Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kalangan generasi muda di indikasikan nilai kecintaannya kepada tanah

air semakin berkurang. Menurut Latif (2017: 1) dalam survei niai-nilai

kebangsaan yang dilakukan Badan Pusat Statistik, dari 100 orang di Indonesia

terdapat 18 orang tidak tahu judul lagu kebangsaan Republik Indonesia, kemudian

24 orang dari 100 orang di Indonesia tidak hafal sila-sila Pancasila. Selain itu,

terdapat 53 persen orang Indonesia tidak hafal lirik lagu kebangsaan. Faktor yang

memudarkan rasa nasionalisme salah satunya adalah globalisasi.

Menurut Wulandari (2010: 76) globalisasi yang disertai dengan revolusi di

bidang ICT membawa pengaruh pada lunturnya nilai nasionalisme di kalangan

generasi muda. Siswa sebagai generasi muda Indonesia merupakan tulang

punggung bangsa telah teracuni dengan berbagai dampak yang diakibatkan oleh

adanya globalisasi. Siswa seharusnya harus siap dalam menerima perubahan yang

ada, agar bisa mengikuti perubahan dan menyesuaikan diri untuk tetap hidup

sejalan dengan adanya arus perubahan sebagai salah satu warga Indonesia yang

berinteraksi di tengah-tengah aktivitas masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan

untuk menumbuhkan nasionalisme di dalam diri siswa melalui proses pendidikan.

Pendidikan memiliki andil yang sangat besar dalam pembangunan dan

perubahan bangsa, sebab pendidikan mampu membuat manusia untuk berprilaku

lebih baik dan bermoral. Pendidikan menjadi sebuah usaha manusia untuk

mengembangkan semua potensi dirinya. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan

1
mengikuti proses pembelajaran atau dengan proses lain yang diakui dan dikenal

masyarakat. Pendidikan mampu membuat manusia untuk mendewasakan dirinya

serta sebagai kebutuhan dari kehidupan manusiawi.

Menurut Azis, Joebagio, & Sudiyanto (2018: 60) pendidikan menjadi

kunci utama bagi kehidupan bangsa Indonesia sebagai salah satu usaha dalam

mencerdaskan anak bangsa, mengubah sikap siswa memiliki karakter yang baik.

Salah satu bentuk pendidikan untuk menjawab tantangan ini adalah implementasi

mata pelajaran sejarah Indonesia di tingkat sekolah menengah atas. Sejarah

Indonesia merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan, sikap, nilai-

nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dari

masa lampau hingga masa kini.

Menurut Andrews, McGlynn, & Mycock (2010: 300) pembelajaran sejarah

Indonesia di sekolah di laksanakan untuk membangun pemahaman keilmuan

berperspektif waktu dan kesadaran terhadap nilai inti bangsa untuk membentuk

identitas. Pembelajaran sejarah Indonesia sebagai unsur pengembangan

nasionalisme kultural sangat berfungsi untuk menjadi mediasi dalam

memantapkan hubungan antara unsur-unsur masyarakat di Indonesia yang bersifat

keanekaragaman dan pluralisme.

Maka dari itu, pemahaman sejarah Indonesia dapat mengetahui secara

mendalam dan mampu menangkap bukan hanya sekedar mengetahui, mengingat

angka-angka tahun dan berbagai peristiwa sejarah yang dipahami sebagai rekaman

kolektif masa lalu bangsa Indonesia. Suatu peristiwa sejarah barulah bermakna

secara langsung dalam kehidupan masyarakat apabila peristiwa sejarah itu dapat

2
dipahami secara objektif, menyimak sebab akibat dari peristiwa sejarah itu, dan

berusaha menarik pelajaran terhadap apa yang terjadi di masa lampau.

Karakteristik mata pelajaran sejarah di SMA menurut Aman (2011: 57)

bahwa pelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia

yang memiliki rasa kebangsaan, toleransi, dan cinta tanah air. Karena dalam

sejarah Indonesia, persatuan yang telah terjalin dengan adanya toleransi yang

dibuktikan dengan sumpah pemuda, dan mengalami puncak nasionalisme dengan

dikumandangkannya kemerdekaan Indonesia. Semangat dari peristiwa tersebut

harus tetap dijaga dan ditranformasikan kepada siswa melalui pelajaran sejarah

Indonesia di sekolah.

