Anda di halaman 1dari 9

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No.

2, Oktober 2016 : 37 - 45

PENENTUAN TORSI MINIMUM PENGGERAK ELEKTROMEKANIK


KATUP PA-01/02/03 AA001/003 SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

Pranto Busono, Amril, Royadi


Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN-Serpong
Email : pranto@batan.go.id

ABSTRAK

PENENTUAN TORSI MINIMUM PENGGERAK ELEKTROMEKANIK KATUP


PA-01/02/03 AA003 PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS. Katup
memegang peranan penting dalam pengoperasian reaktor nuklir. Sebagai pengatur aliran
fluida, katup harus selalu dirawat. Pada perawatan katup yang menggunakan penggerak
elektromekanik selain pengujian buka-tutup, juga pengaturan torsinya. Tujuan penulisan
makalah yaitu untuk menghitung torsi pada katup sehingga dapat ditentukan torsi minimum
yang diperlukan sebagai penggerak elektromekanik. Lingkup dibatasi pada perhitungan torsi
katup sistem pendingin sekunder PA-01/02/03 AA003. Metode yang digunakan adalah dengan
menghitung torsi, untuk mencari data aliran, mencari data spesifikasi katup, mencari data
dimensi pipa, menghitung penurunan tekanan dan menghitung torsi.Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa harga minimum torsi yang bekerja pada katup PA-01/02/03 AA003
sebesar(TT) = 3982,986 Nm = 3,983 kNm.Disimpulkan bahwa torsi ini dapat digunakan untuk
pengaturan perawatan katup PA-01/02/03 AA003 RSG-GAS.
Kata kunci : Sistem pendingin sekunder, katup, torsi minimum

ABSTRACT

DETERMINATION OF MINIMUM TORQUE OF ELECTROMECHANICAL DRIVER


OF THE PA-01/02/03 AA003 VALVE OF THE RSG-GAS SECONDARYCOOLING
SYSTEM. Valve has an important role in the operation of nuclear reactor. As a fluid
controller valve should be always maintenance. Beside the maintenance of valve using an
electromechanical driver, the testing of opening and closing, as well as the torque setting
should be pay attention. The purpose of writing this paper is to calculate of the torque of the
valve so that it can be determined the minimum torque required as an electromechanical drive.
The scope is limited on the calculation of the torque on the valve of PA-01/02/03 AA003 of the
secondary coolant system. The method used for calculation is by calculating the torque of
valve in order to find the flowdata, specification valves data, pipe dimensions data, calculate
pressure drop and calculate torque. Calculation result is shown that minimum value of torque
working on the valve PA-01/02/03 AA003 is (TT) is 3982.986 Nm or 3,983 kNm. It is can be
concluded that torque can be used to control of maintenance setting of the PA-01/02/03
AA003 valve of the secondary cooling system of the RSG-GAS.
Keywords : secondary cooling system, valve, minimum torque

