Anda di halaman 1dari 41

PROFIL INDIKATOR MUTU UPT PUSKESMAS DABO LAMA

TAHUN 2022

1. INDIKATOR MUTU NASIONAL


N Indikator Mutu Target
o
1 Kepatuhan Kebersihan Tangan ≥ 85%
2 Kepatuhan Pengunaan APD 100%
3 Kepatuhan Identifikasi Pasien 100%
4 Keberhasilan Pengobatan TB semua kasus sensitif obat (SO) 90%
5 Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar 100%
6 Kepuasan Pasiem ≥76,61%

2. INDIKATOR PRIORITAS PUSKESMAS


N Indikator Mutu Target
o
1 Penemuan dan penanganan suspek TB sesuai standar 100%

3. INDIKATOR SURVEY
N Indikator Mutu Target
o
1 Kepuasan Pelanggan ≥90%

4. INDIKATOR MUTU ADMIN


N Indikator Mutu Target
o
1 Pemantauan kendaraan ambulance
2 Pemantauan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

5. INDIKATOR MUTU UKM


N Indikator Mutu Target
o
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkolosis 100%

6. INDIKATOR MUTU UKP


N Indikator Mutu Target
o
1 Waktu tunggu rawat jalan 80%
2 Kelengkapan pengisian rekam medis 90%

7. INDIKATOR PEMANTAUAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN (KP)


N Indikator Mutu Target
o
1 Penilaian komunikasi yang efekstiv 100%
2 Penilaian keamanan obat yang perlu diwaspadai 100%
3 Penilaian tepat prosedur, tepat lokasi, tepat pasien operasi 100%
4 Pengurangan risiko pasienjatuh 100%

8. INDIKATOR PEMANTAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


N Indikator Mutu Target
o
1 Indikator Kalibrasi Alat Kesehatan ≥75%
9. INDIKATOR PEMANTAUAN PENCEGAHAN DAN PENEGNDALIAN INFEKSI (PPI)
N Indikator Mutu Target
o
1 Kepatuhan kebersihan tangan ≥85%

NDIKATOR MUTU NASIONAL


1. Kepatuhan Kebersihan Tangan
Judul Indikator Kepatuhan kebersihan tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)

4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh


pemberi pelayanan dalam melakukan cuci tangan sesuai
dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
Operasional menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak
tampak kotor.

2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5 indikasi (Five


moments) menurut WHO dan 5 indikasi sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)

3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6 langkah


menurut WHO.

4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian


kepatuhan terhadap petugas yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan indikasi yang terdiri dari :

a. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum


menyentuh pasien (permukaan tubuh atau pakaian
pasien).

b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah


menyentuh pasien (permukaan tubuh atau pakaian
pasien ).

c. Sebelum melakukan prosedur aseptik contoh:


Pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning,
pemberian suntikan dan lain lain

d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien


seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, dan setelah melepas sarung tangan

e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien


meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien,
kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar
pasien.

f. Melepas sarung tangan steril

g. Melepas APD

h. Setelah kontak dengan permukaan benda mati dan


objek termasuk peralatan medis

i. Setelah melepaskan sarung tangan steril.

j. Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan


makanan.

5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah semua


tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di
ruang pelayanan/perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga
penunjang yang kontak erat dengan pasien / spesimen.

6. Observer adalah orang yang paham dan memiliki


kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.

7. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit dalam


satu periode pengamatan

8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan dalam 15


menit periode pengamatan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
(pembilang) indikasi
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam satu periode pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas
di ruang pelayanan/ perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga penunjang
yang kontak erat dengan pasien/spesimen yang akan di
observasi

Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan
yang dilakukan sesuai indikasi
x 100%
Jumlah peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam
satu periode pengamatan/observasi

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan
Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

4. Pedoman Kementerian Kesehatan tentang Petunjuk


Teknis Alat Pelindung Diri (APD).

5. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi


pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD

2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan


dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dira
Operasional ncang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partik
el padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya
dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit.

2. APD digunakan sesuai dengan standar dan indikasi

3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindaka


n yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terk
ena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemung
kinan pasien terkontaminasi dari petugas.

4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas


dalam menggunakan APD sesuai standar dan indikasi.

5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian


yang dilakukan terhadap petugas dalam menggunakan A
PD saat melakukan prosedur pelayanan kesehatan.

6. Observer adalah orang yang melakukan pengamatan


terhadap kepatuhan kepada petugas.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai indikasi dan
(pembilang) standar dalam periode pengamatan
Denominator Jumlah petugas yang diamati
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang menggunakan
APD sesuai indikasi dan standar
dalam periode pengamatan
x 100%
Jumlah petugas yang diamati
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

3. Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan


Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Puskesmas

3. Ketepatan identifikasi pengguna layanan merupakan


sasaran keselamatan pasien yang pertama. Yang
dimaksud dengan keselamatan pasien adalah
keselamatan pengguna layanan. Ketepatan identifikasi
menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan
Pengguna Layanan selama proses pelayanan dan
mencegah insiden keselamatan pengguna layanan.

4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pengguna layanan


maka diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan
proses identifikasi. Sehingga pemberi pelayanan akan
menjadikan identifikasi sebagai proses rutin dalam proses
pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaksanakan identifikasi pengguna layanan pada proses
pelayanan.
Definisi 1. Pengguna layanan adalah pasien, keluarga, sasaran,
Operasional kelompok masyarakat dan lintas sektor

2. Identifikasi pengguna layanan secara benar adalah


proses mencocokkan identitas pengguna layanan dengan
menggunakan minimal dua dari tiga identitas yang tidak
pernah berubah. Misalnya nama, tanggal lahir, nomor
rekam medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di
Puskesmas

3. Proses identifikasi pengguna layanan oleh petugas


dilakukan dengan mencocokkan antara identitas yang
tertera di dokumen dengan hasil klarifikasi pada
pengguna layanan secara visual dan atau verbal.

4. Peluang adalah indikasi dilakukan identifikasi pengguna


layanan secara benar pada saat :

a. Pendaftaran

b. Sebelum ti6ndakan

c. Penyerahan hasil laboratorium

d. Penyerahan obat
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah proses identifikasi yang dilakukan secara benar
(pembilang)
Denominator Jumlah pengguna layanan yang mendapatkan pelayanan di
(penyebut) puskesmas
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pengguna layanan yang mendapatkan pelayanan di
Puskesmas
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada eksklusi
Formula

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus Sensitif Obat (SO)


Judul Indikator Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
Sensitif Obat (SO)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus


minimal 90% dengan memperhatikan upaya penurunan
angka putus berobat, gagal, meninggal dan pasien tidak
dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien
TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka
penularan penyakit TB
Definisi 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
Operasional penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ
lainnya.

2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang


berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan atau Tes
Cepat Mikroskopis (TCM) menunjukan hasil masih sensitif
terhadap obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama)

3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 adalah obat anti


tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan Streptomisin (S).

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka


yang menunjukkan persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua pasien
TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi
waktu pengobatan TB. Angka ini merupakan penjumlahan
dari angka kesembuhan semua kasus dan angka
pengobatan lengkap semua kasus yang menggambarkan
kualitas pengobatan TB.

5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan


bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi
negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.

6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien


TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari pasien
dinyatakan positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis lainnya sampai dengan pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.

7. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:

a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan hasil


terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) TB
kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan
kesepakatan pasien dalam menjalankan pengobatan
TB termasuk penunjukan Pengawas Minum Obat
(PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara
lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan.

8. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil


pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan
yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan dalam periodisasi pengobatan TB menjadi
negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.

9. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah


menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada
salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif dan diakhir pengobatan tidak ada bukti
hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan pemeriks
aan bakteriologis di akhir pengobatan)
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
(pembilang) lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan
(penyebut) di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan menjalani
pengobatan secara lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
Kriteria Eksklusi:

1. Pasien TB RO

2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan


TBC.09 dan hasil pengobatan pasien TB pindahan
dengan TB.10

3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau


bulan ke 6
Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir :
TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06, TB.09 dan TB.10
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung jawab Program TB
Jawab

5. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar


Judul Indikator Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Pelayanan


Kesehatan Ibu

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas


5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu
(AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan
target pada RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH
dan pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.

6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai


standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.

7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan


hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir
sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko stunting
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada pasien/pengguna
layanan
Tujuan Penurunan angka kematian ibu di Indonesia
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
Operasional standar adalah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar
kuantitas dan standar kualitas selama periode kehamilan
di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.

2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama


periode kehamilan (K4) terdiri dari:

a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada


trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,

b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2 (dua)/ >


12-24 minggu, dan

c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24


minggu-sampai dengan kelahiran

3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang


memenuhi 10T meliputi :

a Timbang Berat badan dan tinggi badan

b Ukur tekanan darah

c Nilai status gizi (ukur LILA)

d Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24


minggu)
e Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

f Skrining status imunisasi dan berikan suntikan


tetanus toksoid (TT) bila diperlukan.

g Beri tablet tambah darah

h Pemeriksaan laboratorium meliputi:

1) Golongan darah

2) Kadar Hemoglobin

3) Gluko-Protein urin

4) termasuk pemeriksaan HIV (Indikator SPM)

i Tata laksana

j Temu wicara/ konseling

4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan


ANC sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah


mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada masa
kehamilan pada tahun bejalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapatkan pelayana
(pembilang) n ANC lengkap sesuai standar pada tahun berjalan
Denominator Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas pada
(penyebut) tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas pada t
ahun berjalan

Kriteria Eksklusi:

1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1

2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)

3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan


(Abortus)

4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat


kehamilan lengkap

5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin.


Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di wilayah kerja puske
smas
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Program KIA
Jawab

6. Kepuasan Pengguna Layanan


Judul Indikator Kepuasan Pengguna Layanan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien/ pengguna layanan
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna
layanan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pelayanan publik.
Definisi 1. Kepuasan masyarakat/pengguna layanan adalah hasil
Operasional pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja
pelayanan yang diberikan aparatur penyelenggara
pelayanan publik.

2. Pengguna layanan puskesmas adalah pasien, keluarga,


masyarakat, kelompok masyarakat, lintas sektor, yang
menerima pelayanan dari Puskesmas.

3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang


dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

4. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat,


lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha, yang
menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik.

5. Responden adalah penerima pelayanan publik yang


pada saat pencacahan sedang berada di lokasi unit
pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan dari
aparatur penyelenggara pelayanan, baik Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP)

6. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan tabel


sampel dari Krejcie and Morgan

7. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat


dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
sebagai variabel penyusunan survei kepuasan
masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.

8. Survei Kepuasan Masyarakat adalah kegiatan


pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik.

9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil pengukuran


dari kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat berupa
angka. Angka ditetapkan dengan skala 1 (satu) sampai
dengan 4 (empat).

10. Unsur Survei Kepuasaan Masyarakat adalah unsur-


unsur yang menjadi indikator pengukuran kepuasan
masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan
publik.

11. Survei periodik adalah survei yang dilakukan oleh


pemberi layanan secara berkala setiap 3 (tiga) bulanan
(triwulan), atau 6 (enam) bulan (semester) atau minimal
1 (tahun) sekali.

12. Unsur SKM dalam peraturan ini meliputi:


a. Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi
dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik
persyaratan teknis maupun administratif.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan,
termasuk pengaduan.
c. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
d. Biaya/Tarif.
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada
penerima layanan dalam mengurus dan/atau
memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara penyelenggara dan masyarakat.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil
pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk
pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi
jenis pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan pengalaman.
g. Perilaku Pelaksana.
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam
memberikan pelayanan.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
Penanganan pengaduan, saran dan masukan,
adalah tata cara pelaksanaan penanganan
pengaduan dan tindak lanjut.
i. Sarana dan prasarana.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek). Sarana digunakan
untuk benda yang bergerak (komputer, mesin) dan
prasarana untuk benda yang tidak bergerak
(gedung).

13. Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan dengan


menggunakan indikator dan metodologi survei yang
sudah ditentukan.

Jenis Indikator Output


Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(pembilang)
Denominator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(penyebut)
Target >76.60
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pengguna layanan Puskesmas baik UKM maupun
UKP
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Sesuai dengan metodologi survei kepuasan masyarakat
berdasarkan PERMEN PAN & RB
Desain Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Sesuai dengan kuisioner survei kepuasan masyarakat
Pengambilan berdasarkan PERMEN PAN & RB
Data
Besar Sampel Penentuan sampel dihitung dengan menggunakan tabel
sampel dari Krejcie and Morgan.
Frekuensi Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pengumpulan
Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulanan, semesteran, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
INDIKATOR PRIORITAS PUSKESMAS

Judul Indikator Cakupan penemuan dan penanganan suspek TB sesuai


Standar
Dasar a. Praturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2021
Pemikiran Tentang Penanggulangan Tuberkulosis
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
c. Perturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standart Pelayanan
Minimal.

Dimensi Mutu Keselamatan, terintegrasi


Tujuan Agar pelayanan terhadap pasien suspek TB sesuia dengan
standard yang telah ditetapkan
Definisi Cakupan penemuan dan penanganan suspek TB sesuai
Operasional standar meliputi:
1. Penetapan sasaran orang terduga TB mengunakan data
orang yang kontak erat dengan penderita TB
2. Pemeriksaan klinis terduga TB dilakukan minimal 1 kali
setahun yang meliputi pemeriksaan gejala dan tanda
3. Pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan dahak
dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis
4. Edukasi prilaku berisiko dan pencegahan penularan
5. Melakukan rujukan bila diperlukan
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah orang terduga TB yang dilakukan pemeriksaan
(pembilang) penunjang dalam kurun waktu satu tahun diwilayah kerja UPT
puskesmas.
Denominator Jumlah orang yang terduga TB dalam kurun waktu satu tahun
(penyebut) yang sama di wilayah kerja UPT Puskesmas
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Semua orang terduga TB dalam kurun waktu satu
tahun diwilayah kerja UPT Puskesmas
Eksklusi : Orang yang diperiksa secara klinis tidak menunjukkan
gejala TB
Formula Jumlah orang terduga TB
yang dilakukan pemeriksaan penunjang
dalam kurun waktu satu tahun
diwilayah kerja UPT puskesmas
x 100%
Jumlah orang yang terduga TB
dalam kurun waktu satu tahun
yang sama di wilayah kerja UPT Puskesmas

Metode Retrospekti
Pengumpulan
Data
Sumber Data Buku Register TB

Instrumen Data Sekunder


Pengambilan
Data
Besar Sampel Total Sampel
Cara Total Sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Triwulan, tahunan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Koordinator mutu UKM
Jawab
INDIKATOR SURVEY

Judul Indikator Kepuasan Pelanggan


Dasar a. Undang-undang mengenai pelayanan publik
Pemikiran b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
c. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas

Dimensi Mutu Hubungan antar manusia

Tujuan Untuk mengetahui persentase kepuasan pelanggan


terhadap pelayanan yang diberikan oleh staf UPT Puskesmas
Dabo Lama

Definisi Kepuasan pelanggan adalah penilaian yang dilakukan oleh


Operasional pasien/keluarga pasien pengguna layanan di UPT Puskesmas
Dabo Lama

Jenis Indikator Output

Satuan Persentase
Pengukuran

Numerator Jumlah pasien/keluarga pasien yang merasa puas dengan


(pembilang) pelayanan

Puskesmas

Denominator Jumlah seluruh sampel yang telah ditentukan


(penyebut)

Target ≥90%
Pencapaian

Kriteria Inklusi : seluruh pasien

Eksklusi : Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi


kuesioner dan

/atau tidak ada keluarga yang mendampingi

Formula Jumlah pasien/keluarga pasien


yang merasa puas dengan
pelayanan puskesmas
x100%
Jumlah seluruh sampel yang telah ditentukan

Metode Survey
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survey

Instrumen Kuesioner survey kepuasan pelanggan


Pengambilan
Data
Besar Sampel sesuai tabel sampel Morgan dan Krejcie

Cara Stratified Random Sampling


Pengambilan
Sampel

Periode Semesteran
Pengumpulan
Data

Penyajian Data Tabel

Periode Semesteran
Analisis dan
Pelaporan
Data

Penanggung Ketua Tim Survey dan Keluhan pelanggan


Jawab
INDIKATOR MUTU ADMIN

Judul Indikator Pemantauan kendaraan ambulance


Dasar a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
Pemikiran tentang Pusat Kesehatan masyarakat
b. Kendaraan ambulance adalah transportasi penting
untuk melakukan rujukan atau menjemput pasien dalam
keadaan gawat darurat.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk mengetahui kondisi kendaraan ambulance secara
Berkala
Definisi Untuk mengetahui kondisi kendaraan ambulance secara
Operasional Berkala kendaraan ambulance
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kendaraan ambulance yang dipantau secara teratur
(pembilang) setiap minggu dan dalam keadaan baik
Denominator Jumlah kendaraan ambulance yang ada (1)
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : kendaraan ambulance yang dipakai utk transportasi
pasien
Eksklusi : kendaraan ambulance yang rusak berat
Formula Jumlah kendaraan ambulance yang
dipantau secara teratur setiap minggu
dan dalam keadaan baik
x 100%
Jumlah kendaraan ambulance yang ada (1)

Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Form rekapan pemantauan kendaraan ambulance
Instrumen Cek List pemantauan kendaraan ambulance
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1 mobil ambulance
Cara Jumlah seluruh mobil ambulance (1 buah)
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap minggu
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Setiap bulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Koordinator Kendaraan
Jawab

Judul Indikator Pemantauan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)


Dasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pemikiran Pusat
Kesehatan Masyarakat
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk memantau fungsi IPAL apakah berfungsi dengan baik
atau
Tidak
Definisi Pemantauan IPAL adalah kegiatan yang dilakukan setiap
Operasional minggu untuk mengetahui fungsi IPAL apakah berfungsi
dengan baik atau
Tidak
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah IPAL yang terpantau setiap minggu dan berfungsi baik
(pembilang)
Denominator Jumlah IPAL di Puskesmas (1)
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : jumlah IPAL di Puskesmas
Eksklusi : tidak ada
Formula Jumlah IPAL yang terpantau
setiap minggu dan berfungsi baik
x
100%
Jumlah IPAL di Puskesmas (1)
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Form Pemantauan IPAL
Instrumen Cek List Pemantauan IPAL
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah IPAL di Puskesmas (1)
Cara Seluruh IPAL di Puskesmas (1)
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap minggu
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Setiap bulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Koordinator Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Jawab

INDIKATOR MUTU UKM


Judul Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkolosis
Dasar a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
Pemikiran 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis
c. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019
tentang Puskesmas
d. Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal.
Dimensi Mutu Keselamatan,terintegrasi
Tujuan Agar pelayanan terhadap pasien suspek TB sesuai dengan
standar
yang telah ditetapkan.

Definisi Cakupan penemuan dan penanganan suspek TB sesuai


Operasional standar meliputi :
1. Penetapan sasaran orang terduga TB menggunakan
data orang yang kontak erat dengan penderita TB
2. Pemeriksaan klinis terduga TB dilakukan minimal 1 kali
setahun yg meliputi pemeriksaan gejala dan tanda
3. Pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan dahak
dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis
4. Edukasi prilaku berisiko dan pencegahan penularan
5. Melakukan rujukan bila diperlukan

Jenis Indikator Output


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah orang terduga TB yang dilakukan pemeriksaan
(pembilang) penunjang
dalam kurun waktu satu tahun di wilayah kerja UPT
Puskesmas Dabo Lama

Denominator Jumlah orang yang terduga TB dalam kurun waktu satu tahun
(penyebut) yang
sama di wilayah kerja UPT Puskesmas Dabo Lama
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : semua orang terduga TB dalam kurun waktu satu
tahun di wilayah kerja UPT Puskesmas Dabo
Eksklusi : orang yang diperiksa secara klinis tidak
menunjukkan gejala TB.

Formula Jumlah orang terduga TB yang dilakukan


pemeriksaan penunjang dalam kurun
waktu satu tahun di wilayah kerja
UPT Puskesmas Dabo Lama
x 100%
Jumlah orang yang terduga TB
dalam kurun waktu satu tahun
yang sama di wilayah kerja UPT Dabo Lama

Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Buku Register TB
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Triwulanan, tahunan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Koordinator Mutu UKM
Jawab

INDIKATOR MUTU UKP


Judul Indikator Waktu tunggu rawat jalan
Dasar 1. Data Analisa situasi waktu tunggu pasien berobat di PKM
Pemikiran Dabo Lama
2. Kepmenkes no 129 th 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal
Dimensi Mutu Tepat waktu,efektif dan efisien.
Tujuan 1. Meningkatkan mutu unit rawat jalan
2. Pasien cepat terlayani
Definisi Waktu yang diperlukan pasien mulai dari mendaftar sampai dengan
Operasional dilayani oleh petugas di unit pelayanan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Waktu
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang
(pembilang) disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey dalam 1 bulan
(penyebut)
Target < 60 menit
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi:
1. Pasien unit Pelayanan Umum
2. Pasien unit Pelayanan Anak
3. Pasien unit Pelayanan KIA/KB
Kriteria eksklusi:
1. Pasien unit Pelayanan Gigi Mulut
2. Pasien UGD
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang
disurvey : Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
selama 1 bulan x 100%= ___ %

Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data 1. Data Primer
(mengumpulkan langsung menggunakan lembar
pencatatan hasil observasi)

Instrumen Formulir checklist waktu tunggu.


Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Line Chart
Periode Setiap triwulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Ketua UKP
Jawab
Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medis
Dasar 3. Data telaah dokumen rekam medis Puskesmas Dabo Lama
Pemikiran
4. Kepmenkes no 129 th 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal
Dimensi Mutu Dokumen rekam medis lengkap
Tujuan 3. Meningkatkan mutu pencatatan rekam medis
4. Dokumen rekam medis pasien lengkap

Definisi Dokumen rekam medis terisi dengan lengkap, mulai dari identitas
Operasional pasien, riwayat penyakit, anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis,
terapi, rencana layanan pasien hingga paraf petugas
Jenis Indikator Output
Satuan Rekam Medis
Pengukuran
Numerator Jumlah dokumen rekam medis lengkap yang ditelaah
(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh dokumen rekam medis yang ditelaah dalam 1
(penyebut) bulan
Target ≥ 90 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi:
4. Rekam medis R. Pemeriksaan Umum
5. Rekam medis R. KIA/KB
6. Rekam medis R. Kesehatan gigi dan mulut
7. Rekam medis di R. Tindakan
Kriteria eksklusi:
3. Rekam medis di R.pemeriksaan khusus
Formula Jumlah dokumen rekam medis lengkap yang ditelaah : Jumlah
seluruh dokumen rekam medis yang ditelaah dalam 1 bulan x
100%= ___ %
Metode Telaah rekam medis
Pengumpulan
Data
Sumber Data 2. Data Primer
(mengumpulkan langsung menggunakan telaah rekam
medis)

Instrumen Formulir checklist telaah rekam medis


Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Line Chart
Periode Setiap triwulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Ketua UKP
Jawab
INDIKATOR PEMANTAUAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN (KP)

Judul Indikator Meningkatkan Komunikasi yang Efektif


Dasar a. Peraturan Mentreri Kesehatan nomor 11 tahun
Pemikiran 2017 mengenai keselamatan pasien
b. Perintah yang diberikan secara lisan ataupun melalui
telpon adalah komunikasi yang paling mudah mengalami
kesalahan.
c. Untuk menjamin ketepatan komunikasi yang efektif
terutama untuk perintah yang diberikan secara lisan
ataupun telpon, maka diperlukan indikator yang mengukur
dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan
dalam melaksanakan proses komunikasi yang efektif.
d. Dengan adanya indikator tersebut, diharapkan dapat
meningkatkan komunikasi yang efektif dalam proses
pelayanan
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan
komunikasi yang efektif pada saat menerima perintah secara
lisan maupun telpon.
Definisi 1. Komunikasi yang efektif adalah proses komunikasi yang
Operasional dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR
(S:Situation, B: Background, A:Assessment, R:
Recommendation) dan/ atau TBK (Tulis, Baca dan
Konfirmasi)
2. Teknik SBAR dilakukan apabila paramedis melakukan
konsultasi mengenai keadaan pasien kepada dokter
penanggungjawab melalui telpon ataupun serah terima
antar shift jaga.
3. Hal yang disampaikan pada teknik SBAR :
a. Situation (S) : salam,identitas pelapor,identitas
pasien,keadaan pasien saat ini ( subyektif dan
obyektif)
b. Background (B) : latar belakang pasien seperti
faktor risiko,riwayat penyakit,pengelolaan/terapi
pasien yang sdh berjalan/diterima sampai saat
itu.
c. Assessment (A) : penilaian kondisi pasien
menurut pelapor (bila ada)
d. Recommendation ( R) : rekomendasi utk pasien
menurut pelapor
4. Teknik TBK dilakukan apabila :
a. Paramedis menerima instruksi dari dokter
penanggungjawab melalui telpon terkait tata
laksana pasien.
b. Apoteker menerima instruksi dari dokter
penanggungjawab melalui telpon/secara lisan
terkait peresepan obat pasien.
c. Analis menerima instruksi dari dokter
penanggungjawab melalui telpon terkait jenis
pemeriksaan laboratorium.
5. Layanan yang menyediakan buku pencatatan teknik
SBAR dan atau TbK adalah :
a. Layanan PDP,VCT,IMS
b. Layanan Metadon
c. Layanan UGD 24 jam
d. Layanan Persalinan
e. Tenaga Kesehatan Keliling
f. Layanan Farmasi
g. Layanan Laboratorium
h. Layanan Kesehatan Ibu
i. Layanan Imunisasi
j. Puskesmas Pembantu
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah teknik SBAR dan TBaK yang sudah diverifikasi oleh
(pembilang) Dokter Penanggungjawab
Denominator Jumlah seluruh teknik SBAR dan TBaK yang didokumentasikan
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi: Semua komunikasi melalui lisan ataupun telpon yang
terkait dengan tata laksana pasien,pemberian obat ataupun
pemeriksaan laboratorium.
Eksklusi: komunikasi melalui lisan atau telpon yang tidak
terkait dengan tata laksana pasien,pemberian obat ataupun
pemeriksaan lab
Formula Jumlah teknik SBAR dan TbaK
yang sdh diverifikasi oleh Dokter Penanggungjawab
x
100%
Jumlah seluruh teknik SBAR dan
TbaK yang didokumentasikan
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Buku pencatatan teknik SBAR dan TbaK
Instrumen Form Penilaian Komunikasi efektif dengan teknik SBAR dan
Pengambilan TbaK
Data
Besar Sampel Jumlah seluruh komunikasi yang menggunakan teknik SBAR
dan TbaK
Cara Jumlah seluruh komunikasi yang menggunakan teknik SBAR
Pengambilan dan TbaK
Sampel
Periode Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Setiap 3 bulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Ketua Tim Keselamatan Pasien
Jawab

Judul Indikator Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan yang harus Diwaspadai


Dasar a. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017
Pemikiran mengenai keselamatan pasien
b. Puskesmas harus memperhatikan penerapan
manajemen obat yang termasuk high alert,LASA,
maupun obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tdk diinginkan
(adverse outcome)

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Agar obat yang termasuk high alert,LASA, maupun obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) dapat diidentifikasi dengan tepat dengan
cara pemberian label ataupun diletakkan pada tempat khusus.
Definisi 1. Obat High Alert adalah obat yang harus diwaspadai
Operasional karena sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan
serius (sentinel event)
2. LASA adalah obat yang tampak mirip/ucapan mirip
( nama obat,rupa dan ucapan mirip)
3. Adverse outcome adalah obat yang berisiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD).
Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
meliputi :
a. Adanya identifikasi terhadap obat high alert, LASA,
dan obat adverse outcome
b. Adanya pelabelan terhadap obat high alert,LASA dan
obat adverse outcome.
c. Ketiga jenis obat tersebut di atas diletakkan pada
tempat khusus
Unit layanan yang harus menerapkan keamanan obat-
obatan yang harus diwaspadai adalah :
a. Layanan Gawat darurat
b. Layanan Persalinan
c. Gudang Obat
d. Layanan Farmasi Gedung Induk
e. Layanan Farmasi Gedung 2
f. Layanan Farmasi Pustu Tuban
g. Layanan Farmasi Pustu Kedonganan

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah layanan yang menerapkan keamanan obat-obatan
(pembilang) yang
harus diwaspadai
Denominator Jumlah layanan yang dinilai pada bulan berjalan
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : layanan yang menyediakan obat injeksi maupun oral
yang termasuk kategori high alert/LASA/Adverse outcome
Eksklusi : layanan yang tidak menyediakan obat injeksi
maupun oral yang termasuk kategori high alert/LASA/Adverse
outcome
Formula Jumlah layanan yang menerapkan
keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
x 100%
Jumlah layanan yang dinilai dalam bulan berjalan

Metode Observasi,wawancara
Pengumpulan
Data
Sumber Data Cek list penerapan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
Instrumen Cek list penerapan keamanan obat-obatan yang harus
Pengambilan diwaspadai
Data
Besar Sampel Minimal 1 layanan perbulan
Cara Non probability sampling
Pengambilan
Sampel
Periode setiap bulan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode setiap 3 bulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Ketua Tim Keselamatan Pasien
Jawab

Judul Indikator Memastikan Lokasi Pembedahan yang benar, prosedur yang


benar,
pembedahan pada pasien yang benar
Dasar Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017
Pemikiran mengenai
keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan agar semua tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau
tusukan,pengambilan jaringan,pencabutan gigi,pemasangan
implan,dan tindakan atau prosedur invasif yang lain yang
menjadi kewenangan Puskesmas dilakukan tepat
lokasi,tepat prosedur dan
tepat pasien

Definisi a. Tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien operasi


Operasional adalah tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan jika melaksanakan tindakan yang
meliputi : sayatan/insisi atau tusukan,pengambilan
jaringan,pencabutan gigi,pemasangan implan,dan
tindakan atau prosedur invasif yang lain yang menjadi
kewenangan Puskesmas
b. Tindakan tersebut adalah :
 Pencabutan Gigi (sulung dan permanen)
 Pemasangan Implant
 Insisi Abses
 Eksplorasi Vulnus Ictum
 Ekstraksi kuku
c. Tahapan yang harus dilakukan adalah :
 Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan
 Penandaan sisi yang akan
dilakukan tindakan/prosedur
 Time out yang dilakukan segera
sebelum dimulainya prosedur
d. Verifikasi meliputi : identitas
pasien,diagnosa,tindakan yang akan dilakukan
e. Time out adalah jeda waktu sebelum pasien
dilakukan tindakan untuk memastikan seluruh
persiapan, baik alat,pasien,maupun orang yang akan
melakukan tindakan benar-benar sesuai.
f. Penilaian dilakukan dengan cara penilaian kepatuhan
penandaan lokasi operasi pasien pada sistem rekam
medis puskesmas dengan tepat.

Jenis Indikator Output


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan yang dilakukan penandaan pada rekam
(pembilang) medis pasien
Denominator Jumlah seluruh tindakan yang dilakukan
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : 6 jenis tindakan yang ditetapkan utk dipantau
Eksklusi : Tindakan di luar 6 jenis tindakan yang ditetapkan
utk dipantau
Formula Jumlah tindakan yang dilakukan
penandaan pada rekam medis pasien
x 100%
Jumlah seluruh tindakan yang dilakukan

Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam Medis, Informed Consent
Instrumen Cek list Penilaian Ketepatan lokasi,tepat prosedur,tepat
Pengambilan pasien
Data Operasi
Besar Sampel Seluruh jumlah tindakan yang dilakukan
Cara Seluruh besar sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Setiap 3 bulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Ketua Tim Keselamatan Pasien
Jawab

Judul Indikator Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh


Dasar Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017
Pemikiran mengenai keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Agar petugas kesehatan dapat melakukan penapisan/skrining
terhadap pasien yang berisiko untuk jatuh sehingga
dapat mengurangi cedera pada pasien.
Definisi Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh dilakukan
Operasional dengan cara melakukan penapisan risiko jatuh pada pasien
rawat jalan dengan mempertimbangkan :
a. kondisi pasien, contoh : pasien geriatri, dizziness, vertigo,
gangguan keseimbangan,gangguan penglihatan,
penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau
kejiwaan, konsumsi alkohol
b. diagnosis, contoh pasien dengan diagnosis penyakit
Parkinson
c. situasi : Pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien
dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan
untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans,perubahan
posisi akan meningkatkan risiko jatuh
d. lokasi : hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang
berisiko terjadi pasien jatuh,antara lain lokasi yang dengan
kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang
yang lain maupun daerah yang licin, misalnya kamar
mandi, tangga.
Dalam melakukan penapisan/skrining pasien risiko
jatuh,petugas melakukan observasi secara visual atau
menanyakan hal sbb :
1. Apakah pasien berjalan tidak
seimbang/sempoyongan/limbung ?
2. Apakah pasien menggunakan alat bantu jalan
(kruk,tripot,kursi roda,orang lain) ?
3. Apakah pasien menopang saat akan duduk ?
4. Apakah pasien tergolong lansia (usia 60 tahun ke atas) ?
5. Apakah pasien berjalan tidak normal (pincang/diseret) ?
Apabila 1 dari pertanyaan tersebut mendapat jawaban ya, maka
pasien tersebut dikategorikan berisiko jatuh.
Petugas agar memberikan stiker tempel bulat warna kuning
pada lengan atas pasien sebagai penanda.
Penilaian kepatuhan pemberian penanda terhadap pasien risiko
jatuh dilakukan terhadap petugas yang menerima pasien
pertama kali (pendaftaran dan satpam)
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberian stiker pada pasien risiko jatuh oleh
(pembilang) petugas
pendaftaran dan satpam
Denominator Jumlah seluruh pemberian stiker pada pasien risiko jatuh
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : pasien yang termasuk dalam 5 pertanyaan yang
berisiko jatuh
Eksklusi : pasien bayi,balita,anak dengan berat badan kurang
dari 30 kg.
Formula Jumlah pemberian stiker pada pasien
risiko jatuh oleh petugas pendaftaran
dan satpam
x 100%
Jumlah seluruh pemberian stiker pada
pasien risiko jatuh
Metode Observasi, wawancara
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil skrining petugas
Instrumen Form skrining pasien risiko jatuh
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah pasien yang terskrining berisiko untuk jatuh
Cara Seluruh pasien yang terskrining berisiko jatuh
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Setiap 3 bulan
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Ketua Tim Keselamatan Pasien
Jawab
INDIKATOR PEMANTAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Judul Indikator Pemantauan Kalibrasi Alat Kesehatan


Dasar Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2018 tentang
Pemikiran Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan,efektif
Tujuan agar alat kesehatan yang digunakan terkalibrasi
Definisi pemantauan kalibrasi alat kesehatan adalah pemantauan
Operasional terhadap pelaksanaan kalibrasi terhadap seluruh alat
kesehatan di Puskesmas Kuta I yang termasuk dalam daftar
kalibrasi alat setiap tahun
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator jumlah alat kesehatan yang terkalibrasi
(pembilang)
Denominator jumlah seluruh alat kesehatan yang seharusnya dikalibrasi
(penyebut)
Target ≥75%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Seluruh alat kesehatan yang terdaftar dalam usulan
kalibrasi alkes Puskesmas Kuta I
Eksklusi : Alkes yang tdk ada dalam daftar kalibrasi
alkes
Puskesmas Kuta I
Formula Jumlah alat kesehatan yang terkalibrasi
x 100%
Jumlah seluruh alat kesehatan
yang seharusnya dikalibrasi
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data alkes yang telah terkalibrasi
Instrumen Form Laporan Kalibrasi Alkes
Pengambilan
Data
Besar Sampel Seluruh alkes yang ada dalam daftar usulan kalibrasi alkes
Puskesmas Kuta I
Cara Total besar sampel
Pengambilan
Sampel
Periode Setahun sekali
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Setahun sekali
Analisis dan
Pelaporan
Data
Penanggung Ketua Tim K3
Jawab
INDIKATOR PEMANTAUAN PENCEGAHAN DAN PENEGNDALIAN INFEKSI (PPI)

Judul Indikator Kepatuhan kebersihan tangan


Dasar Pemikiran 5. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien
6. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
7. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)
8. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan cuci tangan sesuai
dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi 9. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
Operasional menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak
tampak kotor.
10. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5 indikasi (Five
moments) menurut WHO dan 5 indikasi sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)
11. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6 langkah
menurut WHO.
12. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan terhadap petugas yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan indikasi yang terdiri dari :
k. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau pakaian
pasien).
l. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau pakaian
pasien ).
m. Sebelum melakukan prosedur aseptik contoh:
Pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning,
pemberian suntikan dan lain lain
n. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, dan setelah melepas sarung tangan
o. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien,
kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar
pasien.
p. Melepas sarung tangan steril
q. Melepas APD
r. Setelah kontak dengan permukaan benda mati dan
objek termasuk peralatan medis
s. Setelah melepaskan sarung tangan steril.
t. Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan
makanan.
13. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah semua
tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di
ruang pelayanan/perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga
penunjang yang kontak erat dengan pasien / spesimen.
14. Observer adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
15. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15 menit dalam
satu periode pengamatan
16. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan dalam 15
menit periode pengamatan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
(pembilang) indikasi
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam satu periode pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas
di ruang pelayanan/ perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga penunjang
yang kontak erat dengan pasien/spesimen yang akan di
observasi

Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan
yang dilakukan sesuai indikasi
x 100%
Jumlah peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam
satu periode pengamatan/observasi

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Control chart  Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

Anda mungkin juga menyukai