Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS PUPUAN I


NOMOR : 55 /Pusk II Jbr/2016
TENTANG
KEBAKARAN DI UPT PUSKESMAS PUPUAN I
KEPALA UPT PUSKESMAS PUPUAN I

Menimbang : a. bahwa bencana bisa terjadi kapan saja termasuk kejadian kebakaran
bahwa untuk menjamin keamanan pasien/keluarga yang berkunjung
ke puskesmas, perlu dilakukan pemantauan agar tidak terjadi
kebakaran pada lingkungan puskesmas;

b. bahwa sehubungan dengan butir a dan b tersebut diatas maka perlu


menetapkan Surat Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Pupuan I
tentang Kebakaran di UPT. Puskesmas Pupuan I;

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang


pelayanan public (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);

2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002 tentang


bangunan gedung;

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004


tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;

4. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011


Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan..............................
5. Peraturan Menteri 2Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;

6. Peraturan Bupati Jembrana Nomor 31 Tahun 2013 tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan UPT Puskesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Jembrana (Berita Daerah Kabupaten Jembrana
Tahun 2013 Nomor 427);

7. Keputusan Bupati Jembrana Nomor 38 Tahun 2014 tentang


Perubahan Ketiga atas Peraturan Bupati Nomor 75 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan
Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jembrana yaitu
UPT Puskesmas II Jembrana di Yehkuning merupakan UPT
Puskesmas Rawat Inap;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTPUSKESMAS II JEMBRANA TENTANG


KEBAKARAN DI UPT PUSKESMAS PUPUAN I

KESATU : Apabila terjadi kebakaran pertolongan harus memprioritaskan jiwa pasien


dan petugas kesehatan dan dilakukan pengamanan tempat kejadian untuk
penyidikan dari Kepolisian
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Pupuan
Pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS PUPUAN I

IDA BAGUS SURYA WIRA ANDI


Tembusan disampaikan Kepada,
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana
2. Tim Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Pupuan I
LAMPIRA KEPUTUSAN KEPALA
N UPT PUSKESMAS PUPUAN I
NOMOR : 55 /Pusk II Jbr/2016
TENTANG : KEBAKARAN DI UPT PUSKESMAS
PUPUAN I

