REMAJA &
KOMUNIKASI
REMAJA &
KOMUNIKASI
Tim Penulis:
Drs. Danny I. Yatim, M.A., Ed.M.
Laurike Moeliono, M.A., M.Si.
Agatha N. Ardhiati, M.Psi.
Diterbitkan oleh:
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur
(+62-21) 800 9029, 800 8548
ceria.bkkbn.go.id
Daftar Isi
Bab 1.
Hidup Bersama Orang Lain 6
Bab 2.
Remaja & Sahabat 16
Bab 3.
Menyelesaikan Konflik 24
Bab 4.
Remaja & Teknologi 32
Referensi 41
5
Bab 1.
Hidup Bersama
Orang Lain
Bersosialisasi dengan orang
lain di luar keluarga mulai
disadari seutuhnya ketika
seseorang memasuki masa
remaja.
6
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi
dan saling membutuhkan antar sesamanya.
7
Mengobrol dengan Orangtua
Dengan orangtua, kita bisa
membicarakan apa
saja dalam kehidupan
Idealnya, sehari-hari.
orangtua adalah
teman mengobrol
Mulai dari soal makan,
yang paling dibu-
apa yang kita lakukan
tuhkan remaja.
di sekolah, siapa teman-
teman kita, guru yang kita
sukai, film, lagu, acara televisi
yang kita sukai.
8
Masa kini adalah saatnya
orangtua dan remaja
mulai belajar membuat Keterbukaan
diri nyaman membica- orangtua anak
rakan hal apa saja, akan memban-
termasuk isu sensitif. tu perkembangan
anak remaja mereka
Topik-topik sensitif ini menjadi orang de-
seperti seksualitas, kese- wasa yang sehat.
hatan reproduksi, penyakit
menular seksual, HIV dan
AIDS, narkoba, dan pernikahan.
9
• Berbagi pengalaman ketika ayah atau ibu sedang
remaja
• Berbagi pengalaman apa yang sedang dirasakan si
remaja saat ini
• Remaja menanyakan suatu hal terkait seks yang diba-
ca dalam buku dan ingin tahu pendapat ayah dan ibu
• Orangtua menanyakan suatu hal terkait seks yang
dibaca dalam buku dan ingin tahu pendapat remaja
10
Carilah waktu ketika semua pihak sedang santai di ru-
mah atau ketika sedang bepergian. Bila merasa
nyaman, topik-topik ini bisa dijadikan bahan obrolan dengan
seluruh keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik.
11
Mengobrol dengan Orang Dewasa
Lainnya
Tidak hanya orangtua saja yang bisa dijadikan teman mengo-
brol bagi remaja. Dalam keluarga besar di Indonesia, ke-
mungkinan ada anggota keluarga lain yang tinggal
satu rumah, seperti kakek dan nenek, paman dan bibi, atau
saudara sepupu yang lebih dewasa.
12
Dalam Mengobrol dengan
Orang Dewasa:
13
Mengobrol dengan Guru
Walau bukan anggota keluarga, guru juga adalah orang dewa-
sa yang pernah mengalami masa remaja.
14
Tentu ada baiknya membuat janji dulu dengan guru terse-
but, agar bisa melakukan obrolan di luar jam pelajaran.
* Wali kelas
* Guru yang sudah dikenal lebih dulu
* Guru yang disukai dan dipercaya
* Guru bimbingan dan konseling
* Guru olahraga
* Guru ekstra-kurikuler
15
Bab 2.
Remaja &
Sahabat
Sekalipun berteman dengan
siapa saja, biasanya remaja
akan menemukan sejumlah
kecil teman yang lebih akrab
dibanding yang lainnya. Ini
yang disebut sebagai sahabat.
16
Sahabat itu biasanya adalah
teman yang:
* Bisa dipercaya
* Enak diajak ngobrol
* Membuat kita nyaman bila berada
bersamanya
* Mendengarkan bila kita berbicara
* Bisa menjaga rahasia pribadi kita
* Bisa diajak bepergian bersama
* Bisa diajak melakukan kegiatan
bersama
* Mempunyai beberapa perbedaan,
tetapi tidak berarti kita ti-
dak bisa terus berteman
dengan dia
17
Pertengkaran dengan Sahabat
Tidak jarang kita akan saling
mengejek mengenai hal-hal
Perbedaan kecil.
pendapat, yang
kemudian beru- Ejekan kecil itu misalnya
jung pada perteng- membicarakan penampi-
karan, adalah hal lan fisik, seperti, “Kamu
yang tidak jarang gendut,” “Kamu kurus,”
terjadi dengan “Potongan rambut kamu
sahabat. jelek,” atau “Muka kamu
jerawatan.”
18
Geng (Gank) atau Klik
Ada kalanya remaja menemukan beberapa teman dekat
yang mempunyai kesamaan. Misalnya sama-sama senang
cara berpakaian tertentu, atau sama-sama senang bermain
musik, atau sama-sama suka berolahraga basket, atau sa-
ma-sama suka nongkrong bersama-sama.
19
Yang sering menjadi masalah adalah
apabila geng atau klik itu menjadi
eksklusif, di mana orang lain tidak
diperbolehkan bergabung karena
mereka dianggap berbeda.
20
Tekanan Kelompok
Seringkali kita dengar istilah bahwa remaja itu terpengaruh
tekanan kelompok. Remaja itu sukanya ikut-ikutan dan se-
nang mencoba-coba bersama teman.
21
Bullying
Bullying biasanya terjadi bila
remaja yang merasa
dirinya lebih kuat atau Umumnya
lebih hebat meman- pelaku bullying
dang rendah remaja sebenarnya adalah
yang lebih lemah. orang yang lemah,
tetapi ingin menun-
jukkan kekuasaan
Bullying bisa dilakukan
melalui tindakan-
dalam bentuk ejekan, me- nya.
ngusir dari tempat, ancaman,
pemerasan sampai pada ke-
kerasan fisik seperti pemukulan
dan penyiksaan. Bagi remaja yang menjadi korban bullying
tentu sangat tidak enak rasanya.
22
Remaja sebaiknya tidak mengabaikan hal tersebut. Bila
seorang teman menjadi korban bullying, berilah dukungan
kepadanya. Korban bully tersebut perlu teman dalam meng-
hadapi ketakutannya.
23
Bab 3.
Menyelesaikan
Konflik
Konflik terjadi bila ada
perbedaan pendapat antar dua
pihak, dan hal ini wajar saja
terjadi dalam kehidupan,
termasuk dalam kehidupan
remaja.
24
Sangat wajar bila orang berbeda pendapat
karena kita semua adalah manusia yang mempunyai keingi-
nan, minat, dan kebutuhan yang berbeda-beda pula. Kadang-
kadang kita tidak memahami orang lain dan apa yang diing-
inkan, atau ada kalanya orang lain tidak memahami kita.
25
Bila konflik terus-menerus terjadi, maka dari segi positifnya,
konflik dapat menambah pemahaman kita akan
sudut pandang pihak lain sehingga terjadi saling
pengertian.
26
Akibat positif dari konflik:
27
Cara Menghadapi Konflik
Cara terbaik adalah dengan ber-
negosiasi dengan orang yang
menimbulkan konflik.
Salah satu
cara adalah Bersikap marah atau
yang disebut
win-win approach, agresif hanya mem-
yaitu keadaan ke- buat keadaan sema-
tika semua pihak kin memburuk. Memang
merasa dirinya hal ini tidak mudah kare-
menang. na kita terbiasa berusaha
mendapatkan yang kita
inginkan.
28
Menjadi Pendengar yang Baik
Ketika Berkonflik
* Tetap tenang
29
Konseling
30
Mendapatkan konseling tidak berarti kita se-
dang mengalami penyakit jiwa tertentu,
tetapi meruapkan usaha bantuan agar hidup kita men-
jadi lebih nyaman.
31
Bab 4.
Remaja &
Teknologi
Remaja merupakan kalangan
yang akrab dengan teknologi,
khususnya yang berfungsi
sebagai media komunikasi.
32
Kemajuan teknologi sangat memengaruhi kehidupan
kita sehari-hari. Kadang-kadang semua pembaruan te-
knologi kita terima tanpa dipikirkan lagi, padahal teknologi
tersebut mungkin sepuluh tahun yang lalu belum lama ada.
33
Ada ahli yang berpendapat bahwa
media massa justru membantu
mendewasakan remaja karena:
34
Sejumlah kritik terhadap dampak televisi pada
remaja antara lain adalah karena televisi dianggap mendidik
remaja menjadi pasif. Selain itu, adegan seks, kekerasan,
serta gaya hidup asing juga seringkali ditampilkan.
35
Remaja dan Media Digital
Remaja yang lahir sesudah ta-
hun 1990an sering mendapat
Penggunaan julukan generasi digital.
media digital
pada remaja se- Artinya, sejak mereka
ring dikritik kare- dilahirkan, mereka sudah
na ada kasus-ka- tumbuh dengan adanya
sus negatif komputer, televisi, telepon
genggam, serta internet da-
lam kehidupan sehari-hari.
36
Ciri-ciri Positif Remaja Digital
37
Remaja dan Media Sosial
Media sosial juga ikut memengaruhi kehidupan rema-
ja, dan masyarakat umumnya. Media sosial dapat diartikan
sebagai interaksi antar manusia yang sama-sama
saling menciptakan komunitas maya (virtual) untuk
saling berbagi dan saling bertukar informasi.
38
Media sosial di Indonesia mulai digemari pada 2004
dengan adanya Friendster, yang perlahan digantikan oleh
Facebook, Path, dan Twitter. Di samping itu, remaja juga
sering berkomunikasi melalui pesan pendek (SMS, BBM,
Line, dan sebagainya).
39
Remaja akan lebih mudah beradaptasi dengan dunia kerja di
masa mendatang, karena justru sudah dipersiapkan kare-
na “pergaulan teknologi.”
40
Referensi
Arnett, J. J. (1995). Adolecents uses of media for self-social-
ization. Journal of Youth and Adolescence, 24, 5, pg 5-19.
41
Sarwono, S.W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
42
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Direktorat Bina Ketahanan Remaja