Anda di halaman 1dari 6

Ujian Tengah Semester

“Belajar dan Pembelajaran”

DOSEN PENGAMPU :
NOVFERMA, S.Pd,M.Pd

D
I
S
U
S
U
N

OLEH : R-002

FRIANTI SILITONGA (A1C218086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
1. Apa yang dimaksud dengan teori humanistik, kognitifisme dan konstruktifisme, berikan
contoh dari teori tersebut dalam proses pembelajaran (dikaitkan dengan teori atau
pendapat ahli)
Jawab :
Teori Humanistik adalah belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Maka teori
Humanistik itu disebut dengan suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya. Teori ini tidak lepas dari pendidikan yang berfokus pada bagaimana menghasilkan
sesuatu yang efektif, bagaimana belajar yang bisa meningkatkan kreativitas dan
memanfaatkan potensi yang ada pada seseorang. 
Contohnya : Melibatkan siswa untuk Aktif. Yang dimana kita bisa memperhatikan
bagaimana siswa yang lebih antusias ketika kemampuannya dianggap sangat berguna dan
sangat dihargai. Ia tidak akan merasa kecil hati hanya karena tidak mampu baik dalam suatu
bidang pembelajaran. Para ahli dalam humanistik memang memiliki pendekatan yang
komprensif untuk membantu seseorang berkembang dengan lebih optimal lagi.
Menentukan strategi belajar. Strategi belajar bisa membuat seseorang menjadi
lebih cepat dalam berkembang karena mendapat kan strategi belajar yang tepat. Teori
humanistik tidak berusaha memaksa orang untuk mengikuti standar tertentu. Apa yang
menjadi potensinya, itulah yang berusaha ditunjukkan atau yang ditonjolkan. Strategi
belajar yang tepat juga dapat membantu untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
memang sesuai dengan apa yang ada. Tidak ada lagi standar baru yang di pukul rata bagi
setiap individu sebab masing-masing individu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri.
Teori Kognitifisme adalah suatu teori yang lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajar. Dan juga dapat kita ketahui bahwa teori kognitifisme itu adalah suatu proses
atau usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat
dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat
relatif dan berbekas. Dan teori ini menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Contohnya : Siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai. Yang dimana siswa itu didorong pleh
motif hidupnya, sehingga ia berusaha atau beruoaya untuk melakukan sesuatu untuk dapat
mencapai tujuan itu. Akan tetapi, selalu ada hambatan yang merintanginya. Para ahli yang
bernama Kurt Lewin mengungkapkan Bila ia mampu mengatasi hambatan dan dapat
mencapai tujuan itu, maka ia akan memasuki medan kognitif yang baru atau pencapaian
yang didalamnya berisi tujuan yang baru pula, demikianlah seterusnya pola belajar itu
berlangsung sepanjang hayat atau selamanya. Menurut piaget, setiap anak
mengembangkan kemampuan berfikirnya menurut tahapan yang teratur. Misalkan proses
pola pikir anak merupakan suatu aktivitas yan ada di dalam pembelajarannya sehari-hari,
tahap demi tahap dari fungsi intelektual berfikirnya, dari konkret menuju abstrak.
Dan Teori Konstruktifisme adalah landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata. Atau bisa juga disebut bahwa Teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang
memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya
dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan
bantuan fasilitasi oranglain.
John Deweg juga mengatakan bahwa Belajar menurut kontruksivisme merupakan proses
aktif peserta didik dalam mengkontruksikan konsep dan pengalamannya. Belajar berarti
pula mengasimilasikan dan menghubungkan materi pelajaran dengan pengertian atau
pengalaman yang telah di miliki. Jean piaget mengemukakan bahwa pengetahuan yang ada
diperoleh seorang anak itu adalah dari hasil konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki
dengan pengetahuan yang baru saja diperolehnya. Lev Vygotsky juga mengatakan bahwa
perkembangan pembelajaran anak dipengaruhi banyak atau pun sedikitnya kebudayaannya,
yang dimana termasuk budaya dari lingkungan keluarganya sendiri dimana ia berkembang.
Contohnya : Siswa dikembangkan menjadi seorang yang memiliki pengetahuan tentang
strategi belajar yang efektif, yang sesuai dengan gaya belajarnya yang dimana ini dikatakan
menrut (Driver and Bell dalam Hamzah), dan tahu bagaimana serta kapan menggunakan
pengetahuan itu dalam situasi pembelajaran yang berbeda. Misalkan termotivasi untuk
belajar oleh dirinya sendiri, bukan karena nilai yang diperolehnya sebagai hasil belajar atau
karena motivasi eksternal yang lain, misalnya guru atau orangtuanya.
2. Buatlah sekenario pembelajaran yang didalamnya termuat teori humanistik dan
konstruktifisme
Jawab :

NO TAHAP PEMBELAJARAN DESKRIPSI PEMBELAJARAN


1 Hakekat Pembelajaran - Humanistik
Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Pada tahapan ini dapat
dilihat kejadian yaitu bagaimana manusia
membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Menurut maslow, manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran, guru
lebih mengarahkan siswa untuk berfikir induktif
atau kedalam, mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses belajar. Dalam pembelajaran
berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk dapat
dierapkan pada materi-materi pembelajaran yang
bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
dan perubahan sikap terhadap fenomena sosial.
- Konstruktifisme
Konstruktifisme ini satu pemdekatan pengajaran
berdasarkan kepada penyelidik tentang bagaimana
manusia belajar . Setiap individu membina
pengetahuan dan bukan hanya menerima
pengetahuan dari orang lain. Bisa kita katakan
bahwa konstruktifisme adalah satu pahaman
bahwa murid membina sendiri pegetahuan atau
konsep yang secara aktif berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman sedia ada. Dalam proses ini murid
akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima
dengan pengetahuan sedia selalu ada untuk
membina pengetahuan baru. Hakikat pembelajaran
menurut teori konstruktifisme adalah suatu proses
pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk
melakuakan proses aktif membangun kosep baru
dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh
karna itu proses pembelajaran harus dirancang dan
dikelola sedemikian rupa sehngga mampu
mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya
menjadi pengetahuan yang bermakna.
2 Ciri-ciri Pembelajaran - Humanistik
Humanistik itu pembelajaran yang menekan kan
pentingnya emosi atau perasaan siswa, pentingnya
komunikasi terbuka, dan menekan kan pada nilai-
nilai yang dimiliki oleh setiap siswa.
- Konstruktivisme
Konstruktivisme memunculkan gagasan atau ide
yang dimiliki oleh siswa dan menggunakanannya
sebagai panduan merancang pembelajaran,
mengarahkan siswa untuk bertanya dan berdialog
ndengan guru, mengaggap pembelajaran senbagai
suatu proses yang sama penting dengan hasil
pembelajaran, mendukung pembelajaran secara
kopertif, humanistik juga memberi peluang kepada
siswa untuk menddapatkan pengetahuan baru
dengan memahaminya melalui keterlibatan diri
siswa dengan situsai dunia yang sebenarnya, serta
pengukuran proses dan hasil belajar siswa terjalin
didalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan
cara guru mengamati hal-hal yang sedang
dilakukan siswa, serta melalui tugas-tugas
pekerjaan.
3 Kelebihan dan kekurangan - Humanistik
Pembelajaran Humanistik kelebihannya bersifat pembentukan
kepribadian , hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena sosial. Siswa merasa senang,
berinisiatif dalam belajar. Guru menerima siswa
apa adanya, memahami jalan pikiran siswa
sedangkan kekurangan dari pembelajaran
humanistik adalah bersifat individual atau sendiri.
Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada
motivasi dan linkungan yang mendukung. Sulit
diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.
- Konstruktivisme
Konstruktivisme, berfikir yang dimana proses
membina pengetahuan baru, murid akan berfikir
untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan
ide, dan membuat keputusan yanbg bijak dalam
menghadapi berbagai kemungkinan dan gambaran.
Paham yang dimana kepahaman siswa tentang
sesuatu konsep dan ide lebih jelas apabila mereka
terlihat secara langsung dalam pembelajaran
pengetahuan baru. Ingat yang dimana setelah
memahami sesuatu konsep, siswa akan dapat ingat
lebih lama konsep tersebut karena mereka terlibat
secara aktif dalam mengaitkan pengetahuan yang
diterimadengan pengetahuan yang sudah ada
untuk membina pengetahuan baru. Yakin yang
dimana murid yang belajar secara konstruktivisme
diberi peluang untuk membina sendiri kepahaman
mereka tentang sesuatu yang dijadikan mereka
lebih yakin akan dirinya sendiri. Kemampuan Sosial
yang Tinggi yang dimana siswa yang berjiwa sosial
tinggi akan mudah bekerja sama dengan orang lain
dalam menghadapi berbagai masalah. Kemampuan
ini diperoleh jika siswa berinteraksi dengan siswa
lain dan guru dalam membina pengetahuan
mereka. Pintar yang dimana dalam pembelajran
kontruktivisme , murid membna sendiri
pengetahuan konsep dan ide secara aktif. Dan
menjadikan mereka lebih paham, lebih yakin dan
lebih pintar dan terus belajar selamanya walaupun
menghadapi persoalan. Sedangkan Kekurangannya
yaitu siswa mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa
tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan
kaidah ilmu pengetahuan sehingga mengakibatkan
miskonsepsi. Konstruktivisme menanamkan agar
siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini
pasti membutuhkan waktu yang lama. Dan juga
siswa berbeda kemampuan satu dengan yang
lainnya.
Peran Guru dan Siswa serta - Humanistik
Gambaran Kelas Humanistik peran guru nya dalam proses
pembelajaran yaitu menjadi fasilitator bagi para
siswa sedangkan guru memberikan motivasi,
kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman
belajar kepada siswa dan mendampingi siswa
untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Adapun
prosesnya : yaitu merumuskan tujuan belajar yang
jelas. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui
kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur dan positif.
Mendorong siswa untuk peka berfikir kritis,
mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar
atas inisiatif sendiri, dan memaknai proses
pembelajaran secara mandiri. Memberikan
kesempatan murid untuk maju sesuai dengan
kecepatannya.
- Konstruktivisme
Konstruktivisme peran guru dalam kelas yaitu
memancing siswa menerangkan ide mereka serta
menghargai pandangan mereka. Menstruktur
pelajaran untuk menyesuaikan kemampuan siswa.
Membantu siswa menyadari kerelevanan
kurikulum kepada kehidupan mereka. Mengajak
siswa menerangkan lebih lanjut jawaban mereka.
Menciptakan pembelajaran kooperatif.
Membimbing siswa mendapatkanjawaban yang
tepat. Adapun peran siswa dalam kelas yaitu :
Siswa mengambil inisiatif mengemukakan
persoalan-persoalan dan isu, kemudian secara
individu mereka membuat analisis dan menjawab
soal-soal itu. Siswa selalu berdiskusi dengan guru
dan siswa lainnya. Siswa mengembangkan
hipotesis yang telah dibuat. Siswa menggunakan
data dan bahan-bahan fisikal, manipulative, atau
interaktif untuk membantu mereka memeroleh ide
dan pengetahuan.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai