Anda di halaman 1dari 32

Apa yang dimaksud dengan uji kompetensi

Jabatan Fungsional Kesehatan ?

Uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan adalah proses pengujian dan penilaian
bagi pejabat fungsional kesehatan terhadap kompetensinya di tiap jenjang jabatan
fungsional.
Sertifikat lulus uji kompetensi ini juga menjadisalah satu syaratuntuk dapat naik
jenjang jabatan fungsional setingkat lebih tinggi.
DRAFT

Siapakah penyelenggara Uji Kompetensi Jabatan


Fungsional Kesehatan ?
Penyelenggara uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan terdiri dari :
1. Pusat yang membidangi pengembangan jabatan fungsional,
2. Unit Pembina,
3. UPT Kementerian Kesehatan,
4. Unit yang membidangi jabatan fungsional kesehatan
dikementerian/lembagapemerintah non kementerian selain kementerian
kesehatan,
5. Dinas Kesehatan Provinsi,
6. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota¸ dan
7. Instansi/fasyankes yang dipimpin oleh pejabat pimpinan tinggi pratama.

1
Apa tugas secara umum penyelenggara Uji
Penyelenggara uji adalah instansi yang melakukan perencanaan, persiapan

pelaksanaan, pelaporan, pembinaan serta pengawasan dan / atau pelaksana uji dalam

rangka uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan.

Siapa dan apa tugas dari Pusat yang membidangi


DRAFT

pengembangan jabatan fungsional ?


Pusat yang membidangi pengembangan jabatan fungsional di Kementerian
Kesehatan merupakan Pusat Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Tugasnya adalah:
1) Menyusunregulasi uji kompetensi.
2) Mensosialisasikan kebijakan uji kompetensi secara berkesinambungan.
3) Mengarahkan penyelenggara dalam penyusunan perencanaan pelaksanaan uji
kompetensi.
4) Menyusun perencanaan penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional.
5) Menjadi koordinator penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional.
6) Memverifikasi dan merekomendasikan penyelenggaraan uji kompetensi.
7) Melakukan akreditasi penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan.
8) Membuat dan mengembangkan sistem informasi terkait uji kompetensi.
9) Mengeluarkan nomor sertifikat kepada peserta yang telah dinyatakan lulus
berdasarkan rekomendasi penyelenggara uji dan unit Pembina.
10) Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan uji kompetensi.

2
Apa tugas Unit Pembina Jabatan Fungsional
Kesehatan ?
Unit Pembina adalah unit kerja yang membina jabatan fungsional, dikaitkan
dengan tugas pokok dan fungsinya sesuai Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pembinaan Jabatan Fungsional.

Unit pembina jabatan fungsional kesehatan bertugas:


1) Melakukan verifikasi data seluruh calon peserta uji jabatan fungsional yang
menjadi binaannya.
2) Melakukan verifikasi terhadap usulan proposal penyelenggaraan uji kompetensi
DRAFT

jabatan fungsional yang menjadi binaannya.


3) Membentuk tim penguji tingkat pusat.
4) Menyusun perencanaan penyelenggaraan uji kompetensi dari seluruh
provinsi/Kementerian dan Lembaga selain Kementerian Kesehatan/UPT
kementerian Kesehatan.
5) Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional
terhadap jabatan fungsional yang menjadi binaannya.
6) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi termasuk dalam menyiapkan
fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan uji yang
dilaksanakan oleh unit Pembina atau tingkat pusat, antara lain:
a) membentuk kepanitiaan atau sekretariat uji kompetensi tingkat pusat;
b) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi terhadap pejabat
fungsional yang menjadi binaannya;
c) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji
kompetensi; dan
d) menyusun perencanaan pelaksanaan uji kompetensi.
7) Menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji di
tingkat unit Pembina atau pusat.
8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan uji kompetensi.
9) Berkoordinasi dengan pusat yang membidangi pengembangan jabatan
fungsional di Kementerian Kesehatan dalam hal antara lain:
a) pembentukan tim penguji tingkat pusat;

3
b) sosialisasi penyelenggaraan Uji Kompetensi;
c) pengelolaan Pelaksaan Uji Kompetensi;
d) monitoring dan Evaluasi; dan
e) lain-lain.

Apa tugas Unit Pelaksana Teknis setingkat


eselon II, di lingkungan Kementerian
Kesehatan ?
DRAFT

Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Kesehatan sebagaimana


dimaksud adalah organisasi yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis
operasional bidang kesehatan dan atau tugas teknis penunjang tertentu dari
organisasi induknya yaitu Kementerian Kesehatan.
UPT di Lingkungan Kementerian Kesehatan bertugas sebagai berikut:
1) Membuat rencana penyelenggaraan uji kompetensi.
2) Membentuk tim penguji di UPT masing-masing.
3) Membuat surat pengajuan penyelenggaraan uji kompetensi ke unit pembina.
4) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi termasuk dalam menyiapkan
fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan di UPT Kementerian Kesehatan,
antara lain:
a) membentuk kepanitiaan atau sekretariat uji kompetensi di UPT Kementerian
Kesehatan;
b) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi terhadap pejabat
fungsional di Instansinya; dan
c) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji kompetensi.
5) Menerbitkan sertifikat uji kompetensiuntuk pejabat fungsional yang diuji di unit
UPT Kemenkes.
6) Melakukan pencatatan dan melaporkan penyelenggaraan uji kompetensi kepada
Unit Pembina dan Pusat Peningkatan Mutu secara manual maupun online
meliputi:
a) jumlah peserta uji;

4
b) jenis jabatan fungsional;
c) kategori dan jenjang jabatan fungsional;
d) rekapitulasi kelulusan;
e) metode uji kompetensi;
f) materi uji kompetesni;
g) tim penguji kompetensi; dan
h) waktu dan tempat uji kompetensi;
7) Membuat Berita Acara Pelaksanaan (BAP) uji kompetensi yang disampaikan ke
Pusat Peningkatan Mutu SDMK seperti contoh sebagaimana tercantum dalam
Formulir Peraturan ini.
8) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji kompetensi.
DRAFT

Apa tugas Unit yang membidangi jabatan


fungsional kesehatan kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerianselainKementerian
Kesehatan?

Tugas unit tersebut yaitu:


1) Membuat rencana penyelenggaraan uji kompetensi.
2) Membentuk tim penguji di kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerianselainkementerian kesehatan.
3) Membuat surat pengajuan penyelenggaraan uji kompetensi kepada unit pembina.
4) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi, termasuk dalam menyiapkan
fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan di kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian selain Kementerian Kesehatan, antara lain:
a) membentuk kepanitiaan atau sekretariat uji kompetensi di
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerianselainKementerian
Kesehatan;
b) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi kepada pejabat
fungsional di instansinya; dan

5
c) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji kompetensi.
5) Menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji di
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerianselainKementerian Kesehatan.
6) Melakukan pencatatan dan melaporkan penyelenggaraan uji kompetensi kepada
Unit Pembina dan Pusat Peningkatan Mutu secara manual maupun online
meliputi:
(a) jumlah peserta uji;
(b) jenis jabatan fungsional;
(c) kategori dan jenjang jabatan fungsional;
(d) rekapitulasi kelulusan;
(e) metode uji kompetensi;
(f) materi uji kompetensi;
DRAFT

(g) tim penguji kompetensi; dan


(h) waktu dan tempat uji kompetensi.
7) Membuat BAP uji kompetensi yang disampaikan ke Pusat Peningkatan Mutu
SDMK.
8) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji kompetensi.

Apa tugas Dinas Kesehatan Provinsi?

Dinas Kesehatan Provinsi bertugas:


1) Membuat rencana penyelenggaraan uji kompetensi.
2) Membentuk tim penguji di wilayah kerja provinsi.
3) Membuat surat pengajuan pelaksanaan uji kompetensi ke unit pembina.
4) Memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi termasuk dalam menyiapkan fasilitas
dan sumber daya yang dibutuhkan di wilayah kerja Provinsi, antara lain:
a) membentuk kepanitiaan atau sekretariat uji kompetensi tingkat Provinsi;
b) mengkoordinir penyelenggaraan uji kompetensi di wilayah kerja provinsi;
c) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi kepada pejabat
fungsional di instansinya; dan
d) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji kompetensi.

6
5) Menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji di
Provinsi.
6) Melakukan pencatatan dan melaporkan penyelenggaraan uji kompetensi kepada
Unit Pembina dan Pusat Peningkatan Mutu secara manual maupun online
meliputi:
(a) jumlah peserta uji;
(b) jenis jabatan fungsional;
(c) kategori dan jenjang jabatan fungsional;
(d) rekapitulasi kelulusan;
(e) metode uji kompetensi;
(f) materi uji kompetensi;
(g) tim penguji kompetensi; dan
DRAFT

(h) waktu dan tempat uji kompetensi.


7) Membuat BAP uji kompetensi yang disampaikan kepada Pusat Peningkatan
Mutu SDMK.
8) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji kompetensi.

Apa tugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ?


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertugas:
1) Membuat rencana penyelenggaraan uji kompetensi.
2) Membentuk tim penguji kabupaten/kota.
3) Membuat surat pengajuan penyelenggaraan uji kompetensi kepada Dinas
Kesehatan Provinsi.
4) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi termasuk dalam menyiapkan
fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan di kabupaten/kota, antara lain:
a) membentuk kepanitiaan atau sekretariat uji kompetensi di kabupaten/kota;
b) mengkoordinir penyelenggaraan uji kompetensi di wilayah kerja
kabupaten/kota;
c) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi kepada pejabat
fungsional di Instansinya; dan
d) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji kompetensi.
5) Menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji di

7
kabupaten/kota.
6) Melakukan pencatatan dan melaporkan penyelenggaraan uji kompetensi kepada
Unit Pembina dan Pusat Peningkatan Mutu secara manual maupun online
meliputi:
a) jumlah peserta uji;
b) jenis jabatan fungsional;
c) kategori dan jenjang jabatan fungsional;
d) rekapitulasi kelulusan;
e) metode uji kompetensi;
f) materi uji kompetensi;
g) tim penguji kompetensi; dan
h) waktu dan tempat uji kompetensi.
DRAFT

7) Membuat BAP uji kompetensi seperti contoh sebagaimana tercantum dalam


Formulir Peraturan ini yang disampaikan kepada Pusat Peningkatan Mutu
SDMK.
8) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji kompetensi.

Tugas Instansi/fasilitas pelayanan


kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang dipimpin oleh pejabat pimpinan tinggi
pratama?

Tugasnya adalah:
1) Membuat rencana penyelenggaraan uji kompetensi.
2) Membentuk tim penguji lingkungan instansi/fasilitas pelayanan
kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya tersebut.
3) Membuat surat pengajuan penyelenggaraan uji kompetensi.
4) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi termasuk dalam menyiapkan
fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan di lingkungan instansi/fasilitas
pelayanan kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya tersebut, antara lain:
a) membentuk kepanitiaan atau sekretariat uji kompetensi lingkungan

8
instansi/fasilitas pelayanan kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
tersebut;
b) menginformasikan maksud dan tujuan uji kompetensi kepada pejabat
fungsional di instansinya; dan
c) mengidentifikasi jumlah pejabat fungsional yang layak ikut uji kompetensi.
5) Menerbitkan sertifikat uji kompetensi untuk pejabat fungsional yang diuji di
instansi/fasilitas pelayanan kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
tersebut.
6) Melakukan pencatatan dan melaporkan penyelenggaraan uji kompetensi kepada
Unit Pembina dan Pusat Peningkatan Mutu secara manual maupun online
meliputi:
a) jumlah peserta uji;
DRAFT

b) jenis jabatan fungsional;


c) kategori dan jenjang jabatan fungsional;
d) rekapitulasi kelulusan;
e) metode uji kompetensi;
f) materi uji kompetensi;
g) tim penguji kompetensi; dan
h) waktu dan tempat uji kompetensi.
7) Membuat BAP uji kompetensi seperti contoh sebagaimana tercantum dalam
Formulir Peraturan ini yang disampaikan kepada Pusat Peningkatan Mutu SDMK.

8) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan uji kompetensi

Bagaimana merencanakan Pelaksanaan Uji


Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan?

9
Adapun perencanaan tersebut meliputi pokok-pokok dalam:
1. Perencanaan kebutuhan pejabat fungsional yang menjadi binaannya untuk uji
kompetensi.
a) Melakukan pemetaan terhadap pejabat fungsional kesehatan yang menjadi
binaannya, meliputi variabel nama pemangku, jenis jabatan fungsional,
kategori jabatan fungsional, jenjang jabatan fungsional, riwayat
pendidikan, riwayat pelatihan jabatan fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan.
b) Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan uji kompetensi bagi pejabat
fungsional terutama yang akan naik jenjang.
2. Perencanaan anggaran biaya penyelenggaraan (perencanaan, pelaksanaan dan
pembinaan serta pengawasan) uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan sesuai
DRAFT

dengan lingkup masing-masing.


3. Perencanaan pengujian yang meliputi metode uji, materi uji, perangkat pengujian,
sarana dan prasarana, waktu dan tempat uji kompetensi.
4. Perencanaan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan uji
kompetensi sesuai dengan lingkup masing-masin

Meliputi apa saja perencanaan anggaran biaya


penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Kesehatan
Biaya untuk pelaksanaan uji meliputi :

1. Biaya ATK, Fotocopy, pencetakan sertifikat, dll


2. Biaya Snack & makan untuk peserta, penguji dan atau pengawas
3. Honor tim penguji
4. Biaya transport tim penguji (bila melibatkan tim penguji luar instansi)
5. Alat dan bahan (bila ada uji praktik)
6. Dan lain lain

10
Apa saja persiapan yang harus dilakukan
Penyelenggara Uji?

Pertama :
Pembentukan dan Penetapan Panitia Pelaksana

Panitia Pelaksana uji ditetapkan oleh sekurang – kurangnya pimpinan tinggi pratama
sesuai instansi masing - masing.

DRAFT

Panitia pelaksana dapat berasal dari unit kepegawaian, SDM, Sistem Informasi,
Perencanaan, Keuangan dan lain – lain yang dapat mendukung dan mengorganisir
penyelenggaraan uji di Instansi masing – masing.

SK Penetapan tim pelaksana uji dapat berlaku selama dua tahun sejak ditetapkan atau
dapat disesuaikan dengan kondisi masing – masing.