KEBAKARAN DI UPT PUSKESMAS PUPUAN I

1. Kebakaran adalah suatu bencana api yang tidak dikehendaki terjadi dan dapat menimbulkan
kerugian material maupun nyawa
2. Pencegahan kebakaran adalah usaha yang dapat dilakukan semaksimal mungkin untuk
memadamkan atan menghindarkan tirnbulnya bahaya kebakaran yang lebih luas.
3. Pemadam kebakaran adalah memisahkan hubungan langsung dari unsur penyebab
kebakaran : bahan bakar, panas, oksigen.
4. Alat perlengkapan pemadam adalah alat yang dapat dipergunakan untuk rnelengkapi alat
pemadam kebakaran seperti ember, karung goni, tangga, kaleng, karung pasir.
5. Faktor Penyebab Kebakaran
- Api : suatu reaksi kimia yang dikenal sehagai pembakaran.
- Nyala api yang tampak pada hakekatnya adalah massa zat yang sedang berpijar yang
dihasilkan dalam proses kimia oksida yang berlangsung sangat cepat serta disertai
pelepasan sinar dan energi (panas).
6. Sumber potensial penyebab kebakaran di puskesmas
- Peralatan medik adalah peralatan yang dipergunakan untuk keperluan diagnostik dan
therapy. Pada penggunaan/pengoperasian alat-alat ini tidak terlepas dan arus listrik,
bahan kimia (reaggensia), gas/uap.
- Adapun sumber potensial penyebab kebakaran di Puskesmas yaitu:
a. Ruang Perawatan dan ruang Perawatan Intensif
Penggunaan regulator compressed oxygen pada pemakaian ventilator unit/respirator.
b. Ruang laboratoriurn
Zat kimia berupa asam-basa yang kemungkinan satu waktu dapat menimbulkan
kebakaran, bahan kimia yang rawan pembakaran seperti alkohol.
c. Ruang Sterilisasi
Penggunaan mesin sterilizer, sterilizer basah yang perlu diperhatikan uap tekanan
tinggi. Kegagalan isolasi arus listrik.
2
d. Ruang Fharmasi-Apotik:
Penyimpanan obat-obatan yang kemungkinan juga terdapat zat kirnia yang mudah
terbakar.
7. Pencegahan kebakaran
Untuk mencegah terjadinya kebakaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
ditaati antara lain:
a. Meningkatkan disiplin dan tanggungjawab staff.
b. Peningkatan kewaspadaan dan kesiagaan staff
c. Pengawasan dan penggantian alat-alat yang mengandung bahaya potensial rawan
bakar tinggi secara teralur.
d. Adanya petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis pada setiap peralatan secara jelas.
e. Peningkatan kesadaran bahaya akan kebakaraan merupakan tanggung jawab setiap
staff.
f. Dilarang meletakkan/membuang puntung rokok berapi di sembaran tempat.
g. Dilarang main api.
h. Dilarang menyalakan lampu, pelita, lilin disembarang tempat.
i. Dilarang menyambung atau menambah instalasi listrik tanpa diperiksa terlebih dahulu
oieh instalasi pemeliharaan sarana
j. Dilarang untuk membakar sampah atau sisa-sisa kayu di lingkungan Puskesmas
k. Dilarang membakar sampah yang berisikan bahan yang mudah meledak atau
menyebarkan percikan api.
l. Dilarang lengah bila menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti elpiji,
bensin, alkohol dan lain-lain.
m. Dilarang membiarkan orang-orang yang tidak berkepentingan berada di tempat peka
terhadap bahaya kebakaran.
n. Dilarang merokok di dalam ruangan diesel/generator.
o. Dilarang meningalkan tugas pada waktu mesin-mesin dinyalakan bagi petugas jaga
diesel/generator/boiler.
3
8. Penangulangan kebakaran
a. Dokter jaga/Perawat Jaga
- Memerintahkan untuk menginformasikan tanda bahaya kebakaran
- Memimpin dan mengendalikan penanggulangan kebakaran yang terjadi diluar jam
kerja setelah Kepala Puskesmas datang tugas ini diserahkan kepada Kepala
Puskesmas.
- Segera melaporkan kejadian kebakaran tersebut kepada dinas pemadam kebakaran,
kepolisian dan pemda
- Memberitahukan kejadian kebakaran kepada unit kerja yang lain
b. Petugas unit Kerja di luar lokasi kebakaran.(Perawat, Petugas Administrasi dan
petugas lain).
- Meninggalkan beberapa petugas untuk mengawasi ketertiban dan menjaga pasien di
unit kerja masing-masing agar tidak panik.
- Menyiapkan tempat tidur bagi pasien di unit kerja masing-masing agar sewaktu-waktu
diperlukan dapat menampung pasien yang dievakuasikan dan tempat kebakaran.
- Perawat dan petugas administrasi lainnya dikirirn ke lokasi kebakaran untuk
membantu evakuasi pasien, dokumen dan peralatan Puskesmas
c. Kepala Puskesmas bertugas :
- Memimpin dan mengendalikan penanggulangan kebakaran, serta memerintahkan
untuk membunyikan tanda bahaya :
a) Segera melaporkan kejadian kebakaran kepada:
b) Dinas Pemadarn Kebakaran.
c) Kepolisian
d) Pemda
- Memberitahukan kejadian kebakaran kepada unit kerja yang lain
- Menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen dan peralatan.
9. Metode Evakuasi dan Pengamatan.
A. Pasien
1. Pasien yang dapat berjalan dibimbing/dituntun keluar diluar lokasi
kebakaran melalui pintu darurat menuju ke tempal penampungan
2. Pasien yang tidak dapat berjalan dievakuasi dengan cara:
- Dipapah
- Digendong
- Kursi roda
4
- Tempat tidur beroda
- Dihungkus dengan selimut, kemudian ditarik.
3. Pasien yang berada di ruangan gedung bertingkat dievakuasi dengan:
- Melalui tangga darurat
- Melalui jalan landai (ramp)
- Mempergunakan tali peluncur
- Melompat ke dalam jaring
4. Menyiapkan tempat penampungan dengan cara:
- Menggunakan tempat tidur yang kosong beserta kasur, bantal sepri, sarung bantal
yang tersedia/cadangan.
- Peralatan tempat tidur pasien di lokasi kebakaran yang masih dapar diselamatkan
dikirim ke tempat penampungan.
5. Bilamana berada dalam kabut asap penderita yang dapat berjalan dan tamu saling
berpegangan secara beruntun.

KEPALA PUSKESMAS PUPUAN I

IDA BAGUS SURYA WIRA ANDI

Anda mungkin juga menyukai