4,0
1,05
2,0
0,0 0,95
Realisasi Pertumbuhan
-2,0 Ekonomi
0,85
Output Potensial
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-4,0
China India Indonesia
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
2032
2034
2036
2038
2040
2042
2044
80%
Swiss 3 1
70% Swedia 6 2
60% Denmark 2 3
50% Belanda 4 4
40%
Singapura 1 5
30%
… … …
20%
Indonesia 40 37
10%
Latvia 41 38
0%
Spanyol 36 39
Indonesia Manufaktur berbasis teknologi tinggi Indonesia Manufaktur berbasis teknologi menengah
Slovenia 35 40
Indonesia Manufaktur berbasis teknologi rendah Indonesia Manufaktur berbasis SDA
Indonesia Bahan mentah Italia 44 41
Sumber: World Integrated Trade Solution (WITS), World Bank Sumber: Survey IMD World Competitiveness Ranking, 2021
Kedeputian Bidang Ekonomi
Indonesia juga Masih Memiliki PR Perekonomian Sebelum Pandemi
COVID: Produktivitas di Beberapa Sektor Terlihat Menurun…
Dalam analisis Kuznets (Todaro, 2004), terdapat beberapa gY = α gL + (1-α) gK + gTFP (Cobb-Douglas Production Function)
karakteristik atau ciri dari proses pertumbuhan ekonomi yaitu:
3,92 3,91
MENGAPA TFP INDONESIA RENDAH?
3,79
3,33
2,85
3,1 Perkembangan diversifikasi dan kompleksitas ekonomi masih terbatas.
2,76
Jepang Korea India China Indonesia Keterlibatan dalam rantai pasok global yang belum signifikan.
Populasi 1913-2010 GDP Per Capita 1913-2010 GDP 1913-2010
Transformasi
Ekonomi
Arah Kebijakan
2
Keterbatasan ruang fiskal menyebabkan perlunya
Uraian Rp Triliun Pemenuhan Kebutuhan
investasi yang dapat memfasilitasi transfer pengetahuan
Investasi
Total Kebutuhan dan teknologi sehingga terciptanya inovasi yang pada
6.383,1 – 6.534,3 9,5-9,8%
Investasi 6,9-8,0% akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah
Investasi Pemerintah 603,9 - 640,8
BUMN
Investasi BUMN 441,1 - 525,0 Transformasi ekonomi berbasis pengetahuan
Investasi Swasta 5.338,0 - 5.368,6
83,6-82,2% Swasta merupakan kunci untuk pertumbuhan yang
berkelanjutan dan inklusif
Sumber: Exercise Bappenas dalam Ranwal RKP 2023 per Maret 2022
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS:
Productivity-Led Growth (2/2)
STRATEGI
1 PERKUATAN LOGISTIK
NASIONAL 2 PEMANFAATAN TEKNOLOGI
DIGITAL 3 PERSAINGAN USAHA DAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Teluk Bintuni
Takalar
Ketersediaan
Lahan Infrastruktur dalam
IPAL
Kawasan
Pancapuri Subang
• Urgensi: neraca perdagangan TIK masih tinggi sedangkan pemanfaatan digitalisasi semakin cepat
• Penguatan tiga pilar ekonomi digital: produsen, pengguna dan ekosistem perlu dipercepat
Ekosistem
Industri Digital
(Enabler)
- Regulasi dan
kebijakan
- Infrastruktur
TIK
- Ketersediaan
SDM/talenta
- Investasi &
pembiayaan
- Dukungan riset
dan teknologi
- Persaingan
usaha, dll.
16
Tahun 2023 akan Menjadi Kunci Penting untuk
Pencapaian Sasaran Visi 2045
2043: keluar
Rata-Rata 2045
Peran Kawasan Timur dari MIT
Pertumbuhan PDB 6,0% Indonesia (KTI) 25,0%
2022 – 2045
2040 PDB
Ranking #5
High Income
Pertumbuhan PDB
2035 Country
PDB Terkontraksi 3,69%
2,07%
Ranking PDB Redesain
#16
Kembali ke Lower Transformasi 2030
Middle Income Ekonomi Indonesia
Meningkat ke 6,6%
Upper Middle- 2025
Income Country 6,8%
6,7%
2020 2020 2021 5,9%
5,4% Rata-Rata
Pertumbuhan
GNI Per
Kapita
STIMULUS PEMULIHAN GNI Per GNI Per GNI Per GNI Per GNI Per
USD4.050 Kapita Kapita Kapita Kapita Kapita
USD4.890 USD6.278 USD8.387 USD11.332 USD15.287
Sumber: Bappenas
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik - Kedeputian Bidang Ekonomi
TERIMA KASIH
Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas
Gedung Wisma Bakrie 2, Lantai 5
18