Anda di halaman 1dari 104

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

C DENGAN
DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONEKORE

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

IBRAHIM MANSYUR
NIM: PO530320218042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN ENDE
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.C DENGAN
DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONEKORE

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
pada Program Studi Keperawatan Ende

OLEH :

IBRAHIM MANSYUR
NIM: PO 530320218042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN ENDE
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.C DENGAN


DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONEKORE
KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

Ibrahim Mansyur
NIM.PO.530320218042

Hasil Studi Kasus Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui


Oleh Pembimbing Untuk Diujikan
Ende, 29 juli 2021

Pembimbing

Dr. Sisilia Leny Cahyani, S.kep.Ns., M.Sc


NIP. 197401132002122001

Mengetahui

Ketua Program Studi D III Keperawatan Ende

Aris Wawomeo, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom


NIP. 196601141991021001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.C DENGAN


DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONEKORE

Ibrahim Mansyur
NIM : PO. 530320218042

Studi kasus ini telah di ujikan dan dipertanggungjawabkan


Pada tanggal 11 Agustus 2021

Penguji Ketua Penguji Anggota

Martina Bedho, SST., M.Kes Dr. Sisilia Leny Cahyani, S.kep.Ns., M.Sc
NIP. 196006271985032001 NIP. 197401132002122001

Disahkan Oleh
Ketua Program Studi D III Keperawatan Ende

Aris Wawomeo,M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom


NIP. 196601141991021001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ibrahim Mansyur

NIM : PO. 530320218042

Program Studi : D III Keperawatan Ende

Judul Karya Tulis : ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.C


DENGAN DERMATITIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ONEKORE

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya

susun ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil jiplakan maka, saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut.

Ende, Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

IBRAHIM MANSYUR
NIM. PO.530320218042

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.C DENGAN

DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONEKORE” dengan

baik. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lepas dari campur tangan

berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai tepat waktunya. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ragu Harming Kristina, S.KM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kupang.

2. Bapak Aris Wawomeo, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom selaku ketua Program Studi

D-III Keperawatan Ende, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menimba ilmu di lembaga ini..

3. Bapak Arkadius Dominggo, Amd.Kep, selaku kepala Puskesmas Onekore

yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di wilayahnya.

4. Ibu Dr. Sisilia Leny Cahyani, S.kep.Ns., M.Sc selaku dosen pembimbing

sekaligus penguji anggota yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Martina Bedho, SST., M.Kes selaku penguji ketua yang telah meluangkan

waktu untuk menguji dan memberikan masukan agar Karya Tulis Ilmiah ini

menjadi lebih baik.

vi
6. Anak C dan keluarga yang telah bersedia memberikan informasi yang

dibutuhkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

7. Kedua orang tua, Oma tercinta dan seluruh keluarga atas semua doa dan

semangatnya yang tiada henti mendukung saya untuk menyelesaikan karya

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu dalam

membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga mendapat

pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga penulis sangat membutuhkan masukan dan koreksi yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis

mengucapkan limpah terima kasih dan berharap semoga Studi Kasus ini dapat

bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Ende, Juli 2021

Penulis

vii
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Pada An.C dengan masalah utama


dermatitis diwilayah kerja puskesmas onekore

Ibrahim Mansyur (1)


Dr. Sisilia Leny Cahyani, S.kep.,Ns.,M.Sc (2)

Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis), sebagai respon


terhadap faktor eksogen atau atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi poliformik (eritema (kemerahan pada kulit), edema
(penumpukan cairan), papula (benjolan kecil yang halus pada kulit), fesikel
(benjolan berisi cairan), skuma (lapisan kulit mati) dan gatal.
Tujuan studi kasus ini penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien An.C dengan masalah utama dermatitis dan menganalisa kesenjangan
antara teori dan kasus nyata.
Metode yang digunakan dalam studi kasus adalah metode studi kasus dengan
pendekatan Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawatan.
Hasil studi kasus yang ditemukan ibu klien mengatakan gatal-gatal pada daerah
kaki, tangan dan kepala. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari
hasil yang dicapai klien yaitu Anak masih menggaruk pada daerah yang gatal.
Berdasarkan hasil tersebut, kesimpulan dari studi kasus ini adalah masalah pada
An.C belum teratasi. Saran untuk klien dan keluarga untuk tetap melakukan perawata
n secara mandiri terhadap pasien.

Kepustakaan : 11 buah ( 2010- 2020)


Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Anak, Dermatitis

Keterangan : ( 1) Program Studi D III Keperawatan Ende

( 2) Dosen Program Studi D III Keperawatan Ende

viii
ABSTRACT

Nursing Care At An.C with major problems


Dermatitis in the working area of Onekore Public Health Center

Ibrahim Mansyur (1)


Dr. Sisilia Leny Cahyani, S.kep.,Ns.,M.Sc (2)

Dermatitis is an inflammation of the skin (epidermis and dermis), in response to


exogenous factors or or endogenous factors, causing clinical abnormalities in the
form of polyformic fluorescence (erythema (redness of the skin), edema (fluid
accumulation), papules (small smooth bumps on the skin), fesicles (fluid-filled
lumps), scabs (layers of dead skin) and itching.
The purpose of this case study is to carry out nursing care for An.C patients with
the main problem of dermatitis and analyze the gap between theory and real cases.
The method used in the case study is a case study method with a Nursing Care
approach which includes assessment, diagnosis, intervention, implementation and
evaluation of nursing.
The results of the case study found that the client's mother said itching in the feet,
hands and head area. After nursing actions for 3 days the results achieved by the
client are the child is still scratching the itchy area.
Based on these results, the conclusion of this case study is that the problem in
An.C has not been resolved. Suggestions for clients and families to continue to
care independently for patients

Bibliography: 11 pieces ( 2010-2020)


Keywords: Child Nursing Care, Dermatitis

Description: (1) Ende Nursing D III Study Program


(2) Lecturer of Ende Nursing D III Study Program

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN........................................................................i


HALAMAN SAMPUL DALAM......................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
ABSTRAK......................................................................................................viii
ABSTRACT......................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xiii
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan Penulisan..............................................................................3
D. Manfaat Penulisan............................................................................4
E. Metode Studi Kasus .........................................................................4
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA......................................................................6
A. Konsep Biomedis .............................................................................6
B. Konsep Masalah Keperawatan.......................................................18
C. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................22
BAB III: METODE STUDI KASUS..............................................................39
I. Desain Studi Kasus.........................................................................39
II. Subyek Studi Kasus........................................................................39
III. Batasan Istilah.................................................................................39
IV. Lokasi dan Waktu Studi Kasus.......................................................40
V. Prosedur Studi Kasus......................................................................40
VI. Teknik Pengumpulan Data.............................................................41
VII. Instrumen Pengumpulan Data........................................................42

x
VIII. Keabsahan Data..............................................................................42
IX. Analisis Data...................................................................................42
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ............................43
A. Hasil ...............................................................................................43
B. Pembahasan ....................................................................................64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................66
B. Saran................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel analisa data 2 ........................................................................................ 25


Tabel analisa data 4.1 .......................................................................................50
Tabel intervensi keperawatan 4.2 .....................................................................52
Tabel implementasi keperawatan 4.3 ...............................................................56
Tabel catatan perkembangan 4.4 ......................................................................59

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Kulit.................................................................................9


Gambar 2.2. pathway Dermatitis ......................................................................11
Gambar Genogram ...........................................................................................48

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah seseorang yang memiliki kebutuhan yang berbeda

dengan orang Dewasa yang sangat spesifik pertumbuhan dan perkembangan

anak adalah hal yang paling penting dalam keperawatan anak, karena

membutuhkan kebutuhan kusus baik kebutuhan fisik, psikologi, sosial dan

spritual. (Soetjiningsih, 2014).

Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis), sebagai

respon terhadap faktor eksogen atau atau aktor endogen, menimbulkan

kelainan klinis berupa efloresensi poliformik (eritema (kemerahan pada kulit),

edema (penumpikan cairan), papula (benjolan kecil yang halus pada kulit),

fesikel (benjolan berisi cairan), skuma (lapisan kulit mati) dan gatal. (Edisya

Putra Ritonga 2016), (dalam Jurnal Ilmiah Keperawatan).

Secara global dermatitis mempengaruhi sekitar 230 juta orang pada

2010 atau 3,5% dari populasi dunia. Prevalensi dermatitis didominasi

kelompok perempuan khususnya dalam periode reproduksi yaitu umur 15 –

49 tahun. Di Inggris dan Amerika Serikat, didominasi kelompok anak-anak

yaitu sekitar 20% dan 10,7% dari jumlah penduduk sedangkan kelompok

dewasa di Amerika Serikat sekitar 17, 8 juta (10%) orang (Silverberg JI,

Hanifin JM, 2013).

xiv
2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia 6-7 tahun,

prevalensi dermatitis di India dan Ekuador berkisar 0,9% dan 22,5%. di

Ekuador. Untuk kelompok usia 13-14 tahun, menunjukkan prevalensi di

China dan Columbia berkisar 0,2% dan 24,6%, sedang prevalensi lebih dari

15% ditemukan ada 4 dari 9 daerah yang diteliti termasuk Afrika, Amerika

Latin, Eropa (Finlandia) dan Oceania. Khusus di negara-negara

berpenghasilan rendah, seperti Amerika Latin atau Asia Tenggara yang telah

muncul sebagai daerah prevalensi yang relatif tinggi (Nutten, 2015). ( dalam

Abd. Gafur, 2018). Prevalensi kejadian dermatitis di Indonesia menunjukkan

hasil yang sangat bervariasi. Prevalensi dermatitis di Sulawesi Selatan cukup

tinggi yaitu 53,2%, sedangkan kejadian dermatitis di Kota Makassar selama 6

tahun terakhir mengalami fluktuatif dan masuk dalam lima besar penyakit

tertinggi di Kota Makassar. Tahun 2009 kasus dermattis sebanyak 35.853

(5,06%) kasus, tahun 2012 mengalami peningkatan hampir 3 kali lipat

menjadi 97.3318 (14,60%) kasus. (dalam Abd. Gafur, 2018). Pervelensi

Indonesia

Menurut data atau buku Registrasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Ende Tahun 2020, jumlah kasus penyakit Dermatitis sebanyak 4.727 orang

atau 0,34%. Menurut data atau buku registrasi puskesmas Onekore Tahun

2018, jumblah kasus penyakit Dermatitis sebanyak 316 atau 0,046 % orang.

Dampak atau resiko dari penyakit Dermatitis pada Anak adalah jika

tidak ditangani maka akan muncul masalah seperti anak akan mengalami

harga diri rendah yang disebabkan oleh ruam pada kulit, bekas luka, bintik
3

merah yang berisi cairan dan lain sebagainya, karena itu menarik bagi penulis

untuk melakukan studi kasus pasien dengan Dermatitis.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk lebih mendal

aminya sebagai Karya Tulis Ilmiah tentang “Asuhan Keperarawatan pada

Anak C dengan masalah utama Dermatitis”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

‘’Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Anak C dengan Dermatitis Di

Puskesms Onekore’’

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Anak C dengan

Dermatitis di Puskesmas Onekore.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Anak C dengan Dermatitis

di Puskesmas Onekore.

b. Penulis mampu menegakan Diagnosa keperawatan pada Anak C

dengan Dermatitis di Puskesmas Onekore.

c. Penulis mampu menyusun Perencanaan keperawatan pada Anak C

dengan Dermatitis di Puskesmas Onekore.

d. Penulis mampu melaksanakan Implementasi keperawatan pada Anak

C dengan Dermatitis di Puskesmas Onekore.


4

e. Penulis mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada Anak C dengan

Dermatitis di Puskesmas Onekore.

f. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus pada

Anak C dengan Dermatitis di Puskesmas Onekore.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat teoritis

manfaat studi kasus pada Anak dengan Dermatitis adalah sebagai pen

gembangan ilmu pengetahuan keperawatan dalam memberikan Asuhan

Keperawatan Anak dengan Dermatitis.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Anak dan Keluarga

Studi kasus yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahu

an Anak dan Keluarga sehingga mampu melakukan perawatan secar

a mandiri terhadap Anak.

b. Bagi puskesmas

Studi kasus yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kualit

as pelayanan secara khusus pada Anak dengan Dermatitis.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai literatur yang dapat digunakan bagi peneliti yang akan data

ng dengan perencanaan yang dapat dikembangkan sesuai dengan pe

rkembangan ilmu keperawatan.


5

E. Metode studi kasus

1. Kepustakaan

Penulis menggunakan berbagai buku sumber untuk mendapatkan

informasi yang berhubungan dengan penyakit Dermatitis di Perpustakaan

Prodi D III Keperawatan Ende.

2. Konsultasi

Penulis melakukan konsultasi dengan Dosen pembimbing tentang berbagai

hal yang berhubungan dengan Dermatitis

3. Studi kasus

Penulis menerapkan pengetahuan yang dimiliki dengan membuat Asuhan

Keperawatan Anak dengan Dermatitis.

4. Layanan internet

Penulis menggunakan layanan Internet untuk mendapatkan beberapa

informasi yang berkaitan dengan Dermatitis.


BAB II

TINJAUAN TEOROTIS

A. Konsep Biomedis

1. Pengertian

Dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan

pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga

akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Istilah eksim juga digunakan

untuk sekelompok kondisi yang menyebabkan perubahan pola pada kulit

dan menimbulkan perubahan spesifik di bagian permukaan. Istilah ini

diambil dari Bahasa Yunani yang berarti mendidih atau mengalir keluar.

Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai

respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen,

menimbulkan kelainan klinis berubah efloresensi polimorfik (eritema,

edema, papul, vesikel, skuama dan keluhan gatal) (Hadi Purwanto,

2016)

Dermatitis adalah peradangan non inflamasi pada kulit yang bersifat

akut, sub akut atau kronis dan dipengaruhi banyak faktor peradangan

kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap faktor eksogen dan

endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik dan

keluhan gatal. (Juanda 2010, dalam Abdul Gafur, 2018)

6
7

Dermatitis adalah kelainan inflamasi yang sering bersifat ekzematosa

dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumblah bahan yang iritatif

atau elergik. (Brunert and Suddart 2002)

2. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan barier protektif yang memiliki fungsi vital

seperti perlindungan terhadap kondisi luar lingkungan baik dari

pengaruh fisik maupun pengaruh kimia, serta mencegah kelebihan

kehilangan air dari tubuh dan berperan sebagai termoregulasi. Kulit

bersifat lentur dan elastis yang menutupi seluruh permukaan tubuh dan

merupakan 15% dari total berat badan orang dewasa (Paul et al., 2011).

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi tubuh dari kehilangan

cairan elektrolit, trauma mekanik dan radiasi ultraviolet, sebagai barier

dari invasi mikroorganisme patogen, merespon rangsangan sentuhan, rasa

sakit dan panas karena terdapat banyak ujung saraf, tempat penyimpanan

nutrisi dan air yang dapat digunakan apabila terjadi penurunan volume

darah dan tempat terjadinya metabolisme vitamin D ( Perdanakusuma,

2007).

Kulit terdiri dari dua lapisan yang berbeda, lapisan luar adalah

epidermis yang merupakan lapisan epitel dan lapisan dalam yaitu dermis

yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

a. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari

epitel berlapis bertanduk, mengandung sel malonosit, Langerhans


8

dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di

tubuh, paling tebal terdapat pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan

epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Epidermis

terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang

terdalam) yaitu stratum korneum, stratum lusidum, stratum

granulosum, stratum spinosum dan stratum basale. ( Perdanakusuma,

2007 ).

b. Dermis

Di dalam dermis terdapat folikel rambut, papilla rambut,

kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak

rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf dan sebagian serabut

lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (Tranggono dan

Latifah, 2007).

c. Lapisan Subkutan

Lapisan subkutan merupakan lapisan dibawah dermis yang

terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang

menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya.

Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah tubuh dan

keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke

dermis untuk regenerasi (Perdanakusuma, 2007).


9

Gambar 2.1. Struktur Kulit Manusia ( Perdanakusuma, 2007 )

3. Etiologi

Penyebab Dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya

bahan kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan

suhu) mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam

(endogen), misalnya Dermatitis atopik. Sejumlah kondisi kesehatan, alergi,

faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim.

Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda pula.

Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang di sebabkan eksim

menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita

mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan

kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-

bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan. Selulit

muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.

Segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim. (Hadi

Purwanto, 2016 )
10

4. Patofisiologi

Pada Dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan

sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik.

Bahan iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa

jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk

merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan

rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan

membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan

leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi

dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system kinin. Juga akan menarik

neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan

membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan

mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil

gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein. Pada

Dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya

mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis

kontak alergik sangat tipis yaitu Dermatitis kontak iritan tidak melalui fase

sensitisasi. Ada dua jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah.

Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada

hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling

rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya

kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada

terjadinya kerusakan tersebut. (Hadi Purwanto, 2016)


11

5. Pathway

Gambar 2.2. pathway Dermatitis (Hadi Purwanto, 2016)


12

6. Manifestasi klinik

Subjektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus (sebagai

pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor),

kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi

kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas kelainan tidak terdapat

lesi (lecet) yang dapat timbul secara serentak atau beturut-turut. Pada

permulaan eritema (kemerahan pada kulit) dan edema

(pembengkakan). Edema sangat jelas pada kulit yang longgar misalya

muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna (dari luar).

Infiltrasi (proses) biasanya terdiri atas papul (benjolan yang tumbuh

kecil dan halus pada kulit). Dermatitis madidans (basah) berarti

terdapat eksudasi (proses). Disana-sini terdapat sumber dermatitis,

artinya terdapat Vesikel-veikel (sebuah ruang pada sel yang dikelilingi

oleh membran sel) yang berkelompok yang kemudian membesar.

Kelainan tersebut dapat disertai bula (area kulit tertutup), jika disertai

infeksi Dermatitis sika (kering) bila gelembung-gelumbung mengering

maka akan terlihat ekskoriasi (kerusakan kulit yang lebih dalam)

dengan krusta (darah atau nanah yang kering pada kulit). Hal ini

berarti Dermatitis menjadi kering. Pada stadium tersebut terjadi

deskuamasi (kerusakan pada kulit bagian atas), artinya timbul sisik.

Bila proses menjadi kronis (lama) dan sebagai sekuele (kondisi

patologisyang disebabkan oleh penyakit) telihat hiperpigmentasi (lesi

atau bintik hitam pada kulit). (Hadi Purwanto, 2016)


13

7. Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

a. Darah: Hb, leukosit, hitung jenis trombosit, elektrolit, protein

total, albumin, globulin

b. Urin : pemerikasaan histopatologi

2. Penunjang (pemeriksaan Histopatologi)

Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik

karena gambaran histopatologiknya dapat juga terlihat pada

dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis akut perubahan pada

dermatitis berupa edema interseluler (spongiosis), terbentuknya

vesikel atau bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai

edema dan infiltrasi perivaskuler sel-sel mononuclear. Dermatitis

sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan

kadang parakeratosis. Pada dermatitis kronik akan terlihat akantosis,

hiperkeratosis, parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak

adanya vesikel dan pada dermis dijumpai infiltrasi perivaskuler,

pertambahan kapiler dan fibrosis. Gambaran tersebut merupakan

Dermatitis secara umum dan sangat sukar untuk membedakan

gambaran histopatologik antara Dermatitis kontak alergik dan

Dermatitis kontak iritan. (Hadi Purwanto, 2016)


14

8. Komplikasi

1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2) Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus

3) hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi

4) jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi

(Hadi Purwanto, 2016)

9. Penatalaksanaan

Pada prinsipnya penatalaksanaan yang baik adalah mengidentifikasi

penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi

individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada

kulit.

1) Pencegahan

Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan

Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah,

beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung

tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan

mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen.

2) Pengobatan

a. Pengobatan topikal (mengoles)

Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip

umum pengobatan Dermatitis yaitu bila basah diberi terapi

basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi kering.

Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila


15

akut berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau

linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan salep. Bila

basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak,

bedak kocok, krim atau pasta, bila kering di dalam, diberi salep.

Medikamentosa topikal saja dapat diberikan pada kasus-kasus

ringan.

Jenis-jenisnya adalah :

1) Kortikosteroid (hormon yang bertahan untuk menghadapi

perubahan lingkungan dan infeksi)

Kortikosteroid mempunyai peranan penting dalam sistem

imun. Pemberian topikal akan menghambat reaksi aferen dan

eferen dari dermatitis kontak alergik. Steroid menghambat

aktivasi dan proliferasi spesifik antigen.

2) Radiasi ultra violet (radiasi yang berasal dari matahari)

Sinar ultraviolet juga mempunyai efek terapetik dalam

Dermatitis kontak melalui sistem imun. Paparan ultraviolet di

kulit mengakibatkan hilangnya fungsi sel Langerhans dan

menginduksi timbulnya sel panyaji antigen yang berasal dari

sumsum tulang yang dapat mengaktivasi sel T supresor.

3) Siklosporin A

Pemberian siklosporin A topikal menghambat elisitasi dari

hipersensitivitas kontak pada marmut percobaan, tapi pada

manusia hanya memberikan efek minimal, mungkin


16

disebabkan oleh kurangnya absorbsi atau inaktivasi dari obat

di epidermis atau dermis.

4) Antibiotika dan antimikotika

Superinfeksi dapat ditimbulkan oleh S. aureus, S. beta dan

alfa hemolitikus, E. koli, Proteus dan Kandida spp. Pada

keadaan superinfeksi tersebut dapat diberikan antibiotika

(misalnya gentamisin) dan antimikotika (misalnya

clotrimazole) dalam bentuk topikal.

5) Imunosupresif (mencegah penolakan terhadap aktifitas imun )

Obat-obatan baru yang bersifat imunosupresif adalah FK 506

(Tacrolimus) danSDZ ASM 981. Tacrolimus bekerja dengan

menghambat proliferasi sel T melalui penurunan sekresi

sitokin seperti IL-2 dan IL-4 tanpa merubah responnya

terhadap sitokin eksogen lain. Hal ini akan mengurangi

peradangan kulit dengan tidak menimbulkan atrofi kulit dan

efek samping sistemik.

b. Pengobatan sistemik

Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan

atau edema, juga pada kasus-kasus sedang dan berat pada

keadaan akut atau kronik. Jenis-jenisnya adalah :

1) Antihistamin (obat alergi)

Maksud pemberian antihistamin adalah untuk memperoleh

efek sedatifnya. Ada yang berpendapat pada stadium


17

permulaan tidak terdapat pelepasan histamin. Tapi ada juga

yang berpendapat dengan adanya reaksi antigen antobodi

terdapat pembebasan histamin, serotonin, SRS-A, bradikinin

dan asetilkolin.

2) Kortikosteroid (mengandung hormon)

Diberikan pada kasus yang sedang atau berat, secara peroral,

intramuskular atau intravena. Pilihan terbaik adalah prednison

dan prednisolon. Steroid lain lebih mahal dan memiliki

kekurangan karena berdaya kerja lama. Bila diberikan dalam

waktu singkat maka efek sampingnya akan minimal. Perlu

perhatian khusus pada penderita ulkus peptikum, diabetes dan

hipertensi. Efek sampingnya terutama pertambahan berat

badan, gangguan gastrointestinal dan perubahan dari insomnia

hingga depresi. Kortikosteroid bekerja dengan menghambat

proliferasi limfosit, mengurangi molekul CD1 dan HLA- DR

padasel Langerhans, menghambat pelepasan IL-2 dari limfosit

T dan menghambat sekresi IL-1, TNF-a dan MCAF.

3) Siklosporin (menghambat ekspresi )

Mekanisme kerja siklosporin adalah menghambat fungsi sel

T penolong dan menghambat produksi sitokin terutama IL-2,

INF-r, IL-1 dan IL-8. Mengurangi aktivitas sel T, monosit,

makrofag dan keratinosit serta menghambat ekspresi ICAM-1.


18

4) Pentoksifilin (menghambat peradangan)

Bekerja dengan menghambat pembentukan TNF-a, IL-2R

dan ekspresi ICAM-1 pada keratinosit dan sel Langerhans.

Merupakan derivat teobromin yang memiliki efek

menghambat peradangan.

(Hadi Purwanto, 2016)

B. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada Anak dengan

Dermatitis menurut standar Diagnosa Keperawatan ( SDKI ) 2017 adalah

sebagai berikut:

1. Gangguan integritas kulit

a. Definisi

Kerusakan kulit (dermis / epidermis) atau jaringan (membran mukosa,

kornea, fasia, otot, tendon, tulang kartilago, kapsul sendi atau

ligamen).

b. Kriteria masalah

1) kerusakan jaringan atau lapisan kulit

2) nyeri

3) perdarahan

4) kemerahan

5) hematoma

c. Faktor yang berhubungan

1) Perubahan sirkulasi
19

2) Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)

3) Kekurangan atau kelebihan volume cairan

4) Penurunan mobilitas

5) Bahan kimia iritatif

6) Suhu lingkungan yang ekstrim

7) Kelembaban

2. Resiko infeksi

a. Definisi

Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik

b. Kriteria masalah

c. Faktor yang berhubungan

1) Penyakit kronis (mis. Diabetes militus)

2) Evek prosedur invasiv

3) Malnutrisi

4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan

5) Ketidakkuatan pertahanan tubuh primer

6) Ketidakkuatan pertahanan tubuh sekunder

3. Nyeri akut

a. Definisiensi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktuak atau fungsional dengan onset mendadak


20

atau lambat dan berintersitas ringan hingga berat berlangsung kurang

lebih tiga bulan

b. Kriteria masalah

1) Tampak meringis

2) Bersikap protektif misalnya waspada, posisi menghindari nyeri

3) Gelisah

4) Frekuensi nadi meningkat

5) Sulit tidur

6) Tekanan darah meningkat

7) Pola napas berubah

8) Nafsu makan berubah

9) Menarik diri

10) Berfokus pada diri sendiri

c. Faktor yang berhubungan

1) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)

2) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar,bahan kimia iritan)

4. Gangguan citra tubuh

a. Definisi

Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik

individu

b. Kriteria masalah

1) Mengungkapkan kecacatan atau kehilangan bagian tubuh

2) Mengungkapkan perubahan gaya hidup


21

3) Kehilangan bagian tubuh

4) Fungsi struktur tubuh berubah

5) Mengembunyikan atau menunjukan bagian tubuh secara

berlebihan

6) Menghindari melihat atau menyentuh bagian tubuh

7) Fokus berlebihan pada bagian tubuh

8) Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh

9) Hubungan sosial berubah

c. Faktor yang berhubungan

1) Perubahan struktur atau bentuk tubuh (mis. jerawat)

2) Perubahan fungsi tubuh (mis. proses penyakit)

3) Gangguan psikososial

5. Gangguan pola tidur

a. Definisi

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal

b. Kriteria masalah

1) Mengeluh sulit tidur

2) Mengeluh sering terjaga

3) Mengeluh pola tidur berubah

4) Mengeluh istirahat tidak cukup

5) Mengeluh kemampuan beraktifitas menurun


22

c. Faktor yang berhubungan

1) Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan, suhu

lingkungan, pencahayaan, kebisingan)

2) Kurang kontrol tidur

C. Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses Keperawatan kem

udian dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar dari pasien untuk info

rmasi yang diharapkan dari pasien (Iqbal 2011).

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Identitas meliputi identitas pasien dan penanggung jawab

berisikan tentang nama, umur, alamat, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan.

2) Keluhan utama

Biasanya pasien mengeluh gatal-gatal

3) Riwayat kesehatan

1. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan pasien yang dirasakan saat ini, gatal-gatal pada kulit

ruam pada kulit, bintik merah yang berisi cairan dan adanya

infeksi.

2. Riwayat penyakit dahulu


Keluhan pasien terhadap penyakit sebelumnya seperti

pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau

penyakit kulit lainya.


23

3. Riwayat penyakit keluarga

Catatan informasi kesehatan keluarga pasien

4. Riwayat psikososial

Keluhan pasien seperti merasakan kecemasan yang

berlebihan

5. Riwayat pemakaian obat

Pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada

kulit, atau pasien pernah mengalami elergi terhadap sesuatu

obat.

4) Pola fungsional menurut Gordon 1982 dalam (Hadi Purwanto,

2016)

a) Pola pemeliharaan kesehatan

Anak dengan masalah dermatitis biasanya pemeliharaan

kesehatan dari orang tua kurang misalnya pada personal

higien.

b) Pola nutrisi dan metabolisme

Pada anak dengan dermatitis biasanya alergi terhadap

makanan seperti : Mie, telur, Ikan asin.

c) Pola aktivitas/olahraga

Olahraga atau aktifitas dapat meningkatkan produksi

keringat apabila tidak segera di bersihkan akan

menimbulkan ruam pada kulit dan beruntusan yang


24

merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya masalah

dermatitis pada anak.

d) Pola istirahat/tidur

Pada anak dengan masalah dermatitis biasanya terjadi

gangguan pola tidur karena rasa gatal yang membuat tidak

nyaman saat tidur.

5) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

Kesadaran composmentis (sadar penuh)

b) Kulit

Gatal-gatal, adanya papula (bintik merah), makula ( bintik

tampak besar), vasikula (bintikan besar beriri cairan),

postula ( cairan menjadi nanah), krusta (kulit kering)

c) Kepala

Terdapat benjolan seperti bisul

b. Tabulasi Data

Anak dengan masalah dermatitis biasanya pemeliharaan

kesehatan dari orang tua kurang misalnya pada personal higien.

Pada anak dengan dermatitis biasanya alergi terhadap makanan

seperti : Mie, telur, Ikan asin. Olahraga atau aktifitas dapat

meningkatkan produksi keringat apabila tidak segera di

bersihkan akan menimbulkan ruam pada kulit dan beruntusan

yang merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya masalah


25

dermatitis pada anak. Pada anak dengan masalah dermatitis

biasanya terjadi gangguan pola tidur karena rasa gatal yang

membuat tidak nyaman saat tidur. Gatal-gatal, adanya papula

(bintik merah), makula ( bintik tampak besar), vasikula (bintikan

besar beriri cairan), postula (cairan menjadi nanah), krusta (kulit

kering). Terdapat benjolan seperti bisul.

c. Klasifikasi data

Ds : gatal- gatal, mengeluh nyeri pada kulit yang iritasi

Do : adanya papula (bintik merah), makula ( bintik tampak

besar), vasikula (bintikan besar beriri cairan), postula (cairan

menjadi nanah), krusta (kulit kering). Terdapat benjolan seperti

bisul.

d. Analisa Data

2.1 Analisa Data


No Sygn/simptom Etiologi Problem
1 Ds : gatal-gatal perubahan Gangguan
Do:kerusakan status nutrisi integritas
jaringan atau lapisan (kelebihan atau kulit
kulit, nyeri, kekurangan),
kemerahan. adanya bahan kimia
papula (bintik merah), iritatif, suhu
makula (bintik tampak lingkungan
besar), vasikula yang ekstrim
(bintikan besar beriri
cairan), postula
(cairan menjadi
nanah), krusta (kulit
kering). Terdapat
benjolan seperti bisul.
2 Ds : - Malnutrisi, Resiko
Do: - peningkatan infeksi
paparan
organisme
26

patogen
lingkungan.
3 DS: mengeluh nyeri Agen Nyeri akut
DO: tampak meringis, pencedera
frekuensi nadi fisiologis (mis.
meningkat, pola napas inflamasi),
berubah agen
pencedera
kimiawi (mis.
Bahan kimia
iritan)
4 DS: tidak mau perubahan Gangguan
mengungkapkan struktur atau citra tubuh
kecacatan bentuk tubuh
DO: menghindari (mis. jerawat)
melihat atau
menyentuh bagian
tubuh
5 DS: mengeluh sulit hambatan Gangguan
tidur, mengeluh tidak lingkungan pola tidur
puas tidur (mis.suhu
DO: - lingkungan)

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, pad

at dan pasti tentang status masalah kesehatan Pasien yang dapat diat

asi dengan tindakan Keperawatan. Dengan demikian, diagnosis kepera

watan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehata

n, baik yang nyata ( aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial) (

Iqbal 2011).

Masalah Keperawatan yang dapat ditemukan pada Anak dengan

Dermatitis menurut standar Diagnosa Keperawatan (SDKI) 2017

adalah sebagai berikut:


27

a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status

nutrisi (kelebihan atau kekurangan), bahan kimia iritatif, suhu

lingkungan yang ekstrim

DS: gatal-gatal

DO: kerusakan jaringan atau lapisan kulit, nyeri, kemerahan.

b. Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi, peningkatan

paparan organisme patogen lingkungan.

c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.

inflamasi), agen pencedera kimiawi (mis. Bahan kimia iritan)

DS: mengeluh nyeri

DO: tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, pola napas

berubah

d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur

atau bentuk tubuh (mis. jerawat)

DS: tidak mau mengungkapkan kecacatan

DO: menghindari melihat atau menyentuh bagian tubuh

e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan

(mis. suhu lingkungan) yang ditandai dengan

DS: mengeluh sulit tidur, mengeluh tidak puas tidur

DO: -

3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan

oleh Perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis u

ntuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan.


28

Menurut Standar Intervensi Keperawatan (SLKI) 2018 perencanaa

n Dermatitis adalah sebagai berikut:

a. Gangguan integritas kulit berhaubungan dengan perubahan status

nutrisi (kelebihan atau kekurangan), bahan kimia iritatif, suhu

lingkungan yang ekstrim

DS: -

DO: kerusakan jaringan atau lapisan kulit, nyeri, kemerahan.

Tujuan dan kreteria hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah

Gangguan integritas kulit dapat teratasi dengan kreteria hasil:

Kerusakan jaringan kulit menurun, kerusakan lapisan kulit

menurun, nyeri menurun, kemerahan menurun.

Intervensi:

1) Antisipasi dan gunakan tindakan pencegahan pada pasien

yang memiliki resiko tinggi infeksi, seperti seseorang yang

kurus, kegemukan lansia, atau kelemahan

Rasional: ulkus dekubitus seringkali sulit untu disembuhkan,

dan pencegahanya adalah pengobatan yang terbaik

2) Kaji status nutrisi Pasien


Rasional: keseimbangan nitrogen positif dan peningkatan

status nutrisi

3) Ubah posisi dan sering ditempat tidur dan di kursih

Rasional: meningkatkan sirkulasi, tonus otot, dan gerakan

tulang sendi
29

4) Gunakan jadwal rotasi dalam membalikan pasien

Rasional: mencegah gerakan yang menimbulkan

pengelupasan dan robekan yang dapat merusak jaringan

rapuh

5) Mesase penonjolan tulang yang lembut menggunakan krim

atau losion.

Rasional: meningkatkan sirkulasi kejaringan dan mengurangi

adema

6) Pertahankan agar seprei dan selimut tetap kering

Rasional: menghindari friksi/abrasi kulit

7) Gunakan pelindung lutut/siku, bantalan busa/air atau jel

Rasional: mengurangi resiko abrasi kulit dan menurunkan

tekanan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan seluler.

8) Berikan keamanan selama ambulasi(upayah untuk melakukan

latihan jalan dan berpindah tempat)

Rasional: hilangnya kontrol otot, dan menurunya kemampuan

dapat berakibat pada keseimbangan

9) Periksa kaki dan kuku secara rutin dan sediakan perawatan

kuku dan kaki sesuai petunjuk

Rasional: pasien yang cepat tidur biasanya mengalami

penurunan kemampuan.
30

10) Pertahankan agar kuku tetap terpotong pendek dan bersih

Rasional: kuku yang bergigi dan kasar dapat menyebabkan

kerusakan jaringan.

11) Gunakan krim pelembab, krim pelembut pada kaki

Rasional: mencegah keretakan kulit

12) Periksa adakah keretakan pada tumit

Rasional: mencegah penyebaran infeksi

13) Gosok kaki dengan minyak kemiri atau menggunakan krim

yang mengandung mentol dan menganjurkan pasien untuk

menggunakan stoking yang terbuat dari katun.

b. Resiko Infeksi berhubungan dengan malnutrisi, peningkatan

paparan organisme patogen lingkungan.

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah

keperawatan Resiko Infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil:

kebersihan tangan meningkat, kebersihan badan meningkat,

nafsu makan meningkat, demam menurun.

Intervensi:

1) Kaji integritas dan kerakter kulit

Rasional: mempertahankan integritas kulit membutuhkan

kebersihan.
31

2) Gunakan tindakan pencegahan terhadap darah

Rasional: lindungi pemberian perawatan yang disebabkan

oleh virus atau penyakit

3) Pantau tanda-tanda vital, kaji tingkat kesadaran

Rasional: tanda-tanda abnormal termasuk demam dapat

menjadi indikasi munculnya infeksi

c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.

inflamasi), agen pencedera kimiawi (mis. Bahan kimia iritan)

DS: mengeluh nyeri

DO: tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, pola napas

berubah

Tujuan dan kreteria hasil

Setelah dilakukan tindakan Keperawatan diharapkan

masalah nyeri akut dapat teratasi dengan kreteria hasil:

Kemampuan meningkatkan aktifitas meningkat, keluhan

nyeri menurun, meringis menurun, kesulitan tidur menurun.

Intervensi:

1) Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri frekuensi, durasi

Rasional: informasi memberikan data dasar untuk

mengevaluasi kebutuhan

2) Evaluasi/sadari terapi tertentu mis. Pembedahan, kemoterapi

Rasional: ketidaknyamanan rentang luas adalah umum mis.

(nyeri insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah)


32

3) Berikan tindakan kenyamanan dasar (mis. Reposisi, gosokan

punggung) dan aktifitas hiburan (mis. Musik, televisi)

Rasional: meningkatkanrelaksasi dan membantu memfokuskan

kembali perhatian.

4) Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol. Nilai atauran pengobatan

bila perlu

Rasional: kontrol nyeri mkasimum dengan pengaruh minimun

pada AKS.

5) Krembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan

dokter

Rasional: rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan

untuk mengontrol nyeri.

6) Berikan analgesik sesuai indikasi

Rasioanl: saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian

dosis dan pemberian akan di perlukan

7) Berikan/instriksi penggunaan PCA yang tepat

Rasional: mencegah fluktuasi pada intensitas nyeri

8) Siapkan/bantu dalam prosedur

Rasional: mungkin di gunakan dalam nyeri berat yang tidak

berespon pada tindakan lain

d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur

atau bentuk tubuh (mis. jerawat)


33

DS: tidak mau mengungkapkan kecacatan

DO: menghindari melihat atau menyentuh bagian tubuh

Tujuan dan kreteria hasil

Setelah dilakukan tindakan Keperawatan diharapkan

masalah gangguan citra tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil:

Melihat bagian tubuh meningkat, menyentuh bagian tubuh

meningkat, menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun.

Intervensi

1) Dorong pengungkapan mengenai maslah tentang proses

penyakit, harapan masa depan.

Rasional: berikan kesempataan untuk mengidentifikasi rasa

takut dan mengahadapinya secara langsung

2) Diskusikan arti dari kehilangan pada orang terdekat

Rasional: mengidentifikasi bagiamana penyakit mempengaruhi

presepsi diri

3) Diskusikan presepsi pasien mengenai bagaaimana orang

terdekat menerima keterbatasannya

Rasional: isarat verbal/non verbal orang terdekat dapat

mempengaruhui bagiamana pasien memandang dirinya sendiri.

4) Akaui dan terima perasaan berduka, bermusuahan,

ketergantungan.

Rasioanl: nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah,

bermusuhan umum terjadi


34

5) Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau

terlalu memperhatiakn tubuh/perubahan

Rasional: dapat menunjukan emosional ataupun metode

dukungan psikologis

6) Mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping

Rasional: membantu pasien untuk mempertahaankan kontrol

diri, dan dapaat meningkatkan persaan diri

7) Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan

mrmbuat judul aktivitas

Rasional: meningkatkan perasaan harga diri.

8) Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperluakan

Rasional: mempertahankan penampilan yang dapaat

meningkatkan harga diri

9) Berikan bantuan positif bila perlu

Rasional: memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap

dirinya sendiri

10) Rujuk pada konseling psikiatri

Rasional: passien mungkin membutuhkan dukungan selama

berada di proses ketidakmampuan

11) Berikan obat obtan sesuai petunjuk dan obat obatan

peningkatan alam perasaan


35

Rasional: mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi

hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang

lebih efektif

e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan

(mis. suhu lingkungan) yang ditandai dengan

DS: mengeluh sulit tidur, mengeluh tidak puas tidur

DO: -

Tujuan dan kreteria hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah

gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kreteria hasil:

Keluhan sulit tidur menurun, keluhan sering terjaga menurun,

keluhan tidak puas tidur meningkat, keluhan pola tidur berubah

menurun, keluhan istirahat tidak cukup menurun.

Intervensi :

1) Tetapkan siklus tidur di mana pasien tidur di malam hari dan

di siang hari

Rasional: istrahat adekuat dan tidur dapat meningkatkan

status emosional

2) Restorasi pola umum adalah prioritas pada pemakai stimulan

yang kurang tidur

Rasional: peningkatan eksternal dan meningkatkan rileksasi

di prioritaskan pada waktu tidur


36

3) Sediakan kesempatan untuk menghirup uadar segar, latiahan

ringan.

Rasional: menin gkatkan rasa mngantuk/ keinginan untuk

tidur

4) Tentikan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi

Rasional: mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi

yang tepat

5) Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik

pribadi

Rasioanal: meningkatkan kenyamanan tidur

6) Buat rutinitas tidur baru yang di masukan dalam pola lama

dan lingkunagn baru

Rasional: bila rutinitas baru mengandung aspek sebnayak

kebiasaan lama, stres ansietas yang berhubungan dapat

berkurang.

7) Cocokan dengan teman sekamar yang mempunyai pola tidur

serupa dan kebutuhan malam hari

Rasional: menurunkan kemungkinan bahawa teman sekamar

yang dapat menunda pasien untuk terlelap atau menyebabkan

terbangun

8) Dorong bebrapa aktivitas fisik ringan selama beberapa hari

Rasional: aktivitas siang hari dapat membantu pasien

menggunakan energi dan siap untuk tidur di malam hari


37

9) Instruksikan tindakan rileksaasi

Rasional: membantu menginduksi tidur

10) Kurangi kebisingan dan lampu

Rasional: memberikan situasi kondusif untuk tidur

11) Dorong posisi nyaman, bantu dalam mengubah posisi

Rasional: pengubahan posisi mengubah area tekanan dan

meningkatkan istirahat

4. Implementasi keperawatan

Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya menetapkan tin

dakan yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkur

angnya atau hilangnya masalah pada pasien. Dalam implementasi kepe

rawatan tindakan harus cukup mendetail dan jelas supaya semua tenag

a keperawatan dapat menjalaninya dengan baik dalam waktu yang tela

h ditentukan.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses kepera

watan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubaha

n diri pasien dan menilai sejauh mana masalah pasien dapat teratasi.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Studi Kasus

Jenis penelitian yang digunakan dalam kasus ini adalah Deskripstif dalam

bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan Anak

dengan masalah Dermatitis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Asuhan Keperawatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Im

plemtasi dan Evaluasi.

B. Subyek Studi kasus

Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang Anak dengan masalah

Dermatitis di Jalan Penjaitan dengan kriteria:

1. Bersedia untuk menjadi responden

2. Ruam pada kulit, gatal-gatal, bintik-bintik berisi cairan

3. Skala nyeri sedang

C. Batasan Istilah ( Defenisi Operasional)

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berkaitan d

engan judul kasus. Asuhan Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian

kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada Anak de

ngan berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutu

han Dasar Manusia (KDM), dengan menggunakan metodologi proses kepera

watan dan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi kode etik dan eti

ka keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawata

n.

38
39

Dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan

lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan

mengeluarkan cairan. Istilah eksim juga digunakan untuk sekelompok

kondisi yang menyebabkan perubahan pola pada kulit dan menimbulkan

perubahan spesifik di bagian permukaan. Istilah ini diambil dari Bahasa

Yunani yang berarti mendidih atau mengalir keluar.

Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai

respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen,

menimbulkan kelainan klinis berubah efloresensi polimorfik (eritema,

edema, papul, vesikel, skuama dan keluhan gatal). (Hadi purwanto, 2016)

D. Lokasi dan waktu Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan di rumah Anak dengan lokasi yang beralamat di

wilayah kerja Puskesmas Onekore, Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende

tengah, Kabupaten Ende. Waktu dilakukan studi kasus ini yaitu selama 3

Hari.

E. Metoda/Prosedur Studi Kasus

Tahap awal prosedur penulisan diawali dengan penyusunan proposal.

Setelah proposal di ACC oleh pembimbing selanjutnya dilakukan ujian prop

osal. Selanjutnya mengajukan surat permohonan izin di Puskesmas Onekore

dan izin pada subyek studi kasus, Setelah itu dilanjutkan dengan studi kasus

yang diawali dengan pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan p

emeriksaan fisik pada Anak. Selanjutnya data di analisis untuk merumuskan


40

Diagnosa Keperawatan, menyusun perencanaan dan melakukan implemntasi

hingga evaluasi. Tahap selanjunya yaitu dilakukan ujian KTI.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini yaitu:

1. Wawancara

Hasil wawancara berisi tentang identitas Anak, keluhan utama, riwayat p

enyakit sekarang, dahulu, keluarga, pola kebiasaan dan lain-lain. Sumber

data dari Anak dan keluarga.

2. Observasi/pengamatan

Metode pengamatan terlibat adalah observasi partisipasi. Pengamat bena

r-benar mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan deng

an kata lain pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas yang telah d

iselidiki misalnya memberikan tindakan keperawatan yang dibutuhkan ol

eh Anak dengan masalah Dermatitis.

3. Pemeriksaan fisik

Dengan pendekatan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi ( IPPA) dan pe

meriksaan TTV.

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan bentuk ruam pada kulit,

bintik merah yang berisi cairan, merah pada kulit di hari pertama dan ter

akhir penelitian.
41

G. Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrumen pengumpulan data menggunakan format pengkajian Asuh

an Keperawatan Anak dengan kasus Dermatitis.

H. Keabsahan Data

Keabsahan yang dilakukan dengan pengambilan data primer dan seku

nder. Data primer yakni sumber data penelitian yang diperoleh secara langsun

g dari sumber aslinya berupa wawancara dari individu (Anak) maupun hasil o

bservasi dari suatu objek dan kejadian. Data sekunder berisi sumber data pen

elitian melalui perantara atau secara tidak langsung seperti data dari keluarga.

I. Analisa Data

Analisis data dilakukan sejak awal melakukan studi kasus di lapangan,

sewaktu pengumpulan data hingga data-data yang diperlukan terkumpul. Anal

isis data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, kemudian dibandingka

n dengan teori yang telah didapatkan dan selanjutnya dalam bentuk pembahas

an. Teknik analisis yang digunakan adalah menarasikan jawaban-jawaban dar

i studi kasus yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara yang dilakukan

secara mendalam untuk menjawab semua pertanyaan dari rumusan masalah st

udi kasus.

BAB IV
42

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Onekore adalah organisasi yang memiliki tenaga medis

profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

menyelenggarakan pelayanan kesehatan asuhan yang berkesinambungan,

diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien dengan

fungsi utama, menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan

yang berfungsi penyembuhan dan pemulihan.

Puskesmas Onekore merupakan Puskesmas yang terletak di jalan

Udayana, kelurahan Onekore, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas

pelayanan kesehatan guna untuk pelayanan di masyarakat. Puskesmas

Onekore memiliki beberapa unit pelayanan yang terdiri dari loket, ruang

poli umum, ruang tindakan/unit gawat darurat (UGD), ruang MTBS, poli

Kesehatan Ibu Anak (KIA), ruang Nifas, ruang VK, ruang KB, poli Gigi,

Laboratorium, Apotik, ruang Tata Usaha, ruang Kepala Puskesmas,

ruang Promkes, poli TB, ruang Gizi, ruang Kesehatan Lingkungan, ruang

Pengendalian Penyakit penyerta (P2P), poli Remaja, gudang dan toilet.

Puskesmas Onekore juga dilengkapi dengan: 1 tempat tidur ANC, 2

tempat tidur persalinan dan 2 tempat tidur nifas. Puskesmas Onekore

memiliki tenaga kesehatan yang berjumlah 62 orang terdiri dari 1 Kepala


43

Puskesmas, 4 tenaga Kesehatan Lingkungan, 2 tenaga Gizi, 3 tenaga

Analis, 3 Perawat Gigi, 1 tenaga Farmasi, 2 rekan Medik, 1 tenaga

Admin, 19 Perawat, 1 tenaga Elektronik Medik, 23 Bidan dan 1 orang

Sopir.

2. Gambaran subyek studi kasus

Subyek pada studi kasus Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah Anak

C dengan umur 1 tahun 2 bulan, beragama Islam, jenis kelamin laki-laki

yang beralamat di Jalan Penjaitan, Rt 002, Rw 006, Kelurahan Paupire,

Kecamatan Ende tengah. Anak C tinggal bersama orang tua kandungnya

yakni Tn.B yang merupakan Ayah kandung dari Anak C, umur: 30

Tahun, Agama: Islam, Pendidikan: SMA, pekerjaan: wiraswasta, dan Ibu

Ny.C, umur: 28 tahun, Agama: Islam, pendidikan: SMA, pekerjaan: IRT.

Anak C memiliki seorang kakak yang bernama Anak A jenis kelamin

laki-laki yang berusia 8 tahun dan sekarang bersekolah di SDK Paupire

kelas 2 SD. Jumblah keluarga Anak C 6 orang termasuk Anak C. Anak C

saat ini menderita penyakit Dermatitis yang sudah berobat di Puskesmas

Onekore pada tanggal 05 juli, dan mendapatkan terapi Salep Bufacetine

dan Hydrocortisone.

3. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

pengumpulan data dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 juni 2021,

metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,

observasi, dan pemeriksaan fisik.


44

1) Pengumpulan data

Ibu klien mengatakan Anak C sering mengalami gatal-gatal

pada daerah kaki, tangan dan kepala. Riwayat Kesehatan,

Riwayat kesehatan Sekarang: Ibu klien mengatakan awal

mulanya muncul bintik-bintik pada kaki, tangan dan kepala.

Klien sering menggaruk pada daerah yang gatal, sehingga pecah

dan merambat keanggota tubuh lain menimbulkan ruam dan

merah pada kulit. Gatal-gatal sering muncul pada malam hari.

Pasien tampak kotor dan sering bermain di bawah lantai yang

kotor. Riwayat Kesehatan Masa Lalu: Ibu klien mengatakan klien

hanya sakit batuk pilek biasa saja. Riwayat Kesehatan Keluarga:

Ibu klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita

penyakit berbahaya dan menular.

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan: Ibu klien

mengatakan Anak C tidak pernah mengalami sakit yang

berkepanjangan tetapi hanya mengalami sakit biasa seperti batuk

pilek, Anak C berumur 1 tahun 2 bulan dan berat badan 10 kg.

Ibu klien mengatakan Anak C sudah mampu mengoceh seperti

(Baba, Mama, Tata). Berat badan sesuai usia Anak Normal.

Masa prenatal: Ibu mengatakan saat hamil ibu selalu

memeriksa ke puskesmas, rajin mengkonsumsi makanan 4 sehat

dan 5 sempurna, saat hamil ibu selalu dirawat di Rumah Sakit

karena Mual dan Muntah. Masa natal: Ibu mengatakan ibu


45

melahirkan di Puskesmas Onekore dan dibantu sama Bidan, Ibu

mengatakan saat lahir berat badan anak 3,45 kilo gram. Masa

post natal: Ibu mengatakan ibu menyusui anak dari bayi 0 bulan

sampai dengan 6 bulan dan dibantu dengan susu formula hingga

sekarang.

Riwayat imunisasi: Ibu klien mengatakan Anak C imunisasi

Lengkap yakni Hb 0, BCG, Polio, dan DPT. Imunisasi yang

belum dilakukan yakni campak, karena pada saat itu Anak C

mengalami gatal-gatal dan panas.

Riwayat nutrisi Anak C saat ini, Ibu pasien mengatakan Ibu

pasien memberikan ASI setiap anak membutuhkan dan diselingi

makanan tambahan, seperti biskuit, nasi, dan sayur marongge.

Adapun pemeriksaan perpola yaitu, Pola pemeliharaan

kesehatan: Ibu klien mengtakan jika anak sakit langsung diantar

ke puskesmas. Ibu tidak tahu tentang penyakit dermatitis dan

personal hygiene yang harus diberikan pada anak. Ibu klien

tampak tidak tahu pada saat ditanyakan oleh perawat. Pola

nutrisi: ibu klien mengatakan anak masih minum ASI diselingi

makanan pendamping ASI seperti bubur dan sayur marungge.

Nafsu makan pasien baik, tidak ada makanan pantangan. Pola

tidur: Ibu klien mengatakan klien sering terbangun pada malam

hari karena merasa gatal-gatal. Pola aktivitas: Ibu klien

mengatakan Anak C aktif dan ceria.


46

Hasil pengkajian fisik, Keadaan umum: Papula, gatal,

merah, ruam pada kulit. Kesadaran: Compos mentis. Tanda vital

S : 36,2 C, N: 80 x/m. RR: 30 x/m. Kepala: rambut tampak

hitam, bersih, terdapat papula, tidak ada nyeri tekan. Muka:

bentuk wajah oval, wajah tampak bersih. Mata: tidak ada edema

pada area mata, sclera tidak icterus, konjungtiva tidak anemis,

posisi mata simetris, bulu mata tebal, penglihatan tidak kabur.

Hidung: bentuk hidung simetris, tampak kotor pada daerah

lubang hidung, secret cair, merah pada lubang hidung. Telinga:

ukuran atau bentuk telinga simetris, lubang telinga bersih, tidak

ada pemakaian alat bantu. Mulut: gigi 4 , lidah kotor, bibir

lembab, mulut tidak berbau, anak mampu mengucapkan satu

dua kata seperti (baba, mama dan tata). Leher: tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening. Pernafasan: Dada simetris,

frekuensi 30 x/m, irama teratur, tidak ada bunyi napas

tambahan, tidak batuk, retraksi dinding dada sama. Persyarafan:

Kebiasaan tidur malam Anak dari jam 19.30, bangun jam 05.00,

jarang tidur siang, kebiasaan sebelum tidur yaitu ibunya

menyanyi dan memberikan dot. Cardiovasuler: Tidak ada nyeri

dada, CRT < 3 detik, tidak ada sianosis, irama jantung teratur.

Pencernaan: Peristaltik usus 25 x/m, konsistensi lembek, turgor

kulit elastis. Muskuloskeletal: Tidak ada edema, turgor kulit

elastis, kulit tidak bersih. Endokrin: Tidak adanya pembesaran


47

kelenjar tiroid, tidak adapembesaran tongsil pada daerah bawah

dagu. Therapi: Terapi yang digunakan yaitu obat-obatan seperti

salep bufacetine digunaan untu berbagai macam infeksi oleh

bakteri, penggunaan dengan cara mengoles (topikal), dan salep

hydrocortisone digunakan untuk meredakan peradangan,

mengurangi reaksi sistem kekebalan tubuh, digunakan dengan

cara mengoles (topikal).

2) Tabulasi data

Ibu klien mengatakan gatal-gatal pada daerah kaki, tangan

dan kepala. Awal mulanya muncul bintik-bintik pada kaki,

tangan dan kepala. Klien sering menggaruk pada daerah yang

gatal, sehingga pecah dan merambat keanggota tubuh lain.

Tampak ada kemerahan dan ruam pada kulit. Gatal-gatal sering

muncul pada malam hari. Ibu klien mengtakan jika anak sakit

langsung antar ke puskesmas. Ibu tidak tahu tentang penyakit

dermatitis dan personal hygiene yang harus diberikan pada anak

Ibu klien tampak tidak tahu pada saat ditanyakan oleh perawat.

Ibu klien mengatakan klien sering terbangun pada malam hari

karena merasa gatal-gatal. Pasien tampak kotor dan sering

bermain di bawah lantai yang kotor, tampak kotor pada daerah

lubang hidung, secret cair, merah pada lubang hidung.


48

3) Klasifikasi data

Data Subjektif: Ibu klien mengatakan gatal-gatal pada daerah

kaki, tangan dan kepala. Awal mulanya muncul bintik-bintik

pada kaki, tangan dan kepala. Klien sering menggaruk pada

daerah yang gatal, sehingga pecah dan merambat keanggota

tubuh lain. Ibu klien mengtakan jika anak sakit langsung antar ke

puskesmas. Ibu tidak tahu tentang penyakit dermatitis dan

personal hygiene yang harus diberikan pada anak. Ibu klien

mengatakan klien sering terbangun pada malam hari karena

merasa gatal-gatal.

Data Objektif: Tampak ada kemerahan dan ruam pada kulit.

Ibu klien tampak tidak tahu pada saat ditanyakan oleh perawat.

Pasien tampak kotor dan sering bermain di bawah lantai yang

kotor, tampak kotor pada daerah lubang hidung, secret cair,

merah pada lubang hidung.


49

4) Analisa Data

Tabel 4.1 Analisa Data


No Sign/symptom Etiologi Problem
1 Data Subjektif: Ibu Kurang terpapar Gangguan
klien mengatakan gatal- informasi Integritas
gatal pada daerah kaki, tentangupaya Kulit
tangan dan kepala. mempertahanan/
Awal mulanya muncul melindungi
bintik-bintik pada kaki, integritas kulit
tangan dan kepala.
Klien sering menggaruk
pada daerah yang gatal,
sehingga pecah dan
merambat keanggota
tubuh lain.
Data Objektif Tampak
ada kemerahan dan
ruam pada kulit.
2 Data Subjetif: Ibu klien Gatal-gatal Gangguan
mengatakan klien sering Pola Tidur
terbangun pada malam
hari karena merasa
gatal-gatal.
Data Objektif: -
3 Data Subjetif: Ibu tidak Kurang Terpapar Defisit
tahu tentang penyakit Informasi Pengetahuan
dermatitis dan personal
hygiene yang harus
diberikan pada anak.
Data Objetif: Ibu klien
tampak tidak tahu pada
saat ditanyakan oleh
perawat.
4 Data subjektif:- Penumpukan Pola napas
Data Objektif: tampak sekret tidak efektif
kotor pada daerah
lubang hidung, secret
cair, merah pada lubang
hidung
50

5) Prioritas masalah

1. Gangguan integritas kulit

2. Gangguan pola tidur

3. Defisit pengetahuan

4. Pola napas tidak evektif

b. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diatas mulai dari pengumpulan

data, tabulasi data, klasifikasi data, analisa data dan menentukan prioritas

masalah yang ditentukan dengan cara melihat masalah tersebut

mengancam nyawa, mengancam kesehatan dan mengancam tumbuh

kembang Anak.

1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Kurang terpapar

informasi tentangupaya mempertahanan/ melindungi integritas kulit

yang ditandai dengan:

Data Subjektif: Ibu klien mengatakan gatal-gatal pada daerah kaki,

tangan dan kepala. Awal mulanya muncul bintik-bintik pada kaki,

tangan dan kepala. Klien sering menggaruk pada daerah yang gatal,

sehingga pecah dan merambat keanggota tubuh lain.

Data Objektif: Tampak ada kemerahan dan ruam pada kulit.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal :

Data Subjetif: Ibu klien mengatakan klien sering terbangun pada

malam hari karena merasa gatal-gatal.

Data Objektif: -
51

3. Defisit pengetahuan kurang terpapar informasi

Data Subjetif: Ibu tidak tahu tentang penyakit dermatitis dan

personal hygiene yang harus diberikan pada anak.

Data Objektif: Ibu klien tampak tidak tahu pada saat ditanyakan

oleh perawat.

4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret

Data Subjektifr: -

Data Objektif : tampak kotor pada lubang hidung, seckret cair, merah

pada lubang hidung.
c. Intervensi keperawatan
Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan/kreteria hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi Pasien 1. keseimbangan nitrogen
berhaubungan dengan tindakan keperawatan positif dan peningkatan
Kurang terpapar informasi selama 3 kali status nutrisi
tentangupaya diharapkan masalah 2. Pertahankan agar seprei dan 2. menghindari
mempertahanan/ Gangguan integritas selimut tetap kering friksi/abrasi kulit
melindungi integritas kulit kulit dapat teratasi
yang ditandai dengan: dengan kreteria hasil: 3. Periksa kaki dan kuku secara 3. meningkatkan personal
Data Subjektif: Ibu klien Kerusakan jaringan rutin dan sediakan perawatan hygine
mengatakan gatal-gatal kulit kuku dan kaki sesuai petunjuk
pada daerah kaki, tangan menurun, kerusakan
dan kepala. Awal mulanya lapisan kulit menurun, 4. Pertahankan agar kuku tetap 4. kuku yang bergigi dan
muncul bintik-bintik pada nyeri menurun, terpotong pendek dan bersih kasar dapat
kaki, tangan dan kepala. kemerahan menurun. menyebabkan
Klien sering menggaruk kerusakan jaringan.
pada daerah yang gatal,
sehingga pecah dan 5. Gunakan krim pelembab, krim 5. mencegah keretakan
merambat keanggota tubuh pelembut pada kaki Baby Oil kulit.
lain.
Data Objektif Tampak ada 6. Gosok kaki dengan minyak 6. Mencegah kulit kering
kemerahan dan ruam pada kemiri atau menggunakan
kulit. krim yang mengandung
mentol dan menganjurkan
pasien untuk menggunakan
stoking yang terbuat dari

52
katun.
7. Tekankan pentingnya diet 7. nutrisi optimal
tinggi protein meningkatkan
regenerasi jaringan dan
penyembuhan umum
kesehatan
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Tetapkan siklus tidur di mana 1. istrahat adekuat dan tidur
berhubungan dengan gatal- tindakan keperawatan pasien tidur di malam hari dan dapat meningkatkan
gatal diharapkan masalah di siang hari status emosiona
gangguan pola tidur
Data Subjetif: Ibu klien
dapat teratasi dengan 2. Sediakan kesempatan untuk 2. meningkatkan rasa
mengatakan klien sering kreteria hasil: menghirup udara segar, mngantuk/ keinginan untuk
terbangun pada malam har Keluhan sulit tidur latihan ringan. tidur
i menurun, keluhan
karena merasa gatal-gatal. sering terjaga menurun, 3. Tentukan kebiasaan tidur 3. mengkaji perlunya dan
Data Objektif: - keluhan tidak puas biasanya dan perubahan yang mengidentifikasi intervensi
tidur meningkat, terjadi yang tepat
keluhan pola tidur
berubah menurun, 4. Berikan tempat tidur yang 4. meningkatkan
keluhan istirahat tidak nyaman dan beberapa milik kenyamanan tidur
cukup menurun. pribadi

5. Buat rutinitas tidur baru yang 5. bila rutinitas baru


di masukan dalam pola lama mengandung aspek
dan lingkunagn baru sebanyak kebiasaan lama,
stres ansietas yang
berhubungan dapat

53
berkurang.

6. Cocokan dengan teman 6. menurunkan


sekamar yang mempunyai kemungkinan bahawa
pola tidur serupa dan teman sekamar yang dapat
kebutuhan malam hari menunda pasien untuk
terlelap atau menyebabkan
7. Instruksikan tindakan terbangun
rileksaasi 7. membantu menginduksi
tidur
8. Kurangi kebisingan dan
lampu 8. memberikan situasi
kondusif untuk tidur
9. Dorong posisi nyaman, bantu
dalam mengubah posisi 9. pengubahan posisi
mengubah area tekanan dan
meningkatkan istirahat
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Diskusikan perawatan 1. gatal, lepuh, dan sensifitas
berhubungan dengan tindakan keperawatan 3 kulit contohnya luka yang sembuh dapat
kurang terpapar informasi kali diharapkan tingkat penggunaan salep diharapkan selama waktu
Data Subjetif: Ibu tidak pengetahuan meningkat lama
tahu tentang penyakit dengan kriteria hasil: p
dermatitis dan personal erilaku sesuai anjuran, 2. Kaji ulang perawatan 2. meningkatkan
hygiene yang harus kemampuanmenjelaska gatal-gatal kemampuan perawatan
diberikan pada anak. n pengetahuan tentang
Data Objektif: Ibu klien suatu to pik meningkat.
tampak tidak tahu pada 3. Identifikasi keterbatasan 3. kemungkinan pembatasan

54
saat ditanyakan oleh spesefik aktifitas sesuai lokasi cedera dan tahap
perawat individu penyembuhan

4. Kaji ulang pengobatan 4. pengulangan


termasuk tujuan dan efek memungkinkan
samping kesempatan untuk bertanya
dan meyakinkan
pemahaman yang akurat.
4. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan 1. observasi tanda-tanda vital 1. untuk mengetahui keadaan
berhubungan dengan tindakan umum pasien
penumpukan sekret keperawatan 3 kali
diharapkan masalah 2. anjurkan pemberian inhailer 2. membantu mengeluarkan
pola napas tidak efektif pada anak sekret
dapat teratasi dengan kr
iteria hasil: produksi 3. mempertahankan status
sputum menurun 3. anjurkan munum air hangat cairan dan membantu
mengencerkan dahag.

4. berikan humidifikasi 4. Memberikan kelembaban


tambahan, mis. nebulizer pada membran mukosa dan
membantu mengencerkan
sekret untuk memudahkan
pembersihan

55
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.3 implementasi dan evaluasi keperawatan
Hari/ tanggal No.DX Jam Implementasi Evaluasi
Senin, 21/06/2021 1 09:15 1. menganjurkan keluarga untuk menjaga S : ibu klien mengatakan
kebersihan seprei dan tempat tidur agar anak masih menggaruk.
tetap kering dan bersih. O: anak tampak
09:18 2. membantu keluarga untuk memakai menggaruk pada daerah
losion baby pada kulit anak yang telapak kaki
kering. A: masalah keperawatan
09:20 3. membantu keluarga untuk memotong gangguan integritas kulit
kuku anak. belum teratasi
09:28 4. menganjurkan keluarga untuk P: intervensi dilanjutkan
mempertahankan kuku anak tetap
pendek.
2 09:31 1. Menganjurkan keluarga untuk S: Ibu klien mengatakan
mempertahankan siklus tidur anak. anak sering terbangun
09:32 2. menganjurkan keluarga untuk pada malam hari karena
menyediakan tempat tidur anak yang gatal-gatal.
nyaman dan beberapa milik pribadi. O: -
09:34 3. menganjurkan keluarga untuk menjaga A: masalah gangguan
dan mengurangi kebisingan pada pola tidur belum teratasi
lingkungan. P : lanjutkan intervensi
09:36 4. menganjurkan keluarga untuk
memberikan posisi nyaman saat anak
tidur.

56
3 09:38 1. Memberikan contoh kepada ibu klien S: Ibu klien mengatakan
saat perawatan kulit seperti penggunaan mengira gatal-gatal pada
salep dan kompres hangat pada daerah anak hanya gatal-gatal
gatal-gatal. biasa.
09:43 2. mengkaji ulang pada ibu saat O: ibu klien
perawatan luka bekas garukan. mengangguk
09:45 3. menganjurkan keluarga untuk A: masalah gangguan
memberikan makanan yang tinggi defisit pengetahuan
protein pada anak. teratasi
09:47 4. Meberikan pendidikan kesehatan P: Intervensi dihentikan.
kepada orang tua anak jika tidak
ditangani dengan cepat maka anak akan
muncul permasalahan seperti tidur anak
terganggu.
09:57 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: ibu klien mengatan
4 10: 02 2. Meanganjurkan pemberian inhailer pada anak masih ada sekret
anak O: sekret cair, merah
10: 05 3. Menganjurkan munum air hangat pada lubang hidung
10: 08 4. Menganjurkan untuk memberikan A: masalah pola nafas
humidifikasi tambahan, mis. nebulizer tidak efektif belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Selasa, 22/06/2021 1 16:24 1. menganjurkan keluarga untuk menjaga S: ibu klien mengatakan
kebersihan seprei dan tempat tidur agar anak masih sering
tetap kering dan bersih. menggaruk
16: 26 2. menganjurkan keluarga untuk O: Anak masih
mempertahankan kuku anak tetap pendek.. menggaruk pada daerah

57
yang gatal
A : Masalah gangguan
integritas kulit belum
teratasi.
P): lanjutkan intervensi
2 16:29 1. menganjurkan keluarga untuk menjaga S: ibu klien mengatakan
dan mengurangi kebisingan pada sebelum tidur ibu
lingkungan. mebersihkan bagian kaki
16:32 2. Mendemonstrasikan membersihkan anak dan tangan yang gatal
(mandi menggunakan air hangat, dan mengoleskan salep
memakai salep pada kulit yang brutusan kulit.
dan mengganti pakian anak) O : anak tampak segar.
A : masalah sebagian
teratasi
P: lanjutkan intervensi.
4 16: 36 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: ibu klien mengatan
16: 39 2. Meanganjurkan pemberian inhailer pada anak masih ada sekret
anak O: sekret cair, merah
16:41 3. Menganjurkan munum air hangat pada lubang hidung
16: 44 4. Menganjurkan untuk memberikan A: masalah pola nafas
humidifikasi tambahan, mis. nebulizer tidak efektif belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan

58
59

Catatan perkembangan
Tabel 4.4 catatan perkembangan
Hari/tanggal No.DX Catatan perkembangan
Rabu 23/06/2021 1 S: ibu klien mengatakan anak masih
sesekali menggaruk.
O: Anak masih menggaruk pada
daerah yang gatal
A: Masalah gangguan integritas
kulit belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan oleh
keluarga
I: Pertahankan agar seprei dan
selimut tetap kering dan periksa
kaki dan kuku secara rutin dan
sediakan perawatan kuku dan kaki
sesuai petunjuk.
E: ibu klien mengatakan gatal pada
Anak C sedikit berkurang dan Anak
C sesekali tampak menggaruk
2 S: ibu klien mengatakan anak masih
sesekali terbangun karena gatal
O: anak tampak segar.
A: masalah belum teratasi
P: Itervensi dilanjutkan oleh
keluarga
I: berikan tempat tidur yang
nyaman dan beberapa milik pribadi,
kurangi kebisingan dan lampu.
E: ibu klien mengatakan An.C
masih sesekali terbangun pada
malam hari karena gatal.
4 S: ibu klien mengatan anak masih
ada sekret
O: sekret cair, merah pada lubang
hidung
A: masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan oleh
keluarga
I: Meanganjurkan pemberian
inhailer pada anak
E: ibu klien mengatan anak C masih
ada sekret
60

B. Pembahasan

Pelaksanaan asuhan keperawatan Anak pada Anak dengan

menggunakan pendekatan keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan

diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi.

Dalam pembahasan akan terlihat kesenjangan antara teori dan kasus nyata

yang ditemukan pada Anak C dengan diagnosa Dermatitis di Jalan Penjaitan,

wilayah kerja Puskesmas Onekore.

Pengkajian Keperawatan: Pada tinjauan pustaka ditemukan data pada

pasien dengan Dermatitis antara lain mengeluh gatal-gatal, ruam pada kulit,

papula, bintik merah yang berisi cairan dan infeksi. Pada saat pengkajian

kasus yang ditemukan pada pasien yaitu gatal-gatal, papula pada kepala, dan

ekstermitas atas dan bawah tampak merah dan ruam pada kulit, tampak kotor

pada lubang hidung, seckret cair, merah pada lubang hidung.

Menurut buku Standar Diagnosa Keperawatan (SDKI) (2017) Diagnosa

keperawatan yang ditemukan pada pasien Dermatitis adalah adalah Gangguan

integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi (kelebihan atau

kekurangan), bahan kimia iritatif, suhu lingkungan yang ekstrim, Resiko

infeksi berhubungan dengan malnutrisi, peningkatan paparan organisme

patogen lingkungan. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera

fisiologis (mis. inflamasi), agen pencedera kimiawi (mis. Bahan kimia iritan),

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur atau bentuk

tubuh (mis. jerawat), Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan

lingkungan (mis. suhu lingkungan). Pada kasus nyata ditemukan 4 diagnosa


61

keperawatan yaitu Gangguan integritas kulit berhaubungan dengan Kurang

terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/ melindungi integritas

kulit, gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal, pada kasus

terdapat dua tambahan diagnosa yaitu Defisit pengetahuan berhubungan

dengan kurang terpapar informasi dan pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan penumpukan sekret.

Menurut Brunnert and Sudart ( 2002) perencanaan keperawatan

adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan/

atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Perencanaan Keperawatan

dibuat berdasarkan kondisi klien. Pada tinjauan teori untuk diagnosa 1

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Kurang terpapar informasi

tentang upaya mempertahankan/ melindungi integritas kulit, terdapat 13

intervensi dan pada kasus terdapat 7 intervensi, pada diagnosa 2 gangguan

pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal, terdapat 11 intervensi dan pada

kasus terdapat 9 intervensi, pada perencanaan keperawatan muncul masalah

baru yaitu Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi dengan 4 intervensi dan pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan penumpukan sekret dengan 4 intervensi.

Menurut Dinarti (2017) mengatakan bahwa Implementasi

keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk

membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status

kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

Implementasi Keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah


62

disusun. Pelaksanaan keperawatan pada Anak C dapat dijalankan dengan baik

berkat kerja sama Orang tua dan Anak. Pada implementasi tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan kasus dimana kasus Dermatitis pada Anak C

semua rencana dapat dilaksanakan dengan baik.

Evaluasi Keperawatan dilakukan berdasarkan tujuan yang telah

ditetapkan selama tiga hari. Pada kasus Anak C dapat dievaluasi bahwa

diagnosa kerusakan integritas kulit belum teratasi, gangguan pola tidur belum

teratasi, defisit pengetahuan sudah teratasi dan pola nafas tidak efektif belum

teratasi. Sehingga diagnosa kerusakan integritas kulit, gangguan pola tidur

dan pola nafas tidak efektif ada beberapa intervensi yang harus dilanjutkan

dan dilakukan oleh keluarga.


63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan Anak pada An.C

dengan diagnosa medis Dermatitis di Puskesmas Onekore, penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian

Pengkajian yaitu untuk menentukan masalah keperawatan pada An.C

dilakukan secara komperhensif dan ditemukan data Ibu klien mengatakan

Anak C sering mengalami gatal-gatal pada daerah kaki, tangan dan kepala.

Kulit tampak papula, gatal, merah, ruam pada kuli yaitu masalah

keperawatan Gangguan integritas kulit. Gatal-gatal sering muncul pada

malam hari yaitu masalah keperawatan gangguan pola tidur. Tampak kotor

pada lubang hidung, sekret cair, merah pada lubang hidung yaitu masalah

keperawatan Pola napas tidak efektif.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada An.C adalah Gangguan

integritas kulit berhaubungan dengan Kurang terpapar, gangguan pola

tidur berhubungan dengan gatal-gatal, Defisit pengetahuan berhubungan

dengan kurang terpapar informasi dan pola nafas tidak efektif

berhubungan dengan penumpukan sekret.


64
65

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan pada An.C pada diagnosa 1 terdapat 7

intervensi, diagnosa 2 terdapat 9 intervensi, diagnosa 3 terdapat 4

intervensi dan diagnosa 4 terdapat 4 intervensi

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperwatan telah dilaksanakan dengan baik berkat

kerjasama dan peran serta klien, keluarga dan didukung oleh ketaatan

penderita dalam menggunakan obat salep Dermatitis.

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien An.C deng

an gangguan integritas kulit, gangguan pola tidur defisit pengetahuan dan

pola nafas tidak efektif dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang

dibuat.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah diterapkan

selama 3 hari. Evaluasi keperawatan yang diperoleh penulis yaitu masalah

gangguan integritas kulit belum teratasi teratasi . Gangguan pola tidur

evaluasi yang didapatkan yaitu masalah belum teratasi. Defisit

pengetahuan, evaluasi yang didapatkan untuk diagnosa ini yaitu masalah

teratasi dan pola nafas tidak efektif evaluasi yang didapatkan untuk

diagnosa ini yaitu masalah belum teratasi.

6. Analisis Kesenjangan didapatkan data-data pengkajian di teori

ditemukan mengeluh gatal-gatal, ruam pada kulit, beruntusan, bintik

merah yang berisi cairan dan infeksi sedangkan pada kasus ditemukan
66

pada pasien yaitu gatal-gatal, berutusan pada kepala, dan ekstermitas atas

dan bawah tampak merah dan ruam pada kulit, tampak kotor pada daerah

lubang hidung, secret cair, merah pada lubang hidung. Diagnosa

keperawatan pada teori terdapat 5 diagnosa sedangkan pada kasus terdapat

2 dignosa teori dan 2 tanbahan diagnosa yang tidak ada pada teori.

Perencanaan keperawatan pada tinjauan teori untuk diagnosa 1 terdapat 13

intervensi dan pada kasus terdapat 6 intervensi, pada diagnosa 2 terdapat

11 intervensi dan pada kasus terdapat 9 intervensi, pada diagnosa

keperawatan muncul masalah baru yaitu Defisit pengetahuan berhubungan

dengan kurang terpapar informasi dengan 6 intervensi dan pola nafas tidak

efektif 4 intervensi. Implementasi Keperawatan dilaksanakan sesuai

dengan intervensi yang telah disusun. Pelaksanaan keperawatan pada Anak

C dapat dijalankan dengan baik berkat kerja sama Orang tua dan Anak.

Pada implementasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus

dimana kasus Dermatitis pada Anak C semua rencana dapat dilaksanakan

dengan baik. Evaluasi Keperawatan pada kasus Anak C dapat dievaluasi

bahwa diagnosa kerusakan integritas kulit belum teratasi, gangguan pola

tidur belum teratasi, defisit pengetahuan sudah teratasi dan pola nafas

belum teratasi. Sehingga diagnosa kerusakan integritas kulit, gangguan

pola tidur dan pola nafas tidak efektif ada beberapa intervensi yang harus

dilanjutkan dan dilakukan oleh keluarga.


67

C. Saran

1. Bagi klien dan keluarga

Studi kasus yang dilakukan diharapkan dapat menamnbah pengetahuan kl

ien dan keluarga sehingga mampu melakukan perawatan secara mandiri te

rhadap pasien.

2. Bagi Puskesmas Onekore

Selalu bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya guna memberikan

mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas dan melengkapi sarana dan

prasarana.

3. Institusi pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sasaran dan prasarana yang

merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan melalui praktek klinik dan pembuatan

laporan.

4. Penulis

Diharapkan penulis dapat menggunakan dan memanfaatkan waktu selektif

mungkin, sehingga dalam waktu yang terbatas ini akan berdampak proses

penyusunan studi kasus terkesan terburu-buru yang pada gilirannya

mahasiswa kurang paham terhadap apa yang di tulisnya sehingga tindakan

asuhan keperawatan Anak pada klien Dengan masalah Dermatitis kurang

maximal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur. Determinan Kejadian Dermatitis .Window Of Health.Vol.No.1


(Januari 2008)

Azhar, Iqbal Nurul dkk. 2011.sosiolingustik Teori dan Praktik. Surabaya: Lima-
lima Jaya.

Buku Registrasi Dinas Kesehatan Kabupaten Ende. Pravelensi Dermatitis di


Kabupaten Ende, 2020.

Buku registrasi Puskesmas Onekore. Pravelensi Dermatitis di Puskesmas


Onekore. 2018

Brunnert and Sudarth. Rencana Asuhan Keperawatan . Edisi 3.

Djuanda A.2010.Ilmu Penyakit Kasus dan Kelamin.Jakarta Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Dinarti dan Mulyanti, Y. (2017). Dokumentasi keperawatan ( 1st ed.)


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Edi Syahputra Ritonga.Jurnal Ilmiah.Gambaran Pengetahuan Masyarakat


Tentang Dermatitis.Vol.2 no.2 .2016

Hadi Purwanto S.Kep.,Ns.M.Kep.,Keperawatan Medikal Bedah II.Jakarta


Selatan.2016 Riskesdas 2012. Pravelensi Dermatitis di Indonesia.

Pault et al.2011.Entvirontmental Pschology.5th.Orlando:Hardcourt Inc.

Perdanakusuma, D. S (2007). Anatomi Fisiologi Kulit Dan Penyembuhan Luka,


Plastic Surgery Departement, Airlangga University School of Medicine Dr
Soetomo General Hospital, Surabaya. Hal :3

Silverberg Jl. Hanifin JM.2013. Determinan Kejadian Dermatitis di Puskesmas


Rappokolling Kota Makassar,Window of Health.Vol.1.1.No 1(Januari
2018)

Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Tim Pokja PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi


Dan Indikator Diagnostik.Edisi 1.Jakarta.DPP.PPNI

Tim Pokja PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan
Tindakan Keperawatan.Edisi 1.Jakarta.DPP.PPNI
Tim Pokja PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi Dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1.Jakarta.DPP.PPNI

Tranggono RI dan Latifah F, 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan. Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta: Hal.11,90-93,167.
PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN STUDI KASUS

1. Kami adalah mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Kupang Program Studi


Keperawatan Ende, dengan ini meminta Bapak / Ibu / Saudara untuk
berpartisipasi dengan sukarela dalam studi kasus yang berjudul asuhan
keperawatan Anak dengan masalah utama Dermatitis diwilayah kerja
Puskesmas Onekore.
2. Tujuan dari studi kasus ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan anak
pada pasien dengan masalah utama dermatitis diwilayah kerja puskesmas
Onekore yang dapat memberi manfaat berupa Anak dan keluarga
mengetahui tentang Dermatitis, Anak dan keluarga mengetahui cara
merawat dan pencegahan Dermatitis. Studi kasus ini akan berlangsung
selama 1 minggu.
3. Prosedur pelaksana berupa asuhan keperawatan (pengkajian /
pengumpulan data, perumusan diagnosis, penetapan rencana intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawatan) yang akan berlangsung kurang
lebih 20-30 menit setiap kali pertemuan. Cara ini mungkin menyebabkan
ketidaknyamanan tetapi tidak perlu khawatir karena studi kasus ini tidak
akan menimbulkan masalah kesehatan / memperburuk status kesehatan
Bapak / Ibu / Saudara
4. Keuntungan yang Bapak / Ibu / Saudara peroleh dari keterlibatan dalam
studi kasus ini adalah Bapak / Ibu / Saudara mendapatkan pelayanan
keperawatan yang lebih baik dan turut terlibat aktif mengikuti
perkembangan asuhan yang diberikan
5. Nama dan jati diri serta seluruh informasi yang Bapak / Ibu / Saudara
sampaikan akan selalu dirahasiakan.
6. Jika Bapak / Ibu / Saudara membutuhkan informasi terkait dengan studi
kasus ini silakan menghubungi saya pada nomor HP : 082339563715.

Ende, Juli 2021


Peneliti,

Ibrahim Masyur
PO.530320218042
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG
Direktorat: Jln. Piet A. Tallo Liliba - Kupang, Telp.: (0380) 8800256
Fax (0380) 8800256; Email: poltekkeskupang@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN ANAK SAKIT

Nama perawat : Ibrahim Mansyur Tanggal Pengkajian : 19 juni 2021


Ruangan : Anak

A. Pengkajian
I. Pengumpulan data
1. Biodata Klien
Nama : An. C
Umur : 1 tahun 2 bulan
Agama : Islam
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : jln. Penjaitan
2. Biodata Orang Tua
Nama Ayah : Tn. B
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Ny. C
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
3. Data Medik
Diagnose Medik : Dermatitis
Dikirim dari :-
Nomor CM :-
4. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan Utama MRS : ibu klien mengatakan anak C sering
mengalami gatal-gatal padadaerah kaki, tangan dan kepala.
2. Riwayat Penyakit Saat ini : Ibu klien mengatakan awal mulanya
muncul bintik-bintik pada kaki, tangan dan kepala. Klien sering
menggaruk pada daerah yang gatal, sehingga pecah dan
merambat keanggota tubuh lain menimbulkan ruam dan merah
pada kulit. Gatal-gatal sering muncul pada malam hari. Pasien
tampak kotor dan sering bermain di bawah lantai yang kotor.
3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya : Ibu klien mengatakan klien
hanya sakit batuk pilek biasa saja. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Ibu klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit berbahaya dan menular.
b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan : Ibu klien
mengatakan Anak C tidak pernah mengalami sakit yang
berkepanjangan tetapi hanya mengalami sakit biasa seperti batuk
pilek, Anak C berumur 1 tahun 2 bulan dan berat badan 10 kg. Ibu
klien mengatakan Anak C sudah mampu mengoceh seperti (Baba,
Mama, Tata). Berat badan sesuai usia Anak Normal.
c. Riwayat Persalinan :
1. Masa Prenatal : Ibu mengatakan saat hamil ibu selalu
memeriksa ke puskesmas, rajin mengkonsumsi makanan 4 sehat
dan 5 sempurna, saat hamil ibu selalu dirawat di Rumah Sakit
karena Mual dan Muntah.
2. Masa Natal : Ibu mengatakan ibu melahirkan di Puskesmas
Onekore dan dibantu sama Bidan, Ibu mengatakan saat lahir
berat badan anak 3,45 kilo gram.
3. Masa Post Natal : Ibu mengatakan ibu menyusui anak dari bayi
0 bulan sampai dengan 6 bulan dan dibantu dengan susu formula
hingga sekarang.
d. Riwayat Imunisasi
Lengkap : Ibu klien mengatakan Anak C imunisasi Lengkap
yakni Hb 0, BCG, Polio, dan DPT. Tidak Lengkap : Imunisasi
yang belum dilakukan yakni campak, karena pada saat itu Anak C
mengalami gatal-gatal dan panas.
e. Riwayat Nutrisi : Riwayat nutrisi Anak C saat ini, Ibu pasien
mengatakan Ibu pasien memberikan ASI setiap anak membutuhkan
dan diselingi makanan tambahan, seperti biskuit, nasi, dan sayur
marongge.
f. Genogram : susun 3 generasi

Keterangan :

= Laki-laki = Klien
= Perempuanb = Tinggal satu rumah
X = Meninggal

g. Observasi dan pengkajian Fisik


1. Keadaan umum : ibu klien mengatakan anak C sering
mengalami gatal-gatal padadaerah kaki, tangan dan kepala.
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda vital : Suhu : 36,2 C Nadi : 80x/menit
Respirasi : 30x/menit Tensi : -
4. Kepala: Keadaan rambut & Hygiene kepala: rambut tampak
hitam, bersih, terdapat berutusan kecil, tidak ada nyeri tekan.
5. Mata: tidak ada edema pada area mata, sclera tidak icterus,
konjungtiva tidak anemis, posisi mata simetris, bulu mata tebal,
penglihatan tidak kabur, tidak ada nyeri tekan.
6.  Hidung & Sinus: bentuk hidung simetris, tampak kotor pada
daerah lubang hidung, secret cair, merah pada nosofaring.
7. Telinga: : ukuran atau bentuk telinga simetris, lubang telinga
bersih, tidak ada pemakaian alat bantu.
8. Mulut: gigi 4 , lidah kotor, bibir lembab, mulut tidak berbau,
anak mampu mengucapkan satu dua kata seperti (baba, mama
dan tata).
9. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
10. Pernafasan
Dada simetris, frekuensi 30 x/m, irama teratur, tidak ada bunyi
napas tambahan, tidak batuk, retraksi dinding dada sama.
11. Persyarafan
Kebiasaan tidur malam Anak dari jam 19.30, bangun jam
05.00, jarang tidur siang, kebiasaan sebelum tidur yaitu ibunya
menyanyi dan memberikan dot.
12. Cardiovaskuler
Tidak ada nyeri dada, CRT < 3 detik, tidak ada sianosis, irama
jantung teratur.
13. Pencernaan
Peristaltik usus 25 x/m, konsistensi lembek, turgor kulit elastis.
14. Muskulo Skeletal
Tidak ada edema, turgor kulit elastis, tidak bersih.
15. Endokrin
Tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid.
16. Therapi/ pengobatan
Terapi yang digunakan yaitu obat-obatan seperti salep
bufacetine berbagai macam infeksi oleh bakteri, penggunaan
dengan cara mengoles (topikal), dan salep hydrocortisone
digunakan untuk meredakan peradangan, mengurangi reaksi
sistem kekebalan tubuh, digunakan dengan cara mengoles
(topikal).
II. Tabulasi data
Ibu klien mengatakan gatal-gatal pada daerah kaki, tangan dan

kepala. Awal mulanya muncul bintik-bintik pada kaki, tangan dan

kepala. Klien sering menggaruk pada daerah yang gatal, sehingga pecah

dan merambat keanggota tubuh lain. Tampak ada kemerahan dan ruam

pada kulit. Gatal-gatal sering muncul pada malam hari. Ibu klien

mengtakan jika anak sakit langsung antar ke puskesmas. Ibu tidak tahu

tentang penyakit dermatitis dan personal hygiene yang harus diberikan

pada anak Ibu klien tampak tidak tahu pada saat ditanyakan oleh perawat.

Ibu klien mengatakan klien sering terbangun pada malam hari karena

merasa gatal-gatal. Pasien tampak kotor dan sering bermain di bawah

lantai yang kotor, tampak kotor pada daerah lubang hidung, secret cair,

merah pada lubang hidung.

III. Klasifikasi data


Data Subjektif: Ibu klien mengatakan gatal-gatal pada daerah kaki,

tangan dan kepala. Awal mulanya muncul bintik-bintik pada kaki, tangan

dan kepala. Klien sering menggaruk pada daerah yang gatal, sehingga

pecah dan merambat keanggota tubuh lain. Ibu klien mengtakan jika anak

sakit langsung antar ke puskesmas. Ibu tidak tahu tentang penyakit

dermatitis dan personal hygiene yang harus diberikan pada anak. Ibu

klien mengatakan klien sering terbangun pada malam hari karena merasa

gatal-gatal.
Data Objektif: Tampak ada kemerahan dan ruam pada kulit. Ibu

klien tampak tidak tahu pada saat ditanyakan oleh perawat. Pasien

tampak kotor dan sering bermain di bawah lantai yang kotor, tampak

kotor pada daerah lubang hidung, secret cair, merah pada lubang hidung.

IV. Analisa Data


Tabel 4.1 Analisa Data
No Sign/symptom Etiologi Problem
1 Data Subjektif: Ibu klien Kurang terpapar Gangguan
mengatakan gatal-gatal pada informasi Integritas
daerah kaki, tangan dan tentangupaya Kulit
kepala. Awal mulanya mempertahanan/
muncul bintik-bintik pada melindungi
kaki, tangan dan kepala. integritas kulit
Klien sering menggaruk pada
daerah yang gatal, sehingga
pecah dan merambat
keanggota tubuh lain.
Data Objektif Tampak ada
kemerahan dan ruam pada
kulit.
2 Data Subjetif: Ibu klien Gatal-gatal Gangguan
mengatakan klien sering Pola Tidur
terbangun pada malam hari
karena merasa gatal-gatal.
Data Objektif: -
3 Data Subjetif: Ibu tidak tahu Kurang Terpapar Defisit
tentang penyakit dermatitis Informasi Pengetahuan
dan personal hygiene yang
harus diberikan pada anak.
Data Objetif: Ibu klien
tampak tidak tahu pada saat
ditanyakan oleh perawat.
4 Data subjektif:- Penumpukan Pola napas
Data Objektif: tampak sekret tidak efektif
kotor pada daerah lubang
hidung, secret
cair, merah pada lubang
hidung
V. Prioritas masalah
1. Gangguan integritas kulit

2. Gangguan pola tidur

3. Defisit pengetahuan

4. Pola napas tidak evektif

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data-data hasil pengkajian diatas mulai dari pengumpulan

data, tabulasi data, klasifikasi data, analisa data dan menentukan prioritas

masalah yang ditentukan dengan cara melihat masalah tersebut mengancam

nyawa, mengancam kesehatan dan mengancam tumbuh kembang Anak.

1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan Kurang terpapar informasi

tentangupaya mempertahanan/ melindungi integritas kulit yang ditandai

dengan:

Data Subjektif: Ibu klien mengatakan gatal-gatal pada daerah kaki, tangan

dan kepala. Awal mulanya muncul bintik-bintik pada kaki, tangan dan

kepala. Klien sering menggaruk pada daerah yang gatal, sehingga pecah

dan merambat keanggota tubuh lain.

Data Objektif: Tampak ada kemerahan dan ruam pada kulit.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal :

Data Subjetif: Ibu klien mengatakan klien sering terbangun pada malam

hari karena merasa gatal-gatal.

Data Objektif: -
3. Defisit pengetahuan kurang terpapar informasi

Data Subjetif: Ibu tidak tahu tentang penyakit dermatitis dan personal

hygiene yang harus diberikan pada anak.

Data Objektif: Ibu klien tampak tidak tahu pada saat ditanyakan

oleh perawat.

4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret

Data Subjektifr: -

Data Objektif : tampak kotor pada lubang hidung, seckret cair, merah

pada lubang hidung.
C. PERENCANAAN KEPRAWATAN

Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Tujuan/kreteria hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi Pasien 1. keseimbangan nitrogen
berhaubungan dengan tindakan keperawatan positif dan peningkatan
Kurang terpapar informasi selama 3 kali status nutrisi
tentangupaya diharapkan masalah 2. Pertahankan agar seprei dan 2. menghindari
mempertahanan/ Gangguan integritas selimut tetap kering friksi/abrasi kulit
melindungi integritas kulit kulit dapat teratasi
yang ditandai dengan: dengan kreteria hasil: 3. Periksa kaki dan kuku secara 3. meningkatkan personal
Data Subjektif: Ibu klien Kerusakan jaringan rutin dan sediakan perawatan hygine
mengatakan gatal-gatal kulit kuku dan kaki sesuai petunjuk
pada daerah kaki, tangan menurun, kerusakan
dan kepala. Awal mulanya lapisan kulit menurun, 4. Pertahankan agar kuku tetap 4. kuku yang bergigi dan
muncul bintik-bintik pada nyeri menurun, terpotong pendek dan bersih kasar dapat
kaki, tangan dan kepala. kemerahan menurun. menyebabkan
Klien sering menggaruk kerusakan jaringan.
pada daerah yang gatal,
sehingga pecah dan 5. Gunakan krim pelembab, krim 5. mencegah keretakan
merambat keanggota tubuh pelembut pada kaki Baby Oil kulit.
lain.
Data Objektif Tampak ada 6. Gosok kaki dengan minyak 6. Mencegah kulit kering
kemerahan dan ruam pada kemiri atau menggunakan
kulit. krim yang mengandung
mentol dan menganjurkan
pasien untuk menggunakan
stoking yang terbuat dari
katun.
7. Tekankan pentingnya diet 7. nutrisi optimal
tinggi protein meningkatkan
regenerasi jaringan dan
penyembuhan umum
kesehatan
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Tetapkan siklus tidur di mana 1. istrahat adekuat dan tidur
berhubungan dengan gatal- tindakan keperawatan pasien tidur di malam hari dan dapat meningkatkan
gatal diharapkan masalah di siang hari status emosiona
gangguan pola tidur
Data Subjetif: Ibu klien
dapat teratasi dengan 2. Sediakan kesempatan untuk 2. meningkatkan rasa
mengatakan klien sering kreteria hasil: menghirup udara segar, mngantuk/ keinginan untuk
terbangun pada malam har Keluhan sulit tidur latihan ringan. tidur
i menurun, keluhan
karena merasa gatal-gatal. sering terjaga menurun, 3. Tentukan kebiasaan tidur 3. mengkaji perlunya dan
Data Objektif: - keluhan tidak puas biasanya dan perubahan yang mengidentifikasi intervensi
tidur meningkat, terjadi yang tepat
keluhan pola tidur
berubah menurun, 4. Berikan tempat tidur yang 4. meningkatkan
keluhan istirahat tidak nyaman dan beberapa milik kenyamanan tidur
cukup menurun. pribadi

5. Buat rutinitas tidur baru yang 5. bila rutinitas baru


di masukan dalam pola lama mengandung aspek
dan lingkunagn baru sebanyak kebiasaan lama,
stres ansietas yang
berhubungan dapat
berkurang.
6. Cocokan dengan teman 6. menurunkan
sekamar yang mempunyai kemungkinan bahawa
pola tidur serupa dan teman sekamar yang dapat
kebutuhan malam hari menunda pasien untuk
terlelap atau menyebabkan
terbangun
7. Instruksikan tindakan 7. membantu menginduksi
rileksaasi tidur

8. Kurangi kebisingan dan 8. memberikan situasi


lampu kondusif untuk tidur

9. Dorong posisi nyaman, bantu 9. pengubahan posisi


dalam mengubah posisi mengubah area tekanan dan
meningkatkan istirahat
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 5. Diskusikan perawatan 5. gatal, lepuh, dan sensifitas
berhubungan dengan tindakan keperawatan 3 kulit contohnya luka yang sembuh dapat
kurang terpapar informasi kali diharapkan tingkat penggunaan salep diharapkan selama waktu
Data Subjetif: Ibu tidak pengetahuan meningkat lama
tahu tentang penyakit dengan kriteria hasil: p
dermatitis dan personal erilaku sesuai anjuran, 6. Kaji ulang perawatan 6. meningkatkan
hygiene yang harus kemampuanmenjelaska gatal-gatal kemampuan perawatan
diberikan pada anak. n pengetahuan tentang
Data Objektif: Ibu klien suatu to pik meningkat.
tampak tidak tahu pada 7. Identifikasi keterbatasan 7. kemungkinan pembatasan
saat ditanyakan oleh spesefik aktifitas sesuai lokasi cedera dan tahap
perawat individu penyembuhan
8. Kaji ulang pengobatan 8. pengulangan
termasuk tujuan dan efek memungkinkan
samping kesempatan untuk bertanya
dan meyakinkan
pemahaman yang akurat.
4. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan 1. observasi tanda-tanda vital 1. untuk mengetahui keadaan
berhubungan dengan tindakan umum pasien
penumpukan sekret keperawatan 3 kali
diharapkan masalah 2. anjurkan pemberian inhailer 2. membantu mengeluarkan
pola napas tidak efektif pada anak sekret
dapat teratasi dengan kr
iteria hasil: produksi 3. mempertahankan status
sputum menurun 3. anjurkan munum air hangat cairan dan membantu
mengencerkan dahag.

4. berikan humidifikasi 4. Memberikan kelembaban


tambahan, mis. nebulizer pada membran mukosa dan
membantu mengencerkan
sekret untuk memudahkan
pembersihan
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.3 implementasi dan evaluasi keperawatan
Hari/ tanggal No.DX Jam Implementasi Evaluasi
Senin, 21/06/2021 1 09:15 1. menganjurkan keluarga untuk menjaga S : ibu klien mengatakan
kebersihan seprei dan tempat tidur agar anak masih menggaruk.
tetap kering dan bersih. O: anak tampak
09:18 2. membantu keluarga untuk memakai losion menggaruk pada daerah
baby pada kulit anak yang kering. telapak kaki
3. membantu keluarga untuk memotong kuku A: masalah keperawatan
09:20 anak. gangguan integritas kulit
4. menganjurkan keluarga untuk belum teratasi
09:28 mempertahankan kuku anak tetap pendek. P: intervensi dilanjutkan

2 09:31 1. Menganjurkan keluarga untuk S: Ibu klien mengatakan


mempertahankan siklus tidur anak. anak sering terbangun
09:32 2. menganjurkan keluarga untuk pada malam hari karena
menyediakan tempat tidur anak yang gatal-gatal.
nyaman dan beberapa milik pribadi. O: -
09:34 3. menganjurkan keluarga untuk menjaga dan A: masalah gangguan
mengurangi kebisingan pada lingkungan. pola tidur belum teratasi
4. menganjurkan keluarga untuk memberikan P : lanjutkan intervensi
09:36 posisi nyaman saat anak tidur.
3 09:38 1. Memberikan contoh kepada ibu klien saat S: Ibu klien mengatakan
perawatan kulit seperti penggunaan salep mengira gatal-gatal pada
dan kompres hangat pada daerah gatal- anak hanya gatal-gatal
gatal. biasa.
09:43 2. mengkaji ulang pada ibu saat perawatan O: ibu klien
luka bekas garukan. mengangguk
09:45 3. menganjurkan keluarga untuk memberikan A: masalah gangguan
makanan yang tinggi protein pada anak. defisit pengetahuan
4. Meberikan pendidikan kesehatan kepada teratasi
09:47 orang tua anak jika tidak ditangani dengan P: Intervensi dihentikan.
cepat maka anak akan muncul
permasalahan seperti tidur anak terganggu.
09:57 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: ibu klien mengatan
4 10: 02 2. Meanganjurkan pemberian inhailer pada anak masih ada sekret
anak O: sekret cair, merah
10: 05 3. Menganjurkan munum air hangat pada lubang hidung
10: 08 4. Menganjurkan untuk memberikan A: masalah pola nafas
humidifikasi tambahan, mis. nebulizer tidak efektif belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Selasa, 22/06/2021 1 16:24 1. menganjurkan keluarga untuk menjaga S: ibu klien mengatakan
kebersihan seprei dan tempat tidur agar anak masih sering
tetap kering dan bersih. menggaruk
16: 26 2. menganjurkan keluarga untuk O: Anak masih
mempertahankan kuku anak tetap pendek.. menggaruk pada daerah
yang gatal
A : Masalah gangguan
integritas kulit belum
teratasi.
P): lanjutkan intervensi
2 16:29 1. menganjurkan keluarga untuk menjaga dan S: ibu klien mengatakan
mengurangi kebisingan pada lingkungan. sebelum tidur ibu
2. Mendemonstrasikan membersihkan anak mebersihkan bagian kaki
16:32 (mandi menggunakan air hangat, memakai dan tangan yang gatal
salep pada kulit yang brutusan dan dan mengoleskan salep
mengganti pakian anak) kulit.
O : anak tampak segar.
A : masalah sebagian
teratasi
P: lanjutkan intervensi.
4 16: 36 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: ibu klien mengatan
16: 39 2. Meanganjurkan pemberian inhailer pada anak masih ada sekret
anak O: sekret cair, merah
16:41 3. Menganjurkan munum air hangat pada lubang hidung
16: 44 4. Menganjurkan untuk memberikan A: masalah pola nafas
humidifikasi tambahan, mis. nebulizer tidak efektif belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Catatan perkembangan
Tabel 4.4 catatan perkembangan
Hari/tanggal No.DX Catatan perkembangan
Rabu 23/06/2021 1 S: ibu klien mengatakan anak masih
sesekali menggaruk.
O: Anak masih menggaruk pada
daerah yang gatal
A: Masalah gangguan integritas
kulit belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan oleh
keluarga
I: Pertahankan agar seprei dan
selimut tetap kering dan periksa
kaki dan kuku secara rutin dan
sediakan perawatan kuku dan kaki
sesuai petunjuk.
E: ibu klien mengatakan gatal pada
Anak C sedikit berkurang dan Anak
C sesekali tampak menggaruk
2 S: ibu klien mengatakan anak masih
sesekali terbangun karena gatal
O: anak tampak segar.
A: masalah belum teratasi
P: Itervensi dilanjutkan oleh
keluarga
I: berikan tempat tidur yang
nyaman dan beberapa milik pribadi,
kurangi kebisingan dan lampu.
E: ibu klien mengatakan An.C
masih sesekali terbangun pada
malam hari karena gatal.
4 S: ibu klien mengatan anak masih
ada sekret
O: sekret cair, merah pada lubang
hidung
A: masalah pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan oleh
keluarga
I: Meanganjurkan pemberian
inhailer pada anak
E: ibu klien mengatan anak C masih
ada sekret
DOKUMENTASI

HARI PERTAMA

HARI KEDUA
HARI KETIGA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri

Nama : Ibrahim Mansyur

Tempat/ Tanggal lahir : Ende, 09 November 1998

Alamat : Jalan Ikan Duyung

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

B. Riwayat Pendidikan

1. SDI Bhoanawa 2

2. MTs pondok pesantren walisanga Ende

3. MAS pondok pesantren walisanga Ende


MOTTO

“ JIKA KITA TAK PERNAH MAU MEMULAI, LALU MENGAPA KITA

HARUS DIBERIKAN HASIL “

Anda mungkin juga menyukai