Anda di halaman 1dari 57

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.

Guru Besar Univ Negeri Jakarta


Disampaikan pada RAPAT TELAAH TENGAH TAHUN (REVIU) PROGRAM KKBPK BKKBN
TAHUN 2018 DI HOTEL EL ROYAL KELAPA GADING, 1
JAKARTA, 22 SEPTEMBER 2018
2
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SDGs) 2030
Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi, dan
mempromosikan pertanian berkelanjutan

Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk gizi buruk, termasuk pencapaian, pada
tahun 2025, target-target internasional yang disetujui mengenai anak stunting dan
wasting usia bawah 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi anak gadis remaja, ibu
hamil, wanita menyusui, dan lansia

Stunting
bawah 5 tahun
2.2.1 Prevalensi stunting anak di bawah usia 5 tahun

Wasting
bawah 5 tahun
2.2.2 Prevalensi wasting dan berat badan berlebih anak
Berat badan di bawah usia 5 tahun
berlebih bawah
5 tahun
Situasi Stunting Indonesia dan Global
Ranking Prevalensi Stunting (%) Jumlah Balita Stunting (Juta)

1 India 39 48,2
2 Pakistan 45 10,
3 33 7
Nigeria 10,0
4 Indonesia 36 8,8
5 Cina 9 7,4
6 Etiopia 38 5,7

7 Kongo 43 5,6
8 Bangladesh 36 5,5
9 Filipina 30 3,3
10 Tanzania 34 3,2

Sumber: UNICEF/WHO/World Bank (2017) 3


VISI INDONESIA 2045: UNTUK MENJADI NEGARA MAJU
INDONESIA 2045 PRASYARAT

PENDUDUK EKONOMI Kualitas SDM


Ekonomi ke-5 terbesar di
Penduduk 309 juta jiwa dunia
Kesiapan infrastruktur
PRODUKTIVITAS PERKAPITA
Pendapatan per kapita Kesiapan teknologi
Usia produktif 52% US$29.300

Kelembagaan
URBAN STRUKTUR
Struktur ekonomi bergeser
Pemerintah

75% tinggal di kota pada sektor bernilai tambah


tinggi Tata ruang wilayah
MIDDLE INCOME BISNIS
73% kue ekonomi berasal Sumber Daya Ekonomi &
80% kelas menengah Keuangan (APBN)
sektor jasa
PERBAIKAN KUALITAS SDM ADALAH KUNCI
Walau meningkat namun tetap perlu mendorong kualitas SDM agar berdaya saing dan mampu menjawab
tantangan di masa depan
Pe r b a n d i n ga n
HDI 2015
H D I I n d o n e s i a 2 0 1 0 - 2 01 6 70,18
69,55 Singapore 0,925
68,90 0,865
68,31
67,70 Malaysia
67,09 0,789
66,53
0,767
Mexico 0,762
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,754
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Thailand 0,74
H D I I N D O N ES I A 2 0 1 6 0,738
Indonesia 0,689

12,72 7,95 Philippines


0,683
0,682
Harapan lama Rata-rata lama
sekolah sekolah 0,666
India 0,624
70,9 10420* 0,563

Angka harapan Myanmar 0,556


Income per kapita
hidup * In thousand
0,00 0,25 0,50 0,75 1,00
PENANGANAN STUNTING UNTUK PENGUATAN KUALITAS SDM
krusial untuk mendorong produktifitas dan inovasi
Memperburuk 4 1 Berdampak pada tingkat
kesenjangan kecerdasan dan
kerentanan terhadap
penyakit

Berdampak pada kurang STUNTING


optimalnya pertumbuhan
ekonomi Dapat menurunkan
kualitas dan produktivitas
ketika menjadi pekerja
dewasa

Hilangnya Mengurangi 10% dari


total pendapatan 3 2
11%GDP seumur hidup Mengurangi pendapatan
pekerja dewasa hingga
20%
STUNTING TERJADI DI SEMUA KELOMPOK MASYRAKAT
• namun semakin memburuk untuk kelompok lebih miskin

60
48
50
41 42
39 37 39
Stunting (%)
40 34
30 32
29
30

20

10

2007 2013
Poorest Second Middle Fourth Richest
Sumber : Riskesdas 2007 & 2013

Stunting di kelompok masyarakat yang lebih kaya (Q4 dan Q5) menunjukkan
adanya sedikit perbaikan, namun kelompok masyarakat yang miskin (Q1-Q3)
cenderung memburuk.

