Anda di halaman 1dari 11

Vol. 2, No. 2, Oktober 2019, hlm.

156-166

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATA


KULIAH PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
MAHASISWA AMIK DCC BANDAR LAMPUNG

Oleh:

Tsamaniariaty Hidayah1 dan Yuli Syafitri2


1AMIK Dian Cipta Cendikia, Bandar Lampung

tsa.pasca12@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis kondisi dan potensi, 2)


menganalisis proses, 3) menganalisis karakteristik model pembelajaran discovery
learning, 4) meningkatkan efektifitas, 5) meningkatkan efisiensi, dan 6)
meningkatkan daya tarik dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning untuk meningkatkan kepribadian. Penelitian ini merupakan Research and
Development (R&D). Data dikumpulkan dengan angket, tes dan observasi serta
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah: 1) pembelajaran
yang digunakan kurang bervariasi, 2) proses pembelajaran discoveri learning
dilakukan dengan cara dosen menyajikan informasi awal kepada mahasiswa
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, 3) langkah model pembelajaran discovery
learning adalah analisis kebutuhan, desain pembelajaran, desain dan
pengembangan media, validasi ahli dan revisi, uji coba dan revisi, uji coba
lapangan, 4) meningkatnya efektifitas pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran discoveri learning lebih besar, 5) meningkatnya efisiensi melihat dari
waktu pembelajaran yang dilakukan, dan 6) meningkatnya daya tarik yang tinggi
sehingga memiliki dampak positif terhadap perubahan kepribadian mahasiswa.

Kata kunci: discoveri learning, perkembangan kepribadian, pribadi

PENDAHULUAN mahasiswa didorong untuk belajar


dengan diri mereka sendiri.
Model discovery learning
Mahasiswa belajar melalui aktif
merupakan suatu model
dengan konsep-konsep dan prinsip-
pembelajaran yang menitik beratkan
prinsip dan dosen mendorong
pada aktifitas mahasiswa dalam
mahasiswa untuk mempunyai
belajar. Jerome Bruner (dalam Slavin,
pengalaman-pengalaman tersebut
2014: 46) menyatakan bahwa
untuk menemukan prinsip-prinsip

156
bagi diri mereka sendiri. kondisi waktu sekarang, dan
Pembelajaran tersebut sesuai dengan mementingkan pembentukan
tujuan dalam pembelajaran struktur kognitif.
perkembangan kepribadian dalam Teori belajar kognitivisme
meningkatkan kepribdian di dalam Bruner (dalam Herpratiwi 2009: 23)
diri mahasiswa. mencetuskan teori belajar penemuan
Anthony Robbins (dalam (discovery learning), suatu
Herpratiwi 2009: 15) mendefinisikan pendekatan dalam belajar dimana
belajar sebagai proses menciptakan mahasiswa berinteraksi dengan
hubungan antara pengetahuan yang lingkungannya dengan jalan
sudah dipahami dan pengetahuan mengeksplor dan manipulasi objek,
yang baru. Dari definisi ini dimensi dengan sejumlah pertanyaan dan
belajar memuat beberapa unsur melakukan percobaan. Ide dasar ini
yaitu: 1) penciptaan hubungan, 2) adalah mahasiswa akan mudah
pengetahuan yang sudah dipahami, mengingat konsep jika konsep
dan 3) pengetahuan yang baru. Teori tersebut mereka dapatkan sendiri
belajar kognitivisme merupakan melalui proses belajar penemuan.
perubahan persepsi dan pemahaman, Pembelajaran pada dasarnya
perubahan tersebut tidak selalu merupakan upaya pendidik untuk
berbentuk perubahan tingkah laku membantu mahasiswa dalam
yang diamati. melaksanakan kegiatan belajar, demi
Asumsi dasar teori tersebut mencapai hasil belajar yang
adalah bahwa seorang telah memuaskan. Pembelajaran akan
mengalami pengalaman dan mempunyai arti apabila antara
pengetahuan didalam dirinya, pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan dan pengalaman ini pengetahuan yang lama memiliki
tertata dalam bentuk kognitif. Ciri-ciri keterkaitan. Inilah teori David P.
aliran kognitif adalah mementingkan Ausubel (dalam Herpratiwi 2009:
apa yang ada dalam diri manusia, 38), pembelajaran bermakna, seorang
mementingkan keseluruhan dari pada ahli psikologi pendidikan.
bagian-bagian, mementingkan Pembelajaran bermakna adalah suatu
peranan kognitif, mementingkan proses pembelajaran dimana

