PENDAHULUAN
pengetahuan dan keterampilan. Dari sisi lain, memasuki era globalisasi, era
dan daya saing yang tinggi. Kemampuan tersebut memiliki ciri‐ciri antara lain,
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki peran penting
dalam segala aspek kehidupan memiliki peranan penting dalam disiplin ilmu yan
keterampilan untuk hidup mandiri untuk menjadi bekal dalam kehidupan nyata.
mungkin.
1
Namun pandangan yang berkembang selama ini, matematika masi menjadi
pelesit bagi siswa. Hasil survei Programme for International Student Assessment
(PISA) 2018 yang diterbitkan pada maret 2019 lalu memotret sekelumit masalah
matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari
79 negara. Tahun 2018 Soal ujian nasional (UN) di Indonesia mulai memakai
Higher Order Thinking Skills (HOTS), sebuah turunan metode belajar yang
Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Muhadjir Effendy khawatir skor PISA
caranya sendiri pada orang lain, gagasan serta benda (Purnomo, 2016) Sikap
peserta didik dan pada pembelajaran adalah salah satu faktor penentu berhasil
memberikan manfaat serta pelajaran yang menarik untuk diikuti. Sebaliknya pula,
2015). Hal itu akan membuat peserta didik merasa malas dan jenuh dalam
2
Sifat terhadap pembelajaran Matematika dapat memengaruhi hasil belajar
matematika siswa karena dengan respon yang kurang baik berlebih cenderung
membuat siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Respon yang tidak baik
dampak positif jika masih bisa dikatakan msih dalam kendali serta masih wajar,
hal tersebut dikarenakan kerja fisik serta intelektual peserta didik oleh perasaan
kewaLebih lanjut lagi jika sikap memberikan pengaruh yang negatif akan terjadi
Respon yang kurang baik tersebut bisa memberikan pengaruh peserta didik
untuk susah memiliki konsentrasi yang baik. Peserta didik yang mempunyai
untuk menyelesaikannya. Respon yang kurang baik yang berlebihan pun selalu
Berdasarkan uraian diatas, peneliti telah mengkaji Pengaruh Sikap Siswa pada
B. Rumusan Masalah
3
2. Bagaimanakah gambaran hasil belajar aritmatika sosial siswa kelas VII SMP
N 6 Enrekang?
terhadap hasil belajar aritmatika sosial siswa kelas VII SMP 6 enrekang ?
C. Tujuan Penelitian
SMP 6 Enrekang
matematika terhadap hasil belajar aritmatika sosial siswa kelas VII SMP 6
Enrekang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
matematika.
2. Bagi Guru
4
sehingga siswa kesulitan-kesulitan yag dialami siswa dalam pembelajaran
3. Bagi Siswa
4. Bagi peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Sikap adalah hal yang tidak bisa lepas dalam kehidupan seorang individu, jika
tidak ada sikap makan akan susahbahwa seseorang itu berfungsi sebagaimana
penilaian serta untuk meyakini suatu hal dalam bertingkah laku seperti senang
atau tidak dalam melaksanakan aktivitas yang lebih lanjut. Bersamaan dengan
Thurstone (Hamalik, 2010) sikap adalah tingkatan afeksi yang baik ataupun buruk
yang memiliki hubungan pada aspek psikologi. Aspek psikologi tersebut memiliki
makna sebagai kalimat, slogan, simbol, institusi, orang dan juga ide yang
dinampakkan supaya orang agar bisa menjadi pembeda antara pengaruh yang baik
serta buruk. Hal tersebut bermkana mengenai baik memiliki arti senang
keadaan yang senang ataupun tidak senang. Sikap muncul dikarenakan sebuah
6
a. Adopsi, yaitu peristiwa-peristiwa serta kejadian yang terjadi berulang-ulang
secara menerus serta berulang, kemudian tahap demi tahap dikumpulkan oleh
akan hal-hal yang berlaku maka di anggap sejenis serta sekarang dipandang
dalam sebuah pengalaman yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain,
memiliki makna yaitu cara seorang individu dalam memberikan tanggapan pada
sikap peserta didik pembelajaran matematika juga sebagai penentu apakah peserta
pembelajaran matematika.
7
Robbins dan Timothy (Purnomo, 2016) membedakan sikap terbagi menjadi 3
aspek yakni: aspek kognitif atau cognitive component, aspek afektif atau affective
pembelajaran matematika.
pembelajaran matematika
yaitu:
8
2) Peserta didik yang mempunyai sikap buruk pada pembelajaran
matematika, yakni:
a. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bisa bertindak, berpikir dan juga
merasa bahwa dirinya paling baik dalam menghadapi objek, ide dan juga
terhadap objek sikap. Objek sendiri bisa berbentuk apa saja yakni orang,
b. sikap memiliki daya penolong atau motivasi yang bisa dianggap sesuai
ataupun tepat. Sikap bukan hanya sekedar rekaman dari kejadian yang sudah
dilewati atau sudah berlalu. Tetapi,sikap bisa menentukan apakah orang harus
berpihak pada suatu hal ataupun menjadi seseorang yang memiliki sisi minus
9
atau plus dalam diri, selain itu sikap menentukan apa yang disukai,
tidak diinginkan, dan apa yang harus mereka hindari atau tidak disukai.
d. Sikap bisa dijadikan bahan evaluatif untuk seseorang, dimana sikap mungkin
Karena itulah sikap seringkali membuat seseorang menjadi defensif atau lebih
terbuka.
e. sikap seringkali berasal dari pemikiran yang salah paham dimana sikap tidak
dibawa sejak lahir namun sikap berasal dari lingkungan dan juga pengalaman
peserta didik pada pelajaran matematika merupakan hal yang dirasakan seorang
individu atau sering bersikap yang negatif ataupun positif pada situasi ayaupun
sebuah objek, dimana hal tersebut yakni peserta didik bisa menerima serta
10
Belajar adalah sebuah kegiatan yang dilaksnakan dalam menggapai sebuah
kemajuan baik dari segi kognitif, maupun psikologi. Belajar tidak hanya meliputi
perbaikan perilaku. Belajar merupakan kegiatan bagi siswa dan merupakan proses
2004) memaparkan bahwa belajar adalah sebuah perubahan pada sikap melalui
yang maju secara menyeluruh yang merupakan hasil dari usaha seseorang tersebut
pada interaksi pada lingkungan disekitarnya. Lebih lanjut Winkel (2004) lebih
ataupun psikis yang berjalan dalam interaksi secara aktif pada lingkungan yang
serta pengetahuan. Perubahan itu sendiri memiliki sifat secara berbekas serta
relatif. Berdasarkan hal terseut, belajar adalah proses atau usaha yag dilakukan
11
seseorang untuk menghasilkan perubahan tigkah laku, pemahaman, pengetahuan,
kongkrit secara intutif, kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi konsep itu
diajarkan lagi dalam bentuk yang lebih abstrak dengan mengunakan notasi yang
memerlukan tahapan-tahapan dari hal-hal yang lebih mudah menuju hal-hal yang
lebih sulit, hal ini untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu konsep
atau materi.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah melalui proses belajar. Hasil
belajar bukan hanya sesuatu hal yang berdiri secara mandiri. Artinya hasil belajar
adalah kesatuan faktor yang memiliki pengaruh pada peserta didik, Pengaruh itu
bisa diperoleh dari dalam peserta didik tesebut atau merupakan faktor internal
serta dapat pula diperoleh dari luar peserta didik atau merupakan faktor eksternal.
Faktor internal peserta didik tersebut terdiri atas mampu berpikir kritis,
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan
12
tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik. Hasil belajar merupakan akhir dari proses belajar, jadi seseorang bila ingin
mencapai hasil belajar sudah pasti melalui proses belajar. Belajar atau tidaknya
ditentukan dari sejauh mana siswa itu berupaya dalam menjalani kegiatan belajar
tersebut.
aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hasil belajar juga adalah
hasil yang dicapai oleh peserta didik berupa angka atau skor setelah
pembelajar. Oleh karena itu, hasil belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau
2016).
Hasil belajar matematika adalah hasil akhir yang dimiliki oleh siswa berupa
matematika sebagai ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan
istilah serta didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat untuk membantu
13
alam setelah melalui proses belajar (Hartati, 2015). Menurut Slameto, (2010) hasil
belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mendapat perlakuan
pembelajaran. Belajar sendiri adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
matematika yaitu hasil akhir yang dimiliki atau diperoleh siswa setelah ia
mengalami proses belajar matematika yang ditandai dengan skala nilai berupa
atau simbol atau angka, dan hal ini biasa dijadikan tolak ukur berhasil atau
B. Penelitian Sebelumnya
2. Susilo & Agustin, (2015), hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif
dan signifikan antara sikap siswa pada matematika terhadap hasil belajar
14
22,56% oleh sikap siswa pada matematika, sisa-nya 77,44% dipengaruhi oleh
faktor lain.