7
Prevalensi stunting pada Balita tinggi atau sangat tinggi
di hampir seluruh provinsi di Indonesia

Sumber data: Riskesdas, 2013


KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA STUNTING DI 9

INDONESIA MENURUT PROVINSI

Sumber Data : Riskesdas 2013


"Jangan sampai ada lagi yang namanya gizi
buruk. Memalukan kalau masih ada. Ini yang
harus kita selesaikan. Ada 1 orang pun di
sebuah daerah, 2 orang, ada 3 anak pun
harus secepatnya diselesaikan. Apalagi
lebih dari itu"
11
12
13

Sumber: Rokx, C. Aiming High: Indonesia’s


Ambitions to Reduce Stunting. World Bank
Akibat Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan 14

14
15

KERANGKA PIKIR
PENYEBAB
MASALAH GIZI
16
17
18
19
Obstruksi Cacing Gelang (Ascaris
Lumbricoidesi) melalui kolon. Obat
anti-helminthic digunakan untuk
memaksa cacing gelang keluar.

Sumber: (Lisa Frenkel, M.D. 1984)


Siklus Hidup Ascaris
Warga mencuci pakaian dekat jamban di kali (sungai) yang tercemar limbah di Kawasan Teluk
Naga, Tangerang, Banten. Foto dokumen TEMPO/Marifka/Wahyu Hidayat (13 April 2014)
Anak Berak Sembarangan
Demam menyebabkan peningkatan
kebutuhan kalori anak
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN, PENTING!!! 26

Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang

Perkembangan Kognitif dan


otak Prestasi belajar
Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan Pertumbuhan
(janin dan Kekebalan
massa tubuh
bayi 2 tahun) Kapasitas kerja
dan komposisi badan

Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati Hormon/receptor/gen kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OTAK 27

SEJAK JANIN SAMPAI LAHIR

27
28

Pertumbuhan dan
Perkembangan
Sel Syaraf Muda menjadi
Sel Syaraf Dewasa

28
29

Neuron atau
Sel Syaraf

29
TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI SINAPS 30

30
http://tweenteacher.com/2009/02/18/starting-from-scratch-in-teacher-training/
Anak Usia 3 Tahun 31

Normal Terabaikan
31
http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021
9 juta anak Indonesia terancam kehilangan IQ10-15 poin 32

9 juta anak Indonesia akan terlambat masuk sekolah dan memiliki


prestasi akademik lebih buruk
Dampak Stunting

9 juta anak Indonesia akan meraih pendapatan 20% lebih rendah di usia
kediprediksirja

Kehilangan 1% tinggi badan karena stunting berhubungan dengan


kehilangan 1,4% produktivitas

direct cost penanganan malnutrisi mencapai $20-30 milyar


pertahun

Indonesia akan kehilangan potensi GDP 11%

Kemiskinan antar generasi akan semakin buruk


Gerakan Nasional Pencegahan Stunting

33
Pilar Penanganan Stunting

PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5

Kampanye
Nasional Berfokus Konvergensi, Koord
Komitmen dan pada inasi, dan
Mendorong Pemantauan
Visi Pimpinan pemahaman, peru Konsolidasi
Kebijakan dan Evaluasi
Tertinggi Negara bahan Program
“Nutritional
perilaku, komitme Nasional, Daerah, d
Food Security”
n politik dan an Masyarakat
akuntabilitas

34
Kerangka Penanganan Stunting

Intervensi yang ditujukan kepada anak


dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Intervensi Gizi Spesifik (HPK). Kegiatan ini umumnya dilakukan
1 (berkontribusi 30%) oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat
dicatat dalam waktu relatif pendek.

Intervensi yang ditujukan melalui berbagai


Intervensi Gizi kegiatan pembangunan diluar sektor

2 Sensitif
(berkontribusi 70 %)
kesehatan. Sasarannya adalah
masyarakat umum, tidak khusus untuk
1.000 HPK.

35
Pelaksanaan Intervensi Gizi Spesifik
Sasaran: Ibu Hamil
No Intervensi
1 Pemberian makanan tambahan untuk mengatasi kekurangan energi dan protein
kronis
2 Pemberian suplementasi zat besi dan asam folat
3 Mengatasi kekurangan iodium
4 Penanggulangan infeksi kecacingan
5 Pencegahan dan penatalaksanaan klinis malaria
6 Pembatasan konsumsi kafein selama hamil
7 Pemberian konseling/edukasi gizi
8 Pencegahan, deteksi, tatalaksana klinis dan dukungan gizi bagi ibu dengan HIV
9 Suplementasi kalsium bagi ibu hamil

36
Pelaksanaan Intervensi Gizi Spesifik

Sasaran: Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 bulan

No Intervensi

Promosi dan edukasi inisiasi menyusu dini disertai dengan pemberian ASI
1
jolong/colostrum
2 Promosi dan edukasi pemberian ASI eksklusif
3 Pemberian konseling/edukasi gizi selama menyusui
Pencegahan, deteksi, tatalaksana klinis dan dukungan gizi bagi ibu dan anak
4
dengan HIV

37
Pelaksanaan Intervensi Gizi Spesifik
Sasaran: Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan

No Intervensi
1 Promosi dan edukasi pemberian ASI lanjut disertai MP-ASI yang sesuai
2 Penanggulangan infeksi kecacingan pada ibu dan anak
3 Pemberian suplementasi zink pada anak
4 Fortifikasi zat besi ke dalam makanan / suplementasi zat gizi mikro e.g. zat besi
5 Pencegahan dan penatalaksanaan klinis malaria pada ibu dan anak
6 Pemberian imunisasi lengkap pada anak
7 Pencegahan dan pengobatan diare pada anak
8 Implementasi prinsip rumah sakit ramah anak
9 Implementasi prinsip manajemen terpadu balita sakit/MTBS
10 Suplementasi vitamin A pada anak usia 6-59 bulan
11 Penatalaksanaan malnutrisi akut parah pada anak
12 Pemantauan tumbuh kembang anak
38
Pelaksanaan Intervensi Gizi Sensitif

No Intervensi No Intervensi
1 Penyediaan akses pada air bersih Pemberian bantuan dan jaminan sosial bagi
10
Penyediaan akses pada sarana sanitasi dan keluarga miskin
2
kebersihan pribadi 11 Peningkatan ketahanan pangan dan gizi
Fortifikasi bahan pangan misalnya dengan
3 12 Manajemen gizi dalam bencana
Vitamin A,D, yodium
Penyediaan akses kepada layanan kesehatan 13 Diverfikasi pangan
4
dan keluarga berencana (KB) 14 Pencegahan dan tatalaksana klinis penyakit
Pemberian Jaminan Kesehatan Nasional
5 15 Pelayanan kesehatan jiwa bagi ibu hamil
(JKN)
6 Pendidikan pengasuhan anak pada orang tua 16 Pemberdayaan perempuan
7 Program Pendidikan Anak Usia Dini Universal 17 Upaya perlindungan anak
8 Program pendidikan gizi masyarakat 18 Telemedicine
Edukasi kesehatan seksual, reproduksi, dan
9
gizi pada remaja

39
PENDEKATAN KETAHANAN KELUARGA

Calon pengantin

Keluarga baru, keluarga hamil, keluarga


melahirkan dan menyusui

Keluarga balita dan anak

Keluarga remaja dan remajanya

- Keluarga lansia dan lansianya

40
PENDEWASAAN USIA KEHAMILAN 41

Pendewasaan usia kehamilan


menurunkan kejadian stunting,
bayi berat lahir rendah dan
angka kematian bayi
Video Stunting Kemenkes

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
43
Pendekatan Multisektor dalam Pencegahan Stunting
Terintegrasi Intervensi Gizi Sensitif
PAUD, Par Kemdik- Kem Air bersih dan
enting, UKS bud PU&PR sanitasi

Fortifikasi
Kem- Ketahanan
Produk Kemtan pangan
Pangan perin

Bantuan pangan
non tunai, PKH Kemsos BPOM Keamanan Pangan

Kesehatan Bimbingan
reproduksi, Bin Perkawinan
BKKBN Kemenag & Tokoh
a Keluarga
Balita Agama

Sosialisasi Gizi Pemasaran &


bagi Anak & PPPA KKP Promosi Hasil
Keluarga Kelautan

Edukasi dan
Kemristek
Dikti pendampingan
masyarakat
(Program KKN)

44
Konvergensi Penanganan Stunting
Mendanai Kewenangan Dana Vertikal
Anggaran K/L 6 Urusan (Mutlak)
Program/Kegiatan Pusat (K/L)

Dana Sektoral: Dikerjakan oleh UPT


Belanja DESA
Pemerintah Mendanai Kewenangan Dana Dekonsentrasi:
Dilimpahkan ke Gubernur JATI SAWIT
(Pusat) Diluar 6 Urusan

Dana Tugas Pembantuan: 1. Intervensi Sasaran


Ditugaskan ke Gub/Bupati/Walikota Ibu Hamil
2. Intervensi Sasaran
Anggaran non-K/L Ibu Menyusui dan
Subsidi
Anak 0-6 Bulan
3. ….dst….
APBN Dana Otsus dan 4. Intervensi Air
Keistimewaan DIY Bersih
DAU Block Grant 5. Sanitasi
6. Edukasi
Dana Perimbangan DBH 7. ….dst…
Transfer Ke
APBD DAK Specific grant, penggunaanya
Daerah dan
di-earmark untuk bidang tertentu
Dana Desa
(TKDD) Dana Insentif Mendanai kebijakan tertentu
Daerah Pemerintah (misal: infrastruktur)
Masuk dalam
APBD Bentuk: Transfer ke Kabupaten 
Dana Desa
Program/kegiatan ke Desa

45
Sumber: Rokx, C. Aiming High: Indonesia’s
Ambitions to Reduce Stunting. World Bank 46
47
48
49
50
51
52
KUNCI SUKSES PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN STUNTING

Data penderita stunting ditingkat Posyandu mutlak diperlukan yang memuat nama dan alamat dari
keluarga penderita (by name , by address).

Profil dari keluarga yang punya anak stunting atau keluarga yang beresiko utk melahirkan anak
stunting perlu dibuat. Profil ini berisi informasi yang diperlukan oleh berbagai program dari berbagai
kementerian dan Lembaga untuk secara konvergen menjadikan keluarga tersebut sebagai prioritas
sasaran.

Diperlukan kepemimpinan dari kepala desa dan perangkat desa utk mengoordinasikan masuknya
program-program gizi spesifik dan dan gizi sensitif agar secara konvergen jatuh dikeluarga prioritas.

53
Sumber: Rokx, C. Aiming High: Indonesia’s
Ambitions to Reduce Stunting. World Bank

54
PENUTUP
Komitmen Pemerintah untuk percepatan penurunan
stunting
Pemerintah menyadari perlunya upaya untuk mengatasi stunting untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas.

Sinergi dan koordinasi semua pemangku kepentingan


Penanganan stunting melibatkan banyak pihak dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, masyarakat, swasta, BUMN, NGO, dan lembaga
internasional.
Penguatan sinergi antarprogram hingga ke level desa.

Menjaga Kualitas belanja


Mendorong penguatan kualitas belanja pemerintah Pusat dan
Transfer ke daerah
Penerapan Performance for Result (P for R) diharapkan dapat
menjadi katalisastor dalam penurunan prevalensi stunting dengan
mendorong pencapaian indikator penanganan stunting.

55
56

Video tentang Stunting Bank Dunia (Dewi dan Putri)


57

Terima kasih… 57

Anda mungkin juga menyukai