37
Penentuan Torsi Minimum .......(Pranto Busono, Amril, Royadi)

PENDAHULUAN cakram searah pipa dan akan menutup


jika posisi cakram melintang pipa.
Fungsi katup/valve secara umum
direaktor RSG-GASuntuk mengatur aliran Penggerak elektromekanik AUMA
zat alir/fluida, baik pada Sistem Pendingin Actuator AUMA jenis SG digunakan
Primer maupun Sistem Pendingin untuk menggerakkan katup jenis conical,
Sekunder. Mayoritas katup yang terpasang sedang actuator AUMA jenis SA3
menggunakan produk Tufline (Germany) digunakan untuk menggerakan katup jenis
denganjenisconical dan butterfly. Semua butterfly. Setiap motor penggerak
katup Tuflineyang di dalam Gedung elektromekanik AUMA dilengkapi rem
Reaktor menggunakan material stainless elektrik.Pola kerja rem elektrik jika
steel, sedang yang di Gedung Bantu motorAUMA off maka rem akan menahan
menggunakan material baja tuang. putaran rotor dan jika motor AUMA on, rem
Katup butterfly berputar maksimum akan membebaskan putaran rotor. Katup
hanya 90o dari posisi buka/OPEN ke posisi pada sistem pendingin primer dan
tutup/SHUT atau sebaliknya. Penggerak pendingin sekunder reaktor RSG-GAS
mekanik pada katup Tufline berupa meng- gunakan aktuator AUMA jenis
tuas/handle dan roda putar/handwheel, SG05, SG06, SG07, SG08, SG10, SG12,
sedangkan penggerak elektromekanik SG14 dan SA3 sebagai penggerak katup
menggunakan produk AUMA (Jerman). Tufline.
Jenis penggerak mekanik pada katup Sistem Pendingin Sekunder, pada pipa
Tufline : tekan dan pipa aliran balik dilengkapi
a. Katup tufline jenis Conical, terpasang di dengan katup isolasi PA-01 AA014, PA-02
cabang pipa induk. Tufline conical AA014, dan PA-01 AA016, PA-02 AA016
dilengkapi dengan penggerak mekanik, yang secara otomatis akan menutup apabila
berupa tuas/handle. Lidah katup (plug terdapat lepasan aktivitas di dalam air
two way) berbentuk konis dengan pendingin sekunder. Katup PA-03
material stainless steel, mempunyai AA012/AA013 didesain saling mengunci
lubang alir berbentuk segiempat. Badan (interlock) sehingga pompa PA-03 AP-01
katup (body valve) mempunyai lubang berfungsi sebagai pompa cadangan bagi
dalam (plug sleeve), dilapisi material salah satu pompa yang lain. Katup isolasi
PTFE (Poly Tetra Fluoro Ethylene). isap PA-01/02/03 AA003 dibuat interlock
Penutup (cover plug) dilengkapi dengan sehingga hanya dua katup yang bisa dibuka
3 buah baut pengatur (adjustingscrew). pada saat yang bersamaan. Katup isolasi
Katup akan membuka jika posisi lubang isap PA-01/02/03 AA003 menggunakan
searah pipa dan menutup jika posisi jenis katup butterfly dengan penggerak
lubang melintang pipa. Khusus katup elektromekanik jenis SA3. Katup
dengan ukuran DN125÷400 dilengkapi simpangan pengatur aliran (trimming by-
dengan roda gigi cacing (worm pass valves) tersedia pada masing-masing
gearbox) dan roda putar (handwheel). pipa tekan pompa, terletak di basement
b. Katup Tufline jenis Butterfly, terpasang Gedung Bantu.
di pipa induk, DN500, dilengkapi Salah satu implementasi dari Program
dengan penggerak mekanik berupa roda Perawatan RSG-GAS Nomor: 001.001/ RN
putar / handwheel. Lidah katupnya 00 02 / RSG 3, tertanggal, 21 Desember
berbentuk cakram dari material baja 2015 adalah perawatan katup. Perawatan
stainless steel dan baja carbon, lubang katup di Sistem Pendingin Primer maupun
badan katup dilapisi O-ringdari bahan Sistem Pendingin Sekunder dilakukan
PTFE. Katup akan membuka jika posisi secara rutin setiap bulan. Pada perawatan

38
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 37 - 45

katup dengan penggerak mekanik dilakukan


pengujian buka-tutup katup. Sedangkan
perawatan katup yang menggunakan
penggerak elektromekanik selain pengujian
buka-tutup, juga dilakukan pengaturan
torsinya. Pengaturan torsi dilakukan
berdasarkan jumlah laju alir, diameter pipa,
penurunan tekanan dan jenis katup.

Gambar 3. Actuator SA 3 yang digunakan


di RSG-GAS

Makalah ini bertujuan untuk menetukan


besarnya torsi yang bekerja pada katup
dengan perhitungan sehingga dapat
ditentukan besarnya torsi minimum yang
diperlukan pada penggerak elektromekanik.
Lingkup penulisan dibatasi pada
perhitungan torsi minimum yang diperlukan
penggerak katup sistem pendingin sekunder
PA-01/02/03 AA003. Alasan pemilihan
obyek tersebut berdasarkan dua alasan
utama yaitu pertama katup PA-01/02/03
AA001/003 berhubungan langsung dengan
pompa sekunder, dimana katup AA001
Gambar 1. Katup sistem pendingin diinlet pompa dan katup AA003 pada outlet
sekunder PA-01 AA003 pompa. Alasan keduakatup PA-01/02/03
AA003merupakan katup isolasi isap yang
dibuat interlock two out of three.Metode
penulisan yaitu melakukan perhitungan
torsi yang bekerja pada katup, dengan
langkah sebagai berikut: mencari data
aliransistem pendingin sekunder, mencari
data spesifikasi katup, mencari data dimensi
pipa, menghitung penurunan tekanan dan
menghitung torsi minimum.

TEORI

a. Aliran fluida
Persamaanaliran fluida tidak mampat
(incompressible), khususnya untuk air,
Gambar 2. Jenis katup butterfly yang menggunakan persamaan aliran yang sudah
digunakan di RSG-GAS

39
Penentuan Torsi Minimum .......(Pranto Busono, Amril, Royadi)

terstandar dan diimplementasikan pada diameter ball valve; variasi bukaan katup
katup, yaitu:ANSI/ISA Standard S75.01 dan untuk berbagai diameter butterly valve.
IEC Standards 534-2-1/2.(ANSI: American Tabel 1 menunjukkan harga koefisien aliran
National Standards Institute; ISA: yang melewati katup berdasarkan variasi
Instrument Society of America; IEC: bukaan katup untuk berbagai diameter jenis
International Electrotechnical katup butterfly. Persamaan koefisien laju
Commission). Koefisien laju alir adalah alir fluida air, dapat dinyatakan dalam
kemampuan katup untuk mengalirkan fluida bentuk metrik, sebagai berikut :
cairan pada diamater tertentu dengan laju
alir sebesar 1 m3/h pada suhu antara 5 – 𝜋.𝐶.𝐷 2 2
30oC dengan penurunan tekanan sebesar 1 𝐾𝑣 = (1)
4 𝜌
bar. Korelasi antara koefisien laju alir dimana:
dengan penurunan tekanan pada berbagai KV : koefisien laju alir
diameter, mengindikasikan batasan C : koefisien keluaran
maksimal katup dengan diameter tertentu D : diameter katup, m
sehingga mampu mengalirkan fluida ρ : berat jenis air, 1000 kg/m³
dengan penurunan tekanan (pressure drop)
hingga batastertentu. Hubungan : KV dengn CV, adalah:1 KV =
0,865 CV
b. Koefisien Aliran (Cv) pada Beberapa KV : koefisien laju alir dalam, satuan:
Jenis Katup[1] bar.m3/h
Koefisien aliran katup tergantung pada CV : koefisien laju alir dalam, satuan:
beberapa hal, antara lainjenis produk katup; psi.gpm
variasi bukaan katupuntuk berbagai

Tabel 1. Koefisien aliran (Cv) dari Butterfly valve dengan variasi bukaan katup[1]

40
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 37 - 45

c. Perubahan Tekanan (∆P) Torsi Seating and Unseating(Tsu)


Besarnya perubahan tekanan yang Besarnya torsi seating/unseating yang
terjadi pada aliran yang melewati katup diperlukan (Tsu) untuk katup butterfly telah
dapat digambarkan seperti pada gambar 1 ditentukan berdasarkan pengujian yang
berikut : sebenarnya. Nilai terbesar terjadi pada 20°
putaran pertama saat terjadi kontak antara
disc dengan seat, setelahnya torsi akan
cenderung turun menuju nol. BesarnyaTsu
merupakan fungsi dari beda tekanan
padakatup, koefisien gesek material katup,
hasil pengerjaan akhir permukaan disc,
Q kekasaran permukaan disc, jumlah
interference antara diameter dalam (ID)
Gambar 4. Penurunan tekanan (pressure seat dan diameter luar (OD) disc.
drop)
Tsu = 0,32 𝜇. D2. b. Ps (4)
Persamaan perubahan tekanan (∆P) dapat
dinyatakan dalam bentuk metrik, sebagai Dimana:
berikut: Tsu : Torsi seat-unseat, Nm
2
𝜇 : koefisien gesek seat = 0,6
𝜌 4𝑄
∆P = (2) D : Diameter katup, m
2 𝜋 𝐶 𝐷2
b : lebarkatup, m
Ps : Gaya tekan pada katup, N
dimana:
∆P : perubahan tekanan, Pa atau N/m2
Torsi GesekBearing (Tbf)
ρ : berat jenis air, 1000 kg/m³
Torsi gesekan bearing (Tbf) terjadi karena
Q : laju alir, m3/jam
perbedaan tekanan di disc katup yang
kemudian ditransmisikan ke stem. Besarnya
d. Perhitungan Torsi Pada Katup[2]
torsi gesek pada bearing dapat dinyatakan
Jumlah total torsi (TT) yang diperlukan
sebagai berikut :
untuk menggerakan disc katup butterfly
merupakan jumlah dari beberapa torsi yang
Tbf = 0.21 D2.d/2.P (5)
bekerja pada katup tersebut. Besarnya torsi
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Dimana:
Tbf : Torsi gesekbearing, Nm
TT = Tsu+Td+Tbf+Tss+Te+Th (3)
D : Diameter katup, m
d : Diameter stem, m
Dimana :
P : Perbedaan tekanan pada katup, Pa
Tsu = Torsi seating and unseating
atau N/m2
Td = Torsidinamikakibataliranfluida
Tbf = Torsi gesekbearing
Tss = Torsi gesekan tara stem dengan TorsiDinamik (Td)
seal Torsi dinamik (Td) terjadi ketika posisi
Te = Torsi eccentricity akibat centerline disc terletak antara posisi tertutup (0°) dan
disc terhadap stem posisi terbuka lebar (90°). Dengan disc
Th = Torsi hidrostatik diposisi sebagian terbuka, kecepatan fluida
yang melewati tepi disc lebih kecil dari
kecepatan melewati trailing dalam. Variasi

41
Penentuan Torsi Minimum .......(Pranto Busono, Amril, Royadi)

kecepatan ini akan menimbulkan distribusi perputarannya. Untuk menentukan torsi


gaya yang bekerja di permukaan disc dan dinamik, digunakan persamaan berikut:
trailing dalam tidak seimbang. Total gaya
yang bekerjategak lurus permukaan bagian Td = Cdt x D3 xP (6)
tengah disc lebih besar dari total gaya yang
bekerja tegak lurus bagiantrailingdalam. Dimana :
Distribusi gaya yang tidak merata tersebut Td : Torsi dinamik, Nm
akan mengakibatkan munculnya torsi saat Cdt : Koefisien torsi dinamik
disc berubah ke posisi tertutup. Torsi D : Diameter katup, m
dinamik Td terbesar terjadi ketika discpada P : Perbedaan tekanan pada katup, Pa
posisiantara 75° sampai 85° dari atau N/m2

Tabel 2. Koefisien torsi dinamik (Cdt) dengan variasi sudut bukaan katup [3]
Sudut buka 0o 10o 20o 30o 40o 50o 60o 70o 80o 90o
Cdt 0 0,007 0,014 0,022 0,033 0,050 0,087 0,143 0,215 0

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Data teknik actuator tipe SA3[4]

b. Data teknik katup PA-01/02/03 Pendingin Sekunder sehingga besarnya


AA003[5] laju alir yang melewati katup tersebut
dapat menggunakan data yang ada di
Jenis katup Butterfly sistem pendingin sekunder. Berdasar
Diameter katup (D) 559 mm LAK RSG-GAS No.Ident.
Tebal katup (b) 154 mm RSG.KK.01.01.63.11, Revisi:10.1,
Diameter stem (d) 54 mm Halaman: VI-8 dari VI-41[6]dinyatakan
Maksimum tekanan 10 bar besarnya laju alir (Q) = 3.900 m3/jam,
Maksimum temperatur 60 oC dihasilkan oleh 2 pompa (melewati 2
jalur pipa) sehingga laju alir yang
c. Penentuan laju alir melewati setiap katup: Q = 3.900/2
Katup PA-01/02/03 AA003 adalah = 1950 m3/jam.
katup yang berada pada Sistem

42
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 37 - 45

d. Menentukan besarnya Cv Besarnya koefisien keluaran (C) dapat


Ukuran pipa pada sistem pendingin dihitung dengan menggunakan persamaaan
sekunder sesuai LAK RSG-GAS (1) :
No.Ident. RSG.KK.01.01.63.11, Revisi
:10.1, Halaman : VI-8 dari VI-41[6] 𝜋.𝐶.𝐷 2 2
𝐾𝑣 = (1)
yaitu PA-01 BR-01, PA-02 BR-01 (DN 4 𝜌
500) dan disc bukaan 70o dari tabel 1.
Diperoleh : Dimana :

Cv = 12014 gpm.psi C = koefisien keluaran


KV = 13889,02 bar. m3/h = 0,139 Pa.m3/h
Sehingga diperoleh besarnya koefisien laju D = 0,559 m
alir (Kv) yang terjadi pada katup PA- ρ = 1000 kg/m³
01/02/03 AA003 adalah :
1 KV = 0,865 CV sehingga nilai Kv = Hasil perhitungan dengan persamaan (1)
12014/0,865 = 13889,02bar.m3/h diperoleh koefisien keluaran C = 12,654

Tabel 1. Koefisien aliran (Cv) dari Butterfly valve dengan variasi bukaan katup

e. Perhitungan Penurunan Tekanan C = 12,654


Persamaan perubahan tekanan (∆P)
dapat dihitung dengan persamaan berikut : Dengan memasukan harga-harga
𝜌 4𝑄 2 tersebut ke persamaan (2) maka akan
∆P = (2)
2 𝜋 𝐶 𝐷2 diperoleh besarnya penurunan tekanan yang
terjadi di katup :
dimana :
∆P = perubahan tekanan, Pa atau N/m2 1000 4 𝑥 1950 2
ρ = 1000 kg/m³ ∆P =
Q = 1950m3/jam 2 𝜋 𝑥 12,654 𝑥 0,5592
D = 0,559 m ∆P = 2,5273 x 104 Pa

43
Penentuan Torsi Minimum .......(Pranto Busono, Amril, Royadi)

f. Perhitungan torsi
Td = Cdt x D3 xP (6)
dimana :
Torsi Seating and Unseating (Tsu)
Td = Torsi dinamik, Nm
Besarnya torsi maksimum akibat gesekan
Cdt = 0,215 (tabel 2. untuk sudut buka
antara disc dengan seat terjadi saat katup
80o)
dari posisi tertutup sampai membuka pada
D = 0,559 m
perputaran maksimum 20o. Besar torsi
P = 2,5273 x 104 Pa
tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (4) : Dengan memasukan harga-harga tersebut
ke persamaan (6) diperoleh harga torsi
Tsu = 0.32 π. 𝜇. D2. b. Ps (4) dinamik pada katup(Td) = 949,141 Nm.
Jumlah torsi yang diperlukanpadakatup
Dimana :
butterfly secara keseluruhan
Tsu = Torsi seat-unseat, Nm
merupakanfungsidariTsu, Td and Tbf.
π = 3.14
Sedangkanpengaruh dari torsi lainnya
𝜇 = 0,6
umumnya tidak signifikan dibandingkan
D = 0,559 m
ketiga torsi tersebut. Dengan menggunakan
b = 0,154 m
persamaan (3) maka jumlah torsi yang
Ps = 4 ∆P /𝜋 D2 = (4 x2,5273 x 104) : (𝜋
bekerja pada katup PA01/02 AA003
x 0,5592)=102977 N = 102,977
sebesar :
KN
Dengan memasukan harga-harga tersebut
TT = Tsu+Td+Tbf+Tss+Te+Th (3)
ke persamaan (4) diperoleh harga torsi
seating and unseating (Tsu) = 2989,067
Dimana:
Nm.
Tsu = 2989,067Nm.
Td = 949,141Nm.
Torsi Gesek Bearing (Tbf)
Tbf = 44,778Nm.
Besarnya torsi yang terjadi pada bearing
Tss = Te = Th = 0 Nm.
katup dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (5) :
Dengan memasukan harga-harga tersebut
2 ke persamaan (3) diperoleh jumlah torsi
Tbf = 0.21 D (d/2)P (5)
yang bekerja pada katup (TT) = 3982,986
dimana : Nm = 3,983 kNm. Torsi tersebut masih di
Tbf = Torsi gesekbearing, Nm dalam batas yang diijinkan untuk aktuator
D = 0,559 m AUMA tipe SA3 (Permissible thrust for
d = 0,054 m type A = 25 kNm).
P = 2,5273 x 104 Pa
Dengan memasukan harga-harga tersebut
ke persamaan (5) diperoleh harga torsi KESIMPULAN
gesek bearing (Tbf) = 44,778 Nm.
Dari hasil perhitungan besarnya torsi
Torsi Dinamik (Td) yang bekerja pada katup maka setelah katup
Besarnya torsi dinamik maksimum yang dilakukan pengaturan posisi open/close
pada katup terjadi pada saat posisi katup maka pada perawatan katup perlu dilakukan
membuka sebesar 80o. Besarnya torsi pengaturan torsi pada aktuatornya dengan
tersebut dapat dihitung dengan torsi sebesar 3982,986 Nm.
menggunakan persamaan (6):

44
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 37 - 45

DAFTAR PUSTAKA 4. Auma India Multi-turn Electric


Actuators
1. Diktat kursus kendali dan operasi katup 5. Dokumen M-172, Quality Life
dalam Sistem RSG-GAS, 2016 Documents (QLD) RSG-GAS
2. Code No. LIT-347Vb2, Valve and 6. LAK RSG-GAS No.Ident.
Actuator Manual, Valve Basics and RSG.KK.01.01.63.11, Revisi :10.1 tahun
Sizing Information Section, Engineering 2011.
Data Book, Johnson Controls, Inc,1996.
3. Tufline High Performance Butterfly
Valves, www.cranechempharma.com
diakses 3 Oktober 2015.

45

Anda mungkin juga menyukai