Zoom:
Reaction tepuk tangan setuju, Reaction jempol tidak setuju
Reaction Love bila ragu-ragu
Pilihan lain, peserta menuliskan di kolom chat, fasilitator
akan random untuk menanyakan alasannya
2. Remaja
perempuan
menegur teman
laki-laki yang
mengintip rok
temannya
1. Merokok
5. Mencoba NAPZA, sekali-
merupakan hak
kali tidak apa apa, biar tidak
seseorang, jadi tidak penasaran
perlu dilarang
Kasus 1: Kasus 2:
Rina, remaja perempuan
berusia 15 tahun, ingin sekali Tegar, remaja laki-laki berusia 13 tahun,
memiliki sekelompok teman akrab. Suatu
ikut berkumpul bersama
saat ketika sedang berkumpul, salah
teman-temannya di sebuah seorang temannya mengajak merokok dan
warung tempat nongkrong semua orang harus kompak untuk
anak muda. mencoba.
Orangtua Rina tidak setuju, Walaupun takut namun Tegar terpaksa
dan tidak mengijinkan Rina ikut merokok karena khawatir tidak
untuk pergi karena sering dianggap menjadi bagian dari
pulang larut malam. kelompoknya lagi.
Orangtuanya takut Rina akan
ikut-ikutan merokok atau
mengkonsumsi alkohol.
Studi Kasus
Kasus 3:
Afgan, remaja laki-laki berusia 14 Kasus 4:
tahun merasa mulai kecanduan Melati, remaja perempuan berusia
menonton tayangan pornografi di 14 tahun senang sekali ketika
ponselnya. Dia ingin ngobrol dengan Bagus menyatakan cinta padanya.
orangtuanya, namun takut dimarahi Namun dia tidak berani menerima
dan dikatakan sebagai anak nakal Bagus sebagai pacarnya karena
karena seringkali orangtuanya selama ini orangtuanya selalu
mengatakan bahwa remaja yang mengatakan bahwa remaja
sering melihat tayangan pornografi sebaiknya tidak pacaran.
bukan remaja baik-baik dan tidak
punya masa depan.
Pembahasan kasus
Setelah selesai berpendapat, maka akan diakhiri dengan “Ini nilaiku, mana nilaimu?
Sambil menyerahkan kotak gulungan kertas untuk diambil oleh peserta disebelahnya,
demikian seterusnya.
Beberapa pilihan metode:
Nilai adalah .
pinsip-prinsip, Nilai dipelajari dari
keyakinan dan ide- keluarga, teman sebaya,
ide yang kita Nilai guru, media, dan
percayai masyarakat.
Nilai
● Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia
Norma dapat hadir dalam bentuk tertulis dan terstruktur, namun ada juga
norma yang tidak tertulis dan berkembang di dalam masyarakat.
Macam-macam norma:
Penerapan nilai dan norma terkait kesehatan reproduksi harus mengacu pada hak
kesehatan reproduksi dan undang-undang yang berlaku secara umum.
Hal ini untuk memastikan bahwa nilai dan norma tersebut juga
menitikberatkan pada kesetaraan gender, serta faktor pertumbuhan dan
perkembangan remaja baik secara biologis, sosial dan psikologis.
Dengan kata lain, sebaiknya setiap nilai yang dianut tidak bertentangan dengan
nilai atau norma lainnya.
Faktor pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki seseorang akan mempengaruhi nilai
dan norma yang dipercayainya, demikian pula
sebaliknya, nilai dan norma yang dimiliki akan
berpengaruh pada minat akan pengetahuan
dan keterampilan yang ingin ia dapatkan.