Pembentukan dan penetapan panitia paling sedikit memiliki bidang dengan beberapa
fungsi, yaitu :
1) Bidang Perencanaan Uji Kompetensi
Bidang perencanaan ini memiliki tugas dan fungsi dalam penyiapan dokumen
perencanaan uji yang akan dikirimkan ke Instansi Pembinanya, unit Pembina
dan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.
Adapun langkah dalam menyusun perencanaan ini meliputi :
a) Melakukan pemetaan terhadap pejabat fungsional kesehatan yang menjadi
binaannya, meliputi variabel nama pemangku, jenis jabatan fungsional,
kategori jabatan fungsional, jenjang jabatan fungsional, riwayat
pendidikan, riwayat pelatihan jabatan fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan;
b) Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan uji kompetensi bagi
pemangku jabatan fungsional terutama yang akan naik jenjang;
c) Melakukan identifikasi terhadap calon tim penguji;

11
d) Perencanaan anggaran biaya penyelenggaraan (perencanaan, pelaksanaan
dan pembinaan serta pengawasan) uji kompetensi jabatan fungsional
kesehatan sesuai dengan lingkup masing – masing.
e) Perencanaan pengujian yang meliputi metode uji, materi uji, perangkat
pengujian, sarana dan prasarana, waktu dan tempat uji kompetensi;
f) Perencanaan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan uji
kompetensi sesuai dengan lingkup masing – masing.

2) Bidang Sistem Informasi Jabatan Fungsional


Bidang sistem informasi memiliki tugas dan fungsi mendukung
penyelenggaraan uji kompetensi dalam hal sistem informasinya, adapun
kegiatannya meliputi :
DRAFT

a) Koordinator bidang sistem informasi sebagai pemegang akun &


password sebagai penyelenggara uji
b) Menjaga dan bertanggung jawab sebagai pemegang akun dan password
c) Melakukan updating data di sistem kepegawaian SAPK
d) Memverifikasi data pejabat fungsional di wilayah binaannya
berdasarkan validasi dokumen dan data di sistem kepegawaian
e) Mengirimkan proposal penyelenggaraan uji yang telah disusun oleh
bidang perencanaan melalui sistem aplikasi e-ukom
f) Mengirimkan Berita acara pelaksanaan pelaksanaan uji kepada Pusat
Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dan unit Pembina
g) Menerima nomor sertifikat bagi peserta yang telah lulus uji kompetensi

3) Bidang Pembinaan dan Pengawasan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional


Kesehatan
a) Melakukan monitoring dan evaluasi dalam perencanaan
penyelenggaraan uji
b) Melakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan uji
c) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pelaporan
d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada tim penguji
e) Pembinaan dan pengawasan pada kasus yang terjadi sehubungan
dengan uji kompetensi

12
f) Memberikan rekomendasi dan masukan terhadap penyelenggaraan uji
yang disampaikan kepada pimpinan instansi penyelenggara
g) Memberikan masukan dan saran kepada pimpinan instansi
penyelenggara terhadap pemberian sanksi

4) Sekretariat
a) Mengumpulkan berkas portofolio calon peserta uji sebelum
pelaksanaan uji
b) Melakukan persiapan alat, sarana, prasana untuk pelaksanaan uji
c) Menjadwalkan pelaksanaan uji
d) Menginformasikan jadwal pelaksanaan uji (uji pertama maupun uji
ulang) kepada calon peserta uji, tim penguji dan pimpinan instansi
DRAFT

pengguna
e) Melakukan persiapan berkas administrasi yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan uji
f) Menggandakan soal atau instrumen uji setelah berkoordinir dengan tim
penguji
g) Melakukan pengaturan jadwal uji yang disesuaikan dengan jenis
jabatan fungsional, jenjang, peserta dan pengujinya
h) Melakukan dokumentasi penyelenggaraan uji
i) Mencetak sertifikat uji kompetensi setelah mendapatkan nomor
sertifikat dari Pusat Peningkatan Mutu SDMK

13
Persiapan kedua :

Bagaimana menentukan dan menetapkan Tim


Penguji?
Memilih dan menentukan tim penguji dilakukan melalui seleksi tim penguji, dengan
tahapan :

1. Melakukan Pemutakhiran data Kepegawaian di Sistem Informasi Data Kepegawaian


yang berlaku di suatu Instansi misalnya dapat menggunakan data SIMKA, SAPK atau
data internal Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota.
DRAFT

2. Berdasarkan data tersebut, Penyelenggara Uji memilih pejabat fungsional yang


memiliki jenjang tertinggi di kategori dan tiap jenis jabatan fungsional kesehatan.
Misalnya untuk Jabatan Fungsional Radiografer maka dipilih pejabat fungsional yang
memiliki jenjang Penyelia di Kategori Keterampilan dan jenjang ahli Madya di
Kategori Keahlian.

Pemilihan pejabat fungsional yang memiliki jenjang tertinggi di kategorinya ini


memungkinkan penguji tersebut dapat menguji satu atau dua jenjang dibawahnya.
Misalnya Radiografer jenjang Penyelia dapat menjadi penguji untuk kategori
keterampilan maka penguji tersebut dapat menguji pejabat fungsional Radiografer
pelaksana yang akan naik jenjang ke pelaksana lanjutan dan Pejabat Fungsional
Radiografer pelaksana lanjutan yang akan naik jenjang ke Penyelia. Hal ini
dikarenakan syarat tim penguji adalah sekurang kurangnya memiliki jenjang setingkat
lebih tinggi dari yang diuji.

3. Setelah teridentifikasi pejabat fungsional yang memiliki jenjang tertinggi di kategori


keterampilan dan keahlian di masing masing jenis jabatan fungsional, maka
Penyelenggara Uji melakukan seleksi tim penguji dapat melalui portofolio,
wawancara dan penulisan.

14
4. Dalam Melihat Dokumen Portofolio calon tim penguji hal hal yang menjadi penilaian
meliputi:
a. Kualifikasi Pendidikan: apakah Linier dan sesuai Jabatan fungsionalnya?
b. Pengalaman Kerja sesuai profesi jabatan fungsionalnya, apakah memiliki
pengalaman praktik keprofesiannya ? selama berapa tahun memiliki pengalaman
tersebut?
c. Pengalaman sebagai Tim Penilai Angka Kredit, apakah calon penguji memiliki
pengalaman sebagai tim Penilai Angka Kredit (PAK) di Instansinya atau tingkat
provinsi/kabupaten/kota atau tingkat Pusat dibuktikan dengan SK tim penilai
PAK.
d. Keikutsertaan dalam Tim Perumus/Penyusun Pedoman Uji Kompetensi (bagi
calon tim penguji tingkat pusat).
DRAFT

e. Keaktifan di Organisasi Profesi: Apakah sebagai pengurus Tingkat Pusat, Wilayah


dan Cabang

5. Dalam proses wawancara, hal hal yang menjadi penilaian adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang Jabatan Fungsional
b. Pengetahuan tentang Uji Kompetensi
c. Komitmen sebagai Tim Penguji

6. Dalam Proses Penulisan, hal hal yang menjadi penilaian adalah sebagai berikut :
a. Rencana sebagai Tim Penguji Kompetensi Tingkat Pusat
b. Komitmen sebagai Tim Penguji Kompetensi
c. Integritas sebagai Tim Penguji Kompetensi
d. Saran dan Harapan terkait Uji Kompetensi Jabaan Fungsional

Menseleksi tim penguji dapat dilakukan oleh Tingkat Pusat, Tingkat Instansi UPT
Kementerian Kesehatan minimal setingkat eselon II, Tingkat Instansi Kementerian/Lembaga
pemerintah selain Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

Setelah diseleksi maka ditetapkan oleh sekurang – kurangnya pimpinan tinggi pratama di
Instansi masing – masing.

15
SK Penetapan tim penguji dapat berlaku selama dua tahun sejak ditetapkan atau dapat
disesuaikan dengan kondisi masing – masing.

Apakah Instansi setingkat eselon III di bawah


UPT Kementerian Kesehatan dapat menjadi
pelaksana Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
kesehatan ?
Instansi yang dapat melaksanakan uji adalah yang dipimpin sekurang – kurangnya pimpinan
DRAFT

tinggi pratama (eselon II).

UPT Kementerian Kesehatan yang dipimpin eselon III sebagai instansi pengguna jabatan
fungsional dapat memfasilitasi uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan, dengan cara :

1. Melakukan mapping calon peserta uji kompetensi di instansinya


2. Mensosialisasikan penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan
3. Melakukan kerjasama dalam hal pelaksanaan uji kepada instansi yang
menyelenggarakan uji dengan pertimbangan efektifitas dan efisiensi. Dapat
dipertimbangkan untuk diuji di Instansi setingkat eselon II yang menyelenggarakan
uji dalam satu wilayah
4. Menganggarkan pelaksanaan uji kepada pejabat fungsional binaannya yang diuji di
tempat lain
5. Memfasilitasi hal lain terkait keberlangsungan penyelenggaraan uji kompetensi
jabatan fungsional kesehatan.

16
Persiapan ketiga

Bagaimana membuat proposal Penyelenggaraan


Uji ?
Contoh Dokumen Proposal Perencanaan Penyelenggaraan
DRAFT

Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan

Nama Instansi :
Alamat instansi :

Bersama ini kami ajukan perencanaan penyelenggaraan uji kompetensi jabatan


fungsional kesehatan yang digunakan sebagai proposal penyelenggaraan uji untuk
mendapatkan rekomendasi penyelenggaraan uji. Berikut kami sampaikan data sebagai
berikut ;

I. Data Calon Peserta Uji


No Nama Calon Peserta Uji Jenis Jabatan Kategori Jenjang No & tanggal SK
Fungsional (keterampilan/ Jabfung terakhir
keahlian)
1 Perekam Keterampilan Pelaksana
Medis Lanjutan
2 Perawat Keahlian Pertama
dst

17
II. Tim Penguji
No Jenis Jabatan Kategori Nama No SK Pejabat yang menetapkan
Fungsional (keterampilan/ Tim Tim
keahlian) Penguji Penguji

1 Perekam Keterampilan 1.
Medis 2.
3.
Dst
2 Perawat Keahlian 1.
2.
DRAFT

3.
Dst
dst

III. Pelaksanaan Uji


No Jenis Jabatan Kategori Jenja Nama Waktu Tempat Uji Metode Uji
Fungsional (keterampil ng Tim Pelaksanaa
an/ Penguji n Uji
keahlian)
1 Perekam Medis Keterampil Pelak 1. Hari, RS… Portofolio
an sana 2. tanggal..
Lanju 3.
tan Dst
2 Perawat Keahlian Perta 1.
ma 2.
3.
Dst
Dst

18
erikut kami sampaikan juga lampiran sebagai data dukung, meliputi :
a. SK tim penguji
b. SK Panitia Pelaksana uji
Demikianlah permohonan penyelenggaraan uji, kami menyatakan bahwa data yang ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tempat, tanggal, bulan, tahun, tahun


Pimpinan Instansi Penyelenggara Uji Kompetensi

Nama

NIP DRAFT

Bagaimana bila satu Instansi setingkat eselon


II tidak dapat membentuk tim penguji?

Misalnya di RS Persahabatan Jakarta hanya ada dua pejabat fungsional pembimbing

kesehatan kerja, oleh karena itu tidak dapat membentuk tim penguji untuk JF pembimbing

Kesehatan Kerja, maka apabila dua orang pejabat fungsional akan mengikuti uji kompetensi

maka dapat melibatkan Tim Penguji Pusat untuk menguji dua orang tersebut dengan tempat

ujian di RS Persahabatan.

67
Apa langkah selanjutnya yang dapat dilakukan
setelah membuat proposal Penyelenggaraan Uji

Setelah proposal tersusun sebagaimana dibahas dalam contoh sebelumnya maka


penyelenggara uji mengirimkan proposal tersebut melalui laman web: https//www.jabfung.
bppsdmk.kemkes.go.id via online yang kemudian akan dilakukan verifikasi berjenjang
DRAFT

sampai ke unit Pembina di Kementerian Kesehatan dan Pusat Peningkatan Mutu SDMK

Apabila proposal yang dikirimkan sudah diverifikasi dan sesuai dengan Permenkes nomor 18
tahun 2017 maka akan diberikan surat rekomendasi penyelenggaraan uji sebagai dasar
pelaksanaan uji di instansi masing – masing.

Kapan Penyelenggara Uji boleh melaksanakan Uji


Kompetensi ?
Penyelenggara uji kompetensi jabatan fungsional dapat melakukan uji kompetensi setelah
adanya surat rekomendasi penyelenggaraan uji dari Pusat Peningkatan Mutu SDMK
Kesehatan.

Surat rekomendasi pelaksanaan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan ini juga sebagai
dasar dalam mengakreditasi penyelenggaraan uji kompetensi di masing – masing instansi.

Pelaksanaan uji kompetensi dapat dilaksanakan mulai bulan Januari tahun 2018.

68
Setelah melaksanakan Uji, apa yang harus
dilakukan Penyelenggara uji ?
Setelah melaksanakan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan, penyelenggara membuat
Berita Acara Pelaksanaan dan Laporan Pelaksanaan Uji.

Laporan disampaikan setelah semua pelaksanaan uji kompetensi selesai. Paling lambat dua
minggu setelah selesai uji kompetensi pimpinan instansi penyelenggara uji membuat BAP
dan di sampaikan secara berjenjang kepada Pusat Peningkatan Mutu SDMK dan unit
DRAFT

pembina jabatan fungsional kesehatan.

Bagaimana sistematika Pelaporan Pelaksanaan Uji


Kompetensi ?
Sistematika Laporan Pelaksanaan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan seperti di
bawah ini:
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
Bab II : Uji Kompetensi
A. Persiapan
1) Panitia
2) Waktu
3) Tempat Uji
4) Tim Penguji
5) Peralatan atau Fasilitas yang dibutuhkan untuk uji kompetensi
B. Pelaksanaan
1) Registrasi (online)
2) Manual (offline)
3) Online
C. Hasil
1) Peserta uji (kategori, jenjang, dan jenis jabatan)
2) Tempat Uji

69
3) Tim Penguji
4) Metode Uji
5) Waktu
6) Tempat
7) Rekapitulasi kelulusan

Bab III: Simpulan dan Rekomendasi


A. Simpulan
B. Rekomendasi

LAMPIRAN
1. Rekap data Peserta
2. Daftar hadir peserta dan panitia
3. Berita acara pelaksanaan
4. Dokumentasi (foto lokasi uji, foto penguji, sarana prasarana, peserta uji,
pelaksanaan uji sesuai metode uji, besar file maksimal ukuran 250 KB)
8) DRAFT

D. Kendala

Bagaimana membuat Berita Acara Pelaksanaan


Uji Kompetensi ?
Penyelenggara uji kompetensi juga membuat berita acara pelaksanaan (BAP) uji
kompetensi. BAP tersebut menjadi dasar dalam memberikan nomor sertifikat.

