Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ramdhayanti N., A.Md.

KL
NDH : 18
Angkatan : IV
Kelompok :3
Instansi : Puskesmas Palangisang Kabupaten Bulukumba
Tanggal : 01 Juli 2022

A. IDENTIFIKASI ISU

No Isu Kesesuaian Dengan Materi Manajemen


ASN dan Smart ASN

1. Optimalisasi Pengelolaan Limbah Smart ASN


Medis di Wilayah Kerja UPT Berkaitan dengan kewajiban dan kode etik
Puskesmas Palangisang ASN pada poin melaksanakan kebijakan
yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang dan menaati ketentuan
peraturan perundang-undangan yaitu
dengan memberikan solusi pemberian label
pada tiap sampah yang berkaitan dengan
kurikulum literasi digital pada poin digital
skill
Managemen ASN
Berkaitan dengan sikap disiplin dalam
memberikan sosialisasi pada Petugas
Pemberi Pelayanan/ CS yang sesuai
dengan SOP dalam memilah sampah di
setiap ruangan.
2. Upaya Optimalisasi Fungsi Pelayanan Managemen ASN
Klinik Sanitasi di wilayah kerja UPT Berkaitan dengan kewajiban ASN pada
Puskesmas Palangisang poin menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang.
3. Belum optimalnya pengawasan Managemen ASN
kebersihan lingkungan di Wilayah Kerja Berkaitan dengan sikap disiplin dalam
UPT Puskesmas Palangisang memberikan sosialisasi pada Petugas CS
yang sesuai dengan SOP dalam menjaga
kebersihan lingkungan puskesmas.

B. MEREFLEKSIKAN ISU DENGAN KEADAAN PUSKESMAS


1. Belum optimalnya pengelolaan sampah medis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Palangisang.
Hal ini dikarenakan masih ditemukan beberapa kekurangan dari pengelolaan limbah
medis. Pertama yaitu ditemukan adanya limbah medis yang seharusnya dibuang pada
wadah limbah medis, tetapi dibuang pada wadah limbah non medis. Kedua untuk
pewadahan terkadang masih menggunakan wadah yang tidak anti air, tidak tertutup dan
tidak memiliki label. Ketiga tidak adanya lokbook dan timbangan limbah medis sehingga
data limbah medis yang masuk ke TPS tidak diketahui.
Dokumentasi keadaan di puskesmas :
Kondisi tempat sampah medis di UGD

Kondisi Tempat Sampah Kondisi Tempat sampah Non


Kondisi Tempat Sampah Medis seperti handcune,
Medis untuk spoit yanghanya medis, dimana sampah
masker, dll yang tidak memiliki kantong plastik
menggunakan kardus bekas tersebut tercampur antara
kuning, tidak kedap air dan tidak memilki label
dan tidak memiliki label sampah medis dan nonmedis

Kondisi tempat sampah medis di Poli Gigi

Kondisi Tempat Sampah


Medis dimana label sudah
rusak/sobek
2. Belum optimalnya Fungsi Pelayanan Klinik Sanitasi di wilayah kerja UPT Puskesmas
Palangisang
Tidak optimalnya pelayanan klinik sanitasi di puskesmas palagisang, disebabkan karena :
a. Tidak adanya koordinasi yang baik antara dokter di poli umum dan petugas
kesehatan lingkungan jika terdapat pasien yang menderita penyakit berbasis
lingkungan, sementara di puskesmas palangisang sudah ada SOP mengenai klinik
sanitasi.

SOP Klinik Sanitasi

b. Tidak adanya petugas khusus klinik sanitasi sehingga program klinik sanitasi tidak
dapat dilaksanakan seperti yang diharapkan karena Petugas sanitarian hanya satu
orang.
Berdasarkan hasil wawancara petugas sanitarian di puskesmas palangisang, program
klinik sanitasi terakhir dilaksanakan pada tahun 2019. Program dari klinik sanitasi yaitu
penyuluhan pencegahan penyakit berbasis lingkungan, konsultasi kesehatan lingkungan,
kunjungan lapangan dan inspeksi sarana sanitasi. Adapun 10 penyakit berbasis
lingkungan tersebut yaitu Diare, Ispa, TBC, DBD, Kaki Gajah, Cacingan, Penyakit Kulit,
Keracunan makanan, Malaria dan Asma.
3. Belum optimalnya pengawasan kebersihan lingkungan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Palangisang
Hal ini terlihat dari banyaknya sampah berserakan di ruang tunggu diakibatkan tidak
adanya petugas cleaning service yang siap di lokasi puskesmas dan hanya melakukan
pembersihan satu kali dalam sehari, dimana waktu pembersihannya yaitu pada pukul
17.00 WITA
Dokumentasi keadaan di puskesmas :

