis pasien;
32. Untuk merencanakan pendidikan pasien dan keluarga rumah sakit harus melakukan
assesmen yang mencakup :
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga;
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan;
c. Hambatan emosional dan motivasi;
d. Keterbatasan fisik dan kognitif;
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi.
33. Hasil assesment digunakan untuk membuat perencanaan kebutuhan edukasi;
34. Pasien dijelaskan tentang hasil assesment, diagnosis dan rencana asuhan yang akan diberikan
35. Pasien dijelaskan tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan dan
pengobatan yang tidak diharapkan;
36. Form edukasi dalam rekam medis pasien di isi oleh DPJP dan PPJA tentang edukasi asuhan
lanjutan di rumah;
37. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan tindakan kedokteran (informed
consent), pasien dan keluarga belajar tentang resiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk
dapat memberikan persetujuan;
38. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang hak dan tanggung jawab mereka untuk
berpartisipasi pada proses asuhan;
39. Pemberian edukasi kepada dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman, potensi efek samping obat, potensi
interaksi obat antar obat konvensional, obat bebas, suplemen atau makanan;
40. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan
meliputi keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis;
41. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan
meliputi diet dan nutrisi yang memadai;
42. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan
meliputi manajemen nyeri;
43. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan
meliputi teknik rehabilitasi;
44. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan
meliputi cara cuci tangan yang aman;
45. Profesional pemberi asuhan harus menyediakan waktu yang adekuat dalam memberikan
edukasi;
46. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif oleh PPA terkait
47. Proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan keluarga untuk bertanya dan
memberikan pendapat agar dapat sebagai peserta aktif;
48. Dilakukan verifikasi untuk memastikan pasien dan keluarga dapat memahami materi edukasi
yang diberikan;
49. Informasi verbal di perkuat dengan materi tertulis;
50. Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk mendukung
promosi kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien yang
berkelanjutan;
51. Pasien dan keluarga di rujuk agar mendapatkan edukasi dan pelatihan yang di perlukan untuk
menunjang asuhan pasien berkelanjutan, agar mencapai hasil asuhan yang optimal setelah
meninggalkan rumah sakit;
52. Edukasi berkelanjutan di berikan kepada pasien yang rencana pemulangannya kompleks.

Ditetapkan di Muara Tebo


Pada Tanggal Juli 2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO,

Dr. OKTAVIENNI, M.Ked, An, SP.An


NIP. 19771001 200604 2 014
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD SULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO
NOMOR : /KEP/DIR/VII/2018
TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN
MASYARAKAT, PASIEN DAN KELUARGA
SERTA ANTAR STAF KLINIS

KEBIJAKAN VERIFIKASI BAHWA MASYARAKAT, PASIEN DAN KELUARGA


SERTA ANTAR STAF KLINIS MENERIMA DAN MEMAHAMI EDUKASI YANG
DIBERIKAN

1. Melakukan verifikasi terhadap pemahaman pasien dan keluarga terhadap materi edukasi;
2. Mengetahui pemahaman pasien dan keluarga terhadap materi edukasi;
3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi kondisi pasien baik dan
senang maka verifikasi dilakukan adalah : menanyakan kembali edukasi yang telah
diberikan, pertanyaannya adalah : dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang Bapak atau Ibu bisa dipelajari ?;
4. Apabila pasien dan tahap cara memberikan edukasi dan informasi ada hambatan emosional
(marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana
pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini
bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang;
5. Apabila pasien pada tahap cara memberikan Edukasi dan informasi pasien nya
mengalami hambatan fisik maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya dengan
pertanyaan yang sama: “dari materi Edukasi yang telah disampaikan kira-kira apa yang
bpk/ibu bisa pelajari?”;
6. Apabila pasien pada tahap cara memberikan Edukasi dan informasi ada hambatan
emosinal (marah atau depresi) maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh
mana pasien nya mengerti tentang materi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini
bisa via telpon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang;
7. Pasien dan keluarga dinilai apakah perlu diedukasi ulang.

Ditetapkan di Muara Tebo


Pada Tanggal Juli 2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO,

Dr. OKTAVIENNI, M.Ked, An, SP.An


NIP. 19771001 200604 2 014

Anda mungkin juga menyukai