157
informasi baru dihubungkan dengan direkomendasikan Merril, yaitu
struktur pengertian yang sudah jenjang yang bergerak dari tahapan
dimiliki seseorang yang sedang mengingat, dilanjutkan
melalui pembelajaran. kemenerapkan, sampai pada tahap
Pembelajaran bermakna terjadi penemuan konsep, prosedur atau
apabila mahasiswa boleh prinsip baru di bidang disiplin
menghubungkan fenomena baru ke keilmuan atau keahlian yang sedang
dalam struktur pengetahuan mereka. dipelajari. Teori belajar Jerome
Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai Bruner (dalam Herpratiwi 2009 : 23)
dengan keterampilan mahasiswa dan berpendapat bahwa kegiatan belajar
mesti relevan dengan struktur akan berjalan baik dan kreatif jika
kognitif yang dimiliki mahasiswa . mahasiswa dapat menemukan
Oleh karena itu, subjek mesti sendiri suatu aturan atau kesimpulan
dikaitkan dengan konsep konsep tertentu.
yang sudah dimiliki para mahasiswa , Para ahli teori belajar psikologi
sehingga konsep-konsep baru kognitif berkesimpulan bahwa salah
tersebut benar-benar terserap satu faktor utama yang
olehnya. mempengaruhi keberhasilan proses
Menurut Brunner (dalam pembelajaran di kelas ialah faktor
Herpratiwi 2009: 41), dalam kognitif yang dimiliki oleh
memandang peoses belajar mahasiswa. Faktor kognitif
menekankan adanya pengaruh merupakan jendela bagi masuknya
kebudayaan terhadap tingkah laku berbagai pengetahuan yang diperoleh
seseorang. Dari sudut pandang mahasiswa melalui kegiatan belajar
psikologi kognitif, bahwa cara yang mandiri maupun kegiatan belajar
dipandang efektif untuk secara kelompok.
meningkatkan kualitas output Teori Vygotsky (dalam
pendidikan adalah pengembangan Herpratiwi 2009 : 83) merupakan
program-program pembelajaran yang teori yang lebih mengacu pada
dapat mengoptimalkan keterlibatan kontruktivisme. Karena lebih
mental intelektual pembelajar pada menekan pada hakikat pembelajaran
setiap jenjang belajar. Sebagaimana sosiokultural. Konsep teori

158
perkembangan kognitif Vygotsky transfer of knowledge ke orang yang
terdapat pada tiga hal: a). hukum belajar atau pebelajar.
genetik tentang perkembangan Fungsi mind atau pikiran adalah
(genetic law of development); b). zona untuk menjiplak struktur
perkembangan proksimal (zone of pengetahuan yang sudah ada melalui
proximal development); dan c). proses berpikir yang dapat dianalisis
mediasi Vygotsky mengemukakan dan dipilah, sehingga makna yang
tiga Kategori pencapaian mahasiswa dihasilkan dari proses berpikir
dalam upaya memcahkan seperti ini ditentukan oleh
permasalahan, yaitu: 1). mahasiswa karakteristik struktur pengetahuan
mencapai keberhasilan dengan baik, tersebut. Pebelajar diharapkan akan
2). mahasiswa mencapai memiliki pemahaman yang sama
keberhasilan dengan bantuan, dan 3). terhadap pengetahuan yang
mahasiswa gagal meraih diajarkan. Artinya, apa yang dipahami
keberhasilan. oleh dosen itulah yang harus
Teori behavioristik menurut dipahami oleh mahasiswa.
Herpratiwi (2009: 85) dalam kegiatan Menurut Thorndike law of
pembelajaran mencangkup beberapa readiness exercise and effect (dalam
hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat Herpratiwi 2009: 21) belajar adalah
materi pelajaran, karakteristik proses interaksi antara stimulus dan
pebelajar, media dan fasilitas respon. Stimulus adalah apa yang
pembelajaran yang tersedia. merangsang terjadinya kegiatan
Pembelajaran yang dirancang dan belajar seperti pikiran, perasaan, atau
berpijak pada teori behavioristik hal-hal lain yang dapat ditangkap
memandang bahwa pengetahuan melalui alat indera. Respon adalah
adalah obyektif, pasti, tetap, dan tidak reaksi yang dimunculkan mahasiswa
berubah. Pengetahuan telah ketika belajar, yang dapat pula
terstruktur dengan rapi, sehingga berupa pikiran, perasaan, atau
belajar adalah perolehan gerakan/tindakan. Jadi perubahan
pengetahuan, sedangkan mengajar tingkah laku akibat kegiatan belajar
adalah memindahkan pengetahuan dapat berwujud konkrit, yaitu yang

159
dapat diamati, atau tidak konkrit laku, tidaklah sesederhana yang
yaitu yang tidak dapat diamati. dikemukakan oleh tokoh tokoh
Meskipun aliran behaviorisme sebelumnya. Menurutnya respon
sangat mengutamakan pengukuran, yang diterima seseorang tidak
tetapi tidak dapat menjelaskan sesederhana itu, karena stimulus-
bagaimana cara mengukur tingkah stimulus yang diberikan akan saling
laku yang tidak dapat diamati. Ada berinteraksi dan interaksi antar
tiga hukum belajar yang utama, stimulus itu akan mempengaruhi
menurut Thorndike (dalam respon yang dihasilkan. Respon yang
Herpratiwi 2009 : 08) yakni: 1). diberikan ini memiliki konsekuensi-
hukum kesiapan; 2). hukum latihan konsekuensi. Oleh karena itu dalam
dan 3). hukum akibat. Ketiga hukum memahami tingkah laku seseorang
ini menjelaskan bagaimana hal-hal secara benar harus memahami
tertentu dapat memperkuat respon. hubungan antara stimulus yang satu
Watson mendefinisikan belajar dengan lainnya, serta memahami
sebagai proses interaksi antara konsep yang mungkin dimunculkan
stimulus dan respon, namun stimulus dan berbagai konsekuensi yang
dan respon yang dimaksud harus mungkin timbul akibat respon
dapat diamati (observable) dan dapat tersebut.
diukur. Jadi walaupun dia mengakui Fungsi mind atau pikiran
adanya perubahan perubahan mental menurut Skinner (dalam Herpratiwi
dalam diri seseorang selama proses 2009: 16) adalah untuk menjiplak
belajar, namun dia menganggap struktur pengetahuan yag sudah ada
faktor tersebut sebagai hal yang tidak melalui proses berpikir yang dapat
perlu diperhitungkan karena tidak dianalisis dan dipilah, sehingga
dapat diamati. makna yang dihasilkan dari proses
Menurut Skinner (dalam berpikir seperti ini ditentukan oleh
Herpratiwi 2009 : 10) hubungan karakteristik struktur pengetahuan
antara stimulus dan respon yang tersebut. Pebelajar diharapkan akan
terjadi melalui interaksi dengan memiliki pemahaman yang sama
lingkungannya, yang kemudian terhadap pengetahuan yang
menimbulkan perubahan tingkah diajarkan. Artinya, apa yang dipahami