matematika siswa kelas VIII MTs di Kota Belopa. Artinya, semakin baik
sikap peserta didik terhadap pelajaran matematika maka semakin baik pula
C. Defenisi Operasional
tingkahlaku yang dipilih siswa dalam pengaturan diri untuk memilih keadaan
dari berbagai macam peristiwa dan situasi yang terjadi pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Sikap siswa yang dapat diketahui pada saat belajar adalah
belajar. Dalam pengertian lain, hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai,
15
D. Kerangka Berpikir
diinginkan, hal ini terlihat dari masih rendahnya capaian hasil belajar siswa. Hasil
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelaran.
Rendahnya capaian hasil belajar matematika siswa dipengaruh oleh banyak faktor
tersendiri, yakni hasil dari interaksi antar aspek konatif, kognitif serta afektif yang
memiliki peran saat berperilaku memahami serta merasakan suatu hal. Aspek
sikap. Aspek afektif terdiri dari hal yang dirasakan seperi suka atau tidak suka dan
senang tidak, emosi yang dipunyai individu dan penilaiannya pada sebuah objek
sikap. Selanjutnya aspek konatif terdiri dari kecendrungan dalam bersikap serta
berprilaku dengan cara tersendiri yang memiliki kaitan pada objek sikap. Sikap
siswa pada pembelajaran matematika adalah segala tingkah laku yang di lakukan
kelompokkan menjadi sikap positif dan sikap negatif. Siswa yang memiliki sikap
Sikap peserta didik yang baik pada pembelajaran di sekolah adalah sebuah hal
16
mempunyai sikap positif selalu memberikan perhatian berlebih saat pembelajaran
dikelas Beda dengan peserta didik yang mempunyai sikap buruk, peserta didik
tersebut selalu bertindak acuh tak acuh saat pembelajaran matematika serta tidak
yang dimiliki peserta didik ]saat belajar mengajar matematika bisa memberikan
E. Hipotesis Penelitian
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
fakto. Penelitian ex post fakto merupakan penelitian yang dilakukan setelah suatu
kejadian itu terjadi. Menurut Sappaile (2010) Penelitian ex post facto bertujuan
perlakuan oleh peneliti. Penelitian ini dikatakan penelitian ex post fakto, karena
dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji pengaruh sikap matematika dan sikap
2. Waktu Penelitian
Penelitan ini akan dilaksanakan di sekolah SMPN 6 Enrekang yang ada di Kec.
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yakni variabel terikat dan variabel bebas.
sebab akibat timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2012). Variabel bebas pada
penelitian ini yakni Motivasi (X1) Konsentrasi (X2) Intelajensi (X3) Bakat (X4).
18
variabel yang sebagai akibat timbulnya variabel bebas (Sugiono, 2012). Variabel
X : Sikap X3 : Intelejensi
X1 : Motivasi X4 : Bakat
Secara umum, korelasi dari variabel terikat serta variabel bebas dapat
X1
Y
X2
X3
X4
19
Figure 1 Desain penelitian
Keterangan:
X : Sikap X3 : Intelejensi
X1 : Motivasi X4 : Bakat
sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi fokus penelitian. Sugiyono
terdiri dari objek serta subjek yang memiliki kualitas serta karakter tersendiri yang
yang menjadi perhatian kita. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII
SMP 6 Enrekang
Sampel adalah himpunan unit observasi (bagian dari populasi) yang memberikan
keterangan atau data untuk suatu penelitian, terdiri dari nilai atau ukuran peubah-
penelitian tidak lepas dari ke sampel yang ditentukan. Sampel yang baik yaitu
20
tertentu yang dimiliki populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
subjek dalam penelitian ini dengan acak dengan mengambil tiap-tiap1 kelas dari
D. Intrumen Penelitian
dua yaitu intrumen tes dan instrumen non tes. Tes di gunakan untuk mengukur
hasil belajar matematika siswa. Sedangkan non tes digunakan untuk mengukur
sikap matematika dan sikap siswa pada pembelajaran matematika. Uraian dari
Tes hasil belajar matematika digunakan untuk mengukur hasil belajar matem
atika yang di capai siswa dalam kurung waktu tertentu. Tes hasil belajar
matematika yang dipakai pada penelitian ini dibuat dalam bentuk bentuk Multiple
Choice/pilihan ganda. Uno & Koni, (2012) memaparkan bahwa tes Multiple
Choice merupakan sebuah tes yang berisi tentang informasi yang setengah
21
Angket siswa pada pembelajaran matematika bertujuan untuk mengukur sikap
yang dimiliki siswa dalam belajar matematika. ada tiga komponen yang akan di
matematika.