Kondisi Ruang Tunggu yang kotor

C. DARIMANA ISU TERSEBUT MUNCUL DAN LINGKUP ISU


1. Belum optimalnya pengelolaan sampah medis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Palangisang.
Isu tersebut muncul dari pengamatan langsung di Setiap Ruangan penghasil limbah
medis yang ada di Puskesmas Palangisang, dimana sampah medis dan sampah non
medis tercampur. Lingkup isu penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan yaitu
pengelolaan limbah medis.
2. Belum optimalnya Fungsi Pelayanan Klinik Sanitasi di wilayah kerja UPT Puskesmas
Palangisang
Isu tersebut muncul dari pengamatan langsung di Ruangan Klinik Sanitasi yang ada di
Puskesmas Palangisang dengan melihat langsung kurangnya kunjungan pasien di buku
register klinik sanitasi. Lingkup isu penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan
promotif dan preventif yaitu melaksanakan kegiatan klinik sanitasi.
3. Belum optimalnya pengawasan kebersihan lingkungan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Palangisang
Isu tersebut muncul dari pengamatan langsung kondisi sekitar puskesmas dimana
banyakya sampah yang berserakan khususnya di ruang tunggu pasien karena kurangnya
kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya, meskipun tempat
sampah telah tersedia. Hal ini juga terjadi dikarenakan tidak adanya petugas cleaning
service yang siap di lokasi. Lingkup isu penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan
yaitu pengawasan kebersihan lingkungan puskesmas.
D. ANALISIS DAMPAK
1. Belum optimalnya pengelolaan sampah medis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Palangisang.
Limbah padat medis yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan beberapa hal :
a. Infeksi. Limbah medis biasanya mengandung patogen penyebab infeksi, yakni virus dan
bakteri. Limbah medis seringkali menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti
tuberkulosis, Streptococcus pneumonia, dan virus seperti campak, yang bias terjadi
akibat pembuangan limbah yang keliru. Selain itu, limbah medis juga meningkatkan
risiko hepatitis A, B, atau C, hingga HIV dan Aids yang bisa menular melalui barang
yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh.

b. Bahan kimia berbahaya. Limbah medis sering mengandung bahan kimia berbahaya.

Jika tidak dibuang dengan tepat, bisa memicu keracunan. Bahan kimia dalam limbah
medis juga bisa meningkatkan risiko penyakit pernapasan atau kulit.

c. Zat genotoksik. Riset dari Finlandia menemukan bahwa zat genotksik pada limbah

medis bisa meningkatkan risiko keguguran. Selain itu, zat genotoksik bisa
meningkatkan senyawa mutagenik pada tubuh. Senyawa ini bisa menyebabkan mutasi
genetik pada DNA manusia, yang bisa memicu kanker pada sel somatik. Ketika zat ini
memengaruhi sel germinal (sel yang membentuk sperma dan telur), bisa menyebabkan
kerusakan pada keturunan kita.
d. Zat radioaktif. Paparan zat radioaktif bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, dan
muntah. Zat radioaktif juga bosa menyebabkan luka bakar pada kulit atau sindrom
radiasi akut. Zat ini juga bisa mengakibatkan efek kesehatan jangka panjang seperti
kanker dan penyakit kardiovaskular. Bahkan, paparan zat radioaktif juga bisa
menyebabkan kematian.
2. Belum optimalnya Fungsi Pelayanan Klinik Sanitasi di wilayah kerja UPT Puskesmas
Palangisang
Jika puskesmas tidak optimal dalam pelayanan klinik sanitasi maka akan mengakibatkan
menurunnya derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas palangisang.
Puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan klinik sanitasi untuk mendukung program
promotif dan preventif, dalam menanggulangi penyakit berbasis lingkungan (PBL).
3. Belum optimalnya pengawasan kebersihan lingkungan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Palangisang
Jika kondisi kebersihan lingkungan puskesmas kotor, maka tidak hanya membuat pasien,
pengunjung dan karyawan menjadi tidak nyaman, karena menyadari bahwa puskesmas
yang kotor dapat menjadi terminal segala sumber penyakit, dan juga dapat menurunkan
citra bahkan sekaligus menurunkan mutu pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai