Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PUSKESMAS RIMBO TENGAH

Sebagai Tugas Seminar Akhir Dari Pelatihan Pengolahan Limbah Cair Domestik Di Fasyankes
Yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Cikarang

Disusun Oleh:
AHMAD KHAIDIR, SKM.

KECAMATAN RIMBO TENGAH KABUPATEN BUNGO


JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Praktek


1. Geografi
Puskesmas Rimbo Tengah merupakan salah satu puskesmas yang ada di
wilayah tengah Kabupaten Kutai Kartanegara. Puskesmas Rimbo Tengah
dibangun pada tahun 2017, beralamat di Jalan Poros Sungai Buluh, Dusun Sungai
Buluh Kecamatan Rimbo Tengah. Puskesmas Rimbo Tengah memiliki luas
wilayah sebesar 19.000 km2.
Puskesmas Rimbo Tengah mempunyai 4 wilayah kerja yang terdiri dari:
1. Kelurahan Cadika
2. Kelurahan Pasir Putih
3. Dusun Sungai Mengkuang
4. Dusun Sungai Buluh
Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP), Puskesmas Rimbo Tengah mempunyai 2 puskesmas pembantu
yaitu Puskesmas Pembantu Cadika dan Puskesmas Pembantu Sungai Mengkuang.
Batas wilayah kerja Puskesmas Rimbo Tengah adalah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Jaya Setia
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bungo Dani
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Dudun Koto Jayo
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Babeko

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Tengah


2. Demografi
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari hasil regitrasi pertumbuhan
penduduk akhir tahun 2020. Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Rimbo Tengah
adalah sebanyak 22.767 jiwa.

B. Sarana dan Prasarana


1. Di wilayah Puskesmas Rimbo Tengah, sarana pelayanan kesehatan yang ada
meliputi Puskesmas Perawatan (1 buah), Puskesmas Pembantu (2 buah),
Posyandu (22 buah), Posbindu (8 buah).
2. Ruang pelayanan Puskesmas Rimbo Tengah terdiri dari 25 ruangan yaitu:
a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 ruangan
b. Ruang Kepala TU : 1 ruangan
c. Ruang Aula : 1 ruangan
d. Ruang dapur : 1 ruangan
e. Ruang pelayanan : 11 ruangan
f. Toilet : 6 Toilet
g. Sedangkan jumlah wastafel yang tersambung dengan IPAL sebanyak 6 wastafel
h. Jumlah tempat tidur : 1 Bed

C. Kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

IPAL Puskesmas Rimbo Tengah terletak di Jl. Poros Sungai Buluh Dusun Sungai Buluh
Kecamatan Rimbo Tengah Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Adapun letak IPAL berada di
belakang gedung Puskesmas itu sendiri.
Luas IPAL adalah 1,5 x 9 m mulai dari bak awal hingga bak akhir. IPAL akan
tersambung dengan pipa-pipa di masing-masing ruangan pelayanan Puskesmas.
IPAL di Puskesmas Rimbo Tengah didirikan pada tahun 2021 yang langsung dikerjakan
oleh PT Cahaya Mas Cemerlang sebagai pihak ketiga dan Dinas Kesehatan Kab. Bungo
sebagai kuasa pengguna anggaran. Hingga saat ini kondisi IPAL masih baru dan belum serah
terima.
Pengolahan limbah cair di Puskesmas menggunakan sistem MBR dengan menggunakan
jasa/bantuan mikroorganisme (bakteri-bakteri) untuk mendegradasi limbah cair.

D. Jumlah tenaga
Jumlah tenaga dalam melakukan monitoring, perawatan hingga operasional IPAL
terdiri dari
 2 orang sanitarian
 1 orang cleaning service

E. Tujuan
Tujuan dari dilakukan praktek belajar mandiri adalah untuk meningkatkan kemampuan
petugas dalam melaksanakan monitoring, operasional dan evaluasi dalam pengolahan limbah
cair domestik di Puskesmas Rimbo Tengah.
BAB II
GAMBARAN EKSISTING IPAL LOKUS
PUSKESMAS RIMBO TENGAH

A. Sumber Penghasil Limbah


Limbah yang dihasilkan berasal dari pelayanan Puskesmas Rimbo Tengah yang terdiri
dari limbah padat dan limbah cair. Adapun limbah cair dibuang melalui wastafel dan saluran
air buangan yang terdiri dari limbah bekas cuci tangan, limbah dari air cucian, dll yang
dilakukan oleh petugas Puskesmas dan pasien.
Sumber limbah cair berasal dari limbah domestik seperti dapur, kamar mandi, toilet.
Kemudian berasal dari pelayanan medis, ruang perawatan, ruang unit darurat, dll.

TABEL 1
Sumber penghasil limbah cair
No Aktivitas di Fasyankes (sumber Limbah B3 Cair Jenis limbah
Limbah
Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
1. Ruang KB cairan tubuh. chlorin dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci alat, bekas cuci
tangan
2. Ruang Gigi Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
cairan tubuh dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci alat, bekas cuci
tangan
3. Ruang Imunisasi Deterjen, sisa darah Limbah infeksius
dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci tangan
4. Ruang Laktasi Deterjen Limbah kimia: Air
Kotor, Air bekas
cuci tangan
5. Ruang Kebidanan Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
cairan tubuh dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci alat dan cuci
tangan
6. Ruang Anak Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
cairan tubuh dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci tangan
7. Ruang Gizi Deterjen Limbah kimia: Air
Kotor, Air bekas
cuci tangan
8. Ruang Farmasi Deterjen, sisa Limbah kimia: Air
farmasi Kotor, Air bekas
cuci alat dan cuci
tangan
9. Ruang Poli Umum Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
cairan tubuh dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci alat dan cuci
tangan
10. Ruang Unit Dots Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
cairan tubuh dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci tangan
11. Ruang Lansia Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
cairan tubuh dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci alat dan cuci
tangan
12. Ruang Laboratorium Deterjen, sisa darah, Limbah infeksius
cairan tubuh, urine, dan limbah kimia:
sisa farmasi Air Kotor, Air bekas
cuci alat dan cuci
tangan
13. Ruang Sterilisasi Deterjen Limbah kimia: Air
Kotor, Air bekas
cuci alat dan cuci
tangan
14. Ruang Pantry Deterjen, minyak Limbah domestik
dan lemak, dan limbah kimia:
Air Kotor, Air bekas
cuci peralatan
makan dan cuci
tangan
15. Ruang Laundry Deterjen Limbah kimia: Air
kotor, air bekas cuci
pakaian
16. WC Deterjen, Limbah kimia dan
karbol/lisol, chlorine domestik: Air kotor,
air bekas cuci
peralatan kebersihan
dan cuci anggota
badan

B. Debit Limbah yang Dihasilkan


Jika dihitung berdasarkan jumlah tempat tidur dari ruang Puskesmas yaitu sebanyak 10
tempat tidur sehingga didapatkan perhitungan debit air limbah yaitu:
1. Kapasitas Pengolahan : 10 m3 / hari
2. BOD air limbah maksimum :300 mg/l
3. COD air limbah maksimum : 300 mg/l
4. Konsentrasi SS : 300 mg/l
5. Total efisiensi Pengolahan : 90 %
6. BOD Air Olahan : 30 mg/l
7. SS Air Olahan : 30 mg/l

C. Karakteristik Limbah
Sesuai dnegan kondisi dilapangan, peserta melakukan swa pantau dan pemeriksaan
sampel limbah cair di laboratorium, dengan karakteristik limbah cair berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No.68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair, dengan
ringkasan lampiran sebagai berikut:
Sehingga didapatkan hasil monitoring limbah effluen sebagai berikut:
No. Parameter Hasil Keterangan
1 Suhu
2 pH
3 BOD
4 COD
5 TSS
6 Amoniak
7 Fosfat Total
8 E.Coli
9 Coliform

Belum ada dilakukan pengkuran terhadap indikator limbah cair dikarenakan IPAL
belum berfungsi secara maksimal dan dikarenakan belum ada penyerahan secara resmi ke pihak
Peskesmas Rimbo Tengah oleh pihak Dinas Kesehatan.

D. Alur Proses IPAL


E. Sistem IPAL di Puskesmas Rimbo Tengah
Pengolahan IPAL di Puskesmas menggunakan sistem biologis dengan menggunakan jaa/bantuan
mikroorganisme (bakteri-bakteri) untuk mendagradasi limbah cair yang terdiri dari:
1. Sistem jaringan pengumpul limbah cair
a. Pemipaan limbah cair primer
Berfungsi sebagai pengaliran limbah cair utama, semua limbah cair yang dikeluarkan
akan bertemu dan dialirkan dalam pemipaan primer menuju unit pengolahan limbah cair
yang ada. Masalah yang sering terjadi adalah penyumbatan pada bak kontrol/ bak
pengumpul akibat adanya penumpukan sampah sehingga perlu sering dibersihkan.
b. Pemipaan limbah cair sekunder
Jaringan pemipaan sekunder berfungsi sebagai sistem pengaliran limbah cair dari tempat
penghasil limbah cair yang kemudian dialirkan ke sistem jaringan pemipaan primer.
Pemipaan yang digunakan di dalam sistem jaringan pemipaan sekunder menggunakan
pipa yang lebih kecil dari sistem pemipaan primer. Masalah yang sering terjadi adalah
penyumbatan pada pipa akibat sampah atau limbah padat yang terbawa, akumulasi lemak
yang mengeras dan juga akibat tersumbatnya pipa di dalam bak kontrol.
c. Pemipaan tersier
Berfungsi sebagai sistem pengaliran limbah cair yang langsung berhubungan dengan
tempat-tempat penghasil limbah cair seperti dapur, laundry, kamar mandi dan lainnya.
Sistem jaringan ini akan mengalirkan limbah cair tersebut ke bak pre treatment dan bak
kontrol yang berhubungan dengan jaringan pemipaan sekunder.

2. Sistem pengolahan
a. Bar Screen
Pada unit ini, air limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring
sampah yang berukuran besar seperti daun, kertas, plastik, dll
b. Fine screen
Air limbah dialirkan melalui saringan halus untk menyaring sampah yang berukuran kecil
seperti batu kerikil, pasir

c. Bak ekualisasi
Yaitu pengolahan tahap awal yang dilakukan sebelum limbah cair masuk ke dalam proses
pengolahan utama, dalam tahap ini beban kandungan limbah cair akan direduksi yaitu
COD dan BOD. Tujuannya adalah menghomogenkan kondisi limbah cair dan
menetralkan pH limbah yang ada, setelah itu limbah cair siap diolah secara biologis.
d. Pompa
Pada sistem pengolahan limbah cair terdapat pompa celup yang berada di dalam bak
equalisasi yang mengalirkan air limbah dari bak penampung ke reaktor utama pada
pengolahan limbah cair.
e. Blower unit
Pada sistem ini memberikan udara O2 pada sistem MBR. Blower ini mempunyai kapasitas
yang lebih kecil, mencakup ruangan yang lebih kecil. Mesin blower terdiri dari 2 yang
mempunyai fungsi memberikan udara masing masing pompa 5 menit secara bergantian.

f. Bio Strain Reaktor


Proses pengolahan ini terdiri dari bak anaerob, dan bak kotraktor aerob. Air yang telah
di treatment kandungan logamnya melalui proses ionisasi kemudian dipompa dan
dialirkan ke Bioreaktor, kemudian dari pak penenang air limbah mengalirkan ke bak
kontraktor anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Di dalam bak
kontraktor aerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik.
Kemudian di bak aerasi diisi dengan media bahan plastik sambil di hembus dengan
udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam
air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air
limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang tersuspensi dalam air manapun yang
menempel pada permukaan media.

g. Control panel
Sistem kontrol panel yang berada sistem ini dikumpulkan pada satu rumah yang
dinamakan rumah panel, sistem ini bekerja pada sistem full otomatis dan bisa manual
on/off di dalam kotak panel.
h. Bak pengendapan akhir
Pada bak akhir ini, air limbah yang telah diolah dari bak reaktor di alirkan ke dalam bak
sedimentasi akhir
i. Bak indikator
Pada bak ini terdapat indikator berupa ikan yang digunakan sebagai indikator apakah air
limbah yang telah diolah atau dihasilkan sudah tidak mencemari biota atau lingkungan
sekitarnya. Dalam hal ini kolam belum diisii ikan sebagai indikator dikarenakan pengerjaan
belum selesai 100%. Disamping bak indikator terdapat bak chlorinasi
BAB III

TEMUAN-TEMUAN PERMASALAHAN OPERASIONAL IPAL

A. Permasalahan

Adapun permasalahan operasional IPAL di Puskesmas Rimbo Tengah terkait tentang


masalah teknis dari peralatan itu sendiri seperti perbaikan-perbaikan instalasi dan perawatannya.
Temuan-temuan tersebut dirangkum dalam tabel di bawah ini:

FORMULIR OPERASIONAL DAN MONITORING


SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PUSKESMAS RIMBO TENGAH
TAHUN 2021
Tanggal monitoring : 16 November 2021
HASIL
PERMASALAHA TINDAK
VARIABEL IDENTIFIKASI EVALUASI
NO N LANJUT
OBJEK (*)
Ya Tidak
A PENANGANAN PADA SUMBER
Perlu
dilakukan
Perbaikan
tindakan
a Washtafel √ Bocor wastafel
perbaikan
yang bocor
terhadap
kebocoran
Perlu
dilakukan
Perbaikan
tindakan
b Washtafel √ Macet wastafel
perbaikan
yang macet
terhadap
kebocoran
Perlu
dilakukan
Perbaikan
tindakan
c Kran Air √ Macet kran-kran
perbaikan
yang macet
terhadap kran
yang macet
Perlu
Filter dilakukan
Perbaikan
pembuangan tindakan
d √ Rusak pada filter
air kamar perbaikan
yang rusak
mandi terhadap filter
yang rusak
dll.....sebutka
n bila ada
B PENYALURAN
Perlu
Perbaikan
dilakukan
pipa yang
tindakan
a Perpipaan √ Pipa bocor/ terlepas bocor oleh
perbaikan pada
operator
pipa yang
IPAL
bocor
Perlu Merencanaka
dilakukan n
b Bak Kontrol √ Tersumbat pengambilan pembersihan
barang atau dan
sampah yang mengagenda
menyebabkan kannya
tersumbat dengan
operator
IPAL
C PENGOLAHAN
Bak
Baik tidak ada
a Pengumpul / √
masalah
Sump Pit
Dilakukan
Perlu monitoring
Pompa Baik tidak ada dilakukan oleh
b √
Pengangkat masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Baik tidak ada dilakukan oleh
c Screen √
masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Bak Baik tidak ada dilakukan oleh
d √
Ekualisasi masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Bak biofilter Baik tidak ada dilakukan oleh
e √
anaerob masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Bak biofilter Baik tidak ada dilakukan oleh
f √
aerob masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Baik tidak ada dilakukan oleh
g Bak Aerasi √
masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Bak Baik tidak ada dilakukan oleh
h √
Sedimentasi masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Baik tidak ada dilakukan oleh
i Bak indikator √
masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Baik tidak ada dilakukan oleh
j Mixer √
masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Baik tidak ada dilakukan oleh
k Blower √
masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Baik tidak ada dilakukan oleh
l Chlorinase √
masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian
Dilakukan
Perlu monitoring
Baik tidak ada dilakukan oleh
n Flow meter √
masalah monitoring Operator
setiap hari IPAL dan
sanitarian

Ket : (*) Beri tanda (√) sesuai dengan kondisi di lapangan

Petugas Sanitarian

Ahmad Khaidir, SKM

B. Penanganan
Dari hasil kegiatan monitoring dan opersional yang telah dilakukan maka didapatkan
bahwa IPAL Puskesmas Rimbo Tengah masing berfungsi dengan baik, hanya terdapat beberapa
item permasalahan yang harus diperbaiki salah satunya adalah banyaknya wastafel yang bocor ,
kran yang macet, filter buangan air kamar mandi rusak, wastafel macet serta penyumbatan pada
closet
Oleh karena itu penanganan yang akan dilakukan adalah:
1. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas untuk membuat rencana tindak lanjut
2. Merencanakan agenda perbaikan dengan operator IPAL terhadap kerusakan-kerusakan yang
bisa dilakukan.
3. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan bagian Sapras tentang kerusakan-kerusakan IPAL
4. Sanitarian terus berupaya melakukan monitoring terhadap hasil influen dan efluen air limbah
cair.
5. Melakukan upaya perbaikan secepat mungkin untuk mencegah kerusakan yang lebih parah
lagi untuk menjaga kualitas baku mutu air limbah sesuai dengan persyaratan
BAB IV

USULAN TINDAKAN PERBAIKAN

A. Perhitungan Teknis Design/ Redesign IPAL


1. Desain Bak Pemisah Lemak / Minyak
 Kapasitas IPAL : 10 m3
 Kriteria Perencanaan : 60 – 120 menit
 Waktu tinggal dalam Bak (HRT) : 60 menit
 Volume bak yang diperlukan : (1 hari : 24 jam) x 10 m3/hari
= 0,42 m3
 Untuk space aktualnya : 1,5 x 0,42 = 0,63 m3
 Ditetapkan dimensi Bak yaitu :
a) Kedalaman bak :1m
b) Lebar bak :1m
c) Panjang bak :1m
d) Tinggi ruang bebas : 0,5 m
e) Volume Aktual : 0,63 m
f) Chek waktu tinggal :
Volume efektif aktual = 1 m x 1 m x 1 m = 1 m3
Waktu tinggal = (0,63 m3 / 0,42 m3/jam) x 60 menit/jam = 90 menit

Grase Trap
0.50 0.50
0.50
1.20

1.00
0.70

1.00 1.00

Tampak Depan Tampak Atas

2. Desain Bak Ekualisasi/ Bak Penampung Air Limbah


 Kriteria Perencanaan : 10 m3
 Waktu tinggal dalam Bak (HRT) : 8-12 jam
 Ditetapkan waktu tinggal : 12 jam
 Volume bak yang diperlukan : (12 jam : 24 jam) x 10 m3/hari = 5 m3
 Ditetapkan dimensi Bak yaitu :
a) Kedalaman bak :2m
b) Lebar bak : 1,5 m
c) Panjang bak :2m
d) Tinggi ruang bebas : 0,5 m
e) Chek waktu tinggal :
Volume efektif aktual = 2 m x 1,5 m x 2 m = 6 m3
Waktu tinggal = (5 m3 : 10 m3/hari) x 24 jam/hari = 12 jam
HRT di dalam Bak Ekualisasi = 12 jam

BAK EQUALISASI
2.50
2.00

1.50

2.00 2.00

Tampak Samping Tampak Atas

3. Pompa Air Limbah


 Debit air limbah : 10 m3/hari = 0,42 m3/jam = 7 liter/ menit
 Tipe pompa yang digunakan : Pompa celup
 Spesifikasi pompa :
 Kapasitas : 8 liter per menit
 Total Head :1m
 Output listrik : 200 watt, 150 volt
 Jumlah : 2 unit (operasi bergantian)

4. Bak Pengendapan Awal


 Debit limbah : 10 m3/hari = 0,42 m3/jam = 7 liter/ menit
 BOD masuk : 300 mg/l
 Skrenario efisiensi : 25%
 BOD Keluar : 225 mg/l
 Kriteria perencanaan :
 Waktu tinggal didalam bak : 4 jam
 Volume bak yang diperlukan : (14 jam / 24 jam) x = 1,67 m3
 Ditetapkan :
 Dimensi bak pengendapan awal :
1. Lebar : 1,5 m
2. Kedalaman air efektif : 2,0 m
3. Panjang :1m
4. Tinggi ruang bebas : 0,5 m (disesuaikan dengan kondisi lapangan)
5. Volume aktual : 1,5 mx 2 m x 1 m = 3 m3.

 Chek waktu tinggal (Retention Time) rata-rata :


(3 m2/hari : 10 m3/hari) x 24 jam/hari = 7,2 jam

 Beban Permukaan (Surface loading) rata-rata :


10 m2/hari / 1,5 mx1m = 6,66 m3/m2 hari
Standar JWWA
Beban Permukaan : 20-50 m3/m2.hari

BAK PENAMPUNGAN AWAL


1.50
2.50

2.00

1.00
Tampak Atas

1.00

Tampak Depan

5. Bak Biofilter Anaerob


 Debit Limbah : 10 m3/hari = 0,43 m3/jam = 7 liter/ menit
 BOD Masuk : 225 mg/l
 BOD Keluar : 75 mg/l
 Skenario Efisiensi Pengolahan :
(225 mg/l – 75 mg/l) x 100% = 66,7 %
225 mg/l

 Beban BOD di dalam air limbah :


10m3 / hari x 225 g/m3 = 2.250 g/hari = 2,25 kg/hari
 Volume media yang diperlukan :
2,25 kg/hari : 0,75 kg/m3.hari = 3 m3

Volume media : 50% dari total volume rekator


Volume reaktor yang diperlukan: 2 x 3 m3 = 6 m3
Waktu tinggal di dalam reaktor Anaerob :
(6 m3 : 10 m3/hari) x 24 jam/hari = 14,4 jam

HRT di dalam reaktor ditetapkan = 14,4 jam


Dimensi :
a) Lebar : 1,5 m
b) Kedalaman air efektif : 2,0 m
c) Panjang :4m
d) Tinggi ruang bebas : 0,5 m
e) Jumlah ruang biofilter anaerob dibagi menjadi 2 zona, tiap zona terdiri dari ruang
biofilter dengan ukuran 1,5 m x 1,5m x 2 m dan penenang dengan ukuran 1,5 m x
1 m x 2 m.
f) Tinggi ruang lumpur : 0,5 m
g) Tinggi Bed media pembiakan mikroba : 1,2 m
h) Tinggi air di atas bed media : 30 cm
i) Volume total media biofilter anaerob : 1,5 mx 3m x 1,2m
= 5,4 m3.

Jika media yang dipakai mempunyai luas spesifik 10 m2/m3 , maka BOD
Loading per luas permukaan media = 0,42 kg BOD/m3 media per hari

6. Bak Biofilter Aerob


 Debit Limbah : 10 m3/hari = 0,43 m3/jam = 7 liter/ menit
 Perkiraan :
a. BOD masuk : 75 mg/l
b. BOD keluar : 30 mg/l
c. Efisiensi pengolahan : 53,3%
d. Beban BOD di dalam air limbah = 10 m3/hari x 75 g/m3 = 750 g/hari = 0,75
kg/hari
e. Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,6 x 0,75 kg/hari = 0,45 kg/hari
f. Beban BOD per volume media yang digunakan = 0,5 kg/m3 hari
(Berdasarkan hasil percobaab BPPT)
g. Volume media yang diperlukan
0,75 kg/hari : 0,5 kg/m3 hari = 1,5 m3
h. Volume media = 0,4 x Volume reaktor
i. Volume reaktor biofilter Aerob yang diperlukan :
10/4 x 1,5 m3 = 3,75 m3
j. Waktu tinggal di dalam reaktor Aerob : (3,75 m3 / 10 m3/hari) x 24 jam/hari = 9
jam
k. Reaktor dibagi menjadi 2 ruangan : ruangan aerasi dan ruangan biofilter :
Lebar : 1,5 m
Kedalaman air efektif : 2,0 m
Panjang : 1,0 m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m

Dimensi ruang reaktor Biofilter aerob :


Lebar : 1,5 m
Kedalaman air efektif : 2,0 m
Panjang : 2,0 m
Tingi ruang bebas : 0,5 m
Chek :
Waktu tinggal di dalam reaktor aerob :
(1,5 x 3 x 2 m3 / 10 m3/hari) x 24 jam/hari = 21,6 jam

Waktu tinggal di dalam biofilter aerobik rata-rata = 21,6 jam


Tinggi ruang lumpur : 0,5 m
Tinggi Bed media pembiakan mikroba : 1,2 m
Tinggi air di atas bed media : 30 cm
Volume total media pada biofilter aerob : 1,5 m x 3 m x 1,2 m = 5,4 m3

Chek : BOD loading per volume media


= 0,64 kg/ hari / 5,4 m3 = 0,03 kg BOD/m3 /hari.

7. Desain Bak Sedimentasi Akhir


Kriteria perencanaan
Waktu tinggal di dalam bak (HRT) : 8 – 12 jam
Ditetapkan waktu tinggal : 12 jam
Volume bak yang diperlukan : (8 / 24 hari) x 10 m3/hari = 3,33 m3
 Ditetapkan dimensi bak :
 Kedalaman bak : 2,0 m
 Lebar bak : 1,5 m
 Panjang bak : 1,5 m
 Tinggi ruang bebas : 0,5 m
 Chek waktu tinggal :
 Volume efektif aktual = 1,5 m x 1,5 m x 2 m = 4,5 m3
 Waktu tinggal = (4,5 m3 / 10 m3.hari) x 24 jam/hari = 10,8 jam
 HRT di dalam bak ekualisasi = 10,8 jam.

8. Kebutuhan Oksigen
 Kebutuhan oksigen di dalam reaktor biofilter aerob sebanding dengan jumlah BOD
yang dihilangkan.
 Jadi kebutuhan teoritis = jumlah BOD yang dihilangkan = 0,45 kg/hari
 Faktor keamanan ditetapkan kurang lebih 1,5
 Kebutuhan oksigen teoritis = 1,5 x 0,45 kg/hari = 0,675 kg / hari
 Temperatur udara rata-rata : 28 derajat Celcius
 Berat udara pada suhu 28 C : 1,1725 kg/m3
 Diasumsikan jumlah oksigen di dalam udara 23,2 %
 Jadi jumlah kebutuhan udara teoritis = 0,675 kg/hari / (1,1725 kg/m3 x 0,232 g O2/g
Udara). = 2,48 m3/hari.
 Efisiensi difuser : 2,5% (gelembung kasar)
 Kebutuhan udara aktual : 2,48 m3/hari / 0,025 = 99,3 m3/hari = 4,12
m3/jam = 0,069 m3/menit.
 Blower udara yang diperlukan : Kapasitas Blower 0,5 m3/menit, head = 2000 mm-
aqua, jumlah 2 unit.
 Jumlah diffuse yang diperlukan = 500 liter/menit : 70 liter/menit per buah = 7,14 buah
 Ditetapkan total jumlah difuser di bak biofilter aerob adalah 8 buah
 Untuk mengantisipasi kenaikan beban air limbah yang berlebihan, di dalam bak
biofilter aerob yang ke dua dilengkapi juga dengan difuser dengan jumlah difuser 8
buah, jadi total difuser yang digunakan adalah 16 buah.