matematika
Angket sikap siswa pada pembelajaran matematika dalam penelitian ini dipakai
skala likert 4 titik yakni skala likert yang disusun dengan cara meniadakan
sebuah pernyataan dengan nilai tiap butirnya dari interval A-D. Skor serta
kategori penilaian angket dengan memakai skala likert 4 titik bisa diperoleh
dibawah ini:
No Kategori Skor
22
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
1. Sangat setuju 4 1
2. Setuju 3 2
3. Tidak setuju 2 3
E. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran untuk melihat tepatan dan kecermatan dari
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi bertujuan
menunjukkan sejauh mana item-item instrumen yang dilihat dari isinya dapat
dapat mengukur apa yang hendak diteliti. Validasi isi istrumen dalam
penelitian ini ilakukan oleh 2 orang ahli/pakar. Dari hasil penilaian validator,
D
𝑉aliditas isi=
A +B +C+ D
Keterangan:
23
relevan
validitas isi.
Teknik pengumpulan data dalam peneliti terbagi 2 yaitu tes dan non tes.
matematika siswa. teknik tes dipakai dalam mengumpulkan data tentang hasil
belajar matematika siswa. teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data
24
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua yaitu
masing variabel yang meliputi penyajian data, ukuran tendensi sentral dan
dan histogram. Ukuran tendensi sentral meliputi mean, median dan modus.
Data hasil belajar peserta diidk yang diperoleh dengan menggunakan tes
25
0≤HB<55 Sangat rendah
55≤𝐻𝐵<65 Rendah
65≤𝐻𝐵<80 Sedang
80≤𝐻𝐵<90 Tinggi
x<μ−2,5(𝜎)
1. Sangat baik
2. μ−2,5(𝜎)≤x<μ−1,5(𝜎) Baik
26
x≥μ+0,5(𝜎)
5. Tidak baik
Keterangan:
linear sederhana dan regresi linear berganda. Regresi linear digunakan untuk
pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat yakni uji normalitas, uji
linieritas serta uji heterokedastisitas. Uraian tentang uji hipotesis dan uji
a. Uji Normalitas
hasil belajar matematika siswa dalam penelitian ini berasal dari populasi
peneliti dapat menetukan jenis statistik apa yang akan digunakan. Jika data
27
sebaiknya gunakan statistik parametrik untuk melakukan inferensi
b. Uji Linieritas
2) Jika nilai probabilitas Deviation from Linearity < 0,05 maka variabel
c. Uji Heteroskedastisitas
28
antara nilai prediksi varibael dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
tidaknya pola tertentu dalam grafik scatter plot antara ZPRED dengan
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
sebaliknya
2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar keatas dan
d. Uji Hipotesis
variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan banyak variabel ada dua
jenis analisis regresi yang digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana
29
Solution (SPSS).
1) Uji Hipotesis I
𝑌= 𝛽0 + 𝛽1𝑋1+ е
Dimana :
diprediksikan)
𝑋1 = kecemasan matematika
30
SMP N 6 Enrekang.
b. Jika nilai thiung < ttabel atau nilai probabilitas >0,05 maka H0
diri terhadap hasil belajar aritmatika sosial siswa kelas VII SMP N 6
Enrekang.
2) Uji hipotesis II
𝑌= 𝛽0 + 𝛽2𝑋2+ е
Dimana :
diprediksikan)
31
Kriteria dalam menentukan hasil uji hipotesis II yakni:
a) Jika nilai thiung ≥ ttabel atau nilai probabilitas ≤0,05 maka H0 ditolak
b) Jika nilai thiung < ttabel atau nilai probabilitas >0,05 maka H0 diterima
dengan hasil belajar aritmatika sosial siwa. Analisis regresi yang digunakan
adalah
𝑌= 𝛽0 + 𝛽1𝑋1+ 𝛽2𝑋2+ е
32
Dimana :
diprediksikan)
𝑋1 = kecemasan matematika
b) Jika nilai Fhiung < Ftabel atau nilai probabilitas >0,05 maka H0
33