Mata pelajaran sejarah Indonesia dalam kurikulum 2013 memiliki tujuan

antara lain: (1) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai

kehidupan sejarah bangsa Indonesia; dan (2) mengembangkan rasa kebangsaan,

cinta tanah air, dan penghargaan kritis terhadap prestasi bangsa Indonesia di masa

lalu. Sikap nasionalisme diperlukan dalam perkembangan pendidikan siswa di

sekolah. Hal itu bertujuan agar para siswa sadar akan tanggung jawab sebagai

generasi penerus bangsa yang berkompeten untuk membangun bangsa ini. Tujuan

lain sebagai pondasi bangsa yang mampu menguatkan sendi-sendi bangsa di

tengah gencarnya proses globalisasi yang melanda seluruh pelosok negeri.

Pengaruh globalisasi di kalangan siswa membuat yang tidak siap dengan

perubahan menjadi kehilangan identitas kebangsaan. Hal ini yang menyebabkan

nasionalisme di kalangan siswa menjadi luntur. Penyeragaman kebudayaan yang

3
ada pada era saat ini pada akhirnya menggeser identitas yang dimiliki oleh setiap

bangsa. Lunturnya identitas sebuah bangsa mengisyaratkan bahwa akan

terancamnya keberadaan jati diri sebuah bangsa tersebut. Pemahaman sejarah

Indonesia sangat penting untuk pembentukan sikap nasionalisme.

Melalui pemahaman sejarah Indonesia akan memunculkan penyadaran

kepada siswa bahwa sejarah selama ini memiliki peranan dalam pembentukan

kehidupan di masa kini dan masa mendatang. Melalui sejarah manusia mampu

menghargai segala bentuk kesalahan serta berusaha untuk tidak mengulanginya

lagi. Pengetahuan sejarah masa lalu akan membantu seseorang dalam

memecahkan berbagai macam persoalan yang terjadi saat ini. Pembelajaran

sejarah yang kurang optimal, dipahami secara terpisah-pisah, dan tidak dalam

pengertian seutuhnya, membuat kurangnya sikap nasionalisme pada siswa.

Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai

faktor yaitu salah satunya minat belajar. Siswa kurang aktif, inovatif, dan kritis

saat berlangsungnya pembelajaran sejarah Indonesia ditunjukkan dengan

banyaknya siswa yang tidak menanggapi persoalan yang disampaikan guru

sejarah di kelas. Agar siswa dapat aktif dalam pelajaran sejarah, guru dituntut

untuk menumbuhkan minat belajar siswa agar dapat tertarik dengan pelajaran

sejarah. Guru dalam usahanya menumbuhkan minat belajar siswa selain menjalin

kerja sama dengan siswa perlu membuat pelajaran sejarah di kelas lebih menarik

perhatian siswa, dan tidak terkesan membosankan agar tujuan pelajaran sejarah

bisa tercapai.

4
Menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik dan kreatif

seperti internet, film, foto, dan gambar, maka siswa akan tertarik untuk mengikuti

proses pembelajaran sejarah. Hal ini dengan mempelajari sejarah Indonesia, yang

penuh dengan nilai-nilai persatuan dan nasionalisme akan dengan mudah didapat

oleh siswa. Siswa agar menghargai dan mengenang para pahlawan dalam

mempertahankan bangsa Indonesia dari segala bentuk ancaman yang mengganggu

tanpa melihat latar belakang. Penjabaran di atas menjelaskan bahwa rendahnya

sikap nasionalisme siswa disebabkan oleh minat belajar sejarah siswa yang

rendah.

Siswa perlu memiliki nilai-nilai wawasan kebangsaan yang diterapkan

melalui pembelajaran sejarah Indonesia. Menurut Anis (2017: 3) wawasan

kebangsaan diantaranya dapat diterapkan melalui pembelajaran sejarah Indonesia

di sekolah. Pelajaran sejarah Indonesia yang mengimplementasikan wawasan

kebangsaan ke dalam materi pelajaran sejarah sangat penting untuk menanamkan

sikap berbangsa dan bernegara, yang di dalamnya banyak mengandung nilai

menerima dan menghargai kebhinekaan, toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa

dan rasa cinta tanah air.

Menurut Sofyan (2017: 70) wawasan kebangsaan akan menumbuhkan

kesadaran atas adanya krisis solidaritas yang pluralis kemudian mengarah kearah

perpecahan. Menurut Adam (2010: 2) seperti terjadi konflik baik itu konflik antar

etnis maupun agama di beberapa daerah di Indonesia agar dapat diatasi. Namun

tidak semua siswa menyadari pentingnya nilai-nilai wawasan kebangsaan dalam

kehidupan, padahal nilai-nilai yang terkandung dalam wawasan kebangsaan

5
menjadi tonggak untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam menumbuhkan

cinta tanah air. Tanpa adanya wawasan kebangsaan maka nasionalisme tidak

dapat ditumbuhkan, sebab tidak ada rasa kebersamaan dan persatuan untuk

menciptakan perasaan cinta pada tanah air.