BERITA ACARA PELAKSANAAN (BAP)


UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN (UK-JFK)

Pada hari ini … tanggal … bulan … tahun … telah dilaksanakan uji kompetensi
jabatan fungsional … (jenis jabatan fungsional) yang bertempat di …
1. Jumlah peserta uji keseluruhan: … orang
2. Jumlah Peserta yang lulus : … orang
3. Jumlah Peserta tidak lulus : … orang

70
Contoh tabel:
N Na Asal Jenis Katego Jenja Meto Hasil
o ma Insta Jabat ri ng de Kelul
Pes nsi an (Ketera Uji usan
erta Fung mpilan
sional /Keahli
an)
1 Jefri RSU Perek Ketera Pela Porto Lulus
D am mpilan
DRAFT
ksan folio
Kar Medi a
ya s Lanj
utan
2 Ayu Pusk Pera Keahli Perta Porto Tidak
esm wat an ma folio Lulus
as dan
Cipt Uji
a Tulis
ds
t

Kendala yang dihadapi


………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..

Saran/Perbaikan penyelenggaraan uji


………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Tempat, tanggal – bulan –tahun

Pimpinan Instansi Penyelenggara Ketua Tim Penguji


Uji Kompetensi

Nama Nama
NIP NIP

71
Bagaimana mendapat nomor sertifikat bagi peserta
yang telah lulus Uji ?
Nomor sertifikat akan diberikan kepada penyelenggara uji setelah penyelenggara uji
DRAFT

membuat laporan dan BAP Pelaksanaan uji kompetensi.

Nomor sertifikat diberikan kepada peserta yang telah dinyatakan lulus dan bagi
penyelenggara yang telah mendapat surat rekomendasi terhadap penyelenggaraan uji tersebut.

Setelah mendapat nomor sertifikat yang dikirimkan melalui system E – UKOM maka
penyelenggara uji selanjutnya dapat mencetak sertifikat uji di Instansi masing – masing
penyelenggara uji sesuai contoh dan ditandatangani oleh Ketua Penyelenggara Uji dan Ketua
Tim Penguji.

Bagaimana bila ada peserta yang belum lulus ?


Bila ada peserta yang belum lulus dalam uji kompetensi yang pertama maka akan diberikan
kesempatan untuk ujian ulang pertama.

Apabila dalam ujian kedua lulus maka dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikat lulus uji.

Apabila dalam ujian ulang pertama tersebut belum lulus juga maka, peserta tersebut dapat
ikut uji ulang kedua, bila lulus dapat diusulkan mendapat sertifikat.

72
Apabila dalam ujian ulang kedua tidak lulus maka pimpinan instansi pengguna pejabat
fungsional tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya sebelum ikut uji
berikutnya.
Contoh

Bagaimana contoh surat Keputusan Tim


Penguji dan pelaksana Uji di Provinsi ?
DRAFT

KEP UTUS AN KEP ALA DINAS KES EHATAN P R OVINS I ……..


NOMOR :

TENTANG PEMB ENTUKAN TIM PENGUJI DAN TIM P ELAKS ANA UJI KOMP ETENS I
JAB ATAN F UNGS IONAL KES EHATAN PER AWAT, P ER AWAT GIGI, P ER EKAM
MEDIS , R ADIOGR AF ER , TEKNIS I ELEKTR OMEDIS DAN PEMB IMB ING KES EHATAN
KER JA
P R OVINS I ……………..TAHUN 2017 -2019

DENGAN R AHMAT TUHAN YANG MAHA ES A

KEP ALA DINAS KES EHATAN PR OVINS I………… ,

Menimbang : a. bahwa Dinas Kesehatan Provinsi


merupakan Instansi Pengguna dari Jabatan
Fungsional yang memiliki tugas dalam
penyelenggaraan uji kompetensi meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan
pengawasan uji kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan;

b. bahwa dalam rangka memberikan


pengakuan terhadap kompetensi pejabat
fungsional kesehatan dan sebagai bahan
pertimbangan untuk kenaikan jenjang
jabatan fungsional maka perlu ada uji
kompetensi kenaikan jenjang jabatan
fungsional kesehatan;

c. bahwa untuk melaksanakan kegiatan uji


kompetensi jabatan fungsional kesehatan
sebagaimana point b, perlu dibentuk tim
penguji dan tim pelaksana uji tingkat
Provinsi…..Jabatan Fungsional Kesehatan

73
Perawat, Perawat Gigi, Perekam Medis,
Radiografer, Teknisi Elektromedis dan
Pembimbing Kesehatan Kerja;

bahwa untuk melaksanakan hal


d. sebagaimana dimaksud dalam huruf c, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi………..

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);

b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
DRAFT

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5587);

c. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5607);

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

e. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2012


tentang Perubahan atas Keputusan Presiden
Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 235);

f. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 18


tahun 2017;

g. Dst

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS


KESEHATAN PROVINSI … TENTANG
PEMBENTUKAN TIM P ENGUJI DAN
TIM PELAKS ANA TINGKAT

74
P R OVINS I UJI KOMP ETENS I
JAB ATAN F UNGS IONAL
KES EHATAN P ER AWAT,
P ER AWAT GIGI, PER EKAM
MEDIS , R ADIOGR AF ER , TEKNIS I
ELEKTR OMEDIS DAN
P EMB IMB ING KES EHATAN
KER JA TAHUN 2017-2019