9. Media yang dipakai


Media yang digunakan untuk pembiakan mikroba adalah media MBR
B. Gambar Teknis Design/ Redesign IPAL

GAMBAR DESAIN: TAMPAK DEPAN

ANAEROB AEROB SEDIMENTASI Outlet


0.30

Pipa Chlorinasi
2.50

HONEYCOMB HONEYCOMB
1.20
2.00

TAMAN INDIKATOR
0.50

DIFUSER
2.96 0.99 1.98 1.48
C. Usulan Peralatan Monitoring Penunjang Operasional IPAL

Volume
No Uraian Harga Satuan Jumlah
Nilai Satuan

1 Bakteri 1 Paket 300.000 Rp. 300.000


2 Pompa 1 Buah 500.000 Rp. 500.000
3 Blower 1 M3 5.000.000 Rp. 5.000.000
4 Papan nama 1 Paket 500.000 Rp. 500.000
5 Chlorin 1 Kg 25.000 Rp. 25.000
6 Gula 1 Kg 20.000 Rp. 20.000
7 Wastafel dan kran 2 Unit 1.000.000 Rp. 1.000.000
Saringan Kamar
8 2 Buah 15.000 Rp. 30.000
mandi
JUMLAH Rp. 7.375.000
A. Daftar Usulan SOP Operasional dan Manintanace IPAL

Pengendalian dan pembuangan limbah


berbahaya
No. Dokumen : :
SPO No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16 November 2021
Halaman : 1/3

UPTD Puskesmas Mufazoh, S.Kep


Rimbo Tengah NIP. 197904272005012008

1. Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena atau
konsentrasinya secara langsung maupun tidak langsung dapatr mencermarkan dan
atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan
hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
Meliputi :
1. Sampah terkontaminasi :
o Darah, nanah, urin, tinja, duh tubuh lain serta bahan-bahan yang kontak
dengannya, bekas pembalut luka, dahak, urin, biakan mikrobiologi.
2. Sampah tajam:
o Jarum suntik, pisau, pecahan kaca
3. Sampah infeksius:
o Bahan-bahan kimia atau farmasi (kaleng bekas, botol, kotak yang ED,
vaksin, reagen diisfektan seperti formaldehid, glutaraldehid, bahan-bahan
organik seperti aseton dan kloroform)
4. Sampah sitotoksik
o Obat-obat untuk kemoterapi
5. Sampah logam berat
o Air raksa, tensimeter, bahan-bahan bekas gigi, kadmium dan baterai bekas
6. Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang yang berbahaya dan dapat
meledak apabila dibakar.
2. Tujuan 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun dan berbahaya
2. Sebagai acuan langkah-langkah pengendalian dan pembuangan limbah
berbahaya di Puskesmas

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rimbo Tengah No. 26b Tahun 2016 tentang SPO
penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, penunjang klinis dan administrasi

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah
2. PP.Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya
3. Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah di fasilitas pelayanan
kesehatan
4. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan
Sumber Daya Terbatas

5. Bahan dan Alat 1. Alat tulis, kertas


2. Printer dan laptop
3. Penghapus/ stip ex
4. Mobil pengangkut
5. Bak kontainer/ penampung limbah medis
6. APD

6. Langkah- 1. Pemilahan Limbah


langkah Dilakukan pemilihan jenis jenis limbah medis mulai darisumber yang terdiri dari
limbah insfeksius,limbah fatalogi,limbah benda tanjam,limbah farmasi, limbah
sittoksiss, limbah kimiaawi,limbah radioaktif,limbah container bertekanan dan
dengan kandungan logam berat yang tinggi. Katagori limbah beracun dan
berbahaya bedasarkan krteteria sebagai berikut:
a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Bersifat reaktif
d. Beracun
e. Menyebabkaninfeksi
f. Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
a. Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tetutup
b. Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 48 jam.
3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya
fiberglass.
b. Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan
yang terpisah dengan limbah non medis
c. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian
telah terisi limbah
d. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety
box) seperti botol atau karton yang aman.
e. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak
langsung dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan, apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong
plastik yang dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong telah terpakai
dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak dipergunakan lagi
f. Tempat limbah memiliki 2 macam tempat limbah, satu untuk limbah medis
(plastik warna kuning) dan satunya lagi untuk non medis (plastik warna
hitam)
g. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi limbah maka harus diangkut supaya
tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang pengganggu
4. Tempat penampungan sampah
a. Jika terdapat incenerator maka limbah harus dibakar selambat-lambatnya 24
jam
b. Jika tidak mempunyai inceneraotr, limbah medis harus dimusnahkan melalui
kerjasama dengan Puskesmas atau pihak lain yang memiliki incenerator
untuk dilakukan pemusnahan.

5. Transportasi
a. Penangangkutan limbah ke luar Puskesmas menggunakan kendaraan khusus
b. Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan penganggkut
harus diletakkan dalam bak tertutup
c. Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan maupun binatang
d. Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri
yang terdiri dari topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang,
pelindung kaki/ sepatu boot dan sarung tangan khusus (disposible gloves
atau heavy duty gloves)
6. Lokasi Pengolahan limbah
Pengolahan limbah bahan beracun dan bebahaya dapat dilakukan di dalam
lokasi penghasil limbah atau di luar penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan
di dalam area pengahsil harus:
 Daerah bebas banjir
 Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter
 Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk di luar aktivitas umum minimum
300 meter
 Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam,hutan lindung
minimum 300 meter.
7. Fasilitas pengolahan
 System keamanan fasilitas
 System pencegahan terhadap kebakaran
 System penanggulangan keadaan darurat
 System pengujian perlatan
 Pelatihan karyawan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA
No. Dokumen :
SPO No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16 November 2021
Halaman :½
UPTD Puskesmas Mufazoh, S.Kep
Rimbo Tengah NIP. 197904272005012008
1. Unit terkait 1. Semua unit ruangan
2. Sanitarian
3. Petugas pemeliharaan
4. Rumah sakit AMP
2. Dokumen Ceklis pemantauan limbah medis, buku register ekspedisi limbah medis/
terkait laporan

3. Pengertian 1. Yaitu setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah berbahaya oleh
semua personil.
2. Limbah berbahaya Pemantauan prosedur penanganan bahan berbahaya adalah
kegiatan pemantauan rutin tentang bahan berbahaya di setiap unit ruangan
mulai dari cara menyimpan dan =pembuangan bahan berbahaya.

4. Tujuan 1. Sebagai acuan langkah-langkah petugas dalam pemantauan pelaksanaan


kebijakan dan prosedur penanganan bahan berbahaya
2. Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
menimbulakan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat ditelusuri penyebabnya
5. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rimbo Tengah No. 26b Tahun 2016 tentang SPO
penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, penunjang klinis dan administrasi

6. Referensi 7. PP.Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya


8. Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah di fasilitas pelayanan
kesehatan
9. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan
Sumber Daya Terbatas

7. Bahan dan Alat 8. Alat tulis


9. Printer
10. Ceklist pemantauan lingkungan
11. Penghapus/ stip ex
8. Langkah- 1. Petugas menyiapkan jadwal pelaksanaan pengawasan ke unit-unit pelayanan
langkah 2. Petugas membawa alat tulis dan buku register pemantauan limbah
berbahaya
3. Petugas ke unit-unit ruangan untuk memantau limbah berbahaya
4. Petugas merekap hasil pemantauan
5. Petugas memberikan hasil pemantauan ke unit ruangan yang terjadi
kesalahan dalam penanganan limbah berbahaya.
9.Unit terkait 2. Laboratoium
3. Sanitarian
4. Semua unit ruangan yang menghasilkan limbah
5. Petugas pemeliharaan
10. Dokumen
terkait

Rekaman Historis Perubahan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
Pengambilan sampel air untuk uji bakteriologi
No. Dokumen : :
SPO No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16 November 2021
Halaman :½

UPTD Puskesmas Mufazoh, S.Kep


Rimbo Tengah NIP. 197904272005012008

1. Pengertian Yaitu mengambil air bersih/ air minum untuk pemeriksaan bakteriologis

2. Tujuan 1. Sebagai acuan langkah-langkah petugas dalam pengambilan sampel air


bersih/air minum
2. Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan bakteriologis

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rimbo Tengah No. 8a tahun 2016 tentang Prosedur
Tetap Program Kesehatan Lingkungan.
4. Referensi 1. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 psl 22 ayat (3) yang menyatakan P.A
meliputi pengamatan, pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai
kebutuhan dan kehidupan manusia
2. Permenkes RI No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
3. Permenkes RI No. 416 tahun 1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih
5. Bahan dan Alat 1. Botol steril
2. Sarung tangan
3. Lampu bunsen
4. Alkohol 70%
5. Kapas steril
6. Pinset
7. Korek api
8. Kertas label dan balpoint
9. Tempat untuk botol sampel/ tas sampel
6. Langkah- 1. Petugas menuju lokasi sasaran
langkah 2. Petugas memakan sarung tangan
3. Menyalakan lampu bunsen
4. Kran dibuka, biarkan air mengalir selama 2-3 menit lalu kran ditutup kembali
5. Panaskan mulut kran dengan bunsen sehingga uap air keluar dari mulut kran
atau bersihkan mulut kran dengan alkohol 70%
6. Kran dibuka kembali dan biarkan air mengalir beberapa saat, ambil botol sampel
dan lewatkan mulut botol pada bunsen kemudian isi dengan sampel air sebanyak
100 ml atau sampai volume ¾ botol
7. Lewatkan mulut botol pada bunsen, tutup botol kembali
8. Beri label botol : jenis sarana, jenis pemeriksaan, lokasi pengambilan, jam
pengambilan, tanggal pengambilan, petugas pengambil, pH, suhu.
9. Botol disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
10. Segera kirim ke laboratorium
7. Hal-hal yang Batas waktu penyimpanan sampel 24 jam jika lebih maka harus ditempatkan
perlu pada kulkas / coolder (pendingin)
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Puskesmas
2. Laboratorium
3. Dinas Kesehatan
4. Sarana air
9. Dokumen 1. Hasil pemeriksaan laboratorium
terkait 2. Laporan hasil uji laboratorium
3. Laporan pengawasan sarana air

Rekaman Historis Perubahan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
Pengambilan sampel air untuk uji kimiawi
No. Dokumen : :
SPO No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16 November 2021
Halaman :½

UPTD Puskesmas Mufazoh, S.Kep


Rimbo Tengah NIP. 197904272005012008

1. Pengertian Yaitu mengambil air bersih/ air minum untuk pemeriksaan kimiawi

2. Tujuan 1. Sebagai acuan langkah-langkah petugas dalam pengambilan sampel air


bersih/air minum
2. Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan kimiawi

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rimbo Tengah No. 8a tahun 2016 tentang Prosedur
Tetap Program Kesehatan Lingkungan.
4. Referensi 1. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 psl 22 ayat (3) yang menyatakan P.A
meliputi pengamatan, pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai
kebutuhan dan kehidupan manusia
2. Permenkes RI No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
3. Permenkes RI No. 416 tahun 1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih
5. Bahan dan Alat 1. Alat pengambil sampel air bersih/ air minum dari plastik yang dapat ditutup
dengan kuat dan rapat, mudah dicuci, tidak mudah pecah, tidak menyerap zat-zat
kimia dari sampel dan tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam sampel (contoh
jerigen plastik 1-5 liter sebaiknya berwarna putih)
2. Kertas label
3. Balpoint
6. Langkah- 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel
langkah 2. Menyiapkan jerigen pengambil sampel air
3. Petugas menuju lokasi sasaran
4. Membilas jerigen menggunakan air sampel yang akan diambil sebanyak 3x
5. Mengambil sampel air sesuai dengan keperluan atau 2/3 botol, dengan
menghindari proses terjadinya aerasi
6. Tutup kembali derigen dengan kuat
7. Beri label pada jerigen sampel : jenis sarana, jenis pemeriksaan, lokasi
pengambilan, jam pengambilan, tanggal pengambilan, petugas pengambil, pH,
suhu
8. Kirim segera sampel ke laboratorium
7. Hal-hal yang 1. Apabila sampel di ambil beberapa titik, maka volume garis tiap titik harus
perlu sama
diperhatikan 2. Pada prinsipnya air yang akan diperiksa diusahakan mempunyai susunan
sama dengan air aslinya. Semua tindakan yang merubah susunan kimianya
harus dihindari, baik tempat pengiriman maupun peralatan serta cara
pengambilan sampel air.

8. Unit terkait 1. Puskesmas


2. Laboratorium
3. Dinas Kesehatan
4. Sarana air
9. Dokumen 1. Hasil pemeriksaan laboratorium
terkait 2. Laporan hasil uji laboratorium
3. Laporan pengawasan sarana air

Rekaman Historis Perubahan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
Pengambilan sampel air limbah untuk uji BOD
dan COD
No. Dokumen : :
SPO No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16 November 2021
Halaman :½

UPTD Puskesmas Mufazoh, S.Kep


Rimbo Tengah NIP. 197904272005012008

1. Pengertian 1. Yaitu mengambil sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD dan COD
2. Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud
cair
3. BOD adalah kebutuhan oksigen (Biologycal Oxygen Demand) kebutuhan
oksigen biokimiawi bagi proses deoksigenasi dalam suatu perairan atau air
limbah
4. COD adalah kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand) bagi
proses deoksigenasi dalam suatu perairan atau air limbah.

2. Tujuan 1. Sebagai acuan langkah-langkah petugas dalam pengambilan sampel air


bersih/air minum
2. Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan kimiawi

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rimbo Tengah No. 8a tahun 2016 tentang Prosedur
Tetap Program Kesehatan Lingkungan.
4. Referensi 1.
2. 2.
5. Bahan dan Alat 1.
6. Langkah- 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel
langkah 2. Menyiapkan jerigen pengambil sampel air
3. Petugas menuju lokasi sasaran
4. Membilas jerigen menggunakan air sampel yang akan diambil sebanyak 3x
5. Mengambil sampel air sesuai dengan keperluan atau 2/3 botol, dengan
menghindari proses terjadinya aerasi
6. Tutup kembali derigen dengan kuat
7. Beri label pada jerigen sampel : jenis sarana, jenis pemeriksaan, lokasi
pengambilan, jam pengambilan, tanggal pengambilan, petugas pengambil, pH,
suhu
8. Kirim segera sampel ke laboratorium

7. Hal-hal yang 1. Apabila sampel di ambil beberapa titik, maka volume garis tiap titik harus
perlu sama
diperhatikan 2. Pada prinsipnya air yang akan diperiksa diusahakan mempunyai susunan
sama dengan air aslinya. Semua tindakan yang merubah susunan kimianya
harus dihindari, baik tempat pengiriman maupun peralatan serta cara
pengambilan sampel air.

8. Unit terkait 1. Puskesmas


2. Laboratorium
3. Dinas Kesehatan
4. Sarana air
9. Dokumen 1. Hasil pemeriksaan laboratorium
terkait 2. Laporan hasil uji laboratorium
3. Laporan pengawasan sarana air

Rekaman Historis Perubahan

No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai