Anda di halaman 1dari 2

MENANTI AKSI BUPATI BIMA TANGGAPI LIBUR PANJANG SEKOLAH

(Oleh Elyasa, M.Pd)

Sebagaimana yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerag (BPBD) propinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) bahwa sampai pada tanggal 07 April 2020 jumlah pasien penderita positif
Corona Virus Desiese (COVID-19) telah berjumlah 6 orang dan 1 orang meninggal. Kondisi ini
berdampak pada peningkatan antisipasi penyebaran Covid-19 oleh Pemerintah pusat maupun
daerah setempat untuk menambah hari libur aktivitas masyarakat. Tidak hanya sekolah ataupun
aktivitas organisasi masyarakat yang dibatasi untuk berkumpul, sejumlah instansi swasta maupun
pemerintah sudah mulai dinonaktifkan atau melaksanakan kerja di rumah.

Libur panjang sekolah sangat memberikan dampak kerugian pada dunia pendidikan, khusunya
pendidikan di Bima. Dari sisi pembangunan dan ketersediaan fasilitas pendidikan, Bima belum
mampu disamakan dengan kota-kota besar yang ada di Lombok atau pulau Jawa. Penerapan
pendidikan jarak jauh berbasis Teknologi Informatika (IT) belum sepenuhnya dapat dijangkau
oleh masyarakat Bima.

Keterbatasan fasilitas dan tingkat ekonomi masyarakat yang masih dibawah rata-rata
kesejahteraan, membuat masyarakat tidak dapat menjangkau akses pembelajaran berbasis IT.
Terlebih lagi pada jenjang pendidikan usia dini (SD dan SMP) , pelajar belum mampu
mengoperasinalkan media elektronik untuk mengakses pembelajaran berbasis IT. Kultur
masyarakat dan keluarga yang belum sepenuhnya mendorong kesadaran belajar mandiri pada
anak-anaknya menambah parah kondisi pendidikan selama libur berlangsung.

Sudah manyak materi dan program pendidikan sekolah yang terlewati selama libur. Apakah hal
persoalan ini kita biarkan begitu saja? Kita yang sadar akan pentingnya pendidikan pasti akan
menjawab “TIDAK”.

Mengutip kalimat almarhum H. Noer A. Latief mantan Walikota Bima, “jangan biarkan
matahari berlalu tanpa makna”, maka harus ada aksi riil dari pemangku kebijakan dunia
pendidikan. Sejatinya pendidikan adalah menjadi tanggung jawab kita bersama, telebih
pemerintah. Sebagaimana tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional RI, pasal 10 dan 11 menjelaskan, pemerintah bertanggung jawab atas
terselengggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa adanya
diskriminasi.

Pemerintah daerah harus dengan segera menangggapi serius persoalan ini. Tidak hanya fokus
pada aksi pencegahan penyebaran Covid-19, akan tetapi juga harus menyelesaikan persoalan
yang dihadapi oleh peserta didik sekarang. Dalam medungkung terlaksananya proses pendidikan
yang bermutu bagi seluruh masyarakat, pemerintah daerah harus segera mengeluarkan kebijakan
khusus tentang pendidikan luar sekolah yang berbasis IT.
Pemerintah daerah lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tidak hanya memberi perintah
kepada sekolah-sekolah dan guru untuk melaksanakan pendidikan jarak jauh berbasis IT.
Pemerintah daerah harus memberikan dukungan moral maupun materil kepada sekolah dan guru
agar dapat melaksanakan pendidikan luar sekolah berbasis IT dengan baik. Kemudian
pemerintah daerah juga harus membantu masyarakat memenuhi kekurangan fasilitas dan akses
internet sehingga dapat melaksanakan pendidikan jarak jauh berbasis IT sebagaimana pelajar di
daerah-daerah lainya. Dengan demikian penyelenggaran pendidikan yang bemutu akan dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat Bima.

Anda mungkin juga menyukai