Kesatu : Membentuk Tim Penguji dan Tim


Pelaksana Pusat Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional KesehatanPerawat, Perawat
Gigi, Perekam Medis, Radiografer, Teknisi
Elektromedisdan Pembimbing Kesehatan
Kerja dengan susunan keanggotaan
sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini. DRAFT

Kedua : Tim Penguji sebagaimana dimaksud dalam


Diktum Kesatu bertugas:

Ketiga : Tim Pelaksana Uji sebagaimana dimaksud


dalam Diktum Kesatu bertugas:
a. Bidang Perencanaan
1) Membuat perencanaan uji
kompetensi meliputi rencana
pengujian, rencana
penganggaran, rencana
pembinaan uji kompetensi
jabatan fungsional kesehatan;
2) Melakukan identifikasi calon
peserta dan tim penguji.
b. Bidang Sistem Informasi
1) Melakukan updating data
SAPK;
2) Melakukan verifikasi data
calon peserta uji;
3) Pemegang akun sebagai
penyelenggara uji;
4) Mengirimkan proposal
penyelenggaraan;
5) Mengirimkan Berita Acara
Pelaksanaan Uji;
6) Menerima nomor sertifikat.
c. Bidang Pembinaan dan Pengawasan
1) Melakukan monitoring dan
evaluasi perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan
uji kompetensi jabatan
fungsional kesehatan;
2) Memberikan saran dan

75
rekomendasi untuk perbaikan
penyelenggaraan uji
kompetensi jabatan
fungsional kesehatan;
3) Memberikan saran untuk
pemberian sanksi.
d. Sekretariat
1) Melakukan persiapan, alat,
bahan dan tempat untuk
pelaksanaan uji;
2) Mengatur jadwal
pelaksanaan uji;
3) Mengumpulkan berkas
portofolio;
4) Menginformasikan
pelaksanaan uji kepada
peserta dan penguji;
5) Mencetak sertifikat;
DRAFT

6) Melakukan dokumentasi.

Dalam melaksanakan kegiatan, Timbekerja


sama dengan Kementerian Kesehatan dan
Dinas Kesehatan Provinsi.

Keempat :

Kelima : Dalam menjalankan tugas, Tim penguji dan


Tim Pelaksana Uji kompetensi jabatan
fungsional Perawat, Perawat Gigi, Perekam
Medis, Radiografer, Teknisi Elektromedis
dan Pembimbing Kesehatan Kerja akan
dievaluasi kinerja dan komitmennya setiap
enam (6) bulan oleh Pusat Peningkatan
Mutu SDM Kesehatan/Unit Pembina/Dinas
Kesehatan Provinsi.

Semua biaya yang timbul akibat keputusan


Keenam : ini dibebankan pada DIPA Satker …tahun
… dan sumber lain yang tidak mengikat.

Ketujuh : Keputusan ini mulai berlaku selama dua (2)


tahun sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan :
Pada tanggal :

76
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI………..,

N A M A

Tembusan:
1. Kepala Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan
2. Unit Pembina Jabatan Fungsional Kesehatan
3.
4. dst

DRAFT

Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi


Nomor :
Tanggal :

SUSUNAN ANGGOTA TIM P ENGUJI DAN PELAKS ANA UJI TINGKAT P US AT UJI
KOMP ETENS I JAB ATAN F UNGS IONAL KES EHATAN P ER AWAT, P ER AWAT GIGI,
P ER EKAM MEDIS , R ADIOGR AF ER , TEKNIS I ELEKTR OMEDIS DAN P EMB IMB ING
KES EHATAN KER JA
TAHUN 2017 - 2019

A. Tim
Pengarah
: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi….
Ketua
: 1. …………
Anggota 2. ………..
3. …………
4. dst

B. Tim Penguji
1. Jabatan : 1. Perawat
Fungsion 2. Perawat
al 3. Perawat
Perawat 4. Perawat
5. Perawat
6. Perawat
7. Perawat

2. Jabatan : 1. Perawat Gigi


Fungsio 2. Perawat Gigi
nal 3. Perawat Gigi
Perawat
Gigi

77
: 1. Perekam Medis
2. Perekam Medis
3. Jabatan 3. Perekam Medis
Fungsion
al
Perekam
Medis : 1. Radiografer
2. Radiografer
3. Radiografer
4. Jabatan
Fungsion
al
Radiogra : 1. Teknisi Elektromedis
fer 2. Teknisi Elektromedis
3. Teknisi Elektromedis
5. Jabatan
Fungsion
al : 1. Pembimbing Kesehatan Kerja
Teknisi 2. Pembimbing Kesehatan Kerja
Elektrom 3. Pembimbing Kesehatan Kerja
DRAFT

edis

6. Jabatan
Fungsion
al
Pembimb
ing
Kesehata
n Kerja

C. Tim : a. Bidang Perencanaan


Pelaksana 1. …(koordinator)
Uji 2. ...
3. ...
b. Bidan Sistem Informasi
1…. (koordinator)
2….
3….
c. Bidang Pembinaan dan Pengawasan
1. ... (koordinator)
2. ...
3. …
d. Sekretariat
1….(koordinator)
2…..
3…..

78
DRAFT

79

Anda mungkin juga menyukai