160
oleh pengajar itulah yang harus pengembangan bahan ajar penelitian
dipahami oleh peserta belajar. Teori dan pengembangan Borg and Gall.
ini juga cocok diterapkan untuk Peneliti menggunakan langkah-
melatih anak-anak yang masih langkah penelitian dan
membutuhkan dominansi peran pengembangan Borg and Gall sampai
orang dewasa, suka mengulangi dan langkah ketujuh, yaitu research and
harus dibiasakan, suka meniru dan collecting, planning, develop
senang dengan bentuk-bentuk preliminary form of product,
penghargaan langsung seperti diberi preliminary field testing, main product
permen atau pujian. revision, main field testing, and
operational product revision.
METODE PENELITIAN Sedangkan proses pengembangan
Metode penelitian merupakan desain pembelajaran yang digunakan
cara ilmiah untuk mengumpulkan oleh peneliti adalah desain
data dengan tujuan dan kegunaan pembelajaran ASSURE. Tipe ini dipilih
tertentu, sehingga dapat dikatakan sebagai langkah untuk menyesuaikan
kegiatan peneliti yang didasarkan antara model pembelajaran yang
pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, digunakan, metode yang akan
empiris dan sistematis. Metode digunakan, karakteristik objek
penelitian ini adalah Research and belajar. Proses pengembangan model
Development (R&D). Studi lapangan pemelajaran tersebut dilakukan
dilakukan melalui wawancara, berdasarkan proses; 1) analyze
observasi, dan angket baik kepada learner, 2) state objectives, 3) select
mahasiswa maupun dosen. instructional methods, media and
materials, 4) utilize media and
HASIL PENELITIAN DAN material.
PEMBAHASAN
1. Proses Pengembangan Produk 2. Efisiensi Penggunaan Model
Model Pembelajaran Pembelajaran Discovery
Proses pengembangan model Learning
pembelajaran discovery learning.ini Pengukuran efisiensi
menggunakan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran

161
discovery learning dilakukan dengan tetap/terus belajar dimana kualitas
membandingkan waktu yang pembelajaran akan mempengaruhinya.
diperlukan berdasarkan perencanaan Kemenarikan dalam penelitian ini
pembelajaran (waktu yang adalah penerapan model
disediakan) dengan waktu yang pembelajaran discovery learning
digunakan pada pembelajaran pada disukai oleh mahasiswa dan dapat
umumnya. Dari hasil pengujian meningkatan motivasi mahasiswa
didapatkan data waktu yang untuk belajar. Penilaian dilakukan
disediakan adalah 2 x 45 menit, dan pada aspek kemudahan dari
waktu yang dipergunakan dalam penggunaan model pembelajaran
penelitian ini rata-ratanya. discovery learning dan sikap
Berdasarkan nilai rasio yang mahasiswa terhadap pembelajaran
diperoleh di atas, didapatkan bahwa sebesar 89,1 %. Berdasarkan hasil
nilai rasio untuk kelas perlakuan 1, penelitian diketahui bahwa dengan
itu menunjukkan bahwa efisiensinya penerapan model pembelajaran
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa discovery learning pada
penggunaan model pembelajaran pembelajaran. Konstruktivisme
discovery learning dapat merupakan teori penemuan yang
meningkatkan efisiensi waktu ditemukan oleh mahasiswa sendiri
pembelajaran. Sedangkan untuk kelas dan mentransformasikan informasi
yang tidak diberikan perlakukan nilai kompleks, mengecek informasi baru
rasionya adalah 0,5, artinya dengan aturan–aturan lama dengan
pembelajaran seperti biasa juga merevisinya apabila aturan–aturan
efisien, namun nilai efisiensinya lebih itu tidak sesuai bagi mahasiswa agar
rendah dari pada kelas perlakuan. mahasiswa benar–benar memahami
dan dapat menerapkan pengetahuan.
3. Kemenarikan Penggunaan Kesadaran dan wawasan
Model Pembelajaran Discovery tersebut mencakup wawasan
Learning kebangsaan, jiwa dan patriotisme,
Kemenarikan pembelajaran bela negara, penghargaan terhadap
diukur mahasiswa dengan mengamati hak-hak asasi manusia, kemajemukan
kecenderungan mahasiswa untuk bangsa, pelestarian lingkungan hidup,

162
kesetaraan gender, demokrasi, kepribadian mahasiswa ; dan (b)
tanggung jawab sosial, ketaatan pada ujian, ulangan, dan/atau penugasan
hukum, ketaatan membayar pajak, untuk mengukur aspek kognitif
dan sikap serta perilaku anti korupsi, mahasiswa .
kolusi, dan nepotisme. Model discovery learning
Sejalan dengan peraturan menempatkan dosen sebagai
perundangan di atas, maka standar fasilitator. Dosen membimbing
kompetensi kelompok mata kuliah mahasiswa dimana ia diperlukan.
Perkembangan kepribadian Dalam model ini, mahasiswa
bertujuan membentuk mahasiswa didorong untuk berpikir sendiri,
menjadi manusia yang memiliki rasa menganalisis sendiri sehingga dapat
kebangsaan dan cinta tanah air. ”menemukan” prinsip umum
Tujuan ini dicapai melalui muatan berdasarkan bahan atau data yang
dan/atau kegiatan Agama, Akhlak telah disediakan. Model penemuan
Mulia, Perkembangan kepribadan, terbimbing atau terpimpin adalah
Bahasa, Seni dan Budaya, dan model pembelajaran penemuan yang
Pendidikan Jasmani. Pelaksanaan dalam pelaksanaanya dilakukan oleh
pembelajaran pada tiap satuan mahasiswa berdasarkan petunjuk-
pendidikan, kegiatan kelompok mata petunjuk dosen. Petunjuk diberikan
kuliah ini dapat diwujudkan dalam pada umumnya berbentuk
berbagai kegiatan pembelajaran, baik pertanyaan membimbing
dalam kegiatan intrakurikuler melalui (Herpratiwi, 2009: 87). Berdasarkan
mata kuliah maupun ekstrakurikuler pendapat tersebut dapat disimpulkan
melalui pengembangan diri. Untuk bahwa model discovery learning
mengetahui tingkat ketercapaian adalah model pembelajaran yang
kompetensi lulusan, penilaian hasil dimana mahasiswa berpikir sendiri
belajar kelompok mata kuliah sehingga dapat ”menemukan” prinsip
Perkembangan kepribadan dan umum yang diinginkan dengan
kepribadian dilakukan melalui: (a) bimbingan dan petunjuk dari dosen
pengamatan terhadap perubahan berupa pertanyaan-pertanyaan yang
perilaku dan sikap untuk menilai mengarahkan.
perkembangan afektif dan

163
Perkembangan kepribadan tetapi mahasiswa didorong untuk
sebenarnya dilakukan dan mengidentifikasi apa yang ingin
dikembangkan di seluruh dunia, diketahui dilanjutkan dengan mencari
meskipun dengan berbagai istilah informasi sendiri kemudian
atau nama. Mata kuliah tersebut mengorgansasi atau membentuk
sering disebut sebagai civic education, (konstruktif) apa yang mereka
citizenship education dan bahkan ada ketahui dan mereka pahami dalam
yang menyebutnya sebagai democrcy suatu bentuk akhir. Dengan demikian
education. Tetapi pada umumnya dalam mengaplikasikan model
pendapat para pakar tersebut discovery learning dalam sebuah
mempunyai maksud dan tujuan yang bahan ajar pada suatu bidang studi
sama. tertentu maka tidak semua materi
Model discovery learning pelajaran yang harus dipelajari
merupakan suatu model mahasiswa dipresentasikan dalam
pembelajaran yang menitik beratkan bentuk final, beberapa bagian
pada aktifitas mahasiswa dalam discovery learning harus dicari
belajar. Jerome Bruner menyatakan diidentifikasikan oleh mahasiswa
bahwa mahasiswa didorong untuk sendiri. Pelajar mencari informasi
belajar dengan diri mereka sendiri. sendiri (Herpratiwi, 2009: 24).
Mahasiswa belajar melalui aktif Penggunaan model discovery learning,
dengan konsep-konsep dan prinnsip- ingin merubah kondisi belajar yang
prinsip dan dosen mendorong pasif menjadi aktif dan kreatif.
mahasiswa untuk mempunyai Mengubah pembelajaran yang
pengalaman-pengalaman tersebut teacher oriented ke student oriented.
untuk menemukan prinsip-prinsip Merubah modus ekspository
bagi diri mereka sendiri (Slavin, mahasiswa hanya menerima
2014: 46). Prinsip belajar yang informasi secara keseluruhan dari
nampak jelas dalam discovery dosen ke modus discovery mahasiswa
learning menurut Sagala (2009: 179) menemukan informasi sendiri.
adalah materi atau bahan pelajaran Tujuan model discovery learning
yang akan disampaikan tidak sebagai model belajar mengajar
disampaikan dalam bentuk final akan menurut Azhar (dalam Herpratiwi,

164
2009: 34) yaitu: (1) kemampuan to learn), 7). belajar menghargai diri
berfikir agar lebih tanggap, cermat sendiri, 8). memotivasi diri dan lebih
dan melatih daya nalar (kritis, mudah untuk mentransfer, 9).
analisis dan logis); (2) membina dan pengetahuan bertahan lama dan
mengembangkan perilaku ingin lebih mudah diingat, 10). hasil belajar
tahu; (3) mengembangkan aspek discovery mempunyai efek transfer
kognitif, afektif dan psikomotorik; (4) yang lebih baik dari pada hasil
mengembangkan perilaku, lainnya, 11). meningkatkan penalaran
keterampilan kepercayaan murid mahasiswa dan kemampuan untuk
dalam memutuskan sesuatu secara berpikir bebas, dan 12). melatih
tepat dan obyektif. keterampilan-keterampilan kognitif
Kelebihan dari model discovery mahasiswa untuk menemukan dan
learning terbimbing berdasarkan uji memecahkan masalah tanpa
lapangan adalah 1). mahasiswa dapat pertolongan orang lain.
berpartisipasi aktif dalam Dalam discovery learning
pembelajaran yang disajikan, 2). (pembelajaran penemuan) kegiatan
menumbuhkan sekaligus atau pembelajaran yang dirancang
menanamkan perilaku inquiry sedemikian rupa sehingga mahasiswa
(mencari-temukan), 3). mendukung dapat menemukan konsep-konsep
kemampuan problem solving dan prinsip-prinsip melalui proses
mahasiswa, 4). memberikan wahana mentalnya sendiri. Dalam
interaksi antar mahasiswa, maupun menemukan konsep, mahasiswa
mahasiswa dengan dosen, dengan melakukan pengamatan,
demikian mahasiswa juga terlatih menggolongkan, membuat dugaan,
untuk menggunakan bahasa menjelaskan, menarik kesimpulan
Indonesia yang baik dan benar, 5). dan sebagainya untuk menemukan
materi yang dipelajari dapat beberapa konsep atau prinsip. Model
mencapai tingkat kemampuan yang discovery menurut Sagala (2009: 176)
tinggi dan lebih lama membekas diartikan sebagai prosedur mengajar
karena mahasiswa dilibatkan dalam yang mementingkan pengajaran
proses menemukanya, 6). mahasiswa perseorang, memanipulasi objek
belajar bagaimana belajar (learn how sebelum sampai pada generalisasi.

165
Sedangkan Bruner menyatakan DAFTAR PUSTAKA
bahwa anak harus berperan aktif
didalam belajar. Lebih lanjut Fitriani. 2016. Dasar-dasar Evaluasi
Penelitian. Jakarta : PT Rineka
dinyatakan, aktivitas itu perlu
Cipta.
dilaksanakan melalui suatu cara yang Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Universitas
disebut discovery.
Lampung: Lampung.

Mujimah. 2007. Belajar Mandiri. UNY


KESIMPULAN
Press: Yogyakarta.
Berdasarkan pembahasan dari hasil
Slavin. 2014. Menuju Masyarakat
penelitian, peneliti menyimpulkan
Belajar Menggagas Paradigma
bahwa: Baru Pendidikan. Paramadina:
Jakarta.
1. Model pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Buku
Teks Dalam Proses Belajar
kurang bervariasi dan belum
Mengajar. CV.Remaja Karya:
dapat menumbuhkan perubahan Bandung.
kepribadian mahasiswa.
Sagala. 2009. Pemanfaatan Buku Teks
2. Proses pembelajaran discoveri Dalam Proses Belajar
Mengajar. CV.Remaja Karya:
learning dapat menumbuhkan
Bandung.
perubahan kepribadian
mahasiswa.
3. Langkah-langkah pengembangan
model pembelajaran discoveri
learning untuk dapat
menumbuhkan perubahan
kepribadian mahasiswa melalui
materi sumpah pemuda terdiri
dari 7 (tujuh) langkah utama,
yaitu analisis kebutuhan, desain
pembelajaran, desain dan
pengembangan media, validasi
ahli dan revisi, uji coba dan revisi,
uji coba lapangan.

166

Anda mungkin juga menyukai