Hasil dari observasi di sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian

masih sering dijumpai sejumlah masalah yang terkait dengan rendahnya sikap

nasionalisme siswa. Rendahnya sikap nasionalisme siswa di sekolah seperti ketika

melaksanakan upacara banyak siswa yang masih berbicara dengan sesama

temannya, dan tidak menghayati saat sedang menyanyikan lagu kebangsaan

Indonesia. Siswa seharusnya mengikuti upacara dengan baik dan khidmat atas

dorongan diri sendiri, sebab paham bagaimana perjuangan para pahlawan merebut

bangsa Indonesia dari penjajah.

Siswa harus memiliki sikap nasionalisme sebab hal tersebut berkaitan

dalam rangka membangun karakter sebuah bangsa. Sikap nasionalisme perlu

dimiliki setiap warga Indonesia terutama pada siswa di Sekolah Menengah Atas

agar menyadari pentingnya nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara. Selain itu sebagai siswa seharusnya memiliki sikap nasionalisme untuk

menatap masa depan lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin

membuktikan apakah ada hubungan antara pemahaman sejarah Indonesia, minat

belajar sejarah dan wawasan kebangsaan dengan sikap nasionalisme.

6
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah yang terjadi pada siswa, antara lain sebagai berikut:

1. Pembelajaran sejarah Indonesia yang kurang optimal.

2. Siswa pada saat pembelajaran di kelas terlihat kurang aktif dan kritis.

3. Tidak semua siswa menyadari nilai guna sejarah dalam kehidupan.

4. Siswa belum menyadari pentingnya nilai-nilai wawasan kebangsaan.

5. Pada sebagian siswa, sikap nasionalisme semakin berkurang.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan batasan

terhadap masalah yang ada agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas.

Peneliti fokus pada masalah pemahaman sejarah Indonesia siswa yang kurang

optimal karena kurangnya menguasai materi yang diajarkan, minat belajar sejarah

yang masih rendah karena kurang aktif dan kritis dalam pembelajaran sejarah,

rendahnya wawasan kebangsaan siswa karena belum menyadari pentingnya nilai-

nilai wawasan kebangsaan dan sikap nasionalisme siswa rendah karena nilai

kecintaan siswa kepada tanah air semakin berkurang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada di atas, maka dapat diajukan

beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

7
1. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman sejarah Indonesia dengan

sikap nasionalisme siswa sekolah menengah atas?

2. Apakah terdapat hubungan antara minat belajar sejarah dengan sikap

nasionalisme siswa sekolah menengah atas?

3. Apakah terdapat hubungan antara wawasan kebangsaan dengan sikap

nasionalisme siswa sekolah menengah atas?

4. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman sejarah Indonesia, minat

belajar sejarah, dan wawasan kebangsaan secara bersama-sama dengan

sikap nasionalisme siswa sekolah menengah atas?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan.

1. Hubungan antara pemahaman sejarah Indonesia dengan sikap

nasionalisme siswa sekolah menengah atas.

2. Hubungan antara minat belajar sejarah dengan sikap nasionalisme siswa

sekolah menengah atas.

3. Hubungan antara wawasan kebangsaan dengan sikap nasionalisme

siswa sekolah menengah atas.

4. Hubungan antara pemahaman sejarah Indonesia, minat belajar sejarah,

dan wawasan kebangsaan secara bersama-sama dengan sikap

nasionalisme siswa sekolah menengah atas.

8
F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya karakter kebangsaan terutama tentang

pembelajaran sejarah Indonesia, minat belajar sejarah dan wawasan

kebangsaan sebagai faktor pendukung dalam pembentukan sikap

nasionalisme siswa yang tinggi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, dapat digunakan untuk memberikan saran dan masukan

agar kegiatan pembelajaran sejarah Indonesia dilakukan mengarah

pada peningkatan minat belajar sejarah, wawasan kebangsaan dan

pembentukan sikap nasionalisme.

b. Bagi siswa, dapat digunakan untuk meningkatkan sikap nasionalisme

yang tinggi melalui mata pelajaran sejarah Indonesia.

c. Bagi peneliti, dapat digunakan untuk bahan belajar sebagai

peningkatan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai