Anda di halaman 1dari 3

Arbitrase, Mediasi Dan Negosiasi HKUM4409

1. a.) jenis penyelesian di luar pengadilan jadi dengan cara Arbitrase,


cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa. Putusan arbitrase bersifat final dan mengikat para
pihak.

b.) dengan cara penyelesian melalui arbitrase karena danya kesepakatan


untuk menyerahkan penyelesaian sengketa-sengketa, baik yang akan terjadi
maupun telah terjadi kepada seorang atau beberapaorang pihak ketiga di luar
peradilan umum untuk diputuskan Penyelesaian sengketa yang bisa
diselesaikan adalah sengketa yang menyangkut hak pribadi yang dapat
dikuasai sepenuhnya, khususnya di sini dalam bidang perdagangan industri
dan keuangan; dan. Putusan tersebut merupakan putusan akhir dan mengikat
(final and binding).

2. a. Dalam kasus antara PT Antar dan PT Farma adalah PT. Farma yg


merupakan produsen obat telah melakukan perjanjian bisnis Distribution
Agreement dengan PT. Antar sebagai distributor obat, dalam perjanjiannya
bahwa PT.Antar hanya akan menjadi distributor tunggal khusus obat antibiotik
ke seluruh Indonesia dalam rentang waktu 5 (lima) tahun mulai Januari 2015
sd Januari 2020, akan tetapi setelah 2 (dua) tahun kerjasama berlangsung,
ternyata PT. Farma juga menunjuk perusahaan lain untuk melakukan
distribusi obat antibiotik ke luar pulau Jawa, secara tidak langsung merugikan
PT. Antar dan menyalahi ketentuan Distribution Agreement.
Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yg dapat kita temukan adalah:
a) PT Farma telah melakukan wanprestasi pada PT Antar, yaitu PT
Farma telah menunjuk perusahaan lain selain PT Antar untuk
mendistribusikan obat antibiotik ke luar pulau Jawa. Sedangkan
berdasarkan perjanjian yg disepakati antara PT Farma dan PT Antar,
PT Antar merupakan distributor tunggal obat antibiotik di seluruh
Indonesia selama 5 tahun, tetapi dlm kurun waktu 2 tahun berjalan PT
Farma menunjuk perusahaan lain sehingga merugikan PT Antar.
b) Berdasarkan teori Cohen, maka dapat diidentifikasi bahwa:
• terdapat dua pihak yaitu PT Antar dan PT Farma;
• keinginan PT Antar agar PT Farma tetap memenuhi perjanjian
bisnis Distribution Agreement untuk menjadi distributor tunggal
khusus obat antibiotik ke seluruh dlm rentang waktu 5 th;
• Baik PT Antar maupun PT Farma masing-masing memiliki
kedudukan yg seimbang dalam perjanjian serta sama2 memilik
kepentingan. Sehingga, mereka sama2 memiliki pengaruh yg
dapat mempengaruhi hasil akhir dari negosiasi tersebut.
• Karena sama2 memiliki kepentingan dalam perjanjian bisnis,
maka PT Antar dan PT Farma beranggapan bahwa
kesepakatan diantara kedua belah pihak lebih penting
dibandingkan dengan mengalahkan pihak lain. Sehingga win
win solution adalah hasil yg diinginkan oleh para pihak;
• PT Antar dan PT Farma memiliki harapan dapat melakukan
modifikasi terhadap perjanjian bisnis yg telah disepakati hingga
menguntungkan bagi para pihak;
• PT Antar dan PT Farma masing-masing memiliki keinginan
agar permasalahan mereka tidak diketahui oleh publik,
sehingga PT Antar dan PT Farma sama2 memiliki tekad yg
kuat untuk menyelesaikan sengketa mereka melalui jalur
negosiasi tanpa perlu melibatkan pihak lain dan menanggung
kerugian akibat batalnya kontrak kerjasama.

3. a. Dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 dalam Pasal 1


ayat 7, Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh
Mediator. Pasal 1 butir 6 Mediator adalah pihak netral yg membantu para
pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan suatu penyelesaian. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
diketahui bahwa apabila dalam proses negosiasi antara para pihak yg
bersengketa kemudian mengalami jalan buntu atau kegagalan, maka
dibutuhkan seorang penengah atau mediator yg dapat bersikap netral yg
dapat memimpin atau memandu jalannya proses negosiasi diantara para
pihak yg bersengketa. Mediator dibutuhkan untuk mengintervensi suatu
proses negosiasi apabila para pihak yg bersengketa memiliki kesulitan dalam
menyamakan kehendak dan kepentingan mereka. Seorang mediator dapat
meminimalkan perbedaan dan menitikberatkan pada persamaan bagi kedua
belah pihak.

b. dengan dasar hukumnya, yaitu karena Mediasi adalah upaya penyelesaian


konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki
kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang
bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah
pihak.Dasar hukum mediasi di pengadilan adalah Peraturan Mahkamah
Agung (PERMA) No.1 Tahun 2008. Mediator adalah pihak netral yang
membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus
atau memaksakan sebuah penyelesaian.

3. Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam


ayat (2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak,
sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau
lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator.

Sehingga berdasarkan dasar peraturan tersebut untuk mengakomodir


kepentingan para pihak yg bersengketa, UU mengatur bahwa negosiasi,
harus dilakukan paling lama 14 hari, lalu apabila tidak dapat diselesaikan
dalam 14 hari dapat dilakukan proses mediasi dengan bantuan dari mediator.
Hal ini dilakukan untuk melindungi kepentingan dari para pihak yg
bersengketa, untuk menghindari salah satu pihak dengan itikad buruk
memanfaatkan keadaan atau kelemahan pihak lawan untuk menyetujui
kesepakatan yg berat sebelah atau merugikan pihak lain.
4. Berdasarkan kasus diatas uraikan model penyelesaian sengketa seperti apa
untuk menyelesaikan masalah tersebut beserta dasar hukumnya ? yaitu
Pengaturan mengenai alternatif penyelesaian sengketa Dalam perundang-
undangan Indonesia dapat dibedakan atas pengaturan yang bersifat umum dan
pengaturan yang bersifat khusus. Pengaturan yang bersifat umum ditandai
dengan perumusan mengenai bentuk-bentuk pranata alternatif penyelesaian
sengketa dimana penyelesaian sengketa dapat
dilakukan oleh para pihak yang bersengketa dengan atau tanpa melibatkan pihak
ketiga. Adapun pengaturan yang bersifat khusus ditandai adanya suatu
mekanisme tertentu yaitu penyelesaian sengketa melalui suatu badan atau
Lembaga tertentu yang ditetapkan undang-undang. Dengan merujuk pada
pengaturannya yang bersifat umum dan khusus, maka model alternatif
penyelesaian sengketa dalam
perundang-undangan Indonesia juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
penyelesaian sengketa oleh para pihak yang bersengketa dengan atau tanpa
melibatkan pihak ketiga dan penyelesaian sengketa melalui suatu badan atau
Lembaga tertentu yang telah disebutkan dan ditetapkan dalam undang-
undang. Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa melalui perundingan
dengan bantuan pihak ketiga netral (mediator) guna mencari bentuk
penyelesaian yang dapat disepakati para pihak
Bedanya dengan negosiasi, bentuk ini selalu melibatkan pihak ketiga untuk
menyelesaikan sengketa.
Berdasarkan Pasal 6 ayat (3) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999, atas
kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan
melalui bantuan “seorang atu lebih penasehat ahli”
maupun melalui seorang mediator. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau
beda pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat bagi para pihak untuk
dilaksanakan dengan itikad baik

Anda mungkin juga menyukai