BRUNER-PHENIX
&
GUILFORD
Bruner 1915-2016
Jerome Seymour Bruner, lahir 1 Oktober 1915 dari imigran Polandia, yang dibesarkan di New York City. Dia
terlahir buta tetapi penglihatannya pulih setelah dua operasi katarak saat dia masih bayi. Bruner telah menjadi salah
satu psikolog pendidikan terkemuka pada masanya, mengembangkan teori pembelajaran aktif yang berpengaruh dan
sangat kontras dengan behaviorisme yang lazim dalam psikologi pendidikan selama abad kedua puluh. Dia adalah
salah satu tokoh kunci revolusi kognitifisme, eksistensinya bidang pendidikan telah memiliki pengaruh besar dalam
proses pembelajaran.
Bruner, bersama dengan Leo Postman, mengembangkan apa yang disebut "Tampilan Baru" dalam psikologi
yang berfokus Terutama pada persepsi sebagai proses aktif, berdasarkan pengalaman dan kondisi budaya.
Selain mempelajari persepsi, Bruner mulai melihat peran strategi dalam perkembangan kognisi manusia.
Selama tahun 1950-an dan 1960-an,Bruner mengembangkan minat yang mendalam pada perkembangan kognitif
anak-anak dan dalam bentuk-bentuk pendidikan yang sesuai untuk mereka. Pada akhirnya, Bruner menjadi salah satu
tokoh paling berpengaruh dalam “revolusi kognitif” dalam pendidikan.
Piaget, Vygotsky, dan Luria mempengaruhi studi Bruner. Mereka membantu Bruner mengembangkan
teorinya tentang tahapan kognisi yang kemudian dia terapkan di kelas, dalam bukunya yang banyak diterjemahkan
yaitu The Process of Education (1960), sebuah buku yang berpengaruh dalam gerakan reformasi kurikulum pada
masa itu. Dalam buku itu, Bruner dengan terkenal berargumen bahwa subjek apa pun, jika disajikan dengan cara
yang tepat, dapat diajarkan kepada anak mana pun pada tahap perkembangan apa pun.
A.
A. BIOGRAFI
BIOGRAFI
Phenix 1915-2002
Bernama lengkap Philip Henry Phenix, lahir : 1 Maret 1915, Denver, Colorado, United States.
Implikasi kurikulum menurut phenix-hirst adalah bahwa mengetahui harus menjadi bagian
penting dari pembelajaran selain itu pertimbangan yang cermat harus diberikan kepada
faktor logis, perkembangan, metodologis dan motivasi dalam pengajaran disiplin ilmu.
Berikut 4 prinsip dasar yang harus dipatuhi:
1. Materi diperkenalkan dengan cara yang koheren
2. Semua siswa mengalami kemajuan dan dapat ditentukan dengan jelas kemampuan
belajarnya
3. Cara yang berbeda dalam menyusun pembelajaran sama pentingnya dengan kemampuan
siswa
4. Tanpa daya tarik imajinasi siswa tidak akan termotivasi untuk belajar
B.
B. PRINSIP
PRINSIP BELAJAR
BELAJAR BRUNER
BRUNER DAN
DAN PHENIX
PHENIX
Phenix, mengusulkan bahwa discovery adalah bentuk inquiry yang berhubungan dengan
pengetahuan, hipotesis, dan dugaan-dugaan baru sedangkan inquiry adalah metode
membuat, mengatur, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan (seperti pemecahan
masalah). Inquiry dianggap menyatukan semua aspek pengetahuan yang terpisah ke dalam
disiplin ilmu yang koheren, ia dianggap lebih penting daripada discovery.
B.
B. PRINSIP
PRINSIP BELAJAR
BELAJAR BRUNER
BRUNER DAN
DAN PHENIX
PHENIX
Taba, Bruner, Phenix, dan Inlow adalah produk dari zaman ini.
Taba dipengaruhi oleh Bruner,
Phenix dipengaruhi oleh keduanya,
dan Inlow dipengaruhi oleh ketiganya.
Metode penemuan (inquiry-discovery) berhubungan dengan kurikulum yang berpusat
pada disiplin ilmu sebagai penyatu yang berkaitan dengan pengetahuan dan metodologi
ranah kajian.
Bruner menggambarkan perkembangan kognitif terjadi melalui 3 tahap yang ditentukan oleh
caranya melihat kondisi lingkungan yaitu:
Siswa mulai mengembangkan Siswa mampu membuat gambaran Tahap akhir di mana siswa dapat
pemahaman melalui manipulasi aktif. mental dari materi dan tidak perlu menggunakan ide-ide abstrak untuk
Oleh karena itu, siswa pada tahap lagi memanipulasinya secara mewakili dunia. Misalnya, siswa
enactive harus diberi kesempatan langsung. Di sini siswa mampu mampu mengevaluasi, menilai, dan
untuk “bermain” dengan materi agar memvisualisasi-kan informasi konkret. berpikir kritis.
benar-benar memahami cara kerjanya.
Siswa harus melalui semua tahapan ini secara berurutan untuk menghubungkan ide-ide dan konsep-konsep
baru jika mereka ingin menghasilkan pemahaman mereka sendiri.
B.
B. PRINSIP
PRINSIP BELAJAR
BELAJAR BRUNER
BRUNER
Teori belajar penemuan Bruner merupakan belajar untuk pengembangan kognitif peserta didik. Jika Piaget
mengatakan pengembangan kognitif menyebabkan perkembangan bahasa peserta didik, sebaliknya menurut
Bruner perkembangan bahasa peserta didik besar pengaruhnya terhadap perkembangan konitif. Ini sangat
beralasan kerena behasa adalah alat untuk membuka cakrawala pengetahuan dunia.
Selain teori discovery, teori ini juga dikenal sebagai teori intruksi yang dimabil dari makna proses perolehan
kognitif itu sendiri. Menurutnya suatu teori intruksi hendaknya meliputi beberapa hal berikut:
Dengan demikian proses pendewasaan kognitif seseorang menurut Bruner adalah sebagai berikut:
Sebagai psikolog Bruner lebih memperhatikan perkembangan kemampuan mental. Berkaitan masalah pengajaran,
ia mengemukakan dalil tentang intruksi. Ada dua sifat dalam teori intruksi yaitu preskriptif dan normative.
01
02
Preskriptif berhubungan
Normative berhubungan
dengan mekanisme
dengan penguasaan
penguasaan pengetahuan,
penentuan dan kondisi
keterampilan dan tekhnik
tujuan
pengukuran atau
evaluasi hasil.
B.
B. PRINSIP
PRINSIP BELAJAR
BELAJAR
Prinsip-prinsip di atas dapat terlihat jelas bahwa teori discovery atau belajar penemuan sangat memberi perhatian
tinggi terhadap perkembangan kognitif peserta didik.
B.
B. PRINSIP
PRINSIP BELAJAR
BELAJAR
Berikut keunggulan pengetahuan yang diperoleh dengan belajar discovery adalah sebagai berikut:
Pengetahuan itu akan bertahan lebih lama atau mudah diingat bila dibandingkan dengan
01 pengetahuan yang dipelajari dengan cara yang lain.
Belajar penemuan memiliki hasil belajar yang mempunyai efek transfer yang lebih baik
02 dari hasil belajar lainnya. Artinya konsep-konsep yang ditemukan menjadi milik kognitif
seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi baru atau pada saat dibutuhkan
Bruner menyadari bahwa belajar penemuan yang murni memerlukan waktu. Karena itu, dalam bukunya the relevance of
education (1971) ia menyarankan agar penggunaan belajar penemuan ini hanya diterapkan sampai batas-batas ter-
tentu,yaitu dengan mengarahkan pada struktur bidang studi. Ini menunjukkan bahwa selain teori ini memiliki sisi
keunggulan tersendiri ia juga memiliki kekurangan Berikut ini analisis kekurangan dari teori bruner:
Tidak semua bidang studi atau sub judul bidang studi dapat dilakukan dengan teori belajar penemuan
01
Tidak semua peserta didik mampu diajak kerja sama melakukan proses berpikir sebagaimana yang
02 diharapkan
Sulitnya teori ini diterapan pada budaya masyarakat yang berlainan antara satu daerah dengan daerah
03 yang lain
Teori ini relative sulit karena akan memakan waktu yang relative lama, dikarenakan siswa kurang
04 terbiasa untuk melakukan proses berpikir individu juga kelompok.
C.
C. LANGKAH
LANGKAH IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
1 2 3
Merencanakan pelajaran Menyajikan materi pelajaran yang
sedemikian rupa sehingga Memperhatikan tiga hal berupa
diperlukan sebagai dasar bagi para
pelajaran itu berpusat siswa untuk memecahkan masalah,
cara enaktik (berifat manupulatif),
ikonik (bersifat latar belakang
pada masalah-masalah seperti:
Menggunakan fakta-fakta yang kemampuan internal siswa), dan
yang tepat untuk cara simbolik (berdasarkan media
belawanan.
diketahui oleh siswa, baik Menggunakan hal yang sudah berpikir).
secara kelompok dikenali oleh siswa
maupun secara Siswa akan merasa sanggsi dengan
individu. jawab sehigga lahirlah hipotesis
siswa
Menemukan konsep atau teori dari
4 masalah yang sesungguhnya 6
Memberikan motivasi kepada
Guru sebagai fasilitator siswa siswa untuk terus mencari dan
5 berpikir terhadap materi-materi
Menilai hasil belajar setelah yang dipandang belum diketahui.
adanya proses penarikan Meberi penghargaan yang
kesimpulan dari guru secara berhasil dan memotivasi bagi
keseluruhan yang kurang beruntung
D.
D. KESIMPULAN
KESIMPULAN
Karakteristik paling nyata dari discovery sebagai teknik mengajar adalah bahwa
sesudah tahap awal ia membutuhkan input atau bimbingan pendidik. Discovery kurang
terpusat pada pendidik, dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas belajarnya sendiri.
Agar menjadi bagian discovery, belajar harus bisa ditransfer. Transfer yang meningkat
dibuktikan oleh apa yang disebut Bruner “potensi intelektual”.
Bruner mengatakan, "Interkoneksi pengalaman baru dengan pengetahuan
sebelumnya menghasilkan reorganisasi struktur kognitif, yang menciptakan makna dan
memungkinkan individu untuk "melampaui informasi yang diberikan".
Tujuan pendidikan secara keseluruhan adalah bahwa seorang guru harus
membimbing siswa mereka sehingga mereka membangun basis pengetahuan mereka
sendiri daripada diajarkan melalui hafalan. Informasi baru yang diberikan kepada siswa
kemudian akan dipahami dan diklasifikasikan berdasarkan pengetahuan yang telah mereka
miliki.
Joy Paul Guilford
• seorang psikolog berkebangsaan Amerika yang paling diingat
untuk mempelajari psikometri tentang kecerdasan manusia
• lahir di Marquuette, Nebraska pada tanggal 7 Maret 1807.
• merupakan lulusan dari Universitas Nebraska sebelum belajar
di bawah Edward Titchener di Universitas Cornell.
• tahun 1938 Guilford menjadi Presiden ke-3 dari masyarakat
• psikometri, mengikuti jejak pendirinya Louis Leon Thurstone
dan EL Thorndike yang memegang jabatan tersebut pada tahun
1937
• Pada tahun 1941 ia masuk ke Angkatan Amerika Serikat sebagai
Letnan Kolonel dan menjabat sebagai Direktur Unit Penelitian
Psikologis No. 3 di Basis Angkatan Udara Santa Ana
Prinsip Belajar
Guilford
01 02 03
Buto, Z. A. (2010). Implikasi Teori Pembelajaran Jerome Bruner Dalam Nuansa Pendidikan Modern. Millah,
ed(khus), 55–69.
Clabaugh, G. K. (2010). The Educational Theory of Jerome Bruner: a multi-dimensional analysis. New
Foundations, 395–396.
Hawa, S. (2014). Teori Belajar Bruner. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, 1–19.
Kristiawan, M. (2019). Analisis Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. In UPP FKIP Univ. Bengkulu
(Issue February).
Lawton, J. T., Saunders, R. A., & Muhs, P. (1980). Theories of piaget, bruner, and ausubel: Explications and
implications. Journal of Genetic Psychology, 136(1), 121–136.
Takaya, K. (2008). Jerome Bruner’s theory of education: From early Bruner to later Bruner. Interchange,
39(1), 1–19.
DAFTAR